LAPORAN IMLTD REVISI
July 10, 2019 | Author: Rahmandaa | Category: N/A
Short Description
donor darah...
Description
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) melalui peraturan pemerintah no 7 tahun 2011 tentang pelayanan darah. Pelayanan Unit Donor Darah (UDD) (UDD) PMI adalah upaya pelayanan pelayanan kesehatan yang terdiri dari rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.UDD membantu menyuplai darah dari pendonor kepada resepien di berbagai rumah sakit. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan perdarahan pasca melahirkan, trauma, operasi, demam berdarah, kelainan darah dll. Pemberian transfusi darah mempunyai resiko penularan penyakit infeksi menular lewat transfusi darah terutama HIV/AIDS, Hepatitis C, Hepatitis B, Sifilis, Malaria, Demam Berdarah Dengue serta resiko transfusi lain yang dapat mengancam nyawa. Darah
yang
mengandung
virus
dari
makhluk
hidup
yang
positif
penyakitpenyakit diatas dapat menularkan pada makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan darah, hubungan seksual, transfusi darah, obat intravena atau jarum suntik, vertikal darah ibu ke janin yaitu melalui infeksi perinatal, intrauterin
1
dan air susu ibu. Darah memiliki peranan penting bagi tubuh manusia, selain fungsinya dalam pengangkutan oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh fungsi lainnya yaitu menjadi vektor penularan pen yakit infeksi. WHO telah mengembangkan strategi untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan risiko transfusi. Strategi tersebut terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan darah hanya dari donor sukarela dari populasi risiko rendah, pelaksanaan skrinning terhadap semua arah donor dari penyebab infeksi. Pelayanan laboratorium yang baik di semua aspek, termasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen, penyimpanan dan transportasi darah atau komponen darah, mengurangi transfusi darah yang tidak perlu dengan penentuan indikasi transfusi darah yang tidak perlu dan komponen darah yang tepat serta indikasi cara alternatif transfusi. PMI berperan melakukan kegiatan surveilans atau pengamatan terhadap kasus-kasus infeksi yang penularannya salah satunya karena transfusi darah, dengan melakukan skrining atau penapisan darah donor melalui UDD PMI. Tujuan skirining ini adalah untuk mengamankan darah donor supaya bebas dari beberapa penyakit infeksi di atas. Selain itu mengupayakan dan mampu menjamin seluruh darah dan komponen yang dikeluarkan (yang di donorkan) apakah telah memenuhi kualitas darah yang diperlukan penderita, serta yang lebih penting UDD PMI selalu memperhatikan donor dan pengguna darah dengan pelayanan sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaannya sangatlah san gatlah penting bagi UDD PMI untuk selalu up to date atau date atau selalu memantau kondisi-kondisi darah serta jumlah atau banyaknya darah yang dibutuhkan oleh resipien. Mengingat besarnya pengaruh infeksi virus yang bisa menyebabkan penyakit penyakit di atas terhadap progresifitasnya serta
kebutuhan darah transfusi yang
terpaksa dipenuhi sendiri oleh rumah sakit, terkadang tanpa pemeriksaan uji saring infeksi menular lewat transfusi darah dan tidak sesuai dengan standar maka
2
diperlukan pengetahuan lebih lanjut agar tidak terjadi praktik transfusi darah langsung atau penggunaan darah transfusi tanpa skrining. B. Tujuan
1.
Mengetahui proses penyediaan darah aman mulai dari ruang pendahuluan, ruang penyadapan darah/aftap sampai dengan pemeriksaan infeksi menular lewat transfuse darah (IMLTD).
2.
Mempersiapkan kelayakan dari calon pendonor.
C. Manfaat
1. Memperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang penyediaan darah mulai dari proses seleksi donor, proses pengambilan darah dan skrining darah hingga IMLTD, sehingga diharapkan dapat bermanfaat di klinik nanti.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi
Darah adalah cairan yang terdapat pada seluruh makhluk hidup tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat makanan dan oksigen yang dibutuhkan tubuh, juga mengangkut bahan-bahan hasil dan sisa metabolism, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi virus, bakteri dan berbagai jenis mikroorganisme lain. Donor darah adalah orang yang memberikan darah secara sukarela untuk maksud dan tujuan transfusi darah bagi orang lain yang membutuhkan. Semua orang dapat menjadi donor darah jika memenuhi persyaratan yang berlaku. Transfusi darah adalah tindakan memasukkan darah atau komponennya ke dalam
system
pembuluh
darah
seseorang.
Komponen
darah
yang
biasa
ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah, trombosit dan plasma (Reksodiputro, 1991). B. Cara Memperoleh Darah
Menurut caranya diperolehnya, donor darah dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Donor Darah Pengganti Donor
darah
pengganti
(DDP)
adalah
seseorang
yang
diminta
menyumbangkan darahnya kepada seseorang dan ia tahu kepada siapa darah tersebut dia berikan. 2. Donor Sukarela Donor Sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas kerelaan mereka sendiri dan tidak menerima uang atau bentuk pembayaran lainnya. Motivasi utama mereka adalah membantu 4
penerima darah yang tidak mereka kenal dan tidak untuk menerima sesuatu keuntungan. C. Kriteria Pendonor
Untuk lolos seleksi, calon donor harus memenuhi persyaratan yang tertera dalam formulir isian yang memuat beberapa kriteria kondisi fisik yang disebutkan di bawah ini: 1.
Laki-laki atau wanita Dewasa, sehat jasmani dan rohanii menurut pemeriksaan dokter.
2.
Keadaan umum Calon donor tidak tampak sakit, tidak dalam pengaruh obat-obatan seperti misalnya golongan narkotik dan alkohol, serta tidak menderita penyakit-penyakit seperti penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, penyakit darah dan gangguan pembekuan darah, epilepsi, kanker atau penyakit kulit kronis kecuali bila diperbolehkan oleh dokter yang merawatnya.
3.
Umur Donor Berumur antara 17-60 tahun, kecuali atas pertimbangan dokter. Donor yang berumur 60 tahun dapat menyubangkan darahnya sampai dengan umur 65 tahun. Donor pertama kali tidak diperbolehkan pada umur 60 tahun.
4.
Berat Badan Berat badan donor minimal 45 kg dapat menyumbangkan darahnya sebanyak 350 ml, ditambah sejumlah darah untuk pemeriksaan yang jumlahnya tidak lebih dari 30 ml. Donor dengan berat badan 50 kg lebih dapat menyumbangkan darahnya maksimal sebanyak 450 ml tetapi tidak melebihi 15% dari perkiraan yang jumlahnya tidak lebih dari 30 ml.
5.
Suhu tubuhcalon donor tidak lebih dari 370C
6.
Denyut nadi calon donor teratur berkisar antara 60 -100 x/menit
7.
Tekanan darah sistolik antara 110-170 mmHg dan diastolik antara 70-110 mmHg
8.
Kadar hemoglobincalon donor ≥12,5 g/dl. Penetapan kadar hemoglobin dilakukan minimal dengan metode CuSO4 (berat jenis 1.053)
5
9.
Haid, Kehamilan dan Menyusui. Setelah selesai haid, 6 bulan setelah melahirkan dan 3 bulan setelah berhenti menyusui diperkenankan menyumbangkan darahnya
10. Jarak menyumbangkan darah tidak kurang dari 8 minggu, maksimal 5 kali setahun. Penyumbangan darah lengkap dapat dilakukan minimal 48 jam setelah menjalani
plasma/tromboferesis.
Jarak
penyumbangan
komponen
darah
trombosit, minimal 1 bulan (jumlah trombosit > 150.000/uL), maksimal 6 kali setahun untuk laki-laki dan 4 kali untuk perempuan. Tidak boleh menjadi pendonor bila : 1. Kulit donor ditempat pengambilan tidak sehat (infeksi, luka, kelainan kulit) 2. Mendapat transfusi darah atau komponennya dalam waktu 12 bulan terakhir. 3. Calon donor dengan pemeriksaan laboratorium terhadap sifilis, hepatitis B, hepatitis C, HIV yang menunjukkan hasil positif tidak boleh menyumbangkan darahnya, 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria, 3 tahun setelah keluar dari daerah endemis malaria (jika yang bersangkutan tinggal didaerah endemis tersebut 5 tahun berturut-turut), 12 tahun setelah berkunjung ke daerah endemis malaria 4. Imunisasi dengan vaksin calon donor dapat menyumbangkan darahnya 8 minggu setelah imunisasi dan vaksin. 5. Calon donor dapat menyumbangkan darahnya 6 bulan setelah menjalani operasi, 12 bulan setelah menjalani operasi besar 6. Jika sedang pengobatan calon donor dapat menyumbangkan darahnya jika tidak mengkonsumsi obat 3 hari terakhir. 7. Calon donor yang digigit binatang yang menderita rabies, dapat menyumbangkan darahnya 1 tahun setelah digigit. 8. Calon donor dengan penyakit : jantung, hati, paru-paru, ginjal, DM, penyakit pendarahan, kejang, kanker atau penyakit kulit kronis tidak diperkenankan menyumbangkan darahnya tanpa seijin dokter yang merawat. 9. Obat-obatan narkotik dan alcohol : pecandu narkotik dan pecandu alcohol tidak boleh menyumbangkan selamanya
6
10. Tato, tindik dan tusuk jarum : calon donor dapat menyumbangkan darahnya 12 bulan setelah ditato, ditidik dan ditusuk jarum (UTD PMI Pusat, 2007) 11. Sedang menyusui dan haid 12. Penderita tuberculosis secara klinis 13. Memiliki kecenderungan terjadi perdarahan atau penyakit darah yaitu talasemia, defisiensi G6PD, hemophilia, polisitemiavera. D. Manfaat Donor Darah
1.
Manfaat Donor Darah bagi Penerima Untuk poin pertama yaitu manfaat bagi penerima donor darahdonor darah dapat bermanfaat untuk membantu mereka yang kekurangan darah, darah akan diberikan melalui proses yang dinamakan transfusi darah yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa seseorang. contohnya:
Transfusi darah untuk korban kecelakaan yang banyak kehilangan darah.
Penderita penyakit tertentu yang akan menjalani operasi besar.
Kasus-kasus tertentu demam berdarah.
Untuk pasien dengan kelainan darah yang mebutuhkan transfuse rutin seperti penderita talasemia mayor.
2.
Hematemesis melena
Manfaat bagi pendonor
Melindungi jantung
Meningkatkan sel darah merah
Mencegah stroke
Menurunkan risiko kanker
Menurunkan kolesterol
D. Komplikasi Transfusi Darah
Komplikasi transfusi darah dapat berupa : 1. Lokal : - kegagalan memilih vena
7
- fiksasi vena tidak baik - Problem ditempat tusuakan - Vena perfosai saat menusuk 2. Umum : - Reaksi-reaksi Transfusi - Penularan/Transmisi penyakit infeksi - Sensitisasi immunologis - Transfusi haemochromatosis Reaksi-reaksi transfusi:
1. Reaksi Imunologi yaitu : a. Reaksi pyrogenik Dapat timbul selama atau setelah transfusi, reaksi khas dengan peningkatan
temperatur, kadang-kadang
hanya
sampai
38oc
tetapi
bisa sampai 40oc. Pyrexia dapat atau tidak disertai dengan menggigil, kemerahan, atau kegelisahan dan ketegangan. Bila transfusi dihentikan, reaksi dan kegelisahanakan hilang.Pyrogen mungkin terdapat dalam material yang ditransfusikan atau dari alat yang dipakai untuk mentransfusikan. Pyrogen adalah produk metabolisme bakteri. Giving sets plastik yang sekali pakai buang telah mengganti giving sets yang terbuat dari gelas atau dari karet. b. Reaksi allergi. Reaksi allergi biasanya ialah karena adanya reaksi antigen antibody.Terdapat 2 mekanisme:
Antigen dalam darah donor dan antibodynya dalam serum orang sakit.
Antibody dalam serum donor yang secara pasip ditansfer pada pasien dan beredar dengan antigen yang terdapat pada pasien. Antibody mungkin terhadap sel darah putih, thrombocyte atau plasma protein donor.
Terdapat 2 type reaksi alergi: -
Anaphylactic
8
Gejala shock dengan atau tanpa pyrexia, terdapat kegagalan sirkulasi primer akut, nadi cepat tekanan darah turun,pernapasan berat. Antigen mungkin terdapat pada sel darah putih atau thrombocyte atau pada plasma donor. -
Urticaria Reaksi allergy yang umum adalah urticaria, yang berat dapat timbul asthma, peningkatan temperatur, dan mengigil, sakit kepala, nausea, muntah dan pernapasan berat, yang tersering laryngeal edema. Pyrexia sulit dibedakan dengan reaksi pyrogen.
c. Reaksi hemolitik terjadi setelah transfusi darah incompatible termasuk reaksi yang diakibatkan oleh transfusi darah yang sudah hemolysis invitroMekanisme kerusakan sel darah merah non immunologis / kerusakan invitro. Karena Sel donor atau Sel pasien.Mekanisme hemolysis : Intravasculair hemolysis dan Extravasculair hemolysis. -
Reaksi Hemolitik Intravasculair Reaksi intravasculair berakibat hemolisis sel2 darah merah dalam sistemsirkulasi, lalu terjadi ikterik dan hemoglobinaemia.Reaksi ini terutama disebabkan oleh antibodi IgM dan yang paling berbahaya anti-a dan anti-b dari gol ABO.Kebanyakan reaksi jenis ini berakibat fatal akibat perdarahan yang tidak teratasi atau gagal ginjal.
-
Reaksi Hemolitik Extravasculair Reaksi extravasculair sama beratnya seperti reaksi intravasculair. Reaksi fatal jarang terjadi.Reaksi jenis ini oleh karena antibodi IgG yang mengakibatkan perusakan sel-sel darah merah oleh makrofag. Keadaan seperti ini kadang-kadang berakibat penurunan tajam secara tiba-tiba pada kadar hemoglobin pasien, seringkali terjadi setelah 10 hari, sesudah transfusi.
2. Reaksi Non Imunologi yaitu : a. Muatan sirkulasi berlebih (circulatory Overload)
9
Reaksi yang terjadi karena muatan sirkulasi yang berlebih, setelah pemberian yang cepat dan banyak, terutama karena cairan colloid dan seluler.Terutama terjadi pada penderita yang anemia, penderita dengan kelaian jantung,atau degenarasi pembuluh darah.Bahaya muatan sirkulasi yang berlebih selalu ada pada setiap transfusi terutama bila volume penderita normal, reaksi demam dapat mendahului reaksi muatan sirkulasi berlebih. b. Reaksi karena darah yang tekontaminasi 1% darah yang diambil terkontaminasi, kontaminasinya pada saat pengambilan darah.Organisme biasanya tidak patogen dan dihancurkan oleh sistem reticuloendothelial dari resipien.Darah menjadi berbahaya bila organisme bermultiplikasi dalam waktu antara pengambilan darah dan transfusi.Kuman-kuman terlihat pada sediaan organisme langsung, darah yang terkontaminasi tampak normal pada pemeriksaan biasa.Bakteri-bakteri psichrophilic hidup pada suhu kurang dari 20oc atau mesophilic hidup antara 20-40oc. Darah jangan dibiarkan dalam suhu kamar,misalnya bila dua kantong akan ditransfusikan, kantong yang kedua hanya diambil bila kira-kira sudah akan ditransfusikan.Reaksi yang berat akankontaminasi bakteri ialah khas kenaikan temperatur bisa sampai 42oc, gangguan sirkulasi perifer, hypotensi dan nadi cepat. Pada pasien yang sadar akan merasa panas didada, sepanjang vena dari daerah tempat penususkan jarumnya. Bila darah terkontaminasi berat hanya sedikit yang sembuh. c. Penularan Penyakit Secara teori mungkin tiap penyakit infeksi yang ada hubungannya dengan keberadaannya dalam darah dapat ditularkan dari donor keresipien dengan transfusi darah, meskipun demikian penularan penyakit tidak umum karena bakteri memberikan gejala-gejala kontaminasi dan donor darah tidak menyumbang darah ketika sakit.Malaria, syphilis, hepatitis, post transfusi mononucleosus, cytomegalovirus, HIV.
10
BAB III UNIT TRANSFUSI DARAH (UTD) A. Prosedur Donor Darah 1. Di Ruang Pendahuluan/Seleksi Donor
Prosedur donor darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai yang mencakup antara lain: seleksi donor, pengambilan darah, pemeriksaan serologi, pengolahan komponen darah, penyimpanan darah dan pengiriman/ pendistribusian darah, pemeriksaan uji cocok serasi. Adapun tahapnya sebagai berikut : a. Penerimaan calon donor b. Pendonor mengisi formulir pendaftaran donor darah (identitas sesuai dengan KTP) dan mengisi kuesioner pada bagian belakang formulir pendaftaran beserta
riwayat
kesehatan
(sebagai
pengganti
konseling),
kemudian
menyerahkan kepada petugas administrasi donor, dan pendonor diharapkan menandatangani surat persetujuan. c. Proses administrasi oleh administrator tentang data pendonor sesuai form yang telah diisi d. Pendonor menunggu panggilan diruang tunggu. e. Pendonor dipanggil dan ditimbang berat badan. f. Pendonor diperiksa kadar Hemoglobin (Hb) dan golongan darah. g. Kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan sederhana oleh dokter (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi). h. Apabila pedonor memenuhi persyaratan untuk donor, maka dipersilahkan untuk mencuci lengan. i.
Pedonor dipersilahkan menuju ruangan pengambilan darah.
11
j.
Pengambilan darah dilakukan oleh petugas yang trampil dan berpengalaman sehingga proses pengambilan darah berlangsung cepat lancar dan tidak menimbulkan rasa sakit.
k. Setelah diambil darahnya kemudian pedonor menunggu luka bekas pengambilan darah mengering dan ditutup plester. l.
Proses pengambilan darah selesai dan pedonor dipersilahkan keruang istirahat untuk menikmati snack donor service agar tubuh segar kembali, sebelum pergi untuk melanjutkan kegiatan pedonor juga mendapatkan Kartu Tanda Anggota donor darah untuk mencatat kegiatan donor darah dan diharapkan untuk mendonorkan darah setelah 3 bulan.
Pemeriksaan di Ruang Pendahuluan
Pemeriksaan golongan darah Pemeriksaan golongan darah dengan metode plate
Alat dan bahan :
Plate ,
Blood lancet,
Pen lancet,
Kapiler tube,
Alcohol 70%,
Test sera anti-A, test sera anti-B, test sera anti-D,
Darah kapiler.
12
Cara kerja :
1.
Disinfeksi ujung jari manis atau jari tengah donor dengan kapas alcohol
2.
Tusuk dengan blood lancet
3.
Hapus darah yang pertama kali keluar dengan menggunakan kapas
4.
Tekan jari tersebut agar darah keluar
5.
Ambil darah donor dengan kapiler tube, teteskan satu tetes darah donor pada plate di tiga tempat
6.
Teteskan anti-A, anti-B, anti-D masing-masing satu tetes di atas tetesan darah tadi
7.
Goyangkan plate sambil diperhatikan adanya gumpalan (Aglutinasi)
Pembacaan Hasil :
13
Pemeriksaan Hemoglobin Pemeriksaan Hb dengan metode Strip
Alat dan bahan :
Blood lancet,
Pen lancet,
Kapiler tube,
Alcohol 70%,
Darah kapiler,
Stick Hb,
Hb meter
Cara kerja : 1. Pasang stick HB pada Hb meter hingga terdengar bunyi KLIK dan tunggu hingga muncul tanda pada kanan atas yang menunjukkan alat siap digunakan. 2. Disinfeksi ujung jari manis atau jari tengah donor dengan kapas alcohol.
14
3. Tusuk dengan blood lancet. 4. Hapus darah yang pertama kali keluar dengan menggunakan kapas. 5. Tekan jari tersebut agar darah keluar. 6. Ambil darah donor dengan kapiler tube, teteskan darah donor pada stick HB. 7. Tunggu hingga muncul kadar Hb pada Hb meter, alat ini bisa juga menilai hematokrit.
Pembacaan hasil : 1. HB < 12,5 gr% (tidak memenuhi syarat) 2. HB ≥ 12,5 gr% (memenuhi syarat).
Apabila calon donor telah memenuhi syarat sebagai donor, maka calon donor dipersilahkan menuju ruang AFTAP (pengambilan darah).
2. Ruang AFTAP/ Ruang Penyadapan Darah
Alat dan bahan :
Kantong darah,
Tensi meter,
Hemoscale,
15
Kapas alcohol,
Plester,
Klemp,
Gunting,
Hand sealer
Tempat tidur
Tabung
Spidol/pulpen
Single dan Double bag
16
Triple bag
Prosedur kerja 1. Persilahkan pendonor untuk mencuci lengan 2. Persilahkan pendonor berbaring ditempat yang telah disediakan dengan posisi setengah duduk 3. Konfirmasi ulang status donor formulir donor 4. Pilih jenis kantong darah sesuai dengan kebutuhan atau permintaan 5. Registrasi kantong darah dan formulir donor, meliputi :
Nomor urut AFTAP dan nomor kantong
Golongan darah dan rhesus
Tanggal pengambilan dan kadaluarsa
Nama petugas AFTAP
6. Memasang mainset pada lengan atas pendonor dengan posisi selang/pipa tensi meter berada di atas. 7. Pengesetan alat timbangan darah (hemoscale) sesuai dengan jumlah darah yang akan diambil. 8. Pompa tensi meter sampai batas antara systole dan diastole, raba dan tentukan vena tempat dimana akan dilakukan penusukan, turunkan tensi meter.
17
9. Disinfeksi lokasi vena yang akan ditusuk dengan kapas povidone iodine, lalu bersihkan lagi dengan kapas alcohol, secara sirkular (melingkar). 10. Buatlah simpul longgar pada selang kantong darah ± 15 cm dari arah jarum. 11. Pompa kembali tensi meter sampai batas systole dan diastole. 12. Proses penusukan vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas, serta posisi jarum searah dengan vena yang akan ditusuk dengan sudut 150. Setelah darah keluar turunkan tensi meter antara 40-50 mmHg. Tutup lokasi penusukan dengan kasa steril selama pengambilan darah. 13. Fiksasi selang pada lengan donor. 14. Apabila volume darah yang diambil telah sesuai dengan jenis kantong darah yang digunakan, selang kantong darah diklemp pada 2 tempat dengan jarak ± 10 cm dari jarum dan jarak antara klemp yang pertama dan kedua ± 2 cm. 15. Potong selang darah antara klemp pertama dan kedua, kemudian kencangkan simpul selang. 16. Ambil sampel darah dan masukkan ke dalam tabung sampel yang telah diberi nomor sesuai dengan nomor AFTAP dan nomor kantong. 17. Turunkan tensi sampai batas 0. 18. Cabut jarum dari lengan secara perlahan-lahan, tutup dengan kassa dan mintalah pendonor melipat lengan selama ± 2-3 menit. Tutup bekas tusukan dengan plester. 19. Persilahkan pendonor ke ruang istirahat. 20. Campurkan darah pada selang katong darah dengan darah pada kantong dengan menggunakan hand sealer agar semua darah dapat tercampur dengan antikoagulan. Ulangi 2-3 kali. Seal selang darah pada masing-masing nomor kantong. Simpan pada suhu 2-60C
18
21. Sampel darah diperiksa di laboratorium untuk skrinning IMLTD.
C. Laboratorium Infeksi Menular Lewat Transfuse Darah (IMLTD)
Blood screening
(pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu
tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah
(orang sakit). Bahkan, untuk
menghindari tercemarnya darah dari HIV pemerintah mengeluarkan surat keputusan
Menkes
RI
No.622/Menkes/SK/V11/1992
tentang
kewajiban
pemeriksaan HIV pada darah yang di sumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat “Mandatory”, namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan di transfusikan (prinsip unlinked anonymous). Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B dan C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil
19
tes yang mendukung, maka dirujuk untuk dilakukan tes ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan. Skrining darah dilakukan terhadap 4 jenis penyakit yaitu HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Syphilis.
20
1. Pemeriksaan HIV Cara kerja (rapid test) : 1. Bahan yang digunakan merupakan serum (plasma) pendonor yang telah di pisahkan dengan sel darah merah. 2. Biarkan reagen (plasma) pada suhu ruangan selama kurang lebih 30 menit. 3. Keluarkan tes kit dari foil pembungkus, letakan pada permukaan yang datar dan kering. 4. Beri identitas sampel pada membran test (sesuai nomor yang tertera pada sample). 5. Teteskan 1 tetes (25µl) serum/plasma. 6. Tambahkan 1 tetes buffer 40 µl. 7. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis berwarna merah yang bergerak menuju jendela hasil yang berada di pusat kit tes. 8. Baca/interpretasi
hasil
dalam
waktu
10
menit,
jangan
menginterpretasikan hasil setelah 20 menit. 9. Pembacaan hasil : a. Reaktif : terdapat 2 garis merah yaitu pada control dan garis pasien b. Non reaktif : terdapat 1 garis merah pada control. c. Invalid : tidak ada garis merah, baik pada garis control maupun garis pasien.
21
Interpretasi hasil :
1. Dua garis pada C dan T berarti reaktif (R) 2. Satu garis pada T berarti non-reaktif (NR) 3. Satu garis pada T berarti invalid 4. Tidak terdapat garis pada C dan T bearti invalid LEMBAR KERJA HIV Regensia
: HIV Acon
Nomor Lot : Tanggal Exp :
Tanggal
No
Asal
No. Aftap + No.
Gol.
Aftap
Urut
Sampel
Kantong
Darah
1/082017
1
-
2
-
3
-
Garis Kontrol
Hasil
(Validasi)
2. Pemeriksaan HbsAg
Cara kerja : 1. Bahan yang digunakan
22
2. Keluarkan tes kit dari foil pembungkus letakan pada permukaan yang datar dan kering, pada suhu kamar selama ± 30 menit. 3. Beri identitas sampel pada membran tes (sesuai yang tertera pada sample tabung). 4. Masukkan 100 µl sampel serum/plasma atau 3 tetes. 5. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis berwarna merah yang bergerak menuju jendela hasil yang berada di pusat kit test. 6. Baca/interpretasikan hasil dalam waktu 10-20 menit, jangan menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.
1.
LEMBAR KERJA HbsAg Reagnesis
: HbsAg Acon
Nomor Lot :
23
Tanggal Exp :
Tanggal
No
Asal
No. Aftap + No.
Gol.
Aftap
Urut
Sampel
Kantong
Darah
01/08/2017
1
-
2
-
3
-
Garis Kontrol
Hasil
(Validasi)
3. Pemeriksaan HCV
Cara kerja 1.
Biarkan reagen pada suhu kamar selama 30 menit.
2.
Keluarkan tes kit dari foil pembungkus, letakkan pada permukaan yang kering dan datar.
3.
Beri identitas sampel pada membran tes.
4.
Secara perlahan tambahkan 5 µl serum/plasma pada sumur membran.
5.
Tambahkan 2 tetes buffer
6.
Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis merah yang bergerak menuju jendela hasil dalam waktu 10 menit, jangan menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.
24
Interpretasi hasil :
1. Dua garis pada C dan T berarti reaktif (R) 2. Satu garis pada T berarti non-reaktif (NR) 3. Satu garis pada T berarti invalid 4. Tidak terdapat garis pada C dan T bearti invalid LEMBAR KERJA HCV Reagnesis
: HCV acon
Nomor Lot : Tanggal Exp :
Tanggal
No
Asal
No. Aftap + No.
Gol.
Aftap
Urut
Sampel
Kantong
Darah
01/08/2017
1
-
2
-
3
-
Garis Kontrol
Hasil
(Validasi)
25
4. Pemeriksaan VDRL/Sifilis
Cara kerja: 1. Biarkan reagen pada suhu kamar selama 30 menit. 2. Buka kemasan lalu bei identitas sampel pada membran 3. Teteskan 100 µl (3 tetes) sampel dengan menggunakan dropper dalam sumur membran. 4. Baca hasil dalam waktu 15 menit setelah penambahan sampel (jangan melebihi 20 menit).
Interpretasi hasil :
1. Dua garis pada C dan T berarti reaktif (R) 2. Satu garis pada T berarti non-reaktif (NR) 3. Satu garis pada T berarti invalid 4. Tidak terdapat garis pada C dan T bearti invalid. LEMBAR KERJA SYPHILIS Reagnesis
: VDRL Acon
Nomor Lot : Tanggal Exp :
26
Tanggal
No
Asal
No. Aftap + No.
Gol.
Aftap
Urut
Sampel
Kantong
Darah
01/08/2015
1
-
2
-
3
-
Garis Kontrol
Hasil
(Validasi)
D. Hasil Pemeriksaan 1. HIV
Garis
Tanggal
No
Asal
No. Aftap + No.
Gol.
Aftap
Urut
Sampel
Kantong
Darah
01/08/2017
1
UTD
2548
B/+
Valid
NR
2
UTD
2549
B/+
Valid
NR
3
UTD
2550
B/+
Valid
NR
4
UTD
2551
B/+
Valid
NR
Kontrol
Hasil
(Validasi)
27
2. HbsAg
Garis
Tanggal
No
Asal
No. Aftap + No.
Gol.
Aftap
Urut
Sampel
Kantong
Darah
01/08/2017
1
UTD
2548
B/+
Valid
NR
2
UTD
2549
B/+
Valid
NR
3
UTD
2550
B/+
Valid
NR
4
UTD
2551
B/+
Valid
NR
Kontrol
Hasil
(Validasi)
3. HCV
Garis
Tanggal
No
Asal
No. Aftap + No.
Gol.
Aftap
Urut
Sampel
Kantong
Darah
01/08/2017
1
UTD
2548
B/+
Valid
NR
2
UTD
2549
B/+
Valid
NR
3
UTD
2550
B/+
Valid
NR
4
UTD
2551
B/+
Valid
NR
Kontrol
Hasil
(Validasi)
28
4. Sifilis
Garis
Tanggal
No
Asal
No. Aftap + No.
Gol.
Aftap
Urut
Sampel
Kantong
Darah
01/08/2017
1
UTD
2548
B/+
Valid
NR
2
UTD
2549
B/+
Valid
NR
3
UTD
2550
B/+
Valid
NR
4
UTD
2551
B/+
Valid
NR
Kontrol
Hasil
(Validasi)
D. Input Data
Setelah melalui semua tahapan diatas, kemudian semua data pendonor beserta hasil pemeriksaannya dimasukkan ke dalam database computer. Sistem ini nantinya akan memudahkan jika pendonor datang lagi sehingga lebih praktis untuk dibuka kembali untuk keperluan donor dimasa depan. Sistem database ini tentunya akan selalu diperbaharui setiap pendonor datang. Sistem pendataan ini sangat membantu dalam kinerja PMI.
29
30
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Transfusi darah yaitu memindahkan darah dari sesorang kepada orang lain karena kepentingan medis. Islam sendiri telah membolehkan kegiatan transfusi darah dilakukan,
karena
dengan
melakukan
transfusi
darah
berarti
kita
telah
menyelamatkan jiwa seseorang. Sedangkan tujuan transfusi darah adalah untuk : memelihara dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis darah atau komponen agar lebih bermanfaat, Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah). mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi Hemostatis, tindakan terapi kasus tertentu. Dari hasil pemeriksaan IMLTD terhadap 4 penyakit tersebut di dapatkan hasil nonreaktif maka darah donor dapat ditransfusikan ke resipien yang membutuhkan. Sebelum ditransfusikan ke resipien yang membutuhkan maka dilakukan uji cocok serasi antara donor darah dengan darah resipien. Donor darah juga dapat diproses untuk mendapatkan komponen-komponen darah seperti PRC, FFC, TC dan PRP atau dibiarkan dalam bentuk whole blood. Darah kemudian disimpan di refrigerator sesuai dengan penyimpanan masing-masing jenis darah. Apabila ditemukan hasil yang reaktif maka donor darah tersebut tidak boleh ditransfusikan dan harus dimusnahkan/dibakar sesuai dengan prosedur yang ada. B. Saran
Marilah kita saling membantu sesama manusia, salah satunya dengan cara menyumbangkan darah kita untuk orang yang membutuhkan (donor darah). Harus kita disadari bahwa kadang kala tak semua dari kita mampu memberikan harta yang dipunyai.
31
DAFTAR PUSTAKA
America’s Blood Centers. Indication for platelet transfusion therapy. Transfusion Medicine Bulletin 1999. Didapat dari: URL:http://www.psbc.org/medical/transfusion/bulletins/bulletin_v2_n2.ht m Anonim. 2007.Manfaat Mengetahui Golongan Dara.(http://www.medicastore.comdiunduh tanggal 03 Agustus 2017) DEPKES
RI.2014.Peyediaan
Darah
Aman.
Available
from:
http;//buk.depkes.go.id/indeks.php?option=com=docman&task=doc_dow nload&gid=731&1temid=142 (Accessed 03-August-2017) Departemen Kesehatan RI. 2001. Buku pedoman pelayanan transfusi darah: skrining untuk penyakit infeksi. Modul 2. Jakarta Kaadan AN, Angrini M. Blood transfusion history.Allepo University, Syiria. 2009. Learoyd.A short hystory of blood transfusion history.National Blood Service. 2006. Palang
Merah
Indonesia.2015.Tata
Cara
Donor
Darah.
Available
From:
http://www.pmibali.or.id/transfusi-darah-/tata-cara-donor-darah/)(Accssed 31-05-2017) Panitia Medik Transfusi RSUP Dr. Soetomo. Pedoman pelaksanaan transfusi darah dan komponen darah. Edisi 3. Surabaya: RSUP Dr. Soetomo-Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga; 2001. h. 18-31. Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Perioperative blood transfusion for elective surgery: a national clinical guideline. Skotlandia, Oktober 2001. Didapat dari URL: http://www.sign.ac.uk PMI.2008.Donor Darah Sukarela.PMI Pusat:Jakarta
32
View more...
Comments