LAPORAN KASUS Impetigo Bulosa

March 7, 2017 | Author: Putri Primasari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN KASUS Impetigo Bulosa...

Description

Pembimbing : dr .M. Wahyu Riyanto Sp.KK Oleh : Agung Triyanto Assalamualaikum wr.wb.

STATUS PASIEN       

IDENTITAS : Nama pasien : An. V Jenis kelamin : Perempuan Umur : 7 tahun Alamat : Ngawi Pekerjaan : Pelajar Agama : Islam

 Keluhan Utama : bentol-bentol berisi cairan bening pada

lipatan ketiak dan terasa gatal

 RPS :  Pasien datang ke poliklinik kulit dengan keluhan bentol-bentol

berisi cairan bening pada lipatan ketiak yang terasa gatal serta bekas luka yang masih basah dari bentol-bentol yg sudah pecah disekitar leher, tangan kanan kiri serta kedua tungkai kaki. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, awalnya timbul plenting-plenting kecil berisi air lama-lama semakin besar, terasa sangat gatal, tidak nyeri, tidak panas. Bentolbentol berisi cairan bening tersebut pada leher, lengan tangan dan tungkai kaki sudah banyak yang pecah karena sering digaruk. Sehingga menimbulkan luka basah serta ada yang mengering dengan warna kuning kecoklatan. Keluhan tersebut semakin digaruk semakin menyebar. Sebelumnya keluhan belum pernah di obati.

 RPD :  riwayat sakit dengan keluhan serupa (-), riwayat alergi

makanan(-), obat-obatan (-), riwayat digigit serangga (-), riwayat cacar air(-),riwayat atopik : asma (-),rhinitis (-), riwayat batuk (+) tp sudah lama sembuh, riwayat trauma (-)  Ax Sistem : Cerebrospinal : demam(-), pusing (-), nyeri kepala (-) Cardio : nyeri dada(-), berdebar-debar (-) Respirasi : sesak nafas (-),batuk (-), pilek (-) Digesti : mual(-), nyeri perut (-), muntah (-) BAB normal Urogenital : BAK normal Ekstrimitas : dbn

 RPK: riwayat keluhan serupa (+) adik pasien mulai

tertular dengan keluhan yang sama riwayat atopik (-)  Lingkungan dan kebiasaan : Pasien mempunyai kebiasaan bermain di tanah dan pasir Kurang menjaga kebersihan diri

PEMERIKSAAN FISIK 1. Status generalis KU ; baik , kesadaran : compos mentis Kepala : mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-). Pada mulut : dbn. Leher : dbn Dada : bentuk N, ketinggalan gerak (-) Ekstrimitas : dbn  BB= 20 kg

STATUS DERMATOLOGIS-VENEREOLOGIS  Distribusi : Regioner, simetris  Ad regio : Lipatan aksila dextra sinistra, leher,

gluteal, lengan tangan dextra sinistra, manus dextra sinistra serta cruris dan pedis dextra sinistra  Lesi : Pada regio lipatan aksila dextra dan sinistra terdapat bula kendor , multipel, tersebar. Serta pada regio leher, gluteal, lengan tangan dextra sinistra, manus dextra sinistra , cruris serta pedis dextra sinistra terdapat krusta kuning kecoklatan, bentuk ireguler, dengan dasar eritem, multipel tersebar.

RESUME  Lesi : bula kendor , multipel, tersebar serta krusta kuning kecoklatan, bentuk ireguler, dengan dasar eritem, multipel tersebar.  Lokasi: Lipatan aksila dextra sinistra, leher, gluteal, lengan tangan dextra sinistra, manus dextra sinistra serta cruris dan pedis dextra sinistra

DIAGNOSIS BANDING  Impetigo bulosa-krustosa

 Pemfigoid Bulosa

Pemfigoid bulosa adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan adanya bula subepidermal yang besar dan berdinding tegang sering disertai eritema. Terdapat pada semua umur terutama pada orang tua. Predileksinya di daerah ketiak, lengan bagian fleksor dan lipat paha.

 Staphylococcus Scalded Skin Syndrome (SSSS)

SSSS adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus grup II dengan manifestasi klinik yang beraneka ragam, dari bentuk ringan dengan kelainan kulit setempat (lokal), impetigo bulosa sampai bentuk generalisata dengan tanda epidermolisis dan deskuamasi. Penyebab terjadinya lesi kulit adalah eksotoksin spesifik yang diproduksi oleh S. aureus grup II yang mengaikbatkan kerusakan superfisial pada stratum granulosum.  Pemfigus vulgaris

Pemfigus vulgaris adalah penyakit autoimun, yang ditemukan dalam bentuk bulla dan erosi pada daerah membrane mukosa dan kulit. Semua selaput lendir dengan epitel skuamosa dapat diserang, yaitu selaput lendir konjungtiva, hidung, farings, larings, esofagus, uretra, vulva dan serviks. Bulla yang timbul berdinding kendur, mudah pecah dengan meningglkan kulit terkelupas dan diikuti pembentukan krusta yang lama bertahan diatas kulit yang terkelupas tersebut.

 Ektima • Infeksi streptokokus/stafilokokus, menyerang

epidermis dan dermis,membentuk ulkus dangkal, ditutupi krusta lengket Vesikel/pustul – pecah – ulkus dangkal ditutupi krusta lengket – sembuh – jaringan parut Predileksi: tungkai bawah, bokong, paha  

DIAGNOSIS KERJA : IMPETIGO BULOSA-KRUSTOSA

PEMERIKSAAN PENUNJANG  Tidak dilakukan  Usulan pemeriksaan : 



Pemeriksaan sederhana dengan pewarnaan gram Kultur dan resisten darah bila diduga bakteremia

PENATALAKSANAAN  UMUM :  Edukasi pasien atau keluarganya tentang penyakit dan

penyebabnya  Edukasi pasien agar menjaga luka tetap bersih, rawat luka dengan rutin, kompres atau rendam dengan air hangat  Minum obat secara teratur, kontrol bila obat habis  Jaga kebersihan badan, mencegah penularan dengan tidak memakai peralatan sehari-hari bersamaan misalnya handuk,dll  Bila diantara keluarga ada yang mengalami keluhan serupa segera dibawa berobat juga

PENATALAKSANAAN  KHUSUS:   

Topikal : Salep asam fusidat 2%, dioleskan 2-3x sehari selama 7-10 hari Sistemik : Kloksasilin 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis selama 5-7 hari Antihistamin untuk mengurangi gatal : interhistin

 PROGNOSIS : Baik

IMPETIGO  Definisi :

Infeksi piogenik superfisial (antara stratum korneum dan stratum granulosum) dan mudah menular yang terdapat dipermukaan kulit.  Infeksi kulit oleh: - Bakteri Streptokokus hemolitikus B - Bakteri Stafilokokus aureus

Klasifikasi  Impetigo Bulosa  Impetigo Krustosa  Epidemiologi Impetigo bulosa  Sering terjadi pada anak-anak (usia 2-5 tahun)  Frekuensi yang sama antara pria dan wanita  Disebabkan oleh bakteri stafilokokus aureus

FAKTOR PREDISPOSISI  Kontak langsung dengan penderita  Kontak tidak langsung  Cuaca panas , lembab

GEJALA KLINIS  IMPETIGO BULOSA

 Makula eritematous 

vesikel  bula  bula hipopion  Bula mudah pecah  karena letak subkorneal skuama anular dgn bagian tengah eritema “collarette” dan cepat mengering  Tempat predileksi: Leher, ketiak, dada, punggung, tangan, lengan, kaki, selangkangan dan bokong

 IMPETIGO KRUSTOSA

 Makula eritematous  vesikel

 pustula  pecah  cairan serosa dan purulen kering  membentuk krusta tebal berwarna kekuningan spt madu “honey coloured”  jika lepas  erosi merah dan basah  Tempat predileksi: wajah tu.

Sekitar lubang hidung dan mulut

• Diagnosis: klinis, lab: mikroskopik, kultur • DD:  - Impetigo bulosa: dermatitis kontak, sengatan serangga,

luka bakar, erupsi obat bulosa, varicella, herpes simpleks  - Impetigo krustosa: Dermatitis seboroik, dermatitis

atopik, dermatofitosis, DKA, herpes simpleks, herpes zoster, skabies • Komplikasi jarang, post streptococcal glomerulonephritis • Terapi: kompres, antibiotik topikal (mupirosin 2%, asam

fusidat 2%), antibiotik sistemik (kloksasilin/dikloksasilin 25mg/kg/hr, amoksisilin-as.klavulanat 25mg/kgBB/hr, sefaleksin 40-50mg/kgBB/hr, eritromisin)

TERIMAKASIH  Wassalamualaikum wr.wb

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF