Laporan Ipcn Bulan April
August 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Ipcn Bulan April...
Description
LAPORAN BULANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RS. RAFFLESIABENGKULU BULAN APRIL 2018
A. Gambaran Umum
Rs. RafflesiaBengkulu sebagai salah satu Rumah Sakit di Provinsi Bengkulu yang memberikan pelayanan rawat inap dan rawat jalan kepada masyarakat memilki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan, dimana salah satu tolak ukur mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit adalah angka infeksi nosokomial/ HAIs. HAIs. Infeksi Nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated Infections/HAIs adalah Infections/HAIs adalah Infeksi yang terjadi setelah >48 jam paska masuk rumah sakit, bisa setelah keluar rumah sakit. Infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan di rumah sakit atau Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bukan dalam masa inkubasi saat masuk rumah sakit. Termasuk infeksi infeksi yang didapat di rumah sakit tetapi tetapi muncul saat setelah keluar dari rumah sakit,juga termasuk infeksi pada petugas rumah sakit/Fasilitas pelayanan kesehatanlainnya yang diperoleh karena pekerjaannya (okupasi ). Healthcare Associated Infections/HAIs Infections/HAIs Jika tidak dikendalikan dan dicegah dengan sungguh-sungguh, bisa mengakibatkan kesakitan dan kematian. Orang-orang yang berada di lingkungan rumah sakit seperti pasien, petugas kesehatan, penunggu/pengunjung juga sangat berisiko terinfeksi.Infeksi di rumah sakit/ HAIs masih HAIs masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rs. RafflesiaBengkulu adalah satu organisasi yang yang anggotanya terdiri dari seluruh unit dan profesi di Rs. RafflesiaBengkulu dengan tujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan pengunjung dari kejadian infeksi/ HAIs HAIs dengan memperhatikan cost effectiveness dimana 1 seluruh kegiatannya terintegrasi dalam suatu program kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rs. RafflesiaBengkulu. Pelaksanaan
Program
Pencegahan
dan
Pengendalian
Infeksi
(PPI)
di
Rs.
RafflesiaBengkulu belum mencapai hasil yang optimal, dan masih memerlukan kajian yang lebih dalam, untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya fasilitas dan kesadaran bagi petugas kesehatan untuk melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya kesadaran untuk menerapkan kewaspadaan isolasi. B. Tugas Pokok Dan Fungsi Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Rs. Rafflesia Bengkulu 1. Merencanakan suatu sistem Pencegahan & Pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Membuat dan mengevaluasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi Nosokomial 3. Melaksanakan sosialisasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi Nosokomial, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit. 4. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI dan program pelatihan dan pendidikan PPI 5. Memberikan konsultasi/penyuluhan masalah infeksi nosokomial kepada Tenaga Medik, Non Medik dan Tenaga Lainnya serta pengguna jasa Rs. RafflesiaBengkulu 6. Melaksakanan surveilans infeksi nosokomial dengan melakukan kunjungan rutin ke bangsal
perawatan,
memeriksa
catatan
medik
pasien,
laporan
laboratorium
mikrobiologi, data pasien masuk. 7. Meyakinkan kebenaran laporan dan meyakinkan penerapan kewaspadaan umum dan perilaku yang mungkin berisiko. 8. Mengembangkan dan berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial bagi staf yang membutuhkan. membutuhka n. 9. Bertanggung jawab dan mengkoordinasikan pelatihan kewaspadaan universal diseluruh lapisan karyawan rumah sakit. 10. Melakukan penyelidikan sewaktu ada indikasi kejadian luar biasa (KLB) di Rumah Sakit dan mengevaluasi efektivitas dan dampak dari kebijakan pengendalian infeksi, prosedur dan peralatan. Ikut serta dalam penelitian khusus yang dirancang untuk meneliti wabah. 11. Menelaah dan memberikan umpan balik kepada pihak yang terkait tentang data surveilans pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial yang relevan. 12. Membuat laporan berkala tentang kegiatan Infeksi Nosokomial. C. Kegiatan
Ruang lingkup dari program PPI PP I Rs. Rafflesia Bengkulu meliputi : 1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. 2. Penerapan Kewaspadaan Isolasi.
3. Surveilans infeksi nosokomial/HAIs. 4. Pendidikan dan Pelatihan PPI pada seluruh karyawan, pasien dan pengunjung Rs. RafflesiaBengkulu. 5. Penggunaan Obat Antibiotik secara Rasional. Melakukan upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial melalui:
1. Pengadaan sarana sosialisasi PPI (Poster, brosur, banner, spanduk, leaflet, komputer) di seluruh lingkungan RS. 2. Pemasangan handrub berstandar WHO di semua titik area umum, pelayanan perawatan dan penunjang. 3. Melakukan pengawasan terhadap penerapan kewaspadaan isolasi, meliputi monitoring evaluasi pada :
audit dan
a. Kebersihan tangan b. Pengelolaan limbah rumah sakit c. Penggunaan alat pelindung diri (APD) d. Proses dekontaminasi dan sterilisasi peralatan/linen. e. Peralatan yang di lakukan re-use f. Perlakuan peralatan kadaluarsa. g. Pemprosesan peralatan pasien. h. Pengendalian kebersihan lingkungan di tempat-tempat
berisiko tinggi, dan sarana
pendukung pelayanan, seperti air dan pendingin udara. 4. Mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial di RS. Rafflesia dengan target (Standar Pelayanan Minimal) sebagai berikut : a. Angka Infeksi Saluran Kemih ≤5% b. Angka Infeksi Decubitus
≤5%
c. Angka Plebitis ≤10% d. ILO e. VAP 5. Mencegah dan dapat menanggulangi kejadian luar biasa yang terjadi di RS. Rafflesia Bengkulu. 6. Melakukan pendidikan dan pelatihan PPI pada pasien, pengunjung dan seluruh karyawan RS. Rafflesia Bengkulu. D. Analisa Angka Kejadian Infeksi ( H ealthca lthcarr e A sso ssoci cia ate ted d I nfect nfectii ons / H A i s ) Di RS. Rafflesia Bengkulu Bulan April 2018 1. PLEBITIS
Plebitis adalah tanda - tanda peradangan pada daerah lokal tusukan infuse. Tandatanda peradangan tersebut adalah merah, bengkak, terasa seperti terbakar dan sakit bila ditekan. Cara perhitungan angka kejadian Plebitis : Jumlah Plebitis Jumlah hari pemakaian jarum infus
plebitis 0.%
April
x 1000 %
Analisa Grafik
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan April terdapat 7,00‰ 7,00‰ target pencapaian angka Plebitis (Standar Pelayanan Minimal adalah ≤ 10). 10). 2. INFEKSI SALURAN KEMIH ( ISK )
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah Infeksi yang disebabkan karena adanya mikroorganisme di saluran kemih dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala yang terjadi di rumah sakit dalam kurun waktu lebih dari 2 x 24 jam setelah dipasang dower cateter. Cara penghitungan ISK : Jumlah Infeksi Saluran Kemih Jumlah Hari Pemakaian Cateter Urine
x 1000 %
ISK 0.%
April
Analisa Grafik
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan April0% Target pencapaian angka ISK (Standar Pelayanan Minimal adalah ≤ 5%). 5 %). 3. DECUBITUS / ULCUS
Definisi operasional Dekubitus adalah Luka pada kulit dan atau jaringan yang terjadi di rumah sakit karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring dan tidak pernah di mobilisasi dalam waktu lebih dari 2 x 24 jam. Biasanya terjadi pada daerah sekitar bokong, punggung, siku atau kadang-kadang pada mata kaki/ tumit. Definisi tirah tirah baring adalah penderita yang berbaring total (tidak dapat bergerak) dan bukan karena instruksi pengobatan. Cara perhitungan Angka Pasien Dekubitus : Jumlah kejadian dicubitus ----------------------------------------Jumlah hari tirah baring
DECUBIT US …
0%
DECUBITUS
April
x 1000
Analisa Grafik
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan April0% Target pencapaian angka Decubitus (Standar Pelayanan Minimal adalah ≤ 5%). 5%).
4. IDO
Infeksi Daerah Operasi adalah Infeksi yang terjadi pada daerah da erah insisi daerah operasi dalam waktu 30 hari tanpa implan dan satu tahun dengan implan pasca bedah. Cara perhitungan angka kejadian IDO Jumlah kasus IDO ----------------------------- X 100 Jumlah kasus operasi
IDO 0%
APRIL
Analisa Grafik :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan April0% Target pencapaian angka IDO (Standar Pelayanan Minimal adalah ≤ 5%). 5%).
5. VAP
Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilasi mekanik>48jam, dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi saluran napas. Cara perhitungan angka kejadian VAP Jumlah kasus VAP ------------------------------------------ X 1000 Jumlah hari pemakaian ETT
VAP 0%
APRIL
Analisa Grafik :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan April l0% Target pencapaian angka IDO (Standar Pelayanan Minimal adalah ≤ 5%). 5%).
E. Hasil Audit PPI
Audit yang sudah dilakukan : 1. kebersihan tangan 2. Sosialisasi APD 3. Melakukan pemantauan kebutuhan ruangan yang terkait dengan PPI.
F. Saran
1. Laporan surveilan diharapkan rutin dilakukan. 2. Diharapkan perlengkapan fasilitas ruangan dapat segera dilengkapi guna melindungi pasien, petugas dan pengunjung dari HAIs.
Bengkulu, 06 Mei 2018 IPCN
Ns. Meri Eka Putri, S.Kep
View more...
Comments