Laporan Kasus CA Serviks
October 9, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Kasus CA Serviks...
Description
Laporan Kasus
Perdarahan Uterus Abnormal + Susp. Ca Serviks + Anemia Berat
Disusun oleh: dr. Liza Fikrianti
Pembimbing dr. Ostririahta, Sp. OG. M. Biomed
RS AL DR. MIDIYATO SURATANI TANJUNGPINANG 2019
BAB 1 PENDAHULUAN
Perdarahan uterus abnormal (PUA) merupakan kelainan pada wanita yang dihadapi oleh tenaga
kesehatan
mulai
dari bidan, dokter umum, spesialis maupun
spesialis konsultan. Penyakit ini mulai dari ringan sampai berat yang memerlukan penanganan segera. Perdarahan ini bersifat rancu r ancu dengan penyakit yang disebabkan oleh neoplasma, keganasan bahkan penyakit kelainan pembekuan darah. Oleh
sebab
itu
amatlah
tepat
jika
sebagai
dokter
umum
mengetahui
pedoman penanganannya. penanganannya. Salah satu penyebab PUA tersering adalah Ca Serviks. 1 Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum.2 Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000 kasus 1 . Data ini didapatkan dari registrasi kanker berdasarkan populasi, registrasi data vital, dan data otopsi verbal dari 187 negara dari tahun 1980 sampai 2010. Per tahun insiden dari kanker serviks meningkat 3.1% dari 378.000 kasus pada tahun 1980. Ditemukan sekitar 200.000 kematian terkait kanker serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 1549 tahun yang hidup di sistem sedang berkembang.3 Berdasarkan GLOBOCAN 2012 kanker serviks menduduki urutan ke-7 secara global dalam segi angka kejadian dan urutan ke-8 sebagai penyebab kematian (menyumbangkan 3,2% mortalitas, sama dengan angka mortalitas akibat leukemia). Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di 2ystem berkembang, dan urutan ke 10 pada 2 ystem maju atau urutan ke 5 secara global. Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%. 3 Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks.
3
Kejadian kanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari penderitanya dan keluarganya serta juga akan sangat mempengaruhi sistem pembiayaan kesehatan oleh pemerintah. Oleh sebab itu peningkatan upaya penanganan kanker serviks, terutama dalam bidang pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap pihak yang terlibat.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia 2.1.1 Definisi Anemia
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), penurunan jumlah eritrosit atau hitung eritrosit (red (red cell count ) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus diingat terdapat keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh
karena
itu
dalam
diagnosis
anemia
tidak
cukup
hanya
sampai pada label anemia tetapi tet api harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% . Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar 3mm dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfe/pembuluh darah. Kedalaman
Ib occ
invasi 3mm sebaiknya diganti dengan tdk> 1mm. Ib occult = Ib yang tersembunyi, secara klinis tumor belum tampak sebagai Ca, tetapi pada pemeriksaan histologik, ternyata
Ib
sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia. Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik
II
menunjukkan invasi ke dalam stroma serviks uteri. Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke2/3
IIa
bagian atas vagina dan ke parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul.
IIb
Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari
III
infiltrat tumor. Penyebaran ke parametrium uni/bilateral tetapi belum sampai ke dinding panggul
IIIa
Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina / ke parametrium sampai dinding panggul.
IIIb
Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedang ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul. Penyebaran sudah sampai ke dinding panggul, tidak ditemukan
IV
daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul (frozen pelvic)/ proses pada tk klinik I/II, tetapi sudah ada
Iva
gangguan faal ginjal.
Ivb
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rektum dan atau kandung kemih. Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa rektum dan atau kandung kemih. Telah terjadi penyebaran jauh.
Gambar. Perjalanan penyakit dan staging (Sumber : http://www.cirikankerserviks.com/) : http://www.cirikankerserviks.com/)
- Klasifikasi tingkat keganasan menurut sistem TNM: Tingkat Kriteria T T1S
Tidak ditemukan tumor primer Karsinoma pra invasif (KIS)
T1
Karsinoma terbatas pada serviks
T1a
Pra klinik: karsinoma yang invasif terlibat dalam histologik hist ologik
T1b
Secara klinik jelas karsinoma yang invasif
T2
Karsinoma telah meluas sampai di luar serviks, tetapi belum sampai dinding panggul, atau Ca telah menjalar ke vagina, tetapi belum sampai
T2a
1/3 bagian distal Ca belum menginfiltrasi parametrium
T2b
Ca telah menginfiltrasi parametrium
T3
Ca telah melibatkan 1/3 distal vagina / telah mencapai dinding panggul (tidak ada celah bebas)
T4
Ca telah menginfiltrasi mukosa rektum, kandung kemih atau meluas sampai diluar panggul
T4a
Ca melibatkan kandung kemih / rektum saja, dibuktikan secara histologik
T4b
Ca telah meluas sampai di luar panggul
Nx
Bila memungkinkan untuk menilai kelenjar limfa regional. Tanda -/+ ditambahkan untuk tambahan ada/tidaknya informasi mengenai pemeriksaan histologik, jadi Nx+ / Nx-.
N0
Tidak ada deformitas kelenjar limfa pada limfografi
N1
Kelenjar limfa regional berubah bentuk (dari CT Scan panggul,
N2
limfografi) Teraba massa yang padat dan melekat pada dinding panggul dengan celah bebas infiltrat diantara massa ini dengan tumor
M0
Tidak ada metastasis berjarak jauh
M1
Terdapat metastasis jarak jauh, termasuk kele. Limfa di atas bifurkasio arrteri iliaka komunis.
2.3.5 Patofisiologi
Petanda tumor atau kanker adalah pembelahan sel yang tidak dapat dikontrol sehingga membentuk jaringan tumor. Mekanisme pembelahan sel yang terdiri dari 4 fase yaitu G1, S, G2 dan M harus dijaga dengan baik. Selama fase S, terjadi replikasi DNA dan pada fase M terjadi pembelahan sel atau mitosis. Sedangkan fase G (Gap) berada sebelum fase S (Sintesis) dan fase M (Mitosis). Dalam siklus sel p53 dan pRb berperan penting, penting, dimana p53 kemampuan untuk mengadakan apoptosis dan pRb memiliki
memiliki
kontrol untuk
proses proliferasi sel itu sendiri. Infeksi dimulai dari virus yang masuk kedalam sel melalui mikro abrasi jaringan permukaan epitel, sehingga dimungkinkan virus masuk ke dalam sel basal. Sel basal terutama sel stem terus membelah, bermi bermigrasi grasi mengisi sel bagian atas, berdiferensiasi dan mensintesis keratin. Pada HPV yang menyebabkan keganasan, protein yang berperan banyak adalah E6 dan E7. Mekanisme utama protein E6 dan E7 dari HPV dalam proses perkembangan kanker serviks adalah melalui interaksi dengan protein p53 dan retinoblastoma (Rb). Protein E6 mengikat p 53 yang merupakan suatu gen supresor tumor sehingga sel kehilangan kemampuan untuk mengadakan apoptosis. Sementara itu, E7 berikatan dengan Rb yang juga merupakan suatu gen supresor tumor sehingga sel kehilangan sistem kontrol untuk proses proliferasi sel itu sendiri. Protein E6 dan E7 pada HPV jenis yang resiko tinggi mempunyai daya ikat yang lebih besar
terhadap p53 dan protein Rb, jika dibandingkan dengan HPV yang tergolong resiko rendah. Protein virus pada infeksi HPV mengambil alih perkembangan siklus sel dan mengikuti deferensiasi sel. Karsinoma serviks umumnya terbatas pada daerah panggul saja. Tergantung dari kondisi immunologik tubuh penderita KIS akan berkembang menjadi mikro invasif dengan menembus membrana basalis dengan kedalaman invasi 1mm dari membrana basalis, atau
View more...
Comments