LAPORAN KASUS dhf fix.docx

November 18, 2017 | Author: Mas Widi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN KASUS dhf fix.docx...

Description

LAPORAN KASUS DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) DERAJAT II

Disusun oleh: 1. Erwin U.

(H2A008018)

2. Marisa

(H2A008029)

3. Puji R.

(H2A008030)

4. Rani D.

(H2A008031)

5. Retno Ayu M.

(H2A008033)

6. Subur W

(H2A008043)

.

7. Rifa Siti N. 8. Rifka W

(H2A008035) .

(H2A008036)

9. Romadhoni

(H2A008037)

10. Rosy M.T.

(H2A008038)

11. Septia P.P.

(H2A008041)

12. Wiwik D.N.

(H2A008045)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012

PENDAHULUAN I.

Latar Belakang Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)

merupakan penyakit akibat infeksi virus Dengue ini ditemukan nyaris di seluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Kejadian Luar Biasa (KLB) dengue biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan datangnya musim penghujan.1 Sampai saat ini infeksi virus Dengue tetap menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia dimasukkan dalam kategori “A” dalam stratifikasi

DHF

oleh

World

Health

Organization (WHO) 2001 yang mengindikasikan tingginya angka perawatan rumah sakit dan kematian akibat DHF, khususnya pada anak. Menurut data di Depkes RI (2010), penyakit DHF di Indonesia pada tahun 2008 terdapat 137.469 kasus, 1.187 kasus diantaranya meninggal, CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,86%. Pada tahun 2009 terdapat 154.855 kasus, 1.384 kasus diantaranya meninggal, CFR sebesar 0,89%. 2 Jumlah penderita penyakit DHF di Semarang tahun 2009 jumlah penderita DHF sebanyak 3883 orang, pada 2010 ini naik menjadi 5556 kasus. Kota Semarang pertama di Jawa Tengah.

Usia

menduduki peringkat

yang paling sering terkena DHF adalah 5 – 15 tahun.3

Gejala DBD ditandai dengan manifestasi klinis, yaitu demam tinggi, perdarahan terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan peredaran darah (circulatory failure). Selain itu terdapat kriteria laboratoris yaitu trombositopeni dan hemokonsentrasi (hematokrit menigkat). Pasien yang terinfeksi virus dengue akan terjadi respon berupa sekresi mediator vasoaktif yang berakibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah

dan perembesan

cairan ke ekstravaskuler (plasma leakege), yang ditandai dengan peningkatan hematokrit. Hal ini berpotensi mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.

Penyakit DHF yang tidak

segera mendapat perawatan mencapai 50%, akan tetapi angka kematian tersebut dapat diminimalkan mencapai 5% bahkan bisa mencapai 3% atau lebih rendah lagi dengan tindakan atau pengobatan cepat.4 Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka, pada laporan kasus ini akan lebih banyak dibahas mengenai DHF, sehingga dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan yang benar kepada pasien, keluarga, maupun masyarakat.

1

KASUS I. Identitas Pasien : Nama penderita

: An. A

Umur/tgl lahir

: 1 Maret 1999

Jenis kelamin

: Laki-laki

Pendidikan

: Kelas 1 SMP

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Wonodri Sendang Raya no. 14 Semarang

Tanggal Masuk

: Selasa, 24 April 2012

Nomer CM

:

Identitas Ayah : Nama ayah

: Tn. X

Umur

: 38 Tahun

Pendidikan

: SI

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Pegawai Bank Swasta

Alamat

: Jalan Wonodri Sendang Raya no. 14 Semarang

Identitas Ibu : Nama ibu

: Ny. Y

Umur

: 33 Tahun

Pendidikan

: SMA

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jalan Wonodri Sendang Raya no. 14 Semarang

II. Anamnesa Anamnesa dilakukan tanggal 24 April 2012 jam 10.00 WIB secara alloanamnesis dari ibu pasien Keluhan utama : Panas

2

Riwayat Perjalanan Penyakit : 2 hari SMRS setelah pulang bermain dari rumah temannya, pasien mengeluh panas secara terus menerus dengan suhu badan 390C, keluhan mual dan muntah disangkal, hanya merasa badan pegal-pegal dan lemas. Ibu pasien memeriksakan pasien ke dokter Spesialis Anak pada hari itu juga, kemudian diberi obat paracetamol dan vitamin. Pasien mengaku panas turun setelah minum obat, namun setengah jam kemudian mengeluh panas lagi. Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah di laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan : trombosit 150.000 dan hematokrit 40%. 1 hari SMRS pasien masih mengeluh panas dengan suhu dengan 390C, keluhan yang dirasakan pusing, nyeri sekitar mata, nyeri telinga, dan badan pegal-pegal, mual muntah disangkal dan didapatkan bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk. Saat masuk rumah sakit pasien datang dengan keluhan panas tampak sakit sedang. Pasien masih merasakan keluhan yang sama seperti keluhan satu hari yang lalu. BAB dan BAK dirasakan lancar dan tidak ada kelainan. Keluhan berupa mimisan, gusi berdarah, nyeri ulu hati dan mual muntah disangkal. Tanda ruam atau bekas gigitan nyamuk disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu 

Riwayat kejang (+) saat bayi



Anak belum pernah menderita sakit seperti ini (DHF) sebelumnya.



Riwaya penyakit yang pernah diderita : ISPA

: (+) batuk pilek

Malaria

: (-)

Asma

: (+)

Reaksi Alergi

: (-)

Peny. Jantung

: (-)

Polio

: (-)

Bronkitis

: (-)

Diare

: (-)

Pnemonia

: (-)

Morbili

: (-)

Typhoid

: (-)

Varisela

: (-)

Operasi

: (-)

Trauma

: (-)

3

Riwayat Penyakit Keluarga 

Tidak ada anggota keluarga sakit seperti ini (DHF) sebelumnya.



Riwaya penyakit yang pernah diderita : ISPA

: Disangkal

Asma

: Disangkal

Jantung

: Disangkal

Typhoid

: Disangkal

Operasi

: Disangkal

Trauma

: Disangkal

Malaria

: Disangkal

Reaksi Alergi

: Disangkal

Silsilah Keluarga

Keterangan: Laki-laki Perempuan Bayi Ani (pasien) Tinggal dalam satu rumah

Riwayat Sosial Ekonomi Ayah bekerja sebagai pegawai bank, ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga selama sebulan cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari untuk 3 orang. Biaya rumah sakit menggunakan asuransi Jamsostek Kesan sosial ekonomi baik.

1

Riwayat Lingkungan Dalam rumah dihuni 3 orang. Lingkungan sekitar rumah bersih, tapi tetangga kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Menguras bak air rumah seminggu sekali dan menutup tempat penampungan air. Genangan air dilingkungan rumah hanya air comberan biasa. Teman pasien juga ada mengeluh demam. Lingkungan rumah belum pernah dilakukan fogging.

Data Khusus Riwayat Perinatal 

Prenatal : ANC 5 kali dibidan, imunisasi TT 2 kali sebelum menikah dan ketika hamil. Obat yang diminum selama hamil : vitamin, asam folat dan tablet besi Penyakit selama kehamilan : trauma (-), hipertensi (-), DM (-), IMS (-), panas tinggi (-), penyakit lain (-)



Natal

: Lahir cukup bulan secara spontan dari ibu usia 20 tahun, ditolong bidan, aterm, BBL : 3200 gr, PBL 50 cm, tidak ada kelainan.



Post Natal : Periksa di bidan, anak sehat.

Riwayat Makan Umur

Makanan

Jumlah

Frekuensi

1. 0-6 bulan

ASI eksklusif

Semaunya anak

Semaunya anak

2. 7 bulan-2tahun

MP ASI

Ibu tidak ingat

Ibu tidak ingat

Kesan : Asi eksklusif, kualitas dan kuantitas cukup

Riwayat Imunisasi Imunisasi

Frekuensi BCG 1 DPT 5 Hepatitis B 3 Polio 6 Campak 2 Imunisasi tambahan Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai umur

Usia 0 bulan 2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun 0, 1, 6 bulan 0, 2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun 9 bulan dan 6 tahun

2

Riwayat perkembangan anak : 

Senyum spontan

: 2 bulan



Tengkurap

: 3 bulan



duduk dengan bantuan

: 5 bulan



gigi keluar

: 7 bulan



merangkak

: 8 bulan



berdiri

: 10 bulan



berjalan

: 12 bulan



bicara

: 19 bulan.

Kesan : perkembangan anak sesuai dengan umur

III. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 24 April 2012 jam 10.10 WIB Keadaan umum

: tampak sakit, lemas (+), tampak kurus

Kesadaran

: kompos mentis

Status Gizi

: BB : 48 kg, TB : 170 cm, BMI : 16,60 kg/m2 (kesan kurus)

Vital Sign : 

TD

: 110/70 mmHg



Nadi

: 92 x/menit (regular, isi dan tegangan cukup)



RR

: 28 x/menit (thorako abdominal)



Suhu

: 38,50C (axilla)



BB

: 48 kg



TB

: 170 cm



BMI

: 16,60 kg/m2, Kesan : kurus

Status Internus : Kulit

: Turgor kembali cepat ditemukan bintik-bintik merah seperti digigit nyamuk (+)

Kepala

: mesocephal, tidak ditemukan kelainan

Mata

: konjungtiva anemis (-/-) 3

perdarahan subconjungtiva (-/-) sklera ikterik (-/-) pupil isokor 3 mm. Reflek pupil (+N/+N) Hidung

: cuping hidung (-) Secret (-) epistaksis (-) obstruksi (-)

Mulut

: sianosis (-) gusi berdarah (-) karies gigi (-) lidah kotor (-) Tonsil T1-T1, hiperemis (-), kripte melebar (-) Dinding faring posterior : hiperemis (-), jaringan granulasi (-)

Telinga

: Sekret (-/-) Serumen (-/-) membran timpani putih seperti mutiara, cone light (+) laserasi (-/-)

Leher

: pembesaran kelenjar Limfe (-/-) pembesaran kelenjar tiroid (-/-)

Thoraks : Cor : Inspeksi

: iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: iktus cordis teraba kuat angkat (+)

Perkusi

: Batas atas : SIC II linea parasternal kiri Batas kanan bawah : SIC V linea sternalis kanan Batas kiri bawah : SIC V 1-2 cm linea midclavikula kiri Pinggang jantung : SIC III linea parasternal kiri Kesan : konfigurasi jantung dalam batas normal

4

Auskultasi

: Regular, Suara jantung murni : BJ Mitral 1 > BJ Mitral 2 BJ Aorta 1 < BJ Aorta 2 BJ Pulmonal 1 < BJ Pulmonal 2 BJ Trikuspidal 1 > BJ Tricuspidal 2 Suara jantung tambahan

: bising (-), Gallop (-)

Pulmo : Dextra

Sinistra

Depan Inspeksi: - Bentuk dada Dbn - Hemitorak statis dinamis Simetris Palpasi : - Stem fremitus Dex=sin - Nyeri tekan (-) Sonor, pekak bagian basal paru Perkusi : Auskultasi : - Suara dasar Vesikuler - Suara tambahan : Wheezing (-) RBH (+) bagian basal Stridor (-) Belakang Inspeksi: - Bentuk dada Dbn - Hemitorak statis dinamis Simetris Palpasi : - Stem fremitus Dex=sin - Nyeri tekan (-) Sonor, pekak bagian basal paru Perkusi : Auskultasi : - Suara dasar Vesikuler - Suara tambahan : Wheezing (-) RBH (+) bagian basal Stridor (-) Paru depan Paru belakang

RBH (+)

Dbn Simetris Dex=sin (-) Sonor seluruh lapang paru Vesikuler (-) (-) (-)

Dbn Simetris Dex=sin (-) Sonor seluruh lapang paru Vesikuler (-) (-) (-)

RBH (+)

5

Abdomen : Inspeksi

: bentuk datar Warna seperti kulit di sekitar Venektasi (-)

Auskultasi

: bising usus normal ( peristaltic setiap 5 detik )

Palpasi

: nyeri tekan (-) Defance muscular (-) Hepar teraba 2cm dibawah arcus costa (kesan hepatomegali) Lien tidak teraba (dbn) Tes undulasi (+), Ginjal tidak teraba

Perkusi

: Tympani ke pekak Pekak sisi (+) Pekak alih (+) Nyeri ketok ginjal (-/-)

Status Anogenital Genitalia

: dalam batas normal

Anus

: dalam batas normal

Ekstermitas Akral dingin Oedem Sianosis Gerak Reflex fisiologis Reflex patologis CRT

Superior -/-/-/Dbn +/+ -/
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF