Laporan Kerja Praktek
June 24, 2019 | Author: Abdyaz | Category: N/A
Short Description
Laporan Kerja Praktek...
Description
1
Laporan Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada saat ini, tuntutan metode pengajaran, pendidikan dan materi yang disampaikan juga harus ditingkatkan, agar dapat terciptakan keseimbangan diantaranya. Oleh karena itu, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) sebagai salah satu lembaga pendidikan menetapkan kurikulum yang fleksibel dan mampu mengakomodasikan perkembangan yang ada. Salah satunya adalah dengan adanya mata kuliah “Kerja Praktek” dengan beban 1 SKS yang dilakukan di perusahaanperusahaan. Kerja Praktek ini dilakukan berkelompok (maksimal dua orang) selama satu bulan atau sesuai ketentuan dari perusahaan yang ditempati Kerja Praktek. Oleh
karena itu, perguruan tinggi
selalu mewajibkan
mahasiswanya untuk menempuh mata kuliah Kerja Praktek dimana kegiatan ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi S1 Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. Dengan adanya Kerja Praktek inilah, mahasiswa dituntut untuk dapat melihat sendiri bagaimana seluk beluk di dunia kerja. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi saja, namun yang lebih penting adalah mahasiswa dapat memiliki ketrampilan serta mampu untuk menerapkan ilmu yang dimilikinya. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa teori atau pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan berbeda dengan yang dihadapi di lapangan. Menjelang berlakunya sistem globalisasi internasional pada awal tahun 2000, bisnis telekomunikasi sangat pesat di dunia tidak terkecuali di tanah air. Di Indonesia, hal ini ditandai dengan hancurnya mitos monopoli dalam bisnis telekomunikasi. Berbagai perusahaan bermunculan dan ikut berperan aktif dalam Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 1
2
Laporan Kerja Praktek menyediakan berbagai sarana telekomunikasi menuju kehandalan sistem dan layanan yang prima. Tak pelak lagi kalau saat ini semua perusahaan telekomunikasi berbenah diri untuk memperoleh keunggulan di era persaingan bebas. Tidak ketinggalan pula PT Triyasa Geokomunindo yang selalu berbenah diri untuk menyediakan sistem dan layanan telekomunikasi terbaik bagi masyarakat. PT. Triyasa Geokomunindo, adalah perusahaan yang diselenggarakan dan berada di bawah hukum Republik Indonesia. Triyasa Geokomunindo didirikan dan berkantor pusat di wilayah Jakarta. Triyasa Geokomunindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang Telekomunikasi, pengalaman kami menjadi mitra kompeten dalam pengelolaan proyek Telekomunikasi. Kami juga mendukung industri Telekomunikasi dalam penyediaan situs menara baru dan pemeliharaan infrastruktur. Triyasa Geokomunindo dipimpin oleh manajemen yang memiliki keahlian yang luas di lapangan, dan mengelola tim profesional lokal yang memiliki pengalaman praktis serta peralatan yang dibutuhkan. Triyasa Geokomunindo berupaya untuk terus berinovasi melalui pemanfaatan teknologi terbaru dalam industri Telekomunikasi guna meningkatkan kualitas solusi-solusi layanan dan memastikan konsistensi kepuasan pelanggan dengan menggunakan standarisasi telekomunikasi. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini, antara lain sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi persyaratan jenjang kurikulum S-1 pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. 2. Menerapkan ilmu teoritis yang didapat dibangku perkuliahan kedalam praktek yang sesungguhnya.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
3
Laporan Kerja Praktek 3. Mendapatkan pengalaman tentang kerja teknis di lapangan yang sesungguhnya, sehingga didapatkan gambaran yang sama tentang berbagai hal mengenai dunia kerja yang aplikatif. 4. Mahasiswa dapat mengetahui pemanfaatan teknologi terbaru dalam industri Telekomunikasi guna meningkatkan kualitas solusi-solusi layanan dan memastikan konsistensi kepuasan pelanggan dengan menggunakan standarisasi telekomunikasi. 5. Mahasiswa dapat mengetahui sistem kontrol pada mesin-mesin produksi yang canggih dengan hasil lebih bagus dan lebih efisien dalam hal mencetak label. 1.3 Pembatasan Masalah Karena luasnya permasalahan. penulis membatasi permasalahan penulisan laporan ini hanya berupa tinjauan secara garis besar tentang dasar-dasar sistem proteksi dan sistem grounding untuk mendukung menara telekomunikasi yang ada di Tretek - Pare - Kediri. 1.4 Metodologi Pengumpulan Data Dalam persiapan awal pengumpulan data ini terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan diantaranya : a. Mengambil obyek gambaran singkat dari materi yang akan diambil b. Penentuan batasan masalah. c. Bersifat aktif dan obyektif dalam pengumpulan data. Untuk pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, maka teknik pengumpulan data yang dipakai adalah : 1.4.1 Penelitian Lapangan Yakni penelitan dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan, ini berhubungan dengan pengumpulan data pada perusahaan yang akan dijadikan obyek kerja praktek yaitu : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
4
Laporan Kerja Praktek
Interview : yaitu metode dimana penulis melakukan wawancara dan diskusi dengan pembimbing kerja praktek maupun operator mesin produksi di lapangan guna memperoleh penjelasan tentang data-data yang di butuhkan. Pelaksanaan metode ini dengan mengadakan dialog baik secara langsung maupun tidak langsung.
Observasi : Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan beberapa pengamatan langsung pada obyek yang akan diteliti.
1.4.2 Studi Kepustakaan Merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku serta literatur yang berhubungan dengan materi yang akan diambil sebagai data untuk laporan kerja praktek. 1.4.3 Pengolahan Data Dalam pengolahan data diambil dari bahan-bahan yang didapat selama melaksanakan kerja praktek dan referensi dari buku-buku perpustakaan dan website yang berhubungan dengan tujuan materi. Kemudian digabungkan menjadi satu bagian dari laporan kerja praktek, yang nantinya akan dijadikan sebagai syarat untuk kelulusan di ITATS.
1.5 Metodologi Penulisan BAB I
Pendahuluan Berisikan tentang gambaran umum Iatar belakang penulisan maksud dan tujuan penulisan. pembatasan masalah, idenifikasi permasalahan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
5
Laporan Kerja Praktek BAB II
Profil Perusahaan Berisikan
tentang
latar
belakang
perusahaan,struktur
organisasi,logo,visi dan misi,tujuan. BAB III
Landasan Teori Berisikan tentang dasar-dasar teori sistem kelistrikan pada tower secara umum, komponen – komponen instalasi listrik serta beberapa parameter yang mempengaruhinya.
BAB IV
Pembahasan Berisikan tentang perbandingan teori dengan hal-hal yang ditemukan di lapangan, Pemahaman terhadap keterbatasan dari pembahasan yang dilakukan sehingga dapat memberikan saran
BAB V
Penutup Membahas tentang kesimpulan dan saran.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
6
Laporan Kerja Praktek BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. TRIYASA GEOKOMUNINDO 2.1 Profil PT. Triyasa Geokomunindo PT. Triyasa Geokomunindo, adalah perusahaan yang diselenggarakan dan berada di bawah hukum Republik Indonesia. Triyasa Geokomunindo didirikan dan berkantor pusat di wilayah Jakarta. Triyasa Geokomunindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang Telekomunikasi, pengalaman kami menjadi mitra kompeten dalam pengelolaan proyek Telekomunikasi. Kami juga mendukung industri Telekomunikasi dalam penyediaan situs menara baru dan pemeliharaan infrastruktur. Triyasa Geokomunindo dipimpin oleh manajemen yang memiliki keahlian yang luas di lapangan, dan mengelola tim profesional lokal yang memiliki pengalaman praktis serta peralatan yang dibutuhkan. Triyasa Geokomunindo berupaya untuk terus berinovasi melalui pemanfaatan teknologi terbaru dalam industri Telekomunikasi guna meningkatkan kualitas solusi-solusi layanan dan memastikan konsistensi kepuasan pelanggan dengan menggunakan standarisasi telekomunikasi. Pada tanggal 20 November 2005, sebagai langkah penting untuk menjadi penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu berfokus seluler, Triyasa Geokomunindo melakukan konsolidasi semua bisnis telekomunikasi, yaitu dengan penggabungan PT. Smart Telekom . Perusahaan menjadi Full Network Service Provider (FNSP). Untuk menyelaraskan kepentingan karyawan dengan pemegang saham, Triyasa Geokomunindo meluncurkan program kepemilikan saham atau ESOP (Employee Stock Option Program) dalam 2 tahap sepanjang tahun 2005 dan 2006 yang diambil dari saham portepel sebanyak 5%. Program ESOP ini terbuka bagi seluruh Komisaris, Direksi, dan karyawan tetap Triyasa Geokomunindo serta anak-anak perusahaannya. Komposisi saham per 31 Desember 2006 (setelah periode penebusan ESOP tutup) menjadi 14,29% milik Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
6
7
Laporan Kerja Praktek Triyasa Geokomunindo, 40,81% milik STT, 3 orang Direktur memiliki masingmasing 0,01%, dan lainnya (kepemilikan dibawah 5%) sebesar 44,89%. Meningkatnya kepercayaan publik yang tercermin dari harga saham PT. Triyasa Geokomunindo yang naik diantisipasi oleh manajemen dengan mengeluarkan kebijakan untuk memecah sahamnya (stock split) pada tanggal 8 Maret 2007 melalui RUB Triyasa Geokomunindo hingga pada bulan Juni 2008, Smart Telekom membeli saham PT. Triyasa Geokomunindo dan menjadi pemegang saham mayoritas dari PT. Triyasa Geokomunindo. Smart Telekom telah menjadi kontribusi terbesar dalam hal jumlah pelanggan ke Triyasa Geokomunindo dan salah satu alat untuk mencapai visi untuk menjadi penyedia layanan terbaik. Tepat pada bulan Februari 2009, PT. Triyasa Geokomunindo merubah identitas perusahaan dengan mengganti Logo serta Visi dan Misinya. Perubahan ini merupakan refleksi visi PT. Triyasa Geokomunindo menjadi perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi terintegrasi bagi pelanggan ritel dan korporat. 2.2 Kedudukan dan Struktur Organisasi PT. Triyasa Geokomunindo 2.2.1 Kedudukan PT. Triyasa Geokomunindo Tata Kelola Perusahaan Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik ('Good Corporate Governance') merupakan syarat penting bagi tercapainya tujuan Perusahaan. Triyasa Geokomunindo senantiasa berupaya maksimal untuk menjalankan kegiatan bisnis secara bertanggungjawab agar dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi para pemegang saham dan para stakeholder. Terkait dengan hal tersebut, Triyasa Geokomunindo berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik menuju standar tertinggi.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
8
Laporan Kerja Praktek Kegiatan tata kelola perusahaan dilandasi oleh lima prinsip utama yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Independensi dan Kesetaraan. Kantor Pelayanan Triyasa Geokomunindo Triyasa Geokomunindo yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan informasi di Indonesia memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk pertanyaan seputar telekomunikasi, pengaduan, panduan berlangganan, dll langsung di tempat. Triyasa Geokomunindo menyediakan kantor pelayanan Triyasa Geokomunindo yang sudah banyak tersedia di wilayah Indonesia. Triyasa Geokomunindo tersebar di berbagai regional di seluruh Indonesia, seperti regional Jabodetabek & Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Partner perusahaan : -
PT Smart Telecom
-
PT Tower Bersama Group
2.2.2 Struktur Organisasi PT. Triyasa Geokomunindo Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan segenap pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta tugas dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi PT. TRIYASA GEOKOMUNINDO, seperti pada gambar berikut :
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
9
Laporan Kerja Praktek
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Triyasa Geokomunindo. 2.2.3 Job Description PT. Triyasa Geokomunindo Untuk mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan suatu organisasi yang baik. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara bagian dalam suatu perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka para karyawan dapat mengetahui dengan jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab mereka sehingga dapat terjadi kerja sama yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Dibawah ini merupakan tugas-tugas dari struktur organisasi PT. Triyasa Geokomunindo : 1. Direktur Utama, tugasnya adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada dewan direksi Board Of Director (BOD) dan Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif menawarkan visi dan imajinasi di
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
10
Laporan Kerja Praktek tingkat tertinggi, dan selain itu mempunyai tugas memimpin juga mengkoordinasikan semua kegiatan di PT. Triyasa Geokomunindo. 2. Wakil Direktur Utama, tugasnya adalah membantu direktur utama dalam menangani perusahaan, dan melaksankan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama. 3. Direktur Jabotabek & Corporate Sales, tugasnya adalah bertugas mengkoordinasikan perusahaan-perusahaan penjualan dibawah naungan PT. Triyasa Geokomunindo. 4. Direktur Regional Sales, bertugas memimpin dan mengawasi daerahdaerah penjualan produk-produk PT. Triyasa Geokomunindo. 5. Direktur Marketing, tugasnya adalah merencanakan, mengontrol, dan mengkordinir proses penjualan dan pemasaran bersama S, dan M supervisior (S) untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien. 6. Direktur Information Technology, tugasnya adalah menyelenggarakan perumusan kebijakan teknologi informasi dan melaksanakan penglolaan infrastruktur Hardware, meliputi server, komputer dan perangkat pendukungnnya. 7. Direktur Network, tugasnya melakukan jaringan-jaringan pada sinyal, dan memetakan kebutuhan sekarang juga yang akan datang, terutama hubungan dengan Material Management proses sehingga hubungan ini akan mempengaruhi jaringan terutama pada permasalahan stock barang pada saat terjadi kerusakan. 8. Direktur Finance, tugasnya adalah Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan serta mengendalikan program dan pendapatan pengeluaran keuangan perusahaan.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
11
Laporan Kerja Praktek 9. Direktur Corporate Service, bertugas sebagai penanggung jawab dalam memberikan informasi kepada masyarakat yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. 10. Group Head, bertugas melakukan evaluasi, penelaahan dan analisa atas semua kegiatan di lingkungan Perseroan dan mengkoordinasikan aktivitasnya dengan Komite internal. 2.2.4 Aspek Kegiatan PT. Triyasa Geokomunindo Triyasa Geokomunindo meyakini bahwa sinergi yang terbentuk dari perpaduan aspek- aspek bisnis, masyarakat dan lingkungan dapat membentuk suatu kekuatan untuk bergerak maju dalam menjawab tantangan pasar dan industri. Kekuatan ini akan menjadi modal utama untuk mencapai pertumbuhan usaha dan nilai Perusahaan yang berkelanjutan. PT. Triyasa Geokomunindo bergerak dalam bidang perusahaan yang bergerak di bidang Telekomunikasi, pengalaman kami menjadi mitra kompeten dalam pengelolaan proyek Telekomunikasi. Triyasa Geokomunindo juga mendukung industri Telekomunikasi dalam penyediaan situs menara baru dan pemeliharaan infrastruktur. Triyasa Geokomunindo dipimpin oleh manajemen yang memiliki keahlian yang luas di lapangan, dan mengelola tim profesional lokal yang memiliki pengalaman praktis serta peralatan yang dibutuhkan. Triyasa Geokomunindo berupaya untuk terus berinovasi melalui pemanfaatan teknologi terbaru dalam industri Telekomunikasi guna meningkatkan kualitas solusi-solusi layanan dan memastikan konsistensi kepuasan pelanggan dengan menggunakan standarisasi telekomunikasi. Adapun produk dan jasa yang lainnya, antara lain: Pengembangan
aset
di
sektor
Telekomunikasi,
Telekomunikasi,
Infrastruktur Listrik dan Bidang Telekomunikasi Piagam Pembangunan. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
12
Laporan Kerja Praktek Triyasa Geokomunindo yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan informasi di Indonesia memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk pertanyaan seputar telekomunikasi, pengaduan, panduan berlangganan, dll langsung di tempat. Triyasa Geokomunindo menyediakan kantor pelayanan Triyasa Geokomunindo yang sudah banyak tersedia di wilayah Indonesia. Triyasa Geokomunindo tersebar di berbagai regional di seluruh Indonesia, seperti regional Jabodetabek & Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sebagai bentuk komitmen Triyasa Geokomunindo dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, Triyasa Geokomunindo telah melaksanakan berbagai progam yang kami harapkan dapat meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih baik. Corporate Social Responsibility yang kami lakukan tidak terbatas hanya pada pengembangan dan peningkatan kualitas masyarakat pada umumnya, namun juga menyangkut tata kelola perusahaan yang baik
(Good
Corporate
Governance).
Kepedulian
terhadap
pelanggan,
pengembangan Sumber Daya Manusia, mengembangkan Green Environment serta memberikan dukungan dalam pengembangan komunitas dan lingkungan sosial. Setiap fungsi yang ada, saling melengkapi demi tercapainya CSR yang mampu memenuhi tujuan Triyasa Geokomunindo dalam menerapkan ISO di perusahaan. Penerapan CSR Triyasa Geokomunindo mencakup 5 inisiatif, yang dilakukan secara berkesinambungan yaitu: 1. Organizational Governance Penerapan tata kelola Perusahaan terbaik termasuk mematuhi regulasi d ketentuan yang berlaku, berlandaskan 5 prinsip: transparansi, akuntabili pertanggungjawaban, interpendensi dan kesetaraan. 2. Consumer Issues Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
13
Laporan Kerja Praktek Menyediakan dan mengembangkan produk dan jasa yang memberikan manfaat luas bagi pemakainya, layanan yang transparan d terpercaya. 3. Labor Practices Mengembangkan
hubungan
yang
saling
menguntungkan
antara
Perusahaan dan karyawan serta pengembangan sistem, organisasi dan fasilitas pendukung sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi Perusahaan. 4. Environment Mengembangkan budaya Peduli lingkungan termasuk upaya-upaya nyata untuk mengurangi penggunaan emisi karbon dalam kegiatan perusahaan. 5. Community Involvement Ikut mengembangkan kualitas hidup komunitas dalam hal kualitas pendidikan sekolah dan olahraga, kualitas kesehatan, serta ikut serta dalam mendukung
kegiatan
sosial
komunitas
termasuk
bantuan
saat
bencana/musibah. 2.3 Logo, Visi dan Misi PT. Triyasa Geokomunindo 2.3.1 Logo PT. TRIYASA GEOKOMUNINDO Pada tahun 2009, PT Triyasa Geokomunindo merubah identitas dengan mengganti logo seperti pada gambar, visi serta misinya. Perubahan ini merupakan refleksi visi Triyasa Geokomunindo menjadi perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan situs menara baru dan pemeliharaan infrastruktur terintegrasi bagi pelanggan ritel/korporat. Harapan penggantian identitas ini agar lebih mensosialisasikan pelayanan jasa yang terdapat di Triyasa Geokomunindo Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
14
Laporan Kerja Praktek ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan tentunya dapat membawa bangsa Indonesia menuju babak baru dalam dunia
telekomunikasi yang lebih baik.
Identitas korporat baru Triyasa Geokomunindo terdiri dari kombinasi teks “Triyasa Geokomunindo” dengan simbol “Pohon” yang mencerminkan teknologi yang tinggi, bersahabat, serta dinamis dan modern. Techno Trees adalah sebutan logo Triyasa Geokomunindo baru yang tercipta dari pohon
yang mencerminkan usaha dan fokus bisnis Triyasa
Geokomunindo saat ini, yaitu di Indonesia dalam bidang teknologi dan pelayanan bagi masyarakat, serta pentingnya kerjasama yang kokoh diantara ketiga elemen tersebut.
Gambar 2.2 Logo Triyasa Geokomunindo Baru (Techno Trees). 2.3.2 Visi 1. Menjadi penyedia layanan terbaik bagi Operator dan Provider Menara Telekomunikasi, dengan Optimalisasi Sumber Daya yang ada sehingga memuaskan bagi semua Stakeholder. 2. Menawarkan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi yang lengkap dan berkualitas. 3. Berada pada “Top-Of-Mind” pelanggan dalam menyediakan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi. 4. Menyediakan produk dan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat yang dilayani.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
15
Laporan Kerja Praktek 2.3.3 Misi 1. Menciptakan semangat untuk meraih kepuasan pelanggan, layanan terbaik, solusi yang inovatif dan hubungan kemitraan yang dibangun atas dasar kesempurnaan. 2. Membangun fasilitas jaringan yang kuat untuk klien, namun tetap fleksibel melalui penerapan manajemen yang berkesinambungan dengan informasi intelijen mengenai perkembangan terakhir di bidang Telekomunikasi dan Infrastruktur, dalam kaitannya dengan kepentingan bisnis. 3. Menerapkan budaya terbaik untuk lingkungan kerja yang sehat, melalui kepemimpinan yang bijaksana. 4. Mengembangkan kemitraan dengan pihak Stakeholders terkait secara nasional sehingga mendukung layanan komunikasi nirkabel dimanapun sesuai kebutuhan pelanggan. 5. Bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai team yang dipersatukan oleh nilai-nilai untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari dalam semua hal yang kami kerjakan. 6. Mendorong dan menghargai karyawan untuk meraih pertumbuhan diri dan standar kinerja terbaik. 2.3.4 Motto PT Triyasa Geokomunindo Untuk menambah semangat kerja seluruh warga usahanya, PT Triyasa Geokomunindo mempunyai motto yang dipegang teguh, yaitu a. Success Through Team Work (Sukses Melalui Kerja Tim) Artinya adalah keberhasilan yang dicapai melalui kerjasama seluruh pihak yang terkait yaitu kelompok tingkat Direksi, Divisi, Bagian serta Instansi Pemerintah dan Swasta, juga tak kalah penting fungsi pelanggan atau pemakai jasa telekomunikasi. b. The Future Is Here (Masa Depan Ada Disini) Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
16
Laporan Kerja Praktek Motto ini menggambarkan semangat Triyasa Geokomunindo untuk membuat masa depan dunia teknologi yang lebih. Dalam kaitan kerjasama diantara pihak-pihak terkait, senantiasa ditekankan dalam setiap kegiatan perusahaan. Selain motto, Triyasa Geokomunindo juga punya tekad pelayanan, yaitu: We Care More (Kami Lebih Peduli) Hal ini adalah tekad pelayanan Triyasa Geokomunindo dalam upaya menghadapi persaingan yang tajam. Dengan tekad ini, Triyasa
Geokomunindo
kegiatan/kebutuhan
bertekad
pelanggan,
memenuhi
senantiasa
segala
mengupayakan
peningkatan mutu jasa dan pelayanan serta memacu diri menjadi yang terbaik di bidang telekomunikasi. 2.4 Tujuan, Strategi dan Fungsi PT. Triyasa Geokomunindo 2.4.1 Tujuan Pokok PT. Triyasa Geokomunindo Tujuan PT. Triyasa Geokomunindo berdasarkan Anggaran Dasar, yaitu : 1. Membangun,
mengembangkan,
dan
mengusahakan
pelayanan
telekomunikasi dalam rangka meningkatkan hubungan dari dalam dan luar negeri. Tujuan ini mencakup : a. Peningkatan hubungan telekomunikasi internasional sehingga mampu menunjang sektor-sektor lainnya seperti perdagangan, industri, hubungan internasional, dan yang lainnya. b. Bekerjasama dengan PT Tower Bersama Group meningkatkan pelayanan yang merata ke seluruh pelosok dan tempat dimana dibutuhkan. 2. Memberikan sumbangan bagi perekonomian negara pada umumnya dan peningkatan penerimaan negara pada khususnya, berpartisipasi aktif dalam Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
17
Laporan Kerja Praktek menunjang
dan
melaksanakan
program
pemerintah
di
bidang
pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka PT. Triyasa Geokomunindo menjalankan usaha di bidang jasa yang meliputi : a. Penyedia jasa Telekomunikasi Umum b. Perencanaan Jaringan c. Akuisisi Lahan dan Perijinan d. Design Infrastruktur dan Konstruksi e. Konsultasi Telekomunikasi f. Penyediaan dan Pemanfaatan Layanan Multimedia melalui Peralatan Telekomunikasi g. Instalasi Jaringan dan Manajemen Proyek untuk Menara Telekomunikasi h. Pengoperasian dan Pemeliharaan Site selama masa kontrak Infrastruktur 3. Usaha-usaha lainnya yang secara langsung menunjang penyelenggaraan Pengembangan
aset
di
sektor
Telekomunikasi,
Telekomunikasi,
Infrastruktur Listrik dan Bidang Telekomunikasi Piagam Pembangunan. 2.4.2 Strategi PT. Triyasa Geokomunindo Selama dua dekade terakhir perusahaan dihadapkan pada keharusan untuk berhadapan dengan sejumlah ketentuan baru. Perusahaan dituntut cepat tanggap terhadap persaingan dan perubahan pasar. Upaya menjadi terunggul dalam industri melalui peningkatan kompetensi menjadi keniscayaan yang tak dapat dielakkan bila masih ingin tetap eksis. Manajer dituntut untuk dapat memilih dan memilah berbagai konsepsi strategi yang ditawarkan. Suatu konsepsi yang setelah diimplementasikan memberi hasil optimal pada suatu masa, harus dikaji ulang ketika konteks persaingan berubah. Sebagai contoh, konsepsi Strategic Positioning – pernah menjadi acuan utama bagi kalangan bisnis – menjadi kurang relevan ketika pasar berubah dinamis dan teknologi memungkinkan pesaing untuk Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
18
Laporan Kerja Praktek meniru keunggulan yang dimiliki. Keunggulan menjadi bersifat sementara, dan resiko menghilang menjadi lebih besar. Sementara itu, regulasi cenderung menghilangkan hambatan persaingan, dan semakin banyak perusahaan yang berusaha keras menjadi ramping dan lebih cekatan. Hasilnya, pasar global tak terelakkan dan kompetisi pada setiap lini industri sangat kuat (hypercompetition). Selain ancaman dari luar yang disebabkan perubahan teknologi, preferensi pasar dan perilaku persaingan, ancaman terbesar justru berasal dari lingkungan internal perusahaan. Akar persoalan, menurut Porter terletak pada kegagalan manajer membedakan antara strategi dan efektivitas operasional. Upaya menghasilkan produktivitas, kualitas, dan daya tanggap telah menelorkan perangkat dan teknik manajemen yang terkenal seperti: TQM, benchmarking, time-based
competition,
outsourcing,
partnering,
reengineering,
change
management, dan lain sebagainya. Namun demikian, meskipun semuanya itu berdampak pada peningkatan kinerja secara dramatis, banyak perusahaan yang tidak mampu mengubah kinerja unggul tadi menjadi kemampuan menghasilkan laba yang menjamin kelangsungan hidup (sustainable profitability). Lambat laun manajer terjebak pada mengutak – atik teknik manajemen saja, sementara mereka justru tidak memperhatikan strategi. Teknik – teknik manajemen diperlukan untuk memperbaiki efektivitas operasional, tetapi hal ini tidak mencukupi, masih diperlukan strategi guna meraih keunggulan dalam jangka panjang. Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
19
Laporan Kerja Praktek menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan
telekomunikasi
yang
memiliki
kualifikasi
sebagai
information
superhighway. Perusahaan dapat mengungguli pesaing – pesaingnya hanya jika mampu menjadikan dirinya berbeda melalui: memberikan value kepada pelanggan lebih besar dari yang dapat dilakukan pesaing, dan menciptakan comparable value dengan biaya yang lebih rendah. Langkah pertama memberi peluang kepada perusahaan untuk menentukan harga lebih tinggi, sementara tindakan kedua menghasilkan efisiensi. Kedua aktivitas di atas, secara umum menggambarkan strategi dasar dalam mengelola berbagai aktivitas internal perusahaan agar selalu lebih baik dari pesaing. Hal ini berbeda dengan konsep strategic positioning, yang dimaknai sebagai melakukan berbagai aktivitas yang berbeda dari pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda. Guna mengetahui seberapa maksimum perusahaan mengelola operasionalnya secara efektif dalam menghasilkan produk dan atau jasa menggunakan teknologi, ketrampilan, teknik manajemen, dan input lainya Porter menawarkan konsep Productivity Frontier, yakni situasi yang menunjukkan praktek terbaik (state of best practice). Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional. Sehingga untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu diperlukan suatu strategi yang tepat dan penerapan
yang baik.
Dalam
hal
ini, mencoba menganalisis
Triyasa
Geokomunindo sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan jasa telekomunikasi internasional, sebagai bahan studi. Dengan pertimbangan, Triyasa Geokomunindo dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja yang cukup baik.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
20
Laporan Kerja Praktek 2.5 Jasa-jasa Pelayanan PT. Triyasa Geokomunindo 2.5.1 Layanan - Solusi Inovatif Solusi
yang
ditawarkan
mencerminkan
pemahaman
Triyasa
Geokomunindo atas kebutuhan pelanggan serta komitmen dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Mulai dari kemudahan komunikasi telepon, hingga akses internet tanpa batas, tempat dan waktu. Triyasa Geokomunindo senantiasa berupaya mengembangkan solusi inovatif yang dirancang untuk melebihi ekspektasi para pelanggan. Layanan bagi Triyasa Geokomunindo merupakan jenis layanan yang memberikan kontribusi paling besar, yakni hingga mencapai 75% dari seluruh penerimaan pada tahun 2008. 2.5.2 Nilai-nilai pada PT. Triyasa Geokomunindo Proses penggabungan usaha penyediaan situs menara baru dan pemeliharaan infrastruktur ke dalam Triyasa Geokomunindo di tahun 2003 memberikan tantangan untuk dapat menggabungkan dua organisasi yang memiliki budaya dan kebijakan perusahaan yang berbeda-beda. Untuk itu, Triyasa Geokomunindo telah memformulasikan dan mengkomunikasikan nilai-nilai perusahaan baru untuk mendukung pencapaian visi dan misi perseroan. Dengan melibatkan seluruh karyawan Perseroan, Triyasa Geokomunindo telah menetapkan nilai-nilai perusahaan yang baru, Insan Gemilang yang merangkum nilai-nilai Integritas, kerjasama, Keunggulan, kemitraan, dan fokus pada pelanggan. Insan Gemilang menjelaskan budaya perusahaan yang harus dibangun untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Nilai-nilai “Insan Gemilang” menjadi tuntutan sekaligus patokan tatanan perilaku keseharian PT Triyasa Geokomunindo. 1. Integritas Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
21
Laporan Kerja Praktek Itikad untuk melakukan pekerjaan dengan menjunjung tinggi etika bagi kepentingan
perusahaan,
pemegang
saham.
karyawan,
pelanggan,
pemerintah dan masyarakat serta bertindak berdasarkan kebijakan dan pedoman. 2. Kerjasama Berdasarkan komitmen, kepercayaan, keterbukaan, saling membantu dan menghargai serta berpartisipasi aktif dalam memberikan kontribusi dan dukungan bagi kepentingan perusahaan. 3. Keunggulan Terwujud dalam nilai dan usaha untuk melebihi standar yang diharapkan dengan cara terus menerus mengembangkan kemampuan. 4. Kemitraan Dibangun dengan pihak-pihak yang terkait atas dasar saling membutuhkan dan saling percaya untuk kepentingan bersama. 5. Fokus pada pelanggan Baik internal maupun eksternal dengan jalan memahami dan memenuhi kebutuhan melebihi yang diharapkan merupakan keutamaan serius Triyasa Geokomunindo.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
22
Laporan Kerja Praktek BAB III TEORI KELISTRIKAN
3. Sistem Kelistrikan 3.1 Pengertian Sistem Kelistrikan Instalasi listrik atau instalasi tenaga listrik dapat diartikan sebagai suatu cara penempatan dan pemasangan penyalur tenaga listrik untuk semua peralatan yang memerlukan tenaga listrik untuk pengoperasiannya dan bagian ini langsung berada dalam daerah kegiatan konsumen. Suatu instalasi tenaga listrik terdiri dari bebrapa bagian:
Penyediaan tenaga listrik Sistem pembagian Saluran tenaga listrik Pengaman Pentanahan
Penempatan dan pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan,khususnya di Republik Indonesia,peraturan mengenai instalasi listrik tertulis dalam Peraturan Umum Instalasi Listik (PUIL 1987).Tujuan dari peraturan-peraturan ini adalah :
Pengamanan manusia dan barang.
Penyediaan daya listrik yang aman dan efisien.
Dalam memilih kelengkapan instalasi listrik perlu diperhatikan:
Kesesuaian dengan maksud pemasangan dan penggunaannya.
Kekuatan dan keawetannya,termasuk bagian yang lain untuk melindungi perlengkapan yang lain.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
23
Laporan Kerja Praktek
Keadaan dan resistansi isolasinya.
Pengaruh suhu baik keadaan normal maupun keadaan yang tidak normal.
Keamanan pabrik serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
Suatu perancangan instalasi listrik tegangan rendah harus mengutamakan penggunaan gawai proteksi untuk gangguan-gangguan:
Beban lebih Hubung pendek Gangguan isolasi
Untuk perencanaan instalasi sebuah intalasi kelistrikan ada standarisasainy yaitu menggunakan Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 2000),dalam perencanaan instalasi listrik memerlukan gambar sebagai berikut :
1. Gambar situasi yang menunjukan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungan dengan sumber tenaga listrik. 2. Gambar instalasi,yang meliputi: o Rancangan tata letak yang menunjukan dengan jelas letak perlengkapan
listrik
(pelayanannya),seperti
beserta titik
sarana
lampu,kotak
kendalinya
kontak,sakelar,motor
listrik,PHB (Panel Hubung Bagi) dan lain-lainnya. o Rancangan
hubungan
perlengkapan
listrik
dengan
gawai
pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya,motor dengan pengasutnya (cara startnya),dan dengan gawai pengatur kecepatannya,yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir. 3. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dan PHB (Panel Hubung Bagi)yang bersangkutan,ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut. 4. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik. 5. Diagaram instalasi garis tunggal,meliputi: Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
24
Laporan Kerja Praktek o Diagram PHB (Panel Hubung Bagi) lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal komponennya. o Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya. o Sistem pembumian o Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai. 6. Gambar rinci,yang meliputi: o Perkiraan ukuran fisik PHB (Panel Hubung Bagi). o Cara pemasangan perlengkapan listrik. o Cara pemasangan kabel o Cara kerja instalasi kendali. 7. Perhitungan teknis bila dianggap perlu,yang meliputi antara lain: o Susut tegangan. o Perbaikan faktor daya. o Beban terpasang dan kebutuhan maksimum. o Arus hubung pendek dan daya hubung pendek. o Tingkat penerangan. 8. Tabel bahan instalasi,yang meliputi: o Jumlah dan jenis kabel,penghantar dan perlengkapan. o Jumlah dan jenis perlengkapan pembantu. o Jumlah dan jenis PHB (Panel Hubung Bagi). o Jumlah dan jenis luminer lampu. 9. Uraian teknis,yang meliputi: o Ketentuan mengenai sistem proteksi. o Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya. o Cara pengujian. o Jadwal waktu pelaksanaan. 10. Perkiraan Biaya. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
25
Laporan Kerja Praktek 3.2 Transformator 3.2.1 Pengertian Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah enegi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi elekromagnet.Pada umunya transformator terdiri dari sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan,yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan itu.Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang dibelit diseputar “kaki”inti transformator.
Gambar 3.1 Konstruksi Dasar Transformator Transformator digunakan secara luas,baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika.Penggunaanya
dalam
bidang
sistem
tenaga
listrik
memungkinkah dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan,misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.Dalam bidang elektronika,transformator digunakan antara lain,untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
26
Laporan Kerja Praktek Berdasarkan frekuensi,transformator dapat kelompokan sebagai berikut: 1. Frekuensi daya,50 Hz – 60Hz 2. Frekuensi pendengaran,50 Hz – 20 KHz 3. Frekuensi radio,diatas 30 KHz Bila dalam bidang tenaga listrik,pemakaian transformator dikelompokan menjadi: 1. Tranformator daya 2. Tranformator Distribusi 3. Transformator pengukuran,yang terdiri dari transformator arus (CT) dan transformator tegangan (PT). Sedangkan berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti,transformator dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1. Tipe inti.Pada tipe ini terdapat dua kaki,dan masing-masing kaki dibelit oleh satu kumparan. 2. Tipe cangkang.Tipe ini mempunyai tiga buah kaki,dan hanya kaki yang tengah-tengah dibelit oleh kedua kumparan.Kedua kumparan saling tergabung secara agnetic melalui inti.Kumparan-kumparan itu tidak tergabung secara elektrik.Bagian datar dari inti dinamakn pemikul.
Tipe Cangkang
Tipe inti
Gambar 3.2 Klasifikasi transformator berdasarkan lilitan kumparan. 3.2.2 Hubungan Lilitan Transformator Tiga Phasa Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
27
Laporan Kerja Praktek Pada umumnya dikenal tiga cara untuk menyambung lilitan pada transformator tiga phasa untuk masing-masing sisi,yaitu : Hubungan bintang atau Y Hubungan delta atau D Hubungan zigzag atau Z Pada bagian ini penulis hanya akan membahas dua jenis hubungan lilitan saja yang umumnya dijumpai pada transformator tiga phasa. Hubungan Bintang atau Y Arus pada transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan secara bintang yaitu,Ia,Ib,dan Ic,masing-masing mempunyai beda phasa sebesar 120.
Gambar 3.3 Rangkaian Hubungan Bintang Untuk beban seimbang berlaku hubungan : In = Ia + Ib + Ic = 0 Vab = Van + Vbn = Van – Vbn Vbc = Vbn – Vcn Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
28
Laporan Kerja Praktek Dari gambar diatas diketahui bahwa untuk hubungan bintang berlaku : Vab = √3 an,atau Vl = √3 p Ip = IL
Hubungan Delta atau D. Tegangan pada transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan secara delta,yaitu Vab, Vbc,dan Vca,masing-masing mempunyai beda phasa sebesar 120
Gambar 3.4 Rangkaian Hubungan Delta Untuk beban yang seimbang berlaku hubungan: Ia = Iab – Ica Ib = Ibc – Iab Ic = Ica – Ibc Dari vektor diagram pada gambar diatas diketahui arus Ia (arus jala-jala) adalah √3 ×
(arus phasa).Tegangan jala-jala dalam hubungan delta sama dengan
tegangan phasanya. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
29
Laporan Kerja Praktek Besarnya daya dalam hubungan delta adalah: VpIp = 3Vl
√
= √3VL IL
3.3 Panel 3.3.1 Pengertian Panel Panel atau kombinasi panel-panel adalah bentuk dari perlengkapan hubung bagi pada tempat pelayanannya,terbuat dari bahan konduktif atau tidak konduktof yang dipasang pada suatu rangka yang dilengkapi dengan perlengkapan listrik seperti sakelar,kabel,dan rel.perlengkapan hubung bagi yang dibatasi dan dibagibagi dengan baik menjadi petak-petak yang terduduk mendatar dan tegak dianggap sebagai suatu panel hubung bagi (PHB). Terdapat tiga tingkatan (level)pada panel dalam mendistribusikan tenaga listrik,main distribution level,sub distribution level dan load level. Untuk menempatkan panel pada lokasinya dan persyaratan lainnya perlu memperhatikan aturan –aturan yang terdapat didalam PUIL 2000. 3.3.2 Main Distribution Panel (MDP) MDP menghubungkan langsung antara sumber tenaga listrik dengan sub Distribution Panel (SDP).Digunakan terutama sekali untuk : Safety disconnection Coupling busbar sections Proteksi Busbar Selectivity vis-a-vis upstream protection equipment Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
30
Laporan Kerja Praktek Dilengkapi terutama sekali dengan : Pemutus Sirkit dan pemutus sirkit tidak otomatis Tipe pemutus sirkit Fuses 3.3.3 Sub Distribution Panel (SDP)Digunakan untuk : Safety disconnection Switching beban listrik,system lampu dan motor Proteksi kabel,jaringan listrik dan beban Proteksi
cadangan
dan
selectivity
vis-a-vis
upstream
dan
downstream protection equipment Proteksi terhadap tegangan lebih Kontrol,metering dan pengukuran dilengkapi dengan: Mouded Case Circuit Breaker (MCCB) Miniature Circuit Breaker (MCB) Sekering Peralatan tambahan untuk ontrol,metering dan pengukuran. 3.3.4 Panel Distribusi Beban Panel ini hamir sama dengan SDP,yang membedakannya adalah kapasitasnya yang lebih kecil dari SDP.Digunakan untuk : Proteksi manusia dan barang Proteksi beban listrik Proteksi kabel dan jaringan listrik Proteksi tegangan lebih Safety disconnection Monitoring dan signaling Kontrol Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
31
Laporan Kerja Praktek Metering dan Pengukuran,Dilengkapi dengan: Pemutus sirkit Switch-disconnection dan sekering switch-disconnection Gawai proteksi arus sisa Miniature Circuit Breaker (MCB) Sistem sekering Earth leakage monitors Time switches Pealatan mekanik,elektromekanik dan elektronik pendukung lainnya. 3.3.5 Lokasi PHB Utama (Panel Hubung Bagi) Panel Hubung Bagi (PHB) utama harus dipasang dilokasi yang cocok,yang kering dan ventilasi yang cukup,kecuali bila Panel Hubung Bagi (PHB) dilindungi terhadap lembab,dan ditempatkan sedemikian hungga Panel Hubung Bagi (PHB) dan pencapaiannya tidak terhalang oleh bagian atau isi gedung atau bagian lainnya dalam gedung.Lokasi yang dilarang untuk Panel Hubung Bagi utama adalah tinggi diatas tanah,lantai atau platform (>1,2m),di dekat endon air atau di dekat dapur listrik,dalam lemari penyimpanan,di dekat pancuran mandi,di dekat kolam renang,spa atau sauna,di tangga yang terisolasi dari kebakaran,lorong jalan dan lereng,di dekat gulungan selang kebakaran,dan didekat dengan sprinkler kebakaran otomatis. 3.3.6 Pemasangan Sakelar Masuk Pada Panel Hubung Bagi. Pada sisi penghantar masuk dari Panel Hubung Bagi yang berdiri sendiri harus dipasang setidak-tidaknya satu sakelar,sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.sakelar masuk untuk memutuskan aliran suplai Panel Hubung Bagi tegangan rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10 A,dan arus minimum sama besar dengan arus Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
32
Laporan Kerja Praktek nominal penghantar masuk tersebut.Penjelasanya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar 3.5 Pemasangan sakelar masuk 1
Gambar 3.6 Pemasangan sakelar masuk 2 Pemasangan sakelar yang dimaksud seperti pada penjelasan sebelumnya tidak diperlukan:
Jika Panel Hubung Bagi mendapat suplai dari saluran keluar suatu Panel Hubung Bagi lain,yang pada saluran keluarnya dipasang sakelar yang
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
33
Laporan Kerja Praktek mudah dicapai dan Panel Hubung Bagi itu terletak dalam ruang yang sama seperti jarak antara keduanya tidak lebih dari 5 m.
Jika
dengan
cara
tertentu
dapat
dilaksanakan
pemutusan
dan
penyambungan suplai ke Panel Hubung Bagi tersebut melalui suatu sakelar pembantu yang harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai.
Jika sakelar itu duganti dengan pemisah,asalkan pada setiap sirkit keluar dipasang sakelar keluar.
Penjelasanya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 3.7 Pemasangan Tidak Diperlukan Sakelar Masuk 1
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
34
Laporan Kerja Praktek
Gambar 3.8 Pemasangan Tidak Diperlukan Sakelar Masuk 2 3.3.7 Pemasangan Sakelar Keluar Pada Panel Hubung Bagi
Pada sirkit keluar Panel Hubung Bagi harus dipasang sakelar keluar jika sirkit tersebut : Mensuplai tiga buah atai lebih panel Hubung Bagi yang lain.
Dihubungkan ke tiga buah atau lebih motor/perlengkapan listrik lain yang mana hal ini tidak berlaku jika motor atau perlemgkapan listrik tersebut dayanya masing-masing lebih kecil atau sama dengan 1,k kW dan letaknya dalam ruangan yang sama,kecuali untuk tegangan menengah.
Dihubungkan ke tiga buah atau lebih kotak-kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 A.
Mempunyai arus niminal 100 A atau lebih.
Penjelasannya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
35
Laporan Kerja Praktek
Gambar 3.9 Pemasangan Sakelar Keluar 1
Gambar 3.10 Pemasangan Sakelar Keluar 2 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
36
Laporan Kerja Praktek 3.3.8 Pengelompokan Perlengkapan Sirkit Pada Panel Hubung Bagi Pada Panel Hubung Bagi yang mempunyai banyak sirkit keluar phasa tunggal,dan phasa tiga,baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan,gawai proteksi,sakelar,dan terminal yang serupa harus dikelompokan sehingga :
Tiap kelompok melayani sebanyak – banyaknya enam buah sirkit.
Kelompokan perlengkapan instalasi tenaga terpisah dari kelompok perlengkapan penerangan.
Kelompok perlengkapan phasa tunggal,phasa dua,dan phasa tiga merupakan kelompok sendiri-sendiri yang terpisah.
3.4 Alat Pengukur Dan Pembatas (APP) APP adalah alat pengukur dan pembatas dalam hal ini adalah kWH meter yang berfungsi sebagai pengukur dan MCB pembatas daya PLN ke beban. 3.5 Kode IP (International Protection) 3.5.1 Pengertian Kode IP Kode IP adalah system kode untuk menunjukan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagian yang berbahaya,dari masuknya benda asing padat,dari masuknya air,dan untuk memberikan informasi tambahan dalam hubungannya dengan proteksi tersebut. Susunan Kode IP
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
37
Laporan Kerja Praktek
Jika angka karateristik tidak dipersyaratkan untuk ditentukan,maka dapat diganti dengan huruf “X”atau “XX” jika kedua angka dihilangkan tanpa pergantian,dan jika digunakan lebih dari satu suplemen maka harus diterapkan urutan abjad. Jika suatu selungkup memberikan tingkat proteksi yang berbeda untuk susunan pemasangan yang berbeda,maka tingkat proteksi yang relevan harus ditunjukan oleh pabrikan dalam buku instruksi yang berkaitan dengan masingmasing susunan pemasangan. 3.5.2 Contoh Penggunaan Kode IP Contoh berikut ini adalah untuk menjelaskan penggunaan dan susunan kode IP dalam PUIL 2000 : a) IPXXB : Angka pertama diganti huruf X : tidak ada persyaratan untuk proteksi dari masuknya benda asing padat. Angka kedua diganti huruf X : tidak ada persyaratan untuk proteksi dari masuknya air. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
38
Laporan Kerja Praktek Huruf B : dipersyaratkan proteksi manusia dari sentuh langsung dengan jari ke bagian berbahaya. b) IP2X : Angka pertama (angka 2) :dipersyaratkan proteksi dari masuknya benda asing padat dengan diameter ≥12,5 mm dan proteksi manusia dari sentuh langsung dengan jari ke bagian berbahaya.
Angka kedua diganti huruf X : tidak ada persyaratan untuk proteksi dari masuknya air. 3.6 Komponen- komponen Instalasi listrik. Instalasi
listrik
mempunyai
berbagai
macam
komponen
penyusunnya,antara lain sakelar sirkit listrik,relay,busbar,kabel dan lain-lain. 3.6.1 Sakelar Sirkit Listrik Yang dimaksud dengan sakelar sirkit listrik disini adalah penghubung sirkit listrik ada yang mempunyai fungsi sebagai pengaman seperti CB,fuse atau sebagai sakelar penghubung dan pemutus biasa. Fungsi sakelar sirkit listrik antara lain : 1. Proteksi,melindungi sirkit dari : Gangguan beban lebih (overload). Gangguan hubung pendek (short circuit),yang akan berdampak buruk pada umur teknis kabel dan beban listrik. Mengisolir gangguan dari sirkit,untuk mencegah akibat – akibat yang membahayakan manusia dan perlengkapan listrik. 2. Isolasi,memisahkan sirkit atau gawai listrik dari instalasi listriknya untuk menjamin keamanan operasi.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
39
Laporan Kerja Praktek 3. Kontrol,agar pengguna dapat melakukan aksi-aksi operasi pada saat :
Kondisi normal (saat beban normal,tanpa arus lebih),untuk menghidupmatikan sebagian atau seluruh instalasi,berfungsi fungsional. Pada saat-saat genting (walaupun tanpa beban),untuk mematikan segera sebagian atau seluruh instalasi,disebut sebagai penghentian darurat (emergency stop).
Sekering (fuse). Sekering dapat diartikan sebagai satu bagian peralatan proteksi arus lebih yang mana bagian pengaman arus lebihnya dapat dipanaskan dan terpisah oleh arus lebih yang melaluinya.Fungsi – fungsi dasar yang harus dimiliki oleh sekering adalah proteksi dari beban lebih dan hubung pendek.
Gambar 3.11 Fuse Trip Curve Sakelar (Switch) Fungsi dasar yang harus dimiliki adalah sebagai control,sedang fungsi tambahannya adalah sebagai isolasi dan proteksi gangguan isolasi yang Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
40
Laporan Kerja Praktek dimungkinkan sakelar dengan mekanisme pembuka otomatis dan penambahan gawai arus sisa. Sakelar - Sekering Fungsi-fungsi dasar yang harus dimiliki adalah sebagai proteksi dari beban lebih
dan
hubung
pendek,isolasi
dan
kontrol.Sedangkan
untuk
fungsi
tambahannya adalah proteksi dari gangguan isolasi yang dimungkinkan dengan sakelar dengan pembuka otomatis dan penambahan gawai arus sisa. Kontaktor Fungsi dasar yang harus dimiliki adalah sebagai control.Sedangkan fungsi tambahannya adalah sebagai isolasi. Pemutus Sirkit Pemutus sirkit adalah suatu alat yang didesain untuk membuka dan menutup suatu sirkit dengan alat-alat yang tidak otomatis,dan untuk membuka sirkit secara otomatis pada arus beban lebih yang ditentukan ketika diterapkan dengan baik didalam rating pemutusannya tanpa merusak dirinya sendiri. Fungsi-fungsi dasar yang harus dimiliki oleh pemutus sirkit adalah proteksi dari beban lebih dan hubung pendek,dan control.Sedangkan fungsi-fungsi tambahannya adalah sebagai isolasi dan proteksi dari gannguan isolasi yang dimungkinkan dengan penambahan gawai arus sisa. Untuk mencari nilai dari pemutus sirkit yang ajkan dipakai,dapat ditentukan dengan mencari nilai arus nominal yang mengalir dan arus hubung pendek.Untuk arus hubung pendek dapat mengikuti penjelasan pada sub diatas sedangkan untuk arus nominalnya dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
Untuk arus satu phasa :
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
41
Laporan Kerja Praktek
I=
. ∅ Untuk arus tiga phasa :
I=
.∅ √ . . Dimana : I = Arus nominal (Ampere) V = Pada arus suatu phasa adalah tegangan line-netral (volit) V = Pada arus tiga phasa adalah tegangan line-line (volt) P = Daya (watt). Cos ∅ = Faktor Daya : 0,8 = 0,9
3.6.2 Relay
Relay adalah suatu alat yang mana membuat suatu pengukuran atau menerima sebuah sinyal yang mana karena sinyal itu untuk operasi atau untuk efek operasi dari peralatan lainnya.Relay proteksi adalah suatu alat yang mana menjawab pada kondisi tak normal dalam system tenaga listrik untuk mengoperasikan pemutus sirkit agar memutuskan bagian yang bermasalah dari system dengan gangguan minimum dari suplai. 3.6.3 Busbar Busbar merupakan penghantar listrik yang disusun untuk menerima arus dari satu atau lebuh sirkit incoming,mengumpulkannya dan kemudian menghantarkan atau mendistribusikan arus listrik yang sama tersebut kepada satu atau lebih outgoing.Busbar bias terbuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk persegi panjang. Berdasarkan standar PUIL 2000,pemberian warna pada busbar,yaitu :
Busbar untuk phasa R berwarna merah.
Busbar untuk phasa S berwarna kuning.
Busbar untuk warna T berwarna hitam.
Busbar untuk warna netral (N) berwarna biru.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
42
Laporan Kerja Praktek Untuk mendapatkan ukuran busbar yang sesuai ditentukan berdasarkan arus yang mengalir pada busbar tersebut dan harus sesuai dengan standart yang ditetapkan dalam PUIL 2000,yaitu arus busbar harus 1,5 kali arus nominalnya.
Arus listrik nominal yang mengalir dapat dicari dengan menggunakan rumus : I=
√ . .
.∅
Maka arus busbarnya : Ibusbar = 1,5 x I No min at
Hasil yang didapat disesuaikan dengan table Kemampuan Hantaran Arus (KHA)dari penghantar tembaga.
Tabel 3.1 Pembebanan Penghantar Untuk Tembaga Penampang Persegi Arus
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
43
Laporan Kerja Praktek Bolak-Balik.
3.6.4 Kabel Kabel memegang peranan yang penting dalam instalasi listrik,karena kabel dipakai sebagai penghantar arus listrik mulai dari sumber tenaga listrik sampai ke beban listrik terpasang.Selain sebagai penghantar arus listrik,kabel juga harus memiliki kemampuan sebagai isolator bagi kabel itu sendiri mengingat arus listrik yang melaluinya dapat membahayakan mahluk hidup.Sebagai bhan penghantar umtuk kabel listrik digunakan tembaga atau aluminium dengan luas penampang hantaran kabel dengan penghantar tembaga atau aluminium yang dibakukan dapat dilihat pada table.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
44
Laporan Kerja Praktek Pada Republik Indonesia,kabel berurat banyak yang dibuat,menggunakan dua system kode untuk warna uratnya,yaitu system I dengan urat berwarna majemuk hijau-kuning,dan system O tanpa urat hijau kuning. Warna majemuk hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk hantaran pengaman.Warna biru hanya boleh dipakai untuk hantaran netral,kecuali pada instalasi tanpa hantaran netral atau kawat tengah tapi tidak untuk hantaran pengaman.Warna-warna hitam,kuning dan merah disediakan untuk hantaran phasa warna-warna ini tidak boleh digunakan untuk hantaran pengaman atau hantaran netral. Beberapa criteria yang juga harus diperhatikan dalam pemilihan kabel instalasi listrik,yaitu :
Electrical,yang meliputi ukuran konduktor,kekuatan listrik,tahanan isolasi,konstanta dielektrik dan factor daya.
Suhu,menyesuaikan dengan suhu lingkungan dan kondisi saat kelebihan beban,pengembangan dan tahanan thermal.
Mekanik,yang
meliputi
kekerasan
dan
fleksibilitas,mempertimbangkan ketahanan terhadap kehancuran dan kelembaban.
Kimiawi,yang
meliputi
stabilitas
dari
bahan
terhadap
api,ozon,oli,cahaya matahari dan bahan kimia. Dalam perencanaan instalasi listrik ini,jenis kabel yang akan digunakan adalah kabel instalasi dan kabel tanah. Kabel Instalasi 1. Kabel Instalasi Terselubung. Dalam penerapannya pada perencanaan instalasi listrik ini,jenis kabel instalasi terselubung yang digunakan adalah NYM,NYM memiliki penghantar tembaga polos berisolasi PVC. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
45
Laporan Kerja Praktek Dalam penggunaan NYM berlaku ketentuan-ketentuan berikut ini :
NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau ditahan langsung dalam plesteran,juga diruang lembab atau basah,di tempat kerja atau gudang dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari bangunan,konstruksi,rangka
dan
sebagainya,asalkan
cara
pemasangannya tidak merusak selubung luar kabelnya. Konstruksi NYM dan kemampuan hantar arus NYM tercantum dalam table ,dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kemampuan Hantar Arus NYM
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
46
Laporan Kerja Praktek
Kabel Tanah Dalam perencanaan instalasi listrik ini jenis kabel tanah yang digunakan adalah NYY.Pada prinsipnya susunan NYM.Hanya tebal isolasi dan selubang luarnya,serta jenis kompon PVC yang digunakan,berbeda.Warna selubang luarnya hitam.Untuk kabel tegangan rendah,tegangan nominalnya 0.6/1kV,dimana 0.6 kV adalah tegangan nominal terhadap tanah dan 1 kV adalah tegangan nominal antar penghantar.Uratnya berjumlah satu sampai dengan lima.Luas penampang penghantarnya dapat mencapai 240mm atau lebih. Dalam pemasangan kabel tanah,perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
47
Laporan Kerja Praktek 1. Kabel tanah yang dipasang dalam tanah harus dilindungi terhadap kemungkinan terjadinya gangguan mekanis dan kimiawi. 2. Perlindungan terhadap gangguan mekanis pada umumnya dapat diatasi dengan cara : Minimum 80 cm dibawah permukaan tanah pada jalan yang dilalui kendaraan. Minimum 60 cm dibawah permukaan tanah pada jalan yang tidak dilalui kendaraan. Kabel harus dipasang didalam pasir atau tanah yang lembut yang bebas dari babatuan.Lapisan pasir atau tanah lembut harus sekurang-kurangnya 5 cm di sekeliling kabel. Sebagai pelindung tambahan diatas timbunan pasir atau tanah lembut dapat dipasang beton,batu,atau bata pelindung. Konstruksi NYY dan kemampuan hantar arus NYY tercantum dalam table .sebagai berikut : Tabel 3.3 Kemampuan Hantar Arus NYY
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
48
Laporan Kerja Praktek
Selain hal-hal yang disebutkan sebelumnya,untuk memilih kabel juga harus diperhatikan besarnya arus yang mengalir pada hantaran itu,yang dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Arus bolak-balik phasa tiga: I=
√ . .
.∅
Arus Bolak-balik phasa satu : I=
P
. Arus Kabel : Ik = Inominal . Faktor Pengaman
Dimana : Inominal = Arus nominal (Ω) Ik = Arus kabel (Ω) = Daya (watt)
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
49
Laporan Kerja Praktek V = Tegangan antar phasa (volt) Cos ∅ = Faktor daya (0,8-0,9) Safety factor = 1,7 Untuk menentukan besarnya ukuran kabel netral,dapat menggunakan rumus dibawah ini : N = 1 2P Dimana : N = ukuran kabel netral (
)
P = Ukuran kabel phasa (
)
3.6.5 Stop Kontak Stop kontak berguna untuk menghubungkan instalasi listrik dengan alatalat listrik yang dapat dipindah-pindahkan. Beberapa ketentuan dalam memasang stop kontak adalah sebagai berikut :
Stop kontak dinding satu phasa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kontak netralnya berada diselah kanan. Stop kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25m dari atas lantai harus dilengkapi dengan tutp. Stop kontak harus dipasang dengan hantaran pengaman. Pada satu stop kontak hanya boleh dihubungkan satu kabel yang dapat dipindah-pindahkan.
Kemampuan stop kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya alat yang dihubungkan padanya,tetapi tidak boleh kurang dari 5A. 3.7 Struktur Diskriminasi Tenaga Listrik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
50
Laporan Kerja Praktek 3.7.1 Pengertian Struktur Diskriminasi Tenaga Listrik Dalam perencanaan instalasi tenaga listrik perlu juga diperhatikan struktur diskriminasi tenaga listrik.Diskriminasi merupakan koordinasi antara karateristik operasi pemutus sirkit-pemutus sirkit yang dipasang secara seri sehingga bila terjadi gangguan disisi bawah hanya pemutus sirkit yang terpasang persis diatas gangguan yang terjadi akan trip.Diskriminasi diperlukan karena masing-masing level
instalasi
distribusi
tenaga
listrik
membutuhkan
tingkat
keselamatan,keamanan dan ketersediaan yang khusus dan juga merupakan factor kunci untuk kontinuitas suplai.Pembagian struktur diskriminasi tenaga listrik untuk masing-masing level dapat dilihat seperti pada gambar berikut :
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
51
Laporan Kerja Praktek Gambar 3.12 Sistem Diskriminasi Tenaga Listrik Diskriminasi dapat berupa diskriminasi parsial atau diskriminasi total.Hal ini dapat terjadi karena pada diskriminasi mengenal adanya nilai arus yang dikenal dengan limit diskriminasi (Is).Bila arus gangguan (Isc) terjadi pada titik D2 dipasang,maka hanya D2 yang akan trip bila Isc tidak melebihi Is.Ini dinamakan diskriminasi total.Bila Isc melebihi Is maka D2 dan DI akan trip.Ini dinamakan diskriminasi parsial. 3.8 Sistem Cascading Kaskading membuat pemutus sirkit yang dipasang di sisi bawah ditingkatkan kapasitas pemutusannya.Pemutus sirkit dengan limitasi akan membantu pemutus sirkit yang dipasang di sisi bawahnya dengan membatasi arus hubung pendek.Kaskading memungkinkan penggunaan pemutus sirkit dengan kapasitas pemutusan yang lebih rendah dari arus hubung pendek. Daerah aplikasi kaskading :
Terhadap semua gawai yang dipasng pada sisi bawah dari pada pemutus sirkit. Dpat diperluas ke beberapa gawai yang berdekatan,walaupun bila digunakan pada panel hubung bagi yang berbeda.
Standar instalasi (IEC 60364 atau PUIL 2000)menetapkan bahwa gawai sisi atas harus memiliki kapasitas pemutusan tertinggi Icu lebih tinggi atau sama dengan arus hubung pendek yang akan ditanggung pada titik instalasinya.Untuk sisi bawah pemutus sirkit,kapasitas pemutusan tertinggi Icu dibantu untuk ditingkatkan kapasitas pemutusannya dengan koordinasi kaskading 3.9 Sistem Grounding (Pentanahan) 3.9.1 Pengertian Umum Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
52
Laporan Kerja Praktek Salah satu factor utama dalam setiap usaha pengamanan rangkaian listrik adalah pentanahan,Yang dimaksud dengan pentanahan adalah suatu usaha untuk mengadakan hubungan dengan tanah (bumi) menggunakan penghantar dan elektroda tanah.Pentanahan yang baik pada substation sangat penting untuk keamanan
dan
keandalan
operasional
system
tenaga.Apabila
suatu
pengamanan/perlindungan yang baik akan dilaksanakan,maka harus ada system pentanahan yang dirancang dengan baik dan benar.Agar system pentanahan dapat bekerja
efektif,harus
memnuhi
persyratan-persyaratan
sebagai
berikut
(Pabla,A.S.p.154):
Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan personil dan peralatan dengan meggunakan rangkaian efektif. Sistem pentanahan dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubung (surge currents). Menggunakan bahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur peralatan yang dilindungi. Menggunakan system mekanik yang kuat namun harus dapat menyalurkan arus gangguan dengan baik.
Secara umum system pentanahan dibagi atas dua bagian yaitu pentanahan system dan pentanahan peralatan.Pentanahan system adalah pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu titik penghantar arus dari suatu system.Pada umumnya titik tersebut adalah titik netral dari mesin-mesin listrik arus putar seperti generator,motor dan transformator.Sedangkan pentanahan peralatan adalah pengadaan hubungan dengan tanah untuk bagian-bagian yang tidak membawa arus dari system.Bagian-bagian ini adalah semua logam yang dekat dengan system yang membawa arus.Pentanahan jenis ini berfungsi sebagai pengaman terhadap kemungkinan kebocoran arus dari suatu system. 3.9.2 Fungsi Pentanahan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
53
Laporan Kerja Praktek Pentanahan berfungsi untuk menghubungkan bagian dari peralatan yang seharusnya tidak dialiri arus listrik dengan suatu massa yang besar.Hal ini untuk memastikan jika terjadi gangguan maka peralatan yang ditanahkan tidak akan mempunyai tegangan yang lebih besar dari tegangan pentanahan 3.9.3 Pentanahan Peralatan Pentanahan peralatan ialah pentanahan bagian dari peralatan yang pada kerja normal tidak dialiri arus.Adapun tujuan pentanahan peralatan antara lain sebagai berikut (Hutauruk.T S.p.125):
Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagianperalatan yang tidak dilalui arus dan antara bagian-bagian peralatan dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman (tidak membahayakan)untuk semua kondisi operasi normal atau tidak normal. Untuk memperoleh impedansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubung singkat ke tanah.
3.9.4 Pentanahan Sistem Tenaga Listrik Sampai
kira-kira
tahun
1910,system-sistem
tenaga
listrik
tidak
diketanahkan.Hal ini dapat dimengerti karena pada waktu itu system-sistem tenaga listrik masih kecil,biasanya masih kurang dari 5 Ampere dan dapat padam sendiri.Tetapi system-sistem tenaga listrik ini makin lama makin besar,baik panjangnya maupun tegangannya.Dengan demikian jika ada gangguan maka arus yang timbul semakin besar serta munculnya gejala-gejala busur tanah atau arcing grounds.Gejala ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan transient overvoltage yang tinggi dan dapat merusak peralatan. Oleh karena itu mulai tahun 1910-an titik netral dari system-sistem tenaga listrik itu diketanahkan melalui tahanan atau reaktansi.Pentanahan system tenaga listrik adalah pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu titik penghantar arus Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
54
Laporan Kerja Praktek dari suatu system.Pada umumnya titik tersebut adalah titik netral dari mesinmesin listrik arus putar seperti generator,motor dan transformator 3.9.5 Jenis Pembumian Sistem Sistem TN (Sistem Pembumian Netral Pengaman) Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung.Bagian Konduktif Terbuka (BKT) instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. Ada tiga jenis system TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar proteksi yaitu sebagai berikut: 1. Sistem TN-S : Dimana digunakan penghantar proteksi terpisah diseluruh system
Gambar 3.13 Sistem TN-S 2. Sistem TN-C-S : Dimana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal disebagian system.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
55
Laporan Kerja Praktek
Gambar 3.14 Sistem TN-C-S 3. Sistem TN-C : Dimana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal diseluruh system
Ganbar 3.15 Sistem TN-C Penjelasan lambing :
Gambar 3.16 Penjelasan Lambang Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
56
Laporan Kerja Praktek Sistem TT (Sistem Pembumian Pengaman) Sistem tenaga listrik TT mempunyai satu titk yang dibumikan langsung.Bagian Konduktif Terbuka (BKT)instalasi dihubungkan ke electrode bumi yang secara listrik terpisah dari electrode bumi system tenaga listrik.
Gambar 3.17 Sistem TT Sistem IT (Sistem Penghantar Pengaman) Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari bumi,atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans.Bagian Konduktif Terbuka (BKT) instalasi listrik dibumikan secara independent atau secara kolektif atau ke pembumian system.
Gambar 3.18 Sistem IT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
57
Laporan Kerja Praktek 3.9.6 Jenis Elektroda Bumi Elektroda bumi berdasarkan jenisnya dapat dibagi sebagai berikut : 1) Elektrode pita,ialah electrode yang dibuat dari penghantar berbentuk pita atau berpenampang bulat,atau penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara diangkal,Elektrode ini dapat ditanam sebagai pita lurus,radial,melingkar,jala-jala atau kombinasi dari bentuk tersebut.
Gambar 3.19 Cara Pemasangan Elektrode Pita 2) Elektrode batang ialah electrode dari pipa besi,baja profil,atau batamg logam lainnya yang dipancangkan kedalam tanah. 3) Elektrode pelat,ialah electrode dari bahan logam utuh atau berlubang.Pada umumnya elektride palat ditanam secara dalam. 4) Elektrode lainnya yaitu jaringan pipa air minum dari logam dan selubung logam kabel yang tidak diisolasi yang langsung ditanam dalam tanah,besi tulang beton atau konstruksi baja bawah tanah lainnya. 3.9.7 Luas Penampang Penghantar Proteksi Luas penampang penghantar proteksi tidak boleh kurang dari nilai yang tercantum dalam table.Jika penerapan table menghasilkan ukuran yang tidak standar,maka dipergunakan penghantar yang mempunyai luas penampang standar terdekat. Tabel 3.4 Luas Penampang Minimum Penghantar Proteksi
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
58
Laporan Kerja Praktek
Nilai dalam table hanya berlaju jika penghantar proteksi dibuat dari bahan yang sama dengan penghantar phasa.Jika bahannya tidak sama,maka luas penampang yang mempunyai konduktans yang ekivalen dengan hasil dari table.
3.10 Arester (Penangkap Petir) 3.10.1 Pendahuluan Di alam sekitar kita petir terjadi pada awan yang mulai membesar menuju awan badai.Petir terlihat sebagai lompatan bunga api raksasa yang karena begitu besarnya maka ketika melesat menyebabkan badan awan menjadi terang benderang.Suara guruh yang terdengar ketika terjadi petir disebabkan oleh gesekan antara muatan dari awan yang berkecepatan dan berenergi tinggi dengan udara disekitarnya.Gesekan menyebabkan temperature udara pada lintasan yang dilalui menjadi tinggi dalam waktu yang sangat cepat,sehingga udara mengembang dengan cepat dan molekulnya saling bertabrakan menyebabkan bunyi keras.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
59
Laporan Kerja Praktek 3.10.2 Parameter dan Karateristik Gelombang Surja Petir Parameter dan karateristik surja petir terdiri atas besar arus dan tegangan petir,kecepatan pembangkit serta bentuk gelombang petir tersebut. 3.10.3 Akibat yang Ditimbulkan oleh Sambaran Petir Petir bias menimbulkan bermacam-macam gangguan yang tidak hanya membahayakan peralatan namun juga bias mengancam keselamatan jiwa manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan pada Jaringan dan Instalasi Listrik Gangguan jenis ini dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu sambaran petir mengenai kawat tanah dan sambaran petir mengenai kawat fasa. Sambaran petir langsung mengenai kawat tanah dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
Terputusnya kawat tanah. Arus yang besar menyebabkan panas yang tinggi pada kawat tanah yang dapat melampui kekuatan kawat untuk menahannya.
Naiknya potensial kawat tanah yang diikuti oleh blackflashover ke kawat fasa.Pada saat terjadi sambaran pada kawat tanah,dengan cepat potensialnya main mencapai nilai yang cukup tinggi sehingga dapat mengakibatkan lompatan muatan listrik ke kawat fasa di dekatnya.
Naiknya potensial pentanaahan menaara transmisi yang menyebabkan bahaya tagangan langkah. Pada saat petir menyambar permukaan tanah,sejumlah arus petir dilepaskan ke bumi.Jika seorang berdiri didekat titik di mana terjadi sambaran,timbul beda potensial antara kakinya.Beda potensial ini akan mengakibatkan arus mengalir melewati kaki dan mengalir kke
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
60
Laporan Kerja Praktek badan.Meskipun kecil,tetapi arus ini jika mengenai organ vital seperti otak,jantung dan paru – paru akan mengakibatkan kematian. Jika dikenal ada tegangan langkah,ada juga tegangan yang disebut tegangan sentuh yang terjadi ketika seseorang menyentuh benda yang dialiri arus.Pada peralatan yang tidak ditanahkan arus tersebut akan mengalir lewat tubuh orang itu.Sambaran langsung menenuhi kawat fasa mengakibatkan kenaikan tegangan tinggi pada kawat fasa.Kenaikan tegangan yang cukup
tinggi ini dapat menyebabkan pecahnya
isolator,kerusakan trafo tenaga,dan pecahnya arrester. Gangguan Petir pada Peralatan Elektronika dan Listrik Sambaran petir pada suatu struktur bangunan maupun saluran transmisi data mengakibatkan kerusakan pada peralatan elektronika,peralatan control,dan telekomunikasi berdasarkan jenis sambarannya dibedakan menjadi kerusakan akibat sambaran langsung dan kerusakan akibat sambaran tidak langsung.
Kerusakan akibat sambaran langsung Kerusakan ini terjadi karena sambaran petir mengenai suatu struktur bangunan dan merusak bangunan tersebut sekaligus peralatan elektronika yang ada di dalamnya.Kerusakan yang diakibatkan dapat berupa kebakaran gedung,keretakan
pada
dinding
bangunan,kebakaran
pada
peralatan
elektronik,control telekomunikasi,jaringan data dan sebagainya. Kerusakan akibat sambaran tidak langsung Kerusakan jenis ini terjadi karena petir menyambar suatu titik lokasi misalnya pada suatu menara transmisi atau menara telekomunikasi kemudian terjadi hambatan secara induksi melalui kabel aliran listrik,kabel telekomunikasi atau peralatan lain yang bersifat konduktif sampai jarak tertentu yang tanpa Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
61
Laporan Kerja Praktek disadari telah merusak peralatan elektronik yang jaraknya jauh dari lokasi sambaran semula. Mekanisme induksi karena secara tidak langsung sambaran petir menyebabkan kenaikan potensial pada peralatan elektronika dijelaskan sebagai berikut :
Kopling Resistif Ketika permukaan bangunan terkena sambaran petir,arus yang mengalir ke dalam tanah mengakibatkan tegangan yang bias mencapai ribuan volt diantara tegangan suplai 220 V,jaringan data dan pentanahan.Hal ini menyebabkan sebagian arus mengalir pada bagian penghantar luar misalnya kabel yang terhubung dengan bangunan dan terus menuju ke pembumian.
Gambar 3.20 Kopling Resistif
Kopling Induksi. Arus petir mengalir dalam suatu penghantar akan menghasilkan medan
magnet.Medan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
magnet
akan
berhubungan
dengan
62
Laporan Kerja Praktek penghantar lainnya sehingga meyebabkan terjadinya loop tegangan dengan nilai tegangan yang cukup tinggi.
Gambar 3.21 Kopling Konduksi
Kopling Kapasitif. Saluran petir dekat sambaran petir dapat menyebabkan medan kapasitif yang tinggi pada peralatan penghantar seperti suatu kapasitor
yang
sangat
besar
dengan
udara
sebagai
dielektriknya.Melalui cara ini terjadi kenaikan tegangan tinggi pada kabel meskipun bangunan tidak terkena sambaran.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
63
Laporan Kerja Praktek
Gambar 3.22 Kopling Kapasitif.
3.10.4 Kebutuhan Bangunan akan Perlindungan terhadap Samabaran Petir Suatu instalasi proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari suatu bangunan,termasuk manusia dan peralatan yang ada didalamnya terhadap bahaya dan kerusakan akibat sambaran petir.Berikut ini akan dibahas cara penentuan besarnya kebutuhan bangunan akan proteksi petir menggunakan beberapa standar yaitu Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir,Nasional Fire Protection Association 780,International Electrotecnical Commision 1024 – 1 -1.
Kebutuhan Bangunan akan Perlindungan terhadap Sambaran Petir Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir. Jenis bangunan yang perlu diberi penangkal petir dikelompokan menjadi :
Bangunan – bangunan tinggi seperti gedung bertingkat,menara dan cerobong pabrik.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
64
Laporan Kerja Praktek
Bangunan – bangunan penyimpanan bahan yang mudah terbakar atau meledak
misalnya
pabrik
amunisi,gudang
bahan
peledak,gudang
penyimpanan cairan,atau gas yang mudah terbakar.
Bangunan – bangunan untuk kepentingan umum misalnya gedung pertunjukan,gedung sekolah,stasiun dan sebagainya.
Bangunan – bangunan yang mempunyai fungsi khusu dan nilai estetika yang perlu dilindungi misalnya museum,gedung yang menyimpan arsip – arsip Negara,dan sebagainya. Besarnya kebutuhan suatu bangunan akan suatu instalasi proyeksi petir ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang terjadi jika bamgunan tersebut tersambar petir.Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir besarnya kebutuhan tersebut ditentukan berdasarkan penjumlahan indeks – indeks tertentu yang mewakili keadaan bangunan disuatu lokasi dan dituliskan sebagai : R=A+B+CD+E Dari persamaan tersebut terlihat bahwa semakin besar nilai indeks semakin besar pula resiko ( R ) yang ditanggung suatu bangunan sehingga semakin besar kebutuhan bangunan akan system proteksi petir.Indeks – indeks perkiraan bahaya petir ditunjukan dalam table-tabel berikut ini.
Tabel 3.5 Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
65
Laporan Kerja Praktek
Dengan memperhatikan keadaan ditempat yang hendak dicari tingkat resikonya dan kemudian menjumlahkan indeks – indeks tersebut diperoleh suatu perkiraan bahaya yang ditanggung bangunan dan tingkat pengaman yang harus diterapkan Tabel 3.6 Perkiraan Bahaya Sambaran Petir Berdasarkan PUIPP
Kebutuhan Bangunan akan Perlindungan terhadap Sambaran Petir Untuk keperluan perhitungan yang lebih terperinci digunakan standar IEC 1024-11,berdasarkan standar ini,pemilihan tingkat proteksi yang memadai untuk suatu system proteksi petir didasarkan pada frekwensi sambaran petir langsung setempat (Nd ) yang diperkirakan ke struktur yang diproteksi dan frekwensi sambaran petir tahunan setempat (
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
66
Laporan Kerja Praktek Nc ) yang diperbolehkan.Kerapatan kilat petir ke tanah atau kerapat sambaran petir ke tanah rata-rata tahunan di daerah tempat suatu struktur berada dinyatakan sebagai : Ng = 0,04.IKL/Km/tahun Dimana IKL adalah Isokeramic level di daerah tempat struktur yang akan diproteksi. Nd = Ng . Ae . 10/tahun Dimana Ae adalah area cukupan dari struktur (m) yaitu daerah permukaan tanah yang dianggap sebagai struktur yang mempunyai frekwensi sambaran langsung tahunan.Daerah yang diprioteksi adalah daerah di sekitar struktur sejauh 3h dimana h adalah tinggi struktur yang diproteksi. Contoh penentuan Ae ditunjukan sebagai berikut :
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
67
Laporan Kerja Praktek
Gambar 3.23 Penentuan Area Cakupan Struktur (Ae) Pengambilan keputusan perlu atau tidaknya memasang system proteksi petir pada bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan Nc dilakukan sebagai berikut: 1. Jika Nd < Nc tidak perlu system proteksi petir. 2. Jika Nd > Nc diperlakukan system proteksi dengan efisiensi: E > 1-Nc/Nd 3.10.5 Sistem Proteksi terhadap sambaran petir Berdasarkan International Electrotechnical Commision TC 81,system proteksi yang sempurna harus terdiri dari 3 bagian yaitu proteksi eksternal,proteksi internal. Proteksi Eksternal Yang disebut proteksi eksternal adalah instalasi dan alat-alat diluar struktur untuk menagkap dan menghantarkan arus petir ke system pembumian.Dengan kata lain,proteksi
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
68
Laporan Kerja Praktek eksternal berfungsi sebagai ujung tombak penangkap muatan listrik dan arus petir di tempat tertinggi. 1. Terminasi udara (air termination) Terminasi udara adalah bagian system proteksi petir eksternal yang di khususkan untuk menangkap sambaran petir,berupa elektroda logam,yang dipasang secara tegak maupun mendatar .Penangkap petir ditempatkan dengan sedemikian rupa sehingga mampu menangkap semua petir yang mengenainya tanpa mengenai bagian yang dilindungi. Finial adalah penangkap petir berupa batang pendek yang dipasang pada bangunan atap datar khususnya yang menggunakan instalasi penangkal petir sangkar Faraday (Faraday cage).Finial yang dipasang pada penghantar mendatar harus mempunyai jarak maksimum antara 2 finial yang berdekatan sebesar 5 meter dengan tinggi finial minimum 0,2 meter.Penghantar-penghantar mendatar harus dipasang sepanjang tepi,sudut – sudut dan bagian runcing dari tepi atap.Bila pada atap terdapat bagian yang menonjol,bagian yang menonjol tersebut harus dilindungi dengan penghantar mendatar atau dilengkapi dengan penangkal petir batang pendek. Pada perancang system terminasi udara ada 3 metode yang digunakan untuk menentukan penempatan terminasi udara sekaligus untuk mengetahui daerah proteksi. Metode tersebut adalah : Metode Jala Metode ini digunakan untuk keperluan perlindungan pemukulan yang datar karena bias melindungi seluruh permukaan bangunan. Daerah diproteksi adalah keseluruhan daerah yang ada didalam jala-jala.Permukaan samping pada struktur yang tingginya lebih dari radius bola bergulir,yang
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
69
Laporan Kerja Praktek sesuai dengan tingkat proteksi yang dipilih harus dilengkapi system terminasi udara. Dimensi jala pada system terminasi udara tidak boleh lebih dari harga yang sesuai dengan tingkat proteksi yang dipilh.Ukuran jala sesuai tingkat proteksi yang dipilih tersebut dapat dilihat pada 2.18.Pada umumnya digunakan ketentuan bahwa ukuran jala (mesh) adalah 5 sampai 20 meter.Penghantar terminasi udara harus dipasang khususnya pada tepi atap,garis hubungan atap atau pada menara di atap.Penghantar terminasi udara harus menggunakan lintasan sependek mungkin dan langsung menuju ke system terminasi pembumian supaya induktansinya bias sekecil mingkin.Tinggi batang penangkap petir (rods) yang digunakan antara 2-3 meter.Selain batang terminasi udara yang mendatar,juga digunakan finial dengan tinggi minimum 0,2 meter dan jarak finial tidak lebih dari 5 meter. 3.11 Armatur Dan Lampu Armatur adalah luminair tanpa lampu.Luminair adalah unit penerangan lengkap,terdiri atas satu lampu atau lebih dengan bagian yang dirancang untuk mendistribusikan cahaya,dan menempatkan,melindungi,serta menghubungkan lampu ke suplai daya. Lampu adalah salah satu sumber cahaya yang menggunakan energy listrik untuk pengoperasiannya. Lampu Sumber-sumber cahaya modern dapat dibagi atas dua kelompok utama berikut ini : A. Pemancar Suhu Saat ini satu-satunya pemancar suhu listrik yang masih dipergunakan ialah lampu pijar.Cahaya lampu pijar dibangkitkan dengan mengalirkan arus Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
70
Laporan Kerja Praktek listrik dalam suatu kawat halus.Dalam kawat ini energy listrik diubah menjadi panas dan cahaya.
Gambar 3.24 Lampu Pijar B. Lampu Tabung Gas Lampu-lampu tabung gas terdiri dari tabung berbagai bentuk yang diisi dengan gas dan uap logam.Kalau tabungnya dalam keadaan dingin,logamnya berada dalam bentuk titik-titik logam atau dalam bentuk padat.Pada masing-masing ujung tabung terdapat sebuah electrode dengan bentuk tergantung pada tabung.
Gambar 3.25 Lampu Tabung Gas Pada perencanaan instalasi listrik pada pabrik coklat ini,armature yang dipakai adalah armature yang cocok untuk kegiatan industry/pabrik yaitu yang mempunyai :
Sifat penerangannya untuk penerangan langsung. Penggunaannya untuk penerangan industry/pabrik dan penerangan dalam. Cara pemasangannya adalah armature langit-langit.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
71
Laporan Kerja Praktek Berdasarkan beberapa criteria diatas maka armature yang cocok adalah armatur palung,dan berdasarkan armature yang dipakai maka lampu yang dipakai adalah lampu tabung flouresen yang dipasarkan oleh Philips dengan kode TL. 3.12 Air Conditioner (AC) 3.12.1 Kenyamanan Ruangan Kenyamanan temperature menurut ASHRAE (The American Society of Heating,Refrigerating,and Air Conditioner Engineers)adalah 21 C (70F) – 29,5 C (85 F).di Indonesia juga terdapat standart umum yang digunakan untuk menentukan temperature yang nyaman,yang digunakan dalam suatu ruangan.Di Indonesia standar ini dikeluarkan oleh SNI (Standar Nasional Indonesia)yaitu sebesar:25C± 1 C dengan kelembaban relative 60%±10%. 3.12.2 Kenyamanan Kelembaban Studi mengenai kesehatan manyatakan bahwa control kelembaban merupakan salah satu factor yang penting dalam penggunaan AC.Control kelembaban ini digunakan untuk menjaga kelembaban relative AC disuatu ruangan pada suatu level tertentu.Kelembaban adalah istilah yang digunakan menunjukan presentasi kadar uap airdi udara.Kelembaban udara ini bergantung pada temperature udara.Udara yang panas atau mengandung uap air lebih banyak dari pada udara dingin.Kelembaban udara mempengaruhi rata-rata penguapan dari tubuh manusia. Kelembaban relative/relative humidity (rh) ratio atau perbandingan dari jumlah uap air di udara dengan jumlah uap air yang paling baik pada temperature sama.Kelembaban relative dimana manusia merasa nyaman adalah 30% - 70 % dari jumlah total uap air di udara.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
72
Laporan Kerja Praktek Dalam menentukan standar kenyamanan,pada umumnya system pendingin menggunakan Pschyrometer Chart ini memberikan gambaran tentang kondisi temperature dan kelembaban relative dimana manusia merasa nyaman. 3.12.3 Standar Kenyaman Menurut ASHRAE,kondisi kenyamanan ruangan yang sehat adalah sebagai berikut: Ducting atau saluran udara,berfungsi untuk mengalirkan ke udara ke tempat yang dikehendaki pengaturan suhunya secara terprogram. Pipa kondesat,berfungsi mengalirkan kondensasi dari evaporator secara gravitasi kearah pembuangan yang direncanakan. Humidistas,berfungsi untuk mengatur kelembaban udara. SAD (Supply Air Different),merupakan kisi-kisi tempat udara keluar dari mesin atau duct dan memasuki ruangan yang akan diatur suhunya. RAF (Return Air Grille),merupakan kisi-kisi tempat udara ruang kembali terhisap ke unit AC untuk diambil panasnya 3.12.4 Klasifikasi Dari Sistem Pendingin Klasifikasi AC Berdasarkan Penggunaannya a. Ac yang digunakan untuk kenyamanan dalam suatu ruangan.Tujuan system ini adalah untuk menciptakan kondisi atmosfer yang stabil untuk kesehatan manusia,kenyamanan dan efisiensi.Sistem AC ini digunakan dirumah,kantor,sekolah dan lain sebagainya. b. AC yang digunakan dalam Industri.Tujuan dari system ini adalah mengontrol kondisi atmosfer secara tepat untuk penelitian dan operasi pabrik.Sistem ini digunakan dalam industry computer,pabrik permen,proses photo,dan lain sebagainya.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
73
Laporan Kerja Praktek Klasifikasi AC Berdasarkan Jenis Mesinnya a. AC Window Ac jenis ini merupakan pendingin yang relative murah untuk kapasitas kecil,mudah digunakan,dan mudah pemasangannya.Kelembaban dari AC ini adalah penggunaannya yang cenderung menimbulkan kebisingan di dalam ruangan.Pendingin jenis ini cocok digunakan untuk ruangan kecil. b. Sistem Split Sistem ini telah banyak berkembang dan dipakai secara meluas.Keuntungan dari system split ini antara lain:
Biaya yang dikeluarkan relative murah.
Sistem ini tidak menimbulkan kebisingan didalam ruangan.
AC split memberikan kenyamanan ruangan yang sama dengan AC window. Untuk penggunaan system split di mal,perkantoran,plaza dan gudang,penggunaan unit ini compressor doletakan di atap untuk mengurangi kebisingan diluar ruangan.Cara lain yang dapat digunakan antara lain dengan memasang banyak unit
compressor
dengan
kemampuan
kecil
untuk
mendinginkan ruangan secara spesifik. c. AC Split Duct Sistem AC ini sama dengan AC split,namun untuk mengalirkan udara
dingin
dibantu
dengan
system
ducting,sehingga
jangkauannya dapat lebih luas dan merata d. AC Sentral Air Dingin Berpendingin Air. Air dingin pada system ini dialirkan ke AHU (Air Handing Unit),ducting dan fan coil unit.Mesin pendingin air diletakkan di tempat terbuka.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
74
Laporan Kerja Praktek
BAB IV SISTEM KELISTRIKAN PADA TOWER SMART 4.1.Pendahuluan Tower telekomunikasi milik smart tell ini berada di Semampir ,mempunyai daya 13,2 Kw dan mempunyai ketinggian ± 42 meter,tower ini melayani kebutuhan telekomunikasi berbasis CDMA.
Tower ini mempunyai beberapa peralatan yang ada dalam shelter dan dua panel yang berada didalam shelter dan diluar shelter,dimana panel yang berada di luar shelter adalah panel untuk KwH meter dan yang didalam untuk menghandle beban yang ada di dalam shelter.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
75
Laporan Kerja Praktek Gambar 4.1 Tower Telekomunikasi milik Smart Tell
4.2. Rincian Peralatan pada Tower Telekomunikasi Smart Tell Ada beberapa peralatan yang terdapat pada tower telekomunikasi milik Smart Tell antara lain :
Bagian luar shelter o Lampu Mercuri 2 buah o Lampu OBL 1 buah
Bagian dalam shelter o Lampu TL 6 buah o AC 2 buah o DC van 1 buah o ZTE rectifier 1 buah o ZTE base transceiver station 1 buah o Alarm
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
76
Laporan Kerja Praktek
Gambar 4.2 Sistem kelistrikan pada BTS. 4.3. Panel pada Tower Telekomunikasi Smart Tell Tower ini mempunyai bebrapa peralatan yang ada didalam shelter dan dua buah panel yang berada didalam shelter dan diluar shelter,dimana panel yang berada diluar shelter adalah panel untuk KwH meter dan yang didalam untuk manghandle beban yang ada didalam shelter.
Peralatan yang dihandle oleh panel bagian luar o Lampu Mercuri 2 buah o Lampu OBL 1 buah o Switch untuk genset o Arester o Kwh-Meter
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
77
Laporan Kerja Praktek
Gambar 4.3 Panel Bagian Luar shelter.
Peralatan yang di handle oleh panel bagian dalam o Lampu TL 6 buah o AC 2 buah o ZTE rectifier 1 buah o ZTE base transceiver station 1 buah o Spare o Outlate o FAP o AC control
Untuk outlet dan FAP pengaman terpasang pada panel tetapi masih belum terhubung dengan beban,sedangkan AC control digunakan untuk menyalakan AC secara bergantian melalui timer dengan suhu sebagai sensornya
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
78
Laporan Kerja Praktek
Gambar 4.4 Panel Bagian Dalam Shelter.
4.4. Pengukuran Pada Peralatan Yang terdapat Pada Shelter Pada tugas akhir ini telah dilakukan pengukuran untuk nantinya dapat dibandingkan dengan perhitungan manual dan software,adapun pengukuran yang dilakukan meliputi Daya (Watt),Tegangan (Volt),Arus (Ampere) dengan menggunakan alat-alat pengukuran seperti watt meter,tang ampere,voltmeter. Pada Praktek Industri kali ini juga dilakukan pencatatan name plate dan pengukuran jarak peralatan.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
79
Laporan Kerja Praktek
Gambar 4.5 Alat – alat Pengukuran. Berikut adalah table yang dibuat dari hasil pengukuran,diantara table – table tersebut terdapat bagian-bagian yang kosong,hal ini dikarenakan panel disusun dengan sangat rapi sehingga alat ukur tidak dapat menjangkaunya karena tempatnya yang terlalu sempit.
Tabel 4.1 Pengukuran Tegangan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
80
Laporan Kerja Praktek
Tabel 4.2 Pengukuran Daya. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
81
Laporan Kerja Praktek
Tabel 4.3 Name plate dan Peralatan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
82
Laporan Kerja Praktek
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
83
Laporan Kerja Praktek Tabel 4.4 Pengukuran Pada Peralatan.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
84
Laporan Kerja Praktek
Tabel 4.5 Jarak Pada Peralatan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
85
Laporan Kerja Praktek
Tabel 4.6 Pengukuran Arus.
4.5 Presentase Pengukuran dan Name Plate Beban Terpasang Peralatan yang terdapat pada tower Smart Telecom saat ini belum terpasang seluruhnya sehingga perlu dilakukan pengukuran secara langsung dilokasi untuk mengetahui berapa persentase antara pengukuran dan name plat beban yang terpasang
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
86
Laporan Kerja Praktek
Tabel 4.7 Presentase Pengukuran dan Name Plate Beban Terpasang
Tabel 4.8 Presentase Pengukuran dan Name Plate Beban Terpasang(sambungan)
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
87
Laporan Kerja Praktek Setelah mengetahui rating breaker dan arus short circuit pada table 4.2 dan 4.3 maka kita dapat menentukan spesifikasi breaker yang sesuai dengan rating tersebut.Untuk kapasitas kA pada breaker yang terkecil adalah 4 ka. 4.6 Grounding. Pada tower telekomunikasi milik Smart Telecom grounding yang digunakan menggunakan system T-N,dimana netral dan grounding peralatan dijadikan satu dalam sebuah grounding bar baru kemudian ditanam dalam tanah,sedangkan untuk pembumian menggunakan system parallel dimana semua peralatan yang akan dibumikan seperti : peralatan pada tower,internal grounding bar,external grounding bar,dan lain-lain dihubungkan secara parallel dengan kabel,hal ini cukup efektif karena dengan mempararlelkan grounding tersebut maka arus akan lebuh kecil sehingga dapat melewati elektroda pembumian dengan mudah terutama untuk arus yang mempunyai kapasitas cukup besar seperti petir. 4.7 Base Transceiver Station (BTS)
BTS adalah tempat dari radio transceiver yang menangani radio link protokol dengan mobil station,untuk perangkat pada BTS terdiri dari antena pemancar,antena penerima dan pemroses sinyal untuk interface.Pada umumnya alat-alat tersebut menggunakan supply DC yang bekerja pada range -43,2V sampai -55,2 V.Alat-alat tersebut dijalankan melalui server sesuai dengan provider masing-masing misalnya : nokia=telkomsel,siemens-indosat dan lainlain. BTS membutuhkan suplly listrik dari PLN untuk menjalankan peralatanperalatan yang dibutuhkan seperti komputer,pembagian ditribusi jaringan,dan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
88
Laporan Kerja Praktek peralatan umum lainnya seperti AC,lampu,system emergency.Semuanya itu diatur dalam sebuah rumah yang bisa disebut shelter.Pada shelter tersebut dilengkapi oleh genset untuk mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik dari PLN.Tower yang terdapat gensetnya biasanya adalah main tower (Tower Utama) sebagai pusat yang mengcover tower-tower disekitarnya.Jadi main tower tersebut tidak boleh mati karena akan membuat jaringan didaerah tersebut mati total.Untuk suplly listrik pada tower utama ± 23-26 KVA sedangakan untuk yang bukan tower utama ± 13=16 KVA.
Desain kelistrikan yang sudah ada sekarang diragukan keefisiennya karena
itu perlu dikaji dan dihitung ulang,dimulai dengan pembuatan atau mendesain suatu instalasi yang efisien baik secara teknis dan materi.Mulai dari penarikan kabel dari trafo tiang (diharapkan tidak terlalu jauh karena bias menimbulkan drop tegangan),penentuan panel listrik,penentuan kabel serta grounding (pentanahan) selain itu instalasi harus diperhatikan juga tata letak peralatannya agar memudahkan untuk maintenance. Untuk pengaman terhadap samabaran petir kita harus memperhatikan pemilihan arrester(karena BTS bekerja tidak pada tegangan yang tinggi seperti transmission
line
atau
SUTT
jadi
dapat
dipilih
sesuai),pemasangannya,isolasi kabel dan pentanahannya. Prinsip Kerja Tower Adalah Sebagai Berikut:
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
arrester
yang
89
Laporan Kerja Praktek
4.8 Penangkal Petir Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir besarnya kebutuhan tersebut ditentukan berdasarkan penjumlahan indeks-indeks tertentu yang mewakili keadaan bangunan disuatu lokasi dan dituliskan sebagai : R = A + B +C + D + E (rumus 2.17) Dari persamaan tersebut terlihat bahwa semakin besar nilai indeks semakin besar pula resiko ( R ) yang ditanggung suatu bangunan sehingga semakin besar kebutuhan bangunan akan system proteksi petir.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
90
Laporan Kerja Praktek R = 2 + 1 + 6 + 0 +7 = 16 (lihat table 10 – 14)maka proteksi petir untuk bangunan tower ini sangat mutlak dilakukan. Sedangkan untuk amalisa jarak antara instalasi penangkal petir dengan bendabenda logam yang berada disekitarnya adalah : D≥
R, Pada tower milik smart tell
didekatnya terdapat tiang lampu taman setinggi ± 10 meter dengan jarak ± 0,5 meter.
Jadi dapat dilihat bahwa antara tower dan lampu taman dapat terjadi bahaya denyar
(flash over)sedangkan dengan shelter relative aman karena jaraknya ± 4 meter
4.8.1 Pemilihan Arester Dalam memilih arrester yang sesuai untuk suatu keperluan tertentu,bebrapa factor harus diperhatikan yaitu : Kebutuhan perlindungan : hal ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang harus dilindungi dan karakter implus dari arrester Tegangan system : adalah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan arrester Arus hubung singkat : ini hanya diperlukan pada arrester jenis expulsi Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu,jenis saluran atau jenis distribusi Faktor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih diatas permukaan laut) Faktor ekonomi : factor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada arrester,atau jika terdapat arrester tapi dengan mutu yang rendah
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
91
Laporan Kerja Praktek BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran 1. PT. Triyasa Geokomunindo yang terletak di Jln.Krukan Timur-Surabaya merupakan stasiun transmisi yang dimiliki PT. Smart Telecom ini memerlukan perencanaan yang matang untuk menghasilkan suatu sistem jaringan telekomunikasi internasional yang handal dalam berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan untuk mendukung terciptanya kualitas pelayanan. 2. Aspek-aspek implementasi jaringan sistem intemasional di PT. Triyasa Geokomunindo Surabaya tentunya tidak terlepas dari dukungan tiga faktor yaitu : Perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan perangkat manusia (brainware). Dimana ketiga faktor tersebut harus memerlukan sistem manajemen yang terpadu agar menghasilkan mutu layanan yang handal. 3. Rutinitas monitoring beberapa perangkat yang modern di PT. Triyasa Geokomunindo Surabaya khususnya sistem pengaman harus selalu dalam perencanaan yang matang dan tetap mengedepankan kerjasama yang solid, profesionalisme dan disiplin yang kuat. 5.2 Saran 1. Jarak antara tower dan lampu taman terlalu dekat sehingga dapat menimbulkan bahaya denyar,sedangkan jarak antara tower dan peralatan dalam shelter relative aman karena jaraknya ± 4 meter
2. Hasil cetakan agar lebih ditingkatkan lagi supaya kebutuhan Customer akan tetap terjaga dengan baik. 3. Peningkatan mutu kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga dapat tercapai kinerja yang optimal. Dengan pengadaan pelatihan maupun Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
92
Laporan Kerja Praktek kursus bagi para pegawai, yang berhubungan dengan peningkatan SDM dan optimalisasi kinerja. 4. Dengan semakin berkembangnya dunia teknologi maka sistem control pada pemancar harus tetap update supaya perusahaan tidak tertinggal oleh pesaing lainnya dalam bidang teknologi. 5. Bagi para siswa/i dan mahasiswa/i yang melaksanakan program magang kerja atau PKL, hendaknya dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk dapat menyerap ilmu yang ada.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
93
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR PUSTAKA 1. Alvarion.Lightning Protection. 2. Berahim, Hamzah, 1991, Pengantar Tenaga Listrik, Andi Offset Yogyakarta. 3. Harowitz, Paul dan Hill, Winfield, 1987, Seni dan Desain Elektronika,Volume 2 (terjemahan), PT. Elex Media Komputindo, Gramedia Ground. Jakarta. 4. Herman Halomon Sinaga, dkk.Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester 5. Hutauruk, 1987, Pengetanahan Netral Sistem Tenaga & Pengetanahan Peralatan, Penerbit Erlangga. 6. NASA.Lightning Map. 7. Zoro, Reynaldo, 2008, Power Engineering Research Group, Institute of Technology Bandung.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
View more...
Comments