LAPORAN KERJA PRAKTEK SEMEN GRESIK - BAB IV.pdf
August 7, 2018 | Author: Haris Pratama | Category: N/A
Short Description
LAPORAN KERJA PRAKTEK SEMEN GRESIK DENGAN TUGAS KHUSUS ANALISA NERACA MASSA DAN ENERGI...
Description
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1
Struktur Organisasi Seksi Jaminan Mutu
Manajer Mutu I
Manajer Mutu II
Planner Jaminan Mutu
Regu Bahan Bakar
Regu Kimia
Regu Fisika
Bahan Baku & Penolong
Gambar IV.1.1 Struktur Organisasi Seksi Jaminan Mutu
IV.2
Tugas Pokok Seksi Jaminan Mutu
Seksi jaminan mutu berada di bawah biro jaminan mutu, departemen litbang & jaminan mutu. Tugas pokok seksi jaminan mutu adalah untuk menjamin mutu incoming dan da n outgoing sesuai standard yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam SNI yang merupakan adopsi penuh dari ASTM.
IV.3
Penjelasan Singkat Tugas Seksi Jaminan Mutu
Seksi ini bertanggung jawab untuk melakukan serangkaian uji laboratorium untuk memastikan kualitas bahan mentah, bahan bakar, dan produk jadi benar-benar sesuai target. Seksi ini bertindak sebagai quality assurance di SEMEN INDONESIA. Dalam menjalankan tugasnya, Seksi Jaminan Mutu memiliki 3 laboratorium, yakni Laboratorium Kimia, Laboratorium Batu Bara dan Bahan Bakar Alternatif, serta Laboratorium Fisika. IV.3.1. Laboratorium Kimia
Adalah laboratorium yang mengadakan analisa bahan untuk memeriksa oksida-oksida semen. Sampel yang diambil berupa produk semen hasil dari hasil gilingan finish mill. Tugas
Bab IV Pembahasan
laboratorium kimia adalah melakukan analisa kuantitatif dengan cara gravimetri untuk komposit produk semen meliputi analisa kadar SiO2,Al2O3,CaO,SO3,Fe2O3, free lime dan insulubel. IV.3.2. Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika bertugas memeriksa sifat-sifat fisis, yaitu: 1. Bahan mentah
Pada laboratorium fisika, bahan mentah yang diuji hanya trass yaitu dengan menguji kuat tekannya (pozzolan activity). activity). Frekuansi
: satu kali sehari
Standar mutu trass
:
SiO2 +
Al2O3 + Fe2O3
: 75%
Kuat
tekan pozzoland
: 800 Psi
H2O
bebas
: 10%
2. Semen a. Setting Time
adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras, mulai penambahan air sampai pengadukan. Analisa dilakukan dengan metode vicat yang dilakukan dalam waktu 45-330 menit, atau dengan metode gillmore yaitu dengan menggunakan peralatan bersuhu 21oC – 25oC, kelembaban 95% dan dilaukan selama 1 jam penentrasi. Frekuensi dilakukan selama satu kali sehari. b. Kuat Tekan Semen
yaitu kemampuan semen untuk menerima tekanan. Analisa dilakukan dengan membuat semen yang dicetak dan dibiarkan dikamar lembab selama 3,7 dan 28 hari lalu ditekan. Frekuensi dilakukan selama satu kali sehari. c. False Set
yaitu pengerasan semua dari pasta semen disertai tanpa disertai panas hidrasi yang berlangsung selama beberapa menit. Pengerasan semua ini dapat dihilangkan dengan penambahan pengadukan. Frekuensi dilakukan se lama satu kali sehari. sehari. d. Kehalusan
Kehalusan semen berpengaruh pada kekuatan semen, semakin halus semen maka kekuatan semen semakin tinggi. Frekuensi dilakukan selama satu kali sehari.
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
61
Bab IV Pembahasan
e. Pemuaian
yaitu dengan mengeringkan produk selama 24 jam kemudian dimasukkan dalam autoclave selama 3 jam. Bila semen mempunyai kadar free lime yang terlalu tinggi makan pemuaiannya akan lebih cepat.
IV.3.3. Laboratorium Batubara
Laboratorium batubara bertugas untuk menganalisa batubara secara proximate. Komponen-komponen yang dianalisa antara lain ash content, volatile matter, total sulfur, gross heating value, dan total moisture. Sampel batubara diambil setiap kali ada kedatangan batubara dari Kalimantan. Apabila ternyata hasil a nalisa batubara tidak t idak sesuai de ngan standart batubara yang dibutuhkan PT. SEMEN INDONESIA maka batubara yang telah dikirimkan tersebut akan dikembalikan atau PT. SEMEN INDONESIA mau menerima kembali dengan harga yang lebih murah.
IV.4
Perhitungan Neraca Massa dan Energi pada Kiln
Data-data diambil pada tanggal 8 bulan bu lan Juli 2013 Laboratorium Pengendalian Proses dan Laboratorium Jaminan Mutu PT. SEMEN INDONESIA (P ersero), Tbk. Pabrik Tuban Unit 4. IV.4.1 Perhitungan Neraca Massa
Untuk menghitung kebutuhan energi yang diperlukan kiln, maka sistem yang ditinjau adalah sistem overall. Basis : 1 jam operasi a. Massa Input
Bahan baku (umpan kiln) masuk preheater = 601000 kg
Komposisi umpan kiln masuk preheater: Komposisi
% Berat
SiO2
13,36
Al2O3
3,84
Fe2O3
2,24
CaO
42,8
MgO
1,3
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
62
Bab IV Pembahasan
Diketahui :
% CaCO3
H2O
0,5
K 2O
0,4
Na2O
0,21
SO3
0
Cl
0,03
Total
64,68
BM CaCO 3
= 100 gr/ mol
BM MgCO3
= 84 gr/ mol
BM CaO
= 56 gr/ mol
BM MgO
= 40 gr/ mol
=
BM CaCO3 BM CaO
x % CaO
100 x 42,8% 56
=
= 76,42% % Mg CO3
=
BM MgCO3 BM MgO MgO
= 84
x % MgO MgO
x 1,3%
40 = 2,73 %
menghitung massa masing-masing komponen pada umpan kiln
massa SiO2 =
13,36
x 601000 kg
100 = 80293,6 kg
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
63
Bab IV Pembahasan
dengan cara yang sama dapat diketahui massa masing-masing komponen yang menjadi umpan kiln, sehingga diperoleh massa sebagai berikut: Komposisi
% berat
massa total (kg)
SiO2
13,36
80293,6
Al2O3
3,84
23078,4
Fe2O3
2,24
13462,4
CaCO3
76,42
459335,7
MgCO3
2,73
16407,3
H2O
0,5
3005
K 2O
0,4
2404
Na2O
0,21
1262,1
SO3
0
0
Cl
0,03
180,3
Total
99,74
601000
Umpan tanpa H 2O ( umpan kering ) Umpan tanpa H2O = umpan masuk suspension preheater – massa massa H 2O dalam umpan+dust from E.P to kiln-dust lost from kiln asumsi dust loss = 10% massa yang hilang karena dust loss = 10% x 601000 = 59799,5 kg massa umpan masuk masuk calciner = 601000 - 59799,5 = 538195,5 kg kg sehingga diperoleh massa yang masuk calciner adalah sebagai berikut: Komposisi
% berat
massa(kg)
SiO2
13,36
71902,9
Al2O3
3,84
20666,7
Fe2O3
2,24
12055,5
CaCO3
76,42
411335,1
MgCO3
2,73
14692,7
H2O
0
0
K 2O
0,4
2152,7
Na2O
0,21
1130,2
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
64
Bab IV Pembahasan
SO3
0,43
2314,2
Cl
0,03
161,4
Total
99,854
538195,5
Reaksi calsinasi di suspension preheater berlangsung dengan derajat calsinasi 94 % (asumsi data pabrik ) Komponen yang mengalami kalsinasi, yaitu CaCO 3 dan MgCO3
Reaksi (1) : CaCO3
CaO + CO2
CaCO3 yang terkalsinasi
= 0,94 x berat CaCO 3 dlm umpan = 0,95 x 411335,1 kg = 386655,02 kg
CaO Terbentuk
=
BM CaO x Berat CaCO3 yangterk yangterkal al sin asi BM CaCO3
= 56
x 386655,02 kg
100 = 216526,81 kg CO2 Terbentuk
= BM CO2 x Berat CaCO3 yang terkalsinasi BM CaCO3 = 44 x 386655,02 kg 100 = 170128,21 kg
CaCO3 Sisa
= [ Berat CaCO 3 dalam umpan – Berat Berat CaCO 3 reaksi ] = 411335,1 - 386655,02 = 70384,01 kg
Reaksi (2): Mg CO3
Mg CO3 yang terkalsinasi
MgO + CO2 = 0,94 x berat Mg CO 3 dalam umpan = 0,94 x 14692,7 = 13811,17 kg
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
65
Bab IV Pembahasan
MgO Terbentuk
=
=
BM MgO BM MgCO3
x Berat Berat MgCO3 yang terkal sin asi
40 x 13811,17 kg 84
= 6576,74 kg CO2 terbentuk
= BM = BM CO2 x Berat MgCO MgCO3 yang terkalsinasi BM MgCO3 = 44
x 13811,17 kg
84 = 7234,42 kg MgCO3 sisa
= [ Berat MgCO3 – Berat Berat MgCO3 reaksi ] = 14692,7- 13811,17 = 2514,09 kg
Komposisi umpan kiln setelah kalsinasi:
komponen
massa total (kg)
SiO2
71902,9
Al2O3
20666,7
Fe2O3
12055,5
CaCO3 sisa
70384,1
MgCO3 sisa
2514,1
CaO
216526,8
MgO
6576,7
K2O
2152,7
Na2O
1130,2
SO3
2314,2
Cl
161,4
total
406385,5
CO2 Hasil kalsinasi
= Berat CO 2 hasil Reaksi 1+ Berat CO 2 hasil Reaksi 2 = 170128,2 + 7234,4 = 177362,6 kg
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
66
Bab IV Pembahasan
Perhitungan Kebutuhan Batu Bara Di Suspension Preheater :
Jumlah batu bara masuk SP
= 32510 kg/jam
Komposisi batu bara :
Komponen
% berat
Massa(kg)
C
51,77
16830,4
H2
3,72
1209,3
N2
0,55
178,8
O2
20,23
6576,7
S
0,32
104,1
moist (H2O)
10,32
3355,1
Ash content
13,25
4307,5
100
32510
Total
Komposisi Ash Batu Bara di Suspension Preheater :
komponen
%berat
SiO2
Massa (kg) 36,99
1593,3
Al2O3
21,5
926,1
Fe2O3
5,54
238,6
CaO
28,94
1246,6
MgO
2,38
102,5
SO3
5,82
250,7
101,17
4307,5
Asumsi : Reaksi pembakaran berlangsung sempurna,dimana derajat kesempurnaan reaksinya adalah 100 % Komponen yang bereaksi adalah C, S dan H 2 Dimana :
BM C
= 12 gr/ mol
BM H2O = 18 gr/ mol BM H2
= 2 gr/ mol
BM SO2 = 64 gr/ mol BM S
= 32 gr/ mol
BM O2
= 32 gr/ mol
BM CO2 = 44 gr/ mol
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
67
Bab IV Pembahasan
Sehingga :
Reaksi 1 : C + O2
CO2 yang terbentuk
CO2 =
BM CO2 BM C
= 44
x Berat Berat C
x 16830,4 kg
12 = 61711,5 kg
O2 yang diperlukan
=
BM O2 BM C
= 32
x Berat Berat C
x 16830,4 kg
12 = 44881,1 kg
Reaksi 2 : S + O2
SO2 yang terbentuk
SO2 =
BM SO2 BM S
= 64 32
xBerat xBerat S
x 104,1 kg
= 208,1 kg O2 yang diperlukan
=
BM O2 BM S
= 32 32
xBerat xBerat S
x 104,1 kg
= 104,1kg
Reaksi 3: H2 + ½ O2
H2O yang terbentuk
H2O =
BM H 2 O BM H 2
x Berat Berat H 2
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
68
Bab IV Pembahasan
= 18 2
x 1209,3 kg
= 10884,3 kg O2 yang diperlukan
=
1
BM O2
2
BM H 2
= 1
x Berat Berat H 2
32 x 1209,3
2
2
= 9674,9 kg
Total O2 yang diperlukan untuk bereaksi = O2 dari reaksi 1 + O 2 dari reaksi 2 + O 2 dari reaksi 3 = 44881,1 + 104,1 + 9674,9 = 54660,1 kg O2 dalam batu bara = 6576,7 kg
Kebutuhan O2 teoritis = total O 2 yg di perlukan - O2 dalam batu bara = 54660,1 - 6576,7 = 48083,3 kg
Udara pembakaran yang digunakan d igunakan 3,30 % excess (rata-rata excess dari flowsheet kiln process Tuban 4), sehingga : Kebutuhan O2 sesungguhnya sesungguhnya = 103,3 % x kebutuhan O2 teoritis = 103,3 % x 48083,3 kg = 49670,1 kg
Kebutuhan udara sesungguhnya = ( Udara tersier )
100 21
x Kebutuha Kebutuhan n O2 Sesungguhnya
= 100
x
49670,1
21 = 236524,2 kg
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
69
Bab IV Pembahasan
N2 dari udara =
79
x Kebutuha Kebutuhan n udara Sesungguhn ya
21
= 79 x 236524,2 kg 21 = 186854,2 kg N2 total
= (186854,2 + 178,8 kg = 187033 kg
O2 sisa pembakaran
= kebutuhan O2 sesungguhnya – sesungguhnya – kebutuhan kebutuhan O2
teoritis = (49670,1 - 48083,3)kg = 1586,7 kg H2O total
= H2O hasil pembakaran + H2O dari batubara = 10844,3 + 3355,1 kg = 14239,3 kg
Komposisi Gas Hasil Pembakaran (GHP) Komponen
massa (kg)
CO2
61711,5
N2
187033,1
H2O
14239,3
SO2
208,1
Total
263192,1
Pada Pabrik Tuban Unit 4 tidak menggunakan bahan bakar a lternatif seperti sekam sehingga bahan bakar murni menggunakan batubara
Umpan Kiln SiO2 total
= SiO2 umpan SP + SiO2 dari batu bara = 71902,9 + 1593,3 = 73496,2 kg
Al2O3 total
= Al2O3 umpan SP + Al2O3 dari batu bara = 20666,7 + 926,1 = 21592,8 kg Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
70
Bab IV Pembahasan
Fe2O3 total
= Fe2O3 umpan SP + Fe2O3 dari batu bara = 12055,5 + 238,6 = 12294,2 kg
CaO total
= CaO hasil reaksi + CaO dari batu bara = 216526,8 + 1246,6 = 217773,4 kg
MgO total
= MgO hasil reaksi + MgO dari batu bara = 6576,7 + 102,5 = 6679,2 kg
SO3 total
= SO3 umpan SP + SO3 dari batu bara = 2314,2 + 250,7 = 2564,9 kg
Komposisi umpan kiln Komposisi
Berat (kg)
SiO2
73496,2
Al2O3
21592,8
Fe2O3
12294,2
CaCO3
70384,1
MgCO3
2514,1
CaO
217773,4
MgO
6679,2
K2O
2152,7
Na2O
1130,2
SO3
2564,9
Cl
161,4
Ash
4307,5
Total
415051,1
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
71
Bab IV Pembahasan
Mass Balance untuk Preheater INPUT
OUTPUT
Komponen
Massa (kg)
Umpan masuk Preheater
Komponen
601000
Umpan batu bara
32510
Udara tersier
236524,4048
Massa (kg)
H2O yang menguap
3005
CO2 hasil calsinasi
177362,635
O2 sisa pembakaran ghp
1586,75133
Umpan kiln TOTAL
870034,4048
415051,11
Gas hasil pembakaran
263192,094
TOTAL
860197,591
Hasil diatas tidak balance, sehingga apabila dibalance akan menjadi seperti tabel dibawah.
INPUT
OUTPUT
Komponen
Massa (kg)
Umpan masuk Preheater
Komponen
601000
Umpan batu bara
32510
Udara tersier
236524,4048
TOTAL
870034,4048
Rotary Kiln
udara sekunder
H2O yang menguap
3005
CO2 hasil calsinasi
177362,635
O2 sisa pembakaran ghp
1586,75133
Umpan kiln
424887,924
Gas hasil pembakaran
263192,094
TOTAL
870034,405
udara primer
umpan kiln
klinker panas
Kiln gas
CO2 hasil kalsinasi
Massa (kg)
batubara
GHP
O2 sisa pembakaran
Umpan masuk kiln = 424887,924 kg
Di dalam rotary kiln akan terjadi kalsinasi lanjutan dari ko mponen CaCO3 dan MgCO3 yang belum terkalsinasi sempurna di suspension preheater.
Reaksi kalsinasi dari CaCO3 dan MgCO3.:
Reaksi 1 : CaCO3
CaO + CO2
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
72
Bab IV Pembahasan
CaO terbentuk
CO2 terbentuk
BM CaO
=
=
BM CaCO3 BM CO2
BM CaCO3
x Berat Berat CaCO3
x Berat Berat CaCO3
Reaksi 2 : Mg CO3
MgO + CO2
MgO terbentuk
=
CO2 terbentuk
=
Total CO2 hasil kalsinasi
BM MgO BM MgCO3
BM CO2 BM MgCO MgCO3
x Berat Berat MgCO3
x Berat Berat MgCO MgCO3
= CO2 hasil Reaksi 1 + CO2 hasil Reaksi 2
dengan menggunakan perhitungan diatas, maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut: CaCO3 yang bereaksi
70384,1
kg
CaO yang terbentuk
39415,1
kg
CO2 yang terbentuk
30968,9
kg
MgCO3 yang bereaksi
2514,1
kg
MgO yang terbentuk
1197,1
kg
CO2 yang terbentuk
1316,9
kg
Total CaO
= CaO dalam umpan kiln + CaO hasil kalsinasi = 217773,4 + 39415,1 = 257188,4 kg
Total MgO
= MgO dalam umpan kiln + MgO hasil kalsinasi = 6679,2 + 1197,1 = 7876,4 kg
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
73
Bab IV Pembahasan
Perhitungan Batu Bara dalam Rotary Kiln
jumlah batu bara yg masuk kiln = 21560 kg/jam Komposisi batubara
Komponen C H2 N2 O2 S moist (H2O) Ash content Total
% berat 51,77 3,72 0,55 20,23 0,32 10,32 13,25 100
massa (kg) 11161,6 802,1 118,5 4361,5 68,9 2224,9 2856,7 21560
Asumsi : Reaksi pembakaran berlangsung sempurna,dimana derajat kesempurnaan reaksinya adalah 100 % Komponen yang bereaksi adalah C, S dan H 2 Dimana :
BM C
= 12 gr/ mol
BM H2O = 18 gr/ mol BM H2
= 2 gr/ mol
BM SO2 = 64 gr/ mol BM S
= 32 gr/ mol
BM O2
= 32 gr/ mol
BM CO2 = 44 gr/ mol Sehingga :
Reaksi 1 : C + O2
CO2
CO2 yang terbentuk
=
O2 yang diperlukan
=
BM CO2 BM C
BM O2 BM C
x Berat Berat C
x Berat Berat C
Reaksi 2 : S + O2
SO2
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
74
Bab IV Pembahasan
SO2 yang terbentuk
=
O2 yang diperlukan
=
BM SO2 BM S BM O2 BM S
xBerat xBerat S
Reaksi 3: H2 + ½ O2
H2O
H2O yang terbentuk
=
O2 yang diperlukan
=
xBerat xBerat S
BM H 2 O BM H 2
x Berat Berat H 2
1
BM O2
2
BM H 2
x Berat Berat H 2
Total O2 yang diperlukan untuk bereaksi = O2 dari reaksi 1 + O 2 dari reaksi 2 + O 2 dari reaksi 3
dengan menggunakan persamaan diatas maka didapat hasil perhitungan sebagai berikut:
Komponen
Massa (kg)
CO2
40925,9
SO2
137,9
H2O
7218,2
N2
132073,9
Total
180356,1
O2 dalam reaksi
massa (kg)
Reaksi 1
29764,2
Reaksi 2
68,9
Reaksi 3
6416,2
total
36249,5
Kebutuhan O2 teoritis = total O 2 yg di perlukan - O2 dalam batu bara = 36249,5 – 36249,5 – 4361,5 4361,5 = 31887,9 kg
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
75
Bab IV Pembahasan
Udara pembakaran yang digunakan 8% excess Kebutuhan O2 sesungguhnya sesungguhnya = 108 % x kebutuhan O2 teoritis t eoritis = 108 % x 31887,9 kg = 35076,7 kg
Kebutuhan udara sesungguhnya = ( Udara tersier )
100 21
x Kebutuha Kebutuhan n O2 Sesungguhnya
= 167032,1 kg
N2 dari udara
=
79
x Kebutuha Kebutuhan n O2 Sesungguhn ya
21
= 131955,4 kg
N2 total
= (131955,4 + 118,5) kg = 132073,9 kg
O2 sisa pembakaran
= kebutuhan O2 sesungguhnya – sesungguhnya – kebutuhan kebutuhan O2
teoritis = (35076,7 - 31887,9) kg
= 3188,7 kg H2O total
= H2O hasil pembakaran + H2O dari batubara = (7218,2 + 2224,9) kg = 9443,2 kg
Menghitung massa cooling air Massa udara primer diperoleh dari 10% dari kebutuhan udara udara primer
sesungguhnya
= 10% x 167032,1 kg = 16703,21 kg
Massa udara sekunder = Keb. Keb. Udara sesungguhnya sesungguhnya – – Massa Massa udara .primer = 150328,9 kg
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
76
Bab IV Pembahasan
Klinker panas SiO2 total
= SiO2 umpan Kiln + SiO2 dari batu bara = 73496,2 + 1593,3 = 75089,6 kg
Al2O3 total
= Al2O3 umpan Kiln + Al2O3 dari batu bara = 21592,8 + 926,1 = 22518,9 kg
Fe2O3 total
= Fe2O3 umpan Kiln + Fe2O3 dari batu bara = 12294,2 + 238,6 = 12532,8 kg
CaO total
= CaO hasil reaksi + CaO dari batu bara = 257188,4 + 1246,6 = 258435,1 kg
MgO total
= MgO hasil reaksi + MgO dari batu bara = 7876,4 + 102,5 = 7978,9 kg
SO3 total
= SO3 umpan Kiln + SO3 dari batu bara = 2564,9 + 250,7 = 2815,6 kg
sehingga komposisi klinker panas adalah sebagai ber ikut: Komponen SiO2
%berat 20,74
Massa ( kg ) 75089,6
Al2O3
5,97
22518,9
Fe2O3
3,53
12532,8
CaO MgO SO3
65,9 2,04 0,43
258435,1 7978,9 2815,6
K2O Na2O
0,52 0,26
2152,7 1130,2
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
77
Bab IV Pembahasan
Cl total
0,01 99,4
161,4 382815,6
Mass Balance pada Rotary Kiln INPUT
Komponen
OUTPUT
Massa (kg)
Umpan masuk kiln Umpan batu bara Udara primer
415051,1103 21560 21593,91822
Udara sekunder
150328,948
Komponen Komponen
Massa (kg)
CO2 hasil calsinasi
32285,86965
O2 sisa pembakaran
3188,795867
Produk klinker
382815,6393
Gas hasil pembakaran
180356,1726 374280,2136
Cooling air
1226439,784
gas buang ke EP
TOTAL
1834973,761
TOTAL
972926,691
Hasil perhitungan diatas tidak balance, dan apa bila dibuat balance maka akan seperti sep erti tabel dibawah. INPUT
Komponen Umpan masuk kiln Umpan batu bara cooling air Udara primer udara sekunder
OUTPUT
Massa (kg) 415051,1103 21560 21593,91822 150328,948 1226439,784
Komponen Komponen
Massa (kg)
CO2 hasil calsinasi
32285,86965
O2 sisa pembakaran
3188,795867
Produk klinker
1244862,709
Gas hasil pembakaran
180356,1726
gas buang ke EP
374280,2136
0 TOTAL
1834973,761
0 TOTAL
1834973,761
Cooler gas buang ke EP
klinker panas
Cooler
Klinker dingin
cooling air
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
78
Bab IV Pembahasan
a. Massa Input
Massa klinker panas
= 382815,6 kg
Menghitung massa cooling air Data perbandingan jumlah cooling coo ling air per satuan massa klinker adalah 2 kg udara/kg klinker panas
382815,6 =2
Massa cooling air =2
= 765631,2 kg udara b. Massa Output
Menghitung gas buang ke EP Gas buang ke EP = udara pendingin – pendingin – (udara (udara tersier + udara sekunder) = 786179,3489 – 786179,3489 – ( ( 167032,1 + 150328,9 ) = 448270,1 kg
Menghitung klinker dingin Klinker dingin =
= 1,02
382815 382 815 ,6 1,02
= 375 375309 309,4 ,4
Menghitung material tersirkulasi = 2% x klinker dingin (Asumsi 2%) = 2% x 375309,4 kg = 7506,1 kg
Mass balance pada cooler Neraca massa di cooler
Komposisi Komposisi
Input (kg)
Output (kg)
Umpan klinker panas
382815,6393 382815, 6393
0
Udara pendingin
765631,2786
0
Klinker Klinker dingin
0
375309,4503
Material tersirkulasi tersirkulasi
0
7506,189006
Udara sekunder sekunder
0
150328,948
Udara tersier tersier
0
167032,1644
Udara buang
0
448270,1662
1148446,918
1148446,918
Total
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
79
Bab IV Pembahasan
OVERALL MASS BALANCE Neraca Massa Overall
INPUT komponen umpan batubara di preheater umpan batubara di kiln cooling air umpan kiln di preheater TOTAL
OUTPUT massa(kg) komponen massa (kg) gas buang ke 32510 EP 734915,4083 klinker dingin 375309,4503 21560 out ILC 1 38403,393 765631,2786 out ILC 2 137242,899 538195,5 1357896,779 1285871,151
Neraca Massa Overall (jika dibalance-kan) INPUT OUTPUT komponen massa(kg) komponen massa (kg) gas buang ke umpan batubara di preheater 32510 EP 734915,4083 0 klinker dingin 447335,0783 umpan batubara di kiln 21560 out ILC 1 38403,393 cooling air 765631,2786 out ILC 2 137242,899 umpan kiln di preheater 538195,5 0 TOTAL 1357896,779 1357896,779
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
80
Bab IV Pembahasan
IV.4.2 Perhitungan Neraca Energi (Panas) Perhitungan neraca energi (panas) berikut merupakan neraca energi (panas) yang rotary kil n terjadi pada rotary .
INPUT PANAS 1. Panas Kiln Feed
dengan menggunakan persamaan Q=m x Cp x ∆T ∆T maka didapatkan hasil sebagai berikut: Kiln Feed
415051,1103
Tref 25 komponen massa(kg/h) kiln feed SiO2 73496,29079 Al2O3 21592,83583 Fe2O3 12294,21886 CaCO3 70384,0115 MgCO3 2514,090579 CaO 217773,4258 MgO 6679,269295 K2O 2152,782 Na2O 1130,21055 SO3 2564,941515 Cl 161,45865 Ash
4.307,58
TOTAL
415051,1103
kg/h 0
C 0 Cp (kcal/kg. C)
0
Q(kkal)
0,23 0,215 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,22 0,22 0,22 0,22
900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900
14791128,5 4062152,24 2474211,54 14164782,3 505960,729 43826901,9 1344202,95 414410,535 217565,531 493751,242 31080,7901
0,23
900
866899,469
T ( C)
83193047,8
2. Panas Sensibel Batubara
Input Batubara
21550
Tref komponen batubara
25 0
massa(kg/h) Cp (kcal/kg. C) 21550 0,29 TOTAL
kg/h 0
C o
T( C) 73
Q(kkal) 456213,5
456213,5
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
81
Bab IV Pembahasan
3. Panas Pembakaran Batubara
Input Batubara Tref Komponen %massa Carbon 51,77 Hydrogen Nitrogen Oxygen Sulfur Moisture Ash Hc Q batubara
21550 kg/h 0 25 C massa 11156,435
3,72 0,55 20,23 0,32 10,16 13,25 4471,11275 96352479,76
801,66 118,525 4359,565 68,96 2189,48 2855,375 kkal/kg kkal/h
4. Panas Udara Primer + Cooling Air
Tref komponen Udara Cooling air
25 massa(kg/h) 21201,30152 786179,3489
0
C 0
o
0
T( C) 1200
Cp (kkal/kg. C) T( C) 0,232 30 0,234 30
TOTAL
Q(kkal) 24593,5098 919829,838 944423,348
5. Panas Udara Sekunder
Tref komponen Udara
25
0
C
massa(kg/h) Cp (kkal/kg. C) 147595,6944 0,246
o
TOTAL
Q(kkal) 42662535,5 42662535,5
6. Panas Reaksi Disosiasi komponen CaCO3 MgCO3
0
massa (kg) Hf(kkal/kg C) 70384,0115 289,5 2514,090579 261,7 TOTAL
0
T ( C) 1000 1000
Q (kkal) 20376171,3 657937,505 21034108,8
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
82
Bab IV Pembahasan
7. Panas dari H 2O dalam Batubara
Tref
25
komponen H2O
0
massa(kg/h) 2224,992
Cp (kcal/kg. C) 0,47
0
C o
T( C) 70
TOTAL
Q(kgkal) 47058,5808 47058,5808
OUTPUT PANAS
1. Panas Hot Clinker Keluar
Tref komponen SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO SO3 K2O Na2O Cl
25 massa(kg/h) 75089,66279 22518,96445 12532,85851 258435,0844 7978,97557 2815,64238 2152,782 1130,21055 161,45865
0
C 0 Cp (kkal/kg. C) 0,23 0,215 0,23 0,23 0,23 0,22 0,22 0,22 0,22
0
T( C) 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250
TOTAL
Q(kkal) 21156512,49 5930932,262 3531132,885 72814085,03 2248076,367 758815,6214 580174,749 304591,7432 43513,10618 107367834,3
2. Panas CO2 Hasil Kalsinasi
Tref komponen CO2
25 massa(kg/h) 32285,86965
0
C 0 Cp (kkal/kg. C) T(oC) 0,236 900
TOTAL
Q(kkal) 6667032,083 6667032,083
3. Panas Gas Hasil Pembakaran (GHP)
Tref komponen CO2 SO2 H2O N2 O2
25 massa(kg/h) 40925,91067 137,984 7218,288 129674,8006 2551,036693
0
C Cp (kcal/kg. 0C) T(oC) 0,254 800 0,183 800 0,5 800 0,259 800 0,245 800
TOTAL
Q(kkal) 8056265,515 19569,5808 2797086,6 26028974,36 484378,0921 37386274,15
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
83
Bab IV Pembahasan
4. Panas Penguapan H 2O Dalam Batubara
Tref
25
komponen
0
massa(kg/h)
Cp (kkal/kg. C)
2224,992
0,47
H2O
0
C o
T( C)
100
Q(kkal)
78430,968 78430,968
TOTAL
Panas Laten H2O komponen H2O
massa(kg/h) 2224,992
0
Hf(kkal/kg C) 539,1
o
T( C) 70
Q(kkal) 83964523,1
83964523,1
TOTAL
5. Panas Konduksi
Qkonduksi = ∆T/((v1/Km1*Am1)+(v2/km ∆ T/((v1/Km1*Am1)+(v2/km2*Am2)) 2*Am2)) 0 Km1 0,225 kkal/mol C km2 4,71 kkal/mol 0C L
86 m
dalam kiln ada 2 lapisan 1. lapisan baja tebal km1
0,028 m 0 0,225 kkal/mol C
2. lapisan batu tahan api tebal 0,25 m km2 4,71 kkal/mol 0C L 84 m D 5,6 m 0 T1 1402 C 0 T ref 25 C maka
jari2 lapisan1
Qkonduksi =
jari2 lapisan2 D1 D2 Am1 Am2 161257,5843
2,828 m 3,05 m 5,656 m 6,1 m 1542,051388 m2 1667,3557 m2 kkal
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
84
Bab IV Pembahasan
6. Panas Konveksi
− =
×
×
2 0
Hc = koef perpindahan panas konveksi (kkal/J.m . C) 0 Ts = suhu shell kiln ( C) A = luas permukaan panas (m2)
2
A = 1478 m 2 0 Hc = 0,00039 kkal/J.m . C 0,00039kkal = . m2 . J
℃
℃ − ℃
× 14 1478 78 m2 × 1420
25
Qkonveksi = 745,9 kkal 7. Panas Radiasi
− =
0
×
×
1
4
2
100
4
100
0
T1 = 1350 C = 1810 R 0 0 T2 = 1300 C = 1760 R 2 0 E = 0,173 kkal/m . R A (lapisan batu tahan api) = 1667,35 m2 Maka,
2
= 166 1667, 7,35 35 m × 0,17 0,173 3
kkal m2 °R
×
1810°R 100
4
−
100
4
1760°R
Q radiasi = 3281740,2 kkal
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
85
Bab IV Pembahasan
Rotary Ki ln Tabel Neraca Energi (Panas) Pada Rotary
NERACA PANAS KILN Keterangan
panas yg dibawa masuk umpan masuk kiln panas dari udara primer dan cooling air panas dari udara sekunder panas sensibel batubara panas yg dibawa H2O dalam batubara panas pembakaran batubara panas yg dibawa klinker panas panas dari CO2 hasil kalsinasi panas yg dibawa H2O dalam batubara panas gas hasil pembakaran panas konveksi panas radiasi panas konduksi panas disosiasi gas buang ke EP panas yg hilang (heat (heat loss) loss) TOTAL
IV.5
Input (kkal) 83193047,8 944423,348 42662535,5 456213,5 47058,5808 96352479,8
Output (kkal)
107367834,3 6667032,083 37386274,15 745,956129 3281740,224 161257,5843 21034108,8
244689867
0 89824983,04 244689867,3
Kegiatan Kerja Praktek
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kerja praktek dan apa saja yang diperoleh dari kegiatan tersebut.
IV.5.1 Jadwal Kerja Praktek
Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek dapat dilihat pada tabel berikut ini. Hari / Tanggal
Tugas & Aktifitas Aktifitas yang dilakukan
Senin, 1 Juli 2013
Pemberian materi tentang company profile PT. Semen Indonesia, tata tertib selama kerja praktik, K3, dan susunan direksi di PT. Semen Indonesia.
Selasa, 2 Juli 2013
Penjelasan tentang proses pembuatan semen secara umum oleh pembimbing dan pemberian pe mberian hal-hal yang harus dipelajari dipe lajari selama kerja
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
86
Bab IV Pembahasan
praktik. Rabu, 3 Juli 2013
Penjelasan tentang raw mill, kiln dan coal mill secara umum oleh kepala seksi RKC I, bapak Teguh Irianto. Kemudian melihat langsung ke ruang control Raw Mill dan dijelaskan oleh Pak Agus selaku operator yang bertugas.
Kamis, 4 Juli 2013
Penjelasan tentang operasi crusher dan melihat langsung limestone crusher dan clay crusher pabrik Tuban I yang pada saat itu tidak beroperasi karena pile storage sudah penuh. Kemudian kami ka mi ke ruang control CCR1 dan mendapat penjelasan tentang operasi kiln secara garis besar oleh pak Shadiq. Sorenya, kami ke unit operasi utilitas dan dijelaskan oleh pak Imam kemudian melihat ke lapangan.
Jumat, 5 Juli 2013
Penjelasan tentang perencanaan bahan dan produksi oleh pak Afif selaku kasi perencanaan bahan.
Senin, 8 Juli 2013
Mendapatkan penjelasan dari pak Farhan seksi jaminan mutu di laboratorium kimia dan fisika tentang macam-macam uji lab yang dilakukan seperti uji oksida, uji kadar air, pozzolan activity. Jaminan mutu menguji bahan baku yang masuk sehingga mendasari pembayaran bahan baku. Kemudian ke ruang control kiln tuban t uban 3. Di kiln 3 ini, preheater menggunakan ILC dan SLC. Panjang kiln adalah 84 m dengan diameter 5,8 m dan kecepatan putar 2,64 rpm. Sedangkan untuk tuban 4, preheater menggunakan ILC saja. Diameter kiln lebih kecil yaitu 5,5 m dan kecepatan putar 4 rpm. Distribusi suhu dalam kiln dipantau dengan alat spyrometer optik dan kamera yang dipasang di daerah antara cooler dengan kiln. Sistem kontrol kiln 4 juga sudah memakai sistem s istem otomatis o tomatis dari FLSmidth. Kemudian kami ka mi mendapat print out PFD controller kiln 4 untuk mengerjakan tugas khusus neraca energi dari pak Ali.
Selasa, 9 Juli 2013
Melihat unit finish mill tuban 1 dan 2 di lapangan. Finish mill yang digunakan adalah horizontal mill dengan berat total grinding ball kompartemen 1 adalah 58 ton dan grinding ball kompartemen 2 adalah 256 ton.
Rabu, 10 Juli 2013
Mendapat penjelasan dari seksi tambang. Kualitas CaO dibagi menjadi 3, yaitu high CaO > 54 %, medium 52 % < CaO < 54 %, dan low CaO < 52 %. Penentuan kualitas batu kapur dilakukan dengan pengambilan 2 sampel di 5 titik dengan radius 500 m . Setiap jam 12 hingga jam 2 siang diadakan peledakan. Jenis peledak yg dipakai adalah ANFO (Amonium nitrate fuel oil) yang ditanam pada kedalaman 6 – 9 m. Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
87
Bab IV Pembahasan
Jumlah batu kapur yang ditambang rata-rata sebesar 10000 ton per shift. Kemudian ke unit raw mill RKC 1 dan mendapat penjelasan tentang vertical mill di pabrik tuban 1. Lalu ke pelabuhan untuk melihat secara langsung proses loading semen dan unloading batu bara. Kamis, 11 Juli 2013 Ke ruang control CCR3 unit finish mill tuban 4. Finish mill yang digunakan adalah vertical mill. Berbeda dengan tuban 1, 2 dan 3 yang masih menggunakan horizontal horizonta l mill. mill. Jumat, 12 Juli 2013
Membaca literatur literatur Cement data book di perpustakaan.
Senin, 15 Juli 2013
Mendapat penjelasan tentang unit jaminan mutu batu bara dari pembimbing. Uji batu bara yang dilakukan meliputi ash content, volatile meter, SO3, gross heating value dan total moisture.
Selasa, 16 Juli 2013
Menemui bu oktoria kasi pengendalian proses dan mendapatkan sedikit penjelasan tentang tugas pokok seksi pengendalian proses.
Rabu, 17 Juli 2013
Menemui pak Indra bagian evaluasi proses untuk mendapatkan datadata komposisi feed preheater, kiln dan cooler untuk tugas khusus.
Kamis, 18 Juli 2013 Ke ruang kontrol kiln 4 untuk bertanya lebih jelas tentang macammacam aliran di preheater, kiln dan penjelasan tentang PFD nya. Jumat, 19 Juli 2013
Mengerjakan laporan
Senin, 22 Juli 2013
Ke bagian evaluasi proses menemui pak Indra untuk meminta data laju udara pada kiln untuk mengerjakan tugas khusus.
Selasa, 23 Juli 2013
Mengerjakan laporan di perpustakaan
Rabu, 24 Juli 2013 Kamis, 25 Juli 2013 Jumat, 26 Juli 2013 Senin, 29 Juli 2013 Selasa, 30 Juli 2013 Rabu, 31 Juli 2013
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
88
Bab IV Pembahasan
IV.5.2 Uraian Kerja Praktek
Selama kerja praktek di PT SEMEN INDONESIA (Persero), Tbk di Pabrik Tuban, kami
mengetahui
proses
pembuatan
semen
secara
keseluruhan
yang
dilakukan
perusahaan.Berikut kami uraikan mengenai sistem produksi yang terdapat di SEMEN INDONESIA : 1. Seksi Tambang
Proses yang dilakukan oleh Seksi Pengawas Tambang termasuk ke dalam tahap penyiapan bahan baku. Bahan yang ditambang d itambang di d i seksi ini adalah ada lah batu kapur (limestone) limestone) dan tanah liat (clay (clay). ). Pada semen sendiri, kandungan batu kapur mencapai sekitar 85%, sedangkan tanah liat, kurang lebih 15%. Batu kapur yang berupa bukit ditambang dengan sistem pertambangan Single Beach Continues. Continues. Sistem ini berguna untuk menghindari kelongsoran pada bukit kapur. Bagian lahan yang dieksplorasi harus dihabiskan dalam 1 kali pengambilan (teratur dalam pengambilan), dengan elevasi (sudut ketinggian) yang ditetapkan minimal 44 meter. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam penambangan batu kapur. 1. Tahap pembabatan (clearing) (clearing) Pembabatan dan pengupasan yang dilakukan untuk membuka daerah penambangan baru. Langkah ini perlu dilakukan untuk membersihkan pepohonan dari daerah bahan galian dengan menggunakan buldoser. 2. Tahap pengupasan tanah (stripping) Proses pengupasan top soil (lapisan penutup tanah), langkah ini dilakukan pada daerah bahan galian ga lian yang ditutupi lapisan tanah penutup. Lapisan penutup ini tidak dibuang d ibuang akan tetapi lapisan tanah ini nantinya akan dikembalikan/disebar kembali untuk kesuburan tanah (revegetasi). 3. Tahap pengeboran (drilling (drilling ) Sebelum batu kapur diambil harus dilakukan pengeboran untuk menanamkan bahan peledak. Jarak dan kedalaman antar lubang untuk menanamkan bahan peledak harus disesuaikan, umumnya diameter lubang 3,5 inchi, dengan kedalaman 6 hingga 9 meter, dan jarak antar lubang 1,5 hingga 3 meter yang disusun secara paralel. 4. Tahap peledakan (blasting (blasting )
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
89
Bab IV Pembahasan
Langkah pertama adalah mengisi lubang dengan bahan peledak, tetapi tidak semua lubang yang dibuat d iisi dengan bahan baha n peledak. Lubang yang tidak diisi berfungsi sebagai peredam getaran dan retakan akibat ledakan yang ditimbulkan. Adapun bahan peledak yang digunakan:
Damotin (Dinamit Amonium Gelatine) merupakan bahan peledak primer.
ANFO (campuran 94,5 % amonium nitrat dan 5,5 % fuel oil), merupakan bahan peledak sekunder.
Peralatan yang dipakai adalah Blasting machine machine (alat peledak) dan Blasting ohmmeter (alat (alat pengukur daya ledak). 5.
Tahap pemuatan (loading (loading ) dan pengangkutan (hauling (hauling ) Untuk tahap loading , material ditempatkan ke alat transportasi dan diteruskan ke unit crusher . Proses pemindahan ini disebut hauling , yang umumnya menggunakan dump truck . Pada umumnya, dump umumnya, dump truck ini memuat 20 ton hingga 30 ton. Untuk tanah liat, proses penambangannya tidak jauh berbeda dengan batu kapur di atas. Hanya saja, setelah tahap pengupasan, tanah liat dikeruk (digging (digging ). ). Untuk pengerukan tanah t anah liat ini dibuat jenjang dengan sudut 45 derajat. Hal ini dilakukan d ilakukan untuk u ntuk menjaga kestabilan tanah agar tidak longsor. Selanjutnya tanah liat ini diangkut dan dimasukkan ke clay cutter. Sebelum ditambang, kedua bahan baku tersebut harus diketahui kandungannya, terutama kandungan CaO dan MgO (untuk batu kapur) dan dikelompokkan ke dalam bagian High bagian High Grade (mengandung Grade (mengandung > 54% calsium), Medium calsium), Medium Grade (mengandung Grade (mengandung calsium antara 51 hingga 54 %), Low %), Low Grade (mengandung Grade (mengandung calsium 16% alumina, Medium alumina, Medium Alumina Alumina mengandung alumina antara 12 hingga 16%, dan Low dan Low Alumina mengandung alumina kurang dari 12%.
2. Seksi Operasi Crusher
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
90
Bab IV Pembahasan
Seksi ini bertanggung jawab untuk mengoperasikan unit mesin limestone crusher dan dan clay cutter . Selain itu, seksi ini juga bertanggung jawab untuk mengisi pile pile campuran batu kapur dan tanah liat (mix (mix pile) pile) yang berada di storage di storage.. Pada tahap ini, dump truck dari dari tambang akan menurunkan batu kapur langsung masuk ke dalam mesin. Batu kapur kemudian dihancurkan di limestone crusher menjadi seukuran kerikil dengan diameter paling besar 1 sentimeter. Tipe crusher yang digunakan adalah hammer mill dengan kapasitas 750 ton/jam. Keluar dari unit crusher , batu kapur diangkut menggunakan belt conveyor menuju storage menuju storage..
Gambar IV.5.2.1 Mesin L im estone ton e Cru sher
Untuk tanah liat, konsep pengecilan ukurannya menggunakan prinsip cutting (pemotongan) menggunakan mesin dengan tipe double-roll crusher yang dilengkapi dengan clay cutter , dengan kapasitas 500 ton/jam. Setelah itu, tanah liat juga dibawa menuju storage menuju storage menggunakan belt conveyor . Sebelum memasuki storage, storage, kedua bahan baku tersebut bercampur terlebih dahulu pada sebuah belt conveyor . Setelah itu, campuran tersebut dimasukkan/disimpan ke dalam limestone/clay mix storage storage yang berkapasitas 45.000 ton menggunakan tripper . Di limestone/clay mix storage, storage, bahan campuran batu kapur dan tanah liat tersebut dicampur
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
91
Bab IV Pembahasan
dengan bahan koreksi berupa pasir silika, pasir besi, dan batu kapur high grade. grade. Setelah itu, bahan-bahan tersebut akan diproses di penggilingan awal Raw (Raw Mill ). ).
grade Gambar IV.5.2.2 Pile batu kapur hi gh grade
Raw Mil l, Kiln, Coal Coal Mi ll 3. Seksi Operasi RKC ( Raw )
Seksi ini bisa dikatakan memiliki tanggung jawab yang cukup luas, karena bertugas menjalankan proses penggilingan awal di Raw Mill , kemudian menjalankan proses pembakaran awal di Pre di Pre Heater , lalu menjalankan proses pembakaran di Kiln di Kiln.. Selain itu, seksi ini juga menjalankan proses penggilingan batu bara sebagai bahan bakar di calciner dan burner Kiln. Kiln. Ditambah lagi dengan menjalankan proses pendinginan terak (klinker (klinker ) menggunakan pendingin udara.
Raw Mill
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
92
Bab IV Pembahasan
Roller Mi l Gambar IV.5.2.3 Mesin Roller
Pada tahap ini, bahan dari storage storage akan diproses menggunakan mesin Roller Mill , yang berfungsi untuk memperkecil ukuran material sekaligus mengurangi kadar airnya. Material akan mengalami pengecilan ukuran dari material berdiameter maksimal 100 mm menjadi material berukuran 90 mikron. Selain itu, material akan mengalami penguapan air. Kandungan air dari material yang semula sebesar 18%, akan berkurang menjadi maksimal 1%. Pengeringan ini menggunakan sisa udara panas dari Pre dari Pre Heater (382C) dan Clinker Cooler (250C). Produk hasil penggilingan yang sudah halus (diameter 90 mikron) dan memiliki kadar air maksimal 1% keluar dari Roller dari Roller Mill . Setelah itu, material dibawa aliran udara masuk ke dalam Cyclone Cyclone akibat tarikan Mill Fan. Fan. Cyclone Cyclone akan memisahkan material dari aliran udara. Sisa material yang masih berada bersama aliran udara (kurang lebih sebesar 10%) diambil oleh Electrostatic Precipitator ( EP EP ) yang mempunyai efisiensi 99,9 %. Sisa gas sebesar 0,1% melewati Electrostatic Precipitator untuk kemudian dibuang ke udara bebas melalui Stack . Produk dari Cyclone dan Cyclone dan Electrostatic Electrostatic Precipitator akan akan dibawa oleh Air oleh Air Slide, Bucket Elevator, Screw Conveyor menuju ke Blending Silo. Silo. Produk dari Electrostatic Precipitator akan dibawa oleh Chain Conveyor dan bergabung dengan produk dari Conditioning Tower yang melewati dan bercampur di Screw Conveyor . Kemudian produk dibawa ke Dust Bin melalui Screw Conveyor ke Bucket Elevator dan Air Slide. Slide. Debu yang
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
93
Bab IV Pembahasan
masuk ke Bucket Elevator disaring oleh Bag Filter Bag Filter . Hasil penyaringan ditarik oleh fan dan dibuang ke udara sebagai udara bersih. Jika Raw Jika Raw Mill tidak tidak beroperasi, gas panas dari Pre dari Pre heater dan dan Clinker Cooler dialirkan dialirkan lewat Conditioning Tower yang yang dilengkapi dengan Water Spray untuk Spray untuk menurunkan temperatur gas panas. Pada kondisi normal (saat Roller (saat Roller Mill beroperasi), suhu gas keluar ke luar dari dar i Pre heater dan Clinker Cooler sebesar 330C dan 397C. Gas panas yang masuk Electrostatic Precipitator sebesar 90C untuk kondisi Roller Mill jalan, dan 150C untuk kondisi Roller Mill down. down. Selama Raw Mill down, down, debu dari Conditioning Tower dan Electrostatic Precipitator dibawa di Dust bin bin dengan kapasitas 170 ton. Setelah itu dikirim ke Kiln Feed Bin. Bin. Reject dari Roller Mill sekitar 143 ton/jam dikembalikan ke sistem lewat Belt Conveyor . Produk reject diangkut diangkut oleh Bucket oleh Bucket Elevator dan dan bersama-sama dengan umpan baru masuk ke Belt ke Belt Conveyor .
Blending Silo Pada Blending Silo, Silo, material yang berasal dari produk Raw Mill akan di-blending di-blending
bersama produk-produk Raw Mill yang telah ada ataupun yang akan datang. Tujuannya adalah untuk membuat produk Raw Mill yang berbeda-beda kandungannya menjadi homogen. Produk dari Raw dari Raw Mill yang yang disebut tepung baku ditransport menuju Blending menuju Blending Silo yang Silo yang kapasitasnya 20.000 ton. Input material ke masing-masing silo diatur secara bergantian dengan timer setiap 36 menit dan diatur lewat distribusi Cone Cone yang kemudian dilewatkan melalui Air Slide Slide dengan laju alir 780 ton/jam untuk Blending untuk Blending Silo I dan dan Blending Silo II . Lapisan-lapisan yang terbentuk di dalam silo dalam silo akan akan bergabung dan bercampur sewaktu proses pengeluaran aliran a liran material. Pengeluaran material dari dalam Silo pada Silo pada umumnya dilakukan secara bersamaan, melalui 2 dari 10 flow 10 flow gate gate pada setiap silo atau empat flow gate gate untuk kedua silo. silo. Siklus kerja sepasang flow gate gate pada saat membuka dan menutup diatur sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan, yaitu 180 menit. Pada tiap Blending Silo dilengkapi dengan dua buah Blower yang berfungsi untuk fluidisasi pada air slide slide yang 2
3
berada di dalam kedua Blending kedua Blending Silo dengan tekanan 0,56 kg/cm dan laju alir 360 m /jam.
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
94
Bab IV Pembahasan
Material yang keluar dari kedua Silo Silo tersebut dilewatkan melalui Air Slide Slide ke salah satu Bucket Elevator Bucket Elevator , dengan kapasitas 354 ton/jam. Kemudian, material dibawa Air dibawa Air Slide masuk ke Kiln Feed Bin. Bin. Dari Kiln Dari Kiln Feed Bin Bin umpan Kiln dibagi Kiln dibagi ke dalam dua Calibration Bin Bin yang kapasitasnya masing-masing 50 ton. Keluar dari kedua Calibration Bin, Bin, material ditimbang oleh Flow oleh Flow Meter yang yang kemudian ditransport ke ILC ke ILC (In Line Calciner) dan SLC (Separate Line Calciner) Preheater lewat Air Slide, Slide, lalu diangkut oleh Bucket Elevator . Debu yang menuju ke Preheater ke Preheater disaring disaring dahulu oleh Bag oleh Bag Filter , dan dibuang oleh fan oleh fan..
Gambar IV.5.2.4 Bl ending silo
Pre Heater Suspension Preheater merupakan subunit yang berfungsi sebagai pemanas awal
umpan Kiln umpan Kiln sehingga sehingga material terkalsinasi sebagian. Jenis Preheater Jenis Preheater yang yang digunakan oleh PT. SEMEN INDONESIA adalah Double String Preheater dengan 4 stages, stages, yang dilengkapi dengan In-Line dan Separate-Line Calciner . Aliran material berlawanan arah atau co-current dengan gas panas, yaitu umpan masuk dari atas Cyclone, Cyclone, sedangkan gas panas dialirkan d ialirkan dari dar i bawah Cyclone maka Cyclone maka kontak panas terjadi secara searah di riserduct . Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan antara gas panas dan material di dalam Preheater , maka pada stage pada stage I I dipasang double cyclone. cyclone. Pada stage Pada stage I I sampai dengan stage dengan stage III berfungsi sebagai pemanas awal umpan kiln, kiln, sedangkan pada stage pada stage IV IV digunakan untuk memisahkan produk yang telah terkalsinasi, te rkalsinasi, yang keluar dari Calciner .
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
95
Bab IV Pembahasan
Gambar IV.5.2.5 Suspension preheater (tampak dari atas)
Pr e Heater Heater Gambar IV.5.2.6 Suspension Pre di SEMEN INDONESIA di
Proses pemanasan umpan pada stage stage I sampai III terjadi karena adanya perpindahan panas antara gas panas yang keluar kiln dan kalsiner dengan kalsiner dengan umpan kiln yang masih dingin. Suhu umpan yang masuk Riser masuk Riser Duct stage Duct stage I berkisar antara 50C hingga 60C. Umpan kiln
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
96
Bab IV Pembahasan
yang masih dingin masuk ke dalam riser duct stage duct stage pertama dengan laju alir 310 ton/jam, kemudian bercampur dengan aliran gas panas yang ikut masuk ke dalam cyclone. cyclone. Di dalam cyclone, cyclone, umpan kiln kiln dipisahkan dari campuran antara gas dan material. Campuran antara umpan Kiln Kiln dan gas panas masuk ke dalam Cyclone dengan arah tangensial, sehingga akan terjadi pusaran angin. Pusaran angin tersebut mengakibatkan terjadinya gaya sentrifugal, gaya gravitasi dan gaya angkat gas di dalam Cyclone. Cyclone. Untuk material kasar, gaya gravitasi dan gaya sentrifugal lebih dominan. dominan. Gaya sentrifugal menyebabkan material menumbuk dinding Cyclone, Cyclone, sehingga akan jatuh ke down pipe karena pipe karena gaya gravitasi. Untuk material halus, gaya angkat gas sangat dominan sehingga material akan terangkat gas keluar dari Cyclone. Cyclone. Material umpan kiln masuk ke dalam Riser dalam Riser Duct , lalu masuk ke Down ke Down Pipe Cyclone stage II, stage II, kemudian mengalami proses seperti pada stage pada stage pertama, pertama, demikian pula pada stage pada stage III III dan IV. Material yang keluar dari Cyclone stage Cyclone stage III akan masuk ke dalam ILC dan SLC. Di sana, mateial akan mengalami kalsinasi minimal sampai 90%. Material akan terbawa aliran gas masuk kedalam Cyclone stage Cyclone stage IV IV dan keluar dari Cyclone stage IV stage IV melewati Riser melewati Riser Duct dan akan diumpankan ke dalam Kiln. dalam Kiln. Tabel IV.5.2.2 Suhu Material dan Gas Pada Tiap Stage Stage
Suhu Material
I
310 330 C
355 – 355 – 365 365 C
II
500 – 500 – 550 550oC
540 – 540 – 560 560 C
III
650 – 650 – 690 690 C
IV
780 – 780 – 800 800 C
Calciner
900 – 900 – 930 930 C
o
Suhu Gas o o o
o
690 – 690 – 710 710 C
o
820 – 820 – 840 840 C
o
830 – 830 – 870 870 C
o o
(Sumber: Central Control Room Tuban Room Tuban I,II 2013)
Rotary Kiln Rotary Kiln Kiln digunakan untuk membakar umpan Kiln Kiln menjadi klinker. Sumber panas
dalam Rotary Kiln Rotary Kiln dihasilkan dihasilkan dari pembakaran batu bara. Rotary Kiln Rotary Kiln dibagi dibagi menjadi 4 zone sesuai dengan reaksi yang terjadi pada suhu dimana reaksi tersebut berlangsung. Zone-zone tersebut adalah:
Kalsinasi, pada kondisi suhu 900 – 900 – 1100 1100C Zone Kalsinasi,
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
97
Bab IV Pembahasan
Zone Transisi, Zone Transisi, pada kondisi suhu 1100 – 1100 – 1200 1200C
Zone Klinkerisasi, Klinkerisasi, pada kond isi suhu 1250 – 1250 – 1450 1450C
1450 – 1300 1300C Zone Pendinginan, Zone Pendinginan, pada kondisi suhu 1450 –
Rotary Kil n Gambar IV.5.2.7 Rotary Tuban Tuban 4
Material keluar dari Preheater dari Preheater bersuhu bersuhu 900C masuk ke dalam d alam Rotary Rotary Kiln dengan Kiln dengan laju alir 417 ton/jam (sebagian hilang karena terkalsinasi), umpan kiln kiln tersebut mengalami pemanasan oleh gas panas dari batu bara hasil penggilingan Coal Mill yang yang ditarik oleh fan menuju ke burner untuk dibakar sebagai udara pembakar primer. Pemanasan berlangsung secara Counter Current , sehingga kontak antara panas dan umpan kiln kiln lebih efisien. Akibat kontak antar partikel maka akan terjadi perpindahan panas dari gas panas menuju ke umpan kiln. kiln. Umpan kiln terus kiln terus terbakar dan meleleh hingga akhirnya akan terbentuk senyawa-senyawa semen yang disebut klinker. Senyawa klinker. Senyawa tersebut adalah C2S, C3S, C4AF dan C3A.
Clinker Cooler Clinker Cooler berfungsi sebagai pendingin klinker yang sudah terbentuk dan
memproduksi udara pembakar sekunder yang digunakan dalam Rotary dalam Rotary Kiln. Kiln. Clinker Cooler yang digunakan terdiri dari 16 kompartemen. Sebagai media pendingin, digunakan udara (air (air ) yang dihasilkan oleh 14 buah Fan. Fan. Klinker hasil pembakaran yang mempunyai suhu 1250oC keluar dari Rotary dari Rotary Kiln, Kiln, dengan laju alir 390 ton/jam, langsung jatuh ke dalam Clinker Cooler . Selanjutnya clinker langsung langsung diterima oleh o leh grate-grate grate-grate (sarangan). (sarangan).
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
98
Bab IV Pembahasan
Gambar IV.5.2.8 Cli nk er storage
Pendinginan dilakukan secara mendadak, yaitu untuk menghindari terjadinya pengerasan semen atau dekomposisi C3S menjadi C2S , , sehingga klinker yang dihasilkan menjadi amorf supaya mudah digiling. Pendinginan dilakukan sampai suhu clinker menjadi 100C. Keluar dari Clinker Cooler , material dibawa oleh Drag oleh Drag Conveyor yang yang laju alirnya 470 ton/jam dan dimasukkan ke dalam da lam Clinker storage yang berkapasitas 75.000 ton. Pada Clinker Cooler , grate-grate bergerak dengan cara bergeser, sehingga klinker akan terdorong menuju outlet cooler yang dilengkapi dengan Klinker Breaker/Crusher yang berfungsi untuk menghancurkan klinker yang masih kasar. Udara yang digunakan untuk mendinginkan klinker panas dipakai kembali oleh Rotary Kiln, Kiln, Calciner dan Roller Mill . Udara panas dari Cooler compartmen compartmen 1, 2, 3 digunakan sebagai udara pembakar sekunder. Sedangkan kebutuhan udara pembakar untuk calciner diambilkan diambilkan dari Cooler compartmen 5, 6, 7, 8 dan sisa udara Cooler dilewatkan dilewatkan dalam Electrostatic dalam Electrostatic Precipitator . Debu yang berhasil disaring dicampur dengan produk dari Cooler ke Cooler ke Drag Conveyor melewati melewati Screw Conveyor . Sedangkan udara bersih dibuang ke udara bebas melalui Stack .
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
99
Bab IV Pembahasan
Coal Mill Batubara (coal (coal ) dari lapangan dibawa oleh Loader oleh Loader , diumpankan ke Hopper ke Hopper , kemudian
dibawa oleh Apron oleh Apron Conveyor serta Belt serta Belt Conveyor ke ke Tripper untuk untuk dicurahkan ke dalam Coal Storage menjadi Storage menjadi pile – pile batu bara. Batu bara dari Coal Storage dibawa Storage dibawa oleh Reclaimer oleh Reclaimer untuk untuk diumpankan ke Feed ke Feed Bin Bin melalui Belt melalui Belt Conveyor . Belt Conveyor ini ini dilengkapi dengan Metal dengan Metal Detector yang dapat mendeteksi adanya logam pada umpan batu bara. Pada Metal Pada Metal Detector terdapat dua buah lampu yang berwarna hijau dan merah. Jika terdapat kandungan metal dalam umpan batu bara, sensor metal akan membaca adanya metal dan lampu merah pada Metal Detector akan akan menyala, dengan demikian Gate akan Gate akan menutup aliran batu bara ke Feed ke Feed Bin. Bin. Batu bara yang mengandung logam akan di reject dan dan dibuang melalui down pipe. pipe. Batu bara dari Feed Bin Bin diumpankan ke dalam Coal Mill untuk giling menjadi batubara dengan diameter 20 mikron. mikron. Gas panas yang digunakan oleh Coal Mill berasal dari Pre Heater ILC . Di dalam Coal Mill terjadi terjadi pengurangan kadar air pada batu bara. Batu bara yang halus ditangkap oleh Bag oleh Bag Filter , kemudian dimasukkan ke dalam Coal Mix Bin yang Bin yang siap dimasukkan ke Burner ke Burner maupun maupun Calciner Kiln. Kiln. Batu bara mempunyai sifat yang rawan terhadap panas dan dapat menyebabkan ledakan jika temperatur dan tekanan tinggi. Untuk itu, Coal Mill dilengkapi dilengkapi Explosion Vent pada masing-masing Bag Filter untuk menghindari ledakan yang dapat merusak alat dan membahayakan lingkungan. Jika menggunakan satu Bag Filter maka satu Dumper akan membuka dan Dumper dan Dumper lainnya akan tertutup, begitu juga sebaliknya. Jika digunakan keduaduanya, maka Dumper akan terbuka semua. Pembukaan Dumper Pembukaan Dumper diatur oleh CCR (Central Control Room) Room) dengan presentase yang ditentukan. Pada Bag Pada Bag Filter 1, material juga jatuh ke bawah karena adanya Jet adanya Jet Pulse, Pulse, yang mampu menghembuskan udara bertekanan 6 Bar setiap 5 detik sekali secara automatis, sehingga material akan jatuh terlepas dari filternya. Setelah itu, material ditransfer ke Screw Conveyor tetapi sebelum masuk ke Screw Conveyor batu bara halus melewati Rotary Feeder untuk mencegah masuknya udara masuk ke Screw Conveyor . Batu bara halus bertemu di Conveyor dan masuk ke Pulvurize ke Pulvurize Coal Bin dengan Bin dengan kapasitas 120 ton untuk ditampung. Pulvurize ditampung. Pulvurize Coal Bin Bin dilengkapi dengan tangki CO2 yang berfungsi menginjeksikan CO2 apabila terjadi kebakaran pada Pulvurize pada Pulvurize Coal Bin yang Bin yang disebabkan terjadinya reaksi antara batu bara dengan oksigen. Karena itu, di dalam Coal Bin, Bin, oksigen dikondisikan berada pada kadar serendah-
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
100
Bab IV Pembahasan
rendahnya. Kebakaran di Coal Bin dapat Bin dapat menyebabkan kenaikan temperatur dan volume gas CO hasil pembakaran tidak sempurna. Dengan demikian, tekanan di dalam Coal Bin Bin akan semakin meningkat, dan hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Pulvurize Coal Bin juga Bin juga dilengkapi Bag dilengkapi Bag Filter . Karena tarikan Fan tarikan Fan,, debu batu bara dapat ditangkap dan dimasukkan kembali ke Pulvurize Coal Bin Coal Bin.. Batu bara keluar dari Pulvurize Coal Bin Bin dengan dua aliran keluar diatur oleh Slide Gate Gate yang membuka secara bergantian, yang pembukaannya diatur oleh CCR (Central Control Room), Room), untuk dimasukan ke dalam Pulvurize Coal Bin. Bin. Dari Pulvurize Coal Bin, Bin, dengan kapasitas 120 ton, batu bara halus masuk ke Pfister Feeder dengan menggunakan blower . Dari Pfister Feeder , menggunakan Blower batu bara masuk ke Calsiner ILC . Serta, dari Pfister Feeder , menggunakan Blower batu bara masuk ke Calsiner SLC . Pada Pulvurize Pada Pulvurize Coal Bin B in,, batu bara dengan diameter 20 mikron masuk ke Pfister Feeder dengan menggunakan Blower untuk dimasukan ke Kiln.
Finish M ill 4. Seksi Finish
Seksi ini memiliki tanggung jawab utama untuk menjalankan proses penggilingan akhir semen. Sebelum terak digiling, terlebih dahulu ditambahkan bahan-bahan penolong berupa gypsum, gypsum, trass trass (untuk semen PPC), dan batu kapur high grade (untuk semen OPC). Penggilingan terak beserta campurannya tersebut menggunakan mesin Ball Mill berbentuk tabung, yang diletakkan horizontal, berisi bola-bola besi dari berbagai ukuran. Bola-bola besi itulah yang menghancurkan dan menghaluskan material hingga ukuran 325 Mesh 325 Mesh..
Ball Mil l Gambar IV.5.2.9 Mesin Ball
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
101
Bab IV Pembahasan
Terak yang keluar dari Cooler (bertemperatur 100C) dibawa oleh Drug Conveyor menuju ke penimbunan klinker (Clinker (Clinker Storage Silo) Silo) atau Clinker Dome, Dome, dengan kapasitas 75.000 ton. Klinker yang masih mentah dibawa ke Marginal ke Marginal Bin dengan Bin dengan kapasitas 1.000 ton untuk disimpan sementara waktu, karena klinker mentah dapat dipakai lagi. Klinker mentah dikeluarkan dengan truck lewat Loudout lewat Loudout Spout System System dengan laju alir 455 ton/jam. Klinker dibawa Dump dibawa Dump Truck untuk untuk diumpankan ke Hopper ke Hopper , dan dibawa Belt dibawa Belt Conveyor dengan dengan laju alir 55 ton/jam untuk dicampur dengan klinker dari penimbunan klinker. Clinker Dome mempunyai 10 lubang output , setiap output dilengkapi dilengkapi dengan discharge gate. gate. Masing-masing gate gate menarik klinker dengan laju alir 250 – 275 275 ton/jam. Klinker keluar dari Klinker Storage Silo diumpankan ke tiga Belt tiga Belt Conveyor yang terdapat dibawah klinker storage silo. silo. Dari sini, terjadi pencampuran Klinker Klinker mentah dengan klinker dari penimbunan, kemudian ditransfer ke Belt Conveyor . Dengan menggunakan Bucket menggunakan Bucket Elevator , campuran material tersebut dibawa ke dua Bin dua Bin Klinker yang yang kapasitas masing-masingnya 175 ton. to n. Gypsum Gypsum dan Trass Trass diambil dari tempat penimbunan dengan menggunakan motor pengangkut untuk diumpankan ke Hopper . Kemudian dilewatkan Belt Conveyor melalui Apron Conveyor yang mempunyai kapasitas 171 ton/jam. Dari Belt Conveyor, gypsum gypsum atau trass dibawa ke Hammer ke Hammer Mill yang yang laju alirnya 170 ton/jam. Di sini material akan mengalami size reduction dari material berukuran 400x400x400 mm menjadi produk crusher berdiameter berdiameter 3
≤ 2,5.10 mikron. Produk tersebut dibawa ke Bucket ke Bucket Elevator melalui Belt melalui Belt Conveyor menuju ke Bin ke Bin Gypsum dan Gypsum dan Bin Bin Trass yang Trass yang berkapasitas 175 ton. Klinker dan gypsum gypsum atau trass trass keluar dari masing-masing Bin Bin dengan ditimbang terlebih dahulu dalam Weight Feeder , kemudian ditansfer ke Belt Conveyor . Dari Belt Conveyor , ketiga material tersebut ditransfer ke Bucket Elevator, lalu dimasukkan ke dalam Surge Bin Bin yang berkapasitas 40 ton. Klinker /Gypsum Mix Gypsum Mix keluar keluar dari Surge Bin Bin dengan laju alir 500 ton/jam diumpankan ke Hidroulic Roller Crusher untuk di pre-crushing sebelum digiling ke Ball Mill . Sebagian material yang telah di crushing dengan laju alir 322 ton/jam diresirkulasi kembali ke Hydraulic Roll Crusher lewat Belt Conveyor dan kembali ke Surge Bin untuk Bin untuk memelihara head dari dari material di atas Hydraulic Roll Crusher . Sisa material yang telah dicrushing masuk ke dalam Ball Mill dengan laju alir 215 ton/jam. Produk Hidroulic Roller Crusher berukuran Crusher berukuran ≥90 mikron ini dalam Ball Mill akan mengalami size reduction menjadi material campuran berukuran 325 Mesh 325 Mesh dan dan mempunyai suhu 107C.
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
102
Bab IV Pembahasan
Produk dari Ball Mill dipisahkan dengan Separator lewat Air Slide dan Bucket Elevator. Dari sini, produk dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu; untuk produk yang mempunyai kehalusan 325 Mesh Mesh dibawa oleh aliran udara masuk Cyclone Cyclone dan ke Fuller Plenum Dust Collector . Produk dari Cyclone bercampur Cyclone bercampur dengan produk dari Dust dari Dust Collector dibawa dibawa ke Air ke Air Slide. Slide. Dari Air Slide, Slide, bercampur dengan produk Dust Collector masuk ke Air Slide Slide dan diumpankan ke dalam Bucket dalam Bucket Elevator E levator . Kemudian dari Bucket dari Bucket Elevator E levator dimasukkan dimasukkan ke dalam Cement Silo. Silo. Suhu produk semen yang keluar Ball keluar Ball Mill dikendalikan dikendalikan oleh Water Spraying dan dan sistem udara semprot yang ada di dalam penggiling. Alat ini menjaga agar temperatur produk yang keluar penggiling konstan 107C. Pendinginan lanjut dilakukan selama pemisahan di dalam separator, sehingga suhu akhir semen menjad i 96C.
Gambar IV.5.2.10 Silo semen
5. Seksi Packer dan dan Pelabuhan
Seksi ini merupakan seksi yang bertanggung jawab untuk mengemas semen sesuai dengan jenisnya masing-masing (OPC (OPC atau PPC atau PPC ), ), serta memuatnya ke dalam truk-truk untuk didistribusikan. Pengantongan semen umumnya terdapat 2 ukuran, yakni 40 kg dan 50 kg. Proses pengantongan dilakukan secara otomatis oto matis oleh mesin Roto mesin Roto Packer .
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
103
Bab IV Pembahasan
Gambar IV.5.2.11 Proses pengisian semen curah di pelabuhan SEMEN INDONESIA
Tahap pengantongan semen dimulai dari silo penyimpanan semen, yaitu Silo 5, 6, 7, 8 yang terdapat di Tuban 1 dan 2, yang masing-masing berkapasitas 20.000 ton. Alur proses pengantongan semen dimulai dari jatuhnya semen ke Air ke Air Slide, Slide, kemudian semen diangkut oleh Bucket Elevator . Dari Bucket Elevator , material semen dilewatkan Air Slide Slide dan Vibrating Screen Screen untuk memisahkan semen dengan kotoran pengganggu atau benda asing. Setelah screening , semen berukuran 325 Mesh Mesh masuk ke dalam Bin Bin Semen. Untuk curah, semen masuk ke Bin ke Bin Semen Curah kemudian diangkut dengan menggunakan truk dengan kapasitas 18-40 ton untuk didistribusikan ke konsumen maupun ke pelabuhan. Aliran semen setelah melewati Bin Semen akan dilewatkan ke Bin Semen yang lebih kecil melalui Air Slide. Slide. Selanjutnya akan ditransport ke Bin Roto Packer yang didalamnya dilengkapi dengan Spot Tube, Tube, yaitu semacam suntikan untuk memasukkan semen ke dalam kantong semen. Pemasukan semen ke dalam kantong diatur rentang berat 49,5 – 49,5 – 50,5 50,5 kg untuk semen jenis OPC (Ordinary (Ordinary Portland Cement) dengan berat 50 kg dan rentang rentang berat 39,5 – 39,5 – 40,5 kg untuk semen jenis PPC ( Pozzolan Pozzolan Portland Cement) dengan berat 40 kg. Jika berat semen kurang dari 39,5 dan 49,5 kg maka akan terpantau oleh penimbang dan dikeluarkan lewat Bag lewat Bag Reject . Semen yang tidak lolos akan diayak dan dibawa Screw Conveyor kemudian kemudian dikembalikan ke Bucket Elevator . Semen yang lolos screening dibawa ke Belt Conveyor (menuju truk) untuk didistribusikan ke konsumen.
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
104
Bab IV Pembahasan
6. Seksi Operasi Utilitas
Seksi ini bertanggung jawab untuk menyediakan air bersih, air hidran, air pendingin, dan IDO dan IDO ( Industrial Industrial Diesel Oil ) untuk seluruh keperluan pabrik. Selain itu, juga bertanggung jawab atas pemakaian Genset dan kompresor di Pabrik Tuban. Dalam menyediakan air bersih dan air pendingin (cooler (cooler ), ), seksi ini melakukan pengolahan air (water treatment ) setiap harinya. Air yang diolah berasal dari dua sumber, yakni dari Waduk Temandang dan air bawah tanah (sumur bor). Air hidran diperlukan oleh Seksi K3 untuk melakukan pemadaman kebakaran. Air bersih jumlahnya paling banyak digunakan untuk kebutuhan sanitasi (mandi), sedangkan beberapa juga digunakan untuk mendinginkan terak dan membasahi dalamya Ball Mill . Air pendingin dipakai untuk mendinginkan mesin-mesin produksi, dengan sistem Heat Exchanger (HE) menggunakan Cooling Tower . Kemudian, penggunaan IDO IDO ialah untuk startup Kiln. Kiln. Sedangkan Genset digunakan untuk menghidupkan Clinker Cooler jika jika listrik PLN padam.
7. Seksi Perencanaan Perencanaan Bahan dan Produksi Produksi
Seksi ini bertugas untuk merencanakan kebutuhan dan menyediakan bahan, terutama bahan-bahan pe nolong seperti pasir besi, pasir silika, gypsum silika, gypsum,, trass, trass, dan batu bara. Selain itu, seksi ini juga bertanggung jawab dalam mengatur jumlah produksi terak dan semen agar sesuai dengan target penjualan yang diminta oleh perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, seksi ini berhubungan dengan banyak bagian, baik seksi-seksi yang terlibat pada proses produksi secara langsung, maupun seksi-seksi penunjang, seperti Seksi Jaminan Mutu dan Pengendalian Proses.
8. Seksi Pengendalian Proses
Seksi ini bertugas untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi berlangsung. Seksi ini bertindak sebagai quality control di SEMEN INDONESIA. Kualitas produk dikendalikan melalui pengawasan proses pro duksi secara ketat. Kualitas produk pro duk dalam proses diawasi dengan teliti dengan cara mengambil sampel dari beberapa te mpat, seperti pada Raw Mill , umpan Kiln, Kiln, Kiln, Kiln, dan Finish Mill . Sampel diambil secara rutin, sebagian besar diambil setiap 1 jam sekali untuk diamati kandungan kimianya di laboratorium. Data-data
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
105
Bab IV Pembahasan
yang diperoleh nantinya digunakan untuk melakukan koreksi-koreksi terhadap produk dalam proses, sehingga kualitas produk jadi yang nanti dihasilkan sesuai dengan rencana/target.
9. Seksi Jaminan Mutu
Seksi ini bertanggung jawab untuk melakukan serangkaian uji laboratorium untuk memastikan kualitas bahan mentah, bahan bakar, dan produk jadi benar-benar sesuai target. Seksi ini bertindak sebagai quality assurance di SEMEN INDONESIA. Dalam menjalankan tugasnya, Seksi Jaminan Mutu memiliki 3 laboratorium, yakni Laboratorium Bahan Baku, Laboratorium Batu Bara dan Bahan Bakar Baka r Alternatif, serta Laboratorium Semen. A. Laboratorium Kimia
Adalah laboratorium yang mengadakan analisa bahan untuk memeriksa oksida-oksida semen. Sampel yang diambil berupa produk semen hasil dari hasil gilingan finish mill. Tugas laboratorium kimia adalah melakukan analisa kuantitatif dengan cara gravimetri untuk komposit produk semen meliputi analisa kadar SiO2,Al2O3,CaO,SO3,Fe2O3, free lime dan insulubel. B. Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika bertugas memeriksa sifat-sifat fisis, yaitu: 1. Bahan mentah
Pada laboratorium fisika, bahan memntah yang diuji hanya trass yaitu dengan menguji kuat tekannya (pozzoland activity). activity). Frekuansi
: satu kali sehari
Standar mutu trass
:
SiO2 + Al2O3 + Fe2O3
: 75%
Kuat tekan pozzoland
: 800 Psi
H2O bebas
: 10%
2. Semen a. Setting Time
adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras, mulai penambahan air sampai pengadukan. Analisa dilakukan dengan metode vicat yang dilakukan dalam da lam waktu wakt u 45 330 menit, atau dengan metode gillmore yaitu dengan menggunakan peralatan bersuhu
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
106
Bab IV Pembahasan
o
o
21 C – 25 C, kelembaban 95% dan dilaukan selama 1 jam penentrasi. Frekuensi dilakukan selama satu kali sehari.
b. Kuat Tekan Semen
yaitu kemempuan semen untuk menerima tekanan. Analisa dilakukan dengan membuat semen yang dicetak dan dibiarkan dikamar lembab selama 3,7 dan 28 hari lalu ditekan. Frekuensi dilakukan selama satu kali sehari. c. False Set
yaitu pengerasan semua dari pasta semen disertai tanpa disertai panas hidrasi yang berlangsung selama beberapa menit. Pengerasan semua ini dapat dihilangkan dengan penambahan pengadukan. Frekuensi dilakukan selama satu kali sehari. d. Kehalusan Kehalusan
Kehalusan semen berpengaruh pada kekuatan semen, semakin halus semen maka kekuatan semen semakin tinggi. Frekuensi dilakukan selama satu kali sehari. e. Pemuaian
yaitu dengan mengeringkan produk selama 24 jam kemudian dimasukkan dalam autoclave selama 3 jam. Bila semen mempunyai kadar free lime yang terlalu tinggi makan pemuaiannya akan lebih cepat. C. Laboratorium Batubara
Pada Laboratorium batubara bertugas untuk menganalisa batubara secara proximate. Komponen-komponen yang dianalisa antara lain inherent moist, ash content, volatile matter, fixed carbon, total sulfur, gross caloric value, total moist dan HGI. Sampel batubara diambil setiap kali ada kedatangan batubara dari Kalimantan. Apabila ternyata hasil analisa batubara tidak sesuai dengan standart batubara yang dibutuhkan PT. SEMEN INDONESIA maka batubara yang telah dikirimkan tersebut akan dikembalikan atau PT. SEMEN INDONESIA mau menerima kembali dengan harga yang lebih murah.
Berikut ini adalah flowsheet proses pembuatan semen mulai dari raw mill sampai dengan finish mill.
Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (persero) Tbk, Pabrik Tuban Periode 1 Juli 2013 – 31 31 Juli 2013
107
View more...
Comments