Laporan Infus Natrium Bikarbonat 1,39%_Bu Rahma_Indah Putri_2A.docx

April 20, 2019 | Author: hana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Infus Natrium Bikarbonat 1,39%_Bu Rahma_Indah Putri_2A.docx...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL “Sediaan Steril Infus Intravena Natrium Biar!"nat#

Disusun "le

%$Inda$ Putri P&'(()&&*+*,

 (Logo Poltekkes Farmasi)

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG -URUSAN .ARMASI /+&)

IN.US Intravena Natrium Biar!"nat &0(,1

I2

TU-UAN PRAKTIKUM

Mampu memformulasi, membuat, dan mengevaluasi sediaan steril infus intravena dengan bahan aktif Natrium Bikarbonat 1,3!

"#$

PENDA3ULUAN

Pada %aman sekarang ini perkembangan #lmu Pengetahuan dan &eknologi semakin berkembang dengan pesat, salah satun'a di bidang efarmasian$ al ini dapat dilihat dari sediaan obat 'ang berma*am+ma*am 'ang dibuat oleh tenaga farmasis, diantaran'a 'aitu ada sediaan padat (solid), setengah padat (semisolid), *air (liui (liuid)$ d)$ "dapu "dapula la istilah istilah sediaan sediaan parent parenteral eral dan non parent parenteral eral$$ -ediaa -ediaan n  parenteral 'aitu sediaan steril 'ang dimaksudkan untuk pemberian melalui in.eksi, infus, atau implan ke dalam tubuh$ ("goes, /013) #n.eksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk  'ang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, 'ang disunt disuntikk ikkan an dengan dengan *ara merobe merobek k .aringa .aringan n ke dalam dalam kulit kulit atau atau selaput selaput lendir lendir$$ (-'amsuni, /00)$ -ediaan parenteral terdiri dari sediaan perenteral volume besar  dan sediaan sediaan parent parenteral eral volume volume ke*il$ ke*il$ -ediaan -ediaan parent parenteral eral volume volume besar besar disebu disebutt sebagai infus intravena, 'aitu dengan rute pemberian melalui intravena$ #nfundabilia atau infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, dan disuntikkan langsung dalam vena dalam volume relatif ban'ak$ &u.uan pemberian infus intravena diantaran'a untuk mengganti *airan tubuh dan mengimbangi .umlah elekt elektro rolit lit dalam dalam tubu tubuh, h, dapa dapatt dibe diberi rika kan n deng dengan an maks maksud ud untu untuk k penam penambah bahan an kalori,dan sebagai obat, diberikan dalam .ulah besar dan terus+menerus .ika tidak  dapat disuntikkan se*ara biasa$ (-'amsuni, /00)   -ediaan 'ang dibuat 'aitu infus intravena dengan bahan aktif Natrium Bika Bikarb rbon onat$ at$ ada adarr 'ang 'ang digu diguna naka kan n 'aitu 'aitu 1,3 1,3!$ !$ Natri Natrium um bika bikarb rbon onat at *epat *epat menetralkan 2l lambung karena da'a larutn'a tinggi$ arbon dioksida (2 /) 'ang terbentuk dalam lambung akan menimbulkan senda4a$ Natrium bikarbonat sudah sudah .arang .arang diguna digunakan kan sebagai sebagai anta*id anta*id$$ bat bat ini diguna digunakan kan untuk untuk mengat mengatasi asi asidosis metabolik, alkalinisasi urin dan pengobatan radikal pruritus$ (-'arif, /01/) BI2

TIN-AUAN PUSTAKA 2

#NF56efinisi +

F# ed edisi isi #7 #7 hal hal 10, 5-P 5-P 30 Laruta Larutan n intrav intravena ena volume volume besar besar adalah adalah in.eks in.eksii dosis dosis tungga tunggall untuk  untuk  intravena dan dikemas dalam 4adah bertanda volume lebih dari 100

4

ml$ BP /00, vol 3, 88/ #nfus merupakan sediaan steril, berupa larutan atau emulsi dengan air  sebagai fase kontinu9 biasan'a dibuat isotonis dengan darah$ Prinsipn'a infus dimaksudkan untuk pemberian dalam volume 'ang besar$ #nfus tidak mengandun mengandung g tambahan tambahan berupa berupa penga4et penga4et antimikroba antimikroba$Laru $Larutan tan untuk infus, diperiksa se*ara visibel pada kondisi 'ang sesuai adalah  .ernih dan praktis bebas partikel+partikel$ :mulsi pada infus tidak  menun.ukkan adan'a pemisahan fase$

Perbedaan infus dan in.eksi (-'amsuni, /00) eterangan Maksud 7olume "lat dan *ara ;aktu Pemba4a #sohidris #sotonis #soioni Bebas pirogen emasan Panambahan dapar

#n.eksi Bentuk in.eksi "ntara 1ml+10ml #n.eksi -ebentar "ir, etanol, min'ak -edapat mungkin -edapat mungkin &idak selalu &idak selalu ;adah tunggal atau ganda Boleh

#nfus #ntravena #nfus tu.uan infusi Lebih dari 10ml #nfus atau transfusi Lama an'a air   arus arus arus arus ;adah tunggal &idak boleh

euntungan dan kerugian (-'amsuni, /00) euntungan -ediaan #nfus &2 6apat digunakan untuk pemberian obat agar beker.a *epat, seperti pada keadaan ga4at$ /2 6apat digunakan untuk penderita 'ang tidak dapat dia.ak beker.a sama dengan dengan baik, baik, tidak tidak sadar, sadar, tidak dapat dapat atau tidak tidak tahan tahan menerim menerimaa  pengobatan melalui oral$ (2 Pelepasan obat ke dalam darah dapat diatur erugian -ediaan #nfus 6i samping keuntungan+keuntungan dari pemberian se*ara intravena, terdapat pula kemungkinan ter.adin'a komplikasi seperti < 1$ :mboli :mboli udara (gumpalan (gumpalan udara udara pada pembuluh pembuluh darah) darah) 3

/2 (2 *2 )2 52

#nkompatibilitas obat (bisa sebelum dan setelah pen'untikan) ipersensitivitas #nfiltrasi atau ekstravasasi (rasa n'eri pada daerah sekitar) -epsis (infeksi bakteri sistemik) &hrombosis atau phlebitis (terbentukn'a trombus akibat rangsang tusukan .arum pada dinding vena

erugian 'g lain< &2 Pemakaian sediaan lebih sulit dan lebih tidak disukai oleh pasien $ /2 bat 'ang telah diberikan se*ara intravena tidak dapat ditarik lagi (2 Lebih mahal daripada bentuk sediaan non steriln'a karena lebih

ketatn'a pers'aratan 'ang harus dipenuhi (steril, bebas pirogen,  .ernih, praktis bebas partikel)$

Faktor penting (-'amsuni, /00) Pers'aratan #nfus #ntravena< a2 -ediaan (dapat berupa larutan=emulsi) harus steril #n.eksi harus memenuhi s'arat 5.i -terilitas 'ang tertera pada 5.i

eamanan a'ati$ !2 Bebas pirogen 5ntuk sediaan lebih dari 10 ml, memenuhi s'arat 5.i Pirogenitas 'ang 62 d2 e2 f2 72 $2 i2

tertera pada 5.i eamanan a'ati$ #sotonis (sebisa mungkin) #sohidris Larutan untuk infus intravena harus .ernih dan praktis bebas partikel #nfus intravena tidak mengandung bakterisida dan %at dapar$ Pen'impanan dalam 4adah dosis tunggal$ 7olume netto = volume terukur tidak kurang dari nilai nominal Penandaan < :tiket pada larutan 'ang diberikan se*ara intra vena untuk melengkapi *airan, makanan bergi%i, atau elektrolit dan in.eksi manitol sebagai diuretika

osmotik,

disyaratkan

untuk

mencantumkan

kadar 

osmolarnya. >ika keterangan mengenai osmolalitas diperlukan dalam monografi masing+masing, pada etiket hendakn'a disebutkan kadar   82

osmolar total dalam miliosmol per liter$ #nfus emulsi dibuat dengan air sebagai fase luar, diameter fase dalam tidak lebih dari 1 ?m (#n.e*table 6ispersed -'stem, /) misaln'a &PN

(M=")$ 2  :mulsi untuk infus intravena setelah diko*ok harus homogen dan tidak  menun.ukkan pemisahan fase, diameter globul fase terdispersi untuk  infus intravena harus din'atakan$ 4

l2

Memenuhi s'arat penetapan volume in.eksi dalam 4adah -ediaan 'ang dibuat 'aitu infus intravena dengan bahan aktif Natrium Bikarbonat$ adar 'ang digunakan 'aitu 1,3!$ Natrium bikarbonat *epat menetralkan 2l lambung karena da'a larutn'a tinggi$ arbon dioksida (2 /) 'ang terbentuk dalam lambung akan menimbulkan senda4a$ Natrium bikarbonat sudah .arang digunakan sebagai antasid$ bat ini digunakan untuk mengatasi asidosis metabolik, alkalinisasi urin dan pengobatan radikal pruritus$ (-'arif, /01/)  Natrium bikarbonat bersifat alkalis dengan efek antasid 'ang sama dengan kalsium karbonat$ :fek sampingn'a pada penggunaan berlebihan adalah ter.adin'a alkalosis dengan ge.ala sakit kepala, perasaan haus sekali, mual dan muntah+ muntah$ -eperti 2a+karbonat %at ini .uga dihubungkan dengan pelon.akan produksi asam se*ara reflektoris (efek rebound)$ (&.a' &an, /00@)  Natrium bikarbonat .uga dapat digunakan sebagai komponen garam rehidrasi oral dan sebagai sumber bikarbonat dalam *airan dialisis$ Natrium  bikarbonat digunakan dalam produk makanan sebagai alkali atau sebagai bahan ragi, misaln'a bubuk soda kue$ (Ao4e, /00)

I92

.ORMULASI

1$ Bahan aktif Natrium Bikarbonat Pemerian

-erbuk hablur, putih$ -tabil di udara kering, tetapi dalam udara lembab se*ara perlahan+lahan terurai$ Larutan segar dalam air  dingin tanpa diko*ok, bersifat basa terhadap lakmus$ ebasaan  bertambah

bila

larutan

dibiarkan,

digo'ang kuat

atau

dipanaskan$ elarutan

(Farmakope #ndonesia edisi 7 hlm /) Larut dalam air9 tidak larut dalam etanol$

-tabilitas

(Farmakope #ndonesia edisi 7 hlm /) Panas< -tabil hingga suhu /@0 02 (mengalami penguraian) (P: th :dition page 30)



Panas idro

lembab di ba4ah suhu C0 02



lisis 2aha 'a  p

2aha'a< -tabil terhadap *aha'a





idrolisis< -tabil terhadap air, ter.adi penguraian pada udara

(P: th :dition page 31)

(P: th :dition page 31) 5

 p< @,0+,8 (p sediaan in.eksi) Pen'impana

(Farmakope #ndonesia edisi 7 hlm ) 6alam 4adah tertutup baik$

n

(Farmakope #ndonesia edisi 7 hlm 8)

Kesim:ulan %

Bentuk %at aktif 'ang digunakan (basa=asam=garam=ester) < garam Bentuk sediaan (lar=susp=emulsi=serbuk rekonstitusi) < larutan 2ara sterilisasi sediaan < sterilisasi akhir (panas lembab dengan autoklaf selama 18 menit pada suhu 1/1 02 dan tekanan 18 Psi) (P: th :dition page 31) emasan < botol infus ka*a bening 800 ml

/$ "ua pro in.e*tion Pemerian

2airan .ernih, tidak berbau, tidak ber4arna dan tidak berasa, aua untuk in.eksi adalah air 'ang dimurnikan dengan *ara destilasi atau reverse osmosis tidak mengandung %at tambahan lain

elarutan

(P: th :dition page @) 6apat ber*ampur dengan sebagian besar pelarut polar 

-tabilitas

(P: th :dition page @) "ua pro in.e*tion stabil di semua keadaan fisik (padat, *air, gas)$ 6apat disterilisasi menggunakan autoklaf$ "ir murni harus disimpan dalam 4adah tertutup rapat$ >ika disimpan dalam .umlah besar, kondisi pen'impanan harus diran*ang untuk membatasi pertumbuhan mikroorganisme$ "ir untuk  in.eksi disimpan dalam 4adah tertutup rapat$ p sediaan in.eksiD 8,0+@,0$

egunaan

(P: th :dition page @) "ir sebagai bahan dan pelarut pada formula dan pembuatan  produk farmasi, dan untuk membuat sediaan in.eksi$

#nkompabilitas

(P: th :dition page @ ) 6alam formula farmasi, air dapat bereaksi dengan obat E  6

obatan dan eksipien lain 'ang rentan terhadap hidrolisis pada saat suhu ditinggikan$ "ir bereaksi se*ara kuat dengan logam alkali dan bereaksi *epat dengan alkali tanah dengan oksidasin'a seperti kalsium oksida dan magnesium oksida$ "ir .uga bereaksi dengan garam tidak hidrat men.adi garam hidrat dengan berbagai komposisi dan bahan organik dan kalsium karbida$ (P: th halaman @)

3$ 2arbo "dsorben=arbon "ktif  Pemerian

-erbuk halus, bebas dari butiran, hitam9 tidak berbau9 tidak   berasa

elarutan

(Martindale 18th :dition page 1C38) Praktis tidak larut dalam air dan etanol

-tabilitas egunaan #nkompabilitas

(Martindale 18th :dition page 1C38) + -ebagai bahan untuk depirogenasi +

92

PENDEKATAN .ORMULA N"2

Nama Ba$an

-umla$

1,8! 1

Natrium Bikarbonat

b v

Ke7unaan

Bahan aktif 

"d 100!

/ 9I2

"ua pro in.e*tion

v v

 pemba4a

PER3ITUNGAN TONISITAS0 OSMOLARITAS0 DAPAR a2 Per$itun7an adar + #n.eksi Natrium bikarbonat 'aitu larutan Natrium bikarbonat steril dalam air 

untuk in.eksi mengandung tidak kurang dari 8! dan tidak lebih dari 108!

7

(5nited -tates Pharma*opeia 30th :dition) + emurnian Natrium bikarbonat 'ang digunakan 'aitu 100! 1,39 g 1,3!D 100 ml   80 mlD ,038 g dilebihkan 8! D ,038 g G (8!  ,038 g)D ,C g 9,49 g kadarD 650 ml   100!D 1,C! + 6epirogenasi dilebihkan 8!D ,C g G (8!  ,C g)D , g 9,96 g

kadarD

  100!D 1,83!

650 ml

!2 Per$itun7an t"nisitas  Natrium bikarbonat 1,C! terhadap pengisotonis Na2l 0,! :1!D 0,8 (Farmakope #ndonesia edisi #7 hal 1/81) &onisitasD :  2D 0,8  1,C!D 0,8! sedikit hipertonis 62 Per$itun7an "sm"laritas g BM Na23D C,01 ml  (Farmakope #ndonesia edisi #7 hal 01)

 Na23

mD ,C

 NaG G 23+ 1 ion G 1 ion D / ion g 9,49 g 650 ml 650 ml  D

 x 1000 ml

9,49 g x 1000 ml

D

650 ml

g D 1C, mosmole  L

D

1000 ml

g  x 1000 x jumlahion  L BM  g  x 1000  x 2  L g 84,01 mol

14,6

D

D 3C@,8

mosmole  L

sedikit hipertonis

  (3/+380

8

mosmole )  L

9II2

PENIMBANGAN

6ibuat infus 1 botol (H800 ml) D 800 ml + 5ntuk memenuhi s'arat penetapan volume in.eksi untuk sediaan lebih dari 10 ml dilebihkan seban'ak /! (Farmakope #ndonesia edisi #7 hal 10CC) Maka volume tiap botol dilebihkan /!D 800 ml G (/!  800 ml)D 810 ml + 5ntuk mengantisipasi kehilangan volume total sediaan selama proses pembuatan Maka total volume sediaan dilebihkan /0!D 810 ml G (/0!  810 ml) D 1/ mlD 80ml

N"2

Nama Ba$an

-umla$ ;an7 Ditim!an7 1,53 g

1

100 ml

Natrium bikarbonat

  80 mlD , g

0,1 g

9III2

/

2arbo adsorben

3

"ua pro in.e*tion

100 ml

  80 mlD 0,8 g

80ml E (, gG 0,8 g)D 3 ml

STERILISASI a2 Alat

Nama Alat

2

DATA PENGAMATAN E9ALUASI SEDIAAN

N"

 

-enis

Prinsi: evaluasi

evaluasi

-umla$

3asil

S;arat

sam:el   :en7amatan

A2 Evaluasi fisia

1

Bahan

Memanfaatkan sensor 

 partikulat dalam in.eksi

810 ml

&idak ada

Penghambura

 penghamburan *aha'a

 partikulat

n *aha'a<

dan pengumpan sampel,

mela'ang

hasil

 .ika tidak memenuhi batas

 perhitungan

'ang ditetapkan, maka

 .umlah total

dilakukan pengu.ian

 butiran baku

mikroskopik$ Pengu.ian

'ang

mikroskopik ini

terkumpul

menghitung bahan

 pada

 partikulat subvisibel

 pen'aring

setelah dikumpulkan pada

harus berada

 pen'aring membran

dalam batas

mikropori$

/0! dari hasil  perhitungan  partikel kumulatif  rata+rata per  ml$ Mikroskopik< in.eksi memenuhi s'arat, .ika  partikel 'ang ada (n'ata atau menurut  perhitungan)

14

dalam tiap unit tertentu diu.i melebihi nilai 'ang sesuai dengan 'ang tertera  pada F# Pengukuran p *airan u.i menggunakan  potensiometri (p meter) 'ang telah dibakukan sebagaimana mestin'a, /

Penetapan p

'ang mampu mengukur  harga p sampai 0,0/ unit

810 ml

,0

@,0+,8

 p menggunakan elektrode indikator 'ang  peka, elektrode ka*a, dan elektrode pembanding 'ang sesuai$ 5.i ke.ernihan untuk  larutan steril adalah dengan menggunakan 3

5.i ke.ernihan latar belakang putih dan

>ernih (tidak  >ernih (tidak  810 ml

ada partikel

ada partikel

viable)

viable)

&idak  

Larutan

 ber4arna (a) 4adah

mengalami

dalam 4adah

takaran tunggal 'ang

kebo*oran

tidak men.adi

hitam di ba4ah *aha'a lampu untuk melihat ada tidakn'a partikel viable$ C

5.i kebo*oran 5ntuk *airan bening tidak  810 ml

masih panas setelah selesai disterilkan, dimasukkan ke dalam larutan metilen biru 0,1!$ 15

 biru

>ika ada 4adah 'ang  bo*or maka larutan metilen biru akan masuk  ke dalam karena  perubahan tekanan di luar  dan di dalam 4adah tersebut sehingga larutan dalam 4adah akan  ber4arna biru$ ;adah+4adah kemasan akhir diperiksa satu  persatu dengan men'inari

8

4adah dari samping

&idak ada

&idak 

5.i ke.ernihan

dengan latar belakang

 pengotor putih

terdapat

dan 4arna

hitam untuk men'elidiki

ataupun

 pengotor 

 ber4arna

dalam larutan

810 ml

 pengotor ber4arna putih dan latar belakang putih untuk men'elidiki  pengotor ber4arna B2 Evaluasi imia

Aeaksi Natrium *ara " dan B dan reaksi Bikarbonat seperti tertera 1

#dentifikasi

 pada 5.i #dentifikasi

Jat aktif  810 ml

5mum

 Natrium  bikarbonat

(Farmakope #ndonesia

/

edisi 7 hlm /) 6engan *ara titrasi

adar tidak 

Penetapan

dengan asam klorida 1 N

lebih dan

kadar 

(Farmakope #ndonesia edisi 7 hlm 8)

2$ Evaluasi !i"l"7i

16

810 ml

tidak kurang dari 1,3!

&idak ter.adi  pertumbuhan mikroba setelah

Mengu.i sterilitas suatu

inkubasi

 bahan dengan melihat ada

selama 1C

tidakn'a pertumbuhan

hari$ >ika

mikroba pada inkubasi

1

5.i -terilitas

 bahan u.i menggunakan

(suplemen F#

*ara inokulasi langsung

#7, 181/+181)

atau filtrasi se*ara

dapat 810 ml

dipertimbang kan tidak  absah maka

aseptik$ Media 'ang

dapat

digunakan adalah

dilakukan u.i

Tioglikonat cair dan

ulang dengan

Soybean Casein Digest 

 .umlah bahan 'ang sama dengan u.i

/

5.i endotoksin

Pengu.ian dilakukan

 bakteri

menggunakan Limulus

endotoksin

 Amebocyte Lysate (L"L)$

tidak lebih

&eknik pengu.ian dengan

dari 'ang

menggunakan .endal gel

ditetapkan

dan fotometrik$

 pada masing+

&eknik >endal Iel pada

masing

titik akhir reaksi

monografi$

dibandingkan langsung en*eran dari %at u.i dengan en*eran endotoksin 'ang din'atakan dalam unit endotoksin F#$ &eknik  fotometrik (metode turbidimetri) 'ang 17

810 ml

aslin'a$ adar  

didasarkan pada  pembentukan kekeruhan$ 3

5.i pirogen

Pengukuran kenaikan

810 ml

&ak seekor  

suhu kelin*i setelah

kelin*i pun

 pen'untikan larutan u.i

dari 3 kelin*i

se*ara #7 dan ditu.ukan

menun.ukkan

untuk sediaan 'ang dapat

kenaikan

ditoleransi dengan u.i

suhu 0,8K

kelin*i dengan dosis

atau lebih$

 pen'untikan tidak lebih

>ika ada

dari 10 mL=kg bb dalam

kelin*i 'ang

 .angka 4aktu tidak lebih

menun.ukkan

dari 10 menit$

kenaikan suhu 0,8Katau lebih lan.utkan  pengu.ian dengan menggunaka n 8 ekor  kelin*i$ >ika tidak lebih dari 3 ekor  dari  ekor  kelin*i masing+ masing menun.ukkan kenaikan suhu 0,8K atau lebih dan .umlah kenaikan suhu

18

maksimum  ekor kelin*i tidak lebih dari 3,3K sediaan din'atakan memenuhi s'arat bebas  pirogen$ >I2

PEMBA3ASAN

Praktikum kali ini dibuat sediaan large volume parenteral atau infus dengan  bahan aktif Natrium Bikarbonat$ adar %at aktif 'ang digunakan 'aitu 1,3!$ -ediaan parenteral 'aitu sediaan steril 'ang dimaksudkan untuk pemberian melalui in.eksi, infus, atau implan ke dalam tubuh $ -ediaan parenteral diberikan melalui in.eksi$ #n.eksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk  'ang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, 'ang disuntikkan dengan *ara merobek .aringan ke dalam kulit atau selaput lendir  (-'amsuni, /00)$ -ediaan large volume parenteral merupakan sediaan *air steril, dan harus bebas pirogen dan bebas bahan partikulat$ #nfundabilia atau infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, dan disuntikkan langsung dalam vena dalam volume relatif ban'ak$ 6efinisi 'ang diperluas dari sediaan parenteral volume besar adalah produk obat dengan pemba4a air dalam bentuk kontener dosis tunggal, sterillkan se*ara terminal dengan kapasitas 100 mililiter atau lebih, 'ang akan diberikan atau digunakan pada manusia$ ("goes, /013) -ediaan infus dibuat dengan tu.uan untuk pemberian rute intravena$ Pemberian larutan se*ara intravena merupakan rute pemberian *airan obat dalam  .umlah besar 'ang akan terdistribusi (terdispersi) dengan *epat pada keseluruhan tubuh, agar di*apai efek terapeutik dengan *epat$ e*epatan infusi dapat dikendalikan untuk menetapkan dan men.aga kadar obat 'ang diperlukan dalam darah9 melalui pompa ke*epatan pemberian obat dapat disesuaikan dengan *ara mengontrol ke*epatan pemberian obat se*ara tepat sesuai kebutuhan$ Pemberian

19

obat se*ara intravena ini dapat menghilangkan mekanisme perlindungan tubuh dan reaksi 'ang tidak diinginkan pada pemberian permulaan (onset) 'ang mungkin ter.adi disebabkan oleh beberapa hal dan dapat berlangsung se*ara *epat seperti haln'a efek keuntungan pada pemberian obat infusi$ ("goes, /013) -ediaan parenteral volume besar diberikan dalam .umlah *ukup besar, maka  perlu diperhatikan berbagai hal 'ang mungkin menimbulkan masalah pada tubuh  pasien seperti parameter fisiologi dan parameter formulasi$ Parameter fisiologi dan formulasi sediaan parenteral volume besar dibatasi oleh karakteristik larutan 'ang dapat menimbulkan dampak pada biokimia tubuh$ 6i dalam pengembangan sediaan  parenteral volume besar (L7P), penting dipertimbangkan dan diperhatikan kadar  'ang dibutuhkan oleh larutan 'ang diberikan se*ara terapeutik, aktif, dan dalam  bentuk 'ang tersedia$ 5ntuk men*apai respon 'ang dibutuhkan, intensi fisiologi dari formulasi penting diperhatikan bersama dengan faktor fisiologi, kimia, dan sifat+sifat fisika dari formulasi 'ang akan dikembangkan$ ("goes, /013) Penggunaan sediaan large volume parenteral dapat digunakan untuk terapi  pemeliharaan, terapi penggati, untuk kebutuhan air, kebutuhan elektrolit, kebutuhan kalori, dan hiperalimentasi parenteral$ &erapi pemeliharaan, bila penderita tidak  dapat menerima nutrisi atau *airan le4at mulut untuk masa 'ang agak lebih lama (3+ hari) maka dapat digunakan larutan 'ang mengandung kalori tinggi$ Bila  penderita dira4at dengan diberi *airan parenteral han'a untuk beberapa hari, maka digunakan larutan sederhana 'ang mengandung air dan detrosa se*ukupn'a$ Pada keadaan dimana pemberian makanan le4at mulut harus tertunda untuk beberapa minggu atau lebih, nutrisi lengkap parenteral harus diberikan$ &erapi pengganti,  pada keadaan ter.adi kehilangan ban'ak air  elektrolit seperti diare berat atau muntah, mula+mula dapat diberikan larutan parenteral dalam .umlah 'ang lebih  besar dari 'ang la%im kemudian diberikan terapi pengganti$ ebutuhan air, terapi pengganti air untuk orang de4asa, dibutuhkan @0 ml air per kg=hari disamping kebutuhan air untuk pemeliharaan$ arena pemberian air  se*ara intravena dapat men'ebabkan hemolisis osmotik sel darah merah, dan karena penderita 'ang menerima air umumn'a memerlukan nutrisi atau elektrolit, maka pemberian air se*ara parenteral umumn'a sebagai larutan 'ang mengandung detrosa atau elektrolit sehingga larutan mempun'ai tonisitas 'ang *ukup untuk 

20

men*egah sel darah merah pe*ah$ ebutuhan elektrolit, kebutuhan kalium setiap harin'a adalah kurang lebih 100 m: dan kehilangan kalium setiap harin'a kurang lebih C0 m:, sehingga pada terapi pengganti, harus paling sedikit dikandung C0 m: ditambah se.umlah 'ang dibutuhkan untuk pengganti kehilangan tambahan$ ;alaupun elektrolit dan mineral lain seperti kalsium, Mg, dan besi hilang dari tubuh, tetapi umumn'a mineral+mineral tersebut tidak dibutuhkan selama terapi  parenteral .angka pendek$ ebutuhan kalori umumn'a penderita 'g memerlukan *airan parenteral diberi detrosa 8! untuk memperke*il kekurangan kalori 'ang  biasa ter.adi pada penderita 'ang mengalami terapi penggantian atau pemeliharaan$ Penggunaan detrosa .uga mengurangi ketosis  kerusakan protein$ iperalimentasi parenteral merupakan infus 'ang mengandung se.umlah besar  nutrisi dasar 'ang *ukup untuk sintesis .aringan aktif dan pertumbuhan$ 6igunakan  pada pemberian larutan protein .angka pan.ang le4at intravena 'ang mengandung detrosa kadar tinggi (kurang lebih /0!), elektrolit, vitamin, dan pada beberapa keadaan mengandung insulin$ Bahan aktif 'ang digunakan 'aitu Natrium Bikarbonat$ Natrium bikarbonat *epat menetralkan 2l lambung karena da'a larutn'a tinggi$ arbon dioksida (2/) 'ang terbentuk dalam lambung akan menimbulkan senda4a$ Natrium  bikarbonat sudah .arang digunakan sebagai antasid$ bat ini digunakan untuk  mengatasi asidosis metabolik, alkalinisasi urin dan pengobatan radikal pruritus (-'arif, /01/)$ "sidosis metabolik adalah gangguan ketika status asam+basa  bergeser ke sisi asam akibat hilangn'a basa atau retensi asam nonkarbonat dalam tubuh$ "sidosis sendiri merupakan kondisi dimana keseimbangan asam+basa tubuh terganggu karena adan'a peningkatan produksi asam atau berkurangn'a produksi  bikarbonat$ ondisi ini akhirn'a men'ebabkan asidemia atau keasaman darah, dimana p arteri turun hingga di ba4ah @,38$ >ika dibiarkan, kondisi ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan men'ebabkan koma dan bahkan kematian$ "sidosis

metabolik

disebabkan

oleh

peningkatan

produksi

asam

atau

mengkonsumsi makanan atau %at 'ang dapat dikonversi men.adi asam$ ondisi ini  .uga disebabkan oleh hilangn'a bikarbonat seperti dalam kasus diare dan asidosis tubulus gin.al$

21

 Natrium bikarbonat bersifat alkalis dengan efek antasid 'ang sama dengan kalsium karbonat$ :fek sampingn'a pada penggunaan berlebihan adalah ter.adin'a alkalosis dengan ge.ala sakit kepala, perasaan haus sekali, mual dan muntah+ muntah$ -eperti 2a+karbonat %at ini .uga dihubungkan dengan pelon.akan produksi asam se*ara reflektoris (efek rebound) (&.a' &an, /00@)$ Natrium bikarbonat .uga dapat digunakan sebagai komponen garam rehidrasi oral dan sebagai sumber   bikarbonat dalam *airan dialisis$ Natrium bikarbonat digunakan dalam produk  makanan sebagai alkali atau sebagai bahan ragi, misaln'a bubuk soda kue (Ao4e, /00)$ -ediaan infus intravena dibuat karena sediaan diinginkan dalam bentuk  in.eksi dengan pemberian melalui intravena dan dibuat berupa large volume  parenteral$ Jat aktif 'ang digunakan merupakan garam 'ang mudah larut dalam air  sehingga dibuat sediaan berupa larutan$ -ediaan 'ang dibuat berupa infus large volume parenteral dengan pemberiaann'a diin.eksikan melalui intravena, maka sediaan tidak ditambahkan %at pendapar dan penga4et karena akan memberikan efek toksik 'ang *enderung lebih besar di dalam tubuh$ maka dari itu sediaan large volume parenteral umumn'a merupakan single dose dengan diberikan melalui tetesan tetesan dengan ke*epatan tertentu$ Jat aktif stabil terhadap pemanasan 'aitu hingga suhu /@0 02, maka proses filling dan sterilisasi dilakukan dengan metode sterilisasi akhir$ -terilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik berupa  patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun nonvegetatif

dari suatu ob.ek atau

material$ al tersebut dapat di*apai melalui *ara pen'aringan atau pembunuhan organisme dengan panas, bahan kimia, atau dengan *ara lainn'a$ Metode sterilisasi 'ang umum digunakan untuk proses sterilisasi 'aitu dengan metode panas lembab$ Metode ini dilakukan dengan menggunakan alat 'aitu autoklaf dengan suhu  pemanasan 1/102 selama 18 menit dan tekanan 18 Psi$ "dapula metode lain 'aitu dengan metode panas kering$ Metode ini menggunakan alat 'aitu oven dengan suhu 1@002 selama 0 menit$ Metode panas lembab dan panas kering ini dilakukan untuk  sediaan dengan %at aktif 'ang tahan terhadap panas$ >ika tidak tahan panas maka dapat dilakukan metode sterilisasi dengan teknik aseptik, 'aitu metode 'ang dalam  pembuatan sediaann'a dilakukan se*ara aseptik dengan .aminan tidak ada 22

kontaminan dari bakteri dan mikroorganisme 'ang dapat mengkontaminasi sediaan$ ("goes, /013) -ediaan 'ang dibuat harus sesuai dengan p darah normal dalam tubuh$ p darah normal 'aitu @,38+@,C8$ Maka pada pembuatan ditambahkan ad.ust p Na 0,1 N atau 2l 0,1 N .ika diperlukan$ p perlu diperhatikan karena berpengaruh  pada tubuh terutama darah$ >ika sediaan parenteral volume besar mempun'ai p di luar batas p darah normal maka akan men'ebabkan masalah pada tubuh$ &u.uan utama pengaturan p dalam sediaan in.eksi adalah untuk mempertinggi stabilitas sehingga obat+obat tersebut tetap mempun'ai aktivitas dan potensi$ Jat aktif harus disimpan dalam 4adah kedap udara, maka digunakan botol ka*a bening infus tertutup rapat dalam pen'impanan$ adar %at aktif 'ang digunakan termasuk sedikit hipertonis, maka tidak diperlukan penambahan pengisotonis$ &onisitas adalah ukuran dari tekanan osmotik dua larutan 'ang dipisahkan oleh membran semipermeabel$ Larutan isotonis ialah larutan dimana kedua sisi 'ang dipisahkan membran sel memiliki konsentrasi 'ang sama, tidak ter.adi migrasi air ke satu arah, kemungkinan ter.adi pertukaran air sa.a, .umlah air di kedua larutan tetap, bentuk  sel tidak ter.adi perubahan, misaln'a konsentrasi larutan diluar sel dan di dalam sel sama$ Larutan hipertonik ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan 'ang satu) lebih tinggi dibanding didalam sel (larutan lainn'a), sehingga air berpindah dari dalam sel keluar sel se*ara osmosis, sehingga ter.adi pen*iutan sel (krenasi)$ Larutan hipotonik ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan 'ang satu) lebih rendah dibanding didalam sel (larutan lainn'a), sehingga air berpindah dari luar sel kedalam sel se*ara osmosis, sehingga ter.adi pembengkakan sel bahkan bisa ter.adi lisis atau pe*ah (hemolisis)$ (-'amsuni, /00) arakteristik fisikokimia larutan infus intravena 'ang paling umum digunakan dan relevan se*ara klinik adalah parameter aktivitas osmotik 'g din'atakan dalam terminologi osmolalitas (.umlah osmol %at terlarut per kg  pelarut), osmolaritas (.umlah osmol %at terlarut per liter larutan), dan isotonisitas$ smolalitas larutan adalah .umlah osmol %at terlarut per kilogram pelarut (mosmol=kg), sedangkan osmolaritas larutan adalah .umlah osmol %at terlarut per  liter larutan (mosmol=liter)$ smolalitas kurang lebih sama dengan osmolaritas

23

 pada larutan en*er tapi tidak pada larutan pekat$ smolalitas normal plasma /0+ /8 mosmol=kg$ Larutan 'ang isoosmotik memiliki osmolalitas sama dengan osmolalitas normal plasma$ smolalitas dan tonisitas sangat penting dalam terapi infus se*ara intravena$ smosis adalah besar difusi *airan dari tempat  berkonsentrasi %at rendah (en*er) ke tempat berkonsentrasi %at tinggi (kental)$ Membran sel relatif impermeable terhadap %at terlarut tapi sangat permeable terhadap air, maka air akan berdifusi melintasi membran sel menu.u daerah dengan konsentrasi %at terlarut tinggi (kental)$ Besar tekanan 'ang harus diberikan untuk  men*egah osmosis akhir melalui membran disebut tekanan osmotik$ &ekanan osmotik berbanding terbalik dengan konsentrasi air$ Maka, etiket pada larutan 'ang diberikan se*ara intra vena untuk melengkapi *airan, makanan bergi%i, atau elektrolit dan in.eksi manitol sebagai diuretika osmotik, dis'aratkan untuk  men*antumkan kadar osmolarn'a$ eterangan kadar osmolar pada etiket suatu larutan parenteral membantu untuk memberikan informasi pada dokter apakah larutan tersebut hipo+osmotik, iso+osmotik, atau hiper+osmotik$ ("goes, /013) 6alam pembuatan sediaan parenteral volume besar, untuk memenuhi s'arat  penetapan volume in.eksi dalam 4adah sesuai 'ang tertera pada Farmakope #ndonesia edisi #7, maka volume tiap botol dilebihkan /!$ 5ntuk mengantisipasi kehilangan volume total sediaan selama proses filling, maka volume total sediaan dilebihkan /0!$ 6alam pembuatan sediaan, dikha4atirkan terdapat pirogen dalam sediaan, maka dilakukan depirogenasi oleh karbon aktif$ Pirogen merupakan suatu substansi atau sen'a4a 'ang dapat meningkatkan suhu tubuh dan men'ebabkan demam, maka untuk sediaan parenteral volume besar ini diperlukan depirogenasi untuk menghilangkan pirogen$ arbon aktif dapat men'erap %at aktif sehingga kadar %at aktif akan berkurang dan efek 'ang diterima oleh pasien akan berkurang, maka untuk mengantisipasin'a kadar %at aktif dilebihkan 8! 6alam pembuatan sediaan steril, hal pertama 'ang perlu dilakukan 'aitu sterilisasi alat+alat 'ang akan digunakan dalam pembuatan sediaan ste ril$ &u.uann'a untuk mengurangi kontaminan dari mikroorganisme maka alat+alat 'ang digunakan harus dalam keadaan steril$ -terilisasi alat dilakukan pada ruangan sesuai sesuai dengan metode sterilisasi 'ang digunakan$ 6alam praktikum kali ini, pembuatan sediaan steril in.eksi infus dilakukan dengan metode sterilisasi akhir, maka untuk  sterilisasi alat 'ang akan digunakan dilakukan dalam gre' area$ 6alam 24

 penimbangan bahan+bahan pula dilakukan di dalam gre' area$ Pembagian ruangan steril berdasarkan .umlah kontaminan mikrorganisme 'ang

selama aktivitas

dilakukan$ -etelah dilakukan sterilisasi alat dan dilakukan penimbangan bahan 'ang akan digunakan dalam pembuatan sediaan steril in.eksi infus intravena, maka dilakukan proses filling$ Proses filling dilakukan pada ruangan dengan grade "  ba*kground 2$ Jat aktif dilarutkan dengan se.umlah aua pro in.e*tion dan ditambahkan aua pro in.e*tion hingga 0! dari batas kalibrasi$ 6ilakukan  penge*ekan p menggunakan p meter, .ika belum men*apai p target ditambahkan ad.ust p hingga men*apai p 'ang diinginkan$ -etelah itu ditambahkan aua pro in.e*tion hingga 100! dari batas kalibrasi dan dilakukan depirogenasi$ 6epirogenasi dilakukan dengan menambahkan karbon aktif 'ang telah ditimbang ke dalam sediaan 'ang telah .adi dan dipanaskan$ &u.uan dipanaskan 'aitu untuk mengdepirogenasi atau menghilangkan pirogen 'ang ada  pada sediaan$ 6epirogenasi ini han'a dilakukan pada sediaan large volume  parenteral$ Maka pada evaluasi biologi dilakukan evaluasi u.i pirogen untuk  sediaan 'ang lebih dari 10ml$ -ediaan 'ang telah didepirogenasi kemudiaan disaring dan dilakukan evaluasi$ :valuasi sediaan dilakukan di dalam gre' area$ :valuasi terdiri dari evaluasi fisika, kimia, dan biologi$ :valuasi 'ang dilakukan 'aitu evaluasi  penetapan p, u.i ke.ernihan, u.i ke.ernihan dan 4arna, penetapan bahan partikulat dalam in.eksi, dan u.i kebo*oran$ :valuasi penetapan p dilakukan dengan menggunakan alat p meter, p 'ang diperoleh untuk sediaan 'ang telah .adi 'aitu ,0$ al ini sesuai dengan spesifikasi 'aitu rentang @,0+,8$ :valuasi u.i ke.ernihan dilakukan dengan mengamati sediaan menggunakan latar belakang putih dan hitam di ba4ah *aha'a lampu untuk melihat ada tidakn'a partikel viable$ asil 'ang diperoleh 'aitu sediaan .ernih tidak terlihat partikel viable maupun nonviable$ 6alam hal ini maka sesuai dengan pers'aratan evaluasi$ :valuasi u.i ke.ernihan dan 4arna dilakukan dengan men'inari 4adah dari samping dengan latar belakang hitam untuk men'elidiki pengotor ber4arna putih dan latar belakang putih untuk men'elidiki pengotor ber4arna$ asil 'ang diperoleh sesuai dengan spesifikasi, 'aitu tidak ada pengotor putih maupun

25

 ber4arna dalam sediaan$ :valuasi penetapan bahan partikulat dalam in.eksi dilakukan dengan melihat partikulat se*ara visual, sediaan 'ang telah .adi tidak  terdapat partikulat$ :valuasi u.i kebo*oran dilakukan dengan 4adah takaran tunggal 'ang masih panas setelah selesai disterilkan, dimasukkan ke dalam larutan metilen  biru 0,1!$ asil 'ang diperoleh sesuai dengan spesifikasi 'aitu larutan tidak   ber4arna biru$ Berdasarkan evaluasi 'ang telah dilakukan, sediaan din'atakan memenuhi  persa'aratan evaluasi, diantaran'a 'aitu memiliki p ,0, tidak mengalami kebo*oran, .ernih, dan tidak terdapat partikulat, pengotor hitam maupun putih atau  ber4arna$

26

>II2

KESIMPULAN

Formulasi 'ang tepat untuk sediaan steril infus intravena adalah sebagai berikut$ N"2

Nama Ba$an

1

Natrium Bikarbonat

/

2arbo adsorben

-umla$

Ke7unaan

1,8!

b v

Bahan aktif 

0,1!

b v

6epirogenasi

"d 100! 3

"ua pro in.e*tion

v v

Pemba4a

>enis sterilisasi 'ang digunakan dalam pembuatan infus intravena Natrium  bikarbonat 1,3! adalah sterilisasi akhir panas lembab dengan autoklaf pada suhu 1/102 selama 18 menit, tekanan 18 Psi

Berdasarkan evaluasi 'ang telah dilakukan, sediaan din'atakan memenuhi  persa'aratan evaluasi, diantaran'a 'aitu memiliki p ,0, tidak mengalami kebo*oran, .ernih, dan tidak terdapat partikulat, pengotor hitam maupun putih atau  ber4arna$

>III2 DA.TAR PUSTAKA

"$A$ Iennaro$ 10$ Remington’s Pharmaceutical

Sciences

18th  dition$

Penns'lvania< Ma*k Publishing 2ompan'$

"goes, Ioes4in$ /013$ Sediaan !armasi Steril "Sediaan !armasi #ndustri$% disi &$ Bandung< Penerbit #&B

"nief, M$ 1$ !armasetika$ og'akarta< Iad.ah Mada 5niversit' Press$ "nief, M$ /013$  #lmu 'eracik (bat Teori dan Praktik $ og'akarta< Iad.ah Mada 5niversit' Press$ "nsel$ 1$ Pengantar )entuk Sediaan !armasi$ >akarta< 5niversitas #ndonesia$ BM> Iroup$ /00$  )ritish *ational !ormulary ")*!$$ London< BM> Iroup and the Ao'al Pharma*euti*al -o*iet' of Ireat Britain$ 27

2oun*il of :urope$ /001$  uro+ean Pharmaco+oeia% Fifth :dition$ :urope< 6ire*torate for &he ualit' of Medi*ines of &he 2oun*il of :urope (:6M) 6eardoff, 6$ L$ 10$  Remington’s Pharmaceutical Sciences% 1, th ed $ Penns'lvania< Ma*k Publ 2o$, 6epartemen esehatan Aepublik #ndonesia$ 1@. !ormularium *asional% edisi ##, >akarta< 6irektorat >enderal Penga4asan bat dan Makanan 6epartemen esehatan Aepublik #ndonesia$ 18$  !armako+e #ndonesia% edisi #7, >akarta< 6epartemen esehatan$ 6epartemen esehatan Aepublik #ndonesia$ /01C$  !armako+e #ndonesia% edisi 7, >akarta< 6epartemen esehatan$ La*hman L$, Lieberman $"$, anig >$L$$ 1C$ Teori dan Praktek !armasi  #ndustri diter-emahkan oleh Suyatni S.% :disi ##$ >akarta< 5# Press$ La4ren*e$ /00@$ nited States Pharmaco+eia /0  *ational !ormulary 23. 5nited -tates -'amsuni$ /008$  !armasetika Dasar dan 4itungan !armasi. >akarta< Penerbit Buku edokteran :I2 -'amsuni$ /00$ #lmu Rese+$ >akarta< Penerbit Buku edokteran :I2 -'arif, "mir, dkk$ /01/$  !armakologi dan Tera+i$ :disi 8$ >akarta< Balai Penerbit F5# &he 2oun*il of &he Ao'al Pharma*euti*al -o*iet' of Ireat Britain$ 1C$ The  Pharmaceutical Code5% 12th ed% Princi+les and Practice o6 Pharmaceutik $ London< Pharma*euti*al Press$ Ao4e, Aa'mond 2$/00$ 4andbook o6 Pharmaceutical 5ci+ients$ th ed$,London < Pharma*euti*al Press$ -4eetman, -$2$ /00$  'artindale /, The Com+lete Drug Re6erence$ London< Pharma*euti*al Press$ &he 6epartemen of ealth, -o*ial -ervi*e and Publi* -afet'$ /00$  )ritish  Pharmaco+oeia$ London< Pharma*euti*al Press$ 28

&he Minister and ealth$ /00$ The 7a+anese Pharmaco+oeia  6i6teenth.  >apan< Ministr' of ealth$

&.a' &an , dan &ahardha irana$ /00@$ (bat(bat Penting "hasiat% Cara%  Penggunaan% dan 6eke6ek Sam+ingnya$ :disi keenam$ >akarta< P&$ :L:O ** M:6#" MP5&#N6$

I>2

LAMPIRAN

emasan

29

:tiket

30

Brosur

IN.US Natrium Bi6ar!"nat &0(,1 KOMPOSISI%

&iap 800ml mengandung<  Natrium bi*arbonat$$, g

.ARMAKOLOGI

#nfus intravena Natrium Bi*arbonat mengandung natrium bi*arbonat , g$ Natrium bikarbonat *epat menetralkan 2l lambung karena da'a larutn'a tinggi$ arbon dioksida (2 /) 'ang terbentuk dalam lambung akan menimbulkan senda4a$ Natrium bikarbonat sudah .arang digunakan sebagai antasid$ bat ini digunakan untuk mengatasi asidosis metabolik, alkalinisasi urin dan pengobatan radikal pruritus$ "sidosis metabolik adalah gangguan ketika status asam+basa bergeser ke sisi asam akibat hilangn'a basa atau retensi asam nonkarbonat dalam tubuh$ "sidosis sendiri merupakan kondisi dimana keseimbangan asam+basa tubuh terganggu karena adan'a peningkatan produksi asam atau berkurangn'a produksi  bikarbonat$ ondisi ini akhirn'a men'ebabkan asidemia atau keasaman darah, dimana p arteri turun hingga di ba4ah @,38$ >ika dibiarkan, kondisi ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan men'ebabkan koma dan bahkan kematian$ "sidosis metabolik disebabkan oleh peningkatan produksi asam atau mengkonsumsi makanan atau %at 'ang dapat dikonversi men.adi asam$ ondisi ini .uga disebabkan oleh hilangn'a bikarbonat seperti dalam kasus diare dan asidosis tubulus gin.al$ Natrium  bikarbonat bersifat alkalis dengan efek antasid 'ang sama dengan kalsium karbonat$ Natrium bikarbonat  .uga dapat digunakan sebagai komponen garam rehidrasi oral dan sebagai sumber bikarbonat dalam *airan dialisis$ INDIKASI

5ntuk mengatasi asidosis metabolik, alkalinisasi urin dan pengobatan radikal pruritus$

ATURAN PAKAI

-esuai dengan tingkat keparahan pen'akit

31

KONTRAINDIKASI

Pasien h'persensitive, anak+anak usia diba4ah / tahun$

E.EK SAMPING 

Perut kembung, kram perut, mual, muntah. Segera hentikan konsumsi obat an hubungi okter !ika "na mengalami e#ek samping atau ge!ala$ge!ala "na bertambah parah. %agi penerita gangguan saluran kemih, penggunaan natrium bikarbonat &ang berlebihan atau o'erosis apat memi(u alkalosis metabolik. INTERAKSI

6apat bereaksi dengan garam koloid, asam, dan garam asam$

PERINGATAN DAN PER3ATIAN

+an'a digunakan sebagai obat luar$ +&idak dian.urkan untuk ba'i$ +&idak boleh digunakan pada luka terbuka$ +ati+hati bila digunakan pada area 'ang laus pada kulit$ +indarkan kontak dengan mata, mulut dan membran mukosa$ +Bagi 4anita hamil dan ibu 'ang sedang men'usui, tan'akan pada dokter sebelum menggunakan obat ini$ +arap berhati+hati bagi penderita asma dan polip di rongga hidung$ +>ika ter.adi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter$

PEN?IMPANAN

-impan di tempat 'ang se.uk dan terlindung dari *aha'a matahari

 No$ Aeg$ 6L 180010//C"1

PT2 P3ARA.AM .ARMA BANDUNG @ INDONESIA

32

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF