Laporan Kasus TIA
September 16, 2017 | Author: Hazby Trijati | Category: N/A
Short Description
Laporan Kasus TIA...
Description
UJIAN KASUS NEUROLOGI Transient Ischemic Attack
Disusun Oleh : Unique Hardiyanti Pratiwi
NPM. 110170070
Kelompok 3B
Pembimbing : dr. Hj. Ludmila, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2014
I.Identitas Pasien Nama Umur Tempat dan tanggal lahir Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Status marital Agama Pendidikan terakhir Tanggal masuk rumah sakit Tanggal pemeriksaan Ruangan No. Rekam Medik II.
: Rohanif : 57 tahun : Cirebon, 21 Agustus 1957 : Laki-laki : Dusun II RT 02/RW 04 Pasaleman Cilengkrang : Karyawan Swasta : Menikah : Islam : SD : 19 Oktober 2014, Minggu : 20 Oktober 2014, Senin : Seruni : 749696
Anamnesis Dilakukan secara autoanamnesis dan aloanamnesis pada tanggal 20 Oktober 2014. Keluhan utama
: Anggota gerak kanan lemas
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke IGD RS dengan keluhan anggota gerak kanan lemas. Lemas dirasakan pasien beberapa jam sebelum masuk rumah sakit secara tiba-tiba pada saat pasien sedang duduk. Pada awalnya anggota gerak kanan lemas, tidak dapat digerakkan, dan pasien hanya bisa berjalan dengan cara dipapah. Namun kemudian keluhan dirasa makin membaik dan anggota gerak kanan dapat digerakkan kembali. Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah nyeri kepala. Nyeri kepala seperti ditekan, dan dirasa tidak terlalu berat. Nyeri kepala dirasakan bersamaan dengan keluhan lemas. Keluhan mual-muntah disangkal, keluhan kejang disangkal, dan tidak terdapat penurunan kesadaran. Pasien merasa kesemutan dan baal pada saat awal serangan. Keluhan sulit menelan disangkal, penglihatan ganda disangkal, pusing disangkal, bicara pelo disangkal. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengaku mengalami keluhan yang sama tiga hari sebelumnya yang menghilang saat pasien minum obat antihipertensi yang diresepkan dokter. Pasien menyatakan memiliki riwayat hipertensi dengan tensi tertinggi mencapai 270/140 mmHg, tensi rata-rata 150/90 mmHg, dan tensi saat
masuk RS 210/140 mmHg. Pasien mengaku rutin minum obat antihipertensi yang diresepkan dokter. Pasien juga memiliki riwayat diabetes mellitus dengan kadar GDS tertinggi mencapai 500 mg/dL, GDS rata-rata 225 mg/dL, dan GDS pada saat masuk RS 348 mg/dL. Pasien sering mengeluhkan kesemutan di telapak kaki kanan dan kiri yang hilang timbul. Riwayat penyakit keluarga : Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus di keluarga disangkal. Riwayat pribadi, sosial, dan gizi: Pasien mulai merokok dari usia duapuluhan tetapi berhenti pada tahun 2012. Pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi alkohol. Pasien sering mengkonsumsi makanan bersantan dan diet tinggi garam. Pasien mengurangi makan nasi dan gula. III.
Pemeriksaan Fisik Interna Keadaan umum
: Pasien tampak sakit ringan
Kesadaran
: Composmentis, E4V5M6
Tanda-tanda vital
: TD = kanan 170/100 mmHg Kiri tidak dilakukan karena lengan bawah kiri diamputasi N
= 74 x/menit, reguler, lemah
FR = 24 x/menit, reguler S Kepala-Leher Kepala
= 36,2 oC
: : normocephal, rambut berwarna putih, tidak terdapat nyeri tekan
Mata
: konjunctiva ananemis -/-, sklera nonikterik -/-
Hidung
: dalam batas normal
Telinga
: dalam batas normal
Mulut
: dalam batas normal
Tenggorok
: dalam batas normal
Leher
: nyeri tekan (-), tidak ditemukan pembesaran KGB, bruit
(-) Thorak Anterior
: : Inspeksi
: pernafasan simetris kanan dan kiri, bentuk dada normothorak, retraksi iga (-)
Palpasi
: nyeri tekan (-)
Perkusi
: perkusi paru sonor
Auskultasi
: Pulmo : bunyi nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/Cor
: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Posterior
: tidak dilakukan
Abdomen
:
Inspeksi
: tidak terdapat pembesaran organ, perut agak buncit
Auskultasi
: peristaltik 24 x/menit
Perkusi
: timpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi
: nyeri tekan (-)
Ekstremitas IV.
: sianosis (-), edema (-), nyeri tekan (-)
Status Neurologi Kesadaran
: Composmentis, E4V5M6
Tanda rangsang meningeal
:
Kaku kuduk
: (-)
Brudzinsky I
: (-)
Brudzinsky II
: (-)
Brudzinsky III
: (-)
Kernig sign
: tidak terbatas
Lasegue sign
: tidak terbatas
Pemeriksaan nervus kranialis : N.I
: tidak dilakukan
N.II
: lapang pandang normal
N.III
: tidak ada parese
N.IV
: tidak ada parese
N.V
: tidak ada parese
N.VI
: tidak ada parese
N.VII
: tidak ada parese
N.VIII
: tidak dilakukan
N.IX
: tidak dilakukan
N.X
: tidak dilakukan
N.XI
: tidak dilakukan
N.XII
: tidak ada parese
Pemeriksaan motorik Inspeksi postur Tonus
: : atrofi (-), gerakan involunter (-)
Normotonus Normotonus
Trofi
: atrofi (-)
Kekuatan
: 5 5
Pemeriksaan sensorik Arah gerak dua sendi
Sensasi nyeri
Raba halus
:
Normotonus Normotonus
5 5
: : + +
+ +
+ +
+ +
:
:
+ + Diskriminasi 2 titik
: tidak dilakukan
Suhu
: tidak dilakukan
Sensasi getar
: tidak dilakukan
+ +
Pemeriksaan koordinasi
: tidak dilakukan
Refleks fisiologis
:
Biceps
: +/tidak dilakukan
Triceps
: +/tidak dilakukan
Brachioradialis : +/tidak dilakukan Patela
: +/+
Achilles
: ↓/↓
Refleks patologis Hoffman
: -/-
Tromner
: -/-
Babinski
: -/-
Chaddock
: -/-
Gordon
: -/-
Oppenheim
: -/-
Gonda
: -/-
Schaefer
: -/-
Fungsi vegetatif
V.
:
:
Kemampuan BAB
: dalam batas normal
Kemampuan BAK
: dalam batas normal
Resume Pasien datang ke IGD RS dengan keluhan hemiparese dextra sejak beberapa jam SMRS secara tiba-tiba. Keluhan dirasa makin membaik. Keluhan
disertai parestesia dan hipestesia pada saat awal serangan, nyeri kepala seperti ditekan yang tidak terlalu berat. Pasien mengalami keluhan yang sama tiga hari sebelumnya. Riwayat hipertensi (+), DM (+). Riwayat parestesia di plantar kanan dan kiri yang hilang timbul. Pasien perokok, namun sudah berhenti. Diet tinggi kolesterol dan garam. Pada pemeriksaan fisik interna : Pasien tampak sakit ringan. Tanda-tanda vital: TD = kanan 170/100 mmHg, N 24 x/menit, reguler, S
= 74 x/menit, reguler, lemah, FR =
= 36,2 oC.
Pada pemeriksaan neurologi didapatkan kesadaran composmentis GCS 15, Normotonus, kekuatan otot 5, penurunan refleks tendo Achilles dextrasinistra. VI.
Skoring ABCD2 Score: Age
= 0 (140, diastol >90)
Clinical Feature = 2 (Unilateral weakness) Duration
= 2 (>/=60 minutes)
Diabetes
=1
Total
= 6, risiko tinggi terkena stroke
Siriraj
: [(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 140) – (3 x 1) – 12] = -1 (kemungkinan diagnosis Stroke Iskemik)
VII.
Diagnosis Banding
Transient Ischemic Attack et causa iskemia akibat insufisiensi sistem karotis sinistra dengan faktor risiko Hipertensi dan Diabetes Mellitus
Reversible Ischemic Neurological Deficit et causa iskemia akibat insufisiensi sistem karotis sinistra dengan faktor risiko Hipertensi dan Diabetes Mellitus
Stroke Akut et causa iskemia tromboemboli sistem karotis snistra dengan faktor risiko Diabetes Mellitus dan Hipertensi
VIII.
Gangguan elektrolit
Hipoglikemia
Polineuropati diabetikum
Periodic paralysis
Pemeriksaan Penunjang 1. CT Scan 2. EKG 3. Foto rontgen 4. Darah rutin, kimia darah (GDS, GDP, Profil lipid) 5. Elektrolit
IX.
Diagnosis Kerja Transient Ischemic Attack et causa iskemia akibat insufisiensi sistem karotis sinistra dengan faktor risiko Hipertensi dan Diabetes Mellitus
X.
Tatalaksana Yang Diberikan Pasien perlu dirawat atas indikasi TIA berulang, untuk memonitor dan mencegah kemungkinan insidensi stroke atau TIA berulang. Terapi Awal 1. Pertahankan perfusi otak 2. Pemberian Antiplatelet
: Aspirin
3. Pemberian antikoagulan : Warfarin, Heparin 4. Pemberian trombolitik
: Clopidogrel
Terapi Lanjutan (Pencegahan Stroke) 1. Statin 2. Agen neuroprotektor 3. Pengendalian faktor risiko XI.
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia at malam
View more...
Comments