Laporan Kasus Gemelli
February 22, 2018 | Author: Andreas Tedi Karo-Karo | Category: N/A
Short Description
gemeli...
Description
SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi
Tutorial Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
GEMELLI
Disusun Oleh: Andreas Tedi S. K.K Foresta Dipo Nugraha
Pembimbing: dr. Marihot Pasaribu, Sp.OG
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Mulawarman 2015
BAB I PENDAHULUAN Gemelli adalah kehamilan dengan dua atau lebih janin. Kehamilan ganda bisa dihasilkan dari dua ovum yang dibuahi dua sperma (dizigot) atau hanya dari satu ovum yang dibuahi satu sperma (monozigot). Pada kehamilan kembar monozigot karena berasal dari satu sperma dan satu ovum, maka jenis kelamin dari janin biasanya juga sama. Dan pada kehamilan kembar dizigot, karena berasal dari pembuahan dua ovum oleh dua sperma maka jenis kelamin bisa sama atau berbeda tergantung dari kromosom yang dikandung oleh masing-masing sperma. Diagnosis gemelli dapat ditegakkan dari : riwayat dan pemeriksaan fisik, yaitu riwayat keluarga dengan kehamilan kembar, atau pemakaian obat-obatan pemacu ovulasi; pemeriksaan fisik (usia kehamilan tidak sesuai dengan besar uterus, palpasi bagian-bagian janin, detak jantung janin), pemeriksaan ultrasonografi dimana akan terlihat kantung janin lebih dari satu,pemeriksaan radiologi akan terlihat lebih dari satu janin, pemeriksaan tes biokimia akan didapatkan jumlah HCG di plasma dan urine lebih tinggi daripada jumlah pada kehamilan tunggal.1
BAB II
LAPORAN KASUS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di ruang VK Mawar RSUD A.W. Sjahranie Samarinda pada tanggal 11 Mei 2015, pukul 17.50 WITA, diperoleh data sebagai berikut: 2.1 Identitas Identitas Pasien Nama
: Ny. E
Umur
: 38 tahun
Pendidikan Terakhir
: SMEA
Pekerjaan
: Pedagang
Suku
: Padang
Alamat
: Jl. P. Antasari
Identitas Suami Pasien Nama
: Tn. R
Umur
: 35 tahun
Pendidikan Terakhir
: SMEA
Pekerjaan
: Pedagang
Suku
: Banjar
Alamat
: Jl. P. Antasari
2.2 Anamnesis 2.2
Keluhan Utama
:
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri pada daerah pusat sampai ke bawah . Pasien mengeluh nyeri pada daerah pusat yang menjalar sapai perut bagian bawah sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri pada perut dirasakan terus menerus dan disertai rasa pusing di kepala. Pasien juga tidak
mengeluhkan adanya sensasi kencang pada perut dan adanya keluar lendir darah. Riwayat Penyakit Dahulu
:
-Riwayat Diabetes Mellitus (-), Riwayat penyakit jantung (-), Riwayat Asthma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
:
-
Riwayat Menstruasi : -
Menarche usia 12 tahun
-
Siklus teratur setiap 28 hari
-
Lama haid 3 hari, dalam sehari mengganti pembaluit 2-3 kali, jika haid terkadang pasien merasakan nyeri.
-
Hari Pertama Haid Terakhir : 15 Agustus 2014
-
Taksiran Persalinan : 22 Mei 2015
Riwayat Perkawinan: -
Perkawinan yang kedua, lama menikah 3 tahun
Riwayat Kehamilan , Persalinan dan Nifas Tahun
Tempat
Partus
Partus
1
1999
Dirumah
1
2015
No
Umur kehamila n Aterm
Jenis Persalinan Pervagina m
Keadaan
Persalina
Kelamin
Anak
n
Anak/ BB Laki-
Sekarang
Bidan
laki/2300
Sehat
gr
Pasien belum pernah menggunakan kontrasepsi
Pemeriksaan fisik:
Jenis
Hamil Ini
Kontrasepsi:
B
Penolong
1. Berat badan 101 kg, tinggi badan 150 cm 2. Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
3. Kesadaran
: Composmentis, GCS : E4V5M6
4. Tanda vital: Tekanan darah
: 120/90 mmHg
Frekuensi nadi
: 80 x/menit, kuat angkat, reguler
Frekuensi napas
: 22x/menit, reguler
Suhu
: 36°C
5. Status generalis: Kepala
: normochepali
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)
Telinga/hidung/tenggorokan : tidak ditemukan kelainan Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorax:
Jantung
: S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-) Abdomen
: hepar: pembesaran (-), limpa: pembesaran (-), nyeri tekan abdomen kuadran kanan bawah (+)
Ekstremitas
: Atas : akral hangat Bawah: akral hangat edema tungkai (+/+), varices (-/-)
Pemeriksaan Obstetri Tinggi Fundus Uteri
: 42 cm
Leopold I
:Teraba bagian lunak, tidak melenting
Leopold II
:Teraba bagian keras membulat pada sisi kiri, teraba bagian keras membulat pada sisi abdomen bag bawah kanan
Leopold III
: Teraba bagian keras, melenting pada sisi abdomen bag. Bawah kanan
Leopold IV C.
Pemeriksaan Penunjang :
: konvergen, belum masuk PAP
1.
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal
11 Mei 2015
Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan Darah Lengkap Hb
10.9 gr/dl
Hct
31.1 %
WBC 5.700/mm3 PLT 144.000 / mm3 BT
2’
CT
8’
Pemeriksaan Urin Lengkap Berat Jenis
1,015
Leukosit
3
Eritrosit
0-2
Hemoglobin
+
Warna
Kuning
Kejernihan
keruh
pH
7,0
Protein
-
Glukosa
-
Sel Epitel
+2
Bakteri Pemeriksaan Serologi
2.
HBs Ag
Negatif
Anti HBs
Negatif
Anti HCV
Negatif
Ab HIV
Non Reaktif
Ultrasonografi tanggal 25 maret 2015 : 1. Kehamillan gemelli a. Janin I: letak kepala di abdomen tengah, usia ±30-31 minggu, TBJ:1664 gr b. Janin II: letak kepala di abdomen tengah usia ±30-31 minggu, TBJ: 1738 gr
D.
Diagnosis Diagnosis Kerja Sementara
E.
:
G2P1A0 gr 38-39 mgg + gemelli
Penatalaksanaan -
Rencana Operasi Sectio Sesaria di OK Obs. TTV, DJJ, HIS KIE MOW
Persiapan Sebelum Operasi 1. 2.
Informed concent Menjelaskan pada klien tentang penyakit yang diderita 3. Menerangkan kepada pasien tentang tindakan operasi yang dilakukan : garis besar prosedur tindakan, tujuan dan manfaat tindakan Pasien dipuasakan Cek darah, dan darah harus tersedia dan sudah dilakukan
4. 5.
crossmatching.
Laporan Operarsi tanggal 12 Mei 2015
Nama Ahli Bedah
Bangsal : VK Mawar Nama : Ny. E.W. : dr., Sp. OG
Nomor : 82.29.11.15 Umur : 33 tahun Pembedahan Besar
Nama Anestesi
: dr., Sp. AN
(Emergency)
LAPORAN OPERASI
Jenis Anestesi :
Nama Operasi
Diagnosa Pre Operatif
Spinal Anastesi Diagnosa Post Operatif
Sectio Sesaria +
G2P1A0 gr 38-39 mgg +
P3A0 + MOW
Pemasangan IUD
gemelli
Tanggal : 12 /05/2015
Jam Mulai : 10.00
1. 2.
Jam Selesai : 10.30 Siapkan informed concent Pasien disiapkan diatas meja operasi dalam posisi supine , lalu dilakukan tidakan
spinal 3. Dilakukan desinfeksi pada dinding abdomen , selanjutnya lapangan operasi dipersempit dengan menggunakan duk steril. 4. Dibuat insisi tranversal pada abdomen dimulai dari atas simfisis sampai ke bawah umbilikus, lapis demi lapis dinding abdomen Peritoneum dibuka dan tampak uterus, lalu pada uterus dilakukan insisi segmen
5.
bawah rahim 6. Bayi I dikeluarkan dari rahim, 7. Bayi II dikeluarkan dari rahim serta plasenta 8. Dilakukan suction 9. Melakukan MOW (Tubektomi) 10. Penjahitan pada dinding uterus yang di insisi 11. Dilakukan kontral perdarahan 12. Menjahit lapisan abdomen lapis demi lapis - Peritoneum menggunakan cat gut plain No 2.0 - Fasi tranversalis dijahit menggunakan vicryl No 1.0 - Lemak menggunakan cat gut plain No. 2.0 - Subkutis menggunakan cat gut plain No. 3.5 11.Permukaaan abdomen dibersihkan dengan Nacl 0,9 % 12. Menutup luka dengan kassa steril dan diplester menggunakan leukomed 13. Operasi selesai Terapi Post Operatif 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
IVFD D5% : RL = 2 : 2 30 tpm Cefotaxim 3 x 1 gr IV (ST) Inf. Metronidazole 3 x 500 mg Inj Vit. C 1 x 1 amp Inf oxytocin 3 x 1 amp Bila peristaltic (+) minum mobilisasi Cek Hb 6 jam post operasi Obs. TTV/ perdarahan
9. Istirahat baring
Follow Up Tanggal
Follow up
11/05/2015
Menerima pasien baru dari Poliklinik Kandungan
10.00
dan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Rencana tindakan dan Penatalaksanaan - Obs. TTV, HIS, DJJ - Pro SC - KIE MOW
Frekuensi nadi : 80 x/menit, kuat angkat, reguler Frekuensi napas: 22x/menit, reguler Suhu: 36°C TFU: 42 cm, HIS (-) DJJ: 145 x/mnt, 132 x/mnt 10.00
Diagnosa : G2P1A0 gr 38-39 mgg + gemelli Lapor dr. SpOG
11/ 05/2015 14.30
Tekanan darah : 180/110 mmHg Frekuensi nadi : 82 x/menit, kuat angkat, reguler
12/05/2015
Frekuensi napas: 18x/menit, reguler
Anestesi ACC (+)
Suhu: 36°C
Keluarga dan Pasien
TFU: 42 cm, HIS (-)
setuju MOW
DJJ: 154 x/mnt (pu-ka), 144 x/mnt(pu-ki)
Co. Jantung:
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nifedipine 3 x 10 mg Nifedipine 3 x 10 mg
Frekuensi nadi : 80 x/menit, kuat angkat, reguler
Observasi
Frekuensi napas: 18x/menit, reguler Suhu: 36°C TFU: 42 cm, HIS (-) DJJ: 136 x/mnt (pu-ka), 132 x/mnt(pu-ki) 12/05/2015
S: (-) Tekanan darah : 120/70 mmHg
10.30
Frekuensi nadi : 80 x/menit, kuat angkat, reguler
dr. Sp.OG melakukan 1.
Dilakukan operasi Sectio Sesaria
Frekuensi napas: 18x/menit, reguler Suhu: 36°C
2.
MOW (Tubektomi)
TFU: 42 cm, HIS (-) DJJ: 136 x/mnt (pu-ka), 132 x/mnt(pu-ki) 12/05/2015
Keluhan : Nyeri bekas operasi,
16.00
Tanda Vital :
- IVFD D5% : RL = 2 : 2
TD 100/60 mmHg, N : 88x /i kuat angkat, regular,
30 tpm - Cefotaxim 3 x 1 gr IV
RR 18 x/i , T: 36oC
Konjungtiva anemis (-/-) Abdomen : nyeri (-) BU (+) N Buang air kecil : tidak ada keluhan Buang air besar : tidak ada keluhan
Diagnosa : P3A0 post SC hr-0 a/I gemelli
Terapi Post Operatif
(ST) - Inf. Metronidazole 3 x 500 mg - Inj Vit. C 1 x 1 amp - Inf oxytocin 3 x 1 amp - Bila peristaltic (+) minum mobilisasi - Cek Hb 6 jam post operasi - Obs. TTV/ perdarahan - Istirahat baring
13 /05/2015
Keluhan : Nyeri bekas operasi,
IVFD D5% : RL = 2 :
Tanda Vital :
2 30 tpm Cefotaxim 3 x 1 gr IV
TD 100/60 mmHg, N : 88x /i kuat angkat, regular, RR 18 x/i , T: 36oC
Konjungtiva anemis (-/-) Abdomen : nyeri (-) BU (+) N Buang air kecil : tidak ada keluhan Buang air besar : tidak ada keluhan
Diagnosa : P3A0 post SC hr-1 a/I gemelli
(ST) Inf. Metronidazole 3 x 500 mg Inj Vit. C 1 x 1 amp Inf oxytocin 3 x 1 amp Bila peristaltic (+) minum mobilisasi Cek Hb 6 jam post operasi Obs. TTV/ perdarahan Istirahat baring
BAB III TINJUAN PUSTAKA KEHAMILAN GEMELLI Definisi 1 Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin),
triplet
(3
janin),
kuadruplet
(4
janin),
Quintiplet
(5
janin)
dan
seterusnya dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin. Epidemiologi 1 Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan tunggal
adalah
1:89,
untuk
triplet
1:892,
untuk
kuadruplet
1:893,
dan
seterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan. Factor resiko kehamilan gemelli: -
Usia ibu yang semakin tua
-
Factor keturunan
-
Obat yang menginduksi ovulasi: Profertil, Clomid dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
-
Paritas
Etiologi dan klasifikasi 1 1. Kembar Monozigotik
Kembar
monozigotik
atau
identik,
muncul
dari
suatu
ovum
tunggal
yang
dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut: -
Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal
-
yang menyatu. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah, dengan chorion bersama,
-
dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik, monochorionik Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion terbentuk,maka
-
pembelahan
akan
menimbulkan
dua
embrio
dengan
telah
kantong
amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik. Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.
2. Kembar Dizigot Dizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.1,3
Patofisiologi 1, 2 Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi
dan
seringkali
terjadi
putus
prematurus.
Lama
kehamilan
kembar
dua
rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata kehamilan
kembar
±
2500gram,
triplet
1800gram,
kuadriplet
1400gram.
Penentuan
zigositas
janin
dapat
ditentukan
dengan
melihat
plasenta
dan
selaput
ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan
korion
maka
bayi
tesebut
adalah
monozigotik.
Bila
selaput
amnion
dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.1,2
Pada berbeda.
kehamilan
Kembar
kembar
dempet
atau
dizigotik kembar
hampir
siam
selalu
terjadi
bila
berjenis
hambatan
kelamin pembelahan
setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk. Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang dikarateristikan kehamilan- kehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml lebih besar vagina
pada
kehamilan
adalah
935
kembar,
ml,
atau
dan
rata-rata
hampir
500
kehilangan ml
lebih
darah banyak
dengan
persalinan
dibanding
dengan
persalinan dari janin tunggal.1
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih sedikit pada
kehamilan-kehamilan
menimbulkan” kehamilan
kembar
Sebagaimana meningkat stroke
anemia dua
kembar fisiologis” rata-rata
diperbandingkan sebagai
volume.
meningkatkan
akibat Ukuran
perubahan
dua
dibanding
yang sebesar
dengan
dari
pada
lebih 10
nyata.
g/dl
dari
kehamilan
peningkatan
kehamilan
denyut
Kadar 20
jantung
yang
lebih
besar
anatomis
yang
terjadi
selama
yang
haemoglobin
minggu
tunggal,
uterus
tunggal, ke
depan.
cardiac serta
dengan kehamilan.
output
peningkatan
janin
banyak
Uterus
dan
isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.1
Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan
berat
dari
uterus
yang
sangat
besar
dapat
menghalangi
keberadaan
wanita
untuk lebih sekedar duduk.1, 2
Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal maternal sebagai
dapat akibat
maternal
mengalami dari
dengan
uropati
segera
komplikasi obstruktif.
kembali
ke
yang
Kadar
berat,
amniosintesis
terapeutik
perbaikan
bagi
ibu
diharapkan
dan
kreatinin
normal
hidramnion
serius, setelah
dapat
besar plasma
serta
persalinan.
dilakukan
untuk
kemungkinannya urin
output
Dalam
kasus
untuk
memberikan
memungkinkan
kehamilan
dilanjutkan.1
Berbagai
macam
komplikasi-komplikasi
stress
maternal
kehamilan yang
serius
serta
hampir
besar pada kehamilan kembar.
Gejala klinis 1 Gejala klinik kehamilan gemelli adalah 1. Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat. 2. Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan. 3. Kenaikan berat badan ibu berlebihan. 4. Polihidramnion.
kemungkinan-kemungkinan tanpa
kecuali
akan
dari lebih
5. Riwayat ART (Assisted Reproductive Technology) 6. Kenaikan MSAFP (maternal serum alpha feto protein) 7. Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin. 8. Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.
Diagnosis 1 Untuk
menegakkan
diagnosis,
perlu
dilakukan
pemeriksaan
dengan
berhubungan
dengan dugaan kehamilan ganda, yaitu : a. Anamnesis Anamnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah riwayat adanya keturunan kembar dalam keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas, adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan anak yang terlalu ramai dan adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang tidak disebabkan obesitas atau edema. b. Gejala klinik Adanya cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 % jika berat badan satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut; besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua
balotemen,
serta
terdengar
2
DJJ
dengan
perbedaan
10
atau
lebih.
c. Pemeriksaan USG Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah setelah kehamilan 6-8 minggu dapat menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang terlihat.1, 6
d. Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk mendiagnosa kehamilan ganda karena cahaya penyinaran. Diagnosis pasti kehamilan kembar ditentukan dengan teraba dua kepala, dua bokong, terdengar dua denyut jantung janin, dan dari pemeriksaan ultrasonografi.
Diagnosis diferensial:4 -
Kehamilan tunggal dengan janin besar
-
Hidramnion
-
Molahidatidosa
-
Kehamilan dengan tumor
Komplikasi Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar dibandingkan kehamilan
tunggal.
tinggi,
dengan
Resiko
terjadinya
trisemester
kembar
pertama
terjadi.1
1. Ibu a. Anemia
Angka
kematian
monozigotik
abortus
pada
kehamilan
perinatal 2,5
salah
reabsorbsi
kali satu satu
pada angka
fetus janin
kehamilan kematian
atau atau
kembar kembar
keduanya keduanya
cukup
dizigotik.
tinggi.
Pada
kemungkinan
b. Hipertensi c. Partus premeturus d. Atonia uteri e. Perdarahan pasca persalinan
2. Bayi a. Hidramnion b. Malpresentasi c. Plasenta previa, solusio plasenta e. Ketuban pecah dini f. Prolapsus funikuli g. Pertumbuhan janin terhambat\ h. Kelainan bawaan i. Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat
Anemia sering ditemukan pada kehamilan kembar oleh karena kebutuhan nutrisi yang tinggi
serta
peningkatan
peningkatan sel
keadaan
ini
tokolitik
yang
darah
merah
berhubungan lebih
volume
plasma
yang
mengakibatkan
kadar
dengan
tinggi
kejadian
dibandingkan
edema
tidak
sebanding
hemoblobin pulmonum
kehamilan
kembar.
dengan
menjadi pada Angka
turun,
pemberian kejadian
persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu ) pada kehamilan kembar 43,6 % dibandingkan dengan kehamilan tunggal sebesar 5,6 %.1,3,4
Frekuensi eklamsia solutio
terjadinya
meningkat plasenta
sehingga
plasenta
terjadi,
pusat.
(Benirschke, janin
pada mudah
penyebab
yang
Bahaya
pada
satu
umum
yang
kehamilan,
Pendarahan
plasenta
Kematian
kematian
koagulopati
diperberat
kembar.
permukaan
terlepas.
1983).
adanya
yang
kehamilan
disebabkan
dapat satu
hipertensi
konsumtif
antepartum kehamilan
janin
pada
adalah
perlu
preklamsia
saling
yang
karena
kembar
kehamilan
jelek kembar
membelitnya
dipertimbangkan
berat
oleh
pada
dapat
dan
tali
kematian
mengakibatkan
terjadinya disseminated intravascular coagulopathy.3
Kelainan kongenital mayor pada kehamilan kembar meningkat sesuai dengan jumlah
kembarnya.
Pada
kembar
triplet,
angka
kelainan
kongenital
mayor
lebih
tinggi dibandingkan kembar dua. Kelainan jantung pada kembar monozigotik 1: 100 kasus. Perdarahan
postpartum
overdistension
uterus,
dalam
tendesi
persalinan
terjadinya
atonia
kembar uterus
disebabkan
dan
berasal
oleh
dari
insersi
plasenta.
Beberapa keadaan yang menyertai kehamilan kembar meliputi: 1,2,3 1. Aborsi Aborsi Kembar
spontan dua
lebih
monochorial
besar jauh
kemungkinannya lebih
banyak
terjadi
pada
dibanding
kehamilan
kembar
kembar.
dichorial,
yang
mengimplikasikan monozygot sebagai faktor resiko untuk abortus spontan. 2. Berat Badan Lahir Rendah Kehamilan janin kembar lebih besar kemungkinannya dikarakterisasikan dengan berat
badan
lahir
rendah
dibandingkan
dengan
kehamilan
tunggal,
paling
sering
disebabkan oleh karena pertumbuhan janin yang terbatas serta persalinan preterm. Secara
umum,
semakin
besar
jumlah
janin,
keterbatasan
pertumbuhan.
Beberapa
peneliti
pertumbuhan
janin
kehamilan
berganda
bahwa
dalam
pertumbuhan
abnormal
hanya
semakin
telah
dapat
besar
membuat
derajat
sanggahan
berbeda
dari
yang
didiagnosa
pada
saat
dari bahwa
tunggal, ukuran
dan janin
kurang dari diharapkan untuk kehamilan berganda. Dalam
kehamilan
ditimbulakan
dari
dizygotik,
plasentasi
perbedaan
yang
tidak
ukuran sama,
yang
dengan
menyolok satu
biasanya
tempat
plasenta
menerima suplai darah yang lebih baik dibandingkan yang lainnya, namun dapat juga
merefleksikan
trisemester plasenta
semakin
serta
disebabkan dalam
III,
besar
insufisiensi
oleh
kembar
potensial-potensial
karena dua
pertumbuhan
massa
plasenta
abnormalitas
monozygot
janin
genetik semakin
Perbedaan
umbilicus.
Derajat lebih
berbeda.
bertambahnya
relatif.
kemungkinannya
yang
ukuran pembatasan
besar
Dalam maturasi
dapat
juga
pertumbuhan
dibandingkan
pada
pasangan dizygotik.
3. Durasi Kehamilan. Pada saat jumlah dari janin meningkat, durasi dari kehamilan menurun. Kira-kira separuh dari kembar dilahirkan pada 36 minggu atau kurang dan persalinan sebelum
genap
bulan
merupakan
alasan
utama
untuk
peningkatan
resiko
morbiditas dan mortalitas neonatal pada kembar. Pembatasan pertumbuhan serta morbiditas
yang
berhubungan,
meningkat
secara
bermakna
pada
kembar
yang
dilahirkan antara minggu ke 39 dan 41 dibandingkan dengan persalinan pada 38 minggu atau kurang. Kehamilan kembar dua 40 minggu atau lebih harus dianggap posterm. Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa bayi-bayi kembar dua lahir mati yang dilahirkan saat 40 minggu atau lebih memiliki gambaran-gambaran yang sama dengan bayi tunggal postmatur.
Penatalaksanaan Kehamilan Kembar Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas perinatal pada kehamilan kembar, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya komplikasi seawal mungkin.
Diagnosis
perencanaan
dini
pengelolaan
kehamilan
kembar
harus
kehamilan.
Mulai
umur
dapat
ditegakkan
kehamilan
24
sebagai minggu
pemeriksaan antenatal dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah usia kehamilan 36 minggu
pemeriksaan
banyak
karena
hal
dilakukan itu
tiap
menyebabkan
minggu. aliran
Istirahat darah
baring
keplasenta
dianjurkan
lebih
meningkat
agar
pertumbuhan janin baik.
Kebutuhan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam lemak esential harus cukup oleh karena kebutuhan yang meningkat pada kehamilan kembar. Kebutuhan kalori harus ditingkatkan sebesar 300 kalori perhari. Pemberian 60 sampai 100 mg zat besi perhari, dan 1 mg asam folat diberikan untuk menambah zat gizi lain yang telah
diberikan.
Pemeriksaan
ultrasonografi
dilakukan
untuk
mengetahui
adanya
diskordansi pada kedua janin pengukuran lingkar perut merupakan indikator yang sensitif dalam menentukan diskordansi.
Pada kehamilan kembar terjadi peningkatan risiko persalinan preterm, sehingga dilakukan pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru berupa betamethsone 12 mg/hari , untuk 2 hari saja. Bila tak ada betamethasone dapat diberikan dexamethasone serta pemberian tokolitik.
Percepatan Pematangan Fungsi Paru -
Berdasarkan observasi sebelumnya bahwa kortikosteroid yang diberikan kepada domba betina dapat mempercepat pematangan paru janin preterm, Liggins dan Howie (1972) melakukan studi acak untuk mengevaluasi efek betametason yang
diberikan pada ibu (12 mg secara intramuskular dalam dua dosis, selang 24 jam) untuk mencegah gawat nafas pada bayi preterm yang kemudian dilahirkan. Bayibayi yang dilahirkan sebelum minggu ke-34 mengalami penurunan signifikan insiden gawat nafas dan kematian neonatal akibat penyakit membran hialin bila kelahirannya
ditunda
sekurang-kurangnya
24
jam
setelah
selesai
pemberian
betametason 24 jam kepada ibu sampai 7 hari setelah selesai terapi steroid. -
Glack
(1979)
menekankan
bahwa
produksi
surfaktan
kemungkinan
dipercepat
jauh sebelum aterm pada kehamilan yang dipersulit oleh sejumlah kondisi dan stress pada ibu atau janin. Seperti penyakit ginjal kronis, kardiovaskuler kronis, hipertensi plasenta,
kehamilan,
kecanduan
korioamnionitis,
atau
heroin, ketuban
pertumbuhan pecah
janin
preterm.
terhambat,
Pandangan
ini
infark dianut
secara luas meskipun data terbaru menyangkal hubungan ini.6 -
Owen
dak
(1990)
menyimpulkan
bahwa
suatu
kehamilan
yang
mengalami
“stress” (terutama hipertensi pada kehamilan) tak banyak memberi keuntungan terhadap
ketahanan
hidup
janin.
Demikian
pula
Hallal
dan
Bottoms
(1993)
mengkaji 1395 kehamilan yang dilahirkan pada usia gestasi antara 24 dan 35 minggu serta menemukan bahwa ketuban pecah dini tidak berkaitan dengan pematangan paru yang lebih cepat. -
Kortikosteroid mempercepat produksi surfaktan dari pneumosit dan mengurangi insiden
kematian
neonatus,
perdarahan
intraserebral,
dan
enterokolitis.
Dosis
betametason yang dianjurkan adalah 12.0 mg intramuskular, diulang dalam 24 jam.7 Deksametason diberikan dalam dosis 5 mg dengan interval 6 jam hingga tercapai dosis total 20 mg. Pemberian kortikosteroid harus dimulai 24-48 jam sebelum persalinan.8 Kortikosteroid diberikan untuk menginduksi pematangan paru janin pada
kehamilan
24
sampai
34
minggu
jika
tidak
ditemukan
tanda-tanda
infeksi. Pemberian kortikosteriod pada kehamilan kurang dari 23 minggu masih kontroversi. Pemberian kortikosteroid pada kehamilan kurang dari 23 minggu tidak berguna untuk memperbaiki keadaan pernafasan karena pada janin kurang dari 23 minggu belum terbentuk sel pneumosit yang memproduksi surfaktan.
-
Penelitian-penelitian
yang
dimulai
tahun
1970an,
yang
menindaklanjuti
perkembangan anak-anak yang diberi terapi antenatal kortikosteroid sampai umur 12 tahun tidak memperlihatkan efek buruk dibidang perkembangan saraf jangka panjang. Hal ini diukur berdasarkan adanya gangguan belajar, perilaku, dan motorik
atau
sensorik
(National
Institute
of
Health
Consensus
Development
Panel, 1995). Namun terdapat efek jangka pendek pada ibu, antara lain edema paru, infeksi dan pengendalian glukosa yang lebih sulit pada ibu diabetik. Tidak dilaporkan adanya efek jangka panjang pada ibu. -
Kortikosteroid juga
tidak
merangsang
melaporkan
bahwa
hanya
mempengaruhi
persalinan.
Jenssen
kortikosteroid
dan
dapat
pematangan Wright
paru
(1977),
menginduksi
saja, Mati
persalinan
melainkan dkk
pada
(1973) manusia
lebih dari 20 tahun yang lalu. Selain itu, Elliot dan Radin (1995) mengkonfirmasi bahwa kortikosteroid menginduksi kontraksi uterus dan persalinan preterm pada manusia. -
Esplin dkk (2000) membandingkan perkembangan mental dan psikomotor pada 429 bayi dengan berat lahir rendah yang terpajan dua kali atau lebih pemberian kortikosteroid antenatal dengan bayi yang terpajan satu kali pemberian atau tidak mendapatkan pajanan sama sekali. Mereka tidak menemukan adanya manfaat pada dosis berulang. Pajanan terhadap pemberian kortikosteroid berulang secara independen
dan
signifikan
diikuti
dengan
perkembangan
psikomotor
yang
abnormal. -
Vermillion dkk (2000) dalam sebuah analisis terhadap 453 bayi, menetapkan bahwa sepsis neonatorum awitan dini, korioamnionitis dan kematian neonatal secara
signifikan
berhubungan
dengan
pemberian
betametason
dosis
multipel
pada ibu. Thorp (2000) dan Guinn (2001) dkk melakukan percobaan prospektif besar dan tidak menemukan manfaat pada pemberian steroid berulang. Dilaporkan terdapat penurunan lingkar kepala yang signifikan pada bayi-bayi yang terpajan steroid.
Tokolitik 1, 2, 3
Tokolitik
berguna
serviks.
Pada
observasi
untuk
mengurangi
pemberian
dan
tirah
tokolitik,
baring.
kontraksi
pasien
uterus
harus
Pemberian
dan
dirawat
tokolitik
menahan
di
yang
rumah
pembukaan sakit
dianjurkan
untuk
meliputi5:
a Nifedipine 10 mg, diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6 jam. Umumnya hanya diperlukan 20 mg, dan dosis perawatan 3 x 10mg. b. B-mimetik : terbutalin atau salbutamol.
Penanganan Persalinan Persiapan postpartum
harus
diperlakukan dilakukan pertama
perawatan
lahir,
ditentukan
tersedia
seperti
untuk
bayi
dalam
biasa
bila
mengurangi presentasi
dengan
prematur
janin
pemeriksaan
keadaan
pertolongan
janin
trauma
dan
letak
pada
dan
bimanual.
persalinan
memanjang.
kepala
kedua,
kemungkinan
janin
taksiran
Biasanya
kembar.
Episiotomi prematur.
berat
dalam
perdarahan
janin
10
Kala
I
mediolateral Setelah
janin
harus
segera
sampai
15
menit
his akan kuat lagi, bila his tidak timbul dalam 10 menit diberikan 10 unit oksitosin yang
diencerkan
janin
kedua
ketuban
dalam
letak
dengan
infus
untuk
memanjang,
mengalirkan
menstimulasi
tindakan
ketuban
aktifitas
selanjutnya
secara
miometrium.
adalah
perlahan-lahan.
melakukan Penderita
Apabila pecah
dianjurkan
mengejan atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus agar bagian bawah janin masuk dalam panggul, dan pimpinan persalinan kedua seperti biasa.1
Apabila janin kedua letak lintang dengan denyut jantung janin dalam keadaan baik, tindakan versi luar intrapartum merupakan pilihan. Setelah bagian presentasi terfiksasi
pada
pintu
atas
panggul,
selaput
ketuban
dipecah
selanjutnya
dipimpin
seperti biasanya. Bila janin kedua letak lintang atau terjadi prolap tali pusat dan terjadi
solusio
plasenta
tindakan
obsterik
harus
segera
dilakukan,
yaitu
dengan
dilakukan versi ekstraksi pada letak lintang dan ekstraksi vakum atau forseps padaletak kepala.1
Seksiosesarea dilakukan bila janin pertama letak lintang, terjadi prolap tali pusat, plasenta previa pada kehamilan kembar atau janin pertama presentasi bokong dan janin
kedua
presentasi
persalinannya. profilaksis
kepala,
Sebaiknya untuk
dikhawatirkan
pada
pertolongan
mengantisipasi
terjadi
interloking
persalinan
kemungkinan
dalam
kembar
terjadinya
perjalanan
dipasang
infus
perdarahan
post
partumnya. Pada kala empat diberikan sintikan 10 unit sintosinon ditambah 0,2 mg methergin intravena.1
Kemungkinan
lain
pada
persalinan
kembar
dengan
usia
kehamilan
preterm
dengan janin pertama presentasi bokong adalah terjadinya aftercoming head oleh karena pada janin prematur lingkar kepala jauh lebih besar dibandingkan lingkar dada, disamping itu ukuran janin kecil sehingga ektremitas dan tubuh janin dapat dilahirkan sering
pada
terjadi
dilatasi pada
servik
yang
persalinan
belum
preterm.
lengkap,
Apabila
prolapsus
tali
pusat
kemungkinan-kemungkinan
juga ini
dapat diprediksikan, tindakan seksiosesarea adalah tindakan yang bijaksana.
Prinsip penanganan kehamilan ganda 1,2 Bayi I • Cek persentasi 1. Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan presentasi normal dan lakukan monitoring dengan partograf 2. Bila
persentasi
presentasi bokong
bokong,
lakukan
pertolongan
sama
dengan
bayi
tunggal
3. Bila letak lintang lakukan seksio sesaria. • Monitoring janin dengan auskurtasi berkala DJJ • Pada kala II beri oksitosis 2,5 IU dalam 500 ml dekstrose 5% atau ringer laktat/ 10 tts /mt.
Bayi II • Segera setelah kelahiran bayi I 1. Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan adanya bayi selanjutnya 2. Bila letak lintang lakukan versi luar 3. Periksa DJJ 4. Lakukan pemeriksaan vaginal untuk : adanya prolaps funikuli, ketuban pecah atau intak, presentasi bayi. • Bila presentasi verteks 1. Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara manual 2. Ketuban dipecah 3. Periksa DJJ 4. Bila tak timbul konteraksi dalam 10 menit, tetesan oksitosin dipercepat sampai his adekuat 5. Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang ada (vakum, forceps, seksio) • Bila presentasi bokong
1. Lakukan persalinan pervaginan bila pembukaan lengkap dan bayi tersebut tidak lebih besar dari bayi I 2. Bila tak ada konteraksi sampai 10 menit, tetesan oksidosin dipercepat sampai his adekuat 3. Pecahkan ketuban 4. Periksa DJJ 5. Bila gawat, janin lakukan ekstraksi 6. Bila tidak mungkin melakukan persalinan pervaginam lakukan seksio secarea. • Bila letak lintang 1. Bila ketuban intak, lakukan versi luar 2. Bila gagal lakukan seksio secarea • Pasca persalinan berikan oksitosin drip 20 IU dalam 1 liter cairan 60 tetes/menit atau berikan ergometrin 0,2 mg IM 1 menit sesudah kelahiran anak yang terakhir dan
lakukan
manajemen
aktif
kala
II.
Untuk
mengurangi
perdarahan
persalinan.
Prognosis 2 Pada kehamilan kembar akan meningkatkan komplikasi baik pada ibu maupun janin.
pasca
BAB IV PEMBAHASAN Diagnosis Pada pasien ini didapatkan tanda tanda kehamilan gemelli yakni: 1.) TFU yang tinggi bila dibandingkan usia kehamilan. 2.) Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan. 3) Detak jantung janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit. 4.) Pada pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin dengan 1 kantong amnion. Dalam menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah riwayat adanya keturunan kembar dalam keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas, adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan anak yang terlalu ramai dan adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang tidak disebabkan obesitas atau edema. Secara pemeriksaan penunjang (USG) sudah dapat pula ditegakkan diagnose bayi kembar. Penatalaksanaan Pada pasien ini dilakukan operasi section secaria untuk mengeluarkan janin karena letak janin yang keduanya melintang. Hal ini sesuai dengan indikasi Seksiosesarea yang dilakukan bila janin pertama letak lintang, terjadi prolap tali pusat, plasenta previa pada kehamilan kembar atau janin pertama presentasi bokong dan janin kedua presentasi kepala, dikhawatirkan terjadi interloking dalam perjalanan persalinannya. Sebaiknya pada pertolongan persalinan kembar dipasang infus profilaksis untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta : EGC. 2. Wiknjosastro, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. (3rd ed.). Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 3. Wiknjosastro, dkk. 2000. Ilmu Bedah Obstetri. (1st ed.). Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 4. Pengurus besar IDI. Standard pelayanan medic. Edisi 3. Jakarta. 1998
View more...
Comments