Laporan i Labling II Tsp

May 6, 2019 | Author: Renata Perwita Sari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

lapOran laboratorium lingkungan TSP...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2 Jurusan Teknik Lingkungan –  Lingkungan –  FALTL –   FALTL –  Universitas  Universitas Trisakti Gasal 2016/2017 KELOMPOK 9 1. Renata Perwita Sari (082001400066) (082001400066) 2. Rhedeva Shalimar Putri (082001400057)

Asisten Mahasiswa: Intan Agustine

PARTIKULAT (TSP) I.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Prinsip dasar metode sampling uji partikel tersuspensi total menggunakan HVAS iniyaitu udara dihisap melalui filter di dalam shelter  dalam  shelter  dengan  dengan menggunakan  pompa vakum laju alir tinggi sehingga partikel terkumpul di permukaan filter. Jumlah partikel yang terakumulasi dalam filter selama periode waktu tertentu dianalisa secara gravimetri. Laju alir dipantau saat periode pengujian. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk satuan massa partikulat yang terkumpul per satuan volume contoh uji udara yang diambil sebagai µg/m 3. Debu atau partikulat digunakan untuk memberikan gambaran partikel cair maupun padat yang tersebar di udara dengan ukuran 0,001 µm sampai 500 µm.  berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara dan rentang ukurannya, partikel dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu dust fall ( setteable particulate) particulate) dan Suspended Particulate Matter  (SPM).   (SPM). Partikel yang berukuran lebih dari 100 µm disebut dust dust fall, sedangkan partikulat yang memiliki ukuran diameter antara 0,001 µm sampai 100 µm disebut sebagai Suspended Particulate Matter  (SPM).  (SPM).

1.2

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan konsentrasi  partikel tersuspensi total menggunakan HVAS dengan metode gravimetri yang  berlokasi di kampus A Universitas Trisakti.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Partikulat adalah substansi yang berada dalam atmosfer pada kondisi normal berukuran lebih besar daripada molekul tetapi lebih kecil daripada 500 μm. Partikulat di udara tidak hanya dihasilkan dari emisi langsung berupa  partikulat, tetapi juga dari emisi gas-gas tertentu yang mengalami kondensasi dan membentuk partikulat, sehingga ada partikulat primer dan sekunder. Partikulat  primer adalah partikel yang langsung diemisikan berbentuk partikulat, sedangkan  partikel sekunder adalah pertikel yang terbentuk di atmosfer (Alfiah, 2009) Menurut Departemen Kesehatan RI yang dikutip oleh Sitepu (2002),  partikel-partikel debu di udara mempunyai sifat pengendapan, permukan basah,  penggumpalan, listrik statis, dan optis. Partikel debu yang berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses mekanis seperti erosi angin,  penghancuran dan penyemprotan, dan pelindasan benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki. Partikel yang berdiameter antara 1-10 mikron biasanya termasuk tanah dan produk-produk pembakaran dari industry lokal. Partikel yang mempunyai diameter 0,1-1 mikron terutama merupakan produk pembakaran dan aerosol fotokimia (Fardiaz, 1992). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 tentang  pengendalian pencemaran udara, baku mutu udara ambient nasional selama 24  jam untuk PM10 adalah sebesar 150 mg/m3, untuk PM 2,5 sebesar 65 μg/m3, dan untuk TSP sebesar 230 μg/m 3. Debu yang terdapat di dalam udara terbagi dua, yaitu deposite particulate matter adalah partikel debu yang hanya berada sementara di udara, partikel ini segera mengendap karena ada daya tarik bumi. Suspended particulate matter adalah debu yang tetap berada di udara dan tidak mudah mengendap (Yunus,

1997). Sumber-sumber debu dapat berasal dari udara, tanah, aktivitas mesin maupun akibat aktivitas manusia yang tertiup angin. Jenis debu terkait dengan daya larut dan sifat kimianya. Adanya perbedaan daya larut dan sifat kimiawi ini, maka kemampuan mengendapnya di parujuga akan berbeda pula. Demikian juga tingkat kerusakan yang ditimbulkannya juga akan berbeda pula. Suma’mur (2009) mengelompokkan partikel debu menjadi dua yaitu debu organic dan anorganik. Polutan partikel masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui system  pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan terutama terjadipada system  pernafasan. Faktor lain yang paling berpengaruh terhadap system pernafasan terutama adalah ukuran partikel, karena ukuran partikel yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikel ke dalam pernafasan. Debu-debu yang berukuran 5-10 mikron akan ditahan oleh jalan pernafasan bagian atas, sedangkan yang  berukuran 3-5 mikron ditahan oleh bagian tengah jalan pernafasan (Yunus, 1997).

III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat NO

1.

ALAT

HVAS

( High

Volume

UKURAN

JUMLAH

-

1

-

1

Air

Sampler) Sibata

2.

Timbangan Analitik

GAMBAR

NO

ALAT

UKURAN

JUMLAH

3.

Barometer

-

1

4.

Stopwatch

-

1

5.

Termometer

-

1

6.

Desikator

7.

Oven

-

1

8.

Anemometer

-

1

1

GAMBAR

NO

ALAT

UKURAN

JUMLAH

9.

Hygrometer

-

1

10.

Kabel Roll

-

1

GAMBAR

3.2 Bahan NO.

1.

BAHAN

Kertas Filter

KONSENTRASI

JUMLAH

-

1

-

1

Fiber

2.

Aluminium Foil

GAMBAR

IV. CARA KERJA 4.1 Diagram Sampling

Timbang kertas filter fiber menggunakan neraca analitik dan catat berat awal kertas filter

Letakkan kertas filter fiber di filter holder pada alat HVAS

Tentukan arah angin dan ukur kecepatan angin, kelembaban, suhu, dan tekanan udara selama sampling menggunakan alat meteorologi

Catat pula titik koordinat tempat melakukan sampling

Atur dan laju alir sampling selama 30 menit

4.2 Diagram Analisis

Ambil kertas filter fiber dari filter holder

Lipat menjadi dua bagian kertas filter fiber dan masukkan ke dalam amplop

Masukkan kertas filter fiber ke dalam desikator selama 15 menit

Timbang kertas filter fiber menggunakan necara analitik dan catat berat akhirnya

V. HASIL PENGAMATAN

Tanggal praktikum : 22 September 2016 Waktu

: 10.51-11.21 WIB

Lokasi Sampling

: Kampus A Universitas Trisakti

Titik Sampling

: Pos Satpam Jl Letjen S. Parman

Titik Koordinasi

: 6°10’7” LS 106°47’19”BT

Data Meteorologi : -

Arah Angin

: Timur

-

Kecepatan Angin

: 0,76 m/s

Panaskan kertas filter fiber menggunakan oven selama 1 jam

-

Kelembaban

: 39% rh

-

Suhu

: 32,6° C

-

Tekanan Udara

: 757 mmHg

Konsentrasi TSP Pada Masing-masing Kelompok m3/menit Kel

Δ (g)

To Po (mmHg)

Qs (m³/menit) (°C)

Q1

Q2

1

1.09

1.2

757

31.7

1.1154

2

0.738

0.738

757

32.7

3

1.2

1.14

763

4

1.13

1.14

5

1.14

6

C1 (μg/mᵌ) (30

V (m³)

menit)

W1

W2

33.462

4.6638

4.6734

286.8925

0.6991

20.973

4.7798

4.7861

300.3862

30.2

1.1622

34.866

4.6904

4.6999

272.4717

754

33.6

1.1145

33.42

4.7491

4.7575

251.3464

1.09

757

32.9

1.0983

32.949

4.6631

4.6929

904.428

0.85

0.85

756

31.3

0.8395

25.1847

4.6793

4.6911

468.5384

7

1.2

1.14

756

32

1.1534

34.602

4.7088

4.6911

193.6304

8

1.14

1.29

755

32.6

1.1958

35.85

4.6566

4.7155

181.1311

9

1.14

1.14

757

32.6

1.1235

33.705

4.6899

4.6631

299.6588

10

0.85

0.85

757

31

0.84

25.2

4.6919

4.7001

317.4612

11

1.09

1.09

757

31.9

1.0755

32.265

4.6629

4.6712

257.2446

12

0.85

0.85

757

32.7

0.837

25.11

4.6817

4.6916

394.26

13

1.09

1.09

755

31

1.0756

32.2690

4.7200

4.7299

306.805

14

1.12

1.14

754

33.1

1.11

33.3

4.6887

4.6985

294.2943

VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN 6.1

Rumus

6.1.1 Laju alir volum uji (m3/menit)

 =  2 

Dengan keterangan sebagai berikut: QO

: volume udara yang diambil(m 3/menit)

QO1

: laju alir awal terkoreksi pada pengukuran pertama (m3/menit)

QO2

: laju alir akhir terkoreksipada pengukuran kedua (m3/menit)

6.1.2 Laju alir volum dikoreksi pada kondisi standar (m3/menit)

=     . Dengan keterangan sebagai berikut: Qs

: Laju alir volume dikoreksi pada kondisi standar (m3/menit)

QO

: Volume udara yang diambil(m 3/menit)

Ts

: Temperatur Standar (298° K)

Po

: TekananbaromatikdimanaQoditentukan

To

: Temperaturabsolut (273 + t ukur) dimanaQooCditentukan

Ps

: Tekanan baromatik standar, 101,3kPa (760 mmHg)

6.1.3 Volum Udara Yang diambil (m3)

V = Qs x t Dengan keterangan sebagai berikut: V

: Volume udara yang diambil (m 3)

Qs

: Lajualir volume dikoreksi pada kondisi standar (m3/menit)

t

: Lama waktu sampling menggunakan HVAS (30 menit)

6.1.4 Konsentrasi partikel tersuspensi pada udara ambien(µg/m3)

       10    =  Dengan keterangan sebagai berikut: C1

: konsentrasi massa partikel tersuspensi pada udara ambient (µg/m3)

W1

: berat filter awal (gram),

W2

: berat filter akhir (gram),

V

: volume contoh uji udara (m3)

6.1.5 Konsentrasi TSP padaPerhitungan Data Meteorologipada C 2 (24 jam)

    = ()   Dengan keterangan sebagai berikut: t1

: lama waktu sampling menggunakan HVAS (30 menit)

t2

:waktukonversi (menit)

C2

:konsentrasi udara rata-rata hasil pengukuran dengan lama  pengambilan sampel selama t2 menit(µg/m3)

C2

: konsentrasi massa partikel tersuspensi di udara ambien(µg/m3)

n

: faktor konversi (0,185)

6.2. Perhitungan 6.2.1

Koreksi Laju Alirpada Kondisi Standar

Diketahui, Qo = Qo(1) = Qo(2) = 1,14 m3/menit

 = + 

 = , +, / = 1,14µg/menit

=     .    .  = 1,14   ,    = 1,1235µg/menit 6.2.2. Volum Udara yang Diambil

Diketahui, Qs = 1,1235 µg/menit T = 30 menit Ditanya, volum udara yang diambil (V) =? Jawab: V = Qs x t = 1,1235 m 3/menit x 30 menit = 33,705 m 3 6.2.3. Konsentrasi Partikel Tersuspensi Total dalam Udara Ambien

Diketahui, berat filter awal (W1)  berat filter akhir (W2) Volum udara yang diambil (V)

4,6899 gram =4,7000 gram =33,705  =

Ditanya, konsentrasi TSP dalam udara ambien (C 1) = ?

 = −      /  = ,−, , 

Jawab:

= 299,6588 µg/m 3 6.2.4. Konsentrasi Partikel Tersuspensi Total pada waktu 1 jam

Diketahui,

C1 = 299,6588 µg/m 3 t1 = 30 menit t2 = 1 jam = 60 menit n = 0,185

Ditanya, konsentrasi TSP pada waktu 1 jam (C 2) = ??

   Jawab: =      , 1 jam =     299,6561 /  = 263,5922 /  6.2.5. Konsentrasi Partikel Tersuspensi Total pada waktu 24 jam

Diketahui,

C1 = 263,5922

/

t1 = 30 menit t2 = 24 jam = 1440 menit n = 0,185 Ditanya, Konsentrasi TSP pada waktu 24 jam (C 2)=? Jawab:

 =

     

, 30  24 jam = (1440  )  299,6561 / = 146,4176

VII.

/

PEMBAHASAN

Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan tingkat konsentrasi Total Suspended Particulate  (TSP) di udara ambien di kampus A Universitas Trisakti yakni pada dua lokasi yaitu di pos satpam Jl S. Parman dan di dekat masjid,

menggunakan alat High Volume Air Sampler   (HVAS) dengan metode gravimetri. Pengambilan sampel Total Suspended Particulate (TSP) ini dilakukan selama 30 menit yaitu dari pukul 10.51-11.21. Pada pengambilan sampel di jl.Letjen S. Parman didapatkan konsentrasi TSP yang terdapatpada filter relatif lebih besar dibandingkan pengambilan sampel yang terdapat di masjid, ha ini terlihat dari perbedaan visual filter yang terdapa  pada hasil pengamatan, dimana pada lokasi ini diduga terdapat polutan  particulate matter   sebagai akibat kegiatan yang dilakukan. Dapat diketahui pula konsentrasi TSP dari 14 kelompok yang di dapat dari dua lokasi yang terbesar yaitu sebesar 904,4280 µg/m 3dan konsentrasi terendah adalah 181,1311 µg/m3. Debu dapat berasal dari aktifitas manusia seperti asap kendaraan bermotor yang letaknya tidak jauh dari lokasi pengambilan sampling. Pengukuran konsentrasi debu pada udara ambient di kampus A Universitas Trisakti ini dimaksudkan untuk mengkaji apakah kadar debu yang terdapat dalam ruangan tersebut masih memenuhi baku mutu udara ambient yang berlaku dan apakah konsentrasinya masih cukup aman bagi orang yang terpapar dan melakukan kegiatan di sekitarnya. Sebagaimana yang dijelaskan pada landasan teori bahwa keberadaan  polutan  particulate matter   dapat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia, diantaranya dapat menyebabkan peningkatan gangguan pernafasan, misalnya iritasi saluran pernafasan atas, batuk, atau asthma, penurunan fungsi paru, menyebabkan asma padapenderitanya, peningkatan bronkitis kronis, detak jantung tidak teratur, serangan jantung minor, atau kematian bagi orang dengan penyakit  jantung atau paru-paru. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengukuran konsentrasi TSP yang terdapat pada udara ambient di tempat-tempat dimana kegiatan manusia sering berlangsung. Dari hasil pengolahan data praktikum yang didapat diperoleh besarnya nilai

konsentrasi

Total

Suspended

Particulate

(TSP)

di

kampus

A

UniversitasTrisakti pada udara ambient di adalah 299,6588 µg/m 3. Nilai ini didapat dari hasil pengukuran selama 30 menit. Standar baku mutu udara ambient nasional untuk Total Suspended Particulate (TSP) yang digunakan untuk

menganalisis hasil pengukuran tersebut adalah standar baku mutu udara ambient dalam ruangan yang diatur di dalam Keputusan Gubenur Provinsi DKI Jakarta  No.551 Tahun 2001 tentang parameter bakumutuudaraambien. Standar yang ditetapkan dalam peraturan ini merupakan konsentrasi debuTotal Suspended  Particulate (TSP) pada udara ambient untuk waktu pengukuran 24 jam, yaitu sebesar 230µg/m3. Untuk dapat membandingkan hasil pengukuran yang diperoleh dari praktikum dengan nilai standar baku mutu udara ambient nasional untuk TSP, hasil pengukuran tersebut harus dikonversi terlebih dahulu untuk perkiraan nilai konsentrasi dengan waktu pengukuran 24 jam, sehingga didapat nilai hasil  perkiraan atau estimasi konsentrasi TSP untuk waktu pengukuran 24 jam sebesar 146,4176

μg/m.

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa konsentrasi TSP di kampus A Universitas Trisakti masih memenuhi standar baku mutu udara ambient yang  berlaku, sehingga masih cukup aman untuk orang yang melakukan aktifitas di lokasitersebut. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah diperlukan usaha-usaha  pengurangan paparan yaitu dengan rutin melakukan kegiatan yang dapat mengurangi efek atau dampak jangka panjang pada partikulat yang masuk ke saluran. Maka dari itu, diperlukan usaha-usaha pengurangan paparan salah satunya dengan penggunaan masker dan lain sebagainya.

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah didapat dan analisa yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsentrasi total partikel tersuspensi di pos satpam Letjen S. parman kampus A Universitas Trisakti berdasarkan pengukuran salama 30menit adalah sebesar 299,6588 µg/m 3, ekuivalen dengan nilai 146,4176 µg/m 3  pada pengukuran 24 jam. 2. Berdasarkan standar baku mutu udara ambien dalam ruangan yang diatur di dalam Keputusan Gubenur Provinsi DKI Jakarta No.551 Tahun 2001 tentang

pedoman

pengedalian

pencemaran

udara

dalam

ruangan,

konsentrasi TSP di kampus A universitas Trisakti masih memenuhi standar

 baku mutu udara ambien yang berlaku, sehingga masih cukup aman untuk orang yang melakukan kegiatan di dalamnya. DAFTAR PUSTAKA

Alfiah, Taty. 2009. Partikukat (Particulate Matter  –  PM). Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama Baku Mutu Udara Ambien Nasional sesuaiPeraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara Depkes RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta. Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius. Sitepu, E. 2002. Analisis Kuantitatif Debu Pada Beberapa Kilang Padi Di Desa  Payah Bakung Kabupaten Deli Serdang . Medan: Universitas Sumatera Utara. SNI  –   19-7119.7-2005 Udara ambien  –   Bagian 3: Cara Uji Partikel TersuspensiTotal Menggunakan Peralatan  High Volume Air Sampler  (HVAS) Dengan Metode Gravimetrik. Suma’mur. 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Gunung Agung. Suma’mur. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Gunung Agung. Yunus, Faizal. 1997. Dampak Debu Industri Pada Paru dan Pengendaliannya. Indonesia: Jurnal Respiratorius.

LAMPIRAN

Lokasi Sampling

Penimbangan kertas filter fiber

Sampling menggunakan alat HVAS

Memasukkan filter fiber ke oven dan pendinginan dengan desikator

Pengukuran data meteorologi

Pengamatan jalur alir

Perbandingan kertas filter fiber setiap kelompok

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF