Laporan HITUNG TROMBOSIT
February 11, 2019 | Author: devi kartika | Category: N/A
Short Description
mengenai hitung trombosit...
Description
MORFOLOGI DAN HITUNG TROMBOSIT
OLEH LUH PUTU DEVI KARTIKA P07134014006
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2015/2016
I.
TUJUAN a. Tujuan Instruksional Umum 1. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dan kelainan trombosit. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung jumlah Trombosit darah probandus. b. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa dapat melakukan cara menghitung Trombosit darah probandus. 2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah trombosit /µl darah probandus pada apusan darah 3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil jumlah Trombosit darah probandus.
II. III.
METODE Metode yang digunakan adalah apusan darah PRINSIP Apusan darah diamati dengan mikroskop binokuler pada perbesaran objektif 100X dengan penambahan oil imersi. Penghitungan trombosit dilakukan pada counting area dimana eritrosit menyebar merata.
IV.
DASAR TEORI A. Darah Darah merupakan jaringan cair yang sangat penting bagi manusia yang memiliki
banyak kegunaan untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertiga belas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit (Hamzah,nurhayati. 2012). Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99% dari jumlah korpuskula). Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam
penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit Keping-keping darah atau trombosit adalah pecahan dari sitoplasma megakariosit yang berjumlah sekitar (0,6 - 1,0%) dan bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Sel darah putih atau leukosit (0,2%) Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Plasma darah Plasma darah adalah larutan air yang mengandung albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam (Godam. 2008). B. Trombosit Morfologi dan fungsi trombosit
(Gambar 1. Trombosit pada apusan darah) Trombosit pertama kali diidentifikasi pada tahun 1881, penelitian tentang trombosit telah berkembang terus menerus dan telah memiliki kemajuan dalam pemahaman dasar fungsi trombosit dan pemanfaatannya dalam berbagai perdarahan. Upaya pertama yang berhasil meningkatkan jumlah trombosit pada pasien trombositopenia dengan transfusi darah utuh yang dilakukan oleh Duke pada tahun 1910. (Asian J Transfus Sci. 2009) Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti berasal dari sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron, mempunyai dinding mukopolisakarida yang berfungsi dalam reaksi adesi dan agregasi trombosit dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari. Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright – Giemsa, trombosit
tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru-keabu-abuan pucat yang berisi granula merah-ungu yang tersebar merata. Setelah keluar dari sumsum tulang, sekitar 20-30 % trombosit mengalami sekuestrasi di limpa. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanis sebagai respon hemostatik normal terhadap luka vascular. Proses pembentukan sumbat tersebut melalui adesi, pembebasan, agregasi dan fusi, serta aktivitas prokoagulannya (anonim. 2014) Hemopoisis trombosit
(Gambar 2. Pembentukan Trombosit) Fragmentasi sitoplasma megakariosit pada sumsum tulang akan menghasilkan Sel trombosit. Megakariosit dan megakarioblast, muncul melalui proses diferensiasi dari sel induk hemopoetik. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatan duanya. Pada berbagai stadium dalam perkembangannya sitoplasma menjadi granular dan trombosit dilepaskan. Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovesikel dalam sitoplasma sel yang menyatu membentuk membrane pembatas trombosit. Tiap sel megakariosit menghasilkan 1000-1500 trombosit. Sehingga diperkirakan akan dihasilkan 35.000/µl trombosit per hari. Umumnya waktu yang dibutuhkan semenjak diferensiasi sel induk sampai produksi trombosit sekitar 10 hari. Jumlah sel trombosit yang bersirkulasi dalam darah tepi sangat tergantung jumlah sel megakariosit, volume sitoplasma megakariosit, umur trombosit dan sekuestrasi
oleh limpa. Trombopoetin adalah pengatur utama produksi trombosit yang dihasilkan oleh hati dan ginjal. Trombopetin meningkatkan jumlah dan kecepatan maturasi megakariosit. Interleukin-11 juga dapat meningkatkan trombosit dalam sirkulasi (anonim. 2014). Stuktur Trombosit
(Gambar 3. Morfologi trombosit) Pada reaksi adhesi dan agregasi trombosit, glikoprotein permukaan sangat penting dalam reaksi tersebut, dimana adhesi pada kolagen difasilitasi oleh glikoprotein Ia (GP Ia). Glikoprotein Ib dan IIb/IIIa penting dalam perlekatan trombosit pada von Willebrand factor (VWF) dan subendotel vascular. Reseptor IIb/IIIa juga merupakan reseptor untuk fibrinogen yang penting dalam agregasi trombosit. Membran plasma berinvaginasi ke bagian dalam trombosit untuk membentuk suatu sistem membran (kanalikular) terbuka yang menyediakan permukaan reaktif yang luas tempat protein koagulasi plasma diabsorbsi secara selektif. Di bagian dalam trombosit terdapat kalsium, nukleotida (terutama ADP,ATP dan serotonin) yang terkandung dalam granula padat. Granula alfa mengandung antagonis heparin, faktor pertumbuhan (PDGF), β-tromboglobulin, fibrinogen, vWF. Organel spesifik lain meliputi lisosom yang mengandung enzim hifrolitik, dan peroksisom yang mengandung katalase. Selama reaksi pelepasan, isi granula dikeluarkan ke dalam sistem kanalikular (anonim. 2014) Hitung Trombosit
Pada hitung trombosit terdapat dua metode yaitu metode langsung dan tak langsung. Metode langsung meliputi kamar hitung dan alat hitung sel elektronik,sedangkan metode tak langsung dengan evaluasi apusan darah tepi. Metode langsung Metode Rees Ecker Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop cahaya. Pada hitung trombosit cara Rees-Ecker, darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara mikroskopik trombosit tampak refraktil dan mengkilat berwarna biru muda yang berukuran lebih kecil dari eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. Cara ini memiliki kesalahan sebesar 16-25%, penyebabnya karena faktor teknik pengambilan sampel yang menyebabkan trombosit bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran tidak akurat dan penyebaran trombosit yang tidak merata. Metode fase-kontras Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan ammonium oksalat 1% sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop fase kontras. Sel-sel leukosit dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap. Trombosit tampak bulat dan berwarna biru muda terang. Bila fokus dinaik-turunkan tampak perubahan yang bagus/kontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena sifat refraktilnya. Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 – 10%. Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. Penyebab kesalahan yang utama pada cara ini, selain faktor teknis atau pengenceran yang tidak akurat, adalah pencampuran yang belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau agregasi. Modifikasi metode fase-kontras dengan plasma darah Metodenya sama seperti fase-kontras tetapi sebagai pengganti pengenceran dipakai plasma. Darah dibiarkan pada suhu kamar sampai tampak beberapa mm plasma. Selanjutnya plasma diencerkan dengan larutan pengencer dan dihitung trombosit dengan kamar hitung seperti pada metode fase-kontras. Hitung Trombosit Otomatis Penghitung sel otomatis mampu mengukur secara langsung hitung trombosit selain hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian besar alat menghitung trombosit dan eritrosit bersama-sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. Partikel yang lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung sebagai eritrosit.
Dengan alat ini, penghitungan dapat dilakukan terhadap lebih banyak trombosit. Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila jumlah lekosit lebih dari 100.000/mmk, terjadi fragmentasi eritrosit yang berat, cairan pengencer berisi partikel-partikel eksogen, sampel sudah terlalu lama didiamkan sewaktu pemrosesan atau trombosit saling melekat. Metode tidak langsung Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara merata. Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung eritrosit. V.
ALAT DAN BAHAN a. Alat
Mikroskop binokuler
b. Bahan Pemeriksaan:
VI.
Sediaan apusan darah
Oil imersi
Tisu lensa
CARA KERJA 1. Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan 2. Dihidupkan mikroskop dengan menekan tombol ON 3. Diletakkan Sediaan apusan darah yang telah diwarna atau dicat di atas meja mikroskop 4. Diamati pada pembesaran lensa objektif 10X untuk menemukan lapang pandang 5. Diubah Pembesaran lensa objektif ke pembesaran 100X dengan penambahan oil imersi 6. Diamati sediaan apus darah, dicari daerah counting area (daerah pembacaan
dimana pada daerah ini eritrosit tampak tersebar merata) 7. Dihitung jumlah trombosit dalam 18 lapang pandang [FN 18 (10 X x 100)] dan VII.
dikalikan 1000. HASIL PENGAMATAN Identitas probandus
Nama Umur Jenis Kelamin Hasil hitung trombosit
: Komang Sutantri : 40 tahun : Perempuan : 247.000 /µl darah
Preparat jadi
Trombosit pada apusan darah tepi = giant trombosit = normal trombosit
Hitung trombosit pada apusan darah tepi Lapang pandang
Jumlah trombosit
ke-
Lapang pandang
Jumlah trombosit
ke-
1
18
10
13
2
15
11
12
3
15
12
10
4
14
13
14
5
11
14
13
6
16
15
21
7
10
16
12
8
18
17
11
9
11
18
13
Jumlah trombosit total 247
Jumah trombosit dalam darah Hasil praktikum : FN-18 (10 x 100)
247 x 1000 = 247.000 /µl darah
Hasil sebenarnya : alat otomatis
267.0000 /µl darah
Nilai Rujukan
140.000 – 440.000/µl
VIII. PEMBAHASAN Trombosit sangat berperan dalam sistem hemostasis yaitu melindungi tubuh terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Trombosit membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit). Orang-orang dengan kelainan trombosit, baik kualitatif maupun kuantitatif, sering mengalami perdarahan-perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa yang disebut ptechiae, dan tidak dapat mengehentikan perdarahan akibat luka yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Agar dapat berfungsi dengan baik, trombosit harus memadai dalam kuantitas dan kualitasnya. Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika jumlah trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi juga bagus. Metode hitung trombosit dapat dibedakan menjadi 2 yaitu secara langsung dan tidak langsung. Hitung trombosit secara langsung adalah dengan kamar hitung dan alat hitung sel elektronik. Sedangkan metode tidak langsung adalah dengan evaluasi darah tepi. Pada evaluasi darah tepi, terdapat 2 cara hitung trombosit pada apusan darah yang diamati dengan menggunakan mikroskop yaitu:
FN-18 (10 x 100) Perkiraan jumlah trombosit dalam darah: jumlah trombosit dalam 18 lp x 1.000
FN-22 (10 x 100) Perkiraan jumlah trombosit dalam darah: jumlah trombosit dalam 11 lp x 1.000 Pada Praktikum hitung trombosit ini dilakukan dengan cara FN-18 (10 x 100), dimana
trombosit dihitung hingga 18 lapang pandang pada counting area, ini disesuaikan dengan
mikroskop yang digunakan untuk mengamati, pada mikroskop Olympus tertera FN-18 sehingga jumlah trombosit dihitung sampai 18 lapang pandang. Langkah-langkah pada saat praktikum yaitu pertama disiapkan sediaan apus darah yang telah diwarnai dengan pewarna Giemsa. Sediaan apus yang baik adalah yang ketebalannya cukup dan bergradasi dari kepala (awal) sampai ke ekor (akhir). Ciri sediaan apus yang baik meliputi:
Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjang ½ – 2/3 panjang kaca.
Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bagian itu eritrosit tersebar merata berdekatan dan tidak saling menumpuk.
Pinggir sediaan rata, tidak berlubang dan tidak bergaris-garis.
Penyebaran eritrosit dan leukosit merata, tidak bertumpuk, dan tidak berkumpul pada pinggir atau ujung sedimen.
Hapusan tidak melebar sampai ke pinggir objek glass. Hapusan darah tepi yang akan diperiksa diletakkan di atas meja mikroskop kemudian
diamati di bawah mikroskop dan hitung jumlah trombosit hingga18 lapang pandang. Sebelum dilakukan penghitungan trombosit maka terlebih dahulu dicari lapang pandang pada perbesaran 10X lensa objektif. Setelah ditemukan lapang pandang, objek glass ditetesi dengan oil emersi dan diputar lensa objektif kearah perbesaran lensa 100X. Kemudian dihitung jumlah trombosit pada setiap lapang pandang hingga 18 lapang pandang. Pada hitung jumlah trombosit hapusan darah tepi yang akan digunakan perlu diperhatikan hapusan darah harus cukup tipis, hapusan tidak boleh mengandung cat, dan eritrosit tidak boleh bergerombol. Penghitungan dilakukan di daerah (counting area) yaitu daerah yang penyebaran eritrositnya merata. Untuk memudahkan penghitungan, maka digunakan alat counter cell untuk menghitung jumlah trombosit. Selanjutnya ditentukan jumlah trombosit dengan cara mencocokkan hasil yang diperoleh dengan nilai rujukan. Berdasarkan nilai rujukan, maka hasil hitung jumlah trombosit dengan menggunakan mesin atau alat otomatis dan hitung jumlah trombosit pada apusan darah tepi secara manual didapatkan hasil yang sama-sama normal, namun terdapat perbedaan hasil dari kedua metode ini yaitu pada hitung trombosit dengan alat otomatis didapatkan jumlah trombosit dalam darah sebesar 267.0000/µl darah. Sedangkan pada hitung manual didapatkan jumlah trombosit dalam darah sebesar 247.000/µl darah. Perbedaan hasil ini disebabkan karena kesalahan-kesalahan praktikan dalam mengidentifikasi atau membedakan trombosit dengan pengotor yang memiliki kemiripan dengan trombosit, selain itu juga disebabkan karena
praktikan kurang teliti dalam melakukan penghitungan sehingga terdapat sel yang terlewat atau tidak terhitung. Jumlah trombosit dalam tubuh dapat menurun (trombositopenia) ataupun meningkat (trombositosis) karena berbagai sebab. Jumlah trombosit normal adalah 140.000 – 440.000/µl darah. Dikatakan trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000/µl darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000/µl darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 /µl darah biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 /µl darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 10.000/µl darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena adanya resiko perdarahan (Riswanto. 2013). Kelainan-kelainan trombosit baik dari segi kuantitas dan kualitas: Trombositopenia Penurunan jumlah trombosit disebut dengan trombositopenia yaitu jumlah trombosit kurang dari 150.000/µl. Dalam evaluasi trombositopenia, langkah awal yang penting adalah melihat kembali apusan darah tepi untuk menyingkirkan pseudotrombositopenia, terutama pada pasien tanpa penyebab trombositopenia yang jelas. Pseudotrombositopenia adalah suatu artefak in vitro yang dihasilkan oleh aglutinasi trombosit melalui antibodiantibodi (umumnya IgG, tetapi juga IgM dan IgA) saat kandungan kalsium berkurang akibat penampungan darah dalam ethylenediamine tetraacetic (EDTA), oleh karena itu apusan darah untuk menghitung jumlah trombosit hendaknya dari darah yang ditampung dalam sodium
citrate (tabung dengan tutup biru), heparin (tabung dengan tutup hijau), atau
idealnya dari darah segar tanpa antikoagulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembesaran limpa, penyakit hepar kronik, dan kelainan-kelainan yang mendasari lainnya. Penyebab utama trombositopenia adalah kegagalan sumsum tulang untuk menghasilkan trombosit dalam jumlah yang memadai, dan peningkatan detruksi perifer atau sekuestrasi trombosit. Penurunan jumlah trombosit ini dapat dijumpai pada ITP (idiopatic Thrombocytopenic Purpura), hal ini disebabkan oleh adanya antibodi anti-trombosit. Jadi antibodi ini merusak trombosit, sehingga terjadi pengrusakan trombosit dan menyebabkan jumlahnya menurun dan menyebabkan manifestasi perdarahan (purpura). Selain itu penurunan jumlah trombosit ini dapat dijumpai pada, leukemia, myeloma multiple, kanker (tulang, saluran gastrointestinal, otak), anemia (aplastik, defisiensi besi, pernisios, defisiensi
vitamin B12 atau asam folat, sel sabit), hemoglobinuria nokturnal paroksismal, penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif kronis), karsinoma atau limfoma metastatic, sindrom mielodisplastik, mielofibrosis, SLE, DIC, penyakit ginjal, eklampsia, demam reumatik akut. Adapun karena pengaruh obat-obatan seperti antibiotic (kloromisetik, streptomisin), sulfonamide, apirin, quinidin, quinine, asetazolamid, amidopirin, diuretic tiazid, meprobamat, fenilbutazon, tolbutamid, injeksi vaksin, agen kemoterapeutik. Perlu diperhatikan juga, kadang jumlah trombosit yang dihitung secara otomatis oleh mesin menunjukkan hasil yang rendah, padahal jumlah yang sebenarnya normal. Hal ini dapat terjadi karena adanya penggumpalan (clumping) trombosit setelah darah dicampurkan dengan antikoagulan EDTA yang menyebabkan trombosit tidak dapat disedot masuk ke dalam mesin (Riswanto. 2013).
Trombositosis Peningkatan jumlah trombosit disebut dengan trombositosis yaitu jumlah trombosit di atas 350000//µl atau 400000//µl, kadang-kadang Jumlah trombosit yang meningkat disertai dengan terdapatnya giant trombosit. Trombositosis disebabkan akibat stimulasi sekunder, selain itu ada juga istilah trombositemia yang digunakan untuk produksi trombosit yang tidak teratur dan tidak terkendali, seperti yang terjadi pada sindrom-sindrom mielodisplastik. Trombositosis
dapat
dijumpai
pada
sindrom
mieloproliferatif
(polisitemia
vera,
trombositemia esensial, mielofibrosis dengan metaplasia myeloid agnogenik, leukemia mielogenosa kronis), trauma, pasca splenektomi, kehilangan darah akut, karsinoma metastatik, penyakit peradangan kronis, infeksi kronis (tuberculosis, osteomielitis), embolisme pulmonary, dataran tinggi, retikulositosis, latihan fisik berat. Adapun karena pengaruh obat-obatan seperti epinefrin (adrenalin), kemoterapi sitotoksik, pengobatan defisiensi vitamin B12 atau folat (Riswanto. 2013). . Trombositopati Trombositopati adalah keadaan yang menggambarkan kelainan trombosit terutama yang melibatkan “platelet faktor 3” dan selanjutnya pembentukan tromboplastin plasma. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan bawaan atau didapat seperti hemophilia. Hemophilia adalah suatu penyakit menurun yang dapat menyebabkan darah sulit membeku. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia lebih banyak membutuhkan waktu. Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan atau luka memar timbul dengan sendirinya jika
penderita telah melakukan aktifitas yang berat, pembengkakan pada persendian seperti lulut, pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak. Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat (agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu Pengaruh obat Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit. Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan kesalahan pada hasil :
Jika volume terlalu sedikit (EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit mengalami
krenasi, sedangkan trombosit
membesar
dan mengalami
disintegrasi.
Jika volume terlalu banyak (EDTA terlalu sedikit) dapat menyebabkan terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya jumlah trombosit.
IX.
KESIMPULAN Pada praktikum hitung jumlah dan morfologi trombosit ini digunakan preparat
indirect atau preparat jadi dan berdasarkan nilai rujukan, hasil hitung jumlah trombosit dengan menggunakan mesin atau alat otomatis adalah normal yaitu 267.0000/µl darah dan hitung jumlah trombosit pada apusan darah tepi secara manual didapatkan hasil yang normal pula yaitu 247.000/µl darah. Perbedaan hasil dari kedua metode ini disebabkan karena kesalahan-kesalahan praktikan dalam mengidentifikasi atau membedakan trombosit dengan pengotor yang memiliki kemiripan dengan trombosit, selain itu juga disebabkan karena
praktikan kurang teliti dalam melakukan penghitungan sehingga terdapat sel yang terlewat atau tidak terhitung.
DAFTAR PUSTAKA Anonim.2014.Hitung
Trombosit.
(online).tersedia:https://www.scribd.com/doc/293849846/hitung-trombosit.[Diakses: 9 juni 2016. 17:56 Wita] Asian J Transfus Sci.2009.Quality assessment of platelet concentrates prepared by platelet rich plasma-platelet concentrate, buffy coat poor-platelet concentrate (BC-PC) and apheresis-PC
methods.(online).tersedia:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2920479/.[Diakses : 8 Juni 2016. 17:55 Wita]. Godam.2008.Definisi Pengertian Darah, Plasma Darah dan Fungsi Alat Sistem Transportasi.(onlie).tersedia:http://organisasi.org/definisi-pengertian-darah-plasmadarah-dan-fungsi-alat-sistem-transportasi-manusia.[Diakses : 8 Juni 2016. 10:15 Wita] Hamzah,nurhayati.2012.Sediaan
Apus
Darah.
(online).tersedia:http://nurhayatihamzahbiologi.blogspot.co.id/2012/05/sediaan-apusdarah.html.[Diakses : 9 juni 2016. 10:05 Wita] Riswanto.2013.Pemeriksaan Laboratorium Hematologi.Yogyakarta : Alfa Medis Kanal Medika
NIP buk Diana : 197209011998032003
LAMPIRAN
Denpasar, 12 Juni 2016
Praktikan
Luh Putu Devi Kartika P07134014006
Lembar Pengesahan
Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
dr. Sianny Herawati, Sp.PK
Rini Riowati, B.Sc
Pembimbing III
Pembimbing IV
I Ketut Adi Santika, A.Md.AK
Luh Putu Rinawati, S.Si
Pembimbing V
I Kadek Aryadi Hartawiguna, A.Md.AK
View more...
Comments