Laporan kasus hemotoraks

October 3, 2017 | Author: Nina Novia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporana mengenai kasus hemotoraks pada pasien bedah...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Paru-paru adalah organ yang terletak di bawah tulang rusuk di dalam dada yang terdiri dari banyak kantung kecil berisi udara yang disebut alveoli. Fungsi utama dari paru-paru adalah membawa oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida keluar dari darah. Pertukaran oksigen dan karbon ini terjadi dalam alveoli. Tulang rusuk membantu melindungi paru-paru ketika paru mengembang dan mengempis saat bernafas.8 Luka orthopedic dan kepala merupakan hal yang sering terjadi, terutama pada kecelakaan lalu lintas ataupun kecelakaan kerja. Luka dapat secara umum dibagi atas 2, yaitu yang disebabkan oleh karena trauma tumpul atau trauma tembus. Trauma toraks mencakup 10% kasus trauma dan dapat berhubungan dengan luka pada organ-organ yang lain. Angka mortalitas pada trauma toraks mencapai 10%, sedangkan kematian akibat trauma toraks merupakan 1/4 jumlah kematian total akibat kasus-kasus trauma.4 Hemotoraks adalah perdarahan ke dalam rongga dada antara paru dan dinding dada internal (rongga pleura). Hemotoraks diklasifikasikan menurut jumlah darah yang ada: minimal, sedang, atau besar. Hemotoraks dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau tembus pada dada. Pada cedera dada, tulang rusuk bisa mencabik jaringan paru-paru atau arteri, menyebabkan darah mengumpul di rongga pleura. Syok pada korban trauma sering terkait dengan hemotoraks besar. Hemotoraks juga mungkin berhubungan dengan paru-paru kolaps (pneumotoraks). Pada pasien hemotoraks dapat terjadi penurunan kesadaran yang disebabkan oleh terganggunya fungsi pernapasan dan selanjutnya juga dapat disebabkan oleh disfungsi kardiak.8 Penyebab paling umum dari hemotoraks adalah trauma toraks. Hal ini juga dapat terjadi pada pasien yang memiliki kelainan sebagai berikut :8 • Defek pada faktor pembekuan. • Jaringan paru mati (Pulmonary Infarction). • Kanker paru / Kanker pleural. • Pemasangan kateter vena sentral. • Operasi Thoraks atau operasi jantung. • Tuberkulosis. Kebanyakan individu mengalami penurunan suara napas yang berasal dari hemothoraks. Seorang dokter dapat mendeteksi suara redup ketika melakukan perkusi atas area yang terlibat. Pasien mungkin terlihat cemas, gelisah dan memiliki denyut jantung yang cepat.8 1.2

RUMUSAN MASALAH

Adapun terkait dengan topik laporan kasus ini. Maka, terdapat beberapa rumusan masalah yang diajukan yakni sebagai berikut :

1

1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi dari toraks? 1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan trauma toraks? 1.2.3 Apakah kelainan yang ditimbulakan dari trauma toraks? 1.2.4 Apakah yang dimaksud dengan hemotoraks? 1.2.5 Apakah saja etiologi dari hemotoraks? 1.2.6 Bagaimana patofisiologi dari hematoraks? 1.2.7 Bagaimana manifestasi klinis dari hemotoraks? 1.2.8 Apakah saja pemeriksaan dari hemaotoraks ? 1.2.9 Bagaimana penatalaksanaan secara umum pada trauma toraks serta khusunnya pada hemotoraks? 1.3

TUJUAN

Adapun sehubungan denga rumusan masalah yang ada. Berikut merupakan tujuan laporan kasus yang saya ajukan yakni sebagai berikut: 1.3.1 Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari toraks. 1.3.2 Untuk mengetahui definisi serta mekanisme dari trauma toraks 1.3.3 Untuk mengetahui kelainan yang timbul akibat trauma toraks 1.3.4 Untuk mengetahui definisi dari hemotoraks. 1.3.5 Untuk mengetahui etiologi dari hemotoraks. 1.3.6 Untuk mengetahui patofisiologi dari hemotoraks . 1.3.7 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hemotoraks 1.3.8 Untuk mengetahui jenis pemeriksaan fisik pada pasien hemotoraks. 1.3.9 Untuk mengetahui penatalaksanaan secara umum pada trauma toraks serta khususnya pada hemotoraks.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Toraks Rongga thorax dibatasi oleh iga-iga, yang bersatu di bagian belakang pada vertebra thoracalis dan di depan pada sternum. Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga memisahkan articulatio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternum. Perluasan rongga pleura di atas clavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk.16

Gambar 2.1 (a) Anterior view dinding toraks.

(b). Posterior view dari dinding

toraks

Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding anterior thorax. Musculus latissimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan musculus gelang bahu lainnya membentuk lapisan musculus posterior dinding posterior thorax. Tepi bawah musculus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika axillaris posterior. Dada berisi organ vital yaitu paru dan jantung. Pernafasan berlangsung dengan bantuan gerak dinding dada. Inspirasi terjadi karena kontraksi otot pernafasan yaitu musculus interkostalis dan diafragma, yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara akan terhisap melalui trakea dan bronkus.16 Pleura adalah membran aktif yang disertai dengan pembuluh darah dan limfatik. Disana terdapat pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoran udara dan kapiler. Pleura visceralis menutupi paru dan sifatnya sensitif, pleura ini berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum bersama ± sama dengan pleura parietalis, yang melapisi dinding dalam thorax dan diafragma. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada setiap arah dan sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru ± paru normal, hanya ruang potensial yang ada.16 Diafragma bagian muskular perifer berasal dari bagian bawah iga keenam kartilago kosta, dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung lumbokostal, bagian muskuler melengkung membentuk tendo sentral. Nervus frenikus mempersarafi

3

motorik dari interkostal bawah mempersarafi sensorik. Diafragma yang naik setinggi putting susu, turut berperan dalam ventilasi paru ± paru selama respirasi biasa / tenang sekitar 75%.16

Gambar 2.2 Skematik anatomi dinding dada.

2.2 Fisiologi Sistem Permafasan Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai penembus. Selama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot seratus, skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga.19 Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi.19 Tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi membrane alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 μm). Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir pada permukaan laut besarnya sekitar 149 mmHg. Pada waktu oksigen diinspirasi dan sampai di alveolus maka tekanan parsial ini akan mengalami penurunan sampai sekiktar 103 mmHg. Penurunan tekanan parsial ini terjadi berdasarkan fakta bahwa udara inspirasi tercampur dengan udara dalam ruangan sepi anatomik saluran udara dan dengan uap air. Perbedaan tekanan karbondioksida antara darah dan alveolus yang jauh

4

lebih rendah menyebabkan karbondioksida berdifusi Karbondioksida ini kemudian dikeluarkan ke atmosfir.19

kedalam

alveolus.

Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru-paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada beberapa penyakit misal; fibosis paru, udara dapat menebal dan difusi melambat sehingga ekuilibrium mungkin tidak lengkap, terutama sewaktu berolahraga dimana waktu kontak total berkurang. Jadi, blok difusi dapat mendukung terjadinya hipoksemia, tetapi tidak diakui sebagai faktor utama.7 Adapun fungsi dari pernapasan adalah: 1. Ventilasi: memasukkan/mengeluarkan udara melalui jalan napas ke dalam/dari paru dengan cara inspirasi dan ekspirasi tadi. Untuk melakukan fungsi ventilasi, paru-paru mempunyai beberapa komponen penting, antara lain : a. Dinding dada yang terdiri dari tulang, otot, saraf perifer. b. Parenkim paru yang terdiri dari saluran napas, alveoli, dan pembuluh darah.. c. Dua lapisan pleura, yakni pleura viseralis yang membungkus erat jaringan parenkim paru, dan pleura parietalis yang menempel erat ke dinding toraks bagian dalam. Di antara kedua lapisan pleura terdapat rongga tipis yang normalnya tidak berisi apapun. d. Beberapa reseptor yang berada di pembuluh darah arteri utama.2. Distribusi: menyebarkan/mengalirkan udara tersebut merata ke seluruh sistem jalan napas sampai alveoli 3. Difusi: oksigen dan CO2 bertukar melaluimembran semipermeabel pada dinding alveoli (pertukaran gas) 4. Perfusi: Darah arterial di kapiler-kapiler meratakan pembagian muatan oksigennya dan darah venous cukup tersedia untuk digantikan isinya dengan muatan oksigen yang cukup untuk menghidupi jaringan tubuh.7 Volume paru-paru dibagi menjadi empat macam, yakni: a. Volume tidal merupakan volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan pada setiap pernapasan normal; b. Volume cadangan merupakan volume tambahan udara yang dapat diinspirasikan di atas volume tidal normal; c. Volume cadangan ekspirasi merupakan jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi; d.Volume residual adalah volume udara yang masih tersisa di dalam paru- paru setelah melakukan ekspirasi kuat.7 Dalam menguraikan peristiwa-peristiwa pada siklus paru-paru, juga diperlukan kapasitas paru-paru yaitu: 1. Kapasitas inspirasi 2. Kapasitas residual fungsional 3. Kapasitas vital paksa 4. Kapasitas total paru-paru.7 Setiap kegagalan atau hambatan dari rantai mekanisme tersebut akan menimbulkan gangguan pada fungsi pernapasan, berarti berakibat kurangnya oksigenasi jaringan tubuh. Hal ini misalnya terdapat pada suatu trauma pada thoraks. Selain itu maka kelainan-kelainan dari dinding thoraks menyebabkan terganggunya mekanisme inspirasi/ekspirasi, kelainan-kelainan dalam rongga thoraks, terutama kelainan jaringan paru, selain menyebabkan berkurangnya elastisitas paru, juga dapat menimbulkan gangguan pada salah satu/semua fungsifungsi pernapasan tersebut.

5

2.3 Trauma Toraks Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thoraks yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari cavum thoraks yang disebabkan oleh benda tajam atau bennda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thoraks akut. Trauma thoraks atau cedera dada dapat menyebabkan kerusakan dinding dada, paru, jantung, pembuluh darah besar serta organ disekitarnya termasuk viscera (berbagai organ dalam besar di dalam rongga dada).8 Secara keseluruhan angka mortalitas trauma toraks adalah 10 %, dimana trauma toraks menyebabkan satu dari empat kematian karena trauma yang terjadi di Amerika Utara. Banyak penderita meninggal setelah sampai di rumah sakit dan banyak kematian ini seharusnya dapat dicegah dengan meningkatkan kemampuan diagnostik dan terapi. Kurang dari 10 % dari trauma tumpul toraks dan hanya ± 1530 % dari trauma tembus toraks yang membutuhkan tindakan torakotomi. Mayoritas kasus trauma thoraks dapat diatasi dengan tindakan teknik prosedur yang akan diperoleh oleh dokter yang mengikuti suatu kursus penyelamatan kasus trauma toraks.8 Trauma toraks dapat berupa trauma tumpul dinding toraks ataupun trauma tajam. Pada trauma tumpul tidak terjadi diskontinuitas dinding toraks, biasanya terjadi akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh, olahraga, crush atau blast injuries. Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks adalah kontusio paru dan hanya sekitar
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF