laporan kasus-CORPUS ALIENUM KORNEA DAN IRIDODIALISIS POST TRAUMA TUMPUL.docx

April 4, 2017 | Author: Icha Annajmi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download laporan kasus-CORPUS ALIENUM KORNEA DAN IRIDODIALISIS POST TRAUMA TUMPUL.docx...

Description

Laporan Kasus

CORPUS ALIENUM KORNEA DAN IRIDODIALISIS POST TRAUMA TUMPUL

Oleh : Desmawati NIM.0908120346 Pembimbing : dr. R. Handoko Pratomo, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU 2014 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Corpus alienum adalah benda asing yang menyebabkan terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, konjungtiva dan kornea. Kebanyakan cedera bersifat ringan, beberapa cedera dapat berakibat serius. Corpus alienum kornea adalah benda asing yang terdapat pada kornea seperti serpihan logam, kaca, atau pun serpihan bahan-bahan organic. Corpus alienum yang masuk ke dalam mata dapat mengakibatkan reaksi inflamasi yang hebat serta timbul kerusakan. Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja dan biasanya tanpa disengaja. Trauma biasanya terjadi pada saat bekerja ataupun pada cuaca berangin.1,2 Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata seperti kelopak, konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita. Kerusakan mata akan memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma tumpul dapat mengakibatkan iridodialisis, dimana iris terlepas dari pangkalnya sehingga bentuk pupil tidak bulat.3,4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi kornea Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea

1

dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri.3

Gambar 1. Anatomi Kornea Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar kedalam:3 1. Lapisan epitel Tebalnya 50 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren. Epitel berasal dari ectoderm permukaan. 2. Membran Bowman Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi. 3. Jaringan Stroma Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu dengan yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara serat

2

kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma. 4. Membran Descement Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya. Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm. 5. Endotel Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula okluden.

Gambar 2. Corneal Cross Section Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.4 Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir. Transparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan deturgensinya.3,4 2.2 Anatomi iris Merupakan perpanjangan korpus siliaris ke anterior. Iris terletak bersambungan dengan anterior lensa, yang memisahkan bilik anterior dan blik posterior mata. Di dalam stroma iris terdapat otot sfingter dan dilator pupil. Iris juga merupakan bagian yang memberi warna pada mata. Dalam axis penglihatan, iris berfungsi mengatur jumlah sinar yang masuk kedalam bola mata dengan mengatur besar pupil menggunakan otot sfingter dan dilator pupil.3 2.3 Corpus alienum

3

Corpus alienum adalah benda asing yang menyebabkan terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, konjungtiva dan kornea. Kebanyakan cedera bersifat ringan, beberapa cedera dapat berakibat serius. Corpus alienum kornea adalah benda asing yang terdapat pada kornea seperti serpihan logam, kaca, atau pun serpihan bahan-bahan organic. Corpus alienum yang masuk ke dalam mata dapat mengakibatkan reaksi inflamasi yang hebat serta timbul kerusakan.1.2 Adapun jenis benda yang masuk ke dalam mata adalah :2 a. Benda logam seperti emas, perak, timah, platina, besi dan lain-lain. b. Benda bukan logam seperti kaca, batu, bahan pakaian, bahan organic. Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja dan biasanya tanpa disengaja. Mekanisme trauma dapat membantu membedakan trauma superficial ataupun dalam (intraokuler). Beberapa benda yang dapat mengenai seperti sepihan besi, kayu, plastik, pasir dan lain-lain. Trauma biasanya terjadi pada saat bekerja ataupun pada cuaca berangin. Benda asing pada kornea biasanya terdapat pada lapisan epitel ataupun stroma. Keadaan ini dapat menyebabkan reaksi inflamasi sehingga menimbulkan dilatasi pembuluh darah disekitarnya, udem palpebra, konjungtiva, sclera. Jika tidak segera dikeluarkan, hal ini akan menyebabkan indeksi ataupun nekrosis jaringan. Defek pada epitel kornea merupakan tempat masuknya mikroorganisme ke dalam lapisan stroma kornea yang dapat menyebabkan ulserasi. Selama fase inisial, sel epitel dan stroma pada area defek akan terjadi udem dan nekrosis.1,2,5

Gambar 3. Corpus alienum pada kornea Adapun gejala yang ditimbulkan adalah sensasi adanya benda asing, nyeri, mata merah dan berair, fotofobia. Pada pemeriksaan oftalmologi dapat ditemukan visus normal ataupun turun, adanya injesi siliar atau konjungtiva ,dapat tampak benda asing yang menempel pada kornea. Jika benda asing seperti logam sudah beberapa jam atau hari menempel maka akan tampak “rush ring”. Defek kornea dapat dilihat pada pemeriksaan flueresens. Pada beberapa kasus juga dapat asimptomatik.1,2

4

Tujuan dari penatalaksanaan adalah mengeluarkan benda asing tersebut. Untuk mengeluarkannya diperlukan kapas lidi ataupun jarum suntik. Arah pengambilan dari tengah ke tepi. Setelah benda asing dikeluarkan perlu diberikan antibiotic lokal dan siklopegik. Adapun pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata baik dalam bekerja maupun berkendara dengan menggunakan kaca mata pelindung.2,5 Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman dan efek dari korpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana focus cahaya lewat makan akan mempengaruhi visus.2 2.4 Iridodialisis Mata memiliki sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak mata dan jaringan lemak retrobulbar serta terdapatnya reflek memejam atau mengedip namun mata masih sering mendapat trauma dari luar. Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata seperti kelopak, konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita. Kerusakan mata akan memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.3,4 Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut:3 1. Trauma tumpul 2. Trauma tembus bola mata 3. Trauma kimia 4. Trauma radiasi 5. Trauma termis Trauma tumpul dapat mengakibatkan iridodialisis. Iridodialisis adalah keadaan dimana iris terlepas dari pangkalnya sehingga bentuk pupil tidak bulat dan pada pangkal iris terdapat lubang. Saat mata kita berkontak dengan benda asing, maka mata akan bereaksi dengan menutup kelopak mata dan mata memutar ke atas. Ini alasannya mengapa titik cedera yang paling sering terjadi adalah pada temporal bawah pada mata. Pada daerah inilah iris sering terlihat seperti peripheral iris tears (iridodialisis). Saat mata tertekan maka iris perifer akan robek pada akarnya dan meninggalkan crescentic gap yang berwarna hitam tetapi reflek fundus masih dapat diobservasi. 3,4,6

5

Foto 4. Iridodialisi Hal ini mudah terjadi karena bagian iris yang berdekatan dengan badan silier gampang robek. Lubang pupil pada pangkal iris tersebut merupakan lubang permanen karena iris tidak mempunyai kemampuan regenerasi. Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah. Perubahan bentuk pupil maupun perubahan ukuran pupil akibat trauma tumpul tidak banyak mengganggu tajam penglihatan penderita. Pasien akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada iridodialisis akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi bersama-sama dengan terbentuknya hifema. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya dilakukan pembedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas.3,4,6

RAHASIA STATUS BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU IDENTITAS PASIEN 6

Nama

: Tn. DK

Pendidikan

: SD

Umur

: 33 tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin : Laki-laki

Status

: Menikah

Alamat

: Tampan

MRS

: 12-06-2014

Pekerjaan

: Swasta

MR

: 85 60 06

Keluhan utama

:

Mata kiri terasa ada yang mengganjal sejak 1 hari yang lalu Riwayat penyakit sekarang : 1 hari yang lalu, pasien mengeluhkan mata kiri terasa ada yang mengganjal. Keluhan ini dirasakan pasien setelah terkena sepihan gerenda saat bekerja. Pasien juga mengeluhkan mata kiri merah yang disertai dengan rasa pedih dan berair. Pasien tidak ada mengeluhkan padangan kabur, silau, ataupun ganda. Pasien tidak ada menggunakan obat untuk mengurangi keluhan. 6 tahun yang lalu mata kiri pasien terkena kepala paku sehingga mengakibatkan robekan pada pangkal iris bagian atas. Pasien berobat kedokter diberikan obat minum dan tetes mata, tidak ada dilakukan tindakan medis. Riwayat penyakit dahulu : -

Riwayat mata merah sebelumnya disangkal Riwayat alergi disangkal

Riwayat pengobatan : Pasien tidak ada berobat sebelumnya. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang mengeluhkan sakit yang sama PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Komposmentis

Vital sign

: TD 7

: 120/70 mmHg

Pembesaran KGB preauriculer

HR

: 87 x/i

RR

: 19 x/i

T

: 36,5 0C

: Tidak ada

STATUS OPTHALMOLOGI OD >20/25 Tidak dikoreksi Orthoforia Kesegala arah Normal palpasi Tenang Tenang Jernih

Tenang Dalam Reflek cahaya langsung (+), tidak langsung (+) 2 mm Jernih Tidak dilakukan

Visus tanpa koreksi Visus dengan koreksi Posisi bola mata Gerakan bola mata Tekanan bola mata Palpebra Konjungtiva Kornea

Sklera COA Iris/pupil

Lensa Fundus

Gambar

8

OS >20/70 Tidak dikoreksi Orthoforia Kesegala arah Normal palpasi Edema, spasme ringan. Injeksi konjungtiva Corpus alienum (+), rush ring (+), ulkus (-) infiltrate (-) Injeksi silier (+) Dalam Reflek cahaya langsung (+), tidak langsung (+) 2 mm, iridodialisis pars superior Jernih Tidak dilakukan

KESIMPULAN/RESUME : Tn. DK 33 tahun datang ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dengan keluhan mata kiri terasa ada yang mengganjal 1 hari yang lalu. Keluhan dirasakan setelah terkena serpihan gerenda saat bekerja. Pada merah disertai rasa pedih dan berair. Terdapat robekan pada pangkal iris pada mata kiri pasien post trauma 6 tahun yan lalu. Pada pemeriksaan opthalmologi didapatkan pada ocular sinistra palpebra tarsal edema, spasme ringan, injesi konjungtiva, corpus alienum (+), rush ring (+), injeksi silier (+), iridodialisis pars superior. DIAGNOSIS KERJA : Corpus alienum kornea dan iridodialisi pars superior post trauma oculi sinistra ANJURAN PEMERIKSAAN : -

Fluoresein

TERAPI : -

Ekstraksi corpus alienum dengan spuit 1 cc dengan anestesi lokal (Panthocain) Ofloxacin eye drop 6 dd gtt 1 OS Sulfas atropine eye drop 3 dd gtt 1 OS Reposisi pangkal iris PROGNOSIS : Quo ad vitam

: Bonam

Quo ad functionam

: Bonam

Quo ad kosmetikum : Bonam

9

DAFTAR PUSTAKA

1. Skuta GL, Louis BC and Jayne SWl. Basic and clinical science course: External disease and cornea. American Academy of ophthalmology.2009. 2. Bashour

M.

Corneal

foreign

body.

2008.

Evailable

on

http://emedicine.medscape.com/article/1195581-overview (15 juni 2014) 3. Vaughan D. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Widya Medika, Jakarta, 2009 4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004 5. Jayamanne DGR. Non-penetrating corneal foreign body injuries: factors affecting delay in rehabilitation of patients. Journal of Accident and Emergency Medicine 1994. 11, 195-197. 10

6. Galloway, et all. Common Eye Diseases and their Management. Third Edition. London. Springer-Verlag. 2006. 130

11

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF