LAPORAN KASUS Vesikolitiasis
March 21, 2017 | Author: deasy_silvia_lestari | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN KASUS Vesikolitiasis...
Description
LAPORAN KASUS “ RETENSI URIN” Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Bedah
Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Fx. Nanang Heru, Sp.B
Disusun Oleh : Deasy Silvia Lestari
H2A011014
Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Bedah
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG RSUD Dr. ADHYATMA, MPH Periode 2015-201
1
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Kasus ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh dokter pembimbing dari : Nama
: Deasy Silvia Lestari
NIM
: H2A011014
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
: Muhammadiyah Semarang
Judul
: Retensi Urin
Pembimbing : dr. Fx. Nanang Heru SP.B
Semarang , Maret 2016 Dokter Pembimbing
dr. Fx. Nanang Heru SP.B
2
BAB I PENDAHULUAN Batu perkemihan dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering ditemukan ada di dalam ginjal. Batu buli-buli atau vesikolitiasis sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan miksi atau terdapat benda asing di buli-buli. Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien hyperplasia prostat, striktur uretra, divertikel buli-buli, atau buli-buli neurogenik. Kateter yang terpasang pada buli-buli dalam waktu lama, adanya benda asing lain yang secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam buli-buli seringkali menjadi ini terbentuknya batu buli-buli. Selain itu batu buli-buli juga dapat berasal dari batu ginjal yang turun ke buli-buli. Di Negara-negara berkembang sering dijumpai batu endemic pada buli-buli yang banyak dijumpai pada anak anak yang menderita kurang gizi atau yang sering menderita dehidrasi atau diare. Gejala khas batu buli-buli adalah berupa gejala iritasi antara lain; disuria hingga stranguria, perassan tidak enak waktu kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancer kembali dengan perubahan posisi tubuh. Nyeri pada saat miksi seringkali dirasakan pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki. Seringkali komposisi batu buli-buli terdiri atas asam urat atau struvit, sehingga tidak jarang pada pemeriksaan foto polos abdomen tidak tampak sebagai bayangan opak pada cavum pelvis. USG dapat mendeteksi batu radiolusen pada bulibuli. Batu buli-buli dapat dipecahkan dengan litotripsi ataupun jika terlalu besar menggunakan pembedahan terbuka atau vesikolitotomi.
3
BAB II LAPORAN KASUS
I
II
IDENTITAS PENDERITA a Nama b Usia c Jenis kelamin d Agama e Suku f Alamat g Pekerjaan h Status i Tanggal masuk RS
: Tn. S : 42 tahun : Laki-laki : Islam : Jawa : Kapri Bawah No:06 RT09/X Ngaliyan, Semarang : Pedagang : Menikah : 10 Maret 2016
ANAMNESIS a Keluhan utama: nyeri saat BAK b RPS : Pasien Tuan S. 45 tahun datang dengan ke IGD RSUD Tugurejo Semarang dengan keluhan tidak bisa BAK. Awalnya pasien mengeluh nyeri saat BAK 1 minggu yang lalu, terasa panas di alat kemaluan pada saat BAK, BAK serasa tidak tuntas, pancaran urin melemah (menetes), apabila pasien berubah posisi pada saat BAK (bergeser) urin yang keluar kembali lancar, dan pasien juga mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. 2 hari SMRS, pasien tidak dapat BAK, nyeri perut bagian bawah bertambah, mual (-), muntah (-). Pasien tidak pernah mengeluh nyeri pinggang yang menjalar sampai ke lipat paha., BAK berpasir (-), pancaran kemih bercabang (-), warna urin kuning, riwayat trauma di perut bagian bawah (-), operasi di daerah perut (-).
c
RPD : Riwayat darah tinggi Riwayat DM Riwayat asma
: disangkal : disangkal : disangkal
4
Riwayat penyakit jantung Riwayat batu saluran kemih d RPK :
e
: disangkal : disangkal
Riwayat darah tinggi
: disangkal
Riwayat kencing manis
: disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien merupakan seorang pedagang. Pasien tinggal bersama dengana istri dan anaknya. Biaya pengobatan menggunakan BPJS. Kesan ekonomi cukup. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok.
III PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital
:
TD Nadi RR T
: 110/70 mmHg : 82 x / menit (reguler, isi dan tegangan cukup) : 22 x /menit (reguler) : 37°C (axiler)
Status Gizi
:
BB
: 65 kg
TB
: 150 cm
IMT
: 28,9 kg/m2
Kesan gizi : normoweight
1. Status Interna Kepala
: kesan mesocephal, Deformitas (-)
Mata
: Corpus alienum (-/-), konjungtiva anemis (-/-), edem palpebra (-/-), hematoma palpebra inferior (-/-) peflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek (+/+) pupil isokor (D: 3mm/3mm), raccoon eyes (-/-).
Hidung
: Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), jejas (-),
5
rhinorea (-/-) Telinga
: jejas (-), othorea (-/-), battle sign (-/-)
Mulut
: Lembab (+), sianosis (-), perdarahan (-)
Leher
: Tiroid (Normal), Jejas (-), deviasi trakea (-), deformitas (-), pembengkakan (-), JVP (Normal)
Thorax
:
Paru Paru depan
Paru belakang
Inspeksi Statis
Normochest,
simetris, Normochest,
simetris,
kelainan kulit (-/-), sudut kelainan kulit (-/-) arcus
costa
dalam
batas
normal, ICS dalam batas Dinami s Palpasi
normal Pengembangan
Pengembangan pernapasan pernafasan paru normal
paru normal Simetris (N/N), Nyeri tekan Simetris (N/N), Nyeri (-/-),
ICS
dalam
batas tekan (-/-), ICS dalam
normal, taktil fremitus sulit batas
Perkusi Kanan Kiri Auskultasi
normal,
taktil
dinilai
fremitus sulit dinilai
Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru.
Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru.
Suara dasar vesicular, Ronki Suara (-/-), Wheezing (-/-)
Tampak anterior paru
dasar
vesicular,
Ronki (-/-),Wheezing (-/-) Tampak posterior paru
6
SD : vesikuler
SD : vesikuler
ST : Ronki (-), wheezing (-)
ST: Ronki (-), wheezing (-)
Jantung Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis teraba pada ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula sinistra, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)
Perkusi
:
batas atas
: ICS II linea parasternal sinistra
pinggang jantung
: ICS III linea parasternal sinsitra
batas kanan bawah
: ICS V linea sternalis dextra
kiri bawah
: ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula sinistra
Konfigurasi jantung (dalam batas normal) Auskultasi
: regular, Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-) Abdomen Inspeksi
:
Permukaan datar, warna sama
seperti kulit di sekitar Auskultasi
:
Bising
usus
15
kali/menit
:
Timpani seluruh regio abdomen,
(normal) Perkusi
pekak sisi (+) normal, pekak alih (-) Palpasi
:
Nyeri
tekan
(+)
arean
suprapubik, supel, Tidak teraba pembesaran organ
7
Ekstremitas Superior Tampak pucat
Warna kulit
sama
Inferior / Sama
dengan sekitar
dengan /
sama
Vulnus laserasi
sekitar -/-
dengan sekitar -/-
Hematom
-/-
-/-
Deformitas
-/-
-/-
Oedem
-/-
-/-
Parestesi
-/-
-/-
Nyeri
-/-
-/-
Gerak aktif
Bebas/bebas
Bebas/bebas
Gerak pasif
Bebas /bebas
Bebas/bebas
Capillary Refill
< 2 detik/< 2 detik
< 2 detik/< 2 detik
Akral dingin
-/-
-/-
2. Status Lokalis Inspeksi
: Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar
Auskultasi
: Bising usus 15 kali/menit (normal)
Perkusi
: Timpani seluruh regio abdomen, pekak sisi (+)
normal, pekak alih (-) Palpasi
: Nyeri tekan (+) arean suprapubik, supel, Tidak
teraba pembesaran organ
8
IV PEMERIKSAAN PENUNJANG a Laboratorium Pemeriksaan Leukosit Eritrosit Hb Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit RDW Eosinofil absolut Basofil absolut Netrofil absolut Limfosit absolut Monosit absolut Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit
Hasil H13,10 5,67 13,9 49,10 86,60 30,90 35,60 242 12,30 L0,01 0,03 H10,63 1,84 0,59 L0,10 0,20 H 81,20 L 14,00 4,50
Satuan ribu/ul juta/ul g/dl % Fl Pg g/Dl 10^3/ul % 10^3/ul 10^3/ul 10^3/ul 10^3/ul 10^3/ul % % % % %
Rujukan 3,8-10,6 4,4-5,9 13,7-17,3 40-52 80 – 100 26 – 34 32 – 36 150-440 11.5-14.5 0,045 – 0,44 0 – 0,2 1,8 – 8 0,9 – 5,2 0,16 – 1 2–4 0–1 50 -70 25 - 40 2 –8
Pemeriksaan GDS SGOT SGPT Ureum Creatinin Clorida Natrium Albumin HbsAg
Hasil 95 31 H 61 19,0 0,94 H 109 140 4,2 (-)
Satuan ml/dL U/L U/L mg/dL mg/dL mmol/L mmol/L g/dL
Rujukan
View more...
Comments