Laporan Kasus Sirosis Hepatis
June 28, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Kasus Sirosis Hepatis...
Description
IDENTITAS PASIEN Nama
:
Ny. Munifah Djaman
TTL
:
Jakarta, 02 Desember 1952
Usia
:
58 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Pekerjaan
:
Ibu rumah tangga
Agama
:
Islam
Alamat
:
Jl. Cempaka putih barat No.14 RT 10/I Cempaka putih
MRS
:
09 Agustus 2011
No. RM
:
74.23.94
ANAMNESA Keluhan Utama :
Batuk berdahak sejak 1 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang Os datang ke RS dengan keluhan batuk berdahak yang sulit dikeluarkan sejak 1 bulan SMRS. Demam dirasakan naik turun intermitten, pilek (+), suara serak (+), tenggorokan nyeri bila menelan. Keluhan BB menurun, berkeringat pada malam hari disangkal. Os mengeluhkan mata dan kulit bewarna kuning, perut dan kedua kaki sering bengkak, mual (+), muntah (-), muntah bewarna hitam (-), perut terasa kembung, nyeri ulu hati (+) perih, nafsu makan menurun, badan terasa lemas. BAB bewarna hitam disangkal. BAB tidak ada keluhan, biasa dan tidak diare. BAK bewarna teh pekat. Riwayat transfusi darah disangkal. Os dengan riwayat sirosis hepatis dengan hepatitis C sejak 9 tahun yang lalu. Dari awal pengobatan Os teratur kontrol, namun karna tugas di daerah Os tidak kontrol dan melakukan kontrol terakhir 3 tahun yang lalu. Pengobatan terakhir yaitu Hp pro, aldactone, furosemid. Os membeli obat sendiri di apotek selama 3 tahun. Riwayat muntah darah dan BAB bewarna
hitam (+), Kedua tungkai sering bengkak dan perut terasa begah, semakin membesar dirasakan sejak 9 tahun yang lalu. Riwayat Penyakit Dahulu: - Hepatitis C - Sirosis sejak 9 tahun yang lalu - Diabetes Mellitus (-) - Hipertensi (-) - Riwayat Asma (-) - TB paru (-) Riwayat Penyakit Keluarga - Tidak ada keluarga dengan riwayat keluhan yang sama dengan Os - Hipertensi (-) - Diabetes Mellitus (-) - Penyakit Jantung (-) - Asma (-) Riwayat Alergi Os tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan, alergi makanan dan cuaca dingin disangkal Riwayat Pengobatan - Didiagnosa sirosis hepatis dengan hepatitis C sejak 9 tahun yang lalu - Pengobatan dilakukan teratur selama 6 tahun ke RS - Pengobatan yang didapatkan Hp pro, aldactone, furosemid - Kontrol ke RS dihentikan, terakhir 3 tahun yang lalu. Pengobatan diteruskan, Os membeli obat sendiri ke apotek. - Riwayat minum obat yang diminum selama 6 bulan disangkal Riwayat Psikososial Makan teratur 3 kali sehari. Minum jamu (-), merokok (-), riwayat konsumsi alkohol (-). Riwayat transfusi darah (-). Aktifitas kurang, jarang berolahraga.
PEMERIKSAAN FISIK Vital Sign • TD
: 130/80 mmHg
• N
: 80x/menit
• RR
: 20x/menit,
• S
: 36,5 oC
Status gizi • BB
:
kg
• TB
:
cm
• IMT
:
(Obesitas I)
Keadaan Umum Keadaan umum
:
tampak sakit sedang
Kesadaran
:
Composmentis
Sianosis (-), Edema umum (-), Dispnue (-), Dehidrasi (-) Bentuk badan
:
Obesitas
Cara berbaring dan mobilitas : Baik Cara berjalan
:
Baik
Status Generalis Kepala : Normocephal, simetris Mata
: Alis madarosis (-), bulu mata rontok (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), refleks pupil (+/+), d 2 mm, isokor dextra-sinistra. Edema palpebra (-/-), pergerakan mata kesegala arah baik.
Kulit
: Kulit warna sawo matang, kering (+), efloresensi (+), scar (+) di regio abdomen, ikterus pada kulit (+), sianosis (-), pucat pada telapak tangan dan kaki (-), kulit kaki bewarna hitam dextra-sinistra.
KGB
: Tidak ada pembesaran KGB pada daerah axilla, leher, inguinal dan submandibula serta tidak ada nyeri penekanan
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-), polip nasal (-/-), nyeri tekan (-), hidung bagian luar tidak ada kelainan, pernapasan cuping hidung (-) Telinga : Normotia, nyeri tekan processus mastoideus (-/-), otore (-/-), darah (-/-), pendengaran baik Mulut
: Bibir kering (+), stomatitis (-), lidah tidak kotor dan tremor, gusi berdarah (-), gigi geligi lengkap, faring hiperemis (+), T1/T1
Leher
: Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-), JVP (5 – 2 cm H2O)
Dada
: Normochest
PULMO Inspeksi Statis
: Bentuk dan pergerakan simetris dextra-sinistra, scar (-), retraksi otot pernapasan (-)
Dinamis : Bentuk dan pergerakan simetris dextra-sinistra, scar (-), retraksi otot pernapasan (-) Palpasi
: Vokal fremitus simetris dextra-sinistra, nyeri tekan (-/-), tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas
Perkusi
: Sonor pada semua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS VI, midclavicularis dextra
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler (+/+), ronkhi (+/-) halus, wheezing(-/-) Kesan : abnormal
JANTUNG Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV midclavicularis sinistra Perkusi : Batas kanan jantung linea parasternalis dextra Batas kiri jantung linea midclavikularis sinistra Auskultasi : BJ 1 dan 2 reguler, murmur(-), Gallop (-). Kesan : Cor dalam batas normal
ABDOMEN Inspeksi
: cembung membesar, distensi (-), scar (+) post appendektomi dan SC, caput medusa (-), spider nevi (-), venectasi (-)
Palpasi
: nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegali (-), splenomegali (+) S 6, rebound sign (-), Ballotement (-/-)
Perkusi
: timpani pada 4 kuadran abdomen, shifting dullness (+), undulasi tes (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
ALAT KELAMIN
: Perempuan (tidak ada keluhan)
ANUS DAN REKTUM
: Tidak ada keluhan
PUNGGUNG
: Vokal fremitus simetris dextra-sinistra, nyeri ketok (-) skoliosis (-)
kifosis (-) lordosis (-), CVA -/EXTREMITAS Atas
: akral hangat, kulit kering, udem (-/-), palmar eritem (-), peteki (-), ekimosis (-)
Bawah : akral hangat, kulit kering bersisik warna kulit kaki hitam, udem tungkai (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG 01 Agustus 2011 Darah Perifer Lengkap
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
12.0
g/dL
11.7 – 15.5
L 4.84
103/µL
5.00 – 10.00
0
%
0–1
Eosinofil
H5
%
1–3
Neutrofil
69
%
52 – 76
Limfosit
L 18
%
20 – 40
Monosit
6
%
2–8
Eritrosit
L 3.88
106/ µL
4–5
MCV / VER
90.2
fl
82 – 92
MCH / HER
30.9
pg
27 – 31
MCHC / KHER
34.3
g/dL
32 – 36
Hematokrit
L 35
%
37 – 43
Trombosit
L 48
103/ µL
150 – 440
LED
H 60
Mm
0 – 20
Leukosit Diff Count Basofil
Hemostasis Masa protrombin (PT)
Hasil
Satuan
Nilai normal
Pasien
H 16.2
detik
9.8 – 12.6
Kontrol
11.7
detik
Kimia Klinik
Hasil
Satuan
Nilai normal
SGOT (AST)
H 58
U/L
< 27
SGPT (ALT)
18
U/L
< 36
Albumin
L 2.83
g/dL
3.4 – 4.8
Trigliserida
80
mg/dL
< 150
Kolesterol Total
139
mg/dL
120 – 200
Kolesterol HDL
L 37
mg/dL
≥ 40
Kolesterol LDL
87
mg/dL
< 100
MIKROBIOLOGI Specimen
Sputum
Hasil
Batang gram (-) : sedang Coccus gram (+) : sedang Leukosit : 30 – 40 / LPK Epitel
Pulasan Tahan Asam
: 40 – 50 / LPK
SP 1 (28 Juli 2011) Negative SP 2 (29 Juli 2011) Negative SP 3 (01 Agustus 2011) Negative
Pemeriksaan 27 Juli 2011 Ro Thorax Kesimpulan : Pleuropneumonia Dextra Cor dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium 28 Juli 2011
Kimia Klinik
Hasil
Satuan
Nilai normal
Ureum darah
19
mg/dL
< 50
Kreatinin darah
0.7
mg/dL
0.8 – 1.3
Gula Darah Sewaktu
91
mg/dL
70 – 200
Masa protrombin (PT)
Hasil
Satuan
Nilai normal
Pasien
H 16.1
detik
9.8 – 12.6
Kontrol
11.7
detik
APTT
Hasil
Satuan
Nilai normal
Pasien
44.4
detik
31.0 – 47.0
Kontrol
30.1
detik
USG ABDOMEN 28 Juli 2011
HEPAR
Lobus Kiri
Lobus Kanan
Ukuran
Mengecil
Mengecil
Permukaan
Irregular
Irregular
Tepi Echostruktur SOL Hepatika Porta
Tumpul
Tumpul
Inhomogen
Inhomogen
Negative
(+) d 4.0 cm
terputus-putus
terputus-putus
melebar
vena-vena kolateral (+)
LIMPA membesar v. Lienalis melebar KANDUNG EMPEDU
Ukuran mengecil Bentuk normal Dinding menebal Batu negative
SALURAN EMPEDU
intrahepatik tidak melebar
PANKREAS
normal
GINJAL
Dextra-Sinistra normal
Lain-Lain
Asites
Kesimpulan : Sirosis Hepatis dengan Hipertensi Portal Nodul hepar lobus kanan susp Hepatoma Follow Up Laboratorium 10 Agustus 2011 Darah Perifer Lengkap
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
12.2
g/dL
11.7 – 15.5
Leukosit
5.01
103/µL
5.00 – 10.00
0
%
0–1
Eosinofil
H8
%
1–3
Neutrofil
60
%
52 – 76
Limfosit
L 16
%
20 – 40
Monosit
H 13
%
2–8
Hematokrit
L 36
%
37 – 43
Trombosit
L 49
103/ µL
150 – 440
Diff Count Basofil
Kimia Klinik
Hasil
Satuan
Nilai normal
SGOT (AST)
H 38
U/L
< 27
SGPT (ALT)
25
U/L
< 36
L 2.6
g/dL
3.4 – 4.8
6.2
g/dL
6.0 – 8.0
Bilirubin total
H 2.7
mg/dL
< 1.0
Bilirubin direk
H 1.2
mg/dL
< 0.3
Bilirubin indirek
H 1.5
mg/dL
< 0.8
Gula Darah Sewaktu
151
mg/dL
70 – 200
Ureum darah
24
mg/dL
< 50
Kreatinin darah
0.6
mg/dL
0.8 – 1.3
Albumin Protein total
Elektrolit
Hasil
Satuan
Nilai normal
Natrium
L 132
mmol/L
135 – 147
Kalium
L 3.1
mmol/L
3.5 – 5.0
Chlorida
L 93
mmol/L
94 – 111
RESUME ASSESSMENT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi dan Fisiologi Hati Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1.500 gr atau 2,5 % berat badan pada orang dewasa normal. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati
memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tdak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Di bawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yag dinamakan kapsula Glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteria hepatika, dan saluran empedu.(Sylvia, 1995) Struktur mikroskopik Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Di antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteria hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer. Sel Kupffer merupakan sistem monosit-makrofag, dan fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. Hanya sumsum tulang yang mempunyai massa sel monosit-makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteria hepatika yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli, berjalan ditengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit diekskresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran empedu yang besar (duktus koledokus). (Sylvia, 1995)
2.2
Definisi Sirosis Hati
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis. (Maryati, Sri. 2003). Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Jaringan retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim hati. (Nurdjanah, Siti. 2007) 2.3
Klasifikasi Sirosis hati secara klinis dibagi menjadi sirosis hati kompensata yang berarti belum adanya gejala klinis yang nyata dan sirosis hati dekompensata yang ditandai gejalagejala dan tanda klinis yang jelas. Sirosis hati kompensata merupakan kelanjutan dari proses hepatitis kronik dan pada satu tingkat tidak terlihat perbedaannya secara klinis. Hal ini hanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan biopsi hati. Sirosis secara konvensional diklasifikasikan sebagai makronodular (besar nodul lebih dari 3 mm) atau mikronodular (besar nodul kurang dari 3 mm) atau campuran mikro dan makronodular. Sebagian besar jenis sirosis dapat diklasifikasikan secara etiologis dan morfologis menjadi :
1. Alkoholik 2. Kriptogenik dan Post hepatitis (pasca nekrosis) 3. Biliaris 4. Kardiak 5. Metabolik, keturunan, dan terkait obat (Nurdjanah, Siti. 2007)
Klasifikasi sirosis hati menurut kriteria Child-Pugh : Skor/parameter Bilirubin (mg %) Albumin (gr %) Prothrombin time (quick %) Asites
1 3,5 >70
2 2,0 - 35
30-35
< 30
Asites
nihil
mudah dikontrol
Sukar
PSE/ ensefalopati
nihil
minimal
Berat / koma
Nutrisi
(Nurdjanah, Siti. 200 DAFTAR PUSTAKA
sempurna
baik
Kurang / kurus
View more...
Comments