Laporan kasus internship Sindrom Kompartemen
June 23, 2019 | Author: Stanley Proboseno | Category: N/A
Short Description
Laporan kasus sindrom kompartemen...
Description
Presentasi Kasus
Sindrom Kompartemen Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
Diajukan kepada:
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes !embimbing "#D dan Rawat "nap$ dr. %enediktus Setyo Untoro !embimbing Rawat &alan$ & alan$
Disusun oleh:
dr. Sergius Stanley !roboseno
RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN KAUPA!EN KAUPA!EN "A#AN$ "A# AN$ %&'(
HA#A"AN PEN$ESAHAN
PRESEN!AS) KASUS S)NDR*" K*"PAR!E"EN
Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
'elah 'elah diperiksa dan disetujui pada tanggal (
)leh ( Dokter !embimbing "nstalasi #awat Darurat dan Rawat "nap
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes
1
HA#A"AN PEN$ESAHAN
PRESEN!AS) KASUS S)NDR*" K*"PAR!E"EN
Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
'elah diperiksa dan disetujui pada tanggal (
)leh ( Dokter !embimbing Rawat &alan
dr. %enediktus Setyo Untoro
2
KA!A PEN$AN!AR
!uji syukur kepada *llah %apa di surga atas bimbingan+ya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan portoolio laporan kasus yang berjudul -Sindrom Kompartemen. Dalam penyelesaian portoolio laporan kasus ini penulis ingin mengu/apkan terima kasih yang tak terhingga kepada( 0. dr.Hendryk Kwandang, M.Kes selaku dokter pembimbing instalasi gawat darurat dan rawat inap 1. dr.%enediktus Setyo Untoro selaku dokter pembimbing rawat jalan 2. dr. *ntarestawati, dr. *nita "kawati, dr. &anny 3ajar Dita, dan dr. Romualdus Redy 4ibowo selaku dokter jaga dua 5. Serta paramedis yang selalu membimbing dan membantu penulis. !ortoolio laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati penulis mohon maa yang sebesar6besarnya dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan kasus ini dapat menambah wawasan dan bermanaat bagi semua pihak.
Kepanjen, Desember 1705
!enulis
3
Da+tar )si H*L*M*+ !8+#8S*H*+.......................................................................... i H*L*M*+ !8+#8S*H*+.........................................................................ii K*'* !8+#*+'*R ................................................................................... iii Datar "si.................................................................................................. iv %ab 0 !endahuluan ...................................................................................... 1 %ab 1 Laporan Kasus ....................................................................................2 %ab 2 'injauan !ustaka ................................................................................. 8 %ab 5 !embahasan.....................................................................................16 %ab 9 Kesimpulan..................................................................................... 17 Datar !ustaka.......................................................................................... 18
4
a, ' Pendahuluan Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi yang mengan/am anggota tubuh dan jiwa yang dapat diamati ketika tekanan perusi di bawah jaringan yang tertutup mengalami penurunan. Saat sindrom kompartemen tidak teratasi maka tubuh akan mengalami nekrosis jaringan dan gangguan ungsi yang permanen, dan jika semakin berat dapat terjadi gagal ginjal dan kematian. Sindrom kompartemen dapat terjadi di tangan, lengan bawah, lengan atas, perut, pantat, dan seluruh ekstremitas bawah. Hampir semua /edera dapat menyebabkan sindrom ini, termasuk /edera akibat olahraga berat. Hal yang paling penting bagi seorang dokter adalah untuk selalu waspada ketika berhadapan dengan keluhan nyeri pada ekstremitas.
a, % #aporan Kasus
%-'- )dentitas
+ama
( 'n. R
Usia
( 1: tahun.
&enis Kelamin
( Laki6laki.
*gama;Suku
( "slam;&awa.
*lamat
( Kepanjen.
'anggal pemeriksaan ( 00 Desember 1705. +o. RM
( 2losed ra/ture R. >ruris S$ R. 3emur D$. Sindrom kompartemen R. >ruris S$.
b.
Ren/ana diagnosis( 6
%-2- Renollateralis ulnarisC +. Radialis Struktur yang Menembus Kompartemen ( +. Radialis dan +. Ulnaris M. !ronator teres, M. 3le@or /arpi radialis, M. !almaris longus, M. 3le@or /arpi ulnaris, M. 3le@or digitorum superi/ialis, M. 3le@or polli/is longus, M. 3le@or digitorum proundus,
Lateral
M. !ronator IuadratusC *. Ulnaris, *. RadialisC +. Medianus M. %ra/hioradialis, m. 3le@or /arpi radialis
!osterior
longusC *. Radialis, a. %ra/hialisC +. Radialis M. 8@tensor /arpi radialis breAis, M. 8@tensor digitorum, M. 8@tensor digiti minimi, M. 8@tensor /arpi
ulnaris, M. *n/oneus, M.
Supinator, M. *bdu/tor polli/is longus, M. 8@tensor polli/is breAis, M. 8@tensor polli/is
'ungkai *tas
*nterior
longus, M. 8@tensor indi/isC *rteriae interoseus anterior dan posteriorC Ramus proundus nerAi radialis M. Sartorius, M. "lia/us, M. !soas,
M.
!e/tineus, M. Juadri/eps emorisC 10
Medial
*. 3emoralisC +. emoralis M. #ra/ilis, M. *ddu/tor longus, M. *ddu/tor breAis, M. *ddu/tor magnus, M. )bturatorius
'ungkai
!osterior
e@ternusC *. prounda emoris, *. )bturatoriaC +. obturatorius M. %i/eps emoris, M. Semitendinosus, M.
*nterior
Semimembranosus, M. *ddu/tor magnusC >abang6/abang a. !rounda emoris M. 'ibialis anterior, M. 8@tensor digitorum
%awah
longus, M. !eroneus tertius, M. 8@tensor
Lateral
!osterior Superisial !osterior !roundus
%-'-1
hallu/is longus, M. 8@tensor digitorum breAisC *. 'ibialis anteriorC +. !eroneus proundus M. !eroneus longus, M. !eroneus breAisC >abang6/abang dari a. !eroneaC +. peroneus superi/ialis M. #astro/nemius, M. !lantaris, M. SoleusC *. 'ibialis posteriorC +. 'ibialis M. !opliteus, M. 3le@or digitorum longus, M. 3le@or hallu/is longus, M. 'ibialis posteriorC *. 'ibialis posteriorC +. 'ibialis
Pato+isiolo0i
3asia merupakan sebuah jaringan yang tidak elastis dan tidak dapat meregang, sehingga pembengkakan pada asia dapat meningkatkan tekanan intra6kompartemen dan menyebabkan penekanan pada pembuluh darah, otot dan sara. !embengkakan tersebut dapat diakibatkan oleh raktur yang kompleks ataupun /edera jaringan akibat trauma dan operasi. *
ktiitas isik yang dilakukan se/ara rutin juga dapat menyebabkan
pembengkakan pada asia, namun umumnya hanya berlangsung selama aktiitas. !atoisiologi sindrom kompartemen mengarah pada suatu ischemic injury. Dimana struktur intra6kompartemen memiliki batasan tekanan yang dapat ditoleransi. *pabila /airan bertambah dalam suatu ruang yang tetap,
11
maupun penurunan Aolume kompartemen dengan komponen yang tetap, akan mengakibatkan pada peningkatan tekanan dalam kompartemen tersebut. !erusi pada jaringan ditentukan oleh 'ekanan !erusi Kapiler atau Capillary Perfusion Pressure (CPP) dikurangi tekanan interstitial. Metabolisme sel yang normal memerlukan tekanan oksigen 96= mmHg. Hal ini dapat berlangsung baik dengan >!! rata6rata 19 mmHg dan tekanan interstitial 56< mmHg. *pabila tekanan intra6kompartemen meningkat, akan mengakibatkan peningkatan tekanan perusi sebagai respon
isiologis
serta
memi/u
mekanisme
autoregulasi
yang
mengkibatkan cascade of injury’ . 'erdapat tiga teori yang menyebabkan hipoksia pada kompartemen sindrom yaitu, antara lain( a. Spasme arteri akibat peningkatan tekanan kompartemen. b. Theori of critical closing pressure. Hal ini disebabkan oleh diameter pembuluh darah yang ke/il dan tekanan mural arteriol yang tinggi. 'ekanan trans mural se/ara signiikan berbeda tekanan
arteriol6tekanan
jaringan$, ini dibutuhkan untuk
memelihara patensi aliran darah. %ila tekanan jaringan meningkat atau tekanan arteriol menurun maka tidak ada lagi perbedaan tekanan. Kondisi seperti ini dinamakan dengan ter/apainya critical closing pressure. *kibat selanjutnya adalah arteriol akan menutup. /. 'ipisnya dinding Aena. Karena dinding Aena itu tipis, maka ketika tekanan jaringan melebihi tekanan Aena maka ia akan kolaps. *kan
tetapi bila kemudian darah
mengalir se/ara kontinyu dari kapiler, maka tekanan Aena akan meningkat lagi melebihi tekanan jaringan, sehingga drainase Aena terbentuk kembali. Sedangkan respon otot terhadap iskemia yaitu dilepaskannya histamine like substances mengakibatkan dilatasi kapiler dan peningkatan permeabilitas endotel. "ni berperan penting pada transudasi plasma dengan endapan
sel
darah
merah
ke
intramuskular
dan
menurunkan
mikrosirkulasi.
12
%-'-(
"ani+estasi klinik
Se/ara klasik ada 9 ! yang terkumpul dalam sindrom kompartemen, yaitu Pain, Paresthesia, Pallor, Paralysis, Pulselessness. 0. Pain +yeri $( nyeri hebat saat peregangan pasi pada otot6otot yang terkena. +yeri merupakan gejala dini yang paling penting, terutama jika mun/ulnya nyeri tak sebanding dengan keadaan klnik pada anak6anak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya$. )tot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesiik dan sering. Maniestasinya berupa nyeri berat, konstan, dan 1. 2. 5. 9.
terlokalisasi. Parestesia( rasa kesemutan. Pallor pu/at$( akibat menurunnya perusi ke daerah tersebut. Pulselessness( berkurangnya atau hilangnya denyut nadi. Paralisis( merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi sara yang berlanjut dengan hilangnya ungsi bagian yang terkena sindrom kompartemen.. !emeriksaan dengan uji sensasi raba dengan jarum dan peniti $ pada sara kulit.
13
9%-'-2
Dia0nosis =. !ada anamnesis biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri
hebat setelah ke/elakaan atau patah tulang, ada dua yang dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis sindrom kompartemen yaitu nyeri dan parestesia. :. !ada pemeriksaan isik kita harus men/ari tanda6tanda isik tertentu yang terkait dengan sindrom kompartemen, diawali dengan rasa nyeri dan rasa terbakar, penurunan kekuatan dan akhirnya kelumpuhan ekstremitas. !ada bagian distal didapatkan pallor pu/at$ dan pulselessness denyut nadi melemah$ akibat menurunnya perusi ke jaringan tersebut. Menindak lanjuti pemeriksaan isik penting untuk mengetahui perkembangan gejala yang terjadi, antara lain nyeri pada saat istirahat atau saat bergerak dan nyeri saat bergerak ke arah tertentu, terutama saat peregangan otot pasi dapat meningkatkan ke/urigaan kita dan merupakan awal indikator klinis dari sindrom kompartemen. +yeri tersebut biasanya tidak dapat teratasi dengan pemberian analgesik termasuk morin. Kemudian bandingkan daerah yang terkena dan daerah yang tidak terkena. =%-'-9 !atalaksana 07. 'ujuan terapi adalah mengurangi deisit ungsi neurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lo/al. !enanganan sindrom kompartemen meliputi ( 0. 'erapi medikamentosa;non6operati. 00. !emilihan terapi se/ara medikamentosa digunakan apabila masih menduga suatu sindrom kompartemen, yaitu( a. Menempatkan ekstremitas yang terkena
setinggi
jantung,
untuk
mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal, eleAasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemia. b. !ada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan pembalut konstriksi dilepas. /. !ada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti ra/un dapat menghambat perkembangan sindrom kompartemen. d. Mengoreksi hipoperusi dengan /airan kristaloid dan produk darah. e. !ada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakaian manitol dapat mengurangi tekanan kompartemen. 01. 1. 'erapi pembedahan;operati. 14
02.
'erapi operati untuk sindrom kompartemen apabila tekanan
intrakompartemen lebih dari 27 mmHg, memerlukan tindakan yang /epat dan segera dilakukan as/iotomi. 'ujuannya untuk menurunkan tekanan dengan memperbaiki perusi otot. *pabila tekanannya kurang dari 27 mmHg, tungkai dapat diobserAasi dengan /ermat dan diperiksa lagi pada jam6jam berikutnya, kalau keadaan tungkai itu membaik, eAaluasi klinik yang berulang6ulang dilanjutkan hingga bahaya telah terlewati. Kalau tidak ada perbaikan, atau kalau tekanan kompartemen meningkat, asiotomi harus segera dilakukan. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perusi adalah < jam. *da dua teknik dalam as/iotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi ganda. "nsisi ganda pada tungkai bawah paling sering digunakan karena lebih aman dan lebih eekti, sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas dan resiko kerusakan arteri dan Aena peroneal. !ada tungkai bawah, asiotomi dapat berarti membuka ke empat kompartemen, kalau perlu dengan mengeksisi satu segmen ibula. Luka harus dibiarkan terbuka, kalau terdapat nekrosis otot, dapat dilakukan debridemen, kalau jaringan sehat, luka dapat di jahit tanpa regangan$, atau dilakukan pen/angkokan kulit. 05. *danya disungsi neuromuskular adalah indikasi mutlak untuk melakukan as/iotomi. Kerusakan nerAus permanen mulai setelah < jam terjadinya hipertensi %-'-
intrakompartemen.
Komplikasi
09.
'ekanan yang tidak dapat teratasi dapat mengakibatkan terjadinya
nekrosis jaringan. %ila tidak teratasi, maka dapat menimbulkan rhabdomyolis dan gagal ginjal. Sindrom kompartemen dapat mengalami komplikasi antara lain ( 0.
Kerusakan sara yang permanen.
1.
"neksi.
2.
Deormitas kosmetik akibat as/iotomi.
5.
Kehilangan anggota tubuh .
9.
Kematian.
'9%-'-; Pro0nosis
15
0=.
!rognosis pada kasus sindrom kompartemen bisa menjadi baik atau
bertambah buruk, tergantung seberapa /epat penanganan kompartemen sindrom dilaksanakan dan pada ada tidaknya komplikasi. ';-
16
'=- a,
( Pem,ahasan
!ada pasien ini ditegakkan diagnosis >losed ra/ture R. >ruris S$ R. 3emur D$ serta sindrom kompartemen R. >ruris S$. !enegakan diagnosa ini didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan isik. Dari hasil anamnesis, ditemukan bahwa pasien mengeluh kakinya tidak bisa merasakan apapun sejak 0 minggu yang lalu. !asien tidak pernah menderita keluhan seperti ini dan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. 'idak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan yang sama.
Dari hasil pemeriksaan isik, ditemukan ekstremitas kiri nampak hitam. Kulit mengelupas dari pedis hingga sedikit di atas lutut. Sensasi raba 6$. )edem B$.
'erapi yang diberikan pada pasien ini adalah (
a. %ebaskan ekstremitas dari bidai.
Mengurangi tekanan pada ekstremitas yang terkena.
b. Rawat luka. Membersihkan luka pada tungkai pasien.
/. Ren/ana amputasi ekstremitas kiri sebatas lutut.
a, 2 Kesimpulan
Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi yang mengan/am anggota tubuh dan jiwa yang dapat diamati ketika tekanan perusi di bawah jaringan yang tertutup mengalami penurunan. Saat sindrom kompartemen tidak teratasi maka tubuh akan mengalami nekrosis jaringan dan gangguan ungsi yang permanen, dan jika semakin berat dapat terjadi gagal ginjal dan kematian.
!enegakan diagnosis dilakukan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan isik yang teliti serta kontrol teratur pada luka. 'erapi meliputi medikamentosa dan pembedahan.
!ada pasien ini, ditemukan bahwa pasien menderita sindrom kompartemen R. >ruris S$, sehingga pada pasien ini dilakukan pembebasan bidai. Rawat luka untuk men/egah ineksi. Ren/ana amputasi untuk menyelamatkan ekstremitas yang tersisa.
Da+tar Pustaka *pley, * #rahm. Solomo, Louis. %uku *jar )rtopedi dan 3raktur system *pley. 8disi ketujuh. 0??9. &akarta( 4idya Medika. !aula, Ri/hard. 177?. Compartment Syndrome in mergency !edicine" Diunduh dari( http(;;emedi/ine.meds/ape./om;arti/le;:1:59
View more...
Comments