Laporan Kasus BPH

July 25, 2018 | Author: Maulfi Proto | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan Kasus BPH...

Description

Laporan Kasus

Oleh : Maulfi Kholis NPM. 09310058 Pembimbing : dr. H. Amri AK, SpB KEPANITERAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BAGIAN SMF BEDAH RSUD TASIKMALAYA

IDENTITAS • • • • • • • • •

Nama Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Pekerjaan Alamat No. CM Tanggal masuk Tanggal periksa Jam periksa

: Tn. A : Laki-laki : 66 tahun : Penjahit : Karangtunggal : 14018061 : 24 Februari 2014 : 25 Februari 2014 : 09.15 WIB

IDENTITAS • • • • • • • • •

Nama Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Pekerjaan Alamat No. CM Tanggal masuk Tanggal periksa Jam periksa

: Tn. A : Laki-laki : 66 tahun : Penjahit : Karangtunggal : 14018061 : 24 Februari 2014 : 25 Februari 2014 : 09.15 WIB

ANAMNESIS Keluhan Utama

Sulit buang air kecil kecil (BAK) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan sulit BAK sejak 2 tahun yang lalu. Untuk memulai BAK pasien membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit. Pasien juga harus mengedan agar air kencing pasien keluar.

Pasien mengatakan ± 6 bulan yang lalu pancaran air kencing pasien mulai melemah, terputus-putus dan lalu menetes. Pada saat merubah posisi, keluhan tersebut tetap timbul. Pasien juga mengeluhkan buang air kecil merasa tidak lampias dan merasa masih ada sisa air kencing di kandung kencing pasien.

Karena keluhan tersebut pasien berobat ke dokter spesialis urologi dan diperiksa menggunakan USG. Pasien kemudian dianjurkan untuk operasi tetapi menolak. Pasien juga diberi resep 2 obat yang diminum pada pagi hari dan malam hari selama 10 hari. Setelah meminum obat tersebut pasien merasa ada perbaikan tetapi keluhan muncul kembali saat obat habis.

Sekitar ± 4 bulan yang lalu pasien mengeluhkan rasa ingin kencing yang tidak tertahan. Pada malam hari pasien BAK ± 10 kali. Pasien menyatakan ± 3 bulan yang lalu  juga mengeluhkan nyeri pada saat BAK, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk pada daerah perut bagian bawah. Nyeri yang dirasakan tersebut tidak menjalar dan menghilang setelah BAK.

Sejak saat itu pasien beberapa kali tidak bisa BAK sama sekali dan harus dipasang selang kencing agar air kencing pasien keluar. Setelah selang kencing dicabut, pasien bisa BAK seperti sebelumnya selama ± 3-4 minggu kemudian pasien tidak bisa kencing lagi dan dipasang selang kembali. Pasien sudah beberapa kali dipasang selang kencing dan terakhir 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat kencing berdarah disangkal, kencing berpasir atau batu disangkal, kencing bernanah disangkal, riwayat trauma pada saluran kencing disangkal, nyeri pinggang disangkal, demam disangkal, penurunan berat badan yang drastis disangkal. Susah buang air besar (BAB) dan BAB berdarah juga disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu dan Kronis

Pasien merasa tidak memiliki penyakit kronis selain keluhannya saat ini. Riwayat Pengobatan Pasien pernah berobat ke dokter spesialis urologi dan diperiksa menggunakan USG. Pasien kemudian dianjurkan untuk operasi tetapi menolak. Pasien juga diberi resep 2 obat yang diminum pada pagi hari dan malam hari selama 10 hari. Pasien juga pernah berobat alternatif tetapi tidak ada perubahan. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama.

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalisata •



Kesadaran Vital sign

: Compos mentis : Tekanan darah

Heart rate Respiratory rate Suhu Kepala dan Leher •









Mata Hidung Mulut Telinga Leher

: dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

: 140/90 mmHg : 94 x/menit : 23 x/menit : 36,8 0C

  Thoraks

Abdomen

: dalam batas normal : dalam batas normal

Ekstremitas  –

Superior

: dalam batas normal

 –

Inferior

: dalam batas normal

Genitalia

: dalam batas normal

Status Localis ad Regio Suprapubic •





Inspeksi : datar, distensi (-), massa (-), skar (-) Palpasi : nyeri tekan (-) Perkusi : pekak (+)

Status Localis ad Regio Flank •



Balotemen (-/-) Nyeri ketok CVA (-/-)

Rectal Toucher •







Tonus sfingter ani Mukosa rectum Ampula recti Teraba massa  –

 –

 –

 –

 –

 –

 –



: kuat : licin : tidak kolaps

pada arah jam 11 sampai jam 1 permukaan licin konsistensi kenyal lobus kanan dan kiri simetris pole atas teraba nodul (-) taksiran berat ± 40 gram

Handscoon

: darah (-), feses (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG •

Darah rutin



USG urologi



Patologi anatomi

HASIL PEMERIKSAAN •

Hb

: 12 g/dl



Ht

: 36 vol%



Leukosit

: 7.400 /mm3



Trombosit

: 295.000 /mm3



Ureum

: 25 mg/dl



Kreatinin

: 1,08 mg/dl

DIAGNOSIS BANDING 1. Suspect benign prostatic hyperplasia 2. Suspect carcinoma prostat

DIAGNOSIS KERJA Suspect benign prostatic hyperplasia

PENATALAKSANAAN •

Inform concern



TURP

PROGNOSIS •

Quo ad vitam

: ad bonam



Quo ad functionam : ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA Definisi

BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut.

Etiologi BPH

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat; tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron   (DHT) dan  proses aging (menjadi tua).

Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat jinak adalah: 1. Teori Dihidrotestosteron 2. Adanya ketidakseimbangan antara estrogentestosteron 3. Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat 4. Berkurangnya kematian sel (apoptosis) 5. Teori Stem sel

  Patofisiologi

Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona  transisional , sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari zona  perifer. Pertumbuhan kelenjar ini sangat bergantung pada hormon testosteron, yang di dalam sel-sel kelenjar prostat hormon akan dirubah menjadi metabolit aktif dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5α reduktase. Dihidrotestosteron inilah yang secara langsung memacu m-RNA di dalam sel- sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth  factor   yang memacu pertumbuhan kelenjar prostat.

Hiperplasia Prostat ↓

Penyempitan lumen uretra posterior ↓

Tekanan intravesika meningkat Buli-buli: Hipertrofi otot detrusor Trabekulasi Selula Divertikel buli-buli • •

• •

Ginjal dan ureter: Refluks vesicoureter Hidroureter Hidronefrosis Pionefrosis Gagal ginjal •

• •

• •

Gambaran klinis Obstruksi

Iritasi



Hesitansi



Frekuensi



Pancaran miksi lemah



Nokturi



Intermitensi



Urgensi



Miksi tidak puas



Disuria



Menetes setelah miksi

Pemeriksaan fisik •



Buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra simfisis akibat retensi urine. Kadang-kadang didapatkan urine yang selalu menetes yang merupakan pertanda dari inkontinensia paradoksa. Pada colok dubur BPH menunjukan konsistensi prostat kenyal, seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul.

Pemeriksaan penunjang •

Laboratorium



Foto polos



Ultrasonografi transrektal (TRUS)



Sistoskopi



USG trans-abdominal



Sistografi buli



Uroflometri

Terapi •

Watchful waiting



Medikamentosa



 –

α-blocker

 –

Inhibitor 5α-reduktase

 –

Fitofarmaka

Pembedahan

Indikasi pembedahan •

Gagal medikamentosa



Retensio urine berulang



Infeksi saluran kemih



Vesicolitiasis



Hidronefrosis bilateral



Divertikulum buli-buli



Gross hematuri

Jenis pembedahan •

Open prostatectomy



TURP



TUIP



Elektrovaporasi prostat



Laser prostatectomy

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF