Laporan Kasus BPH
July 25, 2018 | Author: Yosep Kurniawan | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Kasus BPH...
Description
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. O DENGAN GANGGUAN SISTEM URINARIA: BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG BEDAH RSUD KOTA BANDUNG
Disusun Oleh : Anton Furqon Fathoni PK. 03. 001
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN BANDUNG
2010
1.
Pengkajian a.
Pengumpulan Data
1)
Data Biografi a)
Identitas Klien
Nama
: Tn. O
Umur
: 73 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Suku / Bangsa
: Sunda / Indonesia
Status Marital
: Menikah
Tanggal Masuk RS
: 04 Juli 2010 Pukul. 17.00 WIB
Tang Tangga gall pen pengk gkaj ajia ian n
: 05 05 Jul Julii 201 2010 0 Puk Pukul ul.. 16. 16.30 30 WI WIB B
Diagnosa Medik
: Benigna Prostat Hiperplasia.
No. Medrec
: 837350
Alamat
: Jatihandap, Cicaheum, Bandung
b)
Identitas
Penanggung
jawab Nama
: Ny. E
Umur
: 68 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hubung bungan an dgn dgn Kli Klien en
: Iatr Iatrii
Alamat
: Jatihandap, Cicaheum, Bandung
2)
Riwayat Kesehatan Sekarang a) Sekarang
Riwayat
Kesehatan
(1) Keluhan utama saat masuk Rumah Sakit Sejak 1 tahun yang lalu klien merasakan BAKnya tidak lancar dan ± 1 bulan yang lalu klien merasakan nyeri dan panas pada daerah sekitar kandung kemihnya, lalu klien berobat ke Poliklinik Bedah RSUD Kota Bandung. Sejak itu yang lalu klien dijadwalkan untuk operasi tanggal 5 juli 2010. (2) Keluhan Utama saat Pengkajian Pada saat dikaji tanggal
05 Juli 2010, klien mengeluh nyeri pada
kandung kemihnya terutama area bekas operasi, nyeri dirasakan klien bertambah jika daerah tersebut ditekan dan berkurang jika klien tiduran dan beristirahat, nyeri dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas, nyeri tersebut dirasakan klien sewaktu-waktu dan menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan, skala nyeri 3 dari 0-5. b)
Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut pengakuan klien dan keluarga (istri klien), sejak + 1 tahun yang lalu klien sering merasa bila buang air kecil tidak lampias, bila sudah BAK masih ada keinginan untuk BAK lagi, klien juga mengatakan tidurnya kadang terganggu karena harus bangun untuk BAK. Klien mengatakan saat itu tidak memeriksakan diri ke dokter ataupun rumah sakit. Pengobatan yang klien jalani saat itu yaitu dengan pengobatan alternative yaitu dengan meminum jamu-jamuan, namun penyakit klien hanya sembuh beberapa bulan saja dan kemudian sering kambuh lagi. Klien tidak mempunyai riwayat mengkonsumsi obat-obatan dan juga alkohol. c)
Riwayat
Kesehatan
Keluarga Menurut
pengakuan klien
dan
keluarga bahwa
didalam
anggota
keluarganya tidak ada yang mempunyai dan tidak pernah ada yang mengalami penyakit keturunan maupun penyakit menular. 3)
Pola Aktifitas Sehari-hari No
1 1.
Jenis Aktifitas
2 Pola Aktifitas
Sebelum Sakit 3
Saat Sakit 4
1
2.
a.
2 Makan
b.
Minum
Eliminasi a. BAB
b.
BAK
3.
Personal Hygiene (mandi, gosok gigi, keramas, gunting kuku)
4.
Pola istirahat tidur
5.
Kegiatan/Aktifitas sehari-hari
3 Nasi, lauk pauk dan sayur, kadang klien makan buah buahan. Tidak ada pantangan makanan dan klien biasa makan 2-3 porsi/hari dan tidak ada keluhan. Klien minum + 7-8 gelas / hari (+ 1400-1600 cc / hari) dengan jenis air yang diminum yaitu air putih dan air teh dan kopi.
4 Nasi, lauk pauk, sayur dan buah-buahan. Klien makan 3x/hari dengan porsi makan habis 1 porsi.
Jumlah minum klien + 1 ½ botol Aqua besar / hari (+2000-2500 cc / hari), jenis air yang diminum klien hanya air putih.
Kebiasaan klien BAB 1-2 Klien BAB 1 x/hari dengan kali/hari dengan konsistensi konsistensi lembek dan lembek dan berwarna berwarna kuning. BAB kuning serta tidak ada klien dibantu oleh keluarga. keluhan BAB. Pada saat dikaji klien Klien mengatakan BAK + terpasang dower kateter 7-8 x/hari dengan warna dan bertanya apakah kuning jernih dan merasa BAKnya bisa kembali tidak lampias. Klien normal. Jumlah urine klien mengatakan bila sudah BAK saat dikaji sekitar + masih ada keinginan untuk 1000cc / 8 jam (tgl 8 BAK lagi. Agustus 2005 pukul 06.00 sampai 8 Agustus 2005 pukul 14.00). Klien biasa mandi dengan Selama di rumah sakit klien cara diguyur 1-2 x/hari mengatakan belum pernah dengan menggunakan dimandikan, belum pernah sabun, gosok gigi setiap 1- gosok gigi, dan juga belum 2X/hari (tiap mandi) dengan pernah keramas serta menggunakan pasta gigi, gunting kuku. Dalam keramas 1x/ minggu dengan memenuhi personal menggunakan shampo dan hygiene klien dibantu oleh gunting kuku kalau sudah keluarga. panjang saja. Dalam melakukan personal hygiene klien melakukannya sendiri. Klien biasa tidur malam Klien mengatakan tidurnya mulai jam 21.00-05.00 WIB. tidak nyenyak dan sering Klien mengatakan tidurnya terbangun karena kadang terganggu karena merasakan nyeri pada ada keinginan utnuk BAK. kandung kemihnya. Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa semalam klien hanya tidur + 2 jam saja. Terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital. Klien tidur siang mulai jam 14.00 – 15.30 WIB. Klien jarang berolah raga Klien tampak hanya dan menghabiskan berbaring di tempat tidur waktunya di rumah saja dan kadang-kadang klien bersama cucu-cucunya. tampak terduduk.
4)
Pemeriksaan Fisik a)
Sistem
Pernafasan Bentuk hidung simetris, tidak terdapat deviasi septum nasi, tidak terdapat sianosis pada bibir, jari tangan ataupun jari kaki, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, mukosa hidung lembab, tidak terdapat sekret, tidak terdapat penggunaan otot-otot bantu pernafasan, bentuk dada simetris, perbandingan antara diameter anteroposterior dengan diameter transversal 1:2, tidak terdapat adanya retraksi dada ataupun retraksi epigastrium, tidak terdapat adanya
nyeri tekan pada dada, ekspansi paru simetris,
pengembangan maksimal, getaran vokal fremitus seimbang kanan dan kiri, suara perkusi paru terdengar resonan, pada auskultasi terdengar suara vesikuler di semua area paru, frekuensi nafas 18 x/menit. b)
Sistem
Kardiovaskuler Konjungtiva palpebra warna merah muda, Jugular Venous Pressure(JVP) tidak meningkat, tidak ditemukan adanya clubbing finger, CRT (Capilarry Refilling Time) kembali dalam 2 detik, akral teraba hangat, iktus kordis teraba pada ICS V garis midklavikula kiri. Pulsasi denyut nadi teraba kuat, irama denyut nadi teratur, denyut nadi 76 kali/menit. Tekanan darah 120/70 mmHg. Suara perkusi jantung terdengar dullness, S 1 dan S2 terdengar murni reguler. c)
Sistem
Perkemihan Tidak terdapat adanya oedem pada palpebra dan juga daerah ekstremitas atas dan bawah, tidak terdengar adanya bruits sign pada percabangan aorta abdominalis (arteri renalis kiri dan kanan), tidak terdapat adanya nyeri tekan ataupun nyeri lepas saat palpasi ginjal, dan pada saat palpasi ginjal, tidak teraba. Tidak terdapat adanya nyeri ketuk pada saat perkusi ginjal pada daerah Costae Vertebral Angel , terdapat distensi kandung kemih dan klien mengeluh nyeri saat kandung kemih ditekan. Klien mengatakan
terpasang dower kateter sejak masuk RS (tgl 5 Agustus 2005), klien mengatakan sekarang BAKnya melalui selang dan klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan dipasangnya selang kateter. Jumlah urine klien saat dikaji sekitar + 1000 cc / 8 jam (tgl 8 Agustus 2005 pukul 06. 00 sampai 8 Agustus 2005 pukul 14. 00). Daerah tempat pemasangan dower kateter dan selang kateter tampak kotor. d)
Sistem
Endokrin Tidak terdapat eksofthalmus, tidak tampak adanya hiper / hipopigmentasi kulit, tidak tampak adanya keringat yang berlebihan (diaforesis), tidak teraba adanya massa, nyeri tekan, dan pembesaran saat palpasi kelenjar tiroid dan paratiroid. Klien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit kencing manis. e)
Sistem
Pencernaan Warna bibir kecoklatan, mukosa bibir kering, gigi tampak kotor, jumlah 22- - - -22 gigi tidak lengkap (20 buah), tidak ada keluhan nyeri 2112 2121 mengunyah dan menelan, tidak ada pembesaran tonsil, tidak terdapat halitosis, sklera tidak ikterik, lidah berwarna merah muda dan tampak bersih. Abdomen datar dengan kontur lembut, tidak terdapat ascites, bising usus 8 x/menit, tidak teraba adanya pembesaran hati dan limpa, tidak terdapat adanya nyeri tekan dan lepas pada daerah abdomen, pada anus tidak terdapat haemorroid. f)
Sistem
Integumen Rambut dan kulit kepala klien tampak bersih, rambut klien tidak mudah dicabut, kulit tubuh klien tampak kotor dan kering, tidak terlihat lesi pada permukaan kulit klien, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik, kulit teraba hangat, suhu 36,7 0C. g)
Sistem
Persyarafan (1)
Test Fungsi Serebral
(a)
Status mental (i)
Orientasi : orientasi klien terhadap waktu, orang, dan
tempat baik, terbukti klien dapat menyebutkan bahwa ia sekarang berada di rumah sakit, ditunggui oleh anaknya, dan dapat menyebutkan hari ini dengan benar. Nilai : 5. (ii)
Daya ingat
Jangka panjang : klien dapat mengingat tahun anaknya yang terakhir lahir yaitu pada tahun 1982.
Jangka pendek : klien dapat menyebutkan tiga buah benda yang ditunjukan pada klien, dan klien dapat mengulanginya dengan tepat yaitu, arloji, senter, dan ballpoint. Nilai : 6.
(iii)
Perhatian dan perhitungan : klien dapat menghitung
dengan pengurangan serial tiga yaitu, 20-3 = 17, 17-3 =14, 143 = 11, 11-3 = 8, dan 8-3 = 5. Nilai : 5. (iv)
Fungsi bahasa : klien dapat menyebutkan nama benda yang ditunjukan oleh perawat, seperti arloji, senter, dan
ballpoint. Klien dapat mengulangi kata-kata “akan tetapi” atau “jika tidak” dan klien mengerti perintah saat klien diminta untuk menyebutkan benda yang berada didekatnya yaitu, handuk, bantal. Nilai : 9 Jumlah total nilai tes fungsi cerebral yaitu 25 (normal). (b)
Tingkat
kesadaran (i)
Kualitas
: compos mentis.
(ii)
Kuantitas
: nilai GCS 15 (E4, V5, M6).
(c)
Pengkajian
bicara : proses bicara klien lancar. (2)
Test Fungsi Nervus Kranial (a)
Nervus
I
(Olfaktorius) Fungsi penciuman klien baik, terbukti klien dapat membedakan dua bau-bauan familier seperti bau kopi dan kayu putih.
(b)
Nervus
II
(Optikus) Fungsi ketajaman penglihatan klien baik yang ditandai dengan klien dapat membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm. (c)
Nervus
III
(Okulomotorius), IV (Trochlearis), VI (Abducen) Klien mampu menggerakan bola matanya kesegala arah yaitu kearah bawah, atas, dan samping. Pupil kontriksi saat diberi cahaya, bentuk pupil isokor, klien dapat membuka dan menutup matanya, lapang pandang klien tidak mengalami penyempitan. (d)
Nervus
V
(Trigeminus) Fungsi mengunyah klien baik, pergerakan otot masetter dan temporalis saat mengunyah simetris. Klien dapat merasakan sentuhan pilinan kapas yang diusapkan pada daerah maksilaris dan mandibula dengan kedua mata tertutup, klien mengedip secara spontan saat diberi rangsangan dengan pilinan kapas pada kedua kelopak mata tanpa diketahui oleh klien. Klien dapat menggerakan rahangnya kearah belakang, depan, samping kiri, dan kanan. (e)
Nervus
VII
(Facialis) Klien dapat mengerutkan dahi dan tersenyum dengan kedua bibir simetris. Klien dapat membedakan rasa manis dan asin pada 2/3 anterior lidah. (f)
Nervus
VIII
(auditorius) Fungsi pendengaran klien tidak terganggu yang ditandai dengan klien dapat mendengar gesekan rambutnya sendiri dan klien dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan perawat secara spontan tanpa harus minta diulang. (g) (Glosofaringeus)
Nervus
IX
Klien dapat merasakan rasa pahit pada kopi di 1/3 posterior lidah, terdapat refleks muntah saat pangkal lidah ditekan dengan menggunakan tongue spatel. (h)
Nervus
X
(Vagus) Refleks menelan klien baik, uvula terletak ditengah antara palatum mole dengan arkus faring, dan bergerak saat klien bilang “ach”. (i)
Nervus
XI
(Assesorius) Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri, serta dapat melawannya ketika diberikan tahanan ringan pada kedua bahu. (j)
Nervus
XII
(Hipoglosus) Klien dapat menggerakan lidah dan menjulurkannya kearah samping kiri, kanan, belakang, dan depan. (3)
Test Fungsi Sensoris (a)
Rasa sakit
Klien merasa sakit saat ditusuk didaerah bahu, lengan, badan, dan kaki dengan menggunakan sensasi tajam. (b)
Sentuhan
Klien dapat merasakan sentuhan kapas pada lengannya dengan kedua mata tertutup. (c)
Diskriminasi (i)
Stereognosis
Klien dapat menebak ballpoint dan arloji yang digenggam kan pada telapak tangannya dengan kedua mata tertutup. (ii)
Graphestesia
Klien dapat menebak huruf O yang dituliskan ditelapak tangannya dengan kedua mata tertutup. (iii)
Two point stimulation
Klien dapat menebak 2 buah titik yang dibuat ditelapak tangannya dengan kedua mata tertutup.
h)
Sistem
Reproduksi Bentuk penis normal, skrotum tampak membesar, bentuk testis kanan tampak lebih besar, tampak adanya saluran sperma (vasdeferens) berwarna kemerahan. Klien dan istrinya mengatakan semenjak klien sakit sudah jarang melakukan hubungan seksual karena melihat kondisi klien yang kurang baik. Namun klien dan istrinya menerima keadaan tersebut sepenuhnya dan tidak akan menjadikan beban bagi dirinya. i)
Sistem
Muskuloskeletal a)
Ekstremitas atas
Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas atas simetris, pergerakan (ROM) kedua ekstremitas atas bebas ke segala arah, tidak terdapat adanya nyeri pada daerah persendian dan tulang, tidak terdapat adanya deformitas tulang ataupun sendi, tidak terdapat kontraktur sendi, tidak terdapat adanya atrofi otot, tonisitas otot baik, tidak terdapat oedem pada kedua ekstremitas, klien terpasang infus NaCl 0,9 % 20 gtt/mnt pada lengan kiri, kekuatan otot ektremitas atas 5/5, refleks biceps ++/++, triceps ++/ ++, brakhioradialis ++/++. b)
Ekstremitas bawah
Bentuk dan ukuran kedua ekstrimitas bawah simetris, pergerakan (ROM) kedua ekstrimitas bawah terbatas, tidak terdapat adanya nyeri pada daerah persendian dan tulang, tidak terdapat adanya deformitas tulang ataupun sendi, tidak terdapat kontraktur sendi, tidak terdapat adanya atrofi otot, tonisitas otot baik, tidak terdapat oedem pada kedua ekstremitas, kekuatan otot kedua ekstremitas bawah 5/5, refleks patela ++/++, achiles ++/++. 5)
Data Psikologis a)
Status emosi
Emosi klien stabil, klien tampak tenang saat dilakukan wawancara dengan perawat. b)
Konsep diri
(i)
Body
image
/
gambaran diri Klien mengatakan tidak ada yang istimewa dari anggota tubuhnya klien memperlakukannya dengan sama. Klien mengatakan bahwa semua anggota tubuhnya merupakan pemberian dari Allah SWT yang patut di syukuri. (ii)
Identitas diri Klien adalah seorang laki-laki dan merasa puas karena dapat memberikan keturunan dan dapat menjadi kepala rumah tangga untuk mendidik anak dan istrinya dengan baik.
(iii)
Ideal diri
Harapan klien terhadap penyakitnya adalah ingin cepat sembuh, serta dapat berkumpul kembali dengan keluarganya dirumah. (iv)
Peran diri
Klien seorang ayah bagi anaknya, sebagai seorang suami bagi istrinya dan sebagai seorang kakek bagi cucunya. Klien tidak merasa perannya terganggu karena klien yakin semua keluarga dapat menerima keadaan klien sekarang. (v)
Harga diri Klien tidak merasa malu ataupun rendah diri terhadap penyakit yang dideritanya sekarang. Klien menerima keadaan dirinya sekarang baik sehat maupun sakit.
c)
Pola koping
Klien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah, klien selalu menceritakannya kepada istrinya, karena menurut klien itu lebih baik daripada memendam sendiri masalahnya. d)
Gaya
komunikasi Klien berbicara cukup jelas, volume suara klien cukup keras, klien seharihari menggunakan bahasa sunda. Klien mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal maupun non verbal. e)
Kecemasan
Klien tidak tampak gelisah walaupun saat ini sedang sakit. Klien menerima keadaannya dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. 6)
Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarganya baik, terbukti klien selalu ditunggui oleh istri dan anaknya secara bergantian. Klien sangat kooperatif dalam proses perawatan dan pengobatan penyakitnya. 7)
Data Spiritual a)
Falsafah
hidup Klien percaya terhadap adanya sakit dan sehat, karena itu sudah merupakan ketentuan yang telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. b)
Sense
of
transendense Klien merasa optimis bahwa penyakit yang dideritanya sekarang akan sembuh dengan perawatan dan pengobatan, serta dibarengi dengan berdo’a kepada Allah untuk kesembuhan penyakitnya. c)
Konsep
ketuhanan Klien percaya adanya Tuhan dan segala sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh dirinya. Sebelum dirawat klien mengatakan selalu melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, tetapi saat ini klien mengatakan tidak menjalankannya karena kondisinya yang sedang sakit, namun klien mengatakan tetap selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya. 8)
Data Penunjang a)
Data
Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium. Tanggal 05 Juli 2010
• • • •
Jenis Pemeriksaan I. Hematologi HB Leukosit Hematokrit Trombosit
Hasil
Nilai Normal
Satuan
9,4 8500 14 413000
13 – 18 3,8–10,6 40 – 52 150-440
gr/dl ribu/mm3 % ribu/mm3
Tanggal
• • • • •
Jenis Pemeriksaan II. Kimia Klinik Ureum Kreatinin Natrium Kalium Glukosa sewaktu
Hasil
Nilai Normal
Satuan
65 1,60 141 4,9 90
15–50 0,6–1,1 135–145 3,6–5,5 < 140
mg/dl mg/dl Meq/L Meq/L mg/dl
b)
Radiologi
Tanggal 07 Juni 2010 Klinis : Benign Prostat Hiperplasi. (1)
Thorax foto
Kesan :
Tidak tampak pembesaran jantung
Tidak tampak TB paru aktif
Sinus dan diafragma (N)
(2)
USG
Kesan :
Volume prostat 44,37 cc
PSA 4,18
PSAD 0,09
Terdapat pembesaran prostat.
c)
Therapy (1)
Infus NaCl 0,9 % 20 gtt/menit.
(2)
Ceftriaxon 1 x 1 gram
(3)
Tradosik folat
2 x 1 ampul
per IV per
IM
b.
Analisa Data Data
Kemungkinan Penyebab dan Dampak
Masalah
1
2 BPH ↓ Pembesaran prostat menyebabkan tersumbatnya saluran perkemihan ↓ Terakumulasinya urine di vesika urinaria ↓ Mendesak sel-sel syaraf di vesika urinaria ↓
3 Gangguan rasa nyaman : nyeri
DS : • Klien mengatakan masih merasa nyeri pada daerah kandung kemih • Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika klien tiduran dan beristirahat • Klien mengatakan nyeri
1 seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas • Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan.
DO : • Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan • Terdapat distensi kandung kemih • Skala nyeri 3 (dari 0-5)
DS : Keluarga dan klien mengatakan infus dan kateter telah terpasang sejak klien masuk RS (tgl. 05/08/2005)
DO : Klien terpasang kateter Klien terpasang infus NaCl 0,9 % Daerah pemasangan dower kateter dan selang kateter tampak kotor. Hb : 9, 4 gr/dl
Leukosit : 8500/mm3
2 Merangsang noci reseptor sebagai reseptor nyeri ↓ Dihantarkan oleh serabut delta A dan C ↓ Dilairkan dalam bentuk elektrokimia, impuls ganglia radiks menuju dorsal horn dimedulla spinalis bagian posterior ↓ Ditransfer melalui traktus spinothalamikus ↓ Thalamus ↓ Cortex cerebri lobus parietalis ↓ Nyeri dipersepsikan ↓ Gangguan rasa nyaman : nyeri
3
BPH ↓
Resiko tinggi terjadinya infeksi
↓ Anemia ↓ ↓
↓ Dilakukan pemasangan kateter dan infus
↓
↓
Penurunan Imunoglobulin
Adanya benda asing yang masuk ke tubuh
↓ ↓ ↓ Daya tahan tubuh Media yang baik untuk menurun masuknya mikroorganisme ↓ ↓
↓
↓ Resiko tinggi terjadinya infeksi
DS : Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter. Klien mengatakan sekarang BAK-nya tidak melalui genetalia lagi melainkan melalui selang. Klien bertanya kepada perawat apakah BAKnya akan kembali normal. DO : Klien
terpasang
dower
BPH ↓ Tersumbatnya saluran perkemihan ↓ Akumulasi urine di vesika urinaria ↓ Dilakukan pemasangan dower kateter ↓ Urine keluar melalui selang kateter ↓ Klien tidak bisa BAK secara normal ↓ Perubahan pola eliminasi: BAK
Perubahan pola eliminasi: BAK
1
2
3
BPH ↓ Tersumbatnya saluran kemih sehingga terakumulasinya urine di kandung kemih dan mendesak sel-sel syaraf sekitar ↓ Nyeri ↓ Keterbatasan aktivitas ↓ Pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien dibantu ↓ Gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene
Gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene
kateter
Jumlah keluaran urine klien saat dikaji yaitu : 1000cc / 8 jam (tgl 8 Agustus 2005 pukul 06.00 sampai 8 Agustus 2005 pukul 14.00) dengan karakteristik kuning jernih.
DS : • Klien mengatakan kebutuhan sehari-harinya dibantu keluarga. • Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak masuk RS. • Klien mengatakan belum pernah gosok gigi sejak masuk RS. • Klien mengatakan belum pernah keramas sejak masuk RS. DO : • Rambut dan kulit kepala klien bersih • Gigi klien kotor • Kulit tubuh klien kotor dan kering. • Kebutuhan sehari-hari klien terlihat dibantu oleh keluarga. DS : • Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena merasa nyeri.
• Klien mengatakan semalam hanya tidur selama + 2 jam saja, sedangkan tidur siangnya mulai jam 14.00 – 15.30 WIB.
• • -
-
-
DO : Terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital. Tanda-tanda vital : TD : 120/70 mmHg R : 18 x/menit N : 76 x/menit S : o 36,7 C. DS :
BPH Gangguan pemenuhan ↓ kebutuhan Tersumbatnya saluran kemih sehingga terakumulasinya urine di kandung kemih istirahat tidur dan mendesak sel-sel syaraf sekitar ↓ Nyeri ↓ Merangsang aktivasinya RAS (Reticulo Activity System) sebagai pusat jaga di formatio retikularis ↓ Klien sering terjaga ↓ Pemenuhan istirahat tidur klien t erganggu
BPH + Epididimitis
Gangguan
rasa
1
• Klien
dan keluarga mengatakan khawatir dengan kondisi klien. • Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien. DO :
• Klien dan keluarga tampak sering bertanya pada perawat tentang keadaan klien.
c.
2 ↓ Kompleksnya perawatan dan pengobatan yang diperlukan ↓ Kurangnya informasi bagi klien dan keluarga ↓ Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang prosedur pengobatan dan atau perawatan ↓ Stressor ↓ Stress psikologik ↓ Gangguan rasa aman : cemas sedang
aman sedang
3 :
cemas
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya pendesakan sel-sel syaraf oleh urine pada daerah vesika urinaria akibat BPH. 2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya port de entry mikroorganisme akibat dari pemasangan kateter dan infus. 3. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas. 4. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya RAS diformatio retikularis. 5. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter.
6. Gangguan
rasa
aman
:
cemas
sedang
berhubungan
dengan
kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien.
2. No
Perencanaan Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan Intervensi
Rasional
1 1.
2
3
Gangguan rasa Tupan nyaman : nyeri Rasa nyaman klien berhubungan terpenuhi dengan adanya pendesakan sel- Tupen sel syaraf oleh Setelah dilakukan urine pada daerah perawatan selama 3 vesika urinaria hari diharapkan nyeri akibat BPH. berkurang, dengan kriteria evaluasi : Klien mengatakan nyerinya berkurang Klien dapat beradaptasi dengan nyerinya Skala nyeri men-jadi 1 (dari 0-5)
2.
Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan dengan adanya port de entry mikro organisme akibat dari pemasangan kateter dan infus.
Tupan : Infeksi tidak terjadi
4 1. Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan keinginan klien. 2. Observasi tanda-tanda vital.
5 1. Memberikan rasa kenyamanan bagi klien.
1. Monitor tanda-tanda peradangan dan infeksi.
1.
Untuk mengetahui perkembangan dan 3. Anjurkan klien untuk keadaan klien. melakukan teknik 3. Teknik relaksasi relaksasi : nafas akan menghambat dalam ketika rasa reseptor nyeri di nyeri timbul. dorsal horn sehingga 4. Lakukan teknik nyeri berkurang. distraksi dengan cara 4. Distraksi mengajak klien bekerja di corteks ngobrol ketika klien cerebri dengan cara merasa nyeri. mengalihkan perhatian persepsi nyeri kepada persepsi dengar. 5. Lanjutkan pemberian Dengan obat analgetik : 5. memberi-kan obat Tradosik 2 x 1 analgetik, efek obat ampul per IM. akan menekan reseptor nyeri di 6. Kaji ulang tingkat dorsal horn. nyeri klien. 6. Dengan mengkaji tingkat nyeri klien, dapat diketahui dan ditentukan langkah selanjutnya.
Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Observasi tanda-tanda selama 5 hari tidak vital tiap shif. terdapat tanda-tanda infeksi, dengan 3.Kolaborasi untuk kriteria evaluasi : pemberian tranfusi
Tidak terdapat tandatanda infeksi dari 4.Lakukan perawatan tempat kateter dengan pemasangan menggunakan teknik kateter dan infus. aseptic dan anti Tandaseptic. tanda vital dalam batas normal 5. Ganti alat tenun setiap Daerah hari. genetalia dan selang kateter dalam kedaan 6. Lanjutkan pemberian
2.
Observasi tanda-tanda peradangan dapat mengenal lebih dini bila terjadi infeksi. 2. Mengetahui fluktuasi tanda-tanda vital bila terjadi infeksi. 3. Tranfusi membantu meningkatkan Hb sehingga diharapkan daya tahan tubuh meningkat. 4. Kateter yang sudah terpasang lama dan kotor merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroorganisme. 5. Dengan mengganti alat tenun diharapkan dapat
1
2
3
bersih.
3.
Gangguan peme nuhan kebutuhan sehari-hari : personal hygiene berhubungan dgn adanya keterbatasan aktivitas.
Tupan : Kebutuhan sehari-hari klien terpenuhi. Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari personal hygiene klien terpenuhi dengan kriteria evaluasi: Kulit klien dalam keadaan bersih. Gigi klien dalam keadaan bersih. Keluar ga terlibat dalam pemenuhan personal hygiene klien.
4.
Gangguan peme nuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya RAS diformatio retikularis.
Tupan : Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi.
4 analgetik sesuai order yaitu Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV.
5 meminimalkan terjadinya infeksi. 6. Ceftriaxon berfungsi sebagai bakterisida sehingga kuman yang ada dapat terbunuh/ diminimalisasi. 1. Bantu klien 1. Bantuan yang dalam memenuhi diberi-kan dapat kebutuhan personal memudah-kan hygiene yaitu: terpenuhinya kebutuhan personal Mandi seka hygiene tanpa memGosok gigi buat klien lemah. 2. Libatkan keluarga untuk 2. Keluarga merupakan support system bagi membantu memenuhi klien sehingga klien kebutuhan personal termotivasi untuk hygiene klien melakukan personal hygine. 3. Observasi vital tanda-tanda vital 3. Tanda-tanda merupakan indikator klien setelah terjadinya perubahan melakukan aktivitas status kesehatan. personal hygiene. 4. Beri reinforcement positif 4. Reinforcment positif dapat meningkatkan bila klien mampu harga diri klien dan melakukan personal memotivasi klien hygiennya secara untuk melakukan mandiri sesuai kembali aktivitas dengan kemampuansehari-harinya. nya.
1. an
Jelask pada klien
tentang
pentingnya
Tupen : istirahat tidur Klien dapat tidur bagi klien. cukup dalam waktu 3 x 24 jam, dengan kriteria : Kura • Tidak tampak 2. ngi stimulus lingkaran hitam yang dapat pada daerah menyebabkan periorbital. klien sulit tidur • Klien dapat tidur dengan dengan nyenyak. menciptakan • Klien tidak yang lingkungan sering terbangun tenang, aman, dari tidurnya. dan nyaman • Jumlah jam tidur untuk klien tidur. klien cukup 7-8 jam/hari. • Lingkungan
1.
Mena mbah wawasan pengetahuan kepada klien tentang pentingnya istirahat tidur bagi kesembuhan klien. 2. Deng an lingkungan tenang, aman, dan nyaman akan merangsang aktivasi BSR (bulbar synchronizing region) sebagai pusat tidur sehingga klien terstimulasi untuk tidur dan
1
2
3
sekitar klien tenang, aman, dan nyaman untuk klien tidur.
4
3.
Atur posisi klien yang nyaman untuk tidur dgn berikan posisi semifowler 30–45 0. 4. Anjur kan klien untuk minum susu hangat sebelum klien tidur.
5.
Anjur kan dan bimbing klien untuk sebelum berdo’a tidur.
5.
Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter.
Tupan : 1. Berikan penjelasan Pola eliminasi BAK kepada klien tentang klien kembali normal. indikasi dilakukan pemasangan selang Tupen : kateter. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Posisikan selang selama 3 hari klien kateter sehingga dapat beradaptasi memungkinkan tidak dengan pemasangan terhambatnya aliran kateter, dengan criteria urine. evaluasi :
5
lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman akan mendukung klien untuk tidur 3. Posisi yang nyaman dapat menstimulasi klien untuk tidur. 4.
Susu mengandung triptofan yang dapat merangsang BSR sebagai pusat tidur sehingga klien terstimulasi untuk tidur. 5. Deng an berdo’a dapat menenangkan klien secara psiko-logis dan spiritual saat akan menjelang tidur. 1. Pengetahuan klien tentang indikasi dipasangnya kateter akan mendorong penerimaan perubahan pola berkemih.
2.
Hambatan aliran memungkinkan urine tertahan dalam kandung kemih sehingga menyebabkan klien merasa lebih tidak nyaman. 3. Diharapkan dapat diketahui kelancaran aliran urine dan dapat diketahui ada atau tidaknya gangguan pada fungsi filtrasi.
Klien 3. Observasi keluaran mengung-kapkan urine pada urine bag secara verbal dapat beradaptasi dengan terpasangnya selang kateter. Aliran 4. Jelaskan kepada urine dari kateter Diharapkan klien bahwa 4. lancar klien dapat pemasangan kateter beradaptasi dengan tidak untuk Selang terpasangnya selang selamanya. kateter tidak kateter. terlipat/dalam keadaan
1
6.
2
Gangguan rasa aman : cemas sedang
berhubungan dengan
3 terfiksasi dengan baik. Tupan: Rasa aman klien terpenuhi
Tupen: Setelah dilakukan kurangnya pengetahuan klien tindakan keperawatan 2 hari, dan keluarga selama terhadap penyakit diharapkan pengetahuan klien dan klien. keluarga tentang keadaan klien bertambah, dengan kriteria: Kl ien dan keluarga tidak mengeluh merasa khawatir tentang penyakit klien. Kl ien dan keluarga secara verbal mengatakan mengerti tentang penjelasan dari perawat. Ek spresi wajah klien tenang.
4
1.
Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien dan keluarga.
5
1.
Dengan adanya hubungan saling percaya klien mau mengungkapkan masalah dan perasaannya pada perawat. 2. Bantu klien untuk 2. Dengan menyesuaikan penyesuaian dirinya dengan kehidupan di RS kehidupan di RS. klien akan terbiasa dengan keadaan lingkungan di RS demi 3. Diskusikan kesembuhannya. bersama klien dan 3. Meningkatkan keluarga mengenai pengetahuan dan kondisi penyakit, pemahaman klien proses penyembuhan dan keluarga dan perawatan klien. sehingga mengurangi 4. Beri penjelasan kecemasan. pada klien dan 4. Diharapkan dapat keluarga tentang menambah keadaan penyakit, pengetahuan klien prosedur pengobatan dan keluarga tentang dan perawatan keadaan klien dan selama klien dirawat dapat membantu di RS. mengurangi kecemasan pada klien. 5. Kaji pemahaman 5. Dapat diketahui klien dan keluarga sejauh mana mengenai keadaan pemahaman klien penyakit, prosedur dan keluarga pengobatan dan sehingga dapat perawatan. menentukan intervensi selanjutnya. 6. Kaji ulang tingkat 6. Diharapkan dapat kecemasan klien. diketahui tingkat kecemasan klien setelah diberikan penjelasan tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan. 7. Beri reinforcement 7. Diharapkan positif bila klien dan motivasi klien keluarga mampu bertambah dan mengungkapkan meningkatkan pemahamannya semangat klien tentang keadaan sehingga mengurangi penyakit, prosedur kecemasan. pengobatan dan
1
2
3
4
5
perawatan.
3.
Pelaksanaan
Tanggal
Waktu
Pelaksanaan dan Eevaluasi
No.DP
Paraf
1 06 Juli 2010
2 07.45
3 Membina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien dan keluarga dengan cara perawat memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan. Hasil : Perawat memperkenalkan diri, klien dan keluarganya tampak mau berinteraksi dengan perawat seta mau menerima kehadiran perawat. Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien Hasil : Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih rapi. Mempertahankan posisi semi fowler Hasil : Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o. Mengkaji tingkat nyeri klien Hasil : Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5). Mengukur tanda-tanda vital klien Hasil :
4
5
07.55
08.00
08.10
08.15
TD : 120/70 mmHg Nadi 76 x/mnt
R : 18 x/mnt
S : 36,7oC
6
2
1
1 1&2
1
2 09.00
09.05
10.00
10.25
11.10
13.05
13.10
13.20
3 Melanjutkan pemberian therapi antibiotik : Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV. Hasil : Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat. Melanjutkan pemberian therapi analgetik : Tradosik 1 ampul per IM. Hasil : Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1 ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat. Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah pemasangan infus dan kateter. Hasil : Tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah pemasangan kateter dan infus seperti bengkak, kemerahan, dll. Melakukan teknik distraksi dengan cara mengajak klien ngobrol ketika klien mengeluh nyeri pada daerah kandung kemihnya. Hasil : Klien mau diajak ngobrol oleh perawat dan rasa nyeri teralihkan karena klien terfokus dengan topik yang sedang dibicarakan antara klien dan perawat. Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine, yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat. Hasil : Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar. Membantu klien untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan rumah sakit. Hasil : Perawat mengorientasikan pada klien tentang keadaan lingkungan sekitar & keadaan lingkungan rumah sakit. Melakukan diskusi kecil antara perawat, klien dan keluarga untuk membahas pengetahuan klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien. Hasil : Klien dan keluarga mengatakan tidak begitu mengetahui tentang penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan bagi klien. Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat dirumah sakit. Hasil : Klien dan keluarga tampak menyimak penjelasan dari perawat tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan pearwatan.
4
2
1
2
1
5
6
6
6
5
1
2 13.25
13.30
13.35
07 Juli 2010
07.10
07.15
07.30
3 Mengkaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien. Hasil : Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien. Mengkaji ulang tingkat kecemasan klien. Hasil : Klien terlihat tampak tenang dan exspresi muka terlihat lebih bahagia. Memberikan reinforcement positif pada klien dan keluarga setelah klien dan keluarga mengungkapkan kembali pemahamannya tentang keadaan klien. Hasil : Klien dan keluarga mengungkapkan kembali tentang keadaaan klien seperti yang telah dijelaskan oleh perawat. Mengobservasi keluaran urine pada urine bag. Hasil : Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, pengeluaran urine sebanyak + 2400 cc / 24 jam (tgl. 8-8-2005 jam 07.00 s/d tgl. 9-8-2005 jam 07.00 WIB). Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien Hasil : Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih rapi. Memenuhi kebutuhan personal hygiene klien yaitu : Memfasilitasi klien untuk menggosok gigi Membantu klien untuk mandi seka diatas tempat tidur dengan menggunakan sabun. Hasil : Klien mengatakan badannya lebih segar setelah mandi seka, tubuh klien bersih dan tercium harum, gigi klien bersih dan tidak tercium bau mulut. Memberikan reinforcement positif pada klien karena telah memenuhi kebutuhan personal hygienenya meskipun dibantu oleh perawat. Hasil : Klien tampak tersenyum dan mengatakan akan selalu menjaga kebersihan dirinya sendiri. Anjurkan keluarga agar selalu menjaga kebersihan tubuh klien. Hasil : Keluarga mengatakan akan selalu menjaga kebersihan tubuh klien. Mempertahankan posisi semi fowler Hasil : Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o. Mengkaji tingkat nyeri klien Hasil : Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).
4
6
6
6
5
2
08.00
08.05
08.10
08.20
3
3
3
1 1
5
1
2 08.30
08.40
3 Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah pemasangan infus dan kateter. Hasil : Daerah tempat pemasangan infus terdapat bengkak dan kemerahan serta saat ditekan klien mengeluh nyeri, sementara pada daerah tempat pemasangan kateter tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi. Mengukur tanda-tanda vital klien Hasil :
TD : 120/80 mmHg Nadi 82 x/mnt
4
2
1, 2 dan 3
R : 22 x/mnt
S : 37,8oC Meng-aff infus pada lengan kiri klien yang mengalami phlebitis Hasil : Infus pada lengan kiri klien telah dilepas dan daerah tempat pemasangan difiksasi dengan kapas alkohol dan plester. Memasang infus pada klien dilengan sebelah kanan. Hasil : Infus telah terpasang dilengan sebelah kanan klien, terfiksasi dengan baik, tetesan infus lancar dan tidak ada keluhan apapun dari klien setelah pemasangan. Mengompres dengan kassa alkohol pada lengan sebelah kiri klien yang bengkak akibat pemasangan infus. Hasil : Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan nyerinya berkurang. Mengajarkan pada klien teknik relaksasi nafas dalam yang dapat dipergunakan apabila klien merasa nyeri Hasil : Klien dapat mengerti penjelasan perawat dan dapat memperagakan teknik relaksasi nafas dalam. Melanjutkan pemberian therapi antibiotik : Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV. Hasil : Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat. Melanjutkan pemberian therapi analgetik : Tradosik 1 ampul per IM. Hasil : Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1 ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tujuan dari pemasangan selang kateter yaitu untuk mengeluarkan cairan yang berada didalam kandung kemih. Hasil : Klien dan keluarga mengerti mengenai tujuan pemasangan selang kateter.
08.55
09.05
09.20
09.40
10.00
10.05
10.20
2
2
2
1
2
1
5
5
1
2 10.25
11.00
11.10
12.20
13.05
3 Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa pemasangan selang kateter tidak untuk selamanya. Hasil : Keluarga dan klien tampak mendengarkan penjelasan dari perawat. Melakukan perawatan pada daerah genetalia dan selang kateter dengan teknik aseptik dan antiseptik. Hasil : Daerah genetalia telah dilakukan perawatan, begitupun dengan selang kateter. Tempat pemasangan kateter terbungkus kassa bethadine. Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat. Hasil : Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar. Berkolaborasi untuk memberikan tranfusi pada klien. Hasil : Klien mendapatkan tranfusi sebanyak 1 labu dan selama tranfusi klien tidak tampak menggigil. Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya tidur bagi klien.
Hasil: klien mengerti dan faham terhadap pentingnya tidur bagi klien. 13.10
13.15
13.18
13.20
4.
Menganjurkan pada klien untuk meminum susu hangat sebelum tidur. Hasil : Klien mengatakan saat ini tidak mempunyai susu dan akan membelinya nanti. Kurangi stimulus yang dapat menyebabkan klien sulit tidur dengan menciptakan lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman untuk klien tidur, seperti; menganjurkan klien dan anggota keluarga lainnya untuk tenang selama diruang perawatan, menjauhkan klien dari kemungkinan terjadinya injury, dan mengatur posisi tidur klien semifowler untuk klien tidur. Hasil: Lingkungan perawatan klien tenang, klien terhindar dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur, dan posisi klien saat akan tidur berada pada posisi semifowler. Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler. Hasil : Klien tampak dalam posisi semi fowler 30-45o. Membimbing dan menemani klien berdo’a sebelum tidur. Hasil: klien berdo’a sebelum dirinya tidur.
4
5
5
2
5
2
4
4
4
1&4
4
Evaluasi Tanggal
DP
1 07 Juli 2010
2 3
Catatan Perkembangan 3
S:
• Klien dan keluarga mengatakan mengerti dan memahami
Paraf 4
1
2
3 pentingnya perawatan diri bagi klien.
• Klien mengatakan merasa lebih segar setelah hari ini menggosok gigi dan dimandikan dengan cara dilap oleh perawat. • Klien mengatakan kukunya telah digunting dengan gunting kuku. • Klien dan keluarga mengatakan akan selalu menjaga kebersihan diri klien. O: • Klien mampu melakukan aktifitas sendiri diatas tempat tidur. • Kuku klien pendek dan bersih.
• Badan klien tampak bersih dan tercium harum. • Gigi klien tampak bersih dan tidak tercium bau mulut. • Rambut klien tampak rapih.
A: 07 Juli 2010
6
Masalah teratasi. S: • Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
•
Klien dan keluarga mengatakan secara verbal sudah tidak terlalu khawatir lagi dengan kondisi klien setelah diberi penjelasan oleh perawat. O: • Ekspresi wajah klien tampak tenang • Klien dan keluarga sudah tidak bertanya-tanya lagi kepada perawat tentang kondisi atau keadaan klien. A: Masalah teratasi 08 Juli 2010
1
S: • Klien mengatakan nyerinya masih terasa meskipun saat ini sudah terasa berkurang. • Klien mengatakan masih merasa nyeri apabila kandung kemihnya ditekan. O: • Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan merasakan sedikit nyeri. • Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri. • Skala nyeri turun dari skala 3 menjadi skala 2 (skala 0-5). A: Masalah teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi No. 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 I: • Menganjurkan klien untuk tetap melakukan teknik relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul • Melakukan teknik distraksi dengan cara mengajak klien ngobrol saat nyeri timbul • Melanjutkan pemberian obat analgetik : Tradosik 2 x 1 ampul per IM. E:
4
1
2
08 Juli 2010
4
3 • Klien tampak melakukan teknik relaksasi nafas dalam saat nyeri timbul • Klien mau diajak ngobrol oleh perawat dan rasa nyeri klien teralihkan. S: • Klien mengatakan semalam tidurnya nyenyak dan tidak sering terbangun karena nyeri. • Klien dan keluarga mengatakan jumlah tidurnya ± 8-9 jam sehari. O: • Klien tampak segar dan tidak sayu. • Tidak terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital. • Klien tampak tidur siang dengan nyenyak.
• Lingkungan ruang perawatan klien tenang. 08 Juli 2010
2
A: Masalah teratasi. S: • Klien mengatakan merasa lebih nyaman karena daerah pemasangan kateter dan selang kateter telah dibersihkan oleh perawat • Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri masih terasa nyeri jika ditekan. O: • Daerah pemasangan kateter dan selang kateter tampak bersih • Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien masih terlihat bengkak walaupun sudah berkurang dibandingkan hari sebelumnya
• Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien. A : Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6 I: • Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi • Mengobservasi tanda-tanda vital klien
•
Mengompres daerah bekas pemasangan infus pada lengan sebelah kiri dengan kassa alkohol • Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV • Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan Hb E:
•
Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah daerah bekas pemasangan infus dikompres dengan kassa alkohol. • Tanda-tanda vital klien : Tekanan Darah : 110/70 mmhg Nadi : 80 kali/menit Respirasi : 20 kali/menit Suhu : 37,2 0 C • Hasil laboratorium tanggal 10 Agustus 2005 : Hb : 10,2 gr/dl Ht : 31 % Leuko : 9.900 /mm3 Trombo : 299.000 /mm3
4
1
2
3
4
• Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftrizxon 1 x 1 gr per 08 Juli 2010
IV yang diberikan pada jam 10.00 WIB. S:
5
• Secara verbal klien mengatakan telah menerima perubahan pola berkemihnya.
• Klien mengatakan sudah bisa bergerak/merubah posisi walaupun selang kateter masih terpasang. • Klien mengatakan masih merasa tidak nyaman dengan terpasangnya selang kateter. O:
• Selang kateter masih terpasang. • Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter klien. • Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, pengeluaran urine + 2300 cc / 24 jam (tgl. 9-8-2005 jam 07.00 WIB s/d tgl. 10-8-2005 jam 07.00 WIB). A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi no 2 I:
•
Memposisikan selang kateter memfiksasinya dengan baik. E:
agar tidak
terlipat dan
• Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi dengan baik. • Tidak tampak adanya rembesan urine dari selang kateter. • Aliran keluaran urine dari kateter lancar. 09 Juli 2010
S: • Klien mengatakan nyerinya sudah terasa berkurang dibandingkan dengan hari sebelumnya.
1
• Klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan nyerinya. O:
• Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan tidak merasa nyeri. • Klien tidak mengeluh nyeri saat daerah kandung kemihnya ditekan. • Tidak terdapat distensi kandung kemih • Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri.
• Skala nyeri turun menjadi skala 1 (skala 0-5). 09 Juli 2010
2
A : Masalah teratasi. S: • Klien mengatakan hari ini kassa pemasangan kateter belum diganti
•
bethadine
ditempat
Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri bengkak dan nyerinya sudah berkurang. O: • Kassa bethadine pada tempat pemasangan kateter belum diganti
• Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien bengkaknya tampak berkurang dibanding hari sebelumnya • Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan dan infeksi pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat
1
2
3 pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien. A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6 I: • Melakukan perawatan kateter dgn teknik aseptik & antiseptik • Mengompres daerah bekas pemasangan infus dengan alkohol • Mengobservasi tanda-tanda vital klien • Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV E: • Klien merasa nyaman setelah dilakukan perawatan kateter • Klien merasa lebih baikan pada lengan sebelah kiri setelah perawat mengompresnya dengan kassa alkohol
• Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per
09 Juli 2010
5
IV yang diberikan pada jam 09.30 • Tanda-tanda vital klien : Tekanan Darah : 120/70 mmhg Nadi : 76 kali/menit Respirasi : 18 kali/menit Suhu : 37 0 C S:
• Secara verbal klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan pemasangan selang kateter dan perubahan pola berkemihnya. • Klien mengatakan sudah merasa tidak terganggu dengan terpasangnya selang kateter.
• Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, pengeluaran urine + 2500 cc / 24 jam (tgl. 10-8-2005 jam 07.00 WIB s/d tgl. 11-8-2005 jam 07.00 WIB). O:
• Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi dengan baik. • Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter klien. • Aliran keluaran urine dari kateter lancar. A : Masalah teratasi.
4
View more...
Comments