LAPORAN HIGIENE Uji Pengaruh Sanitasi Terhadap Tingkat Kebersihan Tangan Pekerja
August 8, 2017 | Author: sandy saputra | Category: N/A
Short Description
Uji Pengaruh Sanitasi Terhadap Tingkat Kebersihan Tangan Pekerja...
Description
LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA
Sandy Saputra 05031381419069
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan bahan pangan merupakan suatu proses yang sangat rentan dicemari oleh mikroorganisme. Pencemaran ini dapat berasal dari udara, peralatan yang digunakan selama pengolahan, ruangan, maupun dari pekerja yang menangani proses pengolahan sehingga kondisi sanitasi dalam pengolahan juga ditentukan oleh kondisi kebersihan pekerja. Salah satu sumber kontaminasi makanan yang potensial adalah dari pekerja karena kandungan mikroorganisme patogen dari manusia dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Kondisi sanitasi pekerja dalam pengolahan bahan pangan sangat perlu diperhatikan guna untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada makanan. Sumber kontaminasi yang berasal dari pekerja dapat melalui tangan, kaki, rambut, mulut, kulit maupun pakaian kotor yang dipakai pekerja selama proses pengolahan bahan pangan. Jenis mikroorganisme yang biasanya mengontaminasi rambut adalah kapang. Bakteri jenis koliform biasanya banyak terdapat pada tangan pekerja. Sedangkan bakteri pembentuk spora dan Staphylococcus banyak dijumpai pada kulit pekerja (Puspitasari, 2010). Mengetahui jumlah mikroorganisme yang terdapat pada tangan pekerja dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan sampel yang mengandung mikroorganisme dengan menggunakan media pada beberapa cawan agar yaitu, Potato Dextro Agar (PDA) untuk pertumbuhan kapang dan khamir, dan Nutrient Agar (NA) untuk pertumbuhan bakteri. Jenis mikroorganisme yang biasanya dapat tumbuh dan diamati pada cawan agar adalah bakteri, kapang, khamir, Staphylococcus, dan jenis bakteri koliform. Uji sanitasi tangan pekerja yang akan dilakukan saat ini adalah uji kebersihan jari tangan pekerja sebelah kanan. Uji kebersihan tangan akan dilakukan terhadap tangan yang tidak dicuci, dicuci dengan air biasa, dicuci dengan sabun biasa, dan disemprot dengan alkohol (Damayanti Evy, 2011).
1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah dan jenis mikrobia pada uji pengaruh sanitasi terhadap tingkat kebersihan tangan pekerja.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bakteri Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak mempunyai selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membrane inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoid. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler. 2.2 Jenis - Jenis Penyakit Beberapa penyakit yang dapat disebabkan karena kurang pedulinya terhadap kegiatan cuci tangan pakai sabun, salah satunya adalah Diare, penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat mengurangi angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kumankuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah : Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%) (Semadi, 2012). 2.3 Nutrient Agar (NA) Nutrient agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni (Pujiastututi, L et al. 2011) 2.4 Potato Dextro Agar (PDA) Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Susanna, et al. 2010). 2.5 Standar Hygiene Pekerja Standar hygiene pekerja merupakan tulang punggung dari praktek baik penanganan pangan, karena resiko utama kontaminasi pangan berasal dari penangan (pekerja) pangan. Organisme bahaya ada dalam maupun pada tubuh pekerja dapat berkembang sampai pada jumlah yang cukup untuk menginfeksi, memberikan kondisi yang baik, dan kontak dengan makanan atau permukaan yang digunakan untuk menyiapkan makanan. Setiap perusahaan atau pekerja yang menyadari bahwa nama baik harus menempatkan penekanan yang memadai pada hygiene makanan untuk melindungi reputasinya dan kesehatan pelanggannya. Sangat disadari bahwa pengelolaan usaha pada sisi komersial lebih mudah dibandingkan dengan pengelolaan orang di dalam suatu usaha. Namun demikian di bawah ini akan dijelaskan kebutuhan dasar dari standar hygiene personal atau pekerja (Mukono, 2010).
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Uji Pengaruh Sanitasi Terhadap Tingkat Kebersihan Tangan Pekerja ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 8 Maret 2016 dimulai pada pukul 13:00 sampai dengan selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Umum, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum uji kontaminasi pekerja ini adalah: 1) cawan petri, dan 2) Inkubator. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah 1) agar PDA cair steril (untuk pertumbuhan kapang & khamir), 2) agar NA cair steril (untuk pertumbuhan bakteri), dan 3) larutan pengencer.
3.3 Cara Kerja Cara kerja praktikum kali ini adalah : 1. Siapkan oleh masing- masing kelompok 2 cawan petri yang telah diisi dengan PDA dan NA steril, kemudian beri tanda dengan nama contoh dan media yang digunakan. 2. Seorang mahasiswa yang belum dicuci tangannya menempelkan kelima jari tangannya sebelah kanan pada cawan yang berisi PDA. Seorang mahasiswa lainnya menempelkan jari tangannya pada cawan yang berisi NA, kemudian cawan ditutup kembali. 3. Lakukan hal yang sama untuk tangan yang sudah dicuci pakai tanpa sabun dan pakai sabun 4. Inkubasikan dengan posisi cawan terbalik pada suhu ± 300 C selama 2 - 3hari 5. Amati pertumbuhan mikroba dan berikan pembahasan terhadap pengamatan yang telah dilakukan. 6. Nyatakan pertumbuhan dengan - atau + / ++ / +++
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil
Adapun hasil praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah mikroorganisme pada tangan dengan berbagai perlakuan sanitasi N o
Perlakuan
1.
Tangan Tidak Dicuci
2.
Tangan yang Dicuci Menggunakan Air Biasa Tangan yang Dicuci Menggunakan Sabun Biasa Tangan yang Disemprot Menggunakan Alkohol
3. 4.
Ket :
+ ++ +++
Media PDA NA PDA NA PDA NA PDA NA
Pertumbuhan Mikoorganisme 215 852 96 326 800 656 432 1220
Keterangan ++ +++ ++ +++ +++ +++ +++ +++
: Tidak terdapat mikroorganisme : mikroorganisme kurang dari 30 koloni : mikroorganisme 30-300 koloni : mikroorganisme lebih dari 300 koloni
4.2 Pembahasan Praktikum kali ini akan membahas mengenai uji pengaruh sanitasi terhadap tingkat kebersihan tangan pekerja dengan tujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis kontaminasi tangan pekerja dengan berbagai perlakuan, yaitu tangan yang tidak dicuci, dicuci dengan air biasa, dicuci dengan sabun biasa, dan disemprot dengan alkohol. Perlakuan tersebut dilakukan berbeda-beda agar dapat diketahui perlakuan mana yang tetap ada pertumbuhan mikroorganisme dan mana yang tidak terdapat pertumbuhan organisme. Kontaminasi tangan pekerja ini dapat berasal dari lingkungan sekitar terutama dari kebersihan para pekerja hal tersebut dapat di akibatkan oleh seringnya beraktivitas sehingga kontak secara langsung dengan bendabenda yang tidak steril atau telah terkontaminasi mikroba sehingga menyebabkan tangan juga terkontaminasi. Pada kulit sering ditemukan Staphylococci, media yang digunakan sebagai tempat dan sumber nutrisi bagi mikroorganisme untuk tumbuh
yaitu Potato Dextro Agar (PDA) untuk pertumbuhan kapang dan khamir, dan Nutrient Agar (NA) untuk pertumbuhan bakteri. Proses cuci tangan, tidak mungkin menghilangkan semua mikroorganisme dari tangan, tetapi efektivitas mencuci tangan dapat ditingkatkan menggunakan bahan sanitaiser. Sabun relatif tidak efektif untuk mendesinfeksi kulit, tetapi selama pencucian sabun akan mengurangi bakteri transien pada kulit secara nyata. Proses
sanitasi pada tangan pekerja sangat efektif atau baik dilakukan dengan menggunakan Sanitaiser, salah satu contohnya adalah alkohol. Alkohol murni (100%) kurang efektif dibandingkan dengan larutan alkohol (alkohol yang sudah dicampur aquades). Maka direkomendasikan untuk menggunakan alkohol dengan konsentrasi 70%, karena denaturasi membutuhkan air (Semadi, 2012). Hal ini berbeda dengan percobaan yang telah dilakukan di mana perlakuan sanitasi yang dilakukan dengan alkohol justru terdapat pertumbuhan mikroorganisme yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan tangan yang tidak dicuci, dicuci dengan air biasa, dicuci dengan sabun biasa. Hal ini dapat disebabkan oleh konsentrasi alkohol yang tidak sesuai ataupun akibat tangan pekerja atau praktikan yang terlalu kotor sehingga mikroorganisme yang tumbuh sangat banyak.
BAB 5 KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Tangan kanan mengandung mikroorganisme jenis Salmonela Thypi yang menyebabkan penyakit tifus sedangkan tangan kiri banyak mengandung mikroorganisme jenis Staphylococcus Aureus yang dapat menyebabkan keracunan. 2. Media yang digunakan sebagai tempat dan sumber nutrisi bagi mikroorganisme untuk tumbuh yaitu Potato Dextro Agar (PDA) untuk pertumbuhan kapang dan khamir, dan Nutrient Agar (NA) untuk pertumbuhan bakteri. 3. Adapun perlakuan yang dilakukan dalam pratikum ini adalah tangan yang tidak dicuci, dicuci dengan air biasa, dicuci dengan sabun biasa, dan disemprot dengan alkohol. 4. Inkubasi dilakukan bertujuan untuk menumbuhkan spora atau miselia pada media NA dan PDA yang bersal dari bahan. 5. Proses sanitasi yang efektif adalah dengan menggunakan alkohol.
DAFTAR PUSTAKA Damayanti Evy, Lilik. N. 2011. Aspek sanitasi dan hygiene diasrama tingkat persiapan bersama institute pertanian bogor. IPB. jurnal gizi dan pangan. Mukono, H. J. 2010. Prinsif Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press, Surabaya
Pujiastututi, L. et al. 2011. Kualitas Udara Dalam Ruang, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Puspitasari. 2010. Sanitasi dan Higiene dalam Industri Pangan. Jember: Jurusan THP FTP UNEJ. Semadi, Nyoman. 2012. Pedoman Personal Hygiene. Pusat Studi Ketahanan Pangan. Universitas Udayana. Susanna, D. et al. 2010. Kesehatan dan Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia : Depok.
LAMPIRAN Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
View more...
Comments