Laporan Kasus Gizi
April 16, 2019 | Author: CinDy Advenia Siar | Category: N/A
Short Description
laporan kasus gizi di puskesmas di kota kupang tahun 2017...
Description
LAPORAN KASUS GIZI PUSKESMAS ALAK
Oleh : Cindy Advenia Siar, S. Ked 1108012028
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN IKM-IKKOM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA PUSKESMAS SIKUMANA KUPANG 2017
LAPORAN KASUS GIZI
oleh Cindy Advenia Siar, S.Ked
SMF/Bagian IKM – IKKOM Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang Puskesmas Alak
GIZI BURUK (BAWAH GARIS MERAH)
I.
PENDAHULUAN
Gizi buruk adalah satu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar ratarata.Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori.Pengertian gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) < -3 SD.Terdapat 3 jenis gizi buruk yang sering dijumpai yaitu
kwashiorkor,
marasmus
dan
gabungan
dari
keduanya
marasmus-
kwashiorkor.(1)Pengertian kwashiorkor sendiri adalah suatu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi dan asupan
protein
yang inadekuat. Kwashiorkor dapat dibedakan dengan
marasmus yang disebabkan oleh asupan dengan kurang dalam kuantitas tetapi kualitas yang normal, sedangkan marasmik-kwashiorkor adalah gabungan dari kwashiorkor dengan marasmus yang disertai dengan oedema. (2) Menurut WHO, malnutrisi berkontribusi sebagai penyebab kematian dari sepertiga anak walaupun jarang didapati sebagai penyebab langsung. Berdasarkan Joint UNICEF – WHO – The World Bank Child Malnutrition Database mengenai masalah malnutrisi pada anak, secara global tercatat sebanyak 162 balita stunting, 99 juta balita underweight , 51 juta wasting dan 17 juta severly wasting dengan persebaran di wilayah asia dan afrika.(3) Prevalensi balita yang mengalami giziburuk di Indonesia masih tinggi, yaitu 5,4% pada tahun 2007, 4,9% pada
2
tahun 2010, dan 5,7% tahun 2013. Diantara 33 provinsi di Indonesia, 18 provinsi memiliki prevalensi gizi buruk-kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar antara 21,2% sampai dengan 33,1% dan diantaranya Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati urutan pertama. Di Provinsi NTT prevalensi gizi kurang menurun dari 20,4% (SDKI2007) menjadi 13,0% (Riskesdas 2010) dan kondisi tersebut diikuti dengan penurunan prevalensi gizi buruk 9,0% (SDKI 2007) menjadi 4,9% (Riskesdas 2010). Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk.
(4)
Balita BGM adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada garismerah atau di bawah garis merah pada KMS. Berat Badan di Bawah Garis Merah
(BGM)
bukan
menunjukkan
keadaan
gizi
buruk
tetapi
sebagai warning untuk konfirmasi dan tindak lanjutnya tetapi perlu diingat tidak berlaku pada anak dengan berat badan awalnya memang sudah dibawah garis merah. Naik-Turunya berat badan balita selalu mengikuti pita warna pada KMS. Balita BGM dapat ditemukan disuatu wilayah kerja pada waktu tertentu. (5)
II.
PRESENTASI KASUS I Identitas :
- Nama
: An. L.V
-
Jenis kelamin
: Perempuan
-
Umur
: 23 bulan
-
Alamat
: Nunbaunsabu
Anamnesis :
Pasien anak perempuan usia 23 bulan dibawa ibunya ke Posyandu balita Tetesan Kasih-3 untuk melakukan konsultasi gizi dengan petugas gizi saat
3
kunjungan posyandu balita. Tindakan ini dilakukan karena berat badan anak yang terus turun dan pada pengukuran terakhir pasien masuk kategori bawah gari merah (BGM). Pasien tidak menderita sakit apapun namun kondisi fisik tampak lesu. Menurut ibu, pasien diberi makan seperti biasa, dengan porsi yang sama seperti pada usia-usia sebelumnya.
Riwayat penyakit sekarang Pasien tidak sedang menderita penyakit apapun,
Riwayat Makan Pasien tidak mendapat ASI eksklusif karena dicampur dengan susu formula dan saat usia 6 bulan anak mendapatkan MP-ASI yaitu bubur yang dicampur dengan sayuran dan kadang berupa nasi.
Riwayat kehamilan Ibu pasien melakukan ANC secara teratur di fasilitas pelayanan kesehatan
Riwayat persalinan Pasien lahir normal dirumah dan ditolong bidan. Setelah lahir pasien tidak langsung menangis. Berat badan lahir 2600 gram.
Riwayat imunisasi Pasien sudah mendapatkan imunisasi lengkap pada pusat pelayanan kesehatan yang ada Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : Pasien tampak kurus, pasif, dan perutnya sedikit membuncit Berat badan
: 11,6 kg
Panjang badan
: 75 cm
Status gizi
:
Berdasarkan BB/U
: < -3 SD
Berdasarkan PB/U
: -3-(-2) SD Pendek
Berdasarkan BB/PB
: < -3 SD Sangat Kurus
Kepala
Gizi buruk
: bentuk kepala normal, rambut warna hitam kecoklatan, tidak mudah dicabut
4
Mata
:Mata cekung, Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/), Pupil Isokor
Hidung
: Rhinore (-/-), napas cuping hidung (-/-)
Telinga
: tidak tampak sekret dari kedua telinga.
Mulut
: dalam batas normal
Leher
: Pembesaran KGB (-/-)
Paru
: Vesikuler +/+, Ronchi -/-, Wheezing -/-
Jantung
: S1 dan S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
III.
Inspeksi
:
perut tampak buncit,
Palpasi
:
massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi
:
timpani semua regio
Auskultasi
:
BU (+) kesan normal
Ekstremitas
: CRT < 2’, akral hangat
DOKUMENTASI I
5
Gambar 4.1 Presentasi Pasien I
6
Gambar 4.2KMS Pasien I
7
IV.
PRESENTASI KASUS II Identitas :
- Nama
: An. T.A
- Jenis kelamin
: Perempuan
- Umur
: 24 bulan
- Alamat
: Bello
Anamnesis :
Pasien anak perempuan usia 24 bulan dibawa ibunya ke Posyandu untukmelakukan konsultasi gizi dengan petugas gizi di posyandu Bello. Tindakan ini dilakukan karena berat badan anak yang terus turun dan pada pengukuran terakhir pasien masuk kategori bawah gari merah (BGM). Pasien tiak menderita sakit apapun namun kondisi fisik tampak lesu. Menurut ibu, pasien diberi makan seperti biasa, dengan porsi yang sama seperti pada usia-usia sebelumnya.
Riwayat penyakit sekarang Pasien tidak sedang menderita penyakit apapun,
Riwayat Makan Pasien tidak mendapat ASI eksklusif karena ibu pasien bekerja di luar kota. Pasien sekarang minum susu formula ditambah dengan makanan seperti bubur saring.
Riwayat kehamilan Ibu pasien tidak melakukan ANC secara teratur di fasi litas pelayanan kesehatan
Riwayat persalinan Pasien lahir normal dirumah dan ditolong bidan. Setelah lahir pasien tidak langsung menangis. Berat badan lahir 2600 gram.
Riwayat imunisasi Pasien sudah mendapatkan imunisasi lengkap pada pusat pelayanan kesehatan yang ada Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : Pasien tampak kurus, pasif, dan perutnya sedikit membuncit Berat badan
: 7 kg
Panjang badan
: 61 cm
Status gizi
:
Berdasarkan BB/U : < -3 SD
Berdasarkan PB/U
Berdasarkan BB/PB : < -3 SD Sangat Kurus
Kepala
Gizi buruk
: -3-(-2) SD Pendek
: bentuk kepala normal, rambut warna hitam kecoklatan, 8
tidak mudah dicabut Mata
:Mata cekung, Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), Pupil Isokor
Hidung
: Rhinore (-/-), napas cuping hidung (-/-)
Telinga
: tidak tampak sekret dari kedua telinga.
Mulut
: dalam batas normal
Leher
: Pembesaran KGB (-/-)
Paru
: Vesikuler +/+, Ronchi -/-, Wheezing -/-
Jantung
: S1 dan S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi
: perut tampak buncit,
Palpasi
: massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi
: timpani semua regio
Auskultasi
: BU (+) kesan normal
Ekstremitas
: CRT < 2’, akral h angat
9
V.
DOKUMENTASI II
Gambar 4.3 Presentasi Pasien II
Gambar 4.4KMS Pasien II DAFTAR PUSTAKA
1.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: 10
Kompas Media Nusantara; 2009. 2.
WHO. MANAGEMENT OF SEVERE MALNUTRITION : A MANUAL FOR
PHYSICIANS AND OTHER SENIOR HEALTH WORKERS. Geneva; 1999. 3.
WHO, UNICEF, World Bank. Joint UNICEF – WHO – The World Bank Child Malnutrition Database : Estimates for 2012 and Launch of Interactive Data
Dashboards. 2013;2 – 4. 4.
A DN. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk Pada Balita yang Dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang. Universitas Diponegoro; 2012.
5.
Sari Y. Apakah Berat Badan Balita BGM-KMS adalah Gizi Buruk? [Internet]. Pemda Cilacap.
2011
[cited
2016
September
18].
Available
from:
http://posyandu.org/posyandu/posyandu-balita/data-perkembangan/152-apakah-berat badan-balita-bgm-kms-adalah-gizi-buruk.html 6.
Hasaroh Y. Perubahan Berat Badan Anak Balita Gizi Buruk Yang Di Rawat DI RSUP. H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara; 2010.
11
View more...
Comments