Laporan Kasus Distosia I
July 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Kasus Distosia I...
Description
DISTOSIA Laporan Kasus
OLEH:
ELVITA ASRIL Peserta PPDS Obstetri dan Ginekologi
PEMBIMBING:
Dr. H. DEFRIN,Sp.OG
BAGIAN / SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RS. Dr. M. DJAMIL PADANG P ADANG 2013
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) BAGIAN / SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS / RSUP Dr. M DJAMIL, PADANG P ADANG
Lembar Pengesahan
Nama
: dr. Elvita Asril
Semester : II (dua) Materi
: Distosia
Telah mendapatkan bimbingan atas kasus : Nama Pasien
: Ny. Jusmaniar
Umur
: 33 tahun
No. Rekam Medik
: 811458
Diagnosis Awal
: G1P0A0H0 parturien aterm 38-39 minggu kala I fase aktif, Janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala UUK kanan melintang HI-II
Diagnosis Akhir
: P1A0H1 Post SCTPP ai Arrest of Descent ec CPD + akseptor IUD anak dan ibu dalam perawatan
Padang, Januari 2013
Mengetahui, Konsulen Pembimbing
dr. H. DEFRIN, Sp.OG
1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. J
Umur
: 33 tahun
MR Tgl. Masuk
: 811458 : 24 Desember 2012
ANAMNESIS
Seorang pasien wanita, 33 tahun datang ke KB IGD RSUP Dr. M. Djamil, Padang pada tanggal 24/12/12 pukul 07.45 wib datang sendiri dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari semakin lama s semakin emakin s sering ering d dan an kua kuatt sejak 9
jam lalu Keluar lendir bercampur darah dari k kemaluan emaluan sejak 9 jam y yang ang lalu
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada
Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada
Tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
HPHT : 26 Maret 2012 TP : 03 Januari 2013
Riwayat menstruasi : menarche usia 13 tahun, siklus h haid aid 3 bulan terak terakhir hir teratur
1xsebulan, maju 2-3 hari setiap bulannya, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut setiap harinya. Nyeri haid tidak ada Gerak anak dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
RHM : mual (+), munta muntah h (+), perdarahan (-), keluhan mual dan muntah tid tidak ak
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari ANC : kontrol ke bidan 1x sebulan sejak usia keha kehamilan milan 2 bulan. Selama kontrol
kondisi kehamilannya tidak ada masalah, dan bidan hanya memberi vitamin selama kontrol hamil. Pasien tidak pernah menderita darah tinggi. t inggi. RHT : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
2
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung, jantung, paru, hati, ginjal, DM dan hipertensi. Riwayat alergi disangkal Riwayat kelainan pembekuan darah disangkal RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit keturunan, menular, kejiwaan maupun kelainan kongenital RIWAYAT PERKAWINAN : 1 x tahun 2011 Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 1/0/0
1. Sekarang Riwayat Kontrasepsi
: Tidak ada
Riwayat Imunisasi
: Tidak ada
Riwayat Pendidikan
: Tamat SMA
Riwayat Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Riwayat kebiasaan
: Alkohol (-), narkoba (-), merokok m erokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: compos mentis kooperatif
Tinggi Badan
: 143 cm
Berat badan sekarang
: 57 Kg
Berat badan sebelum hamil : 45 kg LILA
: 24 cm
BMI
: 22,00
Status Gizi
: Baik
Vital sign: Tekanan Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi
: 84 x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Temperatur
: 370 C
3
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher
: Inspeksi:
JVP 5-2 cmH2O, kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi :
Kelenjar tiroid tidak teraba membesar Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar
Thoraks Jantung
Pulmo
: Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi
: Batas jantung normal
Auskultasi
: BJ I-II Reguler, murmur (-), gallop (-)
Inspeksi
: gerak nafas simetris kanan dan kiri
Palpasi
: taktil fremitus kanan = kiri
Perkusi
: sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi
: vesikuler +/+, Rh-/-, wh-/-
Abdomen
: Status Obstetricus
Genitalia
: Status Obstetricus
Ekstremitas
: Edema -/-, RF +/+, RP -/-
Status Obstetrikus :
Abdomen I
: perut tampak membuncit sesuai dengan kehamilan aterm sikatrik (-) Pa
: L1
: FUT teraba 3 jari dibawah processus xyphoideus Teraba massa besar, lunak, noduler
L2
: Teraba tahanan terbesar disebelah kiri Teraba bagian-bagian kecil janin disebelah kanan
L3
: Teraba massa besar, keras, terfiksir
L4
: Konvergen
FUT= 35 cm TBA :3410 gr His: 3-4x/45”/k Pe
: Tympani
Au
: BU (+) N, DJJ : 130 - 140 x/menit
4
Genitalia
: Inspeksi
: V/U tenang Tumor (-), varikosis (-)
VT : Ø 3-4 cm Ketuban (+) Teraba kepala sutura sagitalis kanan melintang HI-II UPD: promontorium sulit dinilai Linea innominata sulit dinilai Os sacrum cekung Dinding samping panggul lurus Spina ischiadica tidak menonjol Os coccygeus mudah digerakkan Arcus pubis > 90 0 UPL
: DIT dapat dilalui oleh 1 tinju dewasa (>10,5cm)
Kesan : panggul luas KARDIOTOKOGRAFI
Baseline
: 130 dpm
Variabilitas
: 10-20 dpm
Akselerasi
: (+)
Deselerasi
: (-)
Kesan : CTG reaktif
5
PEMERIKSAAN LABORATOR L ABORATORIUM IUM
HEMATOLOGI Hemoglobin
: 15 gr/dl
(9.5 –15.0)
Hematokrit
: 45 %
(28.0 –40.0)
Leukosit
: 21.600 /mm3
(5.9 –16.9)
Eritrosit Trombosit
: 5 x 106 /mm3 : 205 x 103 /mm3
(2.71 –4.43) (146-429)
URINALISA Protein
:-
(-)
Glukosa
:-
(-)
Leukosit
: 0-2
(0-5)
Eritrosit
: 0-1
(0-1)
6
DIAGNOSA :
G1P0A0H0 parturien aterm 38-39 minggu kala I fase aktif, Janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala UUK kanan melintang HI-II
SIKAP :
kontrol KU, VS, His, DJJ Informed consent Nilai 4 jam lagi (11.45 wib) Rencana: partus pervaginam
PERJALANAN PROSES PERSALINAN Pukul 11.45 wib
Anamnesis
: Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (+), gerak anak (+)
Pemeriksaan fisik
:
KU
Kes
TD
Nd
Nf
T
Sdg
CMC
120/80
84
20
37
Abdomen : His 3-4 x/40”/k
Djj 140-146 x/mnt
Genitalia : VT
: dilatasi 8-9 cm Ketuban (+) Teraba kepala UUK Kanan melintang HI-II
Diagnosis G1P0A0H0 parturien aterm 38-39 minggu kala I fase aktif Janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala UUK kanan melintang HI-II Sikap Kontrol KU, VS, His, Djj Nilai ulang 2 jam lagi (13.45 wib) Rencana Partus Pervaginam
7
Pukul 12.30 wib
Anamnesis: keluar air-air yang banyak dari kemaluan (+), bewarna jernih, berbau amis, Pasien merasa merasa kesakitan dan rasa ingin ingin mengejan, gerak anak (+) Pemeriksaan fisik KU
Kes
TD
Nd
Nf
T
Sdg
CMC
120/80
86
20
36,8
Abd : His 3-4 x/45”/k
Djj 135-142 x/mnt
Gen : VT
: dilatasi lengkap Ketuban (-), sisa jernih
Teraba kepala UUK Kanan melintang HII-III Diagnosis G1P0A0H0 parturien aterm 38-39 minggu kala II Janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala UUK kanan melintang HII-III Sikap Kontrol KU, VS, His, Djj Pimpin mengejan sambil miring kanan Rencana Partus Pervaginam Pukul 13.30 wib
Anamnesis Pasien merasa kesakitan dan ingin mengejan, gerak anak (+) Pemeriksaan fisik KU
Kes
TD
Nd
Nf
T
Sdg
CMC
130/80
88
22
37
8
Abdomen : His 3-4 x/45”/k
Djj 135-140 x/mnt
Genitalia: VT : dilatasi lengkap Ketuban (-), sisa jernih Teraba kepala HII-III, molase (+), caput (+) ukuran 9x8x2 cm Diagnosis G1P0A0H0 parturien aterm 38-39 minggu + arrest of descent ec susp. CPD Janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala HII-III HII-II I Sikap Kontrol KU, VS, His, Djj Informed consent Siapkan SC Lapor OK dan Anestesi Siapkan darah PMI Konsul perinatologi Rencana SC cito lapor konsulen jaga
Acc
9
SC
Pukul 11.45 wib
Anamnesis
Pukul 12.30 wib
Pukul 13.30 wib
Nyeri pinggang menjalar ke
Pasien merasa kesakitan dan
Pasien merasa kesakitan dan
ari-ari (+), gerak anak (+)
rasa ingin mengejan, gerak anak
ingin mengejan, gerak anak (+)
(+), keluar air-air yang banyak dari kemaluan Pemeriksaan fisik
Abdomen : His 3-4 x/40”/k
Abdomen : His 3-4 x/45”/k
Abdomen : His 3-4 x/45”/k
Djj 140-146 x/mnt
Djj 135-142 x/mnt
Djj 135-140 x/mnt
Genitalia
Genitalia
Genitalia
VT:
VT:
VT :
dilatasi 8-9 cm
dilatasi lengkap
dilatasi lengkap
Ketuban (+)
Ketuban (-), sisa jernih
Ketuban (-), sisa jernih
Teraba kepala UUK Kanan
Teraba kepala UUK Kanan
Teraba kepala HII-III, molase
melintang HI-II
melintang HII-III
(+), caput (+), ukuran 9x10x2 cm
Diagnosis
Sikap
G1P0A0H0 parturien aterm
G1P0A0H0 parturien aterm 38-
G1P0A0H0 parturien aterm 38-
38-39 minggu kala I fase aktif
39 minggu kala I I
39 minggu + arrest of descent
Janin hidup tunggal
Janin hidup tunggal intrauterin
ec susp. CPD
intrauterin presentasi kepala
presentasi kepala UUK kanan
Janin hidup tunggal intrauterin
UUK kanan melintang HI-II
melintang HII-III
presentasi kepala HII-III
Kontrol KU, VS, His, Djj
Kontrol KU, VS, His, Djj
Kontrol KU, VS, His, Djj
Nilai ulang 2 jam lagi (13.45
Pimpin mengejan sambil miring
Informed consent
wib)
kanan
Siapkan SC Lapor OK dan Anestesi Siapkan darah PMI Konsul perinatologi
Rencana
Partus Pervaginam
Partus Pervaginam
SC cito lapor konsulen jaga Acc
10
SC
LAPORAN PARTUS PUKUL 14.00 wib
Dilakukan SCTPP lahir seorang bayi laki-laki dengan : BB
: 3558 gram
PB
: 48 cm
A/S
: 7/8
Plasenta lahir dengan tarikan ringan pada tali pusat, lengkap 1 buah, ukuran 17x17x2,5 cm, panjang tali pusat 60 cm, insersi parasentralis. Dilakukan insersi IUD Perdarahan selama tindakan +300 cc
Diagnosis P1A0H1post SCTPP ai. Arrest of descent ec CPD + akseptor IUD Sikap Awasi pasca tindakan tindakan
11
12
13
DISKUSI
Pasien wanita, 33 tahun datang ke RSUP Dr. M Djamil Padang, pada tanggal 24 Desember 2012 dengan G1P0A0H0 parturien aterm 38-39 minggu kala I fase aktif, janin hidup tunggal intra uterin presentasi kepala HI-II. Pasien adalah seorang primigravida yang masuk kamar bersalin dengan keluhan utama nyeri pinggang menjalar ke ari-ari, terdapat his dan dilatasi serviks 3-4 cm, dengan penurunan kepala di HI-II. Pada anamnesa dapat disimpulkan bahwa kehamilan pasien merupakan kehamilannya yang pertama dan saat ini telah memasuki usia kehamilan aterm. Yang di tentukan dengan rumus Naegle, diperhitungkan dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Pasien ini memiliki riwayat haid teratur selama 3 bulan terakhir, maju 2-3 hari setiap bulannya (siklus 28 hari) dan tidak dipengaruhi oleh penggunaan kontrasepsi hormonal. Pada pemeriksaan obstetri didapatkan pemeriksaan abdomen sesuai dengan kehamilan aterm, yaitu tinggi fundus uteri teraba 3 jari dibawah processus xyphoideus. Penurunan kepala janin pada palpasi abdomen didapatkan 1/5 bagian kepala telah memasuki pintu pintu atas panggul. Pada pemeriksaan dala dalam m (VT) dilakukan pemeriksaan ukurang panggul dalam (UPD) dan menilai kemajuan persalinan, pada pasien ini di dapatkan UPD kesan panggul luas dan dilatasi serviks 3-4 cm, selaput ketuban utuh dengan penurunan kepala di Hodge I-II, teraba kepala ubun-ubun kecil di sebelah kanan, ubun-ubun kecil disini sebagai denominator yang menunjukkan bahwa posisi janin baik terhadap jalan lahir yaitu letak belakang kepala. Pada posisi ini kepala janin masuk dengan diameter terkecilnya. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis awal pada kasus ini sudah tepat. Pasien
dan
suami diberikan
konseling
mengenai kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilannya. Pasien disarankan menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim yang tidak mengganggu siklus hormonal pasien dan efektifitas yang tinggi, juga tidak diperlukan kepatuhan ibu dalam berkontrasepsi seperti pada
14
penggunaan pil KB dan suntik KB. Pasien dan suami setuju untuk menggunakan IUD setelah persalinan. Proses perjalanan persalinan dinilai menggunakan partograf. Kemajuan persalinan dinilai setiap 4 jam j am sejak awal masuk, karena pasien telah memasuki fase aktif persalinan. Pada pukul 11.45 wib (4 jam setelah masuk) kemajuan persalinan cukup baik dengan dilatasi serviks menjadi 8-9 cm namun penurunan kepala belum bertambah. Kemudian direncanakan untuk menilai 2 jam lagi (13.45 wib) namun pada pukul 12.30 wib, selaput ketuban pasien pecah dan keluar air-air yang banyak dari kemaluan dan pasien merasa kesakitan dan rasa ingin mengejan, dari pemeriksaan fisik abdomen didapatkan his yang adekuat (3- 4x/45”/k), genitalia (VT) didapatkan dilatasi servik telah lengkap dengan penurunan kepala baru di HII-III. Pasien dipimpin mengejan sambil miring ke arah kanan. Namum setelah 1 jam tidak penurunan kepala tidak juga bertambah, dan didapatkan molase dan kaput pada kepala bayi sebesar dilatasi serviks. Berdasarkan Cunningham 2010, apabila pada pasien primigravida telah memasuki kala II dan telah dipimpin mengejan 1 jam tidak ada penambahan pada penurunan kepala maka dapat didiagnosis sebagai descent. Penyebab
arrest of
yang mungkin pada pasien ini yaitu adanya disproporsi kepala
panggul (CPD) yang dicurigai dengan adanya molase dan caput pada kepala bayi saat pemeriksaan dalam. Kecurigaan ini di pastikan pada saat bayi telah lahir dan dilihat adanya caput pada kepala janin. Penanganan persalinan pasien ini telah tepat yaitu dengan dilakukannya SC emergensi setelah ditegakkan diagnosis arrest of descent ec susp. CPD. Pukul 14.00 wib (30 menit setelah diagnosa ditegakkan), dilakukan SCTPP lahir seorang bayi laki-laki dengan BB 3558 gram, PB 48 cm, A/S : 7/8 dangan caput (+), dilakukan insersi IUD setelah anak lahir.
15
View more...
Comments