Laporan Kelompok Museum

November 24, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Kelompok Museum...

Description

No. Do Dokum kumen Berlaku se sejak

FO-UG -UGM-BI-BI-07 07-1 -13 3 03 Ma Maret 20 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

1 dari 49

BORANG

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN SISTEMATIK HEWAN KEANEKARAGAMAN KEANEKARAGAMA N SPESIES PISCES, AMPHIBI, REPTILIA, REPTILIA, AVES , DAN MAMMALIA DI MUSEUM BIOLOGI YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH : SANGGRAHA MANIK T ANJAR DAMASJATI DIAN KRISTIAWATI AGUS HENDRIYANTO AHMAD MAULANA AGUS HERMAWAN

(BI / 08115) (BI / 08116) (BI / 08117) (BI / 08111) (BI / 08112) (BI / 08114)

ASISTEN : DYAH ISMOYO

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009

No. Do Dokum kumen Berlaku se sejak

FO-UG -UGM-BI-BI-07 07-1 -13 3 03 Ma Maret 20 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

2 dari 49

BORANG

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat-Nya, sehingga  praktikan mampu menyelesaikan menyelesaikan laporan kelompok praktikum lapangan ini dengan lancar. Tidak lupa kami segenap penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen Kepala Kepala Laboratorium Laboratorium Taksono Taksonomi mi Hewan 2.

Drs. Trijoko, Trijoko, M. Si. selaku koordinator koordinator praktikum praktikum lapangan lapangan

3. Mbak Dyah Dyah Ismoyo Ismoyo selaku asisten asisten kelompok  kelompok  4. Semua Semua asisten praktikum praktikum lainnya yang telah membantu membantu kelancaran kelancaran penulisan penulisan laporan kelompok ini 5. Tem Teman-t an-tem eman an sert sertaa semua emua pihak ihak yang ang tela telah h turu turutt memba embant ntu u dala dalam m terselesaikannya laporan ini. Laporan kelompok praktikum lapangan ini dibuat sebagai laporan resmi praktikum lapangan Sistematik Hewan pada hari Sabtu, 5 Desember 2009. Yang mengambil lokasi di museum Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Peny Penyus usun un meny menyad adar arii bahw bahwaa dala dalam m peny penyus usun unan an lapo lapora ran n ini ini masih asih bany banyak  ak  kekura kekuranga nganny nnyaa sehing sehingga ga saran saran dan kritik kritik yang yang memban membangun gun sangat sangat kami kami harapk harapkan an demi demi kesempurnaan ke depannya. Demikian, pembuatan laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Yogyakarta, 22 Desember 2009 2009

Penyusun

No. Do Dokum kumen Berlaku se sejak

FO-UG -UGM-BI-BI-07 07-1 -13 3 03 Ma Maret 20 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

2 dari 49

BORANG

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat-Nya, sehingga  praktikan mampu menyelesaikan menyelesaikan laporan kelompok praktikum lapangan ini dengan lancar. Tidak lupa kami segenap penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen Kepala Kepala Laboratorium Laboratorium Taksono Taksonomi mi Hewan 2.

Drs. Trijoko, Trijoko, M. Si. selaku koordinator koordinator praktikum praktikum lapangan lapangan

3. Mbak Dyah Dyah Ismoyo Ismoyo selaku asisten asisten kelompok  kelompok  4. Semua Semua asisten praktikum praktikum lainnya yang telah membantu membantu kelancaran kelancaran penulisan penulisan laporan kelompok ini 5. Tem Teman-t an-tem eman an sert sertaa semua emua pihak ihak yang ang tela telah h turu turutt memba embant ntu u dala dalam m terselesaikannya laporan ini. Laporan kelompok praktikum lapangan ini dibuat sebagai laporan resmi praktikum lapangan Sistematik Hewan pada hari Sabtu, 5 Desember 2009. Yang mengambil lokasi di museum Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Peny Penyus usun un meny menyad adar arii bahw bahwaa dala dalam m peny penyus usun unan an lapo lapora ran n ini ini masih asih bany banyak  ak  kekura kekuranga nganny nnyaa sehing sehingga ga saran saran dan kritik kritik yang yang memban membangun gun sangat sangat kami kami harapk harapkan an demi demi kesempurnaan ke depannya. Demikian, pembuatan laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Yogyakarta, 22 Desember 2009 2009

Penyusun

No. Do Dokum kumen Berlaku se sejak

FO-UG -UGM-BI-BI-07 07-1 -13 3 03 Ma Maret 20 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

3 dari 49

BORANG

HALAMAN PENGESAHAN

 Nama Mahasiswa

: Sanggraha Manik T (BI / 08115) Anjar Da Damasjati (BI / 08116) Dian Kristiwati (BI / 08117) Agus Agus Hend Hendriy riyant anto o (BI (BI / 0811 08111) 1) Ahmad Ma Maulana (BI / 08112) Agus Hermawan (BI / 08114)

Telah melakukan dan menyelesaikan praktikum lapangan di Museum Biologi pada tanggal : 5 Desember 2009.

22 Desember 2009 Mengesahkan,

Dyah Ismoyo

No. Do Dokum kumen Berlaku se sejak

FO-UG -UGM-BI-BI-07 07-1 -13 3 03 Ma Maret 20 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

4 dari 49

BORANG

DAFTAR ISI

Kata Kata Penganta Pengantar……… r……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… …………… …… 2 Halama Halaman n Penges Pengesaha ahan…… n…………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……….. .. 3 Daft Daftar ar Isi……… Isi…………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ……

4

Pendah Pendahulu uluan… an………… ……………… ……………… ……………… ………………… ………………… ……………… ……………… ……………… ………... ...

5

Hasil A. Supe Superc rcla lass ss Pisc Pisces es…… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. ….

9

B. Herpetofaun Herpetofauna……………… a…………………………… …………………………… ……………………………… …………………… ……

15

C. Avif Avifau auna na…… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. …... .... .... .... .... .... .... .... .... ....

21

D. Mamm Mammal alia ia…… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ……

30

Daftar Daftar Pustak Pustaka…… a…………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……… 44 Lampir Lampiran. an.... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ..... .. ...... ...... 45

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

5 dari 49

BORANG

I. PENDAHULUAN

Museum menurut KBBI adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk   pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu. Museum dapat menjadi pusat data yang menyediakan pengetahuan dan menjadi tempat untuk ruang publik berapresiasi sehingga dengan memberdayakan isi museum, masyarakat bisa melahirkan gagasan baru dan kreatifitas. Sejalan dengan semangat itu, maka pendirian museum Biologi ini sangat tepat sebagai sarana wisata edukasi bagi  pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Museum ini dibangun dengan mengkhuskan  pada koleksi yang terkait dengan ilmu hayati ( Biologi). Museum Biologi dirintis sejak terbentuknya Museum Zooligicum pada tahun 1964, yang menempati salah satu ruang di Sekip, Sleman, DIY, di dalam Kampus UGM, yang dipimpin oleh Prof. drg. R.G. Indrojono dan koleksi herbarium yang menempati sebagian gedung di Jalan Sultan Agung 22 Yogyakarta, yang dipimpin oleh Prof. Ir. Moeso Suryowinoto. Pengelolaan keduanya ditangani oleh Fakultas Biologi, yang pada waktu itu  bertempat di nDalem Mangkubumen, Ngasem, Yogyakarta, yang lebih dikenal dengan nama fakultas-fakultas “Kompleks Ngasem”. Koleksi hewan dan tumbuhan pada waktu itu berasal dari Seksi Zoologi dan Anatomi Fakultas Kedokteran UGM, dan Seksi Botani Fakultas Pertanian UGM. Atas prakarsa Dekan Fakultas Biologi, yang pada waktu itu dijabat oleh Ir. Soerjo Sodo Adisewoyo, pada tanggal 20 September 1969, dalam rangka memperingati Dies  Natalis Fakultas Biologi, Museum Biologi diresmikan. Museum tersebut merupakan  penggabungan dari koleksi Museum Zoologicum dan Herbarium, menempati gedung di Jalan Sultan Agung 22 Yogyakarta, Museum Biologi ini memiliki koleksi spesimen hewan dan tumbuhan dalam bentuk awetan kering, awetan basah, serta fosil, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan beberapa dari luar negeri.

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

6 dari 49

BORANG

Berdiri di atas lahan seluas 50 x 30 m2, Museum Biologi UGM terdiri dari bangunan induk, bangunan sayap dan belakang. Luas bangunan induk 31 x 14 m2. Bangunan inilah yang difungsikan sebagai museum. Sedangkan bangunan sayap dan belakang dengan atap sirap difungsikan sebagai rumah tinggal. Bangunan induk mengalami perubahan dan  penambahan, terutama pada bagian beranda depan/teras, berupa penambahan papan kayu yang dilengkapi jendela dari kaca dan pintu.

Lazimnya sebuah bangunan Indische, pada Museum Biologi UGM juga dijumpai  pintu dan jendela dengan ukuran besar, serta tritisan relatif sempit. Dinding museum adalah  pasangan bata tebal. Ada pula tiang besi berhias, balastrude teralis besi yang menjadi satu kesatuan dengan tiang besi, dan lisplank hias. Tiang besi berhias adalah produk negara asal Belanda. Lalu ada pula konsol dari besi plat berbentuk sulur-suluran.

Gambar 1. Peta Lokasi Museum Biologi dan Bangunan Museum Biologi

Ketika mengunjungi museum Biologi, pengunjung disuguhi dengan ribuan koleksi, yang berupa koleksi Herbarium atau awet-awetan, baik awetan basah atau awetan kering yang  berasal dari berbagai jenis flora dan fauna. Jumlah koleksi di museum ini, mencapai sekitar  3.725 spesies denngan rincian sebanyak 70 % merupakan preparat tanaman, sedangkan 30 % lainnya berupa preparat hewan. Melihat jumlah koleksi yang ditawarkan, pengunjung yang datang di jamin tidak akan kecewa. Sebagai museum yang mengkhususkan koleksi pada flora dan fauna, museum biologi menjadi satu-satunya museum di Yogyakarta bahkan Indonesia, yang mampu memamerkan koleksi semacam ini. Benda-benda koleksi dari binatang dan tumbuh-tumbuhan berjumlah lebih kurang 3.752 buah, yang berupa awetan kering, awetan basah, kerangka (tulang), fosil, dan lain-lain. Benda-benda koleksi itu sebagian besar berasal dari Indonesia dan beberapa dari luar negeri.

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

7 dari 49

BORANG

Adapun rincian jenis koleksi sebagai berikut: 1. Koleksi binatang tak bertulang belakang dan binatang bertulang belakang, 2. Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang 1.672 species dari 180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah, 3. Koleksi fosil terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan,

4. Aquaria diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air yang masih hidup,

Gambar 2. Beberapa Koleksi Museum Biologi

Jam kerja museum ini sebagai berikut : Hari Senin/Kamis

: pukul 07.30 – 13.30

Hari Jumat

: pukul 07.30 – 11.30

Hari Sabtu

: pukul 07.30 – 12.30

Hari Minggu

: pukul 07.30 – 12.00

Hari besar

: tutup

Untuk tiket masuk : 1. Pelajar : Rp. 1.500,2. Umum : Rp. 2.000,

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

8 dari 49

BORANG

Untuk akomodasi dan fasilitas, pengunjung Museum Biologi UGM akan mendapatkan fasilitas pemandu museum. Sebagai pemandu, ia akan menjelaskan koleksi-koleksi museum  baik yang dipamerkan dalam etalase, diorama, maupun dalam ruangan penyimpanan. Selain itu tersedia perpustakaan yang representative buat pengunjung yang berminat untuk mengenal koleksi museum lebih jauh. Kemudian tersedia juga fasilitas pendukung lainnya, yaitu :

tempat parkir yang memadai, toilet dan tempat ibadah ( Mushola) di museum.  Nomor kontak museum ini adalah (0274)376740.

sekita bangunan

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

9 dari 49

BORANG

II.

A.

HASIL

SUPERKELAS PISCES 1.

Ikan Lele (Clarias batrachus) a.

Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Sub Phylum

: Vertebrata

Super class

: Pisces

Class

: Actinopterygii

Ordo

: Siluriformes

Family

: Clariidae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias batrachus

b.

Gambar

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

10 dari 49

BORANG

Gambar 3. Clarias batrachus

c.

Deskripsi

Clarias batracus adalah nama ilmiah dari ikan lele dumbo. Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang

menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang  pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atasa, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat  pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari  busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. 2.

Ikan Pari (Dasyatis sp.) a.

Klasifikasi

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

11 dari 49

BORANG

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Sub phylum

: Vertebrata

Super Class

: Pisces

Class

: Chondrichtyes

Ordo

: Rajiformes

Sub ordo

: Rajoidei

Familia

: Dasyatidae

Sub Famillia : Dasyatinae Genus

: Dasyatis

Spesies

: Dasyatis sp.

b.

Gambar

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

12 dari 49

BORANG

Gambar 4. Dasyatis sp.

c.

Deskripsi

Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas Chondrictyes. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan  bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan pari memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar  menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk  ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal (Anonim, 1988). 3.

Ikan Arwana (Scleropages formosus) a.

Klasifikasi

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

13 dari 49

BORANG

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Class

: Actinopterygii

Ordo

: Osteoglossiformes

Family

: Osteoglossidae

Genus

: Scleropages

Spesies

: Scleropages formosus

b.

Gambar

Gambar 5. Scleropages formosus

c.

Deskripsi

Bentuk dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping, dan "stream line", dengan gerakan renang sangat anggun. Arwana di alam mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau merah. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Sungut ini termasuk dalam kriteria penilaian keindahan ikan. Arwana merupakan ikan  perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

14 dari 49

BORANG

 berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan  peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air.

4.

Ikan Piranha ( Serrasalmus sp .) a.

Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Sub Phylum

: Vertebrata

Super Class

: Pisces

Class

: Actinopterygii

Ordo

: Characidae

Family

: Serrasalmidae

Genus

: Serrasalmus

Spesies

: Serrasalmus sp.

b.

Gambar

Gambar 6. Serrasalmus sp.

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

15 dari 49

BORANG

c.

Deskripsi

Secara visual sulit membedakan ikan bawal air tawar yang berwarna merah ini dengan piranha yang juga berwarna merah. Sebagaimana lazimnya ikan air tawar daging piranha juga enak dimakan. Namun justru piranha merah yang hanya mempunyai berat 600 sampai 700 gram inilah yang paling terkenal keganasanya. Ikan piranha merah yang terkenal paling ganas ini tidak  memperlihatkan sifat yang agresif. Gerakannya terbatas dan kaku. Namun

ketika menemukan makanan, kelompok ikan ini dengan sangat cepat menyerbunya.

5.

Ikan Lepu Tembaga (Synanceja horrid) a.

Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Subphylum

: Vertebrata

Class

: Actinopterygii

Ordo

: Scorpaeniformes

Subordo

: Scorpaenoidei

Family

: Synancejidae

Genus

: Synanceja

Species

: Synanceja horrida

b.

Gambar

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

16 dari 49

BORANG

Gambar 7. Synanceja horrid 

c. Deskripsi

Ikan ini dinamakan ikan lepu tembaga karena memiliki struktur tubuh yang keras seperti tembaga. Dari bentuk tubuhnya, dapat diketahui bahwa ikan ini melindungi diri dengan cara menyamar sebagai batu karang, sehinggga  predator akan terkelabui.

B. HERPETOFAUNA

1. Biawak  a. Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Classis : Reptilia Ordo : Squamata

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

17 dari 49

BORANG

Subordo Familia Genus Spesies

: Lacertilia : Varanidae : Varanus : Varanus salvator 

b. Gambar

Gambar 8. Varanus salvator  c. Deskripsi : Lubang hidung oval terletak dekat dengan ujung moncong, gigi tajam, pipih; sisik kepala tidak terlalu besar; sisik temporal yang berukuran paling kecil; sebaris sisik berjumlah 4-8 di bagian supraokular; sisik nukal kecil; berbentuk oval dan  berlunas; tubuh tertutup dengan sisik kecil berbentuk oval dan berlunas; sisik  ventral berlunas dengan 85-95 barisan transversal; ekor ramping dengan panjang hampir satu setengah kali panjang kepala dan tubuh; ditutupi dengan sisik   berlunas; pada punggungnya terdapat crest yang pendek; tungkai kuat. Tubuh  bagian atas berwarna coklat gelap atau kehitaman dengan titik-titik kuning bagian transversal; moncong berwarna lebih cerah dengan belang-belang hitam yang melalui bibir dan dagu; belang hitam di bagian temporal yang dimulai dari mata ditebalkan dengan goresan kuning yang memanjang di sepanjang sisi leher; bagian ventral berwarna bening. Panjang kepala dan tubuh mencapai 1,04 m, panjang ekor 1,32 m. Penyebaran Sulawesi.

: Srilangka, India, Asia Tenggara, Kalimantan, Filipina, dan

2.  .Chelonia mydas a. Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata Class : Reptilia Ordo : Testudines

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

18 dari 49

BORANG

Familia Genus Spesies

: Cheloniidae : Chelonia : Chelonia mydas

 b. Gambar

Gambar 9. Chelonia mydas c. Deskripsi Chelonia mydas adalah salah satu kura-kura terbesar berkisar 71-153 sentimeter. Mereka dapat berat lebih dari 205 kilogram. Mereka memiliki kaki yang mendayung-seperti, yang digunakan untuk berenang. Kepala mereka tampak  kecil dibandingkan dengan ukuran tubuh mereka. Laki-laki lebih besar daripada  betina dan ekor lebih panjang, memperluas melampaui shell. The carapace dapat zaitun untuk cokelat, atau kadang-kadang hitam, tergantung pada lokasi geografis dari spesies. Penyu hijau tidak bisa menarik kepala mereka yang berada di dalam kerang. Ada dua sub-spesies yang termasuk  Chelonia mydas Chelonia mydas mydas dan agassizii. Nama umum untuk  Chelonia mydas mydas adalah penyu hijau Atlantik, yang hidup di laut Atlantik dan telah melihat dari pantai-pantai Eropa dan Amerika Utara. Chelonia mydas agassizii, atau Timur dan Pasifik 

 penyu hijau kadang-kadang penyu hitam karena gelap carapace berwarna, telah melihat di lepas pantai Alaska, melalui California, dan ke Chili. Beberapa fitur  yang membedakan C. m. agassizii dari m. C. mydas adalah bahwa kulit m. C. agassizii lebih tinggi, shell adalah sempit, yang marginals lebih terbatas di atas kaki belakang, dan lamina postcentral relatif lebih panjang lebar mereka (Ernst 1994). Pasifik dan Atlantik populasi telah dipisahkan selama jutaan tahun. 3. Ophiophagus hannah a. Klasifikasi Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

SubPhylum

: Vertebrata

Classis

: Reptilia

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

19 dari 49

BORANG

Ordo

: Squamata

Subordo

: Serpentes

Familia

: Elapidae

Genus

: Ophiophagus

Spesies

: Ophiophagus hannah

b. Gambar

Gambar 10. Ophiophagus hannah c. Deskripsi

Dekat sungai di hutan yang lebat atau membuka, rumpun bambu, yang  berdekatan daerah pertanian, dan rawa-rawa bakau yang lebat. King Cobra

ukuran rata-rata 10-12 meter, tetapi dapat mencapai 18 meter. Penuh King Cobra dewasa berwarna kuning, hijau, cokelat, atau hitam. Biasanya ada putih kekuning-kuningan atau lintas-bar atau chevrons pada tubuhnya. Perut dapat seragam dalam warna atau dihiasi dengan bar. Tenggorokan adalah cahaya kuning atau krem. Para remaja adalah hitam, kuning atau putih dengan silang bar pada tubuh dan ekor dan empat silang-bar serupa di kepala. King Cobra dianggap sebagai ular ganas dan agresif, dan ukuran panjang dan memberikan  penampilan yang mengagumkan. Ular ini adalah diurnal (aktif siang hari) sedangkan kobra lain yang umumnya aktif pada malam hari tetapi tidak secara eksklusif nokturnal (aktif pada malam hari). 4. Varanus komodoensis a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

20 dari 49

BORANG

Phylum

: Chordata

Sub Phylum: Vertebrata Class

: Reptilia

Order

: Squamata

Sub Order : Lacertilia Family

: Varanidae

Genus

: Varanus

Spesies

: Varanus komodoensis

b.

Gambar

Gambar 11. Varanus komodoensis

c.

Deskripsi

Moncong lebar membulat dan pipih. Lubang hidung besar berbentuk  oval, sisik kepala besar dan membulat. Aisik pada moncong merupakan sisik  yang terbesar dan bentuknya memanjang. Sisik temporal merupakan sisik yang  paling kecil; sisik supra okuler hampir berbenetuk persegi; leher memanjang.

Sisik nukal berukkuran besar dan mengerucut, hampir sama besar  dengan sisik yang terdapat pada moncong. Punggung ditutupi oleh sisih kecil yanng berlunas, terdapat lipatan kulit di sisi leher. Sisik ventral berlunas swedikit lebih kecil di bandingkan dengan sisik bangian dorsal. Panjang ekor  hampir sama dengan panjang tubuh; terdapat ciest yang pendek di punggung.

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

21 dari 49

BORANG

Tungkai kuat tapi ukurannya agak pendek, jari-jari kuat dengan cakara yang kuat; sisik pada tungkai juga besar terutama sisik pada anterior tungkai depan. Persebarannya di Pulau Komodo.

5. Ular Bahu ( Homalopsis buccoda Boulengger 1896) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum

: Chordata

Sub Phylum

: Vertebrata

Class

: Reptilia

Order

: Squamata

Sub Ordo : Serpentes Famili

: Colubridae

Genus

: Homalopsis

Spesies

: Homalopsis buccoda Boulengger, 1896

b.

Gambar

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

22 dari 49

BORANG

Gambar 12. Homalopsis buccoda Boulengger, 1896

c.

Deskripsi

Memiliki bentuk kepala yang segitiga denga sisik dibagian ventral tubuh berbentuk hexagonal. Tubuh memiliki dua warna yang berbeda pada  bagian ventral dan dorsal dengnan dibatasi oleh garis ynag membujur  sepanjang tubuh. Sisi dibagian ventral berwarna putih dan sisik dibagian dorsal  berwarna hitam pekat.Sisik dibagian dorsal kepala lebih kecil dan dibagian ventral merupakan sisik yang terbesar. Memiliki garis membujur dibagian  pectoral sepanjang tubuhnya. Sisik dibagian ventral memnajang dengan bnetuk  segipanjang.

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

23 dari 49

BORANG

\ C. AVIFAUNA 1. Dara mahkota ( Goura victoria ) a. Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

Ordo

: Columbiformes

Family

: Columbidae

Genus

: Goura

Spesies

: Goura victoria

b. Gambar

Gambar 13. Goura victoria

c. Deskripsi

Burung yang berukuran skitar 66 cm, dengan jambul berujung putih, dan dada berwarna merah manggis ini memiliki nama lokal dara mahkota. Habitatnya di dataran rendah yang datar, biasanya ditemui di hutan alluvial yang masih steril. Persebaran burung ini di Pulau Yopen, Pulau Biak, Pulau Papua bagian utara –dari ujuna teluk cendrawasih menuju ke timur melalui Sepik-Ramu-, tenggara Desa Marobe hingga teluk Milne yang dekat  permukaan laut. Burung ini merupakan pemakan biji-bijian dan tumbuhan.

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

24 dari 49

BORANG

2. Cendrawasih ( Paradisaea minor ) a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

Ordo

: Passeriformes

Family

: Paradisaersae

Genus

: Paradisea

Spesies

: Paradisaea minor 

b. Gambar

Gambar 14. Paradisaea minor 

c. Deskripsi

Burung ini sering disebut dengan nama Burung Cendrawasih. Burung ini memiliki ciri berukuran sekitar 32 cm, suaranya terdengar terus menerus di seluruh hutan pesebarannya. Yang menjadikannya khas adalah bulu kuning  pucat hampir pada seluruh tubuhnya kecuali di bagian dada bagian atas (bagi  jantan) yang berwarna hitam. Habitat burung ini di hutan sekunder baik di dataran rendah, perbukitan, danpegunungan. Pesebaran burung ini di daerah Kepala Burung, kawasan Sepik-Ramu, dapat ditemui hingga ketinggia 1080mdpl. Makanan dari burung ini adalah biji dan buah-buahan. 3. Blo Ketupu ( Ketupa ketupu) a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

25 dari 49

BORANG

Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

Ordo

: Stringgoformes

Family

: Strigidae

Genus

: Ketupa

Spesies

: Ketupa ketupu

b. Gambar

Gambar 15. Ketupa Ketupu

c. Deskripsi

Burung ini memiliki nama lokal blo ketupu atau burung hantu. Ukuran tubuh burung ini sekitar 45 cm, bulu berwarna coklat kekuningan dengan  berkas telinga mencolok. Tubuh bagian atas cokelat berloret hitam, pinggiran kuning pucat. Tubuh bagian ventral kuning merah bata dengan coretan hitam tebal. Kepala besar membulat. Mata besar, mengarah ke depan, bulat, berwarna kuning terang, paruh abu-abu, berbentuk kain tajam. Bilu sangat empuk dan lembut, ekor membulat. Kaki memiliki cakar tajam dengan tipe bertengger dan tipe cakarnya runcing serta tipe jari kaki rata. Tarsometatarsus bertipe reticula. Merupakan burung nocturnal. Habitat lahan berhutan, perkarangan, sawah,  pinggiran sungai. Persebaran berada di asia tenggara, Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Bali.mangsanya adalah kodok, ikan, crustacean, serangga air, mamal kecil, dan reptile. 4.

Elang Bondol ( Haliastus indos)

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

26 dari 49

BORANG

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

Ordo

: Falconiformes

Family

: Falconibidae

Genus

: Haliastus

Spesies

: Haliatus indos

b. Gambar

Gambar 16. Haliatus indos

c. Deskripsi

Burung ini berukuran sekitar 45 cm, berwarna coklat pirang dengan  bulu primer yang hitam. Iris berwarna coklat, aruh berwarna abu-abu-hijau, tungkai kaki berwarna kuning pucat. Suara yang dikeluarkan “syi-ii-ii” atau “kwia”. Burung ini umum dijumpai dekat air, sering telihat di pantai, sungai, dan danau. Dapat ditemukan hingga 3000mdpl. Persebaran burung ini dari India hingga Australia. Burung ini merupakan pemangsa hewan baik hidup maupun mati. 5.

Betet Biasa ( Psittaculata alexandri )

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum

: Chordata

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

27 dari 49

BORANG

Classis

: Aves

Ordo

: Psittaciformes

Family

: Psittaculata

Genus

: Psittaculata

Spesies

: Psittaculata alexandri

b. Gambar

Gambar 17.  Psittaculata alexandri

c. Deskripsi

Burung ini meiliki nama local betet, dan betet biasa. Burung ini memiliki ukuran 34 cm. burung ini memiliki warna yang beraneka warna, dada  burung ini berwarna merah jambu. Dewasa : pada bagian kepala terdapat pipi yang berwarna ungu-hitam di kanan dan kiri, warna tengkuk, punggung, sayap, dan ekor hijau, dada merah jambu; paha dan perut berwrna hijau pucat. Muda: kepala berwarna cokelat-kuning tua; paruh berwarna merah: dan kaki berwarna abu-abu. Burung ini memiliki habitat di hutan agak terbuka. Persebaran burung ini sekitar Asia Tenggara, Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan Selatan. 6. Cangak Merah ( Ardea purpurea) a. Kalsifikasi

Kingdom : Animalia Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

Ordo

: Ciconiiformes

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

28 dari 49

BORANG

Family

: Ardeidae

Genus

: Ardea

Spesies

: Ardea purpurea

b. Gambar

Gambar 18. Ardea purpurea

c. Deskripsi

Burung ini disebut juga cangak merah. Berukuran cukup besar sekitar  80 cm. berwarna abu-abu, cokelat berangan, dan hitam. Mahkota berwarna hitam dengan jambul yang menjutai. Terdapat setrip hitam menurun sepanjang leher yang berwarna merah karat. Iris kuning, paruh coklat, kaki coklat kemerahan. Habitat burung ini di hutan bakau, sawah, danau, tepi sungai,  bahkan tepi pantai. Pesebaran burung ini Afrika, Asia, Asia Tenggara, Sulawesi, Filipina, Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Bali. Mangsanya adalah ikan, amphibi, reptile, larva dan crustacean. 7. Cekaka Sungai ( Halcyon chloris) a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

29 dari 49

BORANG

Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

Ordo

: Coraciiformes

Family

: Alcedinidae

Genus

: Halcyon

Spesies

: Halcyon chloris

b. Gambar

Gambar 19. Halcyon chloris

c. Deskripsi

Burung ini memiliki nama local cekakak sungai. Ukuran burung ini sedang; berwarna putih dan biru bersih. Mahkota, sayap, punggung, dan ekor   berwarna biru kehijau-hijauan dan berkilau; terdapat garis hitam yang melalui mata; pada paruh terdapat bintik putih; leher bagian kerah berwarna putih terang, sedangkan bagian bawah berwarna putih; iris coklat; kaki abu-abu. Umumnya burung ini ada di pedesaan terutama pesisir, hinggap pada batu atau  pohon sepanjang pesisir atau tempat terbuka lain. Pesebaran burung ini di Asia Tropika, Indonesia hingga Papua New Giny dan Australia, burung ini umum  berada di Jawa dan Bali, dapat ditemukan hingga 1200 mdpl. Mangsa burung ini adalah katak, kadal, ulat kecil, cacing. 8.

Belibis Batu ( Dendrocygna javanica)

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

30 dari 49

BORANG

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

Ordo

: Anseriformes

Family

: Anatidae

Genus

: Dendrocygna

Spesie

: Dendrocygna javanica

b. Gambar

Gambar 20. Dendrocygna javanica

c. Deskripsi

Burung ini sering disebut juga belibis batu. Memiliki ukuran sedang 41 cm; berwarna colat kemerahan; mahkota berwarna gelap; kepala dan leher  kuning tua; punggung coklat dan bagian bawah coklat kemerahan; iris coklat;  paruh hitam; kaki abu-abu gelap. Mereka biasa ditemukan dalam kelompok  kecil di danau, rawa, hutan bakau, dan sawah. Pesebaranya Asia Tropika, klaimantan, Sumatra, Jawa Barat. Makanannya berupa bahan nabati termasuk   padi.

9.

Kuau Raja ( Argusiamus argus)

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

31 dari 49

BORANG

Ordo

: Galliformes

Family

: Phasianidae

Genus

: Argusiamus

Spesies

: Argusiamus argus

b. Gambar

Gambar 21. Argusiamus argus

c. Deskripsi

Burung ini disebut juga Kuau raja.berukuran sangat besar untuk jantan  bias mencapai 120 cm; bulu sekunder dan bulu tengah ekor sangat panjang;  bulu sayap dihiasi dengan bintik besar berbentuk mirip mata; bulu utama umumya coklat dengan bintik kuning dan hitam yang membentuk pola rumit; tubuh bagian bawah berwarna merah gelap. Sedangkan pada betina relative lebih kecil ( 60 cm ); ekor dan bulu sayap pendek; berwarna gelap tidak ada  bintil; iris merah-coklat; paruh kuning; kaki merah. Habitat burung ini di hutan  primer, dataran rendah, serta hutan kering; dapat ditemui hingga ketinggian 1200 mdpl. Persebarannya Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan. Makananya  biji-bijian, cacing, kacang- kacangan, dan sayuran.

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

32 dari 49

BORANG

10. Mandar Padi (Gallirallus torquatus ) a. Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Classis

: Aves

Ordo

: Gruiformes

Family

: Rallidae

Genus

: Gallirallus

Spesie

: Gallirallus torquatus

b. Gambar

Gambar 22. Gallirallus torquatus

c. Deskripsi

Banyak terlihat di area perkebunan yang berbatasan dengan hutan atau sungai. Biasanya berpasangan. Suara yang keras, lantang & serak. Sangat  pemalu & waspada, dapat belari sangat cepat ke dalam semak atau rerumputan. Di temukan di Indonesia dan Filipina.

D. MAMMALIA

1. Harimau Sumatra ( Panthera tigris) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Carnivora

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

33 dari 49

BORANG

Famili

: Felidae

Genus

: Panthera

Spesies

: Panthera tigris

b.

Gambar

Gambar 23. Awetan Panthera tigris di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Warna dasar mantel bervariasi dari kuning pucat hingga kuning kemerahan dengan pola strip hitam melintang vertical di bagian perut hingga  punggung dan warna perut putih. Terdapat spot putih di daun telinga belakang dan bagian atas mata hingga dagu. Terdapat corak hitam yang cukup simetris antara muka sebelah kiri dan kanan. Ukuran Harimau Sumatra betina hanya 1, 98 meter dan berat 91 kg. Secara umum memiliki tubuh yang kekar dan tegap, leher pendek, serta cakar besar dan panjang runcing bersifat retraktril. Habitat

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

34 dari 49

BORANG

di hutan primer dan hutan sekunder. Persebarannya terbatas di daerah Asia. Manfaat yang dapat di ambil dari spesies ini antara lain untuk dimanfaatkan kulitnya, untuk dijadikan hewan percobaan dan untuk mengendalikan hama Rodentia. Carnivora yang satu ini memakan vertebrata lain baik yang  berukuran besar maupun yang berukuran kecil. 2. Beruang Madu ( Helarctos malayanus) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Carnivora

Famili

: Ursidae

Genus

: Helarctos

Spesies

: Helarctos malayanus

b.

Gambar

Gambar 24. Awetan Helarctos malayanus di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Beruang Madu termasuk salah satu jenis beruang terkecil dari delapan  jenis beruang yang ada di dunia. Panjang tubuhnya mencapai 1,40 m dan tinggi

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

35 dari 49

BORANG

 punggungnya 70 cm dengan berat berkisar antara 50-65 kg. Kuku pada Beruang Madu berjumlah lima dengan struktur yang cukup panjang, masingmaasing terdapat pada kaki depan dan belakang. Kaki depannya menghadap kedalam dan tapaknya licin. Beruang madu berwarna hitam, memiliki rambut yang pendek berkilau dan terdapat sedikit rambut yang berwarna keputih putihan atau kuning yang berbentuk “V” di dadanya. Moncongnya berwarna lebih cerah dari badannya. Mata berwarna coklat atau biru dengan hidung yang relatif lebar tapi tidak terlalu menonjol. Kepalanya cukup besar sehingga dapat menyerupai Anjing, kupingnya kecil bundar, dan dahinya yang penuh daging terkadang tampak berkerut. Beruang Madu memiliki lidah yang sangat  panjang. Hewan ini tinggal di hutan-hutan daerah dataran rendah dan perbukitan. Persebarannya meliputi sebagian Asean, yakni di Thailand, Myanmar,

Semenajung Malaysia, Kalimantan dan Sumatra. Beruang Madu biasa dimanfaatkan untuk bahan makanan dan bahan obat. Mangsa dari hewan ini  berupa sarang lebah, rayap, binatang kecil dan buah-buahan. 3. Babi Kutil a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Artiodactyla

Famili

: Suidae

Genus

: Sus

Spesies

: Sus verrucosus

b.

Gambar

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

36 dari 49

BORANG

Gambar 25. Awetan Sus verrucosus di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Babi Kutil memiliki panjang tubuh antara 90-190 cm, tinggi bahu 7990 cm dan berat 44-108 kg. Pada hewan jantan dijumpai enam buah kutil, masing-masing di sebelah kiri dan kanan bagian muka. Dua buah di dekat ujung batang hidung, dua buah di dekat mata dan dua buah dibawah telinga. Ciri khas kutil ini hanya dijumpai pada yang jantan. Pada bagian tengkuknya

tedapat rambut surai berwarna hitam. Kulit dan rambut pada Babi Kutil yang sudah dewasa berwarna antara abu-abu hingga merah kegelapan. Kakinya ramping memanjang. Ekornya panjanng dengan ujung berumbai. Kepala sedikit cembung di bagian muka, besar dan memanjang dengan telinga yang lebar. Ukuran jantan dapat mencapai dua kali lipat ukuran betina. Habitat Babi Kutil adalah di hutan sekunder dataran rendah. Merupakan hewan endemik Indonesia. Wilayah persebarannya meliputi Jawa,

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

37 dari 49

BORANG

Bawean dan Madura. Babi Kutil biasa dimanfaatkan dagingnya oleh manusia, namun tak jarang pula digunakan sebagai hewan percobaan. Makananya  berupa Mammal kecil, cacing, tumbuhan dan tanaman ladang. 4. Malayan Tapir (Tapirus indicus) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Perissodactyla

Famili

: Tapiridae

Genus

: Tapirus

Spesies

: Tapirus indicus

b.

Gambar

Gambar 26. Awetan Tapirus indicus di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Malayan Tapir memiliki belalai yang kuat meskipun tidak terlalu  panjang. Kakinya pendek dan tegak. Warna kulit terbagi mennjadi dua bagian yaitu hitam dan putih sedangkan bayi tapir warna kulitnya coklat bergaris totol-totol putih horizontal. Tapir memiliki hidung yang prehensile, yang

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

38 dari 49

BORANG

merupakan modifikasi dari otot di wajah dan bibir atas. Warna tubuhnya  berpola hitam atau coklat tua berseling dengan warna putih. Bagian tubuh yang  berwarna gelap antara lain kepala, leher, bahu, kaki depan dan kai belakang. Hidung dan ekornya berukuran pendek. Ukuran tubuhnya dapat mencapi 250 m. Berat badannya 260-375 kg. rambutnya pendek dan jarang sehingga tidak  menyembunyikan kulitnya. Rambut ini memiliki pola warna hitam dan putih. Pola ini dapat membantu Tapir dalam kamuflase menghindari predator. Di daerah atas mata terdapat struktur kepala yang berbentuk cembung. Tapir hidup di padang rumput dengan ketinggian 4500 m pdl. Persebarannya meliputi wilayah Burma, Thailand, Indo-China, Malaysia dan Sumatra. Tapir bias dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Sedangkan makanannya berupa daun muda dan ranting yang sedang tumbuh. 5. Kera Ekor Panjang ( Macaca fascicularis) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Primata

Famili

: Cercophitecidae

Genus

: Macaca

Spesies

: Macaca fascicularis

b.

Gambar

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

39 dari 49

BORANG

Gambar 27. Awetan Macaca fascicularis di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Panjang tubuhnya antara 38-76 cm, panjang ekor sekitar 61 cm dengan  berat badan mencapai 6 kg. Tubuhnya tertutup rambut coklat kemerahmerahan. Bagian wajah Nampak lebih muda dan berwarna keputih-putihan. Warna rambut pada hewan ini lebih gelap pada yang hidup di hutan dibandingkan dengan yang hidup dipantai. Jari-jari kaki dan tangan masingmasing berjumlah 5 dan sangat mudah digerakkan. Habitat hewan ini beragam karena ia mampu bertahan dalam berbagai kondisi, dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 2000 m dpl. Persebarannya hamper di seluruh Asia. Biasa dimanfaatkan sebagai hewan  peliharaan. Makanannya berupa daun, buah, biji dan bunga dari tanaman. Selain itu juga makan serangga, telur anak burung, kepiting, udang, kerang dan  binatang sejenis lainnya.

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

40 dari 49

BORANG

6. Kijang ( Muntiacus muntjak) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Artiodactyla

Famili

: Cervidae

Genus

: Muntiacus

Spesies

: Muntiacus muntjak 

b.

Gambar

Gambar 28. Awetan Muntiacus muntjak di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Panjang tubuhnya termasuk kepala 89-135 cm, panjang ekor 12-23 cm, tinggi bahu 40-65 cm dan berat mencapai 35 kg. Mantel rambut pendek, rapat, tebal dan licin, warna bervariasi dari coklat gelap hingga coklat terang. Pada  bagian tertentu seperti tungkai depan dan muka berwarna hitam. Kijang jantan

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

41 dari 49

BORANG

memiliki ranggah pendek dan bercabang dua, serta memmiliki gigi yang keluar  menyerupai taring. Mantel rambbut anak kijang umunya bertotol. Habitatnya di hutan atau daerah semak terbuka. Persebaran di Amerika Utara dan Selatan. Kulit dan dagingnya bias diambil untuk dimanfaatkan. Makannanya berupa rumput, ranting dan pucuk-pucuk muda dari tumbuhan.

7. Kuskus (Cuscus sp.) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Marsupialia

Famili

: Phalangeridae

Genus

: Cuscus

Spesies

: Cuscus sp.

b.

Gambar

Gambar 29. Awetan Cuscus sp di Museum Biologi

c.

Deskripsi

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

42 dari 49

BORANG

Kuskus atau oleh masyarakat Sulawesi lebih dikenal dengan sebutan memu dicirikan oleh muka yang bundar dan telinga yang kecil menonjol, serta  bulu yang lebat. Kuskus mempunyai ekor yang panjang dan liat, berfungsi sebagai alat untuk berpegangan saat berpindah dari dahan ke dahan (prehensile). Bahkan ekor ini merupakan senjata pertahanan Kuskus bila dirinya akan ditangkap oleh pemburu, dimana Kuskus akan mengaitkan ekornya dengan kuat pada batang atau cabang bila pohon yang dipanjatnya ditebang oleh pemburu.

Habitanya di hutan primer dan hutan sekunder. Persebarannya terbatas hanya di Sulawesi. Yang biasa dimanfaatkan adalah kulitnya. Adapun makanannya adalah serangga. 8. Kucing Emas (Felis temmincki) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Carnivora

Famili

: Felidae

Genus

: Felis

Spesies

: Felis temmincki

b.

Gambar

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

43 dari 49

BORANG

Gambar 30. Awetan Felis temmincki di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Warnanya merah hingga coklat keemasan, dapat pula berwarna hitam, coklat maupun abu-abu. Merupakan hewan nokturnal. Memangsa hewan anggota Rodentia. Rambut sekitar mata, pipi dan tenggorokan berwarna putih. Memiliki garis-garis berwarna coklat sepanjang pipi dan tanda hitam di dahi.

Hewan ini hidup di hutan-hutan hampir di seluruh Asia. Bisa dimanfaatkan kulitnya dan bias pula untuk mengendalikan hama Rodentia. Makanannya selain Rodentia adalah mammal kecil lain, kadal dan katak. 9. Orang Utan ( Pongo pygmaeus) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

44 dari 49

BORANG

Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Primata

Famili

: Pongidae

Genus

: Pongo

Spesies

: Pongo pygmaeus

b.

Gambar

Gambar 31. Awetan Pongo pygmaeus di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Rambut Orang Utan berwarna coklat kemerahan dengan panjang mencapai 20 inci. Matanya bulat, bagian wajah tidak terdapat rambut dan telinganya kecil. Betina dewasa (usia 12 tahun keatas) memiliki berat badan 30-50 kg. Wajahnya sangat gelap dan kadang berjanggut. Sedangkan jantan dewasa (usia 15 tahun ke atas) memiliki berat badan diatas 50 kg (pada umur 

lanjut sekitar 40 kg). Jantan dewasa memiliki bantalan pipi, kantong leher, janggut dan kadang berpunggung gundul. Habitat di hutan tropik dataran rendah, rawa-rawa dan hutan perbukitan hingga ketinggian 1500 m dpl.Persebaran terbatas di Sumatra bagian utara dan Kalimantan. Pemanfaatannya adalah dengan mengambil dagingnya dan

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

45 dari 49

BORANG

dijadikan hewan peliharaan. Makanannya berupa buah, bunga, daun muda, kulit kayu dan seranngga. 10. Siamang (Symphalangus syndactylus) a.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Primata

Famili

: Hylobatidae

Genus

: Symphalangus

Spesies

: Symphalangus syndactylus

b.

Gambar

Gambar 32. Awetan Symphalangus syndactylus di Museum Biologi

c.

Deskripsi

Rambut hitam mengkilat kecuali rambut di muka berwarna kecoklatan. Dadanya lebar, bagian atas kepala rata. Mempunyai kantong tenggorokan yang

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

46 dari 49

BORANG

yang besar dan tidak tertutupi oleh rambut. Rentangn tangn sekitar 1,5 m dengan panjang tubuhberkisar antara 800-900 mm. Ukuran jantan lebih besar  daripada betina. Berat tubuh rata-rata hewan dewasa sekitar 11, 2 kg. tipe  pergerakan yang dominan adalah branchiasi. Sedangkan tipe pergerakan yang lain yakni memanjat secara vertical, berayun, meloncat dan berjalan di arboreal secara bipedal.

Habitatnya di hutan tropik,baik primer maupun sekunder. Persebaran meliputi Sumatra dan Semenajung Malaya. Bisa dimanfaatkan sebagai hewan  peliharaan. Makanannya berupa daun, buah, bunga, biji dan serangga.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.2009. Taxonomy. http:// zipcodezoo.com akses tanggal 17 Desember 2009 Anonim.2009.http://animals.jrank.org/ akses tanggal 17 Desember 2009

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

47 dari 49

BORANG

Anonim. 2008. http://animaldiversity.ummz.umich.edu akses tanggal 19 Desember 2009 Anonim.2009. http://www.coremap.or.id/downloads/0751.pdf  akses tanggal 19 Desember  2009 Anonim. 2009. http://www.klipingcybermedia.com

LAMPIRAN

No. Dokumen Berlaku sejak

FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

Revisi

00

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

Halaman

48 dari 49

BORANG

Berikut adalah list spesimen hewan yang kami ambil sebagai bahan praktikum di Museum Biologi kali ini: 

Aves 1. Dara mahkota ( Goura victoria ) 2. Cendrawasih ( Paradisaea minor ) 3. Blo Ketupu ( Ketupa ketupu) 4. Elang Bondol ( Haliastus indos) 5. Betet Biasa ( Psittaculata alexandri) 6. Cangak Merah ( Ardea purpurea) 7. Cekaka Sungai ( Halcyon chloris) 8. Belibis Batu ( Dendrocygna javanica) 9. Kuau Raja ( Argusiamus argus) 10. Mandar Padi (Gallirallus torquatus )



Mammalia 1. Harimau Sumatra ( Panthera tigris) 2. Beruang Madu ( Helarctos malayanus) 3. Babi Kutil (Sus verrucosus) 4. Malayan Tapir (Tapirus indicus) 5. Kera Ekor Panjang ( Macaca fascicularis) 6. Kijang ( Muntiacus muntjak) 7. Kuskus (Cuscus sp.) 8. Kucing Emas (Felis temmincki) 9. Orang Utan ( Pongo pygmaeus)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF