Laporan Kasus THD (DR - DB)
July 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Kasus THD (DR - DB)...
Description
BAB I STATUS PASIEN
I.1 IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.FS
No. RM
: 167222
Umur
: 36 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Magelang
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Menikah
Tanggal Masuk
: 15 April 2018
I.2 ANAMNESIS
Aloanamnesis pada tanggal 15 April 2018 a. Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. b. Riwayat Penyakit Sekarang:
- Pasien mengeluh sesak sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, Sesak napas dirasakan terutama saat pasien melakukan banyak aktivitas dan saat malam hari, menaiki tangga 1 lantai saja langsung merasa sesak, pasien tidur menggunakan minimal 2 bantal jika tidur terlentang pasien akan semakin merasa sesak. - Lemas dirasakan sejak 2 minggu minggu sebelum masuk rumah sakit, tetapi lemas memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit, lemas sering muncul mendadak dan rasanya seperti kehilangan tenaga, pasien merasa lebih cepat lelah dan ngos-ngosan daripada biasanya, sudah berobat ke puskesmas tetapi terapi hanya dianjurkan dianjurkan memberhentikan propran propranolol. olol. - Pasien juga sering merasa nyeri dada dan dada terasa berat ber at sejak 2 bulan lalu, nyeri dada menjalar sampai ke punggung belakang, nyeri dada
1
muncul jika sedang beraktivitas dan membaik saat istirahat, ist irahat, jika sedang nyeri dada kadang sesak napas muncul dan keluar keringat. - Pasien merasa sering berdebar-debar dan gelisah, berdebar-debar terutama sangat dirasakan terutama saat mau tidur dan biasanya muncul tiba-tiba dan tanpa sebab, gemetar (+). - Terdapat peningkatan berat badan 3 kg dalam 15 hari terakhir, kaki, , mata dan wajah bengkak dalam beberapa hari terakhir. - Batuk (-), demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-) - BAK dalam batas normal, BAB sulit dan tidak lancar dalam 3 hari SMRS - 1 hari SMRS pasien merasa sesak nafas berkurang, lemas masih dirasakan disertai perasaan berdebar dan gelisah, nyeri dada tidak dirasakan. - 6 jam SMRS pasien merasa sesak nafas yang semakin memberat, sangat lemas seperti kehilangan tenaga, gelisah (+) gemetar (+), berdebardebar (+).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat hipertiroid (+) 2 tahun yang lalu - Perasaan berdebar (+) - Gemetar (+) - Sering diare - Penururan berat badan dalam waktu singkat - Mata seperti mendelik keluar (+) - Benjolan pada leher (+) b. Diabetes melitus (-), penyakit jantung (-), hipertensi (-), maag (-)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal serupa.
2
e. Riwayat Pengobatan Pengobatan
- 2 tahun lalu berobat ke RSU tidar dan didiagnosis hipertiroid, mengkonsumsi PTU 3x1 hari selama 1 tahun, tetapi 1 tahun lalu sudah tidak meminumnya lagi dan sudah tidak pernah kontrol ke dokter lagi. - Rutin meminum propranolol sejak 2 tahun yang lalu, tetapi seminggu yang lalu diberhentikan oleh dokter di puskesmas.
f. Riwayat Sosial Ekonomi
- Pasien seorang pekerja swasta di warung makanan. Pasien mengatakan 1 tahun lalu pasien pindah ke Jakarta dan tidak sempat pergi ke dokter sehingga pengobatan tidak dilanjutkan. - Riwayat merokok disangkal.
I.3 PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
B. Kesadaran
: Composmentis
C. Tanda vital Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Pernapasan
: 24x/menit
Nadi
: 140x/menit
Suhu
: 36,4 C
SpO2 BB/TB
: 86% : 60 kg / 158 cm, IMT = 24
D. Status Generalisata Kepala
Normocephal, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah dicabut, wajah tampak sembab. Mata
Konjungtiva anemia -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab +/+ 3
Telinga
Simetris, tidak ada kelainan, otore (-/-) Hidung
Deviasi septum ( – – ), ), mukosa normal, konka hipertrofi (-) Tenggorokan
Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 Leher
Terdapat struma tiroid bentuk difus, deviasi trakhea (-), JVP tidak meningkat Thoraks
Cor
:
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak Palpasi : Iktus cordis teraba kuat angkat Perkusi : Batas jantung Kiri, redup pada ICS V linea midclavicular sinistra Kanan, redup pada ICS IV linea parasternalis dextra Atas, redup pada ICS III linea parasternalis sinistra Auskultasi :Bunyi jantung irregular, murmur(-), gallop (+)
Pulmo
:
Inspeksi
: Bentuk dan pergerakan pernafasan kanan-kiri simetris
Palpasi Perkusi
: Vocal fremitus dada kanan = kiri : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler vesikuler (+/+) wheezing (-/-), ronkhi (+/+) minimal Abdomen
Inspeksi
: Perut datar simetris
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Perkusi
: Timpani
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (+) regio epigastrium
4
- Ekstremitas Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
I.4 DAFTAR MASALAH
1. Sesak nafas saat aktivitas 2. Sesak nafas saat malam hari 3. Naik tangga 1 lantai memicu sesak 4. Tidur menggunakan minimal 2 bantal 5. Lemas mendadak seperti kehilangan tenaga 6. Cepat lelah dan ngos-ngosan 7. Nyeri dada dan dada terasa berat 8. Nyeri dada menjalar hingga punggung punggung belakang 9. Nyeri dada dipicu oleh aktivitas dan membaik jika istirahat 10. Nyeri Nyeri dada disertai sesak nafas dan keringat 11. Perasaan berdebar-debar dan gelisah 12. Gemetar 13. Peningkatan berat badan 3 kg dalam 15 hari terakhir 14. Kaki, mata dan wajah sembab 15. BAB tidak lancar 16. Riwayat hipertiroidisme 17. Pasien tidak melanjutkan terapi tiroid dalam 1 tahun terakhir 18. Laju pernapasan 24x/menit 19. Nadi Nadi 140x/menit 20. SpO2 90% 21. IMT 24 22. Wajah tampak sembab 23. Struma tiroid bentuk difus 24. Ronkhi minimal +/+ 25. Bunyi jantung irregular 26. Gallop (+) 27. Nyeri tekan epigastrium 5
28. Edema ekstremitas inferior (+/+) I.5 Hipotesis Hipertiroidisme Aritmia Congestif Heart Failure
Gastritis
I.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium NO.
JENIS
HASIL
NILAI RUJUKAN
Hemoglobin
11.6
12-16 g/Dl
Hematokrit
23.4
35 - 47 %
Eritrosit
4.99
3.9 – 3.9 – 5.5 5.5 juta/ L
Leukosit
6.500
3.600 – 3.600 – 11.000/ 11.000/L
Trombosit
136.000
150.000 – 150.000 – 440.000/ 440.000/L
MCV
67
80 – 80 – 100 100 Fl
MCH
23.3
26 – 26 – 35 35 pg
MCHC
37.1
31 – 31 – 36 36 g/Dl
SGOT (AST)
37
< 37 U/L
SGPT (ALT)
21
< 41 U/L
Ureum
30
17 – 17 – 43 43 mg/Dl
Kreatinin
0.7
0.9 – 1.3 0.9 – 1.3 mg/Dl
Gula Sewaktu
112
70 – 70 – 170 170 mg/Dl
Natrium
142.27
135-147 mmol/L
Kalium
3.97
3.5-5 mmol/L
Klorida
103.82
95-105 mmol/L
PEMERIKSAAN 1.
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
2.
3.
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT
6
4.
ENDOKRINOLOGI
TSHs
CHF) e.c hipertiroidisme (grave’s disease)
I.8 TERAPI Infus RL 10 tpm O2 3 lpm PTU 1x1 Propanolol 1x1 Thyarid 1x1
I.9 FOLLOW UP 16 April 2018 S
Mual (+), muntah (+) 2x, berdebar sudah berkurang, sesak (-), BAB lancar, BAK dbn
O
- Kesadaran : Composmentis - TD : 120/80 mmHg - Pernapasan
: 20x/menit
- Nadi
: 62x/menit
- Suhu
: 35.7 C
- SpO2
: 98%
7
Status Generalisata Kepala: wajah sembab sudah berkurang Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab (+) Telinga: dbn Hidung: dbn Tenggorokan: dbn Leher: struma tiroid difus (+) Thoraks
Cor
: irregular (+). Gallop (+)
Pulmo
: ronkhi (+/+) minimal
Abdomen: Nyeri tekan (+) regio epigastrium Ekstremitas Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill refil l time < 2 detik A
Thyroid Heart Disease (Atrial Fibrilasi -> CHF) e.c hipertiroidisme (grave’s disease) disease) - PTU 3x1
P
- Propanolol 3x1 - Spironolakton 2x25mg - Cek rontgent
17 April 2018 S O
Mual (+), Muntah (+) 1x isi makanan - Kesadaran: Composmentis - TD: 120/90 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36,2 º C, SpO2: 97% Status Generalisata Kepala: wajah sembab sudah berkurang
8
Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab (+) Telinga: dbn Hidung: dbn Tenggorokan: dbn Leher: struma tiroid difus (+) Thoraks
Cor
: dbn
Pulmo
: dbn
Abdomen: Nyeri tekan (-) Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
Thyroid Heart Disease (Atrial Fibrilasi -> CHF) e.c hipertiroidisme (grave’s disease) disease) P
- Infus asering 20 tpm - Injeksi ceftriaxone - Injeksi ranitidin - PTU 200 mg 3x1 - Propanolol 10 mg 3x1 - Spironolacton 25 mg 1-0-0 - Vometa 3x1
18 April 2018 S O
Keluhan (-) - Kesadaran: Composmentis - TD: 120/80 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36 º C, SpO2: 98% Status Generalisata Kepala: wajah sembab sudah berkurang
9
Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab (-) Telinga: dbn Hidung: dbn Tenggorokan: dbn Leher: struma tiroid difus (+) Thoraks
Cor
: dbn
Pulmo
: dbn
Abdomen: Nyeri tekan (-) Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
A
Thyroid Heart Disease (Atrial Fibrilasi -> CHF) e.c hipertiroidisme (grave’s disease) disease)
P
- Infus asering 20 tpm - Injeksi ceftriaxone - Injeksi ranitidin - PTU 200 mg 3x1 - Propanolol 10 mg 3x1 - Spironolacton 25 mg 1-0-0 - Vometa 3x1 - Diaform 3x4 tab
19 April 2018 S O
Keluhan (-) - Kesadaran: Composmentis - TD: 110/80 mmHg, HR: 82x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36,2º C, SpO2: 98%
10
Status Generalisata Kepala: wajah sembab (-) Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab (-) Telinga: dbn Hidung: dbn Tenggorokan: dbn Leher: struma tiroid difus (+) Thoraks
Cor
: dbn
Pulmo
: dbn
Abdomen: Nyeri tekan (-) Ekstremitas Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
A
Thyroid Heart Disease (Atrial Fibrilasi -> CHF) e.c hipertiroidisme (grave’s disease) disease)
P
- Infus asering 20 tpm - Injeksi ceftriaxone - Injeksi ranitidin - PTU 200 mg 3x1 - Propanolol 10 mg 3x1 - Spironolacton 25 mg 1-0-0 - Vometa 3x1 - Diaform 3x4 tab
11
BAB II ANALISA KASUS
1. Sesak nafas saat aktivitas, sesak nafas terutama saat malam hari, naik tangga 1 lantai memicu sesak, tidur menggunakan minimal 2 bantal, lebih cepat lelah dan ngos-ngosa ngos-ngosan. n.
Sesak nafas atau dyspnea merupakan istilah atau ungkapan sensasi yang dialami individu dengan keluhan tidak enak atau tidak nyaman saat bernafas dan gejala ini bersifat subjektif. Berbagai tipe sesak nafas : - Takipnea : pernapasan cepat - Hiperpnea : penapasan dalam - Ortopnea : sesak nafas saat tidur (terbangun saat tidur karena sesak) - Platipnea : sesak nafas saat sedang berdiri tegak - Tropopnea : sesak saat berbaring Sesak nafas dapat disebabkan karena berbagai faktor fakt or yaitu kelainan cardiac dan non cardiac.
12
Menurut NHFA (2011) gejala yang dapat terjadi pada pasien dengan CHF sebagai berikut : 1. Sesak nafas saat beraktifitas, awalnya sesak dengan aktifitas berat, tetapi kemudian berkembang pada tingkat berjalan dan akhirnya saat istirahat. 2. Ortopnea, pasien menopang diri dengan sejumlah bantal untuk tidur. 3. Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND) 4. Kelelahan dan kelemahan 2. nyeri dada dan dada terasa berat, nyeri dada menjalar hingga punggung belakang, nyeri dada dipicu oleh aktivitas dan membaik jika istirahat, nyeri dada disertai sesak nafas dan keringat
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dijumpai. Penyebab nyeri dada akut meliputi: kardiak, gastroesofageal, muskuloskeletal, dan pulmonal.
tipe nyeri dada khas kardiak : - nyeri seperti diremas, berat, rasa tidak nyaman di dada - nyeri tidak tajam dan tidak berubah kualitasnya jika perubahan posisi dan respirasi
13
- nyeri hilang timbul atau nyeri substernal bila menjalar penjalarannya ke leher, bahu, punggung punggung atau epigastrium - nyeri dipicu oleh aktivitas fisik - dengan pemberian nitrat membaik dalam 1-5 menit Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan d an tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida) yang berfungsi untuk menghambat menghambat berbagai zat yang yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasme koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat la ktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai suplai oksigen oksigen menjadi adekuat adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini
tidak menghasilkan asam
laktat. Dengan hilangnya hilangnya asam laktat nyeri nyeri akan reda.
3. Perasaan berdebar-debar dan gelisah dan gemetar
Perasaan berdebar-debar dapat disebabkan karena adanya gangguan psikis, gangguan metabolik bahkan gangguan pada jantung. Salah satu kelainan metabolik m etabolik yang dapat menyebabkan perasaan berdebar-debar dan gelisah adalah kelainan
14
pada tiroid yaitu pada keadaan hipertiroidisme. Pada keadaan ini terjadi peningkatan jumlah hormon hormon tiroid yang dapat memicu terjadinya peningkatan peningkatan basal metabolic rate (BMR) selain itu hormon tiroid juga memiliki efek langsung dalam memicu aktivasi system saraf simpatis yang salah satunya dapat mempengaruhi irama jantung. Selain itu perasaan berdebar juga dapat disebabkan karena gangguan kecemasan yang secara langsung dapat mempengaruhi system saraf simpatis. simpatis . Salah satu gangguan pada jantung yang dapat menyebabkan perasaan berdebar dan gelisan adalah pada keadaan aritmia yang merupakan suatu keadaan dimana terjadi perubahan dari mekanisme penjalaran impuls listrik jantung yang menyebabkan gangguan irama denyut jantung. Salah satu aritmia yang paling sering terjadi adalah atrial fibrilasi. Fibrilasi atrium merupakan irama jantung yang tidak teratur (aritmia) dengan frekuensi rata-rata 350-600 kali/menit, dan tidak ditemukan gelombang P pada elektrokardiografi (EKG).
4. Peningkatan berat badan 3 kg dalam 15 hari terakhir, kaki, mata dan wajah sembab
Peningkatan berat ini dapat disebabkan karena berbagai faktor, dapat disebabkan karena memang pasien ini sudah mencukupi kebutuhan kalori seharihari atau juga dapat disebabkan karena hal lain seperti terjadi peningkatan jumlah cairan tubuh. Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Meningkatnya tekanan kapiler yang ataupun berkurangnya tekanan osmotik koloid dapat menyebabkan meningkatnya cairan interstitial. Edema terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta perpindahannya air dari intravascular ke intestinum.Pembengk intestinum.Pembengkakan akan jaringan akibat kelebihan cairan interstisium dikenal sebagai edema. Penimbunan cairan ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan serta bengkak pada daerah tertentu sepeti mata, wajah dan ekstremitas.
15
5. Riwayat Hipertiroidisme Hipertiroidisme
Hipertiroid adalah suatu kondisi terjadinya peningkatan jumlah dan produksi hormon tiroid dalam tubuh. Peningkatan kadar hormon tiroid di dalam darah dapat menyebabkan tirotoksikosis yaitu peningkatan jumlah hormon tiroid dalam darah secara ekstrem yang dapat meningkatkan proses metabolik tubuh.
16
Gejala klinis yang terlihat pada hipertiroid adalah sering gugup, iritabilitas, peningkatan respirasi, bedebar-debar, tremor, ansietas, susah tidur (insomnia), berkeringat banyak, rambut rontok, rontok, dan kelemahan pada otot, khususnya khususnya kerja dari otot lengan dan kaki, frekuensi buang air besar terganggu, kehilangan berat badan yang cepat, pada wanita periode menstruasi lebih cepat dan aliran darah lebih kencang. Kelainan hipertiroid yang paling sering terjadi adalah grave’s disease. Grave’s disease merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan terjadinya sekresi hormon tiroid secara berlebihan. Hal ini disebabkan karena terbentuk suatu molekul LATS yang efeknya menyerupai TSH tetapi tidak memiliki efek inhibisi untuk sekresi hormon tiroid.
Hormon tiroid meningkatkan BMR sehingga jika terjadi peningkatan kadar hormon tiroid mempengaruhi metabolism karbohidrat, lipid dan protein dalam tubuh. Tingginya hormon tiroid cukup kuat untuk meningkatkn produksi panas ekstra untuk meningkatkan suhu tubuh, yang selanjutnya meningkatkan aktivitas penyebaran panas tubuh. Tahanan perifer berkurang karena vasodilatasi pembuluh darah kulit, dan ini meningkatkan reabsorpsi Na+ dan air dan selanjutnya meningkatkan volume darah. Curah jantung meningkat oleh kerja langsung hormon tiroid dan katekolamin pada jantung. Dengan demikian tekanan nadi dan frekuensi
17
jantung meningkat serta waktu sirkulasi memendek. Di dalam miosit, T3 tidak dibentuk, tetapi T3 dari peredaran darah masuk ke miosit , berkombinasi dengan reseptornya di nukleus dan menimbulkan rangsangan atau menghambat ekspresi beberapa gen. Gen yang diaktifkan termasuk gen untuk -miosin heavy chain, chain, Ca2+ ATPase retikulum sarkoplasma, reseptor
-
adrenergik, protein-G, Na+-K +ATPase, dan kanal ion K + tertentu. Gen yang dihambat termasuk gen untuk
-miosin heavy chain, chain, fosfolamban (PLN, suatu
protein integral yang yang mengatur pompa Ca2+ pada otot jantung dan otot rangka), dua jenis adenilil siklase, reseptor T3 di nukleus, dan penukar (exchanger ( exchanger ) Na+-Ca2+. Hasil akhirnya yaitu meningkatnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung.
18
untuk mendiagnosis kelainan tiroid dapat dinilai menggunakan index wayne sebagai berikut :
6. Pasien tidak melanjutkan terapi tiroid dalam 1 tahun terakhir
Hal ini dapat mempengaruhi perburukan dari kelainan metaboliknya, disebabkan tidak ada obat yang digunakan untuk mengsupresi hormon tiroid yang terbentuk secara berlebihan sehingga efek hormon tiroid tidak dapat dikontrol. 7. Laju pernapasan 24x/menit
Terjadi peningkatan laju pernapasan pada batas atas range normal, hal ini mendukung keluhan pasien yang mengeluhkan sesak nafas sehingga terjadi peningkatan laju pernapasan. 8. Nadi 140x/menit
Peningkatan Heart rate dapat dipengaruhi berbagai macam hal tetapi pada kasus ini dapat disebabkan karna sesak nafas, atau dapat disebebkankan dise bebkankan karena gangguan jantung seperti aritmia. 9. Saturasi O2 90%
Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95 – 100 %. Saturasi oksigen arteri (Sa O2) nilai di bawah 90% menunjukan keadaan
19
hipoksemia. Pada kasus ini hal ini dapat disebebkan karena adanya sesak nafas yang mungkin terjadi karena kelainan jantung.
10. IMT 24
IMT pasien ini masuk dalam kriteria overweight, dimana kelebihan berat badan dapat memicu metabolism lipid sehingga faktor risiko terjadinya aterosklerosis semakin tinggi, hal ini dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung yang dipicu oleh berat badan.
11. Struma tiroid bentuk difus
Struma merupakan perbesaran kelanjar tiroid (kecuali keganasan), struma diklasifikasikan menjadi 4 menurut American Society for Study of Goiter, yaitu : a. Struma non tocix difusa :
20
Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala hipertiroid. Etiologi : Penyebab paling banyak dari struma non toxic adalah kekurangan iodium b. .Struma Non Toxic Nodusa biasanya disebabkan karena defisiensi Iodium, Autoimmun thyroiditis: Hashimoto atau postpartum thyroiditis, kelebihan iodium (efek WolffChaikoff) atau ingesti lithium, li thium, dengan penurunan pelepasan hormon tiroid. c. Stuma Toxic Diffusa Etiologi : Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4, Aktivasi reseptor TSH d. Struma Toxic Diffusa Yang termasuk dalam struma toxic difusa adalah grave’s disease, yang merupakan penyakit autoimun yang masih belum diketahui penyebab pastinya. 12. Ronkhi minimal +/+
Ronkhi adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi. Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas. Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, odema, atau tumor.
Ronkhi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama waktu ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high pitch (menciut) misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang meningkat pada bronkus yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi.
Ronkhi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh secret di dalam alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan kasar. Ronki halus dan sedang dapat disebabkan cairan di alveoli misalnya pada pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki kasar misalnya pada bronkiekstatis. Pada pasien ini mungkin terjadi penimbunan cairan pada paru sehingga terjadi suara tambahan pada paru.
21
13. Bunyi jantung irregular
Hal ini dapat disebebkan karena terjadi adanya gangguan irama jantung (aritmia). Aritmia yang paling sering terjadi terutama pada pasien dengan hipertiroid adalah fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium (AF) merupakan irama jantung yang tidak teratur (aritmia) dengan frekuensi rata-rata 350-600 kali/menit, dan tidak ditemukan gelombang P pada elektrokardiografi (EKG). Gelombang P tidak terlihat disebabkan karena munculnya gelombang getar AF meningkatkan mortalitas dan morbiditas ini merupakan kondisi aritmia yang berbahaya karena: (1) Ventricle rate yang cepat dapat mengganggu cardiac output dan dapat secara signifikan menurunkan pengisian ventrikel kiri dan stroke volume, (2) Hilangnya kontraksi atrium menyebabkan stasis darah di atrium dan dapat meningkatkan risiko trombus, khususnya di atrium kiri yang dapat menyebabkan stroke menyebabkan stroke.. 14. Gallop (+)
Gallop adalah suara tambahan pada jantung dimana terdengar bunyi S3 atau S4 jelas pada fase diastolic, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar dari ukuran normal sehingga terjadi terj adi pengisian yang cepat pada ventrikel. Hal ini biasanya terjadi pada fibrilasi atrium. 15. Nyeri tekan epigastrium
Hal ini dapat disebabkan karena peningkatan motilitas usus yang diperantarai oleh hormone tiroid sehingga terjadi nyeri epigastrium 16. Edema ekstremitas inferior (+/+)
Hal ini mungkin tanda dari CHF yang disebabkan karena kelainan tiroid .
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Rampengan SH. 2012, ‘Looking ‘ Looking for the Etiology of Chest Pain?: Cardiac and Noncardiac cause’. Manado 2. Perhimpunan Dokter Jantung Indonesia. 1025,’ Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung’. Ed.1. Jakarta Jakarta 3. Putra B. 2017,’ Fibrilasi Atrium pada Hipertiroid’, Kalbemed. 4. Leksana E. 2011,’ Pengelolaan Hemodinamik’, Kalbemed. Semarang. Semarang. Fuster JJ, dkk. 2016,’ Obesity-Induced Changes in Adipose Tissue Microenvironment and Their Impact on Cardiovascular Disease’, Circulation Research. 5. Zhong B, Wang Y, Zhang G, Wang Z: Envi- ronmental iodine content, female sex and age are associated with new-onset amiodarone- induced hypothyroidism: a systematic review and meta-analysis of adverse reactions of amiodarone on the thyroid. Cardiology 2016; 134:366 – 371. 371. 6. 19 Bogazzi F, Tomisti Tomisti L, Bartalena L, AghiniAghini- Lombardi F, Martino Martino E: Amiodarone and the thyroid: a 2012 update. J Endocrinol Invest 2012;35:340 – 348. 348.
23
View more...
Comments