Laporan Kespro
August 3, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Kespro...
Description
LAPORAN PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Disusun oleh: dr. Rani Fatmala
Pendamping : dr. Hj. Reviyani NIP. 19770605201001 2007
PUSKESMAS PANGKALAN BALAI KABUPATEN BANYUASIN PROGRAM INTERNSHIP TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Penyuluhan MAN-1
“KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA”
Oleh : dr. Rani Fatmala
Pembimbing : dr. Hj. Reviyani
Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program Internship Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Pangkalan Balai,
Januari 2018
Pembimbing
dr. Hj. Reviyani
BAB I PENDAHULUAN
Sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
(Definisi sehat menurut WHO).
Sedangkan reproduksi
adalah suatu proses menghasilkan keturunan dalam kehidupan manusia demi kelestarian hidup. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu keadaan sejahtera fisik, fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994). 1994) . Menurut WHO remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun.Sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI nomor 25 ahun 2014 remaja adalah penduduk dalam usia rentang 10-18 tahun. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional mendefinisikan remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-24 tahun dan belum menikah. Hasil survey Penduduk Antar Sensus 2015 menunjukkan remaja berusia 15-24 tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 persen dari penduduk Indonesia. Pada tahun 2016, remaja berusia 15-19 tahun ditemukan masih bersekolah dan seperempatnya ditemukan sudah bekerja dan beberapa lainnya termasuk mengurus rumah tangga. Pernikahan dan kehamilan remaja di Indonesia menurut Riskesdes 2013 menunjukkan angka sebesar 2,71% terjadi di pedesaan pada usia 15-19 tahun. Sedangkan seks pra nikah pada remaja paling sering terjadi pada usia 20-24 tahun pada remaja perempuan, yaitu sebesar 14,6% dibandingkan laki-laki sebesar 4,5% menurut sumber BPS, Kemenkes, BKKBN, ICF International , SKRRI tahun 2007 & 2012. Hal ini dikarenakan banyak remaja tidak memiliki pengetahuan mengenai pendidikan kesehatan reproduksi sehingga menyebabkan berbagai perilaku menyimpang atau berisiko seperti seks pra nikah, aborsi, penggunaan obat-obat terlarang, dan lain-lain. Dalam studinya terhadap remaja di Indonesia, Permana (2011) menemukan angka sebesar 12,5% remaja yang tidka memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi menyetujui praktek aborsi. Sedangkan menurut survey dari BPS, Kemenkes, ICF International , SKRRI, menemukan bahwa remaja laki-laki yang meminum alkohol mencapai 15,6% pada
tahun 2012, dan remaja laki-laki yang menggunakan narkoba hisap pada tahun 2002 mencapai 6%. Susenas juga menemukan perilaku berisiko pada remaja laki-laki pada tahun 2010 yang menggunakan tembakau mencapai 18,4%.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sehat
Sehat disini bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan namun juga sehat mental dan sosio kultural (Definisi sehat menurut WHO).
Sedangkan reproduksi adalah suatu proses
menghasilkan keturunan dalam kehidupan manusia demi kelestarian hidup. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, Pembangunan , 1994). 1994).
2.2 Remaja 2.2.1 Pengertian
Kata remaja berasal dari bahasa Inggris “teenager “ teenager ” yakni manusia usia 13-19 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan (Ali, 2009, p.9). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli, 2009, p.48). Remaja adalah suatu masa ketika individu yang berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2006 p.12). Monks, Knoer dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita, 2006 p.192). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolescence lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004 p.2). 2.2.2 Ciri-Ciri Umum Masa Remaja
Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainnya. Baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang serta pentingnya bagi remaja karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis.
Masa Transisi Merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya, maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang.
Masa Perubahan Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam, tetapi ada perubahan yang terjadi pada semua remaja.
Emosi yang tinggi Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok social menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku. Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung jawab akan resikonya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya.
Masa Bermasalah Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja termasuk masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan karena pada masa remaja dia ingin mengatasi masalahnya sendiri, dia sudah mandiri.
Masa Pencarian Identitas Menyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individual. Bagi remaja penyesuaian diri dengan kelompok pada tahuntahun awal masa remaja adalah penting. Secara bertahap, mereka mulai mengharapkan identitas diri dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala hal dengan teman-teman sebayanya.
Masa Munculnya Ketakutan Persepsi negative terhadap remaja seperti tidak dapat dipercaya, cenderung merusak dan perilaku merusak, mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Demikian pula terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung jawab.
Masa Yang Tidak Realistik Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Apabila dalam hal cita-cita yang tidak realistic ini berakibat pada tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.
Masa Menuju Masa Dewasa Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa disisi lainnya (Gunawan, 2011, p.24-27).
Kurun waktu masa remaja
Wong, et al (2009 p.585) mengemukakan masa remaja terdiri atas tiga subfase yang jelas, yaitu: a. Masa remaja awal usia 11-14 tahun b. Masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun c. Masa remaja akhir usia 18-20 tahun
Agustiani (2006 p.29) mengemukakan masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu : 1) Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi k ondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya. 2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun), masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku. Belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu. 3) Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan sense mengembangkan sense of personal p ersonal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.
Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Menurut Wong, et al (2009 p.585) perkembangan remaja terlihat pada: a. Perkembangan biologis Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder. b. Perkembangan psikologis Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain. c. Perkembangan kognitif Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode berfikir konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. d. Perkembangan moral
Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh autonomi dari orang dewasa mereka harus menggantikan seperangkat moral dan nilai mereka sendiri. e. Perkembangan spiritual Remaja mampu memahami konsep abstrak dan mengintepretasikan analogi serta simbol simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis. f. Perkembangan sosial Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap temen dekat dan teman sebaya.
Masa Pubertas Pada Remaja
Pubertas adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong, et al. 2009 p.585). Masa puber merupakan masa transisi dan tumpang tindih.Dikatakan transisi karena pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remajadan dikatakan tumpang tindih karena beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Menjelang anak matang secara seksual, ia masih disebut “anak puber”, begitu matang secara seksual ia disebut “remaja” atau “remaja muda” (Al muda” (Al Mighwar, 2006, p.70). Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya (Zulkifli, 2005, p.70). Al-Mighwar (2006, p.20) menjelaskan masa puber terjadi secara bertahap, yaitu : a. Tahap Prapubertas Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua terakhir masa kanak-kanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai ”prapuber”, sehingga ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula seorang remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, namun organorgan reproduksinya belum berkembang secara sempurna.
b. Tahap Puber Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis antara masa kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid pertama dan pada anak laki - laki terjadi mimpi basah pertama kali. Dan mulai berkembang ciri - ciri seks sekunder dan sel – sel – sel sel diproduksi dalam organ - organ seks. c. Tahap Pascapuber Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa remaja. Pada tahap ini ciri -ciri seks sekunder sudah berkembang dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang. Wong, et al (2009 p.585) mengatakan bahwa pubertas dibagi atas tiga tahap yaitu: 1) Prapubertas Yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual. 2) Pubertas Merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai dengan keluarnya darah menstruasi pertama kali pada remaja putri sedangkan pada remaja putra indikasi seksualitasnya kurang jelas. 3) Pascapubertas Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya terbentuk dengan cukup baik.
Penyebab Perubahan Pada Masa Pubertas
Usia mulainya pubertas dan perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis, psikososial dan lingkungan. Faktor terpenting tampaknya adalah kesehatan umum individu (Henderson, 2005 p.3). Santrock (2003, p.84) mengemukakan berbagai riset menemukan bahwa sebelum anak matang secara seksual, pengeluaran hormon seks jarang terjadi. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya jumlah hormone yang dikeluarkan, struktur dan fungsi organorgan seks akan semakin matang. Hubungan yang erat antara kelenjar pituitary yang ada pada dasar otak telah terbentuk dengan gonad atau kelenjar seks. Jadi ada tiga hal yang menjadi penyebab masa puber, yaitu : a. Peran kelenjar pituitary Kelenjar pituitary memproduksi dua hormon, yaitu hormone pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk
meningkatkan aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber, jumlah hormone gonadotropik bertambah secara bertahap, demikian pula kepekaan gonad terhadap hormon gonadotropik. Dalam keadaan itulah terjadinya perubahan-perubahan masa puber. b. Peranan Gonad Seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad, bertambah besarlah organ-organ seks, yaitu ciriciri seks primer dan fungsinya pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder seperti berkembangnya rambut kemaluan. c. Interaksi kelenjar pituitary dan gonad dan gonad Hormon yang telah diproduksi gonad , yang telah dirangsang oleh hormon gonadotropik yang diproduksi oleh kelenjar pituitary, kemudian bereaksi terhadap kelenjar ini dan secara berangsurangsur mengakibatkan penurunan jumlah kromosom hormon pertumbuhan yang diproduksi sehingga menjadikan proses pertumbuhan terhenti. Interaksi antara hormon gonadotropik dan gonad terus berlangsung sepanjang kehidupan reproduksi individu, kemudian berkurang secara perlahan saat wanita mendekati menopause. Wong, et al (2009 p.585) mengatakan bahwa secara umum peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis) sebagai respons terhadap stimulasi dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda, yaitu: 1) Produksi dan pelepasan gamet produksi sperma pada pria dan kematangan serta pelepasan ovum pada wanita 2) Sekresi hormon seks yang sesuai, yaitu estrogen dan progesterone dari ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria).
2.2.3 Sistem Reproduksi
1. Organ Reproduksi Laki-laki
Sama halnya dengan ciri sekunder dan primer. Organ reproduksi laki-laki dibedakan menjadi alat alat reproduksi yang tampak dari luar dan yang berada didalam tubuh. Berikut rinciannya : a. Organ Reproduksi Luar
1. Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh darah dan jaringan saraf. Fungsinya yaitu untuk kopulasi (hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memudahkan semen ke dalam organ reproduksi betina). Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi padsa saat dikhitan/sunat. 2. Buah zakar yang terdiri dari kantung zakar yang didalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut skrotum. Skrotum berfungsi melindungi testis serta mengatur suhu yang sesuai untuk spermatozoa (sel sperma). 3. Skr otum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
b. Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam yaitu organ yang tidak tampak dari luar, penjelasannya : 1. Testis Testis sebenarnya adalah kelenjar kelamin, berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormon testosteron. Skrotum dapat menjaga suhu testis. Jika suhu terlalu panas, skrotum mengembang, jika suhu dingin skrotum mengerut sehingga testis lebih hangat. Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron. 2. Tubulus Seminiferus Didalam testis terdapat terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam saluran terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat. 3. Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran) Saluran reproduksi maksudnya tempat sperma keluar atau jalan berupa lubang kecil yang menghubungkan organ dalam. Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra. Penjelasan :
• E pi di di mi s berupa saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. • Vasa deferens berupa saluran panjang panjan g dan lurus mengangkut sperma ke vesika v esika seminalis. Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis). • Sa Salura luran ne ejaku jakula lasi si merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra • Uretra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.`
3. Kelenjar kelamin Pria
• Vesikula seminalis berjumlah sepasang, terletak dibawah dan atas kantung kemih. Merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasanasam dalam saluran reproduksiwanita. • K elenjar pr ost ostat at Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. • K ele lenj nja ar C owp wpe er (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
2. Organ Reproduksi Wanita Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan?keluarnya bayi. Sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara. 2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat dibagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu : Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi vulva. Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak d bagian dalam dan membatasi vulva 3. Mon Monss vene neri ri s, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan bagian atas yang tampak membukit 4. Payudara. disebut juga kelenjar mamae. Payudara akan menghasilakan ASI untuk nutrisi bayi.
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterusdengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan, keluarnya bayi. Sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
2. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam tongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti : Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Progesterone yang berfungsi dalam memelihata masa kehamilan Ovarium di selubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur. Folikel adalah strukur seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan melindungi perkembangan sel telur. 3. F i mbr i ae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikelurakan oleh ovarium. 4. I nfundib nfundibulum ulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae. 5. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan abantuan silia pada dindingnya. 6. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. Oviduct berjumlah sepasang dan menghubungkan ovarium dengan rahim. 7. R ahim hi m / Ute Uterr us merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk sperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
E ndo ndom metri tri um merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.
8. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. 9. Sa Salura luran n vva agina gi na merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina. Berbentuk tabung berlapis otot. Dinding vagina lebih tipis daripada Rahim dan banyak memiliki lipatan. Hal ini untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Vagina juga memiliki lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan kelenjar Bartholin. 10. Klitoris merupakan tonjolan kecil yangt erletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit. Organ utama nya ialah a. Indung telur (ovarium) b. Oviduk (tuba fallopi) c. Uterus d. Vagina
Gametogenesis
Gametogenesis yaitu proses pembentukan gamet (Sel Kelamin) yang terjadi di organ pria maupun wanita. Terdiri dari : 1. Spermatogenesis (Pada Pria) 2. Oogenesis (Pada Wanita)
Spermatogenesis
• Spermatogenesis merupakan proses pros es pembentukan sel spermatozoa. Dibentuk di dalam tubula seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormone yaitu : 1. H orm rmo on F SH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis. 2. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma). • Spermatogenesis berlangsung selama selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada pria.
Penjelasan tahapan spermatogenesis :
Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. • Pada dinding tubulus seminiferus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonia) yang berjumlah ribuan. • Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis membentuk spermatosit primer. • Spermatosit primer melakukan pembelahan meiosis pertama pertama membentuk 2 spermatosit sekunder. • Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid. • Keempat spermatid ini berkembang men jadi sprma matang yang bersifat haploid. • Sperma yang matang akan menuju epididimis. epididimis. • Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 65 -75 hari. Struktur sperma matang terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala sperma tebal mengandung inti haploid yang ditutupi badan khusus yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria spiral yang berfungsi menyediakan energy untuk gerak ekor sperma. Setiap melakukan ejakulasi, seorang laki-laki mengeluarkan kurang lebih 400 juta sel sperma.
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum. Berbeda dengan lakilaki, wanita hanya mengeluarkan satu sel telur saja selama waktu tertentu(siklus). Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol oleh hormon. Pada manusia dan primate siklus reproduksinya disebut siklus menstruasi. Sedangkan pada mamalia lain disebut estrus. Mesntruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dapat dibuahi beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodik. Darah menstruasi sering disetai jaringan-jaringan kecil yang bukan darah. Penjelasan proses oogenesis : -Oogeneis terjadi di ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon sel telur (oosit primer) yang terbentuk sejak bayi lahir.
-Ketika masa puber, oosit primer melakukan pembelahan meiosis menghasilkan oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit primer). Proses ini dipengaruhi oleh FSH (Folicel Stimulating Hormon). - Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu : 1. 1. Hormon Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum. 2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH. 3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum). 4. 4. Hormon Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya hormone, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitra usia 45-50 tahun.
Siklus Menstruasi Kehamilan
Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu : 1. F ase Me Menst nstrr ua uasi si yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakbiatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormone dalam darah menjadi tidaka ada. 2. F ase P r oliferas li ferasii /fase F olilikuler kuler ditandai dengan menurunnya hormone progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. 3. F ase Ovulasi Ovulasi//fase L ute uteal al ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone
progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. 4. F ase pasc asca ao ovulasi/fase vulasi/fase Sekr Sekre esi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan / menstruasi.
Tahapan waktu dalam fertilisasi : 1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah me mbelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel. 2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga balstosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari. 3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi. 4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus. 5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organorgan tubuh. Organ tubuh aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan. Hormon yang berperan dalam kehamilan 1. Progesteron dan estrogen, merupakan hormone yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena
fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormone progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus. 2. Prolaktin merupakan hormone yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi. 3. HCG (Hormone Chorionic Gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke- 8 pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan. 4. H or mon oksi oksito tosi sin n merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan. Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan 1. Relaksin merupakan hormone yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis 2. Estrogen merupakan hormone yang mempengaruhi hormone progesterone yang menghambat kontraksi uterus. 3. Oksitosin merupakan hormone yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus.
Pengaturan Kehamilan
Prinsip Kontrasepsi dalam Reproduksi Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum, sehingga tidak terjadi fertilisasi. Macam cara dalam kontrasepsi adalah : 1. Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita. 2. Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi. 3. Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Seperti spermatosida untuk pria, vaginal douche untuk wanita. 4. Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi. 5. Sterilisasi yaitu dengan membuat steril organ-organ reproduksi bagian dalam. Seperti vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita.
2.2.4 Menstruasi a. Pengertian
Menstruasi adalah pelepasan dinding endometrium yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan (Aulia, 2009, p.8). Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Darah yang keluar dari Rahim berisikan jaringan sel telur yang sudah mati, hormon prostaglandin, dan zat pengencer fibrinolysin yang berasal dari lapisan dinding rahim yang luruh. Prostaglandin yang memeras otot rahim untuk mendorong darah haid keluar, dan itu pula yang membangkitkan rasa nyeri perut selama haid berlangsung. Sedangkan zat pengencer darah dalam haid yang menjadikan darah haid tidak membeku (Nadesul, 2010, p.2223).
b. Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Jarak antara hari pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya disebut siklus menstruasi (BKKBN, 2010). Menstruasi biasanya terjadi pada usia u sia 11 tahun dan d an berlangsung hingga menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3-7 hari (Chaerani, 2006, p.29). Siklus menstruasi pada setiap orang tidak sama. Siklus menstruasi yang normal sekitar 24-31 hari tetapi ada juga yang kurang atau lebih dari siklus menstruasi yang normal. Siklus ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia. Pada masa remaja biasanya memang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari. Pada masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus menstruasi menjadi lebih teratur, walaupun tetap saja bias maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan (BKKBN, 2010). Biasanya menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10 ml hingga 80 ml per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35 ml per harinya. Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar. Pembalut Pemba lut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya
(Chaerani, 2006, p.29-30). Banyak sedikitnya darah yang keluar selama haid ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: 1) Ketebalan lapisan dinding rahim terbentuk setiap daur siklus haid. Ini dipengaruhi oleh aktivitas hormon. Semakin aktif hormonnya, semakin tebal lapisan endometrium yang terbentuk, sehingga semakin banyak darah yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, semakin tipis lapisan endometrium terbentuk, semakin sedikit darah yang harus dibuang selama haid. 2) Ada tidaknya obat-obatan, jamu, bahan berkhasiat yang dikonsumsi, serta adakah pula suatu penyakit pada organ reproduksi. 3) Proses pembekuan darah tubuh ikut menentukan banyak sedikitnya haid yang keluar (Nadesul, 2010, p.23).
c. Fase-fase dalam siklus menstruasi
Setiap siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Ratarata terdapat sekitar 300.000 calon telur yang belum matang/folikel ( follicles follicles)) di kedua indung telur selama masa pubertas. Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan ovulasi (Nadesul, 2010, p.19). Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar di dalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) ke dalam aliran darah sehingga membuat selsel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lender yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim (Chaerani, 2006, p.32). Pada hari pertama menstruasi, terjadi perdarahan akibat peluruhan dinding rahim (endometrium) yang disebabkan oleh penurunan level hormon progesteron. Hal ini terjadi karena ovum (sel telur) yang dilepas pada siklus sebelumnya tidak mengalami pembuahan, sehingga dinding rahim
yang dimaksudkan untuk menangkap ovum yang terbuahi tidak diperlukan lagi. Peluruhan dinding rahim ini berlangsung selama beberapa hari, atau rata-rata lima hari (Nadesul,2010, p.24). Pada saat perdarahan menstruasi ini berlangsung, hormon FSH ( Follicle Follicle Stimulating Hormone)) serta hormon LH ( Luteinizing Hormone) Hormone Hormone) mulai dilepas oleh tubuh, yang berfungsi untuk mematangkan ovum yang akan dilepas pada siklus ini. Saat ovum matang, tubuh mengalami peningkatan hormon estrogen, dan hormon FSH dan LH mengalami penurunan. Dengan hormon estrogen ini, dinding rahim baru perlahanlahan terbentuk. Seiring dengan meningkatnya estrogen, lendir leher rahim, yang berfungsi untuk membantu aliran sperma, mulai terbentuk. Pada saat level hormon estrogen mencapai puncaknya ketebalan dinding rahim juga mencapai maximum, produksi lendir leher rahim juga mencapai maximum dan leher rahim berada dalam kondisi terbuka dan dalam keadaan lembut. Setelah tahap pra-ovulasi dalam siklus menstruasi, setelah estrogen mencapai titik puncaknya dan mulai menurun, terjadi pengeluaran hormon LH dan FSH yang tinggi secara mendadak yang disebut juga sebagai LH Surge, dan hal ini menyebabkan folikel ovum untuk pecah dan mendorong ovum itu sendiri untuk keluar dari ovarium. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan LH. Setelah ovum dilepaskan dari ovarium, folikel yang ada membentuk corpus luteum yang mulai melepaskan hormon progesteron. Hormon inilah yang menyebabkan kenaikan suhu basal tubuh dibandingkan suhu basal tubuh di hari - hari sebelumnya (thermal (thermal shift ). ). Selepas ovulasi, progesteron dan sedikit estrogen menahan dinding Rahim agar tidak luruh. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi pembuahan pada sel telur yang dilepaskan tadi, maka dinding rahim akan dapat menangkapnya dan terjadilah kehamilan. Selepas ovulasi, produksi lendir leher Rahim mengalami penurunan drastis dan posisi leher rahim mulai menutup dan tidak lagi lembut. Lama kelamaan, corpus luteum menjadi hancur produksi progesteron menurun sehingga tidak kuat menahan dinding rahim, terjadilah peluruhan (Chaerani, 2006, p.32-34).
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi
Menstruasi terjadi sebagai akibat proses panjang interaksi antar hormon dalam tubuh wanita, keseimbangan hormon dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : 1) Asupan Nutrisi Pola makan merupakan wujud perilaku manusia pada makanan. Pola makan yang salah dengan tinggi lemak, karbohidrat dan protein akan meningkatkan berat badan yang lebih dan hal ini
secara langsung akan meningkatkan status gizi pada kondisi lebih (obesitas pun dapat terjadi). Penerapan pola makan yang berlebih tentunya akan meningkatkan kerja organ-organ tubuh sebagai bentuk haemodialisa (kemampuan tubuh untuk menetralisir pada keadaan semula) dalam rangka pengeluaran kelebihan tersebut. Dan hal ini tentunya akan berdampak pada fungsi sistem hormonal pada tubuh. Adanya gangguan dari fungsi sistem hormonal dari tubuh tersebut tentunya akan mempengaruhi kerja organ-organ tubuh secara maksimal termasuk organ seksual perempuan baik berupa peningkatan progesteron, estrogen, FSH dan LH sendiri akan berdampak pada gangguan siklus haid yang terlalu cepat maupun maup un siklus haid yang pendek. Sedangkan pada penerapan pola makan yang kurang sendiri (paling banyak diterapkan pada perempuan) akan mempengaruhi kemampuan kerja organ tubuh secara langsung dimana tubuh tidak memiliki kemampuan yang normal karena energi yang sebahagian besar bersumber dari makan tidak mencukupi dan hal ini juga tentunya akan mempengaruhi maksimalisasi kerja organ sendiri. 2) Kondisi Psikologis Menstruasi tidak lancar bisa disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah stres psikologis. Banyak penelitian menemukan adanya hubungan nafsu makan tinggi dengan the level of psychological events and behaviour . Saat menstruasi tidak lancar, wanita bisa mengalami emotional hunger yaitu keinginan mengisi perut yang kuat sekali, biasanya makanan camilan energi dan lemak tinggi, karbohidrat olahan dan sederhana tinggi. Secara fisiologis, Anda mungkin tidak lapar, lambung tidak kosong dan tubuh belum memerlukan makanan (biological ( biological hunger ). ). Wanita harus mengelola stres psikologis dengan baik agar menstruasi bisa lancar kembali (Gunawan, 2011, p.46).
2.2.5 Perubahan Fisik
Pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, termasuk pertumbuhan organorgan reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik (Yuanita, 2011, p.15). Perubahan ini ditandai dengan munculnya : 1. Tanda-tanda seks primer
Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks (terjadinya haid pada remaja putri dan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki). Pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer, yaitu organ-organ seks merupakan perubahan fisik mendasar
yang ketiga. Organ-organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber dengan tingkat kecepatan yang bervariasi. Haid dianggap sebagai petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang. Gejala ini merupakan awal dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, dan akan berhenti saat wanita mencapai menopause (Al-Mighwar, 2006 p.29). 2. Tanda- tanda seks sekunder
Pada masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi, termasuk pertumbuhan seks sekunder. Pada masa ini juga remaja mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat (BKKBN, 2010). Tanda-tanda seks sekunder pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Ciri-ciri seksual pada remaja putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat (Al-Mighwar, 2006, p.28-29). Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain : a. Pinggul yang membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit. b. Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi semakin lebih besar dan lebih bulat lagi. c. Tumbuhnya rambut di kemaluan, ketiak, lengan dan kaki, dan kulit wajah. Semua rambut, kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. d. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang poripori bertambah besar. Suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu (melodious), suara serak dan suara yang pecah jarang sekali terjadi. e. Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit k ulit lebih menjadi kasar disbanding kulit anak anak-anak. -anak. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. f. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
g. Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki. (Al-Mighwar, 2006 p.29). Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal dibawah pengauh sistim saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama - sama. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder. Perubahan yang tidak tampak jelas adalah
perubahan
fisiologis
dan
kematangan
neurogonad
dengan
kemampuan
untuk
bereproduksi. Perbedaan fisik antara dua jenis kelamin k elamin ditentukan dengan karakteristik p pembeda, embeda, karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi reproduktif (misalnya : ovarium, uterus, payudara, penis). Karakteristik seks sekunder merupakan perubahan yang terjadi di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (misalnya : perubahan suara, munculnya rambut pubertas dan bulu pada wajah, penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi (Wong, et al. 2009 p.585). Menurut Al-Mighwar (2006 p.26) perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi selama masa remaja adalah sebagai berikut :
1) Perubahan Ukuran Tubuh Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan perubahan fisik mendasar yang pertama pada masa pubertas. Hurlock berpendapat bahwa pertambahan tinggi badan anak-anak perempuan mencapai rata - rata 3 inci per tahun, dalam tahun sebelum haid, bahkan bisa saja mencapai 5 hingga 6 inci. Peningkatan berat tubuh bukan hanya disebabkan lemak, tetapi juga semakin bertambah beratnya tulang dan jaringan otot. Pada anak perempuan, peningkatan berat tubuh yang paling besar terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Pada awal terjadinya pertumbuhan pesat, lemak cenderung menumpuk, terutama di sekitar perut, puting susu, pinggul, paha, pipi, leher dan rahang. Biasanya lemak itu akan hilang dengan sendirinya pada saat akhir masa puber dan pesatnya pertumbuhan tinggi badan.
2) Perubahan Bentuk Tubuh Perubahan bentuk tubuh merupakan perubahan fisik mendasar kedua. Akibat terjadinya kematangan yang lebih cepat dari daerahdaerah tubuh yang lain, sekarang daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya kecil menjadi besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan.
Namun demikian semua bagian itu akan mencapai ukuran dewasa walaupun perubahannya terjadi sebelum akhir masa puber pada akhir masa remaja. Awal pubertas, ekstremitas tumbuh lebih cepat daripada batang tubuh. Pertumbuhan ekstremitas kemudian berhenti, tetapi batang tubuh terus tumbuh dengan baik sampai remaja. Pertumbuhan batang tubuh yang paling besar biasanya pada tulang pelvis. Lebarnya bertambah lebih cepat dari pada ukuran antero-posterior. Rongga pelvis memanjang dan pintu panggul melebar, untuk mempersiapkan fungsi kehamilan (Henderson, 2005 p.3). Menurut Sarwono (2011, p.62), urutan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada remaja adalah sebagai berikut : a) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota - anggota badan menjadi panjang). Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit. b) Pertumbuhan payudara, p ayudara, seiring pinggul p inggul membesar, maka m aka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. c) Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan. Rambut kemaluan yang tumbuh ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. d) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya. e) Bulu kemaluan menjadi keriting. f) Haid adalah perdarahan secara periodik dan d an siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2006,p.46). g) Tumbuh bulu-bulu ketiak.
2.2.6 Pengetahuan 1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmojo,2010 p.27). Pengetahuan adalah pengenalan kembali akan hal yang sudah diketahui dalam ide abadi. Pengetahuan merupakan kumpulan ingatan terpendam, dalam benak manusia. Dengan demikian untuk
mengetahui sesuatu, untuk menyelidiki sesuatu dan berarti untuk pada pengetahuan sejati, kita hanya mengandalkan akal budi. (Plato ( dalam Keraf & Dua ), 2005 p.44 ). Menurut Locke ( dalam Keraf & Dua, 2001 p.44 ) semua konsep atau ide mengungkapkan pengetahuan manusia sesungguhnya berasal dari pengalaman manusia. Konsep atau ide – ide ide ini diperoleh dari panca indra atahu dari refleksi ata apa yang diberikan oleh panca indra. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs (beliefs), ), takhayul ( superstitions), dan penerangan - penerangan yang keliru (misinformations) (Soekamto, 2006 p.6).
2. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam ) tingkatan yaitu : a. Tahu ( know) Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) ( recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (comprehension) (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang aspek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap
objek
atau
materi
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya. c. Aplikasi (applications) (applications) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru kata lainnya adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya. f. Evaluasi (evaluation) (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek (Notoatmodjo, 2003 p.123).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Faktor internal 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. 2) Umur Menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. b. Faktor eksternal 1) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. 2) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. (Wawan, 2010, p.16-18).
4. Cara pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatantingkatan dibawah ini: a. Tingkat pengetahuan baik bila skor 76%-100% b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56%-75% c. Tingkat pengetahuan kurang jika skor
View more...
Comments