laporan kasus psoriasis vulgaris
May 22, 2018 | Author: Oiy Saiank Stabil | Category: N/A
Short Description
psoriasis vulgaris...
Description
BAB I PENDAHULUAN
Psor Psorias iasis is adal adalah ah perad peradan anga gan n kuli kulitt yang bersi bersifa fatt kron kronik ik resid residif if deng dengan an karakteristik karakteristik berupa plak eritematosa eritematosa berbatas berbatas tegas, skuama kasar, kasar, berlapis, berlapis, dan berwarna putih keperakan disertai oleh fenomena f enomena tetesan lilin, tanda Auspitz, tanda Auspitz, dan fenomena Koebner.1 Psoriasis dijumpai di seluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda dipengaruhi oleh ras, geografis, dan lingkungan. Di Amerika erikat terjadi pada !" dari populasi atau sekitar 1#$.$$$ kasus baru per tahun. %nsiden tertinggi di Denmark &!,'"( sedangkan rerata di )ropa *tara sekitar !". Pada sebuah studi, insidensi tertinggi ditemukan di pulau +aeroe yaitu sebesar !,". %nsidensi yang rendah ditemukan di Asia &$,"( misalnya epang dan pada ras Amerika Afrika &1,/"(. ementara itu psoriasis psorias is tidak ditemukan pada suku Aborigin Australia Australia dan %ndian yang berasal dari Amerika elatan.1 %nsiden psoriasis pada pria lebih banyak dari pada wanita, psoriasis dapat terjadi terjadi pada pada semua semua usia, usia, tetapi tetapi umumn umumnya ya pada pada orang orang dewasa dewasa muda. muda.!,/, 0nset penyakit ini umumnya kurang pada usia yang sangat muda dan orang tua. /,# Dua kelompok usia yang terbanyak adalah pada usia antara !$ /$ tahun dan yang lebih sedikit pada usia antara #$ 2$ tahun. Psoriasis lebih banyak dijumpai pada daerah dingin dan lebih banyak banyak terjadi pada musim hujan. # Penyebab yang pasti psoriasis belum diketahui dengan pasti, namun, banyak faktor predisposisi yang memegang peran penting seperti predisposisi genetik dan kelainan imunologis. 3alaupun etiopatogenesis psoriasis tidak diketahui dengan pasti, namun banyak faktor yang diduga sebagai pemi4u timbulnya psoriasis sepe sepert rti5 i5 infe infeks ksii bakt bakter eria ial, l, trau trauma ma fisi fisik, k, stre stress ss psik psikol olog ogis is dan dan gang ganggu guan an metabolisme.2,6 Dalam penatalaksanaan penatalaksanaan psoriasis psoriasis perlu diperhatikan diperhatikan mengenai mengenai luasnya luasnya lesi kulit, lokalisasi lesi kulit, usia penderita dan ada tidaknya kontraindikasi terhadap obat yang diberikan. 1 7erdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas kasus psoriasis untuk memperdalam pemahaman dalam mendiagnosis dan tatalaksana psoriasis BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Definisi Psoriasis Psoriasis adalah peradangan peradangan kulit yang bersifat kronik residif dengan dengan
karakteristik karakteristik berupa plak eritematosa eritematosa berbatas berbatas tegas, skuama kasar, berlapis, dan berwar berwarna na putih putih kepera keperakan kan diserta disertaii oleh oleh fenom fenomena ena tetesan tetesan lilin, lilin, tanda tanda Auspitz, dan fenomena Koebner.1 2.2 Epidemiologi Psoriasis dijumpai di seluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda beda dipengaruhi oleh ras, geografis, dan lingkungan. Di Amerika erikat terjadi pada !" dari populasi atau sekitar 1#$.$$$ kasus baru per tahun. %nsiden tertinggi di Denmark &!,'"( sedangkan rerata di )ropa *tara sekitar !". Pada sebuah studi, insidensi tertinggi ditemukan di pulau +aeroe yaitu sebesar sebesar !,". !,". %nside %nsidensi nsi yang yang rendah rendah ditemu ditemukan kan di Asia Asia &$,"( &$,"( misaln misalnya ya epang dan pada ras Amerika Afrika &1,/"(. ementara itu psoriasis tidak ditem ditemuk ukan an pada pada suku suku Abori borigi gin n Austra ustrali liaa dan dan %ndi %ndian an yang ang beras berasal al dari dari Amerika elatan.1 %nsiden psoriasis pada pria lebih banyak dari pada wanita, psoriasis dapat terjadi pada semua usia, tetapi umumnya pada orang dewasa muda. !,/, 0nset penyakit penyakit ini umumnya umumnya kurang kurang pada usia yang sangat muda dan orang tua./,# Dua kelompok usia yang terbanyak adalah pada usia antara !$ /$ tahun dan yang lebih sedikit pada usia antara #$ 2$ tahun. Psoriasis lebih banyak dijumpai pada daerah dingin dan lebih banyak terjadi pada musim hujan.# 2.3 Etiologi dn !"to# Pen$et%s Penyebab penyakit psoriasis belum diketahui meskipun telah dilakukan
penelitian dasar dan klinis se4ara se4a ra intensif. Diduga merupakan interaksi antara faktor genetik, sistem imunitas, dan lingkungan. edangkan tiga komponen patogenesis dari psoriasis adalah infiltrasi sel-sel radang pada dermis, hiperplasia epidermis, dan diferensiasi keratinosit yang abnormal. 2.3.1 !"to# &eneti" ekita ekitarr 18/ orang orang yang yang terken terkenaa psoria psoriasis sis melapo melaporka rkan n riway riwayat at
penyakit keluarga yang juga menderita psoriasis. Pada kembar mono9igot resiko menderita psoriasis adalah sebesar 6$" bila salah seorang menderita psoriasis. 7ila orang tua tidak menderita psoriasis !
maka risiko mendapat psoriasis sebesar 1!", sedangkan bila salah satu orang tua menderita psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat menjadi /-/'".',1$ 7erdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe yaitu5 a. Psoriasis tipe % dengan awitan dini dan bersifat familial. b. Psoriasis tipe %% dengan awitan lambat dan bersifat nonfamilial. :al lain yang menyokong adanya faktor genetik adalah bahwa psoriasis berkaitan dengan :;A. Psoriasis tipe % berhubungan dengan :;A-71/, 716, 7w#6 dan amun ada tiga hal yang
menjadi
dasar
patologis
terjadinya
psoriasis
diantaranya
gangguan
diferensiasi keratinosit, hiperproliferasi keratinosit dan imunologis. 2.'.1 &ngg%n Dife#ensisi Keratinosit se4ara patologis, psoriasis ditandai dengan adanya hiperproliferasi dan diferensiasi abnormal dari keratinosit epidermis, infiltrasi limfosit yang terutama terdiri dari limfosit = dan berbagai perubahan vaskular endotel di lapisan dermis, seperti angiogenesis dan dilatasi pembuluh darah. ;apisan epidermis berdiferensiasi berlebihan yang berbeda dengan sel normal, keratinosit pada psoriasis membentuk amplop cornified &+-C, dan selsel dendritik adalah faktor patogenik yang distimulasi dalam respon terhadap faktor pen4etus. %nfiltrat limfosit pada psoriasis kebanyakan adalah sel = +-C, dan %;-2, yang bertanggung jawab dalam diferensiasi, maturasi, dan proliferasi sel = menjadi sel
#
memori efektor. Kemudian sel = bermigrasi ke kulit, dimana mereka berkumpul di sekitar pembuluh darah dermis. %ni merupakan perubahan imunologik pertama yang menyebabkan diferensiasi dan proliferasi keratinosit pada psoriasis akut. etelah sel = men4apai kulit, maka terjadi aktivasi kembali sel =. el = yang teraktivasi tersebut akan memproduksi sitokin yang dapat menyebabkan terjadinya inflamasi. 7aik +C menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel netrofil. inyal utama dari =h1 adalah %;1! yang merangsang produksi %+> intraseluler. Pada psoriasis, sel =h langsung mengatur sel 7 untuk menghasilkan autoantibodi, dan yang menjadi target antigen adalah sel-sel kulit itu sendiri. 2.( &m)#n Klinis Keluhan utama pasien psoriasis adalah lesi yang terlihat, rendahnya keper4ayaan diri, gatal dan nyeri terutama jika mengenai telapak tangan, telapak kaki dan daerah intertriginosa. elain itu psoriasis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari bukan hanya oleh karena keterlibatan kulit, tetapi juga menimbulkan arthritis psoriasis. Bambaran klinis psoriasis adalah plak eritematosa sirkumskrip dengan skuama putih keperakan diatasnya dan tanda Auspit9. 3arna plak dapat bervariasi dari kemerahan dengan skuama minimal, plak putih dengan skuama tebal hingga putih keabuan tergantung pada ketebalan skuama. Pada umumnya lesi psoriasis adalah simetris.1 7eberapa pola dan lokasi psoriasis antara lain5 2.(.1 Pso#isis *%lg#is erupakan bentuk yang paling umum dari psoriasis dan sering ditemukan &$"(. Psoriasis ini tampak berupa plak yang berbentuk sirkumskrip. umlah lesi pada psoriasis vulgaris dapat bervariasi dari satu hingga beberapa dengan ukuran mulai $,# 4m hingga /$ 4m atau lebih. ;okasi psoriasis vulgaris yang paling sering dijumpai adalah ekstensor ektremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral bagian bawah, pantat, dan genital. elain lokasi tersebut diatas, psoriasis ini dapat juga timbul di lokasi lain. Pada kuku dapat ditemukan piting nail dan oil drop sign. 2
2.(.2 Pso#isis &%tt =ampak sebagai papul eritematosa multipel berukuran $,#-1,# 4m yang
sering ditemukan terutama pada badan dan kemudian meluas hingga ekstremitas, wajah dan s4alp. ;esi psoriasis ini menetap selama !-/ bulan dan akhirnya akan mengalami resolusi spontan. Pada umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja yang seringkali diawali dengan infeksi strepto4o44us. 2.(.3 Pso#isis P%st%los &ene#list +*on ,%m)%s$- Psoriasis jenis ini tampak sebagai erupsi generalisata dengan eritema dan pustul. Pada umumnya diawali oleh psoriasis tipe lainnya dan di4etuskan oleh penghentian steroid sistemik, hipokalsemia, infeksi dan iritasi lokal. 2.(.' Pso#isis P%st%los Lo"list Kadang disebut juga dengan pustulosis palmoplantar persisten. Psoriasis ini ditandai dengan eritema, skuama dan pustul pada telapak tangan dan kaki biasanya berbentuk simetris bilateral.
&m)# 2.1 Bambaran klinis Psoriasis vulgaris 5 &a( =ipe Plak ,&b( =ipe
Butatta dan &4( =ipe )ritrodermi 1 2./ Dignosis Diagnosis psoriasis umumnya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
gambaran klinis lesi kulit. Dari autoanamnesis pasien Psoriasis ?ulgaris mengeluh adanya ber4ak kemerahan yang menonjol pada kulit dengan pinggiran merah, tertutup dengan sisik keperakan, dengan ukuran yang bervariasi, makin melebar, bisa pe4ah dan menimbulkan nyeri, bisa juga timbul gatal-gatal.' Pada pemeriksaan fisik ditemukan plak eritema ditutupi 6
skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih, serta transparan. Plak eritematous yang tebal menandakan adanya hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, pelebaran pembuluh darah dan inflamasi./, Pada stadium penyembuhannya sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pingir./ 7esar kelainan bervariasi dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan berkonfluensi, dengan gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis. =empat predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama &siku, lutut, lumbosakral(, daerah intertigo &lipat paha, perineum, aksila(, skalp, perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku. !,/,,# Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspit9 dan Koebner &isomorfik(./, Fenomena Tetesan Lilin dimana bila lesi yang berbentuk skuama dikerok maka skuama akan berubah warna menjadi putih yang disebabkan oleh karena perubahan indeks bias. Auspitz Sign ialah bila skuama yang berlapis-lapis dikerok akan timbul bintik-bintik pendarahan yang disebabkan papilomatosis yaitu papilla dermis yang memanjang tetapi bila kerokan tersebut diteruskan maka akan tampak pendarahan yang merata. Fenomena Koebner ialah bila kulit penderita psoriasis terkena trauma
misalnya garukan maka akan mun4ul kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis umumnya akan mun4ul setelah / minggu. !,/,' +enomena tetesan lilin dan Auspit9 merupakan gambaran khas pada lesi psoriasis dan merupakan nilai diagnostik, ke4uali pada psoriasis inverse &psoriasis pustular( dan digunakan untuk membandingkan psoriasis dengan penyakit kulit yang mempunyai morfologi yang sama, sedangkan Koebner tidak khas, karena didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus, liken nitidus, veruka plana juvenilis, pitiriasis rubra pilaris, dan penyakit Darier./,,# +enomena Koebner didapatkan insiden yang bervariasi antara /62 " pada pasien psoriasis./,' Dua puluh lima sampai lima puluh persen penderita psoriasis yang lama juga dapat menyebabkan kelainan pada kuku, berupa pitting nail atau nail pit pada lempeng kuku berupa lekukan-lekukan miliar./,,#
&m)# 2.2 Pitting >ail dan Psoriasis Arthritis
30'0(
Antara 1$-/$ " pasien psoriasis berhubungan dengan atritis disebut Psoriasis Artritis yang menyebabkan radang pada sendi. *mumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal, terbanyak terdapat pada usia /$-#$ tahun. endi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks. !,#,1$ Pada kasus-kasus tertentu, dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah dan biopsi histopatologi. Pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan untuk mengkonfirmasi suatu psoriasis ialah biopsi kulit dengan menggunakan pewarnaan hematoksilineosin. elain biopsi kulit, abnormalitas laboratorium pada penderita psoriasis biasanya bersifat tidak spesifik dan mungkin tidak ditemukan pada semua pasien. enurut Budjonsson dan )lder &!$1!( beberapa perubahan patologis pada psoriasis yang dapat terjadi pada epidermis maupun dermis adalah sebagai berikut5 1. :iperkeratosis adalah penebalan lapisan korneum. !. Parakeratosis adalah terdapatnya inti stratum korneum sampai hilangnya stratum granulosum. /. Akanthosis adalah penebalan lapisan stratum spinosum dengan elongasi rete ridge epidermis. . Branulosit neutrofilik bermigrasi melewati epidermis membentuk mikro abses munro di bawah stratum korneum. #. Peningkatan mitosis pada stratum basalis. 2. )dema pada dermis disertai infiltrasi sel-sel polimorfonuklear, limfosit, monosit dan neutrofil. 6. Pemanjangan dan pembesaran papila dermis.
'
&m)# 2. 3 Bambaran :istopatologi Psoriasis vulgaris hiperkeratosis,
akantosis serta peradangan di daerah dermis. 1 2. De#t Kep#-n Pso#isis 7anyak 4ara yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan
psoriasis, namun yang sering digunakan adalah metode +redriksson =, Pettersson * &1'6( yang telah banyak dimodifikasi oleh peneliti lain. soriasis Area and &e$erity Inde' &PA%( adalah metode yang digunakan untuk mengukur intensitas kuantitatif penderita berdasarkan gambaran klinis dan luas area yang terkena, 4ara ini digunakan ntuk mengevaluasi perbaikan klinis setelah pengobatan.1 PA% merupakan baku emas pengukuran tingkat keparahan psoriasis. 7eberapa elemen yang diukur oleh PA% adalah eritema, skuama dan ketebalan lesi dari setiap lokasi di permukaan tubuh seperti kepala, badan, lengan dan tungkai. 7agian permukaan tubuh dibagi menjadi bagian antara lain5 kepala &1$"(, abdomen, dada dan punggung &!$"(, lengan &/$"( dan tungkai termasuk bokong &$"(. ;uasnya area yang tampak pada masing-masing area tersebut diberi skor $ sampai dengan 2, seperti terlihat dalam tabel dibawah ini5 Karakteritis klinis yang dinilai adalahF eritema &)(, skuama &(, dan ketebalan lesi8indurasi &=(. Karakteristik klinis tersebut diberi skor sebagai berikutF tidak ada lesi G$, ringanG1, sedangG!, beratG/ dan sangat beratG. >ilai derajat keparahan diatas dikalikan dengan weighting fa4tor sesuai dengan area permukaan tubuhF kepala G $,1, tangan8lengan G $,!, badan G $,/, tungkai8kaki G $,. =otal nilai PA% diperoleh dengan 4ara menjumlahkan keempat nilai yang diperoleh dari keempat bagian tubuh. =otal nilai PA% kurang dari 1$ dikatakan sebagai
1$
psoriasis ringan, nilai PA% antara 1$-/$ dikatakan sebagai psoriasis sedang, dan nilai PA% lebih dari /$ dikatakan sebagai psoriasis berat.1,16
&m)# 2.' ;embar Psoriasis and severity indeH &PA%( 1,16 2. Dignosis Bnding Bambaran klasik psoriasis biasanya mudah dibedakan dengan penyakit
kulit lainnya. >amun lesi yang atipikal atau bentuk lesi selain plak yang klasik dapat menimbulkan tantangan bagi diagnosis psoriasis. Plak psoriasis yang kronis seringkali menyerupai dermatitis kronis dengan likenifikasi pada daerah ekstremitas. =etapi biasanya pada dermatitis kronis lesinya tidak berbatas tegas serta skuama yang terdapat pada permukaan lesi tidak setebal pada psoriasis. Pada kasus psoriasis gutata, perlu dipertimbangkan diagnosis pityriasis rosea serta sifilis sekunder. Pityriasis rosea biasanya ditandai dengan makula eritematosa berbentuk oval dengan skuama tipis yang tersusun seperti pohon 4emara pada daerah badan, lengan atas serta tungkai 11
atas. ebagian besar kasus diawali dengan lesi inisial yang disebut herald pat4h. Pada sifilis sekunder biasanya disertai dengan adanya keterlibatan telapak tangan dan kaki serta riwayat 4han4re oral atau genital yang tidak terasa nyeri. Psoriasis yang timbul pada skalp biasanya sulit dibedakan dengan dermatitis seboroik. Pasien dengan skuama keputihan yang kering serta menebal seperti mika, walaupun terdapat pada predileksi seboroik, biasanya merupakan psoriasis skalp. Psoriasis inversa8fleksural harus dibedakan dengan eritrasma dan infeksi jamur. Pada eritrasma, lesi berupa makula berbatas tegas berwarna merah ke4oklatan yang biasanya terdapat pada daerah aksila dan genital. %nfeksi jamur oleh kandida, lesi berupa makula eritematosa berbatas tegas dengan lesi satelit disekelilingnya. )ritroderma perlu dibedakan dengan limfoma kutaneus sel =. ;esi pada limfoma kutaneus sel = biasanya berupa lesi diskoid eritematosa yang disertai skuama dengan distribusi yang tidak simetris. 1 2.4 Pentl"snn Psoriasis sebagai penyakit yang multifaktorial dengan penyebab belum diketahui dengan pasti, sehingga penanganannya juga sangat bervariasi dan setiap pusat pendidikan mempunyai a4uan yang berbeda. Ash4roft dkk., !$$$ mengemukakan bahwa terdapat berbagai variasi terapi psoriasis, mulai dari topikal untuk psoriasis ringan hingga fototerapi dan terapi sistemik untuk psoriasis berat. )dukasi kepada pasien tentang faktor-faktor pen4etusnya perlu disampaikan kepada pasien maupun keluarganya. Pengobatan promotif dapat berupa menenangkan pasien dan memberikan dukungan emosional adalah hal yang sangat tidak terhingga nilainya. enekankan bahwa psoriasis tidak menular serta suatu saat akan mengalami psoriasis akan remisi spontan dan tersedianya pengobatan yang bervariasi untuk setiap bentuk dari psoriasis. Pengobatan preventif berupa menghindari atau mengurangi faktor pen4etus, yaitu stres psikis, infeksi fokal, endokrin, seta pola hidup lain yang dapat meningkatkan resiko penurunan sistem imun seperti seks bebas sehingga bisa tertular penyakit A%D. 1 7eberapa regimen terapi yang sering digunakan sebagai pengobatan kuratif berupa topikal maupun sistemik sebagai berikut51 A. Topi"l 1. P#ep#t T# 1!
0bat topikal yang biasa digunakan adalah preparat tar, yang efeknya adalah anti radang. Preparat tar berguna pada keadaan-keadaan5 7ila psoriasis telah resisten terhadap steroid topikal sejak awal atau pemakaian pada lesi luas. ;esi yang melibatkan area yang luas sehingga pemakaian steroid topikal kurang tepat. 7ila obat-obat oral merupakan kontra indikasi oleh karena terdapat penyakit sistemik. enurut asalnya preparat tar dibagi menjadi /, yakni yang berasal dari 5 +osil, misalnya iktiol. Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski dan 7atubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens. 2. Ko#ti"oste#oid Kerja steroid topikal pada psoriasis diketahui melalui beberapa 4ara, yaitu5 a. ?asokonstriksi untuk mengurangi eritema. b. ebagai antimitotik sehingga dapat memperlambat proliferasi seluler. 4. )fek anti inflamasi, diketahui bahwa pada psoriasis terjadi peradangan kronis akibat aktivasi sel =. 7ila terjadi lesi plak yang tebal dipilih kortikosteroid dengan potensi kuat seperti5 +luorinate, triam4inolone $,1" dan flu4inolone topikal efektif untuk kebanyakan kasus psoriasis pada anak. Preparat hidrokortison 1"- !,#" digunakan bila lesi sudah menipis. 3. Dit#nol +Ant#lin :ampir sama dengan tar memiliki efek antiinflamasi ringan, sebab dapat mengikat asam nukleat, menghambat sintesis D>A dan menggabungkan uridin ke dalam I>A nukleus. '. *itmin D nlog +5l$ipot#iol arrowband *?7 untuk saat ini merupakan pilihan untuk psoriasis yang rekalsitran dan eritroderma. inar ultraviolet masih menjadi pilihan di beberapa klinik. inar ultraviolet 7 &*?7( mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. A dengan 4ara menghambat dihidrofolat reduktase dan juga hepatotoksik maka perlu dimonitor fungsi hatinya. Karena bersifat menekan mitosis se4ara umum, hati-hati juga terhadap efek supresi terhadap sumsum tulang. 3. Et#etint +tegison0 tigson )tretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya. )tretinat efektif untuk Psoriasis Pustular dan dapat pula digunakan untuk psoriasis eritroderma. Kerja retinoid yaitu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi terminal keratinosit yang pada akhirnya dapat menetralkan stadium hiperproliferasi. )fek samping dapat terjadi kulit menipis dan kering, selaput lendir pada mulut, mata, dan hidung kering, kerontokan rambut, 4heilitis, pruritus, nyeri tulang dan persendian, peninggian lipid darah, gangguan fungsi hepar &peningkatan en9im hati(. '. Si"lospo#in A Digunakan bila tidak berespon dengan pengobatan konvensional. )feknya ialah imunosupresif. Dosisnya 1-mg8kgbb8hari. 7ersifat nefrotoksik dan hepatotoksik, gastrointestinal, flu like symptoms, hipertrikosis, hipertrofi gingiva,serta hipertensi. :asil pengobatan untuk psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan. (. TN!7ntgonis #umor (ecrosis Factor &=>+( alpha merupakan sitokin proinflamasi yang memegang peran penting dalam patogenesis psoriasis. aat ini sedang dikembangkan sebagai terapi yang memberi haparan baru. ediaannya antara lain Adalimumab, %nfliHimab, etaner4ept, alefa4ept dan efali9umab. 2.18 P#ognosis
12
Psoriasis dapat memburuk sepanjang waktu tetapi tidak dapat diprediksi kapan mun4ul, meluas, ataupun menghilang. Penyakit psoriasis ini bersifat residif sepanjang hidup penderita. engontrol keluhan dan gejala se4ara tipikal memerlukan terapi seumur hidup. :ampir semua orang dengan psoriasis dapat hidup dengan normal dan tidak menyebabkan kematian. 7eberapa terapi yang paling efektif digunakan untuk mengobati psoriasis berat dapat menyebabkan meningkatnya risiko morbiditas termasuk kanker kulit, lymphoma dan li$er disease. =etapi, sebagian besar pengalaman pasien psoriasis yang memiliki lesi minor terlokalisir, terutama di siku dan lutut dapat diobati dengan terapi topikal.
BAB III LAP9:AN KASUS 3.1 Identits Psien
>ama
5
*mur
5 / tahun
enis Kelamin
5 ;aki-laki
Alamat
5 Kubutambahan, 7uleleng
uku
5 7ali
7angsa
5 %ndonesia
Agama
5 :indu
=anggal Pemeriksaan
5 !# 0ktober !$12
3.2 Anmnesis
16
Kel%-n Utm;
=imbul ber4ak-ber4ak kemerahan di tangan dan kaki.
Pe#lnn Penamun pasien mengaku rasa gatal yang dirasakan minimal. 7er4ak kemerahan yang dialami pasien terjadi se4ara tiba-tiba dan semakin lama semakin meluas. Keluhan tidak disertai nyeri, nyeri sendi, badan lemas, maupun demam. Pasien tidak dalam kondisi mengkonsumsi obat-obatan. Pemeriksaan +isik5 Q tatus Present 5 dalam batas normal Q tatus Beneral 5 dalam batas normal Q tatus Dermatologis ;okasi )ffloresensi
5 5
=ungkai atas dan bawah kanan dan kiri, leher =ampak plak eritema multipel dengan batas tegas bentuk
geografika, ukuran bervariasi
$,6H1 4m 2H 1$ 4m beberapa berkonfluen dengan distribusi simetris, ditutupi skuama minimal berwarna putih keperakan dan kasar 3. Dignosis Ke#
Psoriasis ?ulgaris
3. Pentl"snn •
;oratadin 1 H 1$ mg !1
•
alep 4ampuran 5 - DesoHymetason /$ g, asam salisilat /", asam ben9oat 2", olium 4adini 2", vaselin album 2$ g yang dioleskan ! kali sehari
•
K%) tentang penyakit yang dialami pasien , penyebab, faktor pen4etus dan rekurensi penyakitnya, terapi dan efek samping yang bisa ditimbulkan.
3.4 P#ognosis •
?itam
5 Dubia ad bonam
•
+un4tionam
5 Dubia ad bonam
•
anationam
5 Dubia ad malam
•
BAHASAN
Psoriasis merupakan sebuah penyakit autoimun kronik residif yang mun4ul pada kulit. Penyakit ini menimbulkan warna kemerahan, plak bersisik mun4ul di kulit, disertai oleh fenomena tetesan lilin, tanda Auspitz, dan Koebner. *mumnya lesi psoriasis berdistribusi se4ara simetris dengan predileksi terutama di daerah siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia. 1 Penegakan diagnosis psoriasis vulgaris didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik kulit, dan pemeriksaan histopatologi. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang laki-laki berusia / tahun. Keluhan utama pada pasien ini mengeluh timbul ber4ak-ber4ak kemerahan di leher dan ekstremitas &tangan dan kaki( sejak # tahun yang lalu disertai rasa gatal, namun keluhan yang dirasakan ini awalnya sudah dirasakan sejak di bangku A, namun dirasakan ringan sehingga tidak berobat. aat ini pasien mengaku rasa gatal yang dirasakan minimal. 7er4ak kemerahan yang dialami pasien terjadi se4ara tiba-tiba dan semakin lama semakin meluas. 7erdasarkan kepustakaan, psoriasis vulgaris merupakan bentuk yang paling
!!
umum dari psoriasis dan sering ditemukan &$"(. Psoriasis merupakan penyakit autoimun kronik residif yang tampak berupa plak yang berbentuk sirkumskrip, dapat disertai dengan rasa gatal. umlah lesi pada psoriasis vulgaris dapat bervariasi dari satu hingga beberapa. ;okasi psoriasis vulgaris yang paling sering dijumpai adalah ekstensor siku, lutut, sakrum dan s4alp. >amun dapat juga terjadi di tempat lainnya. :al ini menandakan sebaran lesi pada pasien sesuai predileksi dan penyakit berjalan dalam kurun waktu yang tergolong kronis. Keluhan ini dirasakan sejak A namun tidak sembuh sempurna,hal ini menandakan keluhan bersifat residif. Penyebab penyakit psoriasis belum diketahui meskipun telah dilakukan penelitian dasar dan klinis se4ara intensif. Diduga merupakan interaksi antara faktor genetik, sistem imunitas, dan lingkungan. 7erdasarkan anamnesis pasien mengatakan tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan serupa dan penyakit yang sama. 7erdasarkan kepustakaan, bila orang tua tidak menderita psoriasis maka risiko mendapat psoriasis sebesar 1!", sedangkan bila salah satu orang tua menderita psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat menjadi /-/'". Pada kembar mono9igot resiko menderita psoriasis adalah sebesar 6$" bila salah seorang menderita psoriasis. ',1$
7eberapa faktor pen4etus yang berhubungan
dengan psoriasis antara lain kelainan autoimun, trauma mekanik, infeksi staphylo4o44us, stress psikologis, radiasi sinar ultraviolet, infeksi :%?, peran obat, alkohol, perubahan hormonal dan profil lipid dalam darah. 1 7erdasarkan anamnesis pasien bekerja sebagai nelayan dan petani mengatakan keluhannya mun4ul dan memberat apabila kelelahan dan stress sehingga diduga faktor pen4etus pada pasien ini adalah stress dan kelelahan. :ubungan antara stres dan eksaserbasi psoriasis belum terlalu jelas namun diduga karena mekanisme neuroimunologis. Psoriasis dilaporkan akan bertambah buruk dengan timbulnya stres yaitu pada /$- $" kasus. eperti telah diketahui bahwa penyebab dan patogenesis psoriasis belum diketahui dengan pasti, banyak sistem dalam tubuh berperan dalam patogenesis psoriasis, banyak komponen, elemen mediator yang terlibat terhadap terjadinya atau kekambuhan psoriasis. >amun ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh para peneliti, diantaranya gangguan diferensiasi keratinosit, hiperproliferasi keratinosit dan imunologis. :al tersebut menjadi dasar patologis terjadinya psoriasis yang !/
multifaktor tersebut, namun ketiganya tidak bekerja sendiri-sendiri melainkan saling berkaitan.2 Pada pemeriksaan fisik umum ditemukan status present dan status general dalam batas normal. edangkan pada pemeriksaan fisik khusus yaitu status dermatologis ditemukan lesi yang berlokasi di tungkai atas dan bawah kanan dan kiri, serta leher dengan effloresensi plak eritema multipel dengan batas tegas bentuk geografika, ukuran bervariasi $,6 4m H 1 4m 2 4m H 1$ 4m beberapa berkonfluen dengan distribusi simetris, ditutupi skuama minimal berwarna putih keperakan dan kasar. =emuan ini sesuai dengan gambaran klinis psoriasis vulgaris yang dijelaskan pada kepustakaan yaitu pada psoriasis vulgaris terdapat plak eritematosa sirkumskrip dengan skuama putih keperakan diatasnya dan tanda Auspit9. 3arna plak dapat bervariasi dari kemerahan dengan skuama minimal, plak putih dengan skuama tebal hingga putih keabuan tergantung pada ketebalan skuama. Pada umumnya lesi psoriasis adalah simetris.1 Dua puluh lima sampai lima puluh persen penderita psoriasis yang lama juga dapat menyebabkan kelainan pada kuku, dimana perubahan yang dijumpai berupa pitting nail atau nail pit pada lempeng kuku berupa lekukan-lekukan miliar./, Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi, tetapi jarang terjadi. /,# Antara 1$-/$ " pasien psoriasis berhubungan dengan atritis disebut Psoriasis Artritis yang menyebabkan radang pada sendi. *mumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal, terbanyak terdapat pada usia /$-#$ tahun./,# Pada pasien ini tidak didapatkan kelainan pada kuku seperti pitting nail dan kelainan pada sendi. Bambaran klasik psoriasis biasanya mudah dibedakan dengan penyakit kulit lainnya. >amun lesi yang atipikal atau bentuk lesi selain plak yang klasik dapat menimbulkan tantangan bagi diagnosis psoriasis. Diagnosis banding pada pasien ini meliputi tinea korporis dan dermatitis kontak. Pada stadium penyembuhan psoriasis telah dijelaskan bahwa eritema dapat terjadi hanya di pinggir, hingga menyerupai dermatofitosis. Pada dermatofitosis skuama umumnya pada perifer lesi dan pada sediaan langsung ditemukan jamur. / Disingkirkan karena dari anamnesis, pasien mengeluh gatal yang tidak terlalu !
jelas namun akan bertambah jika pasien berkeringat. Pada pemeriksaan,tidak didapatkan adanya 4entral healing dan pinggiran meninggi yang merupakan gambaran khas dari tinea. =inea korporis adalah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut & gla)rous s%in( ke4uali telapak tangan, telapak kaki, dan lipat paha. Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu )pidermophyton, y4rosporum dan =ry4ophyton. =erdapat lebih dari $ spesies dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporis. Bambaran klinis dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif dengan perkembangan kearah luar, ber4ak-ber4ak bisa melebar dan akhirnya memberi gambaran yang polisiklik. Pada bagian pinggir ditemukan lesi yang aktif yang ditandai dengan eritema, adanya papul atau vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. =inea korporis yang menahun, tanda-tanda aktif menjadi hilang dan selanjutnya hanya meninggalkan daerah hiperpigmentasi saja. Bejala subyektif yaitu gatal, dan terutama jika berkeringat dan kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. 1 Plak psoriasis yang kronis seringkali menyerupai dermatitis kronis dengan likenifikasi pada daerah ekstremitas. =etapi biasanya pada dermatitis kronis lesinya tidak berbatas tegas serta skuama yang terdapat pada permukaan lesi tidak setebal pada psoriasis. Pada dermatitis kontak, biasanya terdapat paparan terhadap bahan iritan maupun alergen sebelumnya mun4ulnya lesi. 1 Pada pasien ini tidak diusulkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang karena gambaran klinis telah 4ukup jelas mengarah psoriasis vulgaris. Predileksi lesi pada pasien ini adalah di lengan atas dan bawah serta siku kanan dan kiri, tungkai atas dan bawah
serta leher, dimana sesuai dengan predileksi psoriasis
vulgaris. 7erdasarkan anamnesis tersebut diatas, didapatkan bahwa perjalanan penyakit yang diderita oleh pasien bersifat kronik dan sifatnya sering kambuh &residif(. :al ini sesuai dengan sifat dari psoriasis vulgaris yang kronik residif. elain itu gambaran klinis yang ditemukan pada pasien 4ukup khas yakni plak eritema dengan skuama putih dan kasar. 7erdasarkan kepustakaan pemeriksaan penunjang dilakukan apabila klinis kurang jelas dengan melakukan pemeriksaan histopatologi.1 Pada pemeriksaan histopatologi akan ditemukan hiperkeratosis, parakeratosis, akanthosis, granulosit neutrofilik bermigrasi melewati epidermis !#
membentuk mikro abses munro di bawah stratum korneum, peningkatan mitosis pada
stratum
basalis,
edema
pada
dermis
disertai
infiltrasi
sel-sel
polimorfonuklear, limfosit, monosit dan neutrofil, serta pemanjangan dan pembesaran papila dermis. Pemeriksaan laboratorium pada psoriasis tidak ditemukan kelainan yang spesifik. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menganalisis penyebab proriasis terutama pada kasus psoriasis pustular general serta eritroderma psoriasis dan pada plak serta psoriasis gutata. Pada pasien psoriasis dapat diberikan pengobatan topikal antara lain5 anthralin, vitamin D/ &A dan menurunkan aktivitas mitotik pada basal epidermis dan memiliki aktivitas anti inflamasi. Preparat tar berguna untuk keadaan
psoriasis yang
telah resisten
terhadap steroid topikal sejak awal atau pemakaian pada lesi luas. Pada kasus ini preparat tar yang digunakan adalah olium 4adini yang ditambahkan dengan asam salisilat /" dan desoHymethason /$ gr, untuk memudahkan absorpsi 4oal tar dan menambah efek anti inflamasi yang dimiliki glukokortikoid. Preparat topikal ini ditambahkan dengan vaselin album sebagai emolien untuk melembabkan kulit serta meningkatkan penetrasi dari bahan aktif. alep ini diberikan pada malam hari karena pengaruh dari tar adalah photosensitif. ebagai pengobatan sistemik diberikan ;oratadin 1$ mg sebagai antihistamin untuk mengurangi gatal-gatal yang dirasakan pasien. Pada pasien ini prognosis *uo ad $itam adalah dubia ad bonam karena se4ara keselurahan pasien ini tidak memiliki penyakit lain yang menyertai psoriasis vulgaris. Penyakit psoriasis vulgaris sendiri tidak mengan4am jiwa.
!2
rognosis *uo ad functionam adalah dubia ad bonam. >amun jika tidak dilakukan terapi pada beberapa jenis Psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi serius, seperti pada Psoriasis artropi yaitu Psoriasis yang menyerang sendi, Psoriasis bernanah &Psoriasis Postulosa(. rognosis *uo ad sanationam adalah dubia ad malam karena pasien ini telah mengalami keluhan ini untuk kedua kali dan lesinya luas pada hampir seluruh tubuh. rognosis *uo ad cosmeticam adalah du)ia ad malam karena sisik putih tranparan pada lesi menimbulkan bekas dan tidak dapat hilang seutuhnya. 1 .
BAB * SI>PULAN
Psoriasis adalah peradangan kulit yang bersifat kronik residif dengan karakteristik berupa plak eritematosa berbatas tegas, skuama kasar, berlapis, dan berwarna putih keperakan disertai oleh fenomena tetesan lilin, tanda Auspitz, dan fenomena Koebner. Penyebab yang pasti psoriasis belum diketahui dengan pasti, namun, banyak faktor predisposisi yang memegang peran penting seperti predisposisi genetik dan kelainan imunologis. 3alaupun etiopatogenesis psoriasis tidak diketahui dengan pasti, namun banyak faktor yang diduga sebagai pemi4u timbulnya psoriasis seperti5 infeksi bakterial, trauma fisik, stress psikologis dan gangguan metabolisme. Diagnosis psoriasis umumnya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis lesi kulit. Pada kasus-kasus tertentu, dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah dan biopsi histopatologi. Psoriasis vulgaris memiliki beberapa diagnosis banding yakni pitiriasis rosea, tinea korporis, dermatitis kontak, eritroderma akibat obat. Psoriasis sebagai penyakit yang multifaktorial dengan penyebab belum diketahui dengan pasti, sehingga penanganannya juga sangat bervariasi. Pengobatan promotif dapat berupa menekankan bahwa psoriasis tidak menular serta suatu saat akan mengalami psoriasis akan remisi spontan dan tersedianya pengobatan yang bervariasi untuk setiap bentuk dari psoriasis. Pengobatan preventif berupa menghindari atau mengurangi faktor pen4etus, yaitu stres psikis, !6
infeksi fokal, endokrin, seta pola hidup lain yang dapat meningkatkan resiko penurunan sistem imun. 7eberapa regimen terapi yang sering digunakan sebagai pengobatan kuratif berupa topikal maupun sistemik. 1
!
View more...
Comments