Laporan Kasus Moluskum Kontangiosum
January 29, 2018 | Author: Timotius Sumampouw | Category: N/A
Short Description
Laporan Kasus Bagian Kulit Moluskum Kontangiosum...
Description
PENDAHULUAN A.
Definisi
Moluskum kontagiosum adalan penyakit disebabkan oleh virus poks, klinis berupa papul-papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa yang mengandung badan moluskum.1 B.
Epidemiologi
Penyakit ini terutama menyerang anak dan kadang-kadang juga orang dewasa. Jika pada orang dewasa digolongkan dalam penyakit akibat hubungan seksual (P.H.S). transmisinya melalui kontak kulit langsung dan otoinokulasi. Kejadian moluskum kontangiosum sebagai penyakit yang ditularkan secara seksual pada orang muda kini meningkat. Hal ini juga terlihat pada penderita AIDS. Insiden moluskum kontagiosum naik pada tahun 1960-1980 di Amerika Serikat. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 1984 diklinik urologi Amerika Utara, marlogis dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit melaporkan 1 kasus moluskum kontagiosum terjadi untuk setiap 42-60 kasus infeksi gonore. Tingkat prevalensi dalam populasi terinfeksi HIV dilaporkan 5-18%. Pada pasienyang terinfeksi HIV dan yang memiliki jumlah CD4+ kurang dari 100 sel / uL, pervalensi moluskum kontagiosum dilaporkan setinggi 33 %. Mortalitas dan morbiditas Moluskum kontagiosum adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri pada orang yang imunokompeten, tanpa ada komplikasi jangka panjang atau sequelae. Sebaliknya, pada pasien yang terinfeksi HIV, infeksi moluskum kontagiosum dapat mengakibatkan
LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama
: Netanya Rira
Umur
: 8 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku / Bangsa
: Minahasa / Indonesia
Alamat
: Winangun
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan
: SD (kls 3)
Tanggal pemeriksaan
: 25 februari 2013
B. ANAMNESIS : Keluhan utama : Bintik-bintik putih dibadan ± 6 bulan yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang : Bintik-bintik putih dibadan timbul sejak ± 6 bulan yang lalu, awalnya muncul dilengan kiri dan kanan lalu menyebar sampe kebagian wajah, punggung dan paha. Penderita mengaku tidak merasa gatal ataupun nyeri pada daerah luka. Bintik-bintik awalnya muncul kecil dan lama kelamaan menjadi lebih besar.
Penderita mengaku sudah memakai obat oles tetapi tidak mengalami perubahan. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat bintik-bintik putih dibadan (+) saat SD kls 1 Riwayat Alergi : Alergi obat disangkal. Alergi makanan disangkal
Riwayat Atopi : Bersin pagi hari (-), alergi debu (-), asma disangkal.
Riwayat penyakit keluarga : Adik penderita mengalami sakit seperti ini.
Riwayat sosial : Didalam lingkungan tempat tinggal penderita tidak ada yang sakit seperti ini.
Riwayat kebiasaan:
Hari-hari penderita seorang murid SD, dari pagi sampe siang penderita berada di sekolah dan siangnya penderita sudah dijemput pulng kerumah. Penderita sering bermain diluar bersama teman-temannya. C. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis : Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
: Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/menit Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36,8o C
Kepala
Thoraks
: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik : simetris Jantung
: SI-II normal, tidak ada bising
Paru
: suara pernapasan vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Abdomen
: datar, lemas, bising usus (+) normal Hepar dan lien: tidak teraba
Ekstremitas
Status Dermatologis : R. Brachi et antebrachi sinistra, R. Femoralis sinistra, R. Fascialis : papul
: hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada
miliar warna putih (+), multipel, delle (+).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG : Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang E. DIAGNOSIS : Moluskum kontagiosum F. DIAGNOSIS BANDING : Varicela
Veruka vulgaris Liken Planus
G. Terapi : Non-Medikamentosa Ekskokhleasi. Mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum. Menggunakan alat seperti ekstraktor komedo dan jarum suntik.
Medikamentosa Natrium Fusidat Salf (2x app)
H. Prognosis Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam
: bonam : bonam : dubia et bonam
I. Anjuran
hindari kontak pada daerah yang terinfeksi dan hindari pemakaian handuk bersama
jangan menggaruk, karena akan menyebabkan otoinokulasi atau infeksi sekunder.
J. Diskusi Pasien ini didiagnosis dengan moluskum kontagiosum yang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditemukan bintikbintik putih dibadan timbul sejak ± 6 bulan yang lalu, awalnya muncul dilengan kiri dan kanan lalu menyebar sampe kebagian wajah, punggung dan paha. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kelainan kulit berupa papul-papul berwarna putih dengan konsistensi padat, ukuran bervariasi dengan permukaan licin di tengah terdapat lekukan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa moluskum kontagiosum ditandai dengan lesi yang khas berupa papul baik tunggal maupun ganda, berwarna putih seperti mutiara ukuran bervariasi dengan diameter 1-10 mm dan bagian tengah terdapat lekukan delle. Diagnosis pasti dari kasus ini didapatkan setelah dilakukan tindakan ekskokleasi dimana ditemukan badan moluskum kontagiosum (+).
Sumber penularan penyakit pada kasus ini belum diketahui karena riwayat kontak dengan penderita moluskum kontagiosum sebelumnya tidak diketahui penderita. Mungkin saja penderita sempat terpapar dengan penderita moluskum kontagisum lainnya namun tidak diperhatikan oleh penderita, mengingat penderita adalah murid SD yang sering bermain dengan banyak teman sehingga lebih mudah untuk terinfeksi dengan penderita moluskum kontagiosum lainnya. Diagnosis banding kasus ini pertama adalah varisela karena berdasarkan gejala klinik terdapat vesikel-vesikel yang menyerupai papul-papul pada moluskum kontagiosum, dan juga terdapat lekukan delle pada vesikel varisela yang telah pecah dimana hal ini juga ditemukan pada moluskum kontagiosum. Namun pada varisela biasanya diawali dengan stadium prodromal berupa panas, malaise, dan nyeri dimana hal ini tidak ditemukan pada penderita tersebut sehingga diagnosis banding ini dapat disingkirkan. Diagnosis banding kedua adalah veruka vulgaris oleh karena dapat terjadi pada anak-anak dengan bentuk lesi bulat, tapi tidak adanya lekukan delle, permukaan yang kasar, berwarna abu-abu dan juga lebih sering timbul di jari kaki dan tangan dapat menyingkirkan diagnosis banding ini. Diagnosis banding ketiga adalah liken planus karena pada liken planus biasanya ditandai dengan timbulnya papul-papul berwarna merah biru, berskuama, dan sangat gatal. Sehingga diagnosis banding ini dapat disingkirkan. Penatalaksanaan pada penderita ini adalah melalui ekskokhleasi untuk mengeluarkan badan moluskum kontagiosum, sesuai dengan prinsip pengobatan moluskum kontagiosum yaitu mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum. Tapi sebelum dilakukan ekskokleasi, terlebih dahulu penderita diberikan lidocain topical (krim) untuk mengurangi rasa nyeri dan traumatik pada pasien. Setelah tindakan ekskokleasi dilakukan, diberikan natrium fusidat berupa salep sebagai profilaksis terhadap timbulnya infeksi, karena dengan tindakan ekskokhleasi akan meninggalkan ekskoriasi yang rentan terhadap infeksi sekunder dan pasien dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan lukanya agar semakin terhindar dari bahaya infeksi. Penderita dianjurkan untuk kontrol kembali ke poliklinik jika ternyata timbul lagi papul-papul yang baru.
Prognosis pada penderita ini baik, terutama dengan dihilangkannya semua lesi yang ada, maka penyakit ini jarang residif, apalagi bila tidak ditemukan infeksi sekunder. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini, para petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas mengenai sifat dan cara penyebaran penyakit ini.
View more...
Comments