LAPORAN KASUS Perforasi Gaster
January 11, 2017 | Author: deasy_silvia_lestari | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN KASUS Perforasi Gaster...
Description
LAPORAN KASUS “ PERFORASI GASTER ” Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Bedah
Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Bondan Prasetyo, Sp.B
Disusun Oleh : Deasy Silvia Lestari
H2A011014
Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Bedah
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG RSUD Dr. ADHYATMA, MPH Periode 2015-2016
1
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Mini-CEX ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh dokter pembimbing dari : Nama
: Deasy Silvia Lestari
NIM
: H2A011014
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
: Muhammadiyah Semarang
Judul
: Perforasi Gaster
Pembimbing : dr. Bondan Prasetyo SP.B
Semarang , Maret 2016 Dokter Pembimbing
dr. Bondan Prasetyo SP.B
2
BAB I PENDAHULUAN Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang komplek dari dinding lambung, usus halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari usus ke dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan istilah peritonitis). Perforasi lambung berkembang menjadi suatu peritonitis kimia yang disebabkan karena kebocoran asam lambung kedlam rongga perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan suatu kasus kegawatan bedah. Pada anak-anak cedera yang mengenai usus halus akibat dari trauma tumpul perut sangat jarang dengan insidensinya 1-7 %. Sejak 30 tahun yang lalu perforasi pada ulkus peptikum merupakn penyebab yang tersering. Perforasi ulkus duodenum insidensinya 2-3 kali lebih banyak daripada perforasi ulkus gaster. Hampir 1/3 dari perforasi lambung disebabkan oleh keganasan pada lambung. Sekitar 10-15 % penderita dengan divertikulitis akut dapat berkembang menjadi perforasi bebas. Pada pasien yang lebih tua appendicitis acuta mempunyai angka kematian sebanyak 35 % dan angka kesakitan 50 %. Faktor-faktor utama yang berperan terhadap angka kesakitan dan kematian pada pasien-pasien tersebut adalah kondisi medis yang berat yang menyertai appedndicitis tersebut. Perforasi pada saluran cerna sering disebabkan oleh penyakit-penyakit seperti ulkus gaster, appendicitis,
keganasan
pada saluran
mesenterika superior,dan trauma.
3
cerna,
divertikulitis, sindroma arteri
BAB II LAPORAN KASUS
I
II
IDENTITAS PENDERITA a Nama b Usia c Jenis kelamin d Agama e Suku f Alamat g Pekerjaan h Status i Tanggal masuk RS
: Tn. S : 65 tahun : Laki-laki : Islam : Jawa : Kapri Bawah No:06 RT09/X Ngaliyan, Semarang :: Menikah : 21 Maret 2016
ANAMNESIS a Keluhan utama: nyeri perut b RPS : ± 7 hari yang lalu SMRS pasien mengeluh nyeri perut. Nyeri dirasakan di bagian ulu hati, terasa lebih sakit setelah makan dan keluhan berkurang bila minum obat. BAB dan BAK lancar, mual (-) muntah (-). ± 4 hari SMRS pasien masih mengeluh nyeri perut bagian ulu hati. nyeri yang dirasa semakin bertamabah dari sebelumnya dan terus-menerus, keluhan lebih ringan pada posisi tidur dengan lutut ditekuk, membaik dengan obat, BAB dan BAK lancar, mual (-), muntah (-). ± 1 hari SMRS pasien merasa nyeri perut hebat, nyeri yang dirasa terus menerus, nyeri mula-mula dirasakan didaerah ulu hati, kemudia nyeri menjalar ke bagian perut kiri atas, dan terus menjalar ke seluruh perut. Perut terasa keras, bila ditekan nyeri hebat, keluhan diperberat dengan bergerak, tidak membaik dengan pemberian obat, pasien tidak dapat beristirahat karena kesakitan, BAB dan BAK tidak lancar, mual (-), muntah (-), demam (-). Kemudian pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang.
4
c
RPD : Riwaat gastritis Riwayat darah tinggi Riwayat DM Riwayat asma Riwayat penyakit jantung Riwayat batu saluran kemih Riwayat Trauma abdomen d RPK :
e
: diakui ± 3tahun yang lalu : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal
Riwayat darah tinggi
: disangkal
Riwayat kencing manis
: disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien tidak bekerja. Pasien tinggal bersama dengana istri dan anaknya. Biaya pengobatan
menggunakan
BPJS.
Kesan
ekonomi
cukup.
mengkonsumsi alkohol dan rokok. III PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum
: tampak sangat kesakitan
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital
:
TD Nadi RR T
: 135/96 mmHg : 82 x / menit (reguler, isi dan tegangan cukup) : 22 x /menit (reguler) : 37°C (axiler)
Status Gizi
:
BB
: 65 kg
TB
: 150 cm
IMT
: 28,9 kg/m2
Kesan gizi : normoweight 1. Status Interna Kepala
: kesan mesocephal, Deformitas (-)
5
Pasien
tidak
Mata
: Corpus alienum (-/-), konjungtiva anemis (-/-), edem palpebra (-/-), hematoma palpebra inferior (-/-) peflek pupil direk (+/+), reflek pupil indirek (+/+) pupil isokor (D: 3mm/3mm), raccoon eyes (-/-).
Hidung
: Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), jejas (-), rhinorea (-/-)
Telinga
: jejas (-), othorea (-/-), battle sign (-/-)
Mulut
: Lembab (+), sianosis (-), perdarahan (-)
Leher
: Tiroid (Normal), Jejas (-), deviasi trakea (-), deformitas (-), pembengkakan (-), JVP (Normal)
Thorax
:
Paru Paru depan
Paru belakang
Inspeksi Statis
Normochest,
simetris, Normochest,
simetris,
kelainan kulit (-/-), sudut kelainan kulit (-/-) arcus
costa
dalam
batas
normal, ICS dalam batas Dinami s Palpasi
normal Pengembangan
Pengembangan pernapasan pernafasan paru normal
paru normal Simetris (N/N), Nyeri tekan Simetris (N/N), Nyeri (-/-),
ICS
dalam
batas tekan (-/-), ICS dalam
normal, taktil fremitus sulit batas
Perkusi Kanan Kiri
normal,
taktil
dinilai
fremitus sulit dinilai
Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru.
Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru.
6
Auskultasi
Suara dasar vesicular, Ronki Suara (-/-), Wheezing (-/-)
dasar
vesicular,
Ronki (-/-),Wheezing (-/-)
Tampak anterior paru
Tampak posterior paru
SD : vesikuler
SD : vesikuler
ST : Ronki (-), wheezing (-)
ST: Ronki (-), wheezing (-)
Jantung Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis teraba pada ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula sinistra, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)
Perkusi
:
batas atas
: ICS II linea parasternal sinistra
pinggang jantung
: ICS III linea parasternal sinsitra
batas kanan bawah
: ICS V linea sternalis dextra
kiri bawah
: ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula sinistra
Konfigurasi jantung (dalam batas normal) Auskultasi
: regular, Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-) Abdomen Inspeksi
:
Permukaan datar, warna sama
seperti kulit di sekitar
7
Auskultasi
:
Bising usus (-)
Perkusi
:
Tidak dapat dinilai karena
pasien mengeluh kesakitan Palpasi
:
Nyeri tekan (+) disemua lapang
abdomen, divans muskuler (+) Ekstremitas Warna kulit
Superior Tampak pucat sama
Inferior / Sama
dengan sekitar
dengan /
sama
Vulnus laserasi
sekitar -/-
dengan sekitar -/-
Hematom
-/-
-/-
Deformitas
-/-
-/-
Oedem
-/-
-/-
Parestesi
-/-
-/-
Nyeri
-/-
-/-
Gerak aktif
Bebas/bebas
Bebas/bebas
Gerak pasif
Bebas /bebas
Bebas/bebas
Capillary Refill
< 2 detik/< 2 detik
< 2 detik/< 2 detik
Akral dingin
-/-
-/-
2. Status Lokalis Inspeksi
: Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar
Auskultasi
: Bising usus (melemah)
8
Perkusi
: Tidak dapat dinilai karena pasien mengeluh kesakitan
Palpasi
: Nyeri tekan (+) disemua lapang
abdomen, divans muskuler (+)
IV PEMERIKSAAN PENUNJANG a Laboratorium Pemeriksaan Leukosit Eritrosit Hb Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit RDW Eosinofil absolut Basofil absolut Netrofil absolut Limfosit absolut Monosit absolut Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Pemeriksaan GDS SGOT SGPT Ureum Creatinin Clorida Natrium Albumin HbsAg
Hasil 14.000 5,67 13,9 49,10 86,60 30,90 35,60 242 12,30 0,01 0,03 10,63 1,84 0,59 0,10 0,20 81,20 14,00 4,50
Satuan ribu/ul juta/ul g/dl % Fl Pg g/Dl 10^3/ul % 10^3/ul 10^3/ul 10^3/ul 10^3/ul 10^3/ul % % % % %
Hasil 95 31 61 19,0 0,94 109 140 4,2 (-)
Satuan ml/dL U/L U/L mg/dL mg/dL mmol/L mmol/L g/dL
9
Rujukan 3,8-10,6 4,4-5,9 13,7-17,3 40-52 80 – 100 26 – 34 32 – 36 150-440 11.5-14.5 0,045 – 0,44 0 – 0,2 1,8 – 8 0,9 – 5,2 0,16 – 1 2–4 0–1 50 -70 25 - 40 2 –8 Rujukan
View more...
Comments