Laporan Kasus Abses Perianal

July 18, 2019 | Author: Adetz Haedetz | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ok...

Description

Laporan Kasus Abses Perianal Rahmi Dwi Winarsih Pembimbing: dr. Asep Tajul Mutaqin Ahmad, Sp.B

Identitas Nama : Tn. I  Usia : 30 Tahun  Alamat : Bj. Herang, Kab. Cianjur  Tgl. MRS : 01 Juli 2014  Tgl. Pemeriksaan : 04 Juli 2014 

Anamnesa (Autoanamnesa) 

Keluhan Utama: Benjolan di sekitar lubang pantat sudah 3 hari yang lalu SMRS.



Riwayat Penyakit Sekarang Os datang ke IGD RSUD Cianjur mengeluh terdapat benjolan di sekitar lubang pantat sudah 3 hari yang lalu. Benjolan terasa gatal, nyeri, panas dan kemerahan. Os mengaku benjolan dapat dimasukkan kembali dengan tangannya sendiri. Os merasa tidak nyaman saat duduk dan ketika BAB terasa sakit, BAB tidak ada darah. BAK lancar. 2 hari sebelumnya Os demam, tetapi sekarang tidak ada demam.



Riwayat Penyakit Dahulu Os mengaku tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riw. DM (tidak ditanyakan), riw. TB (tidak ditanyakan).



Riwayat Penyakit Keluarga Dikeluarga tidak ada yang mengalami seperti ini.



Riwayat Pengobatan Os mengaku pernah minum obat paracetamol 1x.





Riwayat Alergi Tidak ada keluhan/riwayat alergi. Riwayat Psikososial Os mengaku tidak merokok dan mengonsumsi alkohol. Os juga mengaku jarang mengonsumsi sayur dan buah. Riw. higienitas individu (tidak ditanyakan).

Pemeriksaan Fisik   

Keadaan umum: tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tanda Vital  Tekanan darah : 100/60 mmHg  Suhu : 37,2°C  Nadi : 106 x/menit  Pernapasan : 35 x/menit

  

Status Generalis Kepala (normocephal)  Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)  Hidung : tidak tampak adanya deformitas, tidak tampak adanya sekret, tidak tampak adanya perdaharan/ epistaksis/rhinorhagic  Telinga : otorhagic (-), sekret (-)  Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)

Thorax  Inspeksi : normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka bekas operasi  Palpasi : tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, vokal fremitus teraba sama pada kedua lapang paru  Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru  Auskultasi : vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), BJ I dan II murni regular, murmur (-), gallops (-) Abdomen  Inspeksi : distensi abdomen (-), scar (-)  Auskultasi : bising usus (+) normal  Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen  Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-) Ekstremitas atas: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-) Ekstremitas bawah: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-) Rectal Touche: tonus otot sphincter ani baik, teraba massa/benjolan pada pukul 7, bisa dimasukkan kembali ke dalam anus, nyeri (+), feses (-), darah (-), lendir (-)

Status Lokalis

Inspeksi Tampak eritem (+), udem (+)  Palpasi Nyeri tekan (+), teraba hangat (+) 

Resume Os datang ke RSUD Cianjur mengeluh terdapat benjolan di sekitar lubang pantat sudah 3 hari yang lalu. Benjolan terasa gatal, nyeri, panas dan kemerahan. Os mengaku benjolan dapat dimasukkan kembali dengan tangannya sendiri. Os merasa tidak nyaman saat duduk dan ketika BAB terasa sakit. 2 hari sebelumnya Os demam, tetapi sekarang tidak ada demam. Tanda vital (TD: 100/60 mmHg, N: 106x/menit, RR: 35x/menit, S: 37,2°C). Status generalis dalam batas normal. Status lokalis tampak eritem, udem, nyeri tekan dan teraba hangat.

Differential Diagnosis 1. 2. 3.

Abses perianal. Furunkel. Ca. recti.

Pemeriksaan Penunjang 

Hematologi lengkap 1 Juli 2014 Pemeriksa an

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

Leukosit Neutrofil absolut

25.3 22.16

4.8 – 10.8 1.8 – 7.6

10-3/uL 10-3/uL

Analisa Kasus Laki-laki  Usia 30 tahun  Mengeluh adanya benjolan di sekitar lubang pantat 3 hari yang lalu, terasa gatal, nyeri, panas dan kemerahan  2 hari sebelumnya demam  Pemeriksaan lab: didapatkan leukositosis dan neutrofilia 

Working Diagnosis 

Abses Perianal

Rencana Penatalaksanaan 

Insisi drainase

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi 

Abses perianal merupakan infeksi jaringan lunak di sekitar kanalis analis, dengan pembentukan rongga abses. Keparahan dan kedalaman abses cukup variabel, dan rongga abses sering dikaitkan dengan pembentukan saluran fistula (fistulous tract).

Epidemiologi  Kejadian

puncak dari abses anorektal pada usia dekade ketiga dan keempat dalam kehidupan.  Pria lebih sering terkena daripada wanita, dengan dominasi laki-laki berbanding perempuan yaitu 2 : 13 : 1. Sekitar 30% pasien dengan abses anorektal memiliki riwayat abses serupa.

Etiologi Obstruksi pada kriptus analis merupakan hasil dari stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi infeksi, terbentuk supurasi dan pembentukan abses pada glandula analis.  Organisme umum terlibat dalam pembentukan abses termasuk Escherichia coli, spesies Enterococcus, dan spesies Bacteroides, namun, tidak ada bakteri tertentu telah diidentifikasi sebagai penyebab khas dari abses 

Daerah penyebaran infeksi pada Perianal space

Schwartz’s: Principles of Surgery 9th Edition. 2010

A = Infeksi dari usus menyerang kriptus analis atau kelenjar analis lain. Proses primer ini terjadi pada linea dentata ; B dan C = Infeks menyebar ke jaringan perianal dan perirektal secara tidak langsung melalui system limfatik atau secara langsung melalui struktur kelenjar ; D = Terbentuk abses ; E = Abses pecah spontan, menorehkan lubang pada permukaan kulit perianal dan

Manifestasi Klinis 





Pasien dengan abses perianal biasanya mengeluhkan ketidaknyamanan di daerah perianal dan pruritus. Nyeri perianal sering diperburuk oleh gerakan dan tekanan perineum yang meningkat dari duduk atau saat buang air besar. Pasien dengan abses iskiorektalis sering mengeluhkan dengan demam, menggigil, dan nyeri parah dan rasa penuh di daerah perirektal







Nyeri di daerah anal adalah keluhan yang paling umum presentasi. Berjalan, batuk, atau mengedan dapat memperberat rasa nyeri. Sebuah massa sering terdeteksi dengan inspeksi daerah perianal atau dengan pemeriksaan rektal digital. Kadang-kadang, pasien dapat disertai dengan demam, retensi urin, atau sepsis yg mengancam jiwa

Tatalaksana Kebanyakan abses perianal dapat didrainase di bawah anestesi. Insisi kulit dan insisi subkutan dibuat di bagian atas yang paling menonjol dari abses dan eksisi ‘dog ear’ untuk mencegah penutupan prematur

Tatalaksana Kebanyakan abses perianal dapat didrainase di bawah anestesi.  Insisi kulit dan insisi subkutan dibuat di bagian atas yg paling menonjol dari abses dan eksisi ‘dog ear’ untuk mencegah penutupan 

Komplikasi Fistula anorektal terjadi pada 30-60% pasien dengan abses anorektal. Fistula Anorectal muncul sebagai akibat obstruksi dari kripta anal, yg teridentifikasi dengan adanya drainase dari kanal anal atau dari kulit disekitar perianal.  Penyebab lainnya dari fistula perianal merupakan multi faktor, termasuk penyakit divertikular, IBD, keganasan dan infeksi, seperti tuberkulosis dan actinomikosis. 

Daftar Pustaka Bernard M. Jaffe and David H.Berger. The Appendix. Brunicardi F. Charles et all. Schwartz’s: Principles of Surgery 9th Edition. 2010.  Andre Hebra and Joh Geibel. Perianal Abscess. http://emedicine.medscape.com. November 2010. 



http://www.webmd.com/a-to-z-guides/anal-abs cess  http://www.scribd.com/doc/79580953/PERIANA L-ABSES

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF