LAPORAN HEMATOKRIT

October 27, 2018 | Author: onha | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

laporan hematokrit...

Description

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemeriksaan

hematologi

merupakan

sekelompok

pemeriksaan

laboratorium yang terdiri atas beberapa macam pemeriksaan. Pemeriksaan darah rutin meliputi hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED). (LED). Pemeriksaan darah khusus meliputi gambaran gambaran darah tepi, jumlah eritrosit, hematokrit, hematokrit,

indeks eritrosit, jumlah retikulosit dan

 jumlah trombosit (Budiwiyono, (Budiwiyono, dkk, 1995). Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus

yang sering dikerjakan dilaboratorium berguna untuk membantu

diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), (DBD), anemia, polisitemia. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan digunakan tabung wintrobe, sedangkan  pada cara mikro digunakan pipet kapiler (Wirawan, dkk, 1996). Metode pemeriksaan secara mikro sering digunakan karena cepat dan mudah dibandingkan dengan dengan metode makro yang membutuhkan membutuhkan sampel lebih  banyak dan waktu yang lama. Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifuge dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya terpisah dalam keadaan mapat. mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit (Gandasoebrata, 2008). Untuk pemeriksaan-pemeriksaan hematologi dan pemeriksaan lain yang

menggunakan darah sebagai bahan pemeriksaan, pengambilan darah

 penderita

(sampling) merupakan awal pemeriksaan yang harus dikerjakan

dengan benar karena akan sangat menentukan hasil pemeriksaan (Purwanto, 1996). Pemeriksaan hematokrit dapat diukur dengan menggunakan darah vena atau darah kapiler (Gandasoebrata, 2008). Darah kapiler digunakan bila  jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit, sedangkan bila jumlah darah

yang dibutuhkan lebih dari 0,5 ml lebih baik menggunakan darah vena (Kiswari dan Agung, 2005).

BAB II TINAUAN PUSTAKA

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain,  berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi hemostatis (Sodikin, 2002). Darah terdiri atas 2 (dua) bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah kira-kira merupakan satu per dua belas berat badan atau kira-kira 5 (lima)

liter. Sekitar 55 persenya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya

terdiri atas sel darah merah (Pearce, 2004).  Nilai hematokrit ialah volum semua eritrosit dalam 100 ml darah yang dalam % volum darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah kapiler atau darah vena (Gandasoebrata, 2008). Hematokrit merupakan salah satu metode yang paling teliti dan simpel dalam deteksi dan mengukur derajat anemia atau polisitemia. Nilai hematokrit  juga digunakan untuk menghitung nilai eritrosit rata-rata (Wirawan, 1996). Pemeriksaan Hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan di Laboratorium, yang berguna untuk membantu diagnosa  berbagai penyakit diantaranya Anemia, Polisitemia, maupun demam berdarah Dengue. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro maupun mikro. Pada cara makro digunakan tabung Wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan tabung kapiler ( Wirawan, dkk ,1996 ). Hematokrit merupakan salah satu metode yang paling teliti dan sederhana. Dikerjakan dan digunakan oleh seorang laborat dalam waktu singkat sebelum darah membeku, Salah satu cara agar pemeriksaan dapat dikerjakan dengan baik, maka sampel darah perlu  penambahan suatu antikoagulansia pada sampel dengan perbandingan tertentu. Salah satu fungsi antikoagulansia sendiri adalah untuk mencegah terbentuknya  bekuan. Dalam keadaan normal, antikoagulansia akan lebih baik untuk mencegah

 pembekuan, tetapi bila pembuluh darah robek, aktivitas prokoagulan dalam darah yang rusak akan menjadi jauh lebih besar dari pada aktivitas antikoagulansia, sehingga terbentuk pembekuan darah. (Guyton. Arthur. 1976) Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan di laboratorium berguna untuk membantu diagnosa  berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia,  polisitemia vera dan diare berat. (Sutedjo,2009:28). Pemeriksaan hematokrit mengukur presentase melalui volume sel darah merah (SDM) konsentrat dalam suatu sampel darah. Konsentrat diperoleh dengan melakukan

sentrifugasi

darah

dalam

tabung

kapiler.

(Muttaqin

dan

Ramadhani,2009:116) Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan tabung mikrokapiler. (Gandasoebrata,2007:39) Metode pemeriksaan secara mikro sering digunakan karena cepat dan mudah dibandingkan dengan metode makro yang membutuhkan sampel lebih banyak dan waktu yang lama. Pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil disebut  juga pembuluh rambut. Pada umumnya, kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan dengan sel. (Syaifuddin,2009:209).

BAB III METODE PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN

-

Sentrifuge mikrohematokrit

-

Tabung kapiler panjang 75 mm diameter 1,5 mm mengandung heparin kering

-

Sumbat lempung dari lilin lunak

-

Tabung makro

-

Lanset kapas alkohol 70%

-

Darah EDTA

-

Darah kapiler

B. PRINSIP KERJA Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler yang panjang dan disentrifugasi

dengan

sentrifuge

mikrohematokrit

kemudian

diukur

menggunakan Ht reader. Sampel darah vena ditambahkan antikoagulan dan dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe kemudian disentrifus, setelah disentrifus dibaca skala Ht  pada tabung Wintrobe.

C. CARA KERJA 1) Metode mikro sample darah kapiler

-

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

-

Pilihlah lokasi pengambilan spesimen

-

Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan mikrohematokrit dengan darah kapiler

-

Tutup ujung dengan menggunakan lilin lunak

-

Masukkan tabung kapiler itu ke dalam sentrifuge khusus, sentrifuge dengan gaya 3000 rpm selama 5- 10 menit

-

Baca nilai hematokrit dengan menggunkan grafik atau alat khusus.

2) Metode mikro sample darah vena + EDTA

-

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

-

Pilihlah lokasi vena pengambilan spesimen

-

Desinfeksi lokasi penusukan dengan desinfektan (alkohol 70%)

-

Lakukan pengambilan darah vena yang baik dan benar

-

Diasukkan darah vena dalam tabung yang veriis antikoagulan EDTA

-

Dengan pipet kapiler pindahkan spesimen darah EDTA ke dalan tabung kapiler berwarna biru. Isi sampai tiga perempat ta bung Sumbat ujung tabung yang lain (ujung tabug yang tidak terkena rag

-

dengan lempung plastik/lilin lunak. Pastikan tabung sudah tersumbat kira-kira sedalam 2 mm. Masukkan tabung kapiler itu ke dalam sentrifuge khusus, sentrifuge

-

dengan gaya 3000 rpm selama 5- 10 menit Letakkan tabung pada skla pembaca sehingga dasar kolon eritrosit

-

(bukan dasar tabung) segaris dengan garis nol skala. Geser tabungperlahan- lahan skala tersebut sampai puncak kolon

-

 plasma segaris dengan garis skala 1,0. , pastikan bahwa dasar kolon eritrosit masih tetap segaris dengan garis nol skala, pastikan juga sisi tegak tabung masih tetap sejajar dengan garis-garis vertical pada skala. Garis skala yang tepat melewati puncak kolon eritrosit menunjukkan

-

nilai hematokrit. 3) Metode Makrohematokrit dengan tabung Wintrobe

-

Siapka alat dan bahan yang akan digunakan

-

Ambil spesimen darah vena , masukan kedalam tabung reaksi yang  berisi EDTA

-

Isilah tabung wintrobe dengan darah oxalate, heparin atau EDTA sampai garis 100.

-

Masukan ke dalam sentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 300rpm

-

Setelah di sentrifus lihat hasilnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. TABEL Tabung Mikro Darah vena + EDTA

Hasil

Darah Kapiler

Hasil

Tabung 1

34%

Tabung 1

46%

Tabung 2

37%

Tabung 2

38%

Tabung Makro (Wintrobe) Tabung Wintrobe

Hasil

1

45%

2

39%

2. HASIL PENGAMATAN Pengamatan pada metode MIKRO

Pengamatan pada metode MAKRO

B. PEMBAHASAN Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan di laboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia vera dan diare berat. (Sutedjo,2009:28). Pemeriksaan hematokrit mengukur presentase melalui volume sel darah merah (SDM) konsentrat dalam suatu sampel darah. Konsentrat diperoleh dengan melakukan sentrifugasi darah dalam tabung kapiler. (Muttaqin dan Ramadhani,2009:116)  Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan tabung mikrokapiler. (Gandasoebrata,2007:39) Pemeriksaan hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan cara mikro dengan prinsip pemeriksaan yaitu dimana darah dengan antikoagulan disentrifus pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. perbandingan volume eritrosit terhadap volume spesimen darah dinyatakan dalam %. Kedua sampel tersebut sama-sama baik, karena dilihat dari nilai rataratanya yang tidak berbeda jauh dan masing-masing sampel tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada darah vena kelebihannya adalah volume sampel yang lebih banyak sehingga mempermudah proses pemipetan dan

 penambahan antikoagulan yang berguna untuk mencegah terjadinya bekuan  pada sampel serta kandungan antara plasma dan sel darah yang lebih homogen dalam darah vena karena struktur pembuluh darah vena yang berdinding tipis dan dapat mengembang sehingga dapat menampung 75% volume darah tot al

BAB V KESIMPULAN

Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan di laboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia vera dan diare berat. (Sutedjo,2009:28).  Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan tabung mikrokapiler. (Gandasoebrata,2007:39)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina Dwi Indah,dkk, pemeriksaan kadar hematokrit.

Budi Santosat,2015,  Hasil Pengukuran Hematokrit , semarang, universitas Muamadiyah

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF