Laporan KF Tiosulfat
March 31, 2019 | Author: Nurina K. Pratiwi | Category: N/A
Short Description
Download Laporan KF Tiosulfat...
Description
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Percobaan pertama, menyiapkan 3 erlenmeyer. Pada Erlenmeyer pertama domasukkan 10 mL natr natriu ium m tios tiosul ulfa fatt dan dan 5 mL asam asam sulf sulfat, at, sedan sedangk gkan an pada pada Erlen Erlenme meye yerr kedu keduaa dimasukkan 7,5 mL natrium tiosulfat, 2,5 mL aquades dan 5 mL asam sulfat dan pada Erlenmeyer ketiga dimasukkan 5 mL natrium tiosulfat, 5 mL aquades, dan 5 mL asam sulfat, setel setelah ah pena penamb mbah ahan an asam asam sulf sulfat at,, dihi dihitu tung ng wakt waktun unya ya meng menggu guna nakk kkan an stopw stopwat atch ch dan dan perhitungan waktu dihentikan ketika larutan keruh konstan. konstan. Berikut data hasil percobaan:
V H2SO4 (mL) 5 5 5
Volume (mL) V Na2S2O3
Aquades
Total
10 7 ,5 5
2,5 5
10 10 10
t(detik)
Kekeruhan
344 561 734
++ + ++ +
Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi natrium tios tiosul ulfa fatt yang yang direa direaks ksik ikan an deng dengan an asam asam sulfa sulfatt maka maka akan akan semak semakin in keci kecill wakt waktu u yang yang diperl diperluka ukan n untuk untuk larutan larutan agar agar menjad menjadii keruh keruh konstan konstan.. Hal ini sesuai teori teori bahwa bahwa jika jika konsent konsentrasi rasi laruta larutan n besar besar maka maka akan akan semaki semakin n banyak banyak partik partikel el yang yang bertum bertumbuk bukan an untuk untuk menghasilkan reaksi sehingga menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk maka laju reaksi juga semakin besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan :
Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) +S(s) +SO2(g) + H2O(l)
Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada percobaan pertama diperoleh konsentrasi Na2S2O3 pada Erlenmeyer 1,2,dan3 berturut-turut 0,1 M; 0,075M; 0,05M. setelah itu menghitung orde reaksi melalui rumus
Dan
=
atau
=
Sehingga Sehingga diperoleh nilai orde n berturut-tu berturut-turut rut 1,25; 1,25; dan 0,33. Dari metode non-grafik non-grafik tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan pada orde satu.
Pada percobaan yang kedua, menyiapkan 3 erlenmeyer, pada Erlenmeyer pertama dimasukkan 10 mL asam sulfat dan 5 mL natrium tiosulfat. Sedangkan pada Erlenmeyer kedua dimasukkan 7,5 mL asam sulfat, 2,5 mL aquades, 5 mL natrium tiosulfat dan pada Erlenmeyer ketiga simasukkan 5 mL asam sulfat, 5 mL aquades, dan 5 mL natrium tiosulfat, setelah penambahan asam sulfat, dihitung waktunya menggunakkan stopwatch dan perhitungan waktu dihentikan ketika larutan keruh konstan. Berikut data hasil percobaan:
V Na2S2O3 (mL) 5 5 5
Volume (mL) V H2SO4
Aquades
Total
10 7,5 5
2,5 5
10 10 10
t(detik)
Kekeruhan
343 413 501
+++ ++ +
Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi asam sulfat yang direaksikan dengan natrium tiosulfat maka akan semakin kecil waktu yang diperlukan untuk larutan agar menjadi keruh konstan. Hal ini sesuai teori bahwa jika konsentrasi larutan besar maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk menghasilkan reaksi sehingga menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk maka laju reaksi juga semakin besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan :
Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) +S(s) +SO2(g) + H2O(l)
Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada percobaan pertama diperoleh konsentrasi H2SO4 pada Erlenmeyer 1,2,dan3 berturut-turut 0,5 M; 0,375M; 0,25M. setelah itu menghitung orde reaksi melalui rumus
Dan
=
atau
=
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 Sehingga diperoleh nilai orde n berturut-turut 0,92; dan 0,3. Dari metode non-grafik tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan pada orde satu.
Pada percobaan terakhir, mereaksikan antara logam Mg dengan 25 mL larutan HCl yang memiliki konsentrasi beragam, tujuan dari sub praktikum ini adalah agar mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Langkah awal yang dilakukan adalah menggosok pita Mg dengan kertas amplas, hal ini dilakukan agar lapisan pelindung pita Mg hilang sehingga pita Mg dapat kontak langsung dengan HCl bereaksi menghasilkan produk. Lapisan terluar pita Mg berfungsi agar pita Mg tidak mudah teroksidasi, lapisan tersebut merupakan lapisan yang memilikipotensial electrode lebih negative daripada logam Mg dalam deret volta. Setelah diamplas pita Mg di potong menjadi 16 bagian dengan panjang kurang lebih 0,5 cm, selanjutnya logam Mg dimasukkan kedalam 25 mL HCl dalam Erlenmeyer dengan konsentrasi berturur-turut 2 N; 1,8 N; 1,6N; 1,4 N; 1,2 N; 1,0 N; 0,8 N; 0,6 N. saat pita Mg dimasukkan dihitung waktu yang diperlukan sampai pita Mg habis bereaksi dengan HCl. Untuk setiap konsentrasi dilakukan pengulangan percobaan sebanyak 2 kali. Berikut data hasil percobaan :
HCl (N) 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6
t1(s) 00:14:17 00:15:01 00:18:89 00:27:14 00:31:16 00:40:75 00:48:43 01:09:45
t2(s) 00:14:15 00:15:05 00:18:92 00:27:02 00:31:18 00:40:70 00:48:40 01:09:41
Rata-rata (s) 14 15 18 27 31 40 48 69
Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi HCl yang direaksikan dengan logam Mg maka akan semakin kecil waktu yang diperlukan untuklogam Mg habis bereaksi dengan HCl. Hal ini sesuai teori bahwa jika konsentrasi larutan besar maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk menghasilkan reaksi sehingga menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk maka laju reaksi juga semakin besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan :
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) +H2(g)
Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada percobaan digunakan rumus berikut untuk memperoleh orde reaksi dari HCl
Dan
=
atau
=
Sehingga diperoleh nilai orde m berturut-turut 1; dan 0,4. Dari metode non-grafik tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan pada orde satu.
KESIMPULAN Berdasarkan data percobaan yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Laju reaksi akan semakin besar jika konsentrasi reaktan juga besar. Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi reaktan, maka semakin banyak partikel zat yang bertumbukan dan menghasilkan produk. 2. Reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat merupakan reaksi berorde Satu 3. Reaksi antara logam Mg dengan HCl merupakan reaksi berorde satu.
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 LAMPIRAN PERHITUNGAN
REAKSI ANTARA NATRIUM TIOSULFAT DAN ASAM SULFAT Percobaan 1
a)
b) = ... ?
c) = ... ?
= ... ?
Perhitungan Orde Reaksi Terhadap
≈1
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010
≈1
Percobaan 2
a)
b)
= ... ?
c)
= ... ?
= ... ?
Perhitungan Orde Reaksi Terhadap
≈1
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010
≈1
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 REAKSI ANTARA MAGNESIUM DAN ASAM KLORIDA
r 1 ( HCl 2N dengan HCl 1,8 N)
( HCl 1,6 N dengan HCl 1,4 N)
Penentuan Orde Reaksi HCl
r 3 ( HCl 1,2 N dengan HCl 1,0 N)
r 4 ( HCl 0,8 N dengan HCl 0,6 N)
View more...
Comments