Laporan Kerupuk

May 17, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Kerupuk...

Description

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kelembaban udara selalu memiliki korelasi ataupun hubungan dengan temperatur. Kedua komponen iklim ini memiliki pengaruh pada konidisi lingkungan suatu tempat. Disamping itu juga kelembaban udara bersama dengan temperatur juga memiliki pengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit. Hal ini terjadi karena, kondisi kelembaban dan temperatur pada nilai tertentu merupakan nilai yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman. Oleh karena itu, dengan mengetahui kelembaban dan juga temperatur pada suatu wilayah, maka kita dapat menentukan langkah antisipatif untuk budidaya tanaman. Sebab, jika kita

mengetahui

kelembaban suatu tempat, maka kita dapat menentukan tanaman apa yang tepat untuk dibudidayakan pada nilai kelembaban yang kita ketahui. Kelembaban udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio antara tekanan uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama. Kelembapan udara adalah kadar uap air yang ada di udara. Dimana kelembapan udara merupakan bagain dari komponen iklim yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan. Kelembapan udara disuatu tempat dapat berpengaruh pada semua aktivitas yang kita lakukan, terkhusus pada pertanian.

Dari gambaran umum di atas khususnya dalam hal industri kecil baik di daerah pinggiran kota maupun di pelosok-pelosok daerah dapat dijadikan pertimbangan guna membantu perkembangan laju industri kecil guna mengembangkan usaha dalam proses produksinya.

Dalam tugas

akhir ini segmentasi sasaran mengarah pada industri kecil yang sedang berkembang, khususnya pada bidang industri krupuk yang masih banyak sekali menggunakan tenaga manusia maupun alat konvensional dalam kegiatan produksi yang dirasa kurang efisien dalam meningkatkan produksi yang dihasilkan, diharapkan mesin pemotong gelondongan krupuk ini mampu membantu industri kecil maupun menengah dalam meningkatkan produksi baik secara kualitas maupun jumlah produk yang di hasilkan. Setelah dipanen bahan pangan yaitu buah-buahan secara fisiologik masih hidup. Proses hidup ini berlangsung dengan menggunakan persediaan “bahan bakar” yang ada. Proses hidup ini perlu dipertahankan, tetapi sebaiknya jangan dibiarkan berlangsung cepat. Kalau proses hidup ini berjalan cepat, maka akan cepat pula bahan pangan tersebut mati karena kehabisan “bahan bakar” dan dapat terjadi kebusukan. Kelembapan

adalah konsentrasi uap air di udara. Angka

konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan

udara

dalam

sebuah

bangunan

dengan

sebuah

pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Kerupuk terbuat dari adonan yang bahan utamanya adalah pati. Berbagai bahan berpati dapat diolah menjadi kerupuk, diantaranya adalah

ubi kayu, ubi jalar, beras, sagu, terigu, tapioka dan talas. Pada umumnya pembuatan kerupuk adalah sebagai berikut : bahan berpati dilumatkan bersama atau tanpa bumbu, kemudian dimasak (direbus atau dikukus) dan dicetak berupa lempengan tipis lalu dijemur yang disebut kerupuk kering. Sebelum dikonsumsi, kerupuk kering digoreng atau dipanggang terlebih dahulu. Semakin banyak penambahan bahan baku bukan pati semakin kecil pengembangan kerupuk pada saat penggorengan dan pengembangan menentukan kerenyahannya. Granula pati yang tidak terglatinisasi secara sempurna akan menghasilkan daya pengembang yang rendah selama penggorengan produk akhirnya. Granulu-granula pati yang terglatinisasi sempurna akan akan mengakibatkan pemecahan sel-sel pati lebih baik selama penggorengan

I.2. Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh NaCl pada penyimpanan keripik.

BAB II LANDASAN TEORI II.1. Kerupuk Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk, ukuran, warna, bau, rasa, kerenyahan, ketebalan ataupun nilai gizinya. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang, ikan atau bahan perasa yang lain. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipistipis, dikeringkan di bawah sinar matahari atau alat pengering lain dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado. Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum dijumpai di Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci hanya dibuat dari adonan sagu dicampur garam, bahan pewarna makanan. Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng. Kerupuk ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual dalam bentuk sudah digoreng. Kerupuk terbuat dari adonan yang bahan utamanya adalah pati. Berbagai bahan berpati dapat diolah menjadi kerupuk, diantaranya adalah ubi kayu, ubi jalar, beras, sagu, terigu, tapioka dan talas. Pada umumnya pembuatan kerupuk adalah sebagai berikut : bahan berpati dilumatkan bersama atau tanpa bumbu, kemudian dimasak (direbus atau dikukus) dan dicetak berupa lempengan tipis lalu dijemur yang disebut kerupuk kering. Sebelum dikonsumsi, kerupuk kering digoreng atau dipanggang terlebih dahulu. Semakin banyak penambahan bahan baku bukan pati semakin kecil pengembangan kerupuk pada saat penggorengan dan pengembangan

menentukan kerenyahannya. Granula pati yang tidak terglatinisasi secara sempurna akan menghasilkan daya pengembang yang rendah selama penggorengan produk akhirnya. Granulu-granula pati yang terglatinisasi sempurna akan akan mengakibatkan pemecahan sel-sel pati lebih baik selama penggorengan.

II.2. Kelembaban Kelembapan udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air diudara (atmosfer).

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka

konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan disebut dengan Higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembap (dehumidifier). Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh. Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Ada dua istilah kelembapan udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan rendah. Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang

banyak diudara, sedangkan kelembapan rendah adalah jumlah uap air yang sedikit diudara. Kelembapan udara dapat dinyatakan sebagai kelembapan udara absolut, kelembapan nisbi (relatif), maupun defisit tekanan uap air.Kelembapan absolut adalah kandungan uap air yang dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya per satuan volume (kg/m3). Kelembapan nisbi (relatif) adalah perbandingan kandungan (tekanan) uap air actual dengan keadaan jenuhnya (g/kg). Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual.

II.3. Jenis-jenis Kelembaban 1. Kelembapan absolut Kelembapan absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m3). 2. Kelembapan spesifik Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air, mw, per kilogram udara, ma . 3. Kelembaban relatif / Nisbi Kelembapan Relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau apda kapasitas udara untuk menampung uap air.

BAB III BAHAN DAN METODE III.1. Bahan dan Alat  Bahan yang digunakan, yaitu : 1. Kerupuk 2. Larutan Natrium Clorida (NaCl)  Alat yang digunakan, yaitu : 1. Timbangan 2. Botol/toples 3. Benang

III.2. Langkah Kerja

Buat larutan

Kalium Karbonat RH 43,2% Natrium KloridaRH 75% Amonium SulfatRH 80%

Tambahkan air sebanyak 100 ml lalu aduk hingga tidak larut lagi

Masukkan kedalam toples kemudian gantungkan kerupuk dengan benang

Simpan selama 1 minggu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Data Indikator yang diamati, yaitu : 1. Kerenyahan 2. Berat Akhir 3. Tekstur  Pengamatan minggu ke-0 Berat awal

4,0 gr

Berat akhir

-

kerenyahan

Renyah

tekstur

keras

 Pengamatan minggu ke-1 Berat awal

4,0 gr

Berat akhir

3,8 gr

Kerenyahan

Tidak renyah

tekstur

lunak

Kelompok I Berat awal

5,5 gr

Berat akhir

4,2 gr

Kerenyahan

Tidak renyah

tekstur

keras

Kelompok II Berat awal

4,0 gr

Berat akhir

3,8 gr

Kerenyahan

Tidak renyah

tekstur

lunak

IV.2. Pembahasan Penyimpanan dengan NaCl sangat berpengaruh pada tekstur dan kerenyahan kerupuk yang disimpan. Hal ini dibuktikan pada hasil praktikum tekstur kerupuk akan menjadi lebih lunak dan tidak renyah. Penyusutan bahan juga terjadi pada bahan,akibatnya bahan akan kehilangan bobotnya dan akan menyusut sehingga kerupuk menjadi kecil. Ada dua istilah kelembapan udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan rendah. Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan kelembapan rendah adalah jumlah uap air yang sedikit diudara. Kelembaban udara dapat didefinisikan yaitu tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh. Udara jenuh ini yang menyebabkan penyusutan pada kerupuk yang disimpan.

BAB V PENUTUP

V.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum ini, yaitu penyimpanan dengan berbagai larutan yang digunakan sangatlah berbeda, hal ini terlihat pada data yang dihasilkan pada praktikum. Kelembaban udara sangatlah berpengaruh pada penyimpana kerupuk didalam toples. Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara dibandingkan dengan apa udara dapat "tahan" pada suhu itu. Ketika udara tidak bisa "menahan" semua kelembaban, maka mengembun seperti embun. Larutan Natrium Clorida yang terdapat didalam toples akan menguap karena tidak adanya udara yang keluar dari dalam toples tersebut. Kemudian kerupuk tersebut akan menyerap larutan yang menguap tersebut, karena kerupuk tidak tahan dengan tekana larutan, akibatnya terjadi penyusutan pada kerupuk tersebut.

V.2. Saran Adapun ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu mengetahui cara penggunaan alat yang kita gunakan. Selain itu juga, waktu yang kita jadwalkan dalam pengukuran kelembaban udara haruslah sesuai dan tepat waktu pada saat pengukuran kelembaban udara. Dan yang tidak kalah penting adalah pemasangan ataupun penempatan alat harus tepat. Sebagai

saran

dalam

praktikum

ini

kemungkinan

bisa

menggunakan metode penyimpanan yang lain dalam penyimpanan bahan pangan agar mahasiswa dapat mengetahui dan dapat membedakan pengaruh penyimpanan pada bahan dengan berbagai metode penyimpanan yang dilakukan dan juga larutan yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban_relatif.(diakses pada tanggal 10 desember 2012)

Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Kerupuk. (diakses pada tanggal 10 Desember 2012).

Anonim.2011.http://artikeldanmakalahagusra.blogspot.com/2011/06/ kelembaban.html ( diakses pada tanggal 10 desember 2012)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF