Laporan Infeksi Kelenjar Ludah

May 13, 2019 | Author: Adriano Joshua | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

asdfasdf...

Description

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar saliva adalah suatu kelenjar yang mensekresi saliva ke dalam rongga mulut. Menurut struktur anatomis dan letaknya kelenjar saliva dibagi menjadi 2, yaitu yait u kelenj kel enjar ar sali s aliva va mayor ma yor dan da n kelenj kel enjar ar sali s aliva va minor. mi nor.Be Besa sarn rny ya sekr sekres esii sali saliva va norm normal al yang dihasilkan oleh semua kelenjar ini kira-kira 1-1,5 liter per hari. Infeksi yang terjadi pada kelenjar ini bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Virus maupun bakteri mampu menyerang kelenjar saliva mayor dan minor dengan fackor penyebab yang beraneka ragam, misalnya bakteri. Walaupun saliva memiliki fungsi fisiologi se fisiologi  self lf cle clea ansin sing yang baik, tetapi jika kebersihan mulut itu buruk bisa memdukung adanya infeksi pada kelenjar ludah ini. Untuk itu, penting bagi setiap individu menjaga hiegenitas rongga rongga mulut. Selain terjadi gangguan pada kelenjar, duktus dari kelenjar ini juga mampu terinfeksi oleh bakteri maupun virus.

B. Skenario

Seorang laiki-laki berusia 16 tahun datang ke RSGM Universitas Jember dengan keluhan adanya pembengkakan pada daerah dasar sakit. Pembengkakan timbul sejak 2 minggu yang lalu tidak disertai rasa sakit. Pernah dibawa ke puskesmas 5 hari yang lalu dan mendapat perawatan antiniotika terapi, pembengkakan tidak hilang/sembuh. Dari anamnesis riwayat penyakit terdahulu, sekitar usia 12 tahun  pasien mengatakan pernah mengalami pembengkakan pada pipi kanan di depan telinga yang meluas sampai sudut rahang yang disertai rasa sakit dan demam. Penyakit tersebut sembuh sendiri setelah 2 minggu kemudian. Pada saat itu  banyak teman-teman sekolahnya juga menderita penyakit yang sama. Pada

1

 pemeriksaan klinis ekstraoral kondisi sekarang, terdapat pembengkakan pada daerah submandibular kanan, palpasi lunak dan tidak sakit.Pada pemeriksaan intraoral terdapat pembengkakan pada bawah lidah di daerah frenulum lingualis dan berwarna kemerahan, jika ditekan terasa sakit dan tidak ada fistula dan tidak ada pus ada pus discharge.Pemeriksaan discharge.Pemeriksaan gigi geligi terdapat karies profunda perforasi pada gigi 16 dan 46.Pemeriksaan vitalitas gigi negative (tidak bereaksi), lidah tidak ada kelainan.Dokter menduga kelainan tersebut berasal dari kelainan pada duktus kelenjar ludah submandibular yang tidak berhubungan dengan penyakit yang  pernah diderita pada usia 12 tahun yang lalu dan bersifat non neoplastic. Untuk memastikan

diagnose

dokter

merencanakan

pemeriksaan

Sialografi.

Diskusikanlah penyakit terdahulu dan sekarang yang mungkin diderita pasien. C. Rumusan masalah 1. Apa saja struktur pembentuk anatomi kelenjar ludah ? 2. Bagaimana etiologi, gejala klinis, pathogenesis infeksi kelenjar ludah ? 3. Apa saja pemeriksaan untuk diagnose lain selain sialografi pada infeksi kelenjar ludah ? 4. Bagaimana perbedaan penyakit neo plastic dan non neoplastik di rongga mulut ? 5. Apa yang menyebabkan pembengkakan di dasar mulut ? 6. Bagaimana proses penyembuhan infeksi kelenjar ludah ? 7. Apa kaitan karies dengan infeksi kelenjar ludah ? 8. Bagaimana respon imun tubuh terhadap infeksi kelenjar ludah ? 9. Apa penyebab rasa sakit sampai ke sudut rahang ? 10. Mengapa teman-temannya menderita penyakit infeksi kelenjar ludah ? 11. Apa diagnose dari scenario ?

2

D. Learning Object

1. Mahasiswa

mampu

mengetahui,

memahami,

menjelaskan,

dan

mengkomunikasikananatomi, histologi, fisiologi, dan klasifikasi dari kelenjar ludah 2. Mahasiswa

mampu

mengkomunikasikan

mengetahui, etiologi,

memahami,

gejala

klinis,

menjelaskan, patogenesis

dan

infeksi

kelenjar ludah 3. Mahasiswa

mampu

mengetahui,

memahami,

menjelaskan,

dan

mengkomunikasikan pemeriksaan infeksi kelenjar ludah secara radiografi, HPA, dan mikrobiologi 4. Mahasiswa

mampu

mengetahui,

memahami,

menjelaskan,

dan

mengkomunikasikan perbedaan antara neoplasma dan non neoplasma  pada rongga mulut 5. Mahasiswa

mampu

mengetahui,memahami,

menjelaskan,

dan

mengkomunikasikan sistem kekebalan tubuh dari infeksi kelenjar ludah

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi, Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Kelenjar Ludah a. Histologi Kelenjar Saliva

Struktur kelenjar saliva mirip dengan kelenjar eksokrin (Lavelle, 1988). Tiap kelenjar saliva dibangun dari lobus yang terdiri atas kompartemen  berikut: asinus,duktus interkalata dan duktus striata. Asinus glandula submandibular dan sublingualmanusia di sekitar sel asinar mukus masih memiliki sel sekresi serus yang disebut selbulan sabit. Asinus dan sel duktus

pada

bagian

basal

dapat

dikelilingi

oleh

sel

mioepitel

(Amerongen,1991). Sel asinus pada kelenjar parotis berupa serosa,  padakelenjar sublingual berupa mukosa dan pada kelenjar submandibular  berupaseromukosa (Ganong, 1999).9Dari berbagai lobus kelenjar, saluran saluran pembuangan berkumpul didalam muara pembuangan interlobular dan berakhir pada muara pembuangan besar. Muara pembuangan besar  pada kelenjar parotis disebut duktus Stensen dan masukpada mukosa bukal setinggi gigi molar kedua rahang atas. Pada kelenjar submandibular disebut duktus Wharton yang berjalan sepanjang dasar mulut hinggake frenulum lingualis. Duktus utama pada kelenjar sublingual berhubungan denganduktus

Wharton

dan

sekresinya

(Amerongen, 1991).

4

tidak

dapat

dipisahkan

b. Anatomi Kelenjar Saliva

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Parotis (Putz dan Pabst, 2006)

Gambar 2.2 Anatomi Kelenjar Submandibular (Putz dan Pabst, 2006)

5

Gambar 2.3 Anatomi Kelenjar Sublingual (Putz dan Pabst, 2006)

Fisiologi Kelenjar Saliva Komposisi: 98% terdiri dari air. Dan mengandung berbagai ion seperti

natrium, klorida, bikarbonat, kalium, kalsium, fosfor, dan mengandung enzim amilase. Sekresi tersebut berasal dari sel-sel serous. Sedangkan dari sel-sel mucous, menghasilkan lebih sedikit glikoprotein, ion, dan air.

Fungsi

:



melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa



melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan. Serta memberikan kelembaban pada bibir dan lidah sehingga terhindar dari kekeringan



amylase pada saliva mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltose(disakarida)



zat buangan seperti asam urat dan urea serta bebragai zat lain seperti obat, virus, dan logam diekskresikan ke dalam saliva



zat anti bakteri dna anti bodi dalam saliva berfungsi memberikan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi

6

B. Etiologi, Gejala Klinis, dan Patogenesis Pada Infeksi Kelenjar Ludah Infeksi Kelenjar Ludah yang Disebabkan Virus a. Mumps ETIOLOGI

Virus ini adalah anggota kelompok paramiksovirus yang juga mencakup  parainfluenza, campak, dan vius penyakit Newcastle.Hanya diketahui ada satu serotip.Biakan manusia atau sel ginjal kera terutama digunakan untuk isolasi virus. Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan  jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai tunggal dan anggota dari family Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Virus mumps sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet

a) Klasifikasi Group : V (-) ssRNA Ordo : Mononegavirales Famili : Paramyxoviridae Genus : Rubulavirus Spesies : Mumps Virus  b) Morfologi Merupakan virus yang beramplop dan memiliki suatu nukleokapsid/kapsid. Kapsid ditutupi oleh amplop.Berdiameter 150-300 nm dan panjang 1000-10000 nm. Permukaannya tertutupi oleh tonjolan-tonjolan yang terlihat menyerupai  paku-paku yang besar.Kapsidnya berfilamen dan memiliki panjang 600-1000 nm dan lebar 18 nm. c) Masa inkubasi Masa inkubasi terjadi selama 15-18 hari (rata-rata sekitar 14-25 hari). Masa tunas 14-24 hari. Gejala prodromal 1-2 hari berupa demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot.Kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis

7

yang mula-mula unilateral dan kemudian menjadi bilateral, disertai rasa nyeri spontan ataupun pada perabaan terlebih-lebih saat pasien makan atau minum sesuatu yang asam.Dapat terjadi trismus dan disfagia.Kadang-kadang kelenjar submandibularis dan sublingualis dapat terkena. d) Masa penularan Virus dapat diisolasi dari urine 6 hari sebelum dan 15 hari sesudah onset dan dari ludah 6-7 hari sebelum terjadi parotitishingga 9 hari sakit. Penularan tertinggi dapat terjadi antara 2 hari sebelum hingga 4 hari setelah sakit. Infeksi yang laten dapat menular.

e) Kerentanan dan kekebalan Kekebalan yang timbul umumnya seumur hidup.Kekebalan dapat terbentuk setelah mengalami infeksi yang tidak kelihatan atau infeksi dengan gejala klinis.Sebagian besar orang dewasa, umumnya yang lahir sebelum tahun 1957, kemungkinan sudah terinfeksi secara alamiah dan kemungkinan sekali sudah kebal, walaupun mereka tidak menunjukkan gejala klinis.Ditemukannya antibodi IgG terhadap mumps melalui pemeriksaan serologis sebagai bukti adanya imunitas terhadap mumps. Mumps adalah penyakit yang jarang ditemukan jika dibandingkan dengan  penyakit-penyakit lain yang umum menyerang anak seperti campak, cacar air, walaupun jarang terjadi namun pada masyarakat yang yang tidak diimunisasi, dalam suatu penelitian ditemukan 85% diantara mereka sampai dewasa sudah mengalami inveksi virus mumps. Kira-kira sepertiga mereka yang rentan dengan infeksi virus mumps merupakan infeksi tanpa gejala. Kebanyakan infeksi yang terjadi pada anak-anak usia di bawah 2 tahun subklinis. Penyakit ini paling sering muncul pada musim dingin dan musim semi.Dan penularan dapat terjadi melalui udara, melalui  percikan ludah, atau karena kontak langsung dengan ludah orang yang terinfeksi.

8

INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin.Virus dapat diisolasi dari faring dua hari sebelum sampai enam hari setelah terjadi pembesaran kelenjar parotis. Pada penderita  parotitis epidemika tanpa pembesaran kelenjar parotis, virus dapat pula diisolasi dari faring. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar.Baik infeksi klinis maupun subklinis menyebabkan imunitas seumur hidup.Bayi sampai umur 6  –   8 bulan tidak dapat terjangkit parotits epidemika karena dilindungi oleh anti bodi yang dialirkan secara transplasental dari ibunya. Insiden tertinggi pada umur antara 5 sampai 9 tahun, kemudian diikuti antara umur 1 sampai 4 tahun, kemudian umur antara 10 sampai 14 tahun.

PATOFISIOLOGI

Biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submaksilaris.Dapat terjadi orchitis unilateral dan menyerang 2030% dari laki-laki setelah pubertas. Sedangkan pada wanita dapat terjadi mastitis yang mengenai sekitar 31% dari wanita berusia 15 tahun keatas walaupun dapat terjadi sterilitas namun kasusnya sangat jarang. Kira-kira 40-50% infeksi oleh virus mumps ini dapat menimbulkan gejala pada saluran pernafasan terutama pada anak usia 5 tahun5. Gejala sisa yang permanen berupa paralysis, kejang, seperti halnya pada kematian pada penderita mumps juga sangat jarang terjadi.Mumps yang terjadi pada trisemester pertama kehamilan dapat meningkatkan terjadinya aborsi, namun belum terbukti infeksi mumps dapat menyebabkan kecacatan pada  janin. Infeksi akut oleh virus mumps dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Pemeriksaan serologis yang umum digunakan untuk mendiagnosa adanya infeksi mumps akut atau atau yang baru saja terjadi adalah ELISA,tes HI dan CF. virus dapat juga diisolasi dari mukosa buccal, 7 hari sebelum dan 9 hari sesudah terjadi  pembesaran kelenjar ludah. Virus dapat juga diisolasi dari air seni 6 hari sebelum

9

dan 15 hari sesudah terjadi parotitis. Virus masuk tubuh mungkin via hidung/mulut; proliferasi terjadi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf dan yang  paling sering terkena ialah glandula parotis. Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Mumps ialah suatu infeksi umum. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli seminiferus.Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.

GEJALA KLINIS

Gejala timbul dalam waktu 12-24 hari setelah terinfeksi, yaitu : - menggigil - sakit kepala - nafsu makan berkurang - merasa tidak enak badan - demam ringan sampai sedang (terjadi 12-24 jam sebelum 1 at au beberapa kelanjar liur membengkak). - muntah Tetapi 25-30% penderita tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut.Gejala  pertama dari infeksi kelenjar ludah adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan, terutama jika menelan cairan asam (misalnya jus jeruk). Jika kelenjar liur disentuh, akan timbul nyeri. Pada saat ini suhu biasanya naik sampai 38,9-40 o Celsius. Pembengkakan terjadi pada hari kedua. Gejala lain yang mungkin ditemukan. - nyeri testis - benjolan di testis - pembengkakan skrotum (kantung zakar). Masa tunas 14 sampai 24 hari. Dimulai dengan stadium prodromal, lamanya 1 sampai 2 hari dengan gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot. Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5 0C sampai 39,50C kemudian timbul  pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian dapat

10

menjadi bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun  perabaan, terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang masam, ini merupakan gejala khas untuk parotitis epidemika2. Infeksi Kelenjar Ludah. Perjalanan penyakit klasik dimulai dengan demam, sakit kepala, anoreksia dan malaise. Dalam 24 jam anak mengeluh sakit telinga yang bertambah dengan gerakan mengunyah, esok harinya tampak glandula parotis membesar yang cepat  bertambah besar, mencapai ukuran maksimal dalam 1 sampai 3 hari. Biasanya demam menghilang 1 sampai 6 hari dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya  pembengkakan kelenjar.Bagian bawah daun telinga terangkat ke atas dan keluar oleh pembengkakan glandula parotis.Pembengkakan dapat disertai nyeri hebat; nyeri mulai berkurang setelah tercapai pembengkakan maksimal berlangsung kirakira selama 6  –  10 hari.Biasanya satu glandula parotis membesar kemudian diikuti yang lainnya dalam beberapa hari.Adakalanya kanan dan kiri membesar  bersamaan.Parotis unilateral ditemukan kira-kira 25 %. Pembengkakan glandula submaksilaris dapat dilihat dan diraba di depan angulus mandibulae. Mumps glandula submaksilaris tanpa parotitis secara klinis tidak dapat dibedakan dengan adenitis cervical. b. Epididymo-orchitis

Menduduki tempat kedua pada lelaki dewasa menurut frekuensi manifestasi klinis, biasanya timbul sporadik parotitis dapat mendahului parotitis atau sebagai manifestasi

sendiri

daripada

mumps.Epididimitis

selalu

disertai

orchitis.Ditemukan 20-30%, unilateral pada lelaki yang menderita mumps sesudah  pubertas,

insiden

orchitis

bilateral

rendah,

kira-kira

2

%.2

Orchitis kebanyakan terjadi dalam 2 minggu pertama.Adakalanya di minggu ketiga. Diagnosis mumps orchitis tanpa parotitis ditegakkan dengan titer complement fixing antibodies yang meningkat selama masa rekonvalesensi.2 Orchitis dimulai dengan tiba-tiba demam, menggigil, sakit kepala, nausea, muntah dan nyeri abdomen bagian bawah.Keluhan-keluhan tersebut biasanya  paralel dengan beratanya orchitis.Lamanya demam jarang lebih dari 1 mingggu, demam turun secara krisis atau lysis.Bersama timbulnya demam, testis

11

membengkak cepat disertai nyeri yang hebat. Tidak ada kekhawatiran akan impotensi atau sterilitas sebab : - Orchitis kebanyakan unilateral - Bila ada orchitis bilateral, sangat jarang terjadi atrofi total pada kedua testis.

C. Pemeriksaan Infeksi Kelenjar Klinis Palpasi bimanual di dasar mulut arah posterior ke anterior sering mendapatkan calculi pada duktus submandibula, juga dapat meraba pembesaran duktus dan kelenjar. Perabaan ini juga berguna untuk mengevaluasi fungsi kelenjar saliva (hypofunctional atau non-functional gland). Studi imaging sangat berguna untuk diagnosis sialolithiasis, radiografi oklusal berguna dalam menunjukkan batu radiopaque. D. Perbedaan antara penyakit neoplasma dan non neoplasma pada rongga mulut Perbedaan

Non Neoplastik

Neoplastik

Sifat Pertumbuhan

Lambat

Cepat

Kemampuan Metastasis

Tidak ada

Tinggi

Proses Penyembuhan

Eksisi

Eksisi Luas, kemoterapi

E. Sistem Kekebalan Tubuh dari Infeksi Kelenjar ludah

Imunitas merupakan suatu mekanisme pelindung tubuh terhadap pengaruh  biologis luar dengan cara mengidentifikasi dan membunuh patogen. Sistem ini melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, serta menghancurkan zat asing lain agar tetep dapat berfungsi seperti biasa. Sistem imun digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan dari bahaya yang ditimbulkan dalam lingkungan, rangsangan terhadap sel imun terjadi apabila dalam tubuh masuk zat asing yaitu yang disebut antigen. Sistem imun dapat

12

membedakan zat asing baik spesifik maupun nonspesifik, sehingga sel  –   sel dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang disebut autoantibodi. Menghadapi zat asing yang datang sistem imun harus membentuk sel khusus melalui sel darah putih, untuk mengeliminasi zat asing tersebut. Sistem imun yang terdiri dari spesifik dan nonspesifik keduanya berperan dalam proses fagositosis. Dalam rongga mulut manusia terdapat dua jenis kelenjar saliva, yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Ada tiga kelenjar saliva besar (mayor) di rongga mulut yaitu kelenjar parotis, submandibula dan sublingualis. Sedangkan kelenjar saliva kecil (minor) terdiri dari kelenjar saliva palatina, labial, bukal, glossopalatina, lingual.Fungsi utama dari kelenjar ini adalah menghasilkan sekret saliva.Komponen dari saliva ini diproduksi oleh serus dan mukus asinar sel yang terdapat didalam kelenjar. Dalam kelenjar saliva juga terdapat sistem imun yang digunakan untuk melindungi dirinya sendiri dari zat asing dan trauma, yang dapat mengganggu fungsi dari kelenjar saliva dalam memproduksi sekret saliva.Jika produksi sekret saliva tersebut terganggu maka dapat mengakibatkan gangguan bahkan penyakit didalam rongga mulut salah satunya dalaha infeksi kelenjar saliva.Menghadapi zat asing yang datang sistem imun harus membentuk sel khusus melalui sel darah  putih, untuk mengeliminasi zat asing tersebut. Sistem imun yang terdiri dari spesifik dan nonspesifik keduanya berperan dalam proses fagositosis. Dalam rongga mulut manusia terdapat dua jenis kelenjar saliva, yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Ada tiga kelenjar saliva besar (mayor) di rongga mulut yaitu kelenjar parotis, submandibula dan sublingualis. Sedangkan kelenjar saliva kecil (minor) terdiri dari kelenjar saliva palatina, labial, bukal, glossopalatina, lingual. Fungsi utama dari kelenjar ini adalah menghasilkan sekret saliva. Komponen dari saliva ini diproduksi oleh serus dan mukus asinar sel yang terdapat didalam kelenjar.

13

Dalam kelenjar saliva juga terdapat sistem imun yang digunakan untuk melindungi dirinya sendiri dari zat asing dan trauma, yang dapat mengganggu fungsi dari kelenjar saliva dalam memproduksi sekret saliva. Jika produksi sekret saliva tersebut terganggu maka dapat mengakibatkan gangguan bahkan penyakit didalam rongga mulut salah satunya dalaha infeksi kelenjar saliva.

14

BAB III PEMBAHASAN Mapping

Kelenjar Ludah

Klasifikasi

Neo plastik

Anatomi

Histologi

Etiologi

Infeksi Kelenjar Ludah

Non Neoplastik

Fisiologi

Respon Imun

Patogenesis

Gejala Klinis

Pemeriksaan

15

HPA dan Radiografi

A. Klasifikasi, Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Kelenjar Ludah

Kelenjar saliva berfungsi untuk menghasilkan saliv.Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks, tidak berwarna, bersifat encer dan pekat yang terdiri dari kelenjar saliva mayor dan mior yang berfungsi untuk mempertahankan homeostasis dalam rongga mulut. a. Klasifikasi Kelenjar Ludah

Manusia memiliki kelenjar saliva yang terbagi menjadi 2, yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. 

Kelenjar Saliva Mayor

Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis (kelenjar terbesar), kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis (kelenjar terkecil).Kelenjar saliva mayor berkembang pada minggu ke-6 dan ke-8 iu yang berasal dari jaringan ektoderm 

Kelenjar Saliva Minor

Berbeda dengan kelenjar saliva mayor, jumlah kelenjar saliva minor dalam rongga mulut adalah ratusan.Kelenjar saliva minor berasal dari jaringan ectoderm oral dan endoderm nasofaring yang kemudian membentuk system tubuloasinar sederhana. Kelenjar yang termasuk dalam kelenjar saliva minor, antara lain kelenjar labial, bukal, palatal, dan lingual b. Anatomi Kelenjar Saliva

1. Mayor Salivary Gland: a) Parotis

Berbatasan lateral   dengan M.masseter ,  posterior   dengan Proc.Mastoideus , inferior  dengan M.Sternocleidomastoideus.Persyarafan oleh N.Fasialis(VII) dan di perbatasan superficial dan profunda terdapat bentukan saraf jarring dinamakan Plexus Intraparotideus (VII). Vaskularisasi oleh Arteri dan Vena Jugularis

externa.Ditutupi oleh fasia parotidea  dan bersama-sama dengan fasia masseter membentuk

fasia

parotideomasseterica.Terdiri

dari

2

bagian:

Pars

superfisialis=>terletak tepat di depan telinga luar dan Pars profunda=>ukuran

lebih besar drpd pars superfisialis. Dibatasi oleh struktur anatomi cartilage

16

auriculae.Juga terdapat kelenjar parotis accesoris  yakni di tengah2 jalur duktus Stensen.Duktus Stensen: berjalan mulai dari anterior Glandula Parotis-> M.maseter di bid horizontal postero-anterior->berbelok tegak lurus menembus M.Buccinator->bermuara di papilla duktus parotidei  (berhadapan dengan M2 RA) b) Submandibula

Berbatasan lateral dengan M.mylohyoid, anterior dengan M.digastricus  venter anterior ,  posterior dengan M.Styloideus  dan M.digastricus  venter posterior,

inferior dengan lamina superficial dari fasia servikalis .Terletak sejajar corpus mandibula tepatnya bag.interna dari angulus mandibula. Persyarafan oleh N. Lingualis (V3)  dan didalam glandula ini terdapat ganglion submandibula (V3).Vaskularisasi oleh arteri fasialis, submentalis, dan lingualis

sedangkan vena oleh vena sublingualis dan vena submentalis. Duktus Wharton: berjalan mulai bagian dalam glandula submandibula keluar

melalui anteriornya menyatu dengan duktus Bartholin bermuara di Caruncula sublingualis tepatnya di kedua sisi bawah lateral frenulum linguae. c) Sublingualis

Terletak di sepanjang interior corpus mandibula. Berbatasan inferior dengan M.mylohyoid, superior

dengan

plica

M.genioglossus,M.styloglossus,  posterior

dengan

M.geniohyoid.Persyarafan

oleh

sublingualis,

dengan

lateral

dengan

M.mylohyoid,

anterior

N.sublingualis

(cabang

dari

N.Lingualis)(V3). Vaskularisasi oleh Arteri dan Vena Sublingualis .Duktus Bartholin: dibagi menjadi 2 jalur: mayor berjalan dari bagian superior glandula

sublingualis dan bergabung bersama duktus Wharton bermuara di Caruncula sublingualis. Sedangkan yang minor  langsung keluar dari sepanjang glandula

sublingualis dan bermuara di rongga-rongga pada plica sublingualis .

17

2) Minor Salivary Gland: Palatina: Terletak langsung dibawah 1/3 posterior palat um durum hingga palatum

mole. Bagian central   yang menjadi pembatas antara lateral glandula ini dibatasi oleh raphepalatine. Sedangkan bagian lateral nya dibatasi oleh Hamulus Pterygoideus   dan bagian  posterior nya dibatasi Arcus palatines. Vaskularisasi

oleh Arteri dan Vena Palatina major   dan diinervasi oleh N. Palatinus Majus (V2). Lingualis: Terbagi menjadi 3 yakni glandula lingualis anterior  yang terletak

didalam apex linguae dan diinervasi oleh N. Lingualis(V3), glandula lingualis Von Ebner yang ditemukan di papilla sirkumvalata, dan glandula lingualis posterior  yang terdapat pada dorsum linguae dekat tonsil linguae dan diinervasi

oleh ganglion sublinguale cabang N.Glossopharyngeus(IX) . Glossopalatina: Berada dekat isthimus lipatan glossopalatina pada posterior

glandula sublingual. Labial: Berada di mukosa bibir dan paling sering dijumpai pada mid line labial

dan memiliki banyak duktus. Buccal: Berada di mukosa pipi dan hampir serupa dengan kelenjar Labial.

18

c. Histologi Kelenjar Saliva 

Kelenjar Parotis

asini serous murni

Gambar 1.1 Kelenjar parotis, terdiri dari asini-asini serous. Duktus intralobular ditunjukkan tanda panah A. Duktus interlobular

Sifat sekret yang dihasilkan oleh kelenjar mayor terbesar ini adalah serous murni.Ciri-ciri dari asini serous adalah sel-sel epitel piramida dengan inti sel  bulat di pusat sel dan mengelilingi lumen yang sempit, sitoplasma berisi sedikit granula zimogen, dan batas antar sel biasanya tidak jelas. Secara histologi, didalam kelenjar ini terdapat duktus inter lobular dan duktus intra lobular. Duktus inter lobular dilapisi oleh epitel selapis kubis rendah butir butir zimogen kurang serta berfungsi untuk menghubungkan acini dengan striated duct yang kemudian akan bermuara ke duktus interlobular (terdapat di  jaringan ikat yang memisahkan lobules dan dilapisi epitel selapis silindris /  berlapis kubis).

19



Kelenjar Submandibularis

asini serous murni

duktus striated

asini campur

Gambar 1.2 asini campur kelenjar submandibuaris (asini seros lebih dominan)

Kelenjar ini mempunyai secret yang bersifat campur (s eromukus), tetapi lebih dominan asini serous. Pada kelenjar subman dibularis ini, terdapat duktus striated yang lebih panjang dari kelenjar mayor lainnya sementara duktus intercalated lebih pendek dan sempit. 

Kelenjar Sublingualis

20

Gambar 1.3 asini campur kelenjar submandibularis (asini mucous lebih dominan) yang ditunjuk oleh panah adalah serous demilunes gianuzzi

Kelenjar mayor terkecil ini mempunyai sekret yang bersifat campur, tetapi lebih dominan asini mucus.Secara histologi, terdapat gambaran demilunes of gianuzzi (gambaran berbentuk seperti bulan sabit).Duktus interkalaris dan duktus striata sukar ditemukan pada gambaran histologis pada kelenjar ini. 

Kelenjar Saliva Minor

Kelenjar saliva minor seperti kelenjar palatal, bukal, dan labial mempunyai secret

yang

bersifat

mucous

sedangkan

kelenjar

lingual

bersifat

seromukous.Masing-masing kelenjar memiliki duktus yang bermuara di dalam rongga mulut.Kelenjar ini tersebar di daerah bukal, labium, palatum, serta lingual.Kelenjar ini juga bisa didapatkan pada kutub superior tonsil palatine (kelenjar Weber ), pilar tonsilaris serta di pangkal lidah. d. Fisiologi Kelenjar Saliva

Saliva manusia terdiri dari 25 % sekresi kelenjar parotis, 70 % sekresi kelenjar submandibularis, dan 5 % sekresi kelenjar sublingualis. Adapun fungsi dari kelenjar saliva adalah : 

Kelenjar parotis menghasilkan ludah berbentuk cair dan mengandung enzim amylase sementara glandula submandibularis dan glandula  berfungsi menghasilkan ludah yang mengandung air dan 21mylas. Enzim 21mylase atau enzim ptealin yang dihasilkan kelenjar ludah berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula (glukosa). Dengan demikian, ludah membantu proses pencernaan makanan secara kimiawi.



Saliva memiliki ion tiosianat dan enzim lisozim, yang dapat menyerang  bakteri. Selain itu enzim ini membantu ion tiosianat memasuki bakteri yang kemudian menjadi bakterisidal, dan dapat pula mencerna partikel makanan sehingga dapat menghilangkan pendukung metabolisme dari  bakteri.



Saliva dapat membentuk lapisan mukus pelindung pada membran mukosa yang akan bertindak sebagai pelindung terhadap iritan dan akan mencegah

21

kekeringan dalam rongga mulut. Jika mukosa mulut tidak dilindungi oleh saliva, maka mukosa mulut akan mudah luka dan terkena infeksi. Aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan



 juga meningkatkan pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Jika  jumlah saliva di dalam mulut menurun, akumulasi plak akan meningkat dan terjadi modifikasi flora plak. Selain itu, difusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH dan Fe ke dalam plak dapat menurunkan kelarutan email dan meningkatkan remineralisasi karies dini. Beberapa komponen saliva yang termasuk dalam komponen non imunologi seperti lisozim, laktoperoksidase, dan laktoferin mempunyai daya anti bakteri yang langsung terhadap mikroflora tersebut, sehingga derajat asidogeniknya  berkurang B. Etiologi, Gejala Klinis, dan Patogenesis Pada Infeksi Kelenjar Ludah Infeksi Kelenjar Ludah yang Disebabkan Oleh Virus a. Parotitis a) Etiologi

Agen

penyebab

parotitis

epidemika

adalah

anggota

dari

kelompok

 paramyxovirus, yang juga termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease. Ukuran dari partikel paramyxovirus sebesar 90  –   300 mµ. Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan  jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai tunggal genus  Rubulavirus  subfamily  Paramyxovirinae  dan family  Paramyxoviridae.Virus mumps

mempunyai

2

glikoprotein

yaitu

hamaglutinin-neuramidase

dan

 perpaduan protein. Virus ini juga memiliki dua komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari hemaglutinin permukaan. Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat  bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Paramyxovirus dapat hancur pada suhu
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF