LAPORAN KEGIATAN Mini Workshop Core Blue System, TRIAGE, Dan Transfer Pasien

December 16, 2018 | Author: Agunk Art | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

asda...

Description

LAPORAN KEGIATAN MINI WORKSHOP CODE BLUE SYSTEM, TRIAGE DAN TRANSFER PASIEN RS HARAPAN BUNDA LAMPUNG TENGAH

Rumah Sakit Harapan Bunda Lampung Tengah 2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas Rahmad dan Karunia-Nya lah, Laporan Pelaksanaan kegiatan MINI WORKSHOP CODE BLUE SYSTEM, TRANSFER PASIEN DAN TRIAGE   RS. Harapan Bunda Lampung Tengah taun 2017 dapat

terselesaikan Pembuatanya. Maksud dan tujuan pembuatan Laporan Pelaksanaan Mini Workshop Code Blue System, Transfer Pasien Dan Triage RS. Harapan Bunda Lampung Tengah Adalah Sebagai Bahan Pelaporan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pertanggung Jawaban Kepada Direktur dan Program Diklat RS Harapan Bunda. Kepada seluruh Staff Kepala Ruangan dan Staff penunjang Medis RS Harapan Bunda yang telah  berpartisipasi sebagai panitia penyelengggara pelaksaan kegiatan Mini Workshop Code Blue System, Transfer Pasien Dan Triage ini penyusun ucapkan terimakasih atas

tenaga maupun sumbangan

 pemikiranya. Laporan kegiatan ini penyusun dedikasikan bagi seluruh staff medis dan penunjang medis di lingkungan RS Harapan Bunda Lampung Tengah yang saya cintai dan banggakan. Akhir kata, penyusun berharap laporan Pelaksanaan kegiatan Mini Workshop Code Blue System, Transfer Pasien Dan Triage ini Dapat bermanfaat Bagi Kita Semua.

Atas Perhatian saudara penyusun Ucapkan Terima Kasih. Seputih Jaya, November 2017 Rumah sakit Harapan Bunda Tim Penyususn.

DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................................................................ 1 KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................... 3 BAB I................................................................................................................................................................................. 4 PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 4 LATAR BELAKANG....................................................................................................................... 4 TUJUAN PELATIHAN......................................................................................................................4 MATERI................................................................................................................................................ 5 METODE............................................................................................................................................. 5 BAB II..............................................................................................................................................................................6 HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................6 LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................................................................7

BAB I PROPOSAL MINI WORKSHOP CODE BLUE SYSTEM, TRIAGE, TRANSFER PASIEN. “PENATALAKSANAAN KEGAWAT -DARURATAN   DI DALAM RUMAH SAKIT”

1. Pendahuluan

Kegawat-daruratan dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Kegawatdaruratan merupakan suatu kondisi dimana harus dilakukan tindakan yang cepat dan tepat karena apabila tidak dilakukan dengan segera dapat menyebabkan kematian.Saat ini  penanganan awal terhadap kegawat-daruratan sudah menjadi hal yang harus diketahui dan dipelajari oleh setiap orang.

Di beberapa negara, penanganan awal kegawatan sudah merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki, tidak hanya untuk petugas kesehatan namun juga untuk masyarakat umum. Beberapa standar akreditasi nasional maupun internasional seperti KARS dan JCI telah memasukkan elemen pengetahuan dasar penanganan kegawatan tersebut menjadi  bagian dari standar yang harus dipenuhi oleh Rumah Sakit.

Kegawatan

yang

sering

terjadi

di

Rumah

Sakit

diantaranya

adalah

penyakit

 jantung.Penyakit jantung merupakan penyakit yang meyebabkan kematian nomor satu di dunia.Lebih dari 17,2 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap harinya akibat penyakit  jantung (AHA, 2010). Di Indonesia sendiri belum ada data resmi yang diplubikasikan terkait angka kematian di Rumah Sakit pertahunnya.

Upaya mengatasi kegawat-daruratan pada penyelamatan jiwa (life saving ) dengan mempertimbangkan waktu, karena tantangannya adalah nyawa. Kecepatan pemberian  pertolongan akan sangat berpengaruh kepada keselamatan jiwa korban, atau dengan kata lain, apabila pertolongan terlambat diberikan maka akan berakibat kematian.

Serangan jantung atau kondisi kegawatan penyakit lainnya dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, sehingga sangat dibutuhkan kemampuan dalam melakukan pertolongan  pertama pada saat kondisi kegawatan jantung. Pertolongan pertama ini dapat dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih.Kemampuan yang harus dimiliki berupa kemampuan individu dan kemampuan dari sistem atau infra-struktur dari Rumah Sakit. Kemampuan individu dalam penanganan kegawat-daruratan harus didukung juga oleh kemampuan dari

infra-struktur dari lingkungan kerja itu sendiri, sehingga akan terbentuk system  penanganan kegawatan di dalam rumah sakit yang disebut dengan Code Blue System.

Code B lue merupakan kode panggilan keadaan darurat yang menandakan adanya pasien yang mengalami henti jantung atau henti napas.Code Blue system adalah sebuah system komunikasi dan koordinasi yang diaktifkan saat terjadi Code blue. Saat ini mulai  berkembang bahwa Code Blue system  juga digunakan atau diaktifkan untuk kondisi kegawatan penyakit secara umum dan dapat diaktifkan juga pada saat mengidentifikasi tanda-tanda klinis sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.Tujuan dari dibentuknya code blue system adalah agar saat terjadi perburukan kondisi pasien khususnya kegawatan jantung, semua sumber daya yang ada dapat digunakan untuk memberikan dukungan langsung maupun tidak langsung. Code blue system ini membutuhkan beberapa aspek infra-struktur agar dapat berjalan dengan baik, seperti :  jumlah dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), Peralatan, System Komunikasi dan System Transportasi.

Saat ini, sudah banyak pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih baik.Seperti pelatihan basic life support (BLS),BTCLS, SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu) atau lainnya yang sejenis. Namun kegiatan tersebut hanya fokus kepada kemampuan atau keterampilan individu semata. Pertanyaannya adalah bagaimana selanjutnya, apakah mereka yang sudah mengikuti pelatihan dapat bekerja secara tim atau bekerja di dalam sebuah system?dan apakah pelatihan tersebut dapat mengurangi angka kejadian kegawatan dan kematian di RS? Dan apakah system penanganan kegawatan itu sendiri sudah ada?. DenganCode Blue System ini maka semua unsur sumber daya yang ada di Rumah Sakit dapat dikerahkan dan digunakan untuk memberikan pertolongan kepada pasien yang mengalami kegawatan. Oleh karena itu saya ingin memfasilitasi kebutuhan akan terbentuknya sebuah system yang dapat menolong pasien disaat terjadi kegawatan khususnya kegawatan henti nafas dan atau henti jantung di dalam rumah sakit. Dengan adanya Code Blue System di Rumah Sakit maka pelayanan akan lebih berkualitas, bermutu dan professional sesuai dengan tuntutan masyarakat dan akreditasi tingkat nasional maupun internasional seperti KARS dan JCI.

Pelatihan yang akan dilakukan berupa pelatihan code blue system untuk perawat dan dokter di Rumah Sakit khususnya yang sudah pernah mengikuti pelatihan BLS dan atau ACLS. Pelatihan ini juga akan menghasilkan sebuah rekomendasi rancangan pembentukan code  blue system beserta infrasturktur yang dibutuhkan, termasuk dalam membangun sistem koordinasi dan komunikasi yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit.

2. Tujuan 2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peserta pelatihan dalam melakukan  penanganan kegawat-daruratan pasien khususnya pada pasien dengan henti napas dan henti  jantung di dalam Rumah Sakit

1.2 Tujuan Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai konsep dasar code blue system

dan Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC) dalam penanganan kegawat-daruratan pasien di Rumah Sakit 2. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai bantuan hidup dasar sesuai

rekomendasi AHA 2010 3. Meningkatkan

pengetahuan

peserta

pelatihan

dalam

mengidentifikasi

kondisi

kegawatan pasien di Rumah Sakit 4. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai oksigen terapi dan airway

mangement 5. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai kelainan irama EKG yang

mengancam jiwa dan tatalaksananya 6. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai obat-obatan emergency 7. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai penggunaan defibrilator

(Defibrilasi dan Kardioversi) 8. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai Konsep Emergency warning

system score (EWSS) 9. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan mengenai code blue

 system melalui simulasi code blue system di Rumah Sakit 10. Melakukan rancangan pembentukan tim code blue serta merancang sumber daya yang

ada di Rumah Sakit untuk mendukung proses pelaksanaan code blue system

3. Peserta Kegiatan

Pelatihan Code Blue System untuk penatalaksanaan kegawat-daruratan pasien di Rumah Sakit a) Dokter (dokter IGD/dokter Umum/ dokter jaga ruangan)  b) Perawat (Perawat struktural, Perawat pelaksana ruang rawat, ICU, Poliklinik, Kamar Operasi, Bidan, Apoteker, )

4. Penyelenggara

Diklat Rumah Sakit

5. Pembicara dan Fasilitator

Pembicara dan fasilitator . 1. dr. Tri Yunanto Arlino, SpEM. (RS. PKU. Yogjakarta) 2. dr. Aziz Andriyanto (RS. PKU. Yogjakarta) 3. Gunawi, Amd.Kep (Admin) (RS. PKU. Yogjakarta)

6.

Struktur Program Lampiran 1 TOR ( Term Of service) Miniworkshop.

7. Metode dan proses pelatihan

Pelatihan dilakukan dengan menggunakan cara belajar mengajar orang dewasa ( andradogi ) dengan metode Partisipasi dari peserta berupa : 1. Ceramah dan tanya jawab 2. Diskusi kelompok 3. Demonstrasi dan praktek, Simulasi

8. Waktu dan Tempat

1. Waktu Pelatihan : 01 & 02 November 2017 Selama 2 hari , Pkl 07.00 WIB s/d 17.00 WIB 2. Tempat : Aula RS Harapan Bunda (Menyesuaikan)

ini.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN I.

Karakteristik Peserta

Berdasarkan biodata yang dihimpun, latar belakang pendidikan peserta bervariasi, rata-rata sebagian besar berpendidikan DIII, Unsur peserta dari laki-laki dan perempuan, namun  pesertanya masih mayoritas laki-laki 30% dan perempuan 70%.

II.

Respon Peserta

Dari hasil pengamatan dan diskusi selama kegiatan Mini Workshop Core Blue system, TRIAGE, dan Transfer Pasien, nilai pre Test masih banyak yang belum mengetahui  pentingnya Mini Workshop Core Blue system, TRIAGE, Transfer Pasien di Rumah Sakit, dan Setelah peserta mendapatkan materi serta dari nilai post test terjadi peningkatan  pengetahuan dan peserta mengetahui betapa pentingnya untuk Paham TentangCore Blue  system, TRIAGE, Transfer Pasien di rumah sakit Harapan Bunda.

Dari total Keseluruhan peserta yang di harapkan hadir sebanyak 80 orang, peserta yang hadir 100 orang. Kesimpulan antusias peserta sangat tinggi dalam mengikuti pelatihan internal BHD dan Triage.

a. Penilaian Hasil Mini Workshop CoreBluesystem, TRIAGE, dan Transfer Pasien Secara Umum.

Mini Workshop Core Blue system, TRIAGE, dan Transfer Pasien RS Harapan Bunda, diikuti Oleh 80 orang peserta Medis dan Penunjang medis, diantaranya perawat , bidan, unit farmasi, rekam medis, radiologi, laboratorium, dan bagian umum. Dari 80 orang peserta dapat di lihat bahwa pengetahuan rata-rata peserta terhadap Core  Blue system, TRIAGE, dan Transfer Pasien Mengalami Peningkatan setelah mengikuti  pelatihan internal bantuan Hidup Dasar (BHD), Hal ini dapat dilihat dari diagram berikut ini :

10

9.076923077

9 8

7.153846154

7 6 5 4 3 2 1 0 Pre Test

Post test

Dari diagram penilaian diatas Mini Workshop Core Blue system, TRIAGE, dan Transfer  Pasien RS Harapan Bunda Lampung Tengah, Jika di bedakan berdasarkan dari Nilai Pre Test dan Post Test yang di laksanakan Dapat di bandingkan dari nilai diagram diatas Mini Workshop Core Blue system, TRIAGE, dan Transfer Pasien di rumah Sakit dapat meningkatkan pengetahuan peserta menjadi lebih memahami betapa pentingnya  pengetahuan tentang Core Blue system, TRIAGE, dan Transfer Pasien di rumah Sakit Harapan Bunda Lampung Tengah. Hal ini di mungkinkan karena peserta sebelum mengikuti Mini Workshop Core Blue  system, TRIAGE, dan Transfer Pasien Petugas belum memahami pentingnyaCore Blue  system, TRIAGE, dan Transfer Pasien di Rumah Sakit.

b. Hambatan dan Masalah

Pelatihan berjalan sesuai dengan target dan jumlah peserta yang telah di jadualkan dan tidak di temukan permasalahan yang berarti selama proses Pelatihan berlangsung.

BAB III KESIMPULAN

1. Perlu tindak lanjut untuk membahas : a. Pembentukan sistem code blue di RS. Harapan Bunda dalam waktu dekat.  b. Pengajuan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan tim code blue di RS. Harapan Bunda Lampung Tengah. c. Pelatihan code Blue mandiri di lingkup RS. Harapan Bunda Lampung Tengah dan Simulasi berkesinambungan. 2. Perlu dilakukan workshop Internal di RS. Harapan bunda tantang BHD secara Berkala. 3. Perlu dilakukan Inhouse Training Triage di RS. Harapan Bunda Secara Berkala.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF