Laporan Kelarutan Asam Amino

July 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Kelarutan Asam Amino...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Asam amino merupakan senyawa organik yang mengandung gugus amino dan karboksil. Asam amino umumnya mudah larut dalam air, tidak larut dalam pelarut organik, dan titik leburnya sangat tinggi. Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat-sifat asam maupun basa. Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organik, tetapi mirip dengan garam-garam anorganik. Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut  bebas di dalam larutan atau bergabung dengan asam amino yang lain. Pada kenyataannya, sifat muatan dari protein ditentukan banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino. Asam amino dalam larutan netral berada dalam  bentuk “zwitterion” dan tidak sebagai molekul yang tidak terorganisasi. Protein adalah senyawa organic komplek yang terdiri dari C, H, O, N dan tersusun atas beberapa  belerang dan fosfor. Ninhidrin adalah ad alah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu. B.  Tujuan Praktikum Untuk melihat daya larut berbagai asam amino dalam pelarut yang  berbeda.

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Asam amino merupakan satuan penyusun protein,berdaarkan rumus  bangunnya asam amino dapat dipandang sebagai seba gai turunan asam karboksilat, yang satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus amino. Anwar M (1990). Semua asam amino, atau peptida yang mengandung 2 amino bebas akan  beraksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu.  Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. (Abas, 1999) Asam-asam amino hasil hidrolisis protein dapat dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan kromatografi penukar ion. Tiga macam penyangga pH tinggi dipakai untuk mengelusi asam amino pada kolom kromatografi. Urutan pengelusian tergantung pada muatan asam amino. Asam amino basa (lisin, histidin, arginin)  paling kuat mengikat muatan negatif resin penukar ion. Teknik ini memungkinkan  penentuan asam amino apa saja yang terdapat dalam protein tertentu. Kelimpahan relatif asam-asam amino juga bisa ditentukan dengan mengukur konsentrasi tiap asam amino. Senyawa ninhidrin bereaksi dengan asam amino membentuk warna ungu. Larutan berwarna ungu ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 570 nm, lalu konsentrasi relative tiap asam amino dapat ditentukan. (Ngili, 2001) Asam amino yang terbentuk sebagai hasil hidrolisis protein ialah asam ααamino. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang bersebelahan dengan gugus karboksil, atau terletak pada posisi α. Karbon α pada asam amino merupakan pusat kiral, kecuali pada glisin yang gugus R-nya adalah atom H. Dengan demikian seluruh asam amino yang diturunkan dari protein (kecuali glisin) bersifat optik aktif. Perlu diperhatikan bahwa konversi Fischer yang biasa digunakan pada karbohidrat dapat pula diterapkan pada asam amino. (Hart, 1990) Protein memiliki molekul besar dengan berat molekul yang bervariasi antara 5000 hingga jutaan dengan hidrolisis oleh asam atau oleh enzim protein akan menghasilkan asam amino, ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul  protein. (Riawan, 2000)

 

BAB III METODELOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Oktober 2017 pukul 15.00 di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi. B.  Alat dan Bahan Alat -  Tabung reaksi -  Pengaduk -  Beker glass -  Gelas ukur -  Corong -  Timbangan digital Bahan -  Asam amino -  Etanol 5 ml -  Klorofom 5 ml -   NaOH 5 ml -  HCl 5 ml -  Aquades 5 ml C.  Cara Kerja 1.  Siapkan 5 buah tabung reaksi yang akan diisi oleh pelarut (etanol, klorofom, NaOH, HCl, aquades). 2.  Timbang asam amino sebanyak 0,5 gr (lakukan 5x ulangan untuk 5  pelarut). 3.  Masukkan masing-masing larutan yang berada di beker glass ke dalam masing-masing tabung reaksi melalui gelas ukur dan dibantu oleh corong agar tidak tumpah. 4.  Larutkan 0,5 gr asam amino ke dalam masing-masing larutan, gunakan  pengaduk bila perlu. 5.  Amati dan catat bagaimana hasilnya.

 

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Asam Amino Glisin

Arginin

Lisin

Glutamin

Etanol

Klorofom

NaOH

HCl

Aquades

Larut, Larut, Larut, Tidak Tidak  jernih,  jernih, ada  jernih, ada larut, larut, keruh, ada  jernih, ada endapan di endapan di tidak ada endapan  bawah  bawah endapan di endapan di atas  bawah Larut, Larut, Tidak Tidak Larut, larut, larut,  jernih, ada  jernih, ada  jernih, ada keruh, ada  jernih, ada endapan di endapan di endapan di endapan di endapan di  bawah atas Tidak Tidak larut, larut,  jernih, ada  jernih, ada endapan di endapan di atas  bawah Tidak Tidak larut, larut, keruh, ada  jernih, ada endapan di endapan  bawah

atas

 bawah

 bawah

 bawah

Larut,  jernih

Larut,  jernih

Larut,  jernih

Larut,  jernih, tidak ada endapan

Larut,  jernih, tidak ada endapan

Tidak larut, keruh, ada endapan di  bawah

B.  Pembahasan Untuk mengetahui kelarutan asam amino (glisin, lisin, arginine, glutamin) pada berbagai pelarut, dilakukan pencampuran 0,5 gr asam amino yang dicampurkan dengan etanol, NaOH, HCl, aquades, klorofom masingmasing sebanyak 5 ml. Umumnya asam amino larut dalam air tetapi tidak larut pada larutan organik non polar seperti klorofom. Dari praktikum yang dilakukan, asam amino glisin dapat larut baik pada larutan NaOH, HCl, dan aquades.

 

Warnanya jernih, dan memiliki endapan di bawah atau tenggelam. Tetapi aquades tidak memiliki endapan. Sedangkan pada larutan etanol dan klorofom, asam amino glisin tidak dapat larut. Asam amino glisin yang dilarutkan pada larutan etanol warnanya keruh dan terdapat endapan di bawah atau tenggelam. Asam amino glisin yang dilarutkan pada larutan klorofom  berwarna jernih dan terdapat endapan di bagian ba gian atas atau mengapung. mengapu ng. Hal ini terjadi karena glisin merupakan asam amino yang bersifat hidrofilik dan memiliki gugus R hidrogen yang dapat larut pada senyawa organik polar. Asam amino arginine merupakan asam amino dengan rantai samping yang memiliki gugus basa. Asam amino arginin yang dilarutkan pada laruan  NaOH, HCl, dan aquades larut, jernih, dan memiliki endapan di bawah. Hal ini dikarenakan asam amino arginine memiliki sifat hidrofilik. Asam amino arginine tidak dapat larut pada etanol dan klorofom. Pada larutan etanol, warnanya menjadi keruh dan memiliki endapan di bawah. Sedangkan pada larutan klorofom tetap jernih tetapi memiliki endapan di atas. Asam amino arginine tidak larut pada etanol dan klorofom dikarenakan etanol bersifat nonpolar sehingga sukar untuk larut dan membentuk larutan homogent. Asam amino lisin merupakan asam amino yang memiliki sifat basa dan bersifat polar merupakan asam amino dengan gugus R positif. Asam amino lisin dapat larut baik pada larutan NaOH, HCl, dan aquades dan warnanya jernih dan tidak memiliki endapan. Sedangkan pada larutan etanol dan klorofom, asam amino lisin tidak dapat larut, memiliki warna jernih, dan memiliki perbedaan dalam endapannya, yaitu etanol memiliki endapan di  bawah sedangkan klorofom memiliki endapan di atas. Asam amino lisin sama seperti asam amino glutamin memiliki sifat hidrofilik atau larut dalam air. Lisin tidak larut pada pelarut klorofom karena lisin hanya dapat larut pada air dan sukar larut pada pelarut organik. Larutan yang endapannya berada di  bawah berat pelarut lebih ringan daripada berat lisin. Sedangkan yang endapannya di atas berarti pelarut lebih berat dibandingkan berat lisin. Asam amino glutamin mempunyai rantai samping yang mengandung gugus asam dan gugus R bermuatan negatif. Pada saat melakukan percobaan  praktikum diperkirakan terjadi kesalahan, dimana hasil yang di dapat  berbanding terbalik dengan yang seharusnya. Pada saat praktikum, asam amino glutamin yang dilarutkan dalam aquades tidak larut, berwarna keruh, serta memiliki endapan di bawah. Hasil pelarutan antara asam amino glutamin dengan aquades yang semestinya adalah larut, berwarna jernih, dan tidak memiliki endapan. Hasil pelarutan antara asam amino glutamin dengan NaOH dan HCl yaitu larut, berwarna jernih, dan tidak memiliki endapan. Sedangkan  pada larutan etanol dan klorofom tidak larut. Perbedaannya pada larutan

 

etanol warna yang dihasilkan keruh dan memiliki endapan di bawah, sedangkan pada larutan kloforom menghasilkan warna jernih dan memiliki endapan di atas.

 

BAB V PENUTUP

A.  Kesimpulan Setelah dilakukan percobaan, dapat disimpulkan asam amino diklasifikasikan bersifat aromatic dan memiliki rantai samping atau gugus R. Asam amino memiliki sifat hidrofibik, polar dan non polar. Larutan etanol dan klorofom termasuk dalam larutan non polar karena tidak dapat melarutkan asam amino. Sedangkan NaOH, HCl, dan aquades termasuk dalam larutan polar karena dapat melarutkan asam amino dengab  baik. Asam amino glisin merupakan asam amino yang bersifat hidrofilik dan memiliki gugus R hidrogen yang dapat larut pada senyawa organik polar.. Asam amino arginine dan lisin memiliki sifat basa dan bersifat polar merupakan asam amino dengan gugus R positif. Asam amino glutamin mempunyai rantai samping yang mengandung gugus asam dan gugus R  bermuatan negatif. B.  Saran 1.  Mahasiswa harus lebih mengetahui sifat dan jenis dari asam amino. 2.  Mahasiswa 3.  Saat praktikum, mahasiswa harus menjaga keamanan dan keselamatan kerja.

 

BAB VI LAMPIRAN

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://nursholehfapetunja.blogspot.co.id/2012/07/laporan-semester-praktikum biokimia_06.html https://pricilasherly.wordpress.com/2014/11/27/laporan-praktikum-biokimia-asamamino/ http://zikrisixx.blogspot.co.id/2016/05/laporan-praktikum-biokimia-identifikasi.html http://lehaw.blogspot.co.id/2012/02/sintesis-kloroform.html http://spriyadimei.blogspot.co.id/2013/07/asam-amino.html http://spriyadimei.blogspot.co.id/2013/07/asam-amino.html https://rgmaisyah.wordpress.com/2008/10/31/asam-amino/

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF