Laporan Hasil Survey
September 16, 2017 | Author: Fadly Rivaldo | Category: N/A
Short Description
Mata Kuliah Studio Perencanaan desa...
Description
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG BAB VI LAPORAN HASIL SURVEI
6.1
Gambaran Umum Kabupaten Malang Kabupaten Malang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang,
Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara, Kabupaten Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, oleh karena itu Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur. 6.1.1 Karakteristik Fisik Dasar Karakteristik fisik dasar adalah karakter alamiah yang dimiliki oleh suatu wilayah. Karakteristik fisik dasar biasanya merupakan suatu ciri khas pada setiap daerah. Karakteristik fisik dasar Kabupaten Malang sendiri terdiri dari lima jenis, yakni kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi, dan kondisi klimatologi. A.
Kondisi Geografis Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di ProvinsiJawa Timur,
Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008, Kota Kepanjen ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Malang yang baru. Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 4.576 km². Kabupaten Malang terletak pada 112 035`10090``
sampai
112``57`00``
Bujur
Timur
7044`55011``
sampai
8026`35045`` Lintang Selatan. Kondisi seperti ini, maka Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi. Adapun batas wilayah Kabupaten Malang adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto
Sebelah Selatan
: Samudra Indonesia
Sebelah Barat
: Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Sebelah Timur
: Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-1
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG B.
Kondisi Topografi Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang adalah berupa pegunungan.
Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Di pegunungan ini terdapat mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur. Bagian timur merupakan kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri berada di cekungan antara kedua wilayah pegunungan tersebut. Bagian selatan berupa pegunungan dan dataran bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagian besar pantainya berbukit. C.
Kondisi Hidrologi Kondisi hidrologi di Kabupaten Malang terdiri dari air permukaan yang
berupa sungai serta air tanah yang berupa sumur. Secara umum kondisi hidrologi wilayah Kabupaten Malang sudah baik dan memadai dengan kondisi air sumur yang bersih. Ketinggian muka air tanah yang mudah dijangkau (9–15 meter) dapat mendukung kebutuhan air dengan baik. D.
Kondisi Klimatologi Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah
Kabupaten Malang sebagai daerah beriklim sejuk dan banyak diminati sebagai tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Berdasarkan hasil pemantauan tiga pos pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada Tahun 2010 suhu udara rata-rata relatif rendah, berkisar antara (18-32)o C. Kelembaban udara ratarata berkisar antara (45-100) % dan curah hujan rata-rata berkisar antara (66-941) mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada Bulan Juli, berdasarkan hasil pemantauan Pos Karangkates. Sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi juga pada Bulan November, hasil pemantauan Pos Lanud A.R Saleh. 6.1.2 Karakteristik Fisik Binaan Karakteristik fisik binaan Kabupaten Malang dapat diidentifikasi melalui tata guna lahan, serta persebaran sarana dana prasarana di Kabupaten Malang. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-2
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG A.
Tata Guna Lahan Luas wilayah Kabupaten Malang yakni sebesar 174.511 ha memiliki
rincian penggunaan tanah sebagai daerah permukiman (House Compound and Surroundings) seluas 6.729 ha, kawasan persawahan (Wet Land) seluas 49.519 ha, kawasan tegal/kebun (Dryland/Garden) seluas 98.685 ha serta kawasan areal perkebunan (Agriculture Estates) seluas 19.578 ha. B.
Persebaran Sarana dan Prasarana Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan
suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana. 1. Sarana Sarana-sarana yang terdapat di Kabupaten Malang antara lain sebagai berikut: a. Sarana Pendidikan Persebaran sarana pendidikan di Kabupaten Malang dimulai dari tingkatan terendah yaitu TK sampai dengan SMA/Sederajat. Sarana pendidikan terbesar di Kabupaten Malang adalah berupa SD sejumlah 1.167 unit dan kemudian TK sejumlah 1.093 unit. Sedangkan untuk sarana pendidikan yang terkecil adalah SMA sejumlah 64 unit. b. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Malang adalah berupa rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas, posyandu, polindes, poliklinik, apotik serta praktek dokter. Untuk sarana yang terbanyak adalah berupa posyandu yaitu sejumlah 2.765 unit, kemudian polindes sejumlah 324 unit. Sedangkan sarana kesehatan yang tersedikit adalah berupa rumah bersalain sejumlah 15 unit. c. Sarana Peribadatan Sarana peribadatan di Kabupaten Malang terdiri dari masjid, musholla, gereja, kapel, pura, sanggar, vihara dan klenteng. Persebaran sarana Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-3
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG peribadatan yang terbanyak adalah berupa musholla sebanyak 10.416 unit, kemudian masjid sejumlah 2.954 unit. Sedangkan yang persebarannya sedikit adalah berupa kapel dan sanggar sejumlah 15 unit. 2. Prasarana a. Jaringan Listrik Berdasarkan data yang didapat dari Kabupaten Malang dalam Angka, dapat diketahui bahwa jumlah pengguna atau pelanggan PLN setiap tahunnya selalu meningkat. Pada sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000 terdapat 392.825 pelanggan hingga tahun 2010 terdapat 488.717 pelanggan. Dapat ditarik kesimpulan disini bahwa pelayanan jaringan listrik yang tersebar di Kabupaten Malang sudah cukup baik. b. Jaringan Air Bersih Walaupun tidak semua warga Kabupaten Malang menjadi pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun jaringan pipa PDAM setiap tahunnya terjadi peningkatan, hal ini dapat terlihat dari bertambahnya pelanggan PDAM setiap tahunnya. Sempat terjadi penurunan pelanggan PDAM, contohnya saja pada tahun 2009 sebanyak 71.880 pelanggan, menjadi 70.329 pelanggan pada tahun 2010. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh berbagai macam sebab, salah satunya adalah kurangnya suplay air pada jam-jam puncak penggunaan (peak time). c. Jaringan Jalan Jalan merupakan prasarana yang sangat vital dalam menunjang keberlangsungan segala aktivitas kita. Walaupun sebagian besar perkerasan jalan di Kabupaten Malang sudah berupa aspal, namun masih saja sering ditemukan kerusakan yang tentunya mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Adapun rincian mengenai prasarana jalan di Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-4
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 1. Jalan Kabupaten: 1.668,76 km 2. Jalan Desa: 6.907,90 km d. Jaringan Telekomunikasi Telekomunikasi juga merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan dalam kelangsungan hidup kita. Seperti kita tahu, hampir semua daerah akan selalu berusaha untuk mengembangkan jaringan komunikasi agar terjadi kemudahan untuk melakukan segala aktivitas. Disamping prasarana telekomunikasi berupa alat elektronik seperti telfon, internet, dan sebagainya, prasarana jaringan telekomunikasi berupa wesel, surat, dan paket pos juga menunjang keberlangsungan telekomunikasi kita. Berdasarkan data yang didapat, banyaknya surat yang diterima di tahun 2010 di area Kabupaten Malang sebanyak 564.800 buah, dan yang dikirim sebanyak 184.151 buah. Sedangkan mengenai wesel dan paket pos yang dikirim pada tahun 2010 mencapai nilai yang cukup tinggi, yakni sebesar Rp.16.060.110,00 dan yang diterima mencapai Rp. 281.100.043,00. 6.1.3 Karakteristik Sosial Kependudukan Karakteristik sosial di sini adalah berbagai macam karakter yang dimiliki oleh masyarakat setempat dalam kesehariannya. Sedangkan kependudukan dalam hal ini adalah jumlah penduduk yang tersebar di perdesaan dan perkotaan Kabupaten Malang dalam beberapa tahun terakhir. A.
Sosial Budaya Karakteristik sosial adalah aktivitas sosial dan budaya masyarakat dalam
kesehariannya. Agama Islam yang mendominasi area Kabupaten membuat masyarakatnya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, salah satu contoh buadaya yang dilakukan adalah tasyakuran atau pengajian rutin dalam rangka memperingati sesuatu yang mereka anggap penting. Daerah Kabupaten Malang yang juga sebagian besar adalah kawasan wisata, membuat sebagian masyarakat menghabiskan waktu untuk berlibur bersama keluarga ke tempat-tempat wisata di Kabupaten Malang pada akhir pekan. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-5
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG B.
Kependudukan Laju pertumbuhan di Kabupaten Malang cenderung selalu meningkat
setiap tahunnya. Dapat dilihat pada sembilan tahun terakhir, laju pertumbuhan penduduk selalu mengalami peningkatan. Didapat pada tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.232.841 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 1.214.210 jiwa. 6.1.4 Karakteristik Perekonomian Karakteristik perekonomian masyarakat di Kabupaten Malang bisa dilihat dari potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. Pusat–pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas Kota Malang dan sekitarnya mempunyai perkembangan wilayah yang cukup pesat bahkan menunjukkan adanya interaksi dengan sekitarnya yang mengindikasikan terbentuk Kawasan Perkotaan Malang dengan inti Kota Malang. Potensi berbagai wisata pesisir dan pegunungan Kabupaten Malang juga merupakan potensi pengembangan wilayah dan ekonomi masyarakat di daerah tersebut. Namun disamping sektor pariwisata yang sangat mendukung terhadap karakteristik perekonomian Kabupaten Malang, terdapat juga kegiatan lain yang dilakukan oleh masyarakat pada sektor formal seperti di lahan pendidikan, perusahaan, instansi-instansi pemerintah, dan sejenisnya. 6.2
Gambaran Umum Kecamatan Pujon Kecamatan Pujon merupakan salah satu dari 33 kecamatan yang berada di
wilayah Kabupaten Malang.Wilayah Kecamatan Pujon terletak sekitar 29 Km ke arah barat Ibukota Kabupaten Malang yang dikelilingi oleh perbukitan dan gunung. 6.2.1 Karakteristik Fisik Dasar Gambaran umum wilayah studi dalam hal ini adalah Kecamatan Pujon, merupakan suatu karakteristik fisik dasar dari kecamatan mengenai kondisi eksisting wilayah tersebut yang terdiri dari kondisi geografis, .
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-6
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG A.
Kondisi Geografis Secara astronomis, Kecamatan Pujon terletak diantara 112,2611° sampai
122,2892° Bujur Timur dan 7,522° sampai 7,4937° Lintang Selatan. Luas wilayah Kecamatan Pujon adalah sebesar 13.075,144 Ha atau 130,76 Km. Kecamatan Pujon terdiri dari 10 desa dan 33 dusun/dukuh. Kecamatan Pujon terdiri dari 84 RW dan 304 RT. Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Pujon adalah sebagai berikut :
B.
Sebelah Utara
: Kabupaten Mojokerto
Sebelah Timur
: Kota Batu
Sebelah Selatan
: Kabupaten Blitar
Sebelah Barat
: Kecamatan Ngantang
Orbitasi Kecamatan Kecamatan Pujon berada pada jarak 29 km dari arah barat dari Ibukota
Kabupaten Malnag yang dikellingi oleh perbukitan dan gunung, antara lain Gunung Biru, Gunung Argowayang, Gunung Gentong Growah, Gunung Dwurati, Gunung Kukusan, Gunung Parankalah, Gunung Kawi, Gunung Cemoro, Gunung Kandang dan Gunung Anjasmoro. Kecamatan Pujon juga berjarak 90 km ke arah selatan dari Kota Surabaya yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur. C.
Kondisi Topografi Kecamatan Pujon berada pada ketinggian 1.000 m di atas permukaan
laut.Kecamatan Pujon termasuk dalam klasifikasi daerah yang memiliki topografi perbukitan dan dataran, dimana terdapat 8 desa yang berada di lereng dan sisanya berada di lembah.Kondisi topografi Kecamatan Pujon berdasarkan luas kemiringan lahan memiliki pembagian sebagai berikut: 1. Datar sampai berombak sebesar 40% 2. Berombak sampai berbukit sebesar 30% 3. Berbukit sampai bergunung sebesar 30%
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-7
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG D.
Kondisi Klimatologi dan Hidrologi Suhu Kecamatan Pujon berkisar antara (18-20)°C, dengan suhu minimum
sebesar 18°C dan suhu maksimum sebesar 20°C. Wilayah Kecamatan Pujon memiliki rata-rata curah hujan sebesar 21.400 mm/tahun. 6.2.2 Karakteristik Fisik Binaan Karakter fisik binaan suatu wilayah ditinjau dari lahan terbangun yang dapat diidentifikasikan melalui kondisi tata guna lahan, kondisi kawasan permukiman, serta kondisi kawasan sarana dan prasarana. Sedangkan karakter fisik binaan suatu wilayah yang ditinjau dari lahan tak terbangunnya, diidentifikasikan melalui fasilitas ruang terbuka hijau, fasilitas pemakaman serta fasilitas lain yang berupa bagian dari lahan tak terbangun suatu wilayah. A.
Lahan Terbangun Lahan terbangun yang terdapat di wilayah Kecamatan Pujon terbagi
menjadi kawasan permukiman dan berbagai kawasan sarana dan prasarana. 1. Kawasan Permukiman Luas kawasan permukiman di Kecamatan Pujon adalah sebesar 454,2 Ha. Berdasarkan data Kecamatan Pujon dalam angka, luas kawasan permukiman di Kecamatan Pujon tidak mengalami perubahan sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Hal ini menandakan pertumbuhan penduduk Kecamatan Pujon tidak tinggi sehingga selama 3 tahun luas kawasan permukiman masih mampu dipertahankan agar tetap sama. Kawasan permukiman di Kecamatan Pujon ini telah berada pada kawasan yang tepat yaitu pada lahan kering, tidak menggunakan lahan persawahan. 2. Kawasan Sarana Kecamatan Pujon memiliki beberapa sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan. Adapun sarana serta prasarana tersebut diantaranya sebagai berikut: a. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di wilayah Kecamatan Pujon terdapat mulai dari jenjang pendidikan terendah berupa Taman Kanak-Kanak sampai Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-8
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG dengan jenjang pendidikan tertinggi yaitu SMA/sederajat. Persebaran jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Pujon, seperti pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 Persebaran Sarana Pendidikan di Kecamatan Pujon Jenis Sarana Jumlah TK 29 SD 42 SMP 14 SMA 2 Lembaga Pendidikan 4 Keterampilan Total 91 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan Tabel 6.1 untuk masing-masing jenjang pendidikan di Kecamatan Pujon telah tersedia kecuali perguruan tinggi.dengan sarana pendidikan tertinggi adalah SD/sederajat. Sedangkan jumlah sarana pendidikan terendah adalah SMA/sederajat. Adapun untuk lebih memperjelas mengenai persebaran sarana pendidikan di Kecamatan Pujon seperti pada Gambar 6.1 berikut ini. 42
45 40 35 30
29
25 20
14
15 10
2
5
4
0 TK
SD
SMP
SMA
Lembaga Pendidikan Keterampilan
Gambar 6.1 Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
b. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Pujon terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-9
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG dan sebagainya. Persebaran sarana kesehatan terbanyak di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.2. Tabel 6.2 Persebaran Sarana Kesehatan di Kecamatan Pujon Jenis Sarana Jumlah Rumah Sakit 1 Rumah Sakit Bersalin 2 Poliklinik 4 Puskesmas 1 Puskesmas Pembantu 2 Tempat Praktek Dokter 2 Tempat Praktek Bidan 12 Posyandu 74 Polindes 9 Apotik 1 Total 108 Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
Berdasarkan Tabel 6.2 jenis sarana kesehatan yang paling banyak tersedia di Kecamatan Pujon adalah kader yandu, sedangkan untuk jenis sarana yang paling sedikit jumlahnya adalah rumah sakit. Adapun grafik yang menunjukkan tentang persebaran sarana keseahatan seperti pada Gambar 6.2 berikut. 80 70 60 50 40 30 20 10 0
74
1
2
4
12 1
2
2
9
1
Gambar 6.2 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Pujon Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
c. Sarana Peribadatan Sarana peribadatan yang tersebar di wilayah Kecamatan Pujon terdiri dari masjid, surau/langgar, gereja kristen, gereja katolik dan pura.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-10
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Adapun persebaran sarana di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.3 berikut. Tabel 6.3 Sarana Peribadatan di Kecamatan Pujon Jenis Sarana Jumlah Peribadatan (unit) Masjid 54 Surau/Langgar 279 Gereja Kristen 2 Gereja Katolik 1 Pura 2 Vihara 0 Klenteng 0 Total 338 Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
Berdasarkan Tabel 6.3 jenis sarana peribadatan yang memiliki jumlah terbesar
adalah
surau/langgar.
Sedangkan
untuk
jenis
sarana
peribadatan berupa vihara dan klenteng tidak tersedia di Kecamatan Pujon. Grafik yang menunjukkan jumlah sarana peribadatan di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.3. 279
300 250 200 150 100
54
50
2
1
2
0
Gambar 6.3 Jumlah Sarana Peribadatan di Kecamatan Pujon Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
d. Sarana Keamanan Berdasarkan data Kecamatan Pujon dalam angka, sarana keamanan yang terdapat di Kecamatan Pujon hanya berupa kantor polisi sejumlah 1 unit yang terdapat di Desa Pandesari. Sedangkan untuk jenis sarana keamanan seperti pos hansip dan sebagainya tidak terdapat. Hal ini Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-11
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG menggambarkan masih kurangnya tingkat keamanan di Kecamatan Pujon karena untuk persebaran sarana keamanan masih sangat kurang. e. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang terdapat di Kecamatan Pujon diantaranya berupa bank dan koperasi. Persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum adalah seperti pada Tabel 6.4. Tabel 6.4 Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Jenis Sarana Jumlah (unit) Bank Umum 3 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 3 KUD 1 Koperasi lainnya 67 Total 74 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan Tabel 6.4 jenis sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang ada di Kecamatan Pujon adalah hanya berupa kantor bank dan berbagai koperasi desa. Untuk jenis sarana pemerintahan umum seperti balai desa dan sebagainya masih belum tersedia di wilayah Kecamatan Pujon. Adapun grafik jumlah persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.4. 80 70 60 50 40 30 20 10 0
67
3
3
1
Bank Umum
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
KUD
Koperasi lainnya
Gambar 6.4 Jumlah Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-12
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG f. Sarana Perdagangan dan Jasa Sarana perdagangan yang terdapat di Kecamatan Pujon meliputi pasar, warung/kios, toko, swalayan, rumah makan dan pasar hewan. Sedangkan untuk sarana jasa yang ada di Kecamatan Pujon terdiri dari jasa pelayanan kantor asuransi dan hotel/penginapan. Persebaran sarana perdagangan di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.5. Tabel 6.5 Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Pujon Jenis Sarana Perdagangan Jumlah (unit) Warung/kios 231 Pasar 6 Toko 2 Swalayan 3 Rumah Makan 137 Pasar Hewan 1 Asuransi 1 Hotel/penginapan 2 Bengkel Mobil 1 Servis Elektronik 5 Tukang Gigi 47 Tukang Pijat 20 Studio Foto 14 Senam Kebugaran 1 Cuci Kendaraan 31 Penyewaan Alat 23 Bengkel Las 13 Total 538 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan Tabel 6.5 sarana perdagangan yang terbanyak di Kecamatan Pujon adalah berupa warung/kios dan yang paling sedikit adalah berupa pasar hewan.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-13
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 250
231
200 137
150 100
47
50 6
2
3
1
1
2
1
5
20 14
1
31 23 13
0
Gambar 6.5 Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
g. Sarana industri dan pergudangan Sarana industri dan pergudangan yang tersedia di wilayah Kecamatan Pujon adalah berupa industri kecil yang berjumlah sebanyak 35 unit. Pembagiannya berupa industri anyaman/gerabah/keramik sejumlah 30 unit, industri logam sebanyak 3 unit dan industri makan sejumlah 2 unit. Sedangkan untuk sarana pergudangannya sendiri tidak tersedia di Kecamatan Pujon. Adapun grafik persebaran sarana industri dan pergudangan di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.6. 35
30
30 25 20 15 10 5
3
2
industri logam
industri makan
0 Industri anyaman/ gerabah
Gambar 6.6 Jumlah Sarana Industri dan Pergudangan Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-14
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 3. Kawasan Prasarana Prasarana yang terdapat di Kecamatan Pujon diantaranya berupa prasarana transportasi darat dengan fasilitas umumnya berupa jaringan jalan dan jaringan telekomunikasi. Hal ini dipengaruhi karena moda transportasi yang umumnya digunakan di Kecamatan Pujon adalah berupa truk, bus, colt, ojek, kendaraan roda dua maupun roda empat. Adapun untuk panjang masing-masing status jalan di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Tabel 6.6. Tabel 6.6 Prasarana Transportasi Darat Status Jalan Panjang (m) Jalan Provinsi 13 000 Jalan Kabupaten 35.000 Jalan Desa 21.000 Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
Berdasarkan data pada Tabel 6.6 status jalan kabupaten adalah yang paling mendominasi di wilayah Kecamatan Pujon. Selain prasarana yang berupa jaringan jalan, prasarana lain yang terdapat di Kecamatan Pujon adalah tersedianya jaringan telekomunikasi yang berupa warung internet (warnet) sebanyak 1 unit. Prasarana telekomunikasi berupa warnet tersebut berada di Desa Pandesari. A.
Lahan Tak Terbangun Lahan tak terbangun suatu wilayah dapat berupa sarana RTH dan olahraga,
pemakaman, pertanian dan sebagainya. Lahan tak terbangun yang terdapat di Kecamatan Pujon adalah berupa lapangan olahraga yang memiliki jumlah total sebanyak 23 unit dan tersebar di wilayah Kecamatan Pujon. Adapun persebaran sarana olahraga di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.7. Tabel 6.7 Persebaran Sarana RTH dan Olahraga Jenis Sarana Jumlah Olahraga (unit) Lapangan Sepak Bola 10 Lapangan Bola Voli 8 Lapangan Bulu Tangkis 5 Lapangan Bola Basket 0 Lapangan Tenis 0 Kolam Renang 0 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-15
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Berdasarkan Tabel 6.7, jenis sarana RTH dan Olahraga yang terbanyak adalah berupa lapanan sepakbola yaitu 10 unit sedangkan yang terkecil adalah lapangan bulu tangkis yang berjumlah 5 unit. Adapun grafik yang meunjukkan persebaran sarana RTH dan Olahraga seperti pada Gambar 6.7. 12 10 10 8 8 6
5
4 2 0 Lapangan Sepak Lapangan Bola Voli Bola
Lapangan Bulu Tangkis
Gambar 6.7 Jumlah Sarana RTH dan Olahraga di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Selain sarana RTH dan Olahraga, kawasan yang masuk dalam kelompok lahan tak terbangun adalah pertanian. Kawasan pertanian di Kecamatan Pujon adalah sebesar 902,2 Ha untuk lahan persawahannya dan 2.372,6 Ha untuk kawasan lahan kering seperti tegal/kebun, hutan dan lainnya. Adapun pembagian luas untuk kawasan tersebut adalah seperti pada Tabel 6.8. Tabel 6.8 Luas Lahan Kawasan Pertanian di Kecamatan Pujon Lahan Persawahan Jenis Lahan Sawah
Luas (Ha) 898,7
Lahan Kering Jenis Lahan Luas (Ha) Kering Tegal/Kebun 2.291,8
Berpengairan diusahakan Tidak Berpengairan 3,5 Hutan diusahakan Tidak diusahakan 0 Lainnya Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
0,7 80,1
Berdasarkan data pada Tabel 6.8, luas lahan persawahan yang terbesar adalah pada jenis lahan sawah yang berpengairan diusahakan dengan luas sebesar 898,7 Ha. Sedangkan luas lahan kering yang terbesar pada jenis lahan tegal atau kebun dengan luas sebesar 2.291,8 Ha. Adapun grafik yang menunjukkan
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-16
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG perbandingan luas lahan kawasan pertanian di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.8.
Lahan Persawahan 28%
Lahan Kering 72%
Gambar 6.8 Grafik Persentase Lahan Kawasan Pertanian di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
6.2.3 Karakteristik Sosial Budaya Karakteristik kependudukan merupakan gambaran mengenai kondisi demografi suatu wilayah yang dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah dan struktur penduduk pada wilayah tersebut. Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Pujon adalah sebesar 65.501 jiwa dengan tingkat kepadatan 1.663 orang/km. A.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Pujon,
penduduk laki-laki sebesar 32.430 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin penduduk perempuan sebesar 33.071 jiwa. Adapun perbandingan jumlah penduduk Kecamatan Pujon berdasarkan jenis kelamin seperti pada Gambar 6.1 berikut ini. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, persentase jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatn Pujon adalah sama rata. Rata-rata perkembangan penduduk di Kecamatan Pujon adalah 0,1% pertahun. Jumlah kepala keluarga di wilayah Kecamatan Pujon adalah sebesar 18.130 KK. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-17
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG B.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Komposisi penduduk berdasarkan usia merupakan jumlah penduduk di
Kecamatan Pujon yang dikelompokkan dalam interval usia tertentu. Adapun persebaran jumlah penduduk sesuai kelompok umum seperti pada Tabel 6.9. Tabel 6.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Kelompok Umur Jumlah (jiwa) (tahun) 0-4 5.474 5-6 2.154 7-15 12.650 16-22 6.946 23-59 32.179 >60 6.105 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan data pada Tabel 6.9 komposisi penduduk berdasarkan usia yang terbanyak adalah pada kelompok umur 23-59 tahun, yaitu sebanyak 32.179 jiwa. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan usia yang terkecil adalah pada kelompok umur 5-6 tahun, yaitu 2.154 jiwa. C.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Pujon
dibedakan sesuai dengan jenjang tingkatan setiap masyarakat. Adapun komposisi penduduk menurut tingkatan pendidikannya seperti pada Tabel 6.10. Tabel 6.10 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Belum Sekolah 5.698 Tidak Pernah Sekolah 942 Tidak Tamat SD/MI 11.970 Tamat SD/MI 28.140 Tamat SLTP/MTS 9.284 Tamat SLTA/MA 5.642 Tamat Perguruan 249 TinggiUniversitas Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan Tabel 6.10 rata-rata tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Pujon adalah tamatan SD/MI. Sedangkan untuk jenjang pendidikan tertinggi berupa perguruan tinggi terdapat 249 jiwa penduduk. Hal ini berarti tingkat pendidikan di Kecamatan Pujon masih tergolong rendah, karena sebagian
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-18
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG besar penduduknya merupakan tamatan SD, selain itu juga tidak sedikit jumlah penduduk Kecamatan Pujon yang tidak pernah sekolah. 6.2.4 Karakteristik Perekonomian Karakteristik sosial ekonomi pada suatu wilayah mempengaruhi karakteristik penduduk di wilayah tersebut. Karakteristik wilayah Kecamatan Pujon dengan potensi berupa hasil pertanian (sayur mayur) dan hasil peternakan (susu sapi segar), mempengaruhi karakteristik ekonomi masyarakatnya yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan peternak. Adapun komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.11. Tabel 6.11 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Pujon Jumlah (jiwa) Pedagang 343 PNS 198 TNI/Polri 26 Penggalian/Penambangan 4 Buruh Tani 14.624 Buruh Bangunan 397 Jasa 60 Lainnya 254 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011 Mata Pencaharian
Sesuai dengan data pada Tabel 6.11 dapat diketahui bahwa komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pujon adalah penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh tani sebesar 14.624 jiwa. Adapun grafik yang menggambarkan mengenai komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah seperti pada Gambar 6.9 berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-19
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
14,624
343
198
26
4
397
60
254
Gambar 6.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Selain mata pencaharian yang tersebut pada Tabel 6.11 sumber pendapatan utama penduduk Kecamatan Pujon adalah dalam sektor pertanian dengan komoditi unggulan berupa susu sapi segar dengan rata-rata hasil 155 ton/95.000 liter perhari. Karakteristik sosial budaya di Kecamatan Pujon adalah penduduknya berbudaya agamis dan tergolong tradisional. Hal ini dikarenakan penduduk di Kecamatan Pujon memiliki kepercayaan dan memeluk agamanya masing-masing, dimana ajaran agama yang paling mendominasi adalah Islam. Tidak ada penduduk yang berada di kawasan Kecamatan Pujon yang tidak memiliki kepercayaan atau atheis, itu juga menandakan bahwa seluruh penduduk itu berbudaya agamis meski dengan agama yang berbeda. Adapun komposisi penduduk berdasarkan agama dan kepercayaan seperti pada Tabel 6.12. Tabel 6.12 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Jenis Agama Jumlah (jiwa) Islam 61.375 Kristen Protestan 307 Kristen Katolik 122 Hindu 103 Budha 18 Konghucu 0 Lainnya 0 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-20
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Berdasarkan data pada Tabel 6.12, komposisi penduduk berdasarkan agama didominasi oleh penduduk dengan agama Islam yaitu sebanyak 61.375 jiwa. Sedangkan untuk komposisi jumlah penduduk yang terkecil adalah penduduk dengan agama Budha yaitu sebanyak 18 jiwa. Grafik yang menggambarkan komposisi penduduk berdasarkan agama seperti pada gambar 6.10. 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0
61,375
307
122
103
18
0
Gambar 6.10 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
6.3
Gambaran Umum Desa Madiredo
6.3.1 Karakteristik Fisik Dasar Gambaran umum wilayah studi merupakan suatu gambaran umum karakteristik fisik dasar mengenai kondisi eksisting di Desa Madiredo yang terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kondisi fisik dasar di Desa Madiredo mencakup lima aspek yaitu kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi dan iklim. A.
Kondisi Geografis Desa Madiredo terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Batas Wilayah Desa Madiredo adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Hutan, Kecamatan Mojokerto
Sebelah Selatan
: Desa Ngroto, Kecamatan Pujon
Sebelah Timur
: Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon
Sebelah Barat
: Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-21
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.1 Peta Administrasi Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-22
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.2 Peta Orbitasi Desa Terhadap Kecamatan
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-23
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.3 Peta Kontur Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-24
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG B.
Orbitasi Desa Orbitasi atau jarak dari Desa Madiredo ke ibu kota kecamatan ditempuh
dengan waktu 20 menit dan dapat ditempuh dengan menggunakan ojek. Sedangkan untuk jarak dari Desa Madiredo ibu kota kabupaten dan jarak dari Desa Madiredo ke ibu kota provinsi ditempuh dengan waktu 1,5 jam dan 4 jam dengan menggunakan kendaraan umum. C.
Kondisi Topografi Berdasarkan kondisi topografinya, Desa Madiredo memiliki luas wilayah
sebesar 1147,65 Ha dan berada di dataran tinggi atau pegunungan, berbukit-bukit dan dialiri oleh aliran sungai. D.
Kondisi Hidrologi dan Klimatologi Suhu di Desa Madiredo berkisar antara (23-25)°C, dengan suhu minimum
sebesar 23°C dan suhu maksimum sebesar 25°C. Desa Madiredo memiliki ratarata curah hujan sebesar 1.800mm/th. E.
Kondisi Geologi Kondisi geologi di Desa Madiredo memiliki luas jenis tanah yang paling
banyak yaitu tanah fasilitas umum dengan luas sebesar 31.814 Ha dan jumlah jenis tanah yang paling sedikit yaitu tanah sawah dengan luas sebesar 113 Ha. 6.3.2 Karakteristik Kependudukan Karakteristik kependudukan meliputi kondisi kependudukan dan struktur kependudukan
yang
ada
di
Desa
Madiredo.
Kondisi
kependudukan
dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk dan data kepadatan penduduk. A.
Jumlah penduduk Desa Madiredo memiliki 5 dusun dengan jumlah total penduduk sebanyak 8.306 jiwa dan jumlah KK sebanyak 2.433 KK dengan rincian masingmasing dusun seperti yang terlihat pada Tabel 6.13 berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-25
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Tabel 6.13 Jumlah penduduk Tiap Dusun Jumlah Penduduk 1 Dusun Bengkaras 3.662 2 Dusun Sobo 803 3 Dusun Lebo 1.262 4 Dusun Delik 1.225 5 Dusun Sumbermulyo 1.354 Jumlah Penduduk 8.306 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010 No.
Jumlah KK 891 185 593 433 331 2.433
Dusun
Dusun Bengkaras merupakan dusun dengan jumlah penduduk tertinggi sebanyak 3.362 jiwa, sedangkan dusun Sobo menjadi dusun dengan jumlah penduduk paling rendah sebanyak 803 jiwa. Begitu pula dengan jumlah KK yang ada di dusun Bengkaras dengan jumlah 891 KK merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan dusun lain di Desa Madiredo. Dusun Sobo menjadi dusun dengan jumlah KK terkecil yakni sebanyak 185 KK. Adapun grafik yang menggambarkan mengenai jumlah penduduk dan jumlah KK pada setiap dusun adalah seperti pada Gambar 6.49. Jumlah Penduduk 4,000
Jumlah KK
3,662
3,500 3,000 2,500 2,000 1,262
1,500 1,000
891
500
803
593 185
1,225 433
1,354 331
0 Dusun Bengkaras
Dusun Sobo
Dusun Lebo
Dusun Delik
Dusun Sumbermulyo
Gambar 6.11 Perbandingan Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Setiap Dusun di Desa Madiredo Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-26
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG B. Kepadatan Penduduk Luas Desa Madiredo mencapai 1.147,5 ha dengan jumlah penduduk 8.306 jiwa. Maka untuk kepadatan penduduk di Desa Madiredo adalah seperti pada Tabel 6.14 berikut. Tabel 6.14 Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk 1 Dusun Bengkaras 3.662 2 Dusun Sobo 803 3 Dusun Lebo 1.262 4 Dusun Delik 1.225 5 Dusun Sumbermulyo 1.354 Jumlah Penduduk 8.306 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010 No
Dusun
Luas(ha) 309.8 63.7 122.3 39.7 612 1.147,5
Kepadatan Penduduk 12 13 10 31 2 7
Berdasarkan perhitungan kepadatan penduduk pada Tabel 6.14 dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di Desa Madiredo adalah 7 jiwa/ha dengan jumlah 8.306 jiwa dibagi dengan luas yang ada. Kepadatan penduduk Desa Madiredo yang hanya 7 jiwa/ha tergolong sangat rendah karena memang jumlah penduduk yang dinggal di desa tersebut masih sedikit sedangkan wilayah yang ditempati luas. 35
31
30 25 20 15
12
13 10
10 2
5 0
Gambar 6.12 Perbandingan Kepadatan Penduduk Pada Setiap Dusun Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Gambar 6.12 kepadatan penduduk Desa Madiredo terbesar adalah pada Dusun Delik sebesar 45 %. Pada Dusun Bengkaras Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-27
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG kepadatan penduduknya sebesar 18%, Dusun Sobo sebesar 19% dan Dusun Lebo sebesar 15%. Wilayah dengan persentase kepadatan penduduk terendah adalah Dusun Sumbermulyo dengan persentase 3%. Hal ini disebabkan karena wilayah Dusun Sumbermulyo yang sebagian besar merupakan hutan. C. Struktur Kependudukan Struktur penduduk atau komposisi penduduk ditentukan berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan agama. 1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, komposisi penduduk Desa Madiredo adalah seperti pada Tabel 6.15 berikut. Tabel 6.15 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 4339 52,13 Perempuan 3967 47,76 Total 8306 100 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Dari Tabel 6.15 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Madiredo lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 4.339 jiwa dengan persentase 52,13% terhadap jumlah total penduduk. Sedangkan perempuan sebanyak 3.967 jiwa dengan persentase 47,76% terhadap jumlah total.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-28
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 4400
4339
4300 4200 4100 3967
4000 3900 3800 3700 Laki-laki
Perempuan
Jumlah Penduduk
Gambar 6.13 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Gambar 6.13 jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki lebih dominan dengan persentase 52,7% dibandingkan penduduk perempuan dengan persentase 47,6%. 2. Komposisi Penduduk Menurut Umur Berdasarkan data profil Desa Madiredo, komposisi penduduk berdasarkan umur adalah seperti pada Tabel 6.16 berikut. Tabel 6.16 Komposisi Penduduk Menurut Umur No.
Penduduk Menurut Jumlah (jiwa) Kelompok Umur 1 0 – 6 tahun 992 2 7 – 18 tahun 1591 3 19 – 56 tahun 4745 4 >57 tahun 978 Sumber: Profil Desa Madiredo 2010
Dari Tabel 6.16 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan usia antara 19 sampai 56 tahun merupakan kelompok umur tertinggi. Penduduk dengan umur 57 tahun ke atas sebanyak 978 jiwa. Berikut merupakan grafik komposisi penduduk menurut umur di Desa Madiredo.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-29
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
4745
1591 992
0 – 6 tahun
978
7 – 18 tahun
19 – 56 tahun
>57 tahun
Jumlah Penduduk
Gambar 6.14 Komposisi Penduduk Menurut Umur Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Gambar 6.14 dapat dilihat sebanyak 57% dari jumlah penduduk desa termasuk dalam kelompok umur 19-56 tahun. Dalam gambar diatas juga terlihat dua kelompok umur penduduk terendah yakni kelompok umur 0-6 tahun dan diatas 57 tahun masing-masing sebesar 12% dari keseluruhan jumlah penduduk. Untuk kelompok umur 7-18 tahun persentase terhadap jumlah penduduk sebesar 19%. 3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Data komposisi penduduk berdasar kelompok umur ada pada Tabel 6.17 berikut. Tabel 6.17 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan No.
Tingkat Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Usia 3-6 tahun yang sedang TK Tidak tamat SD/sederajat Tamat SD/sederajat Tamat SLTP/sederajat Tamat SLTA/sederajat Tamat D-1 Tamat D-2 Tamat D-3 Tamat S-1 Tamat S-2 Total Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jumlah (jiwa) 320 309 904 2.971 303 80 51 0 90 1 8.306
Persentase 3,85 3,72 10,88 35,76 3,64 0,96 0,61 0 1,08 0,01 100
VI-30
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Jumlah penduduk dengan tamatan SLTP merupakan tamatan tertinggi dengan jumlah penduduk sebanyak 2.971 atau 35,76% dari jumlah penduduk keseluruhan. Adapun grafik yang menggambarkan komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah seperti pada Gambar 6.15. 3500
2,971
3000 2500 2000 1500
904
1000 500
320 309
303
80
51
0
90
1
0
Gambar 6.15 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Gambar 6.15 dijelaskan bahwa bahwa sejumlah 10,88% penduduk adalah lulusan SD, 35,76% lulusan SLTP, 3,64% lulusan SLTA. Pada tingkat pendidikan diploma terdiri dari 1,57 % serta sarjana terdiri dari 1,09%. Akan tetapi disamping itu di Desa Madiredo masih ada penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 3,27 % dari keseluruhan jumlah penduduk. 4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Data
komposisi
penduduk
Desa
Madiredo
berdasarkan
mata
pencahariannya seperti Tabel 6.18 berikut. Tabel 6.18 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian No. 1. 2. 3. 4. 5.
Mata Pencaharian Petani Buruh tani Pegawai Negeri Sipil Pengrajin/Pengolahan rumah tangga Pedagang
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Pria (jiwa) 2.353 1.498 10 0 20
Wanita (jiwa) 2.352 1.043 13 1 0
Jumlah (jiwa) 4.705 2.541 23 1 20
VI-31
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG No.
Pria (jiwa) 0 500 2 1 13 22 83 24 4.339
Mata Pencaharian
6. 7. 8 9. 10. 11. 12. 13.
Bidan Peternak TNI POLRI Pensiunan PNS/TNI/POLRI Pengusaha kecil/menengah Wiraswasta Karyawan perusahaan swasta Total Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Wanita (jiwa) 4 314 0 0 0 45 32 0 3.967
Jumlah (jiwa) 4 814 2 1 13 67 115 0 8.306
Dari Tabel 6.18 dapat dilihat bahwa mata pencaharian utama masyarakat Desa Madiredo adalah petani dengan jumlah 4.705 jiwa. Selanjutnya sebanyak 2.541 jiwa bermata pencaharian sebagai buruh tani. Untuk peternak jumlah penduduknya sebanyak 814 jiwa. Adapun grafik yang menggambarkan komposisi penduduk menurut mata pencaharian seperti pada Gambar 6.16. 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
4,705
2,541
814 23
1
20
4
2
1
13
67
115
Gambar 6.16 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Dari Gambar 6.16 telihat bahwa sejumlah 76 % penduduk bermata pencaharian sebagai petani, 14,04 % sabagai buruh tani 11%, sebagai peternak 6% dan 1% sebagai pedagang. Mata pencaharian penduduk Desa
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-32
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Madiredo didominasi dengan pertanian mulai dari petani sayur-sayuran, apel, dll. 5. Komposisi Penduduk Menurut Agama Komposisi penduduk menurut agama di Desa Madiredo adalah 100% menganut agama islam atau dengan kata lain sebanyak 8.306 jiwa penduduk di Desa Madiredo bergama Islam. 6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan Penduduk Desa Madiredo memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang berbeda, data komposisi penduduk menurut tingkat kesejahteraan ada pada Tabel 6.19 sebagai berikut. Tabel 6.19 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan Tingkat Kesejahteraan Jumlah (KK) Keluarga Prasejahtera 926 Keluarga Sejahtera 1 189 Keluarga Sejahtera 2 112 Keluarga Sejahtera 3 1.206 Keluarga Sejahtera 3 Plus 0 Total 2.433 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Persentase (%) 38 7,76 4,6 49,5 0 100
Berdasarkan Tabel 6.19 dapat diketahui persentase jumlah penduduk berdasarkan tingkat kesejahteraan yang terbanyak adalah keluarga sejahtera 3 dengan persentase 49,5%. Untuk keluarga prasejahtera di Desa Madiredo masih tinggi dengan persentase 38% dari jumlah keseluruhan kepala keluarga. Persentase keluarga sejahtera tingkat 1 dan 2 masingmasing 7,76% dan 4,6%. Adapun grafik yang menggambarkan komposisi penduduk berdasarkan tingkat kesejahteraan adalah seperti pada Gambar 6.17.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-33
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
1,206 926
189
112
0
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Prasejahtera Sejahtera 1 Sejahtera 2 Sejahtera 3 Sejahtera 3 Plus
Gambar 6.17 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
1. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan perkembangan jumlah penduduk dari tahun ke tahun, dari perkembangan penduduk tersebut dapat dilihat apakah pertumbuhan penduduknya meningkat atau menurun. Tabel 6.20 Jumlah Penduduk Tahun 2006-2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tahun Jumlah 2006 7559 2007 7681 2008 7789 2009 8096 2010 8247 2011 8306 Total 47678 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Tabel 6.20 dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Dari tahun 2008 jumlah penduduknya sebanyak 8.096 jiwa hingga tahun 2011 penduduknya sudah sebanyak 8.306 jiwa.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-34
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 8400 8247
8200
8306
8096
8000 7800
7789 7681
7600
7559
7400 7200 7000 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Pertumbuhan Penduduk
Gambar 6.18 Grafik Pertumbuhan Penduduk Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Gambar 6.18 menunjukkan grafik pertumbuhan penduduk Desa Madiredo yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tahun 2006 jumlah penduduk yang masih 7.559 jiwa naik hingga 8306 jiwa pada tahun 2011. 2. Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk Desa Madiredo pada 5 tahun terakhir adalah seperti pada Tabel 6.21 berikut. Tabel 6.21 Mobilitas Penduduk Desa Madiredo Tahun 2007 2008 2009 Lahir 20 34 41 Mati 9 17 11 Datang 10 11 29 Pindah 4 5 7 Total 43 67 88 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010 Indikator
2010 44 22 30 15 111
2011 44 47 30 15 136
Total 179 103 88 44
Pertumbuhan penduduk Desa Madiredo yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, salah satu yang mempengaruhi yakni mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk terdiri dari kelahiran, kematian, pandatang dan pindah. Angka kelahiran yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator lain menjadikan penduduk Desa Madiredo semakin bertambah tiap tahunnya. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-35
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 6.3.3 Karakteristik Fisik Binaan A.
Data Penggunaan Lahan 1.
Penggunaan Lahan Desa Penggunaan lahan di Desa Madiredo dibagi menjadi dua yaitu lahan terbangun dan lahan tak terbangun. Lahan terbangun di Desa Madiredo permukiman, perkantoran, prasarana umum lainnnya. Hal ini dapat dilihat dari persentase permukiman 5,9%, perkantoran 0,015%, prasarana umum lainnya 0,39%. Lahan tak terbangun di Desa Madiredo peruntukan lahannya sebagian besar merupakan lahan perkebunan, lapangan, makam, hutan dan sawah. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah persentase perkebunan 15,6%, lapangan 0,16%, makam 0,36%, hutan 65,8%, dan sawah 11,6%. Penggunaan lahan terbangun pola perkembangannya adalah pola linier dengan mengikuti jalan sedangkan lahan tak terbangun berada pada di sekeliling pusat dusun. Adapun luas wilayah desa menurut penggunaanya seperti pada Tabel 6.22. Tabel 6.22 Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaan No.
Jenis Penggunaan
Lahan Tak Terbangun Sawah Kebun Makam Hutan Lapangan Lahan Terbangun 1. Permukiman 2. Perkantoran 3. Prasarana umum lainnya Total Sumber : Profil Desa Madiredo, 2011 1. 2. 3. 4. 5.
2.
Luas Lahan (Ha)
Persentase (%)
113,000 151,500 3,500 638,5 1,6
11,6 15,6 0,36 65,8 0,16
57,5 0,15 3.85 969,9
5,9 0,015 0,39 100
Kepemilikan Lahan Kepemilikan lahan di Desa Madiredo baik lahan perkebunan/pertanian dan permukiman adalah milik perorangan dan pemerintah desa. Lahan pemerintah desa yang mengelola adalah kepala dusun. Lahan perkebunan yang berada di dekat perbatasan dengan wilayah Kabupaten Mojokerto
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-36
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG sebagian merupakan lahan yang sebenarnya peruntukannnya adalah sebagai hutan lindung. 3.
Transek Desa Transek Desa merupakan penggambaran bentuk samping desa, dalam transek desa digambarkan adanya topografi desa beserta komponennya. Transek Desa Madiredo ini digambarkan dalam transek dari arah timur ke barat dan selatan ke utara. Transek juga menggambarkan ketinggian dataran (kontur) Desa Madiredo, yang berfungsi sebagai penempatan kesesuaian tata guna lahan, serta rancangan solusi dan analisis untuk masalah drainase. Komponen yang terdapat di Desa Madiredo antara lain sawah, pemukiman, jalan, kebun ,telaga , sungai, dan hutan.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-37
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Ketinggian Kemiringan Jenis Tanah Vegetasi Sistem Air Kepemilikan Potensi
Masalah
Permukiman 950 mdpl Landai Latosol Tersaluri HIPPAM Privat Lahan terbangun
Perkebunan 965 mdpl Datar Latosol Bibit apel Sumber mata air Privat Lahan subur, sebagai resapam air
Membuang limbah ke saluran drainase
Permukiman 950 mdpl Landai Latosol
Perkebunan 900 mdpl Curam Latosol Apel
HIPPAM
Sumber mata air
Privat
Privat
Lahan terbangun
Lahan subur
Sungai 800 mdpl Latosol
Pemanfaatan irigasi
Membuang limbah ke saluran drainase
Perkebunan 900 mdpl Curam Latosol Apel Sumber Mata air Privat
Permukiman 950 mdpl Landai Latosol
lahan subur
Lahan terbangun
HIPPAM Privat
Membuang limbah ke saluran drainase
Gambar 6.19 Transek Desa Madiredo Dusun Bengkaras Arah Barat-Timur Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-38
Perkebunan 955 mdpl Landai Latosol Apel Sumber Mata air Privat Daerah resapan air
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Perkebunan Ketinggian Kemiringan Jenis tanah Vegetasi Sistem Air Kepemilikan Potensi
950 mdpl Landai Latosol Apel Sumber mata air Privat Sebagai pengembangan agrowisata
Masalah -
Permukiman 950 mdpl Datar Latosol HIPPAM Privat
Perkebunan 925 mdpl Landai Latosol Bibit apel Sumber mata air Privat
Permukiman 900 mdpl Landai Latosol HIPPAM Privat
Perkebunan 835 mdpl Landai Latosol Apel Sumber mata air Privat
Perkebunan 825 mdpl Curam Latosol Wortel,cabai Sumber Mata Air Privat
Lahan terbangun
Daerah resapan air
Lahan terbangun
Lahan subur
Lahan subur
Limbah ternak langsung dibuang ke saluran drainase
-
Limbah ternak langsung dibuang ke saluran drainase
-
-
Gambar 6.20 Transek Desa Madiredo Dusun Bengkaras Arah Utara-Selatan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-39
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Ketinggian Kemiringan Jenis Tanah Vegetasi Sistem Pengairan Kepemilikan Potensi
Perkebunan 800 mdpl Datar Latosol Pisang Sumber Mata air Privat Penghasil pisang
Perkebunan 800 mdpl Curam Latosol Jagung, cabai
Permukiman 825 mdpl Landai Latosol -
Sumber Mata Air
HIPPAM
Privat Lahan subur , daerah penyangga
-
-
Masalah
Permukiman 825 mdpl Landai Latosol -
825 mdpl Landai Latosol Apel
HIPPAM
Sumber Mata Air
Privat
Perkebunan 825 mdpl Landai Latosol Pisang Sumber Mata Air Privat
Privat
Privat
Lahan Terbangun
Lahan subur
Lahan terbangun
Lahan subur
Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang
-
Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang
-
Gambar 6.21 Transek Desa Madiredo Dusun Sobo Arah Utara-Selatan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-40
Perkebunan
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Sawah Ketinggian Kemiringan Jenis tanah Vegetasi Sistem Pengairan Kepemilikan Potensi Masalah
800 mdpl
Sungai 800 mdpl
Perkebunan
Permukiman
Hutan
830 mdpl
850 mdpl
850 mdpl
Landai Latosol Padi
Latosol -
Curam Latosol Apel
Datar Latosol -
Landai Latosol Bambu
Sumber mata air
-
Sumber mata air
HIPPAM
Sumber mata air
Publik Lahan subur, daerah resapan air
Publik
Privat
Privat
Publik
Irigasi
Lahan subur
Lahan terbangun
Kawasan lindung
-
-
-
Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang
-
Gambar 6.22 Transek Desa Madiredo Dusun Sobo Arah Barat-Timur Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-41
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Perkebunan Ketinggian
Permukiman
Perkebunan
800 mdpl
850 mdpl
825 mdpl
Kemiringan Jenis tanah Vegetasi Sistem Pengiran
Curam
Landai
Curam
Apel
-
Sumber mata air
HIPPAM
Kepemilikan Potensi
Privat Lahan subur dan pengembangan agrowisata
Privat
Bambu Sumber mata air Privat
Kawasan terbangun
-
-
Masalah
Sungai 800 mdpl
Perkebunan
Permukiman
830 mdpl
830 mdpl
850 mdpl
Curam
Landai
Landai
-
Cabai,jagung
Pisang
-
Jernih
Sumber mata air
Sumber mata air
HIPPAM
Publik
Privat
Privat
Resapan air
Tempat wisata
Lahan subur dan pengembangan agrowisata
Privat Lahan subur dan pengembangan agrowisata
-
Kurang terawat
-
-
-
Gambar 6.23 Transek Desa Madiredo Dusun Lebo Arah Utara-Selatan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Perkebunan
VI-42
Kawasan terbangun
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Perkebunan 800 mdpl
830 mdpl
Kemiringan
Curam
Landai
Hutan 830 mdpl Landai
Jenis tanah
Latosol
Latosol
Latosol
Latosol
Latosol
Latosol
Latosol
Vegetasi
Worte,pisang
-
Jagung
-
Wortel, jagung
-
Sistem pengairan
Sumber mata air
HIPPAM
Sumber mata air
-
Kepemilikan
Privat
Privat
Bambu Sumber mata air Privat
Privat
Publik
Lahan subur dan pengembangan agrowisata
Lahan terbangun
Daerah resapan air
Lahan subur dan pengembangan agrowisata
-
-
-
-
-
-
Ketinggian
Permukiman
Potensi
Masalah
Perkebunan
Telaga
Perkebunan
825 mdpl
825 mdpl
835 mdpl
825 mdpl
Curam
Landai
Landai
Landai
Sumber mata air Privat Lahan subur dan pengembang an agrowisata -
Publik
Kurang perawatan
Gambar 6.24 Transek Desa Madiredo Dusun Lebo Arah Timur-Barat Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Sungai
VI-43
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Ladang
Sungai
Hutan
Permukiman
Perkebunan
Perkebunan
Sungai
Perkebunan
Ketinggian
900 mdpl
800 mdpl
900 mdpl
930 mdpl
935 mdpl
925 mdpl
800 mdpl
930mdpl
Kemiringan
Curam
Landai
Curam
Datar
Datar
Curam
Landai
Curam
Jenis tanah
Latosol
Latosol
Latosol
Latosol
Latosol
Latosol
Latosol
Jagung
-
Bambu
-
Apel
-
Apel
Sumber mata air
-
Sumber mata air
-
-
Sumber mata air
Privat
publik Pemanfaatan irigasi
Privat
Sumber mata air Privat
Latosol Tomat, wortel, jagung Sumber mata air Privat
Publik
Privat
Daerah resapan air
Lahan terbangun
Lahan subur
Lahan subur
Pemanfaatan irigasi
Lahan subur
-
-
Akses masih kurang
-
-
Saat musim kemarau kering
-
Vegetasi
Sistem pengairan Kepemilikan Potensi Masalah
Lahan subur Rawan longsor
Gambar 6.25 Transek Desa Madiredo Dusun Delik Arah Barat-Timur Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-44
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Pemakaman
Permukiman
Perkebunan
Perkebunan
Perkebunan
Perkebunan
Hutan
Ketinggian Kemiringan Jenis tanah Vegetasi Sistem pengairan
945 mdpl Landai Latosol
950 mdpl Landai Latosol
955 mdpl Curam Latosol
1100 mdpl Curam Latosol
925 mdpl Curam Latosol
945 mdpl Curam Latosol
1200 mdpl Curam Latosol
-
-
Apel
publik
Privat
Privat
Tomat Sumber mata air Privat
apel Sumber mata air Privat
Bambu,cemara,dan pinus
Kepemilikan Potensi
Kubis Sumber matair Privat
Resapan air
Lahan terbangun
Lahan subur
Lahan subur
Lahan subur
Lahan subur
Masalah
Infrastruktur kurang
Akses kurang
Rawan longsor
HIPPAM
Sumber matair
Gambar 6.26 Transek Desa Madiredo Dusun Delik Arah Selatan-Utara Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-45
Sumber mata air Publik Resapan air dan daerah penyangga
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Ketinggian Kemiringan Jenis tanah Vegetasi Sistem pengairan Kepemilikan Potensi
Permukiman 1100 mdpl Landai Latosol -
Privat
Perkebunan 1100 mdpl Landai Latosol Apel Sumber mata air Privat
Lahan terbangun
Lahan subur
Jaringan drainase dan jalan kurang memadai
-
HIPPAM
Masalah
Permukiman 1100 mdpl Landai Latosol -
Jalan 1100 mdpl Landai Latosol -
Permukiman 1100 mdpl Landai Latosol -
1100 mdpl Landai Latosol Apel
HIPPAM
-
HIPPAM
Sumber mata air
Privat Lahan terbangun Jaringan drainase dan jalan kurang memadai
Publik
Privat Lahan terbangun Jaringan drainase dan jalan kurang memadai
Privat
Akses
-
Gambar 6.27 Transek Desa Madiredo Dusun Sumbermulyo Arah Timur-Barat Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-46
Perkebunan
Lahan subur
-
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Ketinggian Kemiringan Jenis tanah Vegetasi Sistem pengairan Kepemilikan Potensi
Masalah
Permukiman 1100 mdpl Landai Latosol
Perkebunan 1200 mdpl Landai Latosol
Perkebunan 1300 mdpl Curam Latosol
1300 mdpl Curam Latosol
Hutan
Perkebunan 1450 mdpl Curam Latosol
Apel
Wortel, bunga kol
Bambu
Kentang,kol
HIPPAM
Sumber mata air
Sumber mata air
Sumber mata air
Privat
Privat
Privat
Publik
Lahan terbangun
Lahan subur dan reapan air
Lahan subur dan reapan air
Lahan subur dan reapan air
Jaringan drainase dan jalan kurang memadai
-
-
-
Gambar 6.28 Transek Desa Madiredo Dusun Sumbermulyo Arah Utara-Selatan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-47
Sumber mata air Privat Lahan subur dan reapan air -
Hutan dan air terjun 1600 mdpl Curam Latosol Pohon pinus, semaksemak, lumut
Publik Lahan subur ,resapan air, parawisata
-
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.4 Peta Tata Guna Lahan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-48
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG B.
Lahan Terbangun 1. Kawasan Perumahan Desa Madiredo memiliki total bangunan rumah sebanyak 1.768 bangunan rumah yang tersebar di 5 dusun. Dusun dengan jumlah rumah terbanyak terdapat pada dudsn bengkaras dengan jumlah 675 unit rumah. Sedangkan dusun dengan rumah tersedikit adalah dusun sobo dengan jumlah bangunan 128 unit rumah. Secara keseluruhan, kondisi rumah Desa Madiredo merupakan rumah permanen dengan persentase sebesar 60,1%, serta rumah semi dan non permanen dengan persentase 39,9 %. Dusun bengkaras merupkan dusun yang memiliki kondisi bangunan yang paling baik diantara dusun lainnya. Dusun bengkaras juga merupakan pusat Desa Madiredo. Berikut adalah tabel data perumahan Desa Madiredo: Tabel 6.23 Kondisi Perumahan di Desa Madiredo Dusun Kondisi Rumah Bengkaras Sobo Lebo Delik Permanen 591 63 235 134 Semi 66 53 92 125 permanen Non 18 12 118 0 permanen Total 675 128 445 259
SumberMulyo 89 54 18 143
Total 1.112 390 166 1.650
Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 6.23, terlihat bahwa kondisi perumahan di Desa Madiredo sebagian besar adalah rumah permanen meskipun masih terdapat rumah-rumah dengan kondisi yang semi permanen bahkan non permanen. Pola permukiman di Desa Madiredo merupakan pola memusat, dimana rumah-rumah. Pola memusat ini tersebar pada setiap dusun di Desa Madiredo.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-49
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.5 Peta Pola Perumahan
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-50
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.29 Foto Mapping Kondisi Perumahan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-51
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 2.
Kawasan Sarana Sarana yang terdapat di Desa Madiredo seperti sarana pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan pelayanan umum, keamanan, peribadatan, RTH dan olahraga, pemakaman, perdagangan, jasa, industri dan pergudangan. Berikut merupakan jumlah persebaran sarana di Desa Madiredo pada setiap dusunnya. Tabel 6.24 Jumlah Sarana Desa Madiredo Jenis sarana
Bengkaras 3 0 0
Sobo 1 0 2
Pendidikan Kesehatan Pemerintahan dan Pelayanan Umum Keamanan 0 1 Peribadatan 10 2 RTH dan 1 2 Olahraga Pemakaman 0 0 Perdagangan 11 4 Jasa 2 1 Industri dan 0 0 Pergudangan Total 27 15 Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Dusun Lebo Delik 2 0 2 0 1 0
Sumbermulyo 3 1 0
Jumlah 9 3 3
1 9 0
0 6 0
0 4 1
2 31 4
1 5 1 0
1 9 2 0
0 5 1 0
2 26 7 1
21
19
14
91
Dari Tabel 6.24 di atas dapat diketahui jumlah sarana yang terbanyak di Desa Madiredo adalah sarana peribadatan yaitu sebanyak 31 unit, kemudian sarana yang terdapat di setiap dusun di Desa Madiredo, yaitu Dusun Bengkaras memiliki jumlah sarana sebanyak 27, Dusun Sobo sebanyak 15, Dusun Lebo sebanyak 21, Dusun Delik sebanyak 19, dan Dusun Sumbermulyo sebanyak 14. a. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Madiredo terbagi atas pendidikan formal dan non formal, yang mana untuk pendidikan formal terdiri atas PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan untuk sarana pendidikan non formal yaitu berupa pondok pesantren.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-52
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Tabel 6.25 Sarana Pendidikan Desa Madiredo Sarana Pendidikan Jumlah PAUD 1 TK 2 SD 4 SMP 2 SMA 0 Pondok Pesantren 6 Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Dari Tabel 6.25 tersebut dapat diketahui jumlah sarana pendidikan yang terbanyak di Desa Madiredo adalah SD dengan jumlah 4 unit. Adapun grafik yang menggambarkan jumlah sarana pendidikan di Desa Madiredo adalah seperti pada Gambar 6.30. 7
6
6 5
4
4 3 2
2
2
1
1
0
0 PAUD
TK
SD
SMP
SMA
Pondok Pesantren
Gambar 6.30 Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Pada Dusun Bengkaras memiliki sarana pendidikan sejumlah 3 unit yang terdiri dari 1 SD dan 2 SMP. SD di Dusun Bengkaras teletak 100 meter dari balai desa Madiredo arah ke barat, sedangkan untuk SMP, terletak 300 meter dari balai desa Madiredo. Pada Dusun Sobo, sarana pendidikan yang ada sejumlah 1 unit yaitu sarana pendidikan SD. SD yang terdapat di Dusun Lebo ini terletak di tengah-tengah permukiman warga sehingga jangkauan dari SD ini dapat mencakup seluruh wilayah dusun. Pada Dusun Lebo jumlah sarana pendidikan yang ada sebanyak 2 unit yaitu 1 SD dan 1 TK. Lahan yang digunakan untuk TK dan SD menjadi satu dengan jarak 100 meter dari permukiman warga, sehingga mudah di akses oleh warga Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-53
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Dusun Lebo. Pada Dusun Delik, tidak terdapat sarana pendidikan baek mulai PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA, sehingga untuk mendapatkan fasilitas pendidikan, warga Dusun Delik memilih untuk menggunakan fasilitas pendidikan yang ada di Dusun Lebo, hal ini di karenakan lokasi Dusun Delik bersebelahan langsung dengan Dusun Lebo. Pada Dusun Sumbermulyo, jumlah sarana pendidikannya 3 unit yang terdiri dari 1 PAUD, 1 TK, dan 1 SD. Lokasi antara ketiga sarana pendidikan tersebut berada pada satu lahan yang terletak di pintu masuk dusun dengan radius 200 meter dari permukiman warga, sehingga warga dusun delik masih dapat menjangkau sarana tersebut. Sarana pendidikan non formal yang berada di Desa Madiredo yaitu berupa pondok pesantren yang berjumlah 6 unit.
Gambar 6.31 Sarana Pendidikan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
b. Sarana Kesehatan Sarana yang kesehatan yang terdapat di Desa Madiredo berupa posyandu anak-anak dan lansia. Posyandu anak-anak dan balita yang ada di Desa Madiredo tersebar di Dusun Lebo sebanyak 2 unit dan Dusun Sumbermulyo sebanyak 1 unit, kemudian untuk posyandu lansia terdapat di Dusun Sumbermulyo. Kegiatan posyandu yang ada di Madiredo dilakukan sebulan sekali, dengan mendatangkan tenaga medis dari puskesmas Kecamatan Pujon. Pelaksanaan posyandu untuk setiap dusun berbeda-beda hari, namun tetap dalam jangka waktu satu bulan sekali. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-54
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG c. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang ada di Desa Madiredo berupa kantor balai desa, kantor Dinas Pertanian, serta MCK umum. Kantor balai desa terdapat di Dusun Bengkaras, sebagaimana dusun tersebut merupakan pusat pemerintahan Desa Madiredo. Kantor Dinas Pertanian dari Pemerintahan Jawa Timur terdapat di Dusun Lebo, kemudian MCK umum yang terdapat di Desa Madiredo sejumlah 8 unit yang tersebar di Dusun Sumbermulyo sebanyak 2 unit, di Dusun Lebo sejumlah 3 unit, kemudian di Dusun Sobo sebanyak 2 unit, dan Dusun Bengkaras sebanyak 1 unit.
Gambar 6.32 MCK Umum Di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
d. Sarana Keamanan Sarana keamanan yang terdapat di Desa Madiredo adalah berupa poskamling sejumlah 2 unit yang tesebar di Dusun Sobo sebanyak 1 unit dan di Dusun lebo sebanyak 1 unit.
Gambar 6.33 Sarana Keamanan berupa Pos Kamling Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-55
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG e. Sarana Peribadatan Penduduk Desa Madiredo semuanya memeluk agama Islam. Sarana peribadatan yang ada di Desa Madiredo sejumlah 31 sarana yang terbagi atas masjid sebanyak 8 dan musholla sebanyak 23 unit. Dusun Bengkaras memilki jumlah sarana peribadatan sejumlah 10 unit yang terbagi atas 3 masjid dan 7 musholla. Dusun Sobo memiliki jumlah sarana peribadatan sebanyak 2 unit yang semuanya adalah masjid. Dusun Lebo memilki jumlah sarana peribadatan sebanyak 9 unit yang terdiri dari 1 masjid dan 8 musholla. Dusun Delik memilki jumlah sarana peribadatan sebanyak 6 unit yang terdiri dari 1 masjid dan 5 musholla. Dusun Sumbermulyo memiliki jumlah sarana sebanyak 4 unit yang terdiri dari 1 masjid dan 3 musholla.
Gambar 6.34 Masjid di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
f. Sarana RTH dan Olahraga Sarana RTH dan olahraga yang terdapat di Desa Madiredo berjumlah 4 unit yang meliputi lapangan olahraga. Sarana tersebut tersebar di Dusun Bengkaras sejumlah 1 unit, di Dusun Sobo sejumlah 2 unit dan di Dusun Sumbermulyo sejumlah 1 unit.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-56
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.35 Lapangan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
g. Sarana Pemakaman Sarana pemakaman yang terdapat di Desa Madiredo sejumlah 2 unit dengan luas total 3,5 Ha. Pemakaman tersebut terbagi menjadi dua yaitu untuk Dusun lebo dan Dusun Delik. Kondisi pemakaman untuk dua dusun tersebut menjadi satu hanya terpisah jalan di tengah-tengahnya.
Gambar 6.36 Pemakaman di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
h. Sarana Perdagangan Sarana Perdagangan yang terdapat di Desa Madiredo terdiri atas warung dan toko. Terdapat 26 sarana perdagangan di Desa Madiredo yang tersebar di setiap dusun.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-57
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.37 Contoh Sarana Perdagangan berupa Warung/Kios Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Dusun Bengkaras terdapat sarana perdagangan sejumlah 11 unit yang berupa toko dengan luas rata-rata 9 m2. Dusun Sobo terdapat sarana perdagangan sejumlah 4 unit yang berupa toko dengan luas rata-rata 9 m2. Dusun Lebo memiliki jumlah sarana perdagangan sejumlah 5 unit yang berupa toko. Dusun Delik memiliki sarana perdagangan sejumlah 9 unit. Dusun Sumbermulyo memiliki jumlah sarana sebanyak 5 unit. i. Sarana Jasa Sarana jasa yang ada di Desa Madiredo yaitu berupa penjahit, konter pulsa, dan bengkel yang total keseluruhannya sejumlah 7 unit dengan rincian 1 penjahit, 2 bengkel, dan 4 konter pulsa serta KUD penampungan susu yang mana setiap dusun memilki KUD tersebut sehingga total keseluruhan 5 unit.
Gambar 6.38 Sarana Jasa Bengkel di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-58
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Adapun jumlah sarana jasa di Desa Madiredo seperti pada Tabel 6.26. Tabel 6.26 Jumlah Sarana Jasa di Desa Madiredo Jenis Sarana Jumlah Penjahit 1 Bengkel 2 Konter Pulsa 4 KUD 5 Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 6.26 terlihat bahwa jenis sarana terbanyak adalah berupa jasa KUD dan yang terkecil adalah sarana jasa penjahit. Adapun grafik yang menggambarkan jumlah sarana jasa di Desa Madiredo adalah seperti pada Gambar 6.39. 6
5
5
4
4 3 2
2 1
1 0 Penjahit
Bengkel
Konter Pulsa
KUD
Gambar 6.39 Jumlah Sarana Jasa di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-59
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.6 Peta Persebaran Sarana Pendidikan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-60
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.40
Foto Mapping Persebaran Sarana Pendidikan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-61
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.7 Peta Persebaran Sarana Kesehatan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-62
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.41 Foto Mapping Persebaran Sarana Kesehatan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-63
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.8 Peta Persebaran Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-64
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.42 Foto Mapping Persebaran Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-65
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.9 Peta Persebaran Sarana Keamanan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-66
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.43 Foto Mapping Persebaran Sarana Keamanan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-67
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.10 Peta Persebaran Sarana Peribadatan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-68
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.44 Foto Mapping Persebaran Sarana Peribadatan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-69
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.11 Peta Persebaran Sarana RTH dan Olahraga Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-70
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.45 Foto Mapping Persebaran Sarana RTH dan Olahraga Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-71
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.12 Peta Persebaran Sarana Pemakaman Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-72
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.46 Foto Mapping Persebaran Sarana Pemakaman Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-73
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.13 Peta Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-74
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.47 Foto Mapping Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-75
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 3.
Kawasan Prasarana Kawasan prasarana meliputi jaringan jalan dan pelengkapnya, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan sanitasi dan sampah, jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi.
a. Jaringan Jalan Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting bagi masyarakat sebagai penunjang seluruh aktivitas kegiatan serta memperlancar mobilitas penduduk di dalam suatu wilayah. Kondisi prasarana jaringan jalan di Desa Madiredo tidak terlalu baik, hal ini dikarenakan masih banyak terdapat ruas jalan di Desa Madiredo yang kondisi perkerasannya buruk dan membutuhkan perbaikan sesegera mungkin. Selain itu kondisi jalan yang tidak terlalu baik juga ditandai dengan masih adanya jenis perkerasan berupa makadam dan tanah di Desa Madiredo. Perkerasan jalan di Desa Madiredo meliputi perkerasan aspal, plester, makadam dan tanah. Namun sebagian besar memang telah menggunakan aspal, akan tetapi tidak sedikit ruas jalan yang kondisi perkerasan aspalnya tidak rata dan berlubang-lubang. Hirarki jalan yang terdapat di Desa Madiredo meliputi jalan lokal sekunder, jalan lingkungan sekunder, jalan lingkungan sekunder I dan jalan lingkungan sekunder II.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-76
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.48 Penampang Jalan Hirarki Lingkungan Sekunder Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Gambar 6.49 Penampang Jalan Hirarki Lingkungan Sekunder I Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Moda transportasi yang digunakan masyarakat untuk kegiatan di Desa Madiredo adalah berupa motor, mobil, truk, pick up dan sepeda. Moda transportasi berupa motor biasanya yang paling sering digunakan dalam Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-77
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG aktivitas kegiatan baik internal maupaun eksternal. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan moda transportasi motor, lebih mudah dan mempercepat pergerakan di dalam Desa Madiredo. Kemudian jenis transportasi yang lainnya adalah mobil. Penggunaan moda mobil ini biasanya untuk pergerakan eksternal untuk proses pendistribusian hasil sektor pertanian, peternakan maupun industri dari dalam desa sampai menuju luar kota dan pulau. Untuk moda transportasi berupa truk dan pick up biasanya digunakan untuk pendistribusian hasil sektor pertanian yang jumlahnya banyak dan menuju keluar desa. Sedangkan untuk moda transportasi berupa sepeda biasanya digunakan di dalam Desa untuk kepentingan pergerakan sehari-hari masyarakat.
Gambar 6.50 Kondisi Perkerasan Jalan Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Fasilitas pelengkap jalan yang ada di Desa Madiredo hanya berupa lampu jalan yang jumlahnya terbatas dan juga tidak berada sepanjang jalan. Berikut merupakan gambar dari fasilitas pelengkap jalan berupa lampu jalan.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-78
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.51 Lampu Jalan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
b. Jaringan Air Bersih Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Sistem pelayanan air bersih yang digunakan oleh Desa Madiredo tidak menggunakan PDAM ataupun sumur, melainkan HIPPAM (Himpunan Masyarakat Pengguna Air Minum). HIPPAM adalah suatu sistem pelayanan air bersih yang digunakan oleh semua masyarakat Desa Madiredo dimana air bersih yang digunakan berasal dari sumber mata air yang berbeda-beda di setiap dusunnya. Berikut adalah tabel sumber air tiap dusun di Desa Madiredo:
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-79
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Tabel Jenis Sumber Air Desa Madiredo Jenis Air yang
Nama Dusun
1.
Bengkaras
Air Permukaan
Wot Suren
Meterisasi
2.
Sobo
Air Bawah Tanah
Umbul
Meterisasi
3.
Lebo
Air Bawah Tanah
Tlogo Semedi
Meterisasi
4.
Delik
Air Bawah Tanah
Tlogo Semedi
Sebagian meterisasi
5.
Sumbermulyo
Air Bawah Tanah
Sumber Mbah Man
Belum meterisasi
Digunakan
Nama Sumber Air
Sistem yang
No.
Digunakan
Sumber: Hasil Survey Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hanya Dusun Bengkaras yang menggunakan jenis air permukaan, sedangkan dusun yang lainnya menggunakan air bawah tanah. Namun demikian, perbedaan tersebut tidak berpengaruh pada kualitas air yang sampai pada masyarakat. Untuk sistem yang digunakan, sebanyak tiga dusun yaitu Dusun Bengkaras, Dusun Sobo, dan Dusun Lebo semuanya sudah menggunakan sistem meterisasi. Sedangkan untuk Dusun Delik hanya sebagian saja yang menggunakan sistem meterisasi. Untuk Dusun Sumbermulyo tidak menggunakan sistem meterisasi. Sistem meterisasi uni berpengaruh pada kualitas pelayanan air bersih yang diberikan oleh HIPPAM. Sistem meterisasi adalah sistem dimana penggunaan air setiap meternya dihitung menggunakan alat yang sudah terpasang pada masing-masing rumah. Untuk wilayah yang sudah menggunakan sistem meterisasi, pipa distribusinya sudah tertanam di dalam tanah sehingga sudah jarang bahkan tidak pernah dijumpai kebocoran pipa dan kehilangan air. Sedangkan untuk wilayah yang belum menggunakan sistem meterisasi, pipa distribusinya masih berada di atas permukaan tanah. Akibatnya, masyarakat sering mengalami kehilangan air dengan menurunnya debit air dan terkadang air keruh. Debit air rata-rata di Desa Madiredo adalah sebesar 6,35 liter/detik untuk kapasitas produksi, dan sebesar 0,07 liter/detik untuk pemanfaatan di setiap rumah. Biaya abonemen setiap bulan yang ditanggung oleh masyarakat sangatlah terjangkau. Untuk sistem meterisasi, biayanya sedikit lebih mahal yakni Rp Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-80
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 7.000,- setiap bulan. Pemakaian maksimal pun yang biasanya dimiliki oleh industri-industri di sana hanyalah berkisar hingga Rp 15.000,- setiap bulan. Dusun-dusun yang belum menggunakan sistem meterisasi menanggung biaya abonemen yang lebih murah yakni berkisar antara Rp 2.000,- hingga Rp 6.000,setiap bulannya, namun mereka memiliki resiko kebocoran pipa dan kehilangan air yang cukup besar.
Gambar 6.52 Pipa Aliran HIPAM (belum meterisasi) Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Berikut ini adalah sistem pendistribusian air bersih oleh HIPPAM
Sumber Air
Badan Penangkap Air
Pipa Distribusi
Sistem meterisasi
Belum sistem meterisasi
Konsumen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-81
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
c. Jaringan Drainase Kondisi saluran drainase di Desa Madiredo cukup memprihatinkan, karena sebagian besar saluran drainase didesain terdapat penyumbatan karena sampah ataupun kotoran hewan ternak. Selain itu tidak semua ruas jalan di Desa Madiredo memiliki saluran drainase, hal ini menyebabkan air limpasan hujan akan menggenang di jalan ketika hujan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi pengendara jalan karena jalan akan menjadi licin dan dapat menyebabkan jalan akan menjadi rusak. Jaringan Drainase di Desa Madiredo memiliki hirarki collector, conveyor dan maindrain. Drainase dengan hirarki collector terdapat di depan rumah warga, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan dan limpasan hujan. Jaringan drainase dengan hirarki collector di Desa Madiredo berbentuk persegi dan setengah lingkaran. Jaringan drainase
collector ini
menyambung dengan drainase dengan hirarki conveyor yang mengikuti ruas jalan pemukiman dan jalan utama menuju maindrain. Adapun data drainase yang terdapat di Desa madiredo adalah seperti pada Tabel 6.27 berikut. Tabel 6.27 Bentuk Jaringan Drainase di Desa Madiredo Lokasi (Dusun) Lebo
Sumbermulyo Sobo
Keterangan Bentuk Perkerasan Bentuk Perkerasan Bentuk Perkerasan
Ndelik
Bentuk
Bengkaras
Perkerasan Bentuk
Hirarki Jaringan Drainase Conveyor Maindrain Setengah lingkaran Setengah lingkaran dan persegi Semen Semen dan tanah Tanah dan kerikil lingkarandanpersegi Persegi Setengah lingkaran Semen danbatu Semen dan tanah Tanah Setengah lingkaran Persegi dan dan persegi setengah lingkaran Semen dan tanah Tanah liat Setengah lingkaran Persegidan dan persegi trapesium Semen danbatu Semen dan batu Setengah lingkaran, Setengah lingkaran trapesium dan dan persegi persegi Collector Persegi
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-82
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Perkerasan Semen Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Semen
-
Jaringan drainase conveyor di desa Madiredo mempunyai bentuk persegi, trapesium dan setengah lingkaran yang digunakan sebagai pembuangan, tadah hujan dan juga sebagai saluran irigasi. Saluran drainase dengan hirarki maindrain di desa Madiredo berbentuk setengah lingkaran dan trapesium yang hanya terdapat pada dusun Lebo. Jaringan drainase di Desa Madiredo merupakan saluran terbuka dengan perkerasan sebagian besar berupa semen, tetapi masih pula terdapat perkerasan setengah batu dan semen serta perkerasan non permanen berupa tanah. Untuk kondisi sebagian besar adanya penyumbatan akibat kotoran hewan ternak. Berikut merupakan contoh kondisi drainase di Desa Madiredo. (a)
(b)
Gambar 6.53 Kondisi Drainase (a) Lebar 25 cm dan tinggi 20 cm (b) Lebar 25 cm dan tinggi 25 cm Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-83
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.54 Penampang Drainase Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
d. Jaringan Sanitasi dan Sampah Sanitasi merupakan sistem yang sangat berkaitan erat dengan lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat. Sistem sanitasi merupakan cara atau metode yang di gunakan oleh masyarakat untuk membuang limbah rumah tangga. Seluruh rumah warga yang ada di Desa Madiredo telah memiliki MCK pribadi dan seluruhnya telah dilengkapi dengan septic tank pribadi sehingga tidak ada rumah warga yang membuang limbah langsung ke sungai. Setiap dusun di Desa Madiredo sudah tersedia MCK Umum yang telah dilengkapi dengan septic tank. Jumlah seluruh MCK Umum yang terdapat di Desa Madiredo sebanyak 6 buah yang terbagi 2 buah MCK Umum di Dusun Sumbermulyo, 2 buah MCK Umum di Dusun Lebo, 1 buah MCK Umum di Dusun Sobo, dan 1 buah MCK Umum di Dusun Sobo. Untuk di Dusun Delik tidak terdapat MCK Umum. Sampah merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kegiatan manusia. Setiap hari manusia menghasilkan sampah sehingga diperlukan suatu sistem pengelolaan sampah. Sistem pengelolaan sampah yang ada di Desa Madiredo masih dilakukan secara individu yang dikelola oleh masing-masing rumah tangga. Rumah-rumah di Desa Madiredo belum dilengkapi dengan tempat sampah sehingga sistem pengelolaan sampah di Desa Madiredo masih menggunakan sistem pembakaran secara langsung dan tidak melalui pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Setiap rumah tangga biasanya membuat lubang di belakang rumah yang Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-84
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG kemudian sampah-sampah dikumpulkan untuk dibakar. Atau ada juga rumah-rumah yang mengumpulkan sampah di depan rumahnya dan kemudian dibakar. Desa Madiredo tidak memeiliki TPS dan tidak ada penanganan sampah oleh petugas kebersihan. Hal ini tentu akan sangat mengganggu masyarakat karena asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah selain menjadi polusi udara juga dapat mengganggu pernafasan. e. Jaringan Listrik Kebutuhan akan tenaga listrik di Desa Madiredo berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebanyak 80% dan sisanya sebanyak 20% menumpang dengan rumah yang sudah teraliri listrik dari PLN. Hal itu dikarenakan kondisi keuangan dari warganya yang tidak mampu membayar biaya awal pemasangan listrik. Rata-rata tiap rumah yang sudah teraliri listrik itu mendapatkan daya 450 VA. Selain itu, pada setiap jalan terdapat tiang listrik dengan jarak antar tiang satu dengan tiang lainnya sebesar 50 meter. Pemanfaatan jaringan listrik selain sebagai penerangan, jaringan listrik juga berperan dalam proses memperoleh informasi secara tidak langsung, misalnya memperoleh informasi melalui televisi.
Gambar 6.55 Jaringan Listrik Sumber: Hasil Survei primer 2012
f. Jaringan Telekomunikasi Sistem telekomunikasi yang berkembang dengan baik dan banyak digunakan oleh masyarakat di Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang adalah melalui penggunaan telepon seluler sebanyak Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-85
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 90% dan sisanya 10% menggunakan telepon kabel dari perusahaan telekomunikasi.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-86
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.14 Peta Hirarki Jalan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-87
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.56 Foto Mapping Hirarki Jalan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-88
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.15 Peta Perkerasan Jalan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-89
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.57 Foto Mapping Perkerasan Jalan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-90
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.16 Peta Jaringan Air Bersih Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-91
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.58 Foto Mapping Jaringan Air Bersih Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-92
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.17 Peta Jaringan Drainase Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-93
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.59 Foto Mapping Jaringan Drainase Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-94
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.18 Peta Persebaran Prasarana Sanitasi Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-95
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.60 Foto Mapping Prasarana Sanitasi Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-96
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.19 Peta Jaringan Listrik Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-97
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.61 Foto Mapping Jaringan Listrik Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-98
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG C.
Lahan Tak Terbangun Lahan tak terbangun adalah lahan yang tidak berbentuk sebagai suatu bangunan. Lahan tak terbangun di Desa Madiredo peruntukan lahannya sebagian besar merupakan lahan perkebunan, lapangan, makam, hutan dan sawah. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah persentase perkebunan 15,6%, lapangan 0,16%, pemakaman 0,36%, hutan 65,8 dan sawah 11,6%. Penggunaan lahan terbangun pola perkembangannya adalah pola linier dengan mengikuti jalan sedangkan lahan tak terbangun berada disekeliling pusat dusun. Tabel 6.28 Luas Lahan Tak Terbangun di Desa Madiredo Jenis Luas Penggunaan (Ha) 1 Sawah 113,000 2 Kebun 151,500 3 Makam 3,500 4 Hutan 638,5 5 Lapangan 1,6 Total 908,100 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010 No
Persentase (%) 11,6 15,6 0,36 65,8 0,16
Lahan tak terbangun yang ada di Desa Madiredo adalah sebagai berikut: 1. Sawah Sawah merupakan sektor pertanian yang ada di Desa Madiredo. Sawah adalah lahan usaha tani yang secara fisik permukaan tanahnya rata. Biasanya sawah di Desa ini ditanami jagung dan wortel sebagai komoditas utama. 2. Kebun Kebun merupakan sektor pertanian utama yang ada di desa Madiredo. Kebun adalah sebidang tanah yang ditanami pohon musiman (buahbuahan). Desa Madiredo sendiri mengandalkan Kebun apel sebagai komoditas utama. 3. Pemakaman Pemakaman juga merupakan lahan tak terbangun di Desa Madiredo yang tersebar di Dusun Bengkaras, Dusun Lebo, dan Dusun Delik.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-99
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 4. Hutan Kawasan Hutan di Desa Madiredo sangat luas, yaitu sekitar 638,5 Ha. Kawasan Hutan ini termasuk salah satu hutan lindung yang sebagian kawasannya sudah dialih fungsikan sebagai perkebunan kopi. 6.3.4 Karakteristik Sosial Budaya A. Sejarah Desa Desa Madiredo merupakan desa pegunungan yang berada pada ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut. Pada awalnya sekitar tahun 1980an, penduduk madiredo masih berjumlah 2500 orang, namu seiring berkembangnya waktu, penduduk Madiredo sudah berjumlah 8546 orang pada tahun 2012. Pada bagian utara desa madiredo terdapat daerah kawasan hutan lindung yang ditanami tanaman dahn pohon yang mempunyai nilai ekonomis ekonomis seperti duriah dukuh kelapa, jengkol, alpokat dan lain-lain. Daerah ini masih terjaga dengan baik, warga desa tetap menjaga hutan lindung ini dan memanfaatkannya dengan arif dan bijak. Pada saat–saat tertentu banyak ibu-ibu yang mengambil ranting-ranting kayu untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk memasak. Dengan jumlah umat islam sebanyak 100 persen dan terdapat beberapa Pondok Pesantren, suasana islami sangat terasa di Desa Madiredo. Pada saat waktu sholat, banyak warga desa yang pergi ke masjid dan musholla. Berikut ini adalah data karakteristik Desa Madiredo dimulai pada tahun 1980. Tabel 6.29 Bagan Kecenderungan No 1
Aspek 1970-1980 Fisik Jumlah Rumah Sedikit Kondisi Rumah Bambu Gedek Jalan Tanah Drainase Belum ada Air Bersih Air sungai Sanitasi Sampah Membuang disungai
1980-1990
1990-2000
2000-2010
2010-2012
Meningkat Bambu Gedek
Banyak 80% tembok
Banyak 90% tembok
Semakin banyak 95% tembok
Tanah Belum ada Air sungai
Makadam Sebagian kecil Pipanisasi 30% 50% menggunakan septic tank
Aspal Sudah ada 60% Pipanisasi 60%
Aspal/ Hotmix Sudah ada 80% Pipanisasi 90%
80% menggunakan septic tank sudah dibangun
95% menggunakan septic tank dan perdusun sudah dibangun MCK
30% menggunakan kakus
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-100
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG No
Aspek
1970-1980
Lisrik
Telekomunikasi Jumlah Sarana
Agama 2
3
4
2000-2010 MCK PLN
2010-2012
Sudah masuk SD, SMP, Aliah Polindes/ poskesdes, toko, pos penampungan
Wartel/hp Semakin bertambah
Hp/warnet Semakin bertambah
100% Islam
100% Islam
100% Islam
100% Islam
2500 jiwa
3400 jiwa
5500 jiwa
7200 jiwa
8546 jiwa
PKK, LPMD
PKK, LPMD
HIPAM, PKK, LPMD, POSYANDU
GAPOKTAN, HIPPAM, PKK, LPMD, BPD, Posyandu
GAPOKTAN, HIPPAM, PKK, LPMD, BPD, Posyandu
Jualan kayu bakar
Petani sayur, PNS, Petani Jeruk, Peternak Sapi Perah Ada peningkatan
Petani sayur, petani apel, peternak sapi masalah
Semakin berkembang untuk pertanian sayur & petani apel Meningkat
Semakin berkembang untuk pertanian sayur & petani apel
Minyak tanah
Sosial Jumlah Penduduk Kelembagaan Jenis Lembaga
Ekonomi Jenis Mata Pencaharian
Hasil Produksi
Belum ada Mushola, SD, Pondok Pesantren, Masjid, warung, Pos keamanan 100% Islam
Masih rendah
1980-1990
1990-2000
Sebagian menggunakan kincir air Belum ada Bangunan mulai berkembang dan mulai ada pos penampungan susu
PLN
Meningkat
PLN
Meningkat
Sumber : Hasil PRA, 2012
Berdasarkan Tabel 6.29 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa karakter yang dimiliki oleh Desa Madiredo diantaranya adalah karakteristik fisik, karakteristik sosial, karakteristik kelembagaan, dan karakteristik ekonomi. Dalam hal aspek fisik, karakteristik-karakteristiknya meliputi jumlah rumah yang selalu mengalami penambahan kuantitas dari tahun ke tahun. Dari hasil survei yang dilakukan, didapatkan data sekitar 300 rumah pada tahun 1970 hingga tahun 1980an dan hal tersebut masih tergolong sedikit. Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 1990an sekitar 500rumah. Di tahun 2010 kuantitas mengalami peningkatan yang semakin banyak menjadi sekitar 1.000 rumah. Hingga saat ini di tahun 2012 kuantitas
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-101
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG rumah yang berada di Desa Madiredo menjadi semakin banyak menjadi sekitar 1.600 rumah. Kemudian dilihat dari kondisi rumahnya pada tahun 1970an mayoritas rumahnya masih terbuat dari bambu gedek yang tergolong ke dalam jenis rumah non permanen, hingga tahun 1990an kondisi rumah di Desa Madiredo juga masih bambu gedek. Akhirnya pada tahun 2000an, kondisi rumah sudah mengalami perbaikan yakni 80% sudah memakai tembok yang dapat digolongkan pada rumah permanen dan semi permanen. Pada tahun 2010an rumah tembok sudah mencapai 90%, hingga tahun 2012 saat ini kauntitas rumah tembok sudah mencapai 95%. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa rumah dengan kondisi non permanen yang tersebar di tiap-tiap dusun. Kondisi jalan yang medukung aksesibilitas Desa Madiredo sudah mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahunnya. Kondisi perkerasan jalan pada tahun 1980an masih berupa tanah hingga tahun 1900an. Mengalami peningkatan kualitas perkerasan jalan pada tahun 2000an walaupun masih menggunakan perkerasan makadam. Kemudian pada tahun 2010, pemerintah sudah mulai mengadakan pembangunan jalan dengan perkerasan aspal hingga saat ini perkerasan terbaik yang berada di Desa Madiredo adalah aspal. Untuk sistem drainase yang berada di Desa Madiredo baru terdapat saluran pada tahun 2000an dan itu pun masih sangat minim. Pada tahun 1970 hingga tahun 1990 belum ada sama sekali saluran drainase. Sekitar tahun 2010, sudah ada saluran drainase sekitar 60%. Hingga saat ini saluran drainase yang terdapat di Desa Madiredo sudah mencapai 80%. Sehingga untuk beberapa wilayah yang belum ada saluran drainasenya ketika hujan turun, air limpasannya masih mengalir di tepi-tepi jalan. Pelayanan air bersih di Desa Madiredo pada tahun 1970 hingga tahun 1990 hanya menggunakan air sungai untuk melayani kebutuhan sehari-hari mereka. Pipanisasi baru ada sekitar tahun 2000an walaupun hanya 30% Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-102
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG dan meningkat menjadi 60% pada tahun 2010. Saat ini sudah mencapai 80% dengan menggunakan jasa HIPAM yang biaya abonemennya relatif murah. Sampai saat ini Desa Madiredo mayoritas masyarakatnya masih belum punya tempat sampah pribadi. Mereka hanya membuang sampah mereka di sungai dan sebagian membakarnya di TPS desa tetangga. Sekitar tahun 1990an sudah terdapat kakus mencapai 30% dan pada tahun 2000an sudah menggunakan septic tank mencapai 50%, mengalami penignkatan mencapai 80% dan sudah mulai ada pembangunan MCK umum. Sampai saat ini sudah mencapai sekitar kurang lebih 95% sudah menggunakan septic tank dan setiap dusun sudah terdapat MCK umum. Pada tahun 1970an belum ada jaringan listrik yang mengaliri Desa Madiredo. Masyarakatnya masih menggunakan lampu teplok dengan bahan bakar minyak tanah. Kemudian pada tahun 1990an sudah ada sebagian dusun yang teraliri listrik akan tetapi dengan menggunakan tenaga kincir air. Jaringan listrik PLN baru masuk Desa Madiredo pada tahun 2000an. Hingga saat ini, semua wilayah di Desa Madiredo sudah teraliri jaringan listrik PLN. Untuk jaringan telekomunikasi, mulai masuk di Desa Madiredo sejak tahun 1990/2000an dengan adanya beberapa wartel di beberapa dusun saja. Mulai tahun 2000/2010, tingkat jaringan komunikasinya sudah mulai meningkat. Masyarakatnya sudah mulai banyak yang menggunakan telepon genggam. Dan saat ini masyrakat Madiredo sudah banyak yang dapat menggunakan internet dengan menggunakan modem atau wifi. Mengenai jumlah sarana yang terdapat di Desa Madiredo, setiap tahunnya selalu mengalami perkembangan yang cukup baik. Sejak tahun 1970 sudah terdapat sarana berupa mushola, sekolah dasar, pondok pesantren, masjid, warung, dan pos keamanan. Selanjutnya sarana-sarana tersebut mengalami perkembangan pada tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, sarana-sarana tersebut terus mengalami pertambahan dan perbaikan kualitas. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-103
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Dalam hal keagamaan, dari jaman dulu semua warga Desa Madiredo memeluk agama Islam hingga saat ini. Aspek sosial yang dibahas dalam bagan kecenderungan ini adalah dinamika penduduk Desa Madiredo yaitu pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 sekitar 2.500 jiwa, kemudian pada tahun 1980 sampai dengan tahun 1990 jumlah penduduk Desa Madiredo meningkat 900 jiwa menjadi 3.400 jiwa. Tahun 1990 samapi tahun 200 jumlah penduduk yang ada di Desa Madiredo naik mencapai 5.500 jiwa, angka pertambahan penduduk ini terus meningkat pada kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2010 dan kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2012 yaitu masing-masing naik hingga mencapai jumlah 7.200 jiwa dan 8.546 jiwa. Desa Madiredo memiliki beberapa jenis lembaga non formal yaitu LPMD, BPD, PKK, HIPPAM, Gapoktan, Posyandu. Kelembagaan di Desa Madiredo terbentuk sekitar tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 dengan jenis kelembagaan yaitu LPMD dan PKK, dan kedua kelembagaan tersebut memulai menitih kinerja hingga tahun 1990, kemudian pada tahun 1990 samapi dengan tahun 2000 mulai bermunculan kelembagaankelembagaan baru yaitu HIPPAM, PKK dan posyandu. Pada kurun 10 tahun terakhir yaitu kurun waktu 2000 hingga 2010 ondisi kelembagaan di Desa Madiredo tidak mengalami penambahan jenis hingga tahun 2012. Pembahasan aspek ekonomi yang ada di Desa Madiredo dilihat dari jenis mata pencaharian dan hasil produksi. Jenis mata pencaharian yang berkembang di Desa Madiredo. Tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 mayoritas jenis mata pencaharian yang dijalani oleh masyarakat adalah berjualan kayu bakar, kemudian pada kurun waktu tahun 1980 sampai tahun 1990 terdapat masalah pada sector pertanian sayur, apel dan peternak sapi mengalami masalah yaitu menurunnya hasil produksi dari sektor-sektor tersebut, kemudian pada kurun waktu tahun 1990 sampai
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-104
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG tahun 2000 dan hingga kurun sampai tahun 2012 sektor pertanian sayur, apel dan peternak susu mengalami kemajuan. B. Adat Istiadat Masyarakat Desa Madiredo tidak memiliki suatu adat istiadat dan kebudayaan yang begitu kental atau khusus. Kebudayaan yang sering dilakukan adalah berupa kegiatan tahlilan yang biasanya dilaksanakan pada setiap hari kamis malam dan dihadiri oleh bapak-bapak di Desa Madiredo. Kemudian kegiatan keagamaan lainnya yang sering dilakukan di Desa Madiredo adalah istighosah dan dibaan. Kegiatan itu biasanya dilakukan pada setiap dusun dengan jadwal yang tidak rutin seperti kegiatan tahlilan tersebut. Selain itu juga terdapat kegiatan pengajian, baik itu pengajian yang dilaksanakan untuk ibu-ibu maupun pengajian yang dikhususkan untuk remaja-remaja di Desa Madiredo. Sedangkan untuk perilaku atau kebiasaan masyarakat dalam hal sosial adalah ketika tetangga sekitar mengadakan suatu acara, warga tetangga lainnya ikut bergotong royong untuk membantu pelaksanaan acara tersebut. Selain membantu dalam hal tenaga, warga tetangga lainnya juga membantu menyumbang kebutuhan untuk acara tersebut sehingga acara dapat berlangsung dengan lancar. C. Diagram Aktivitas Diagram aktivitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui pola hidup dari keluarga di Desa Madiredo dengan mata pencaharian yang beragam. Berdasarkan data diagram aktivitas ini dapat diperoleh data berupa kegiatan sehari-hari dari suatu keluarga. Selain itu juga dapat mengetahui tentang proporsi kegiatan antara masing-masing anggota keluarga yaitu ayah, ibu dan anak. Berikut merupakan diagram aktivitas dari beberapa keluarga sebagai sampel dari beberapa mata pencaharian yang berbeda.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-105
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 1. Keluarga Pedagang Keluarga pedagang ini terdiri dari ayah sebagai pedagang, ibu sebagai pedagang, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang kami jadikan sebagai sampel ini merupakan pedagang dari hasil olahan apel dan wortel. Pedagang ini juga merupakan pedagang pusat dari pengolahan apel dan wortel. Mereka mendapatkan pasokan bahan baku apel dan wortel dari petani. Pekerjaan yang mereka jalani ini dapat dinilai cukup baik dan berkembang karena mereka telah memperkerjakan sekitar kurang lebih 15 orang untuk mendukung proses produksi mereka. Produk yang dapat dihasilkan dari olahan apel dan wortel ini antara lain carang mas apel, jenang wortel, permen apel, dan lain sebagainya. Makanan-makanan hasil produksi ini selanjutnya dijual di daerah lokal, Kota Batu, Surabaya, Kalimantan, dan berbagai daerah yang lain sesuai dengan pesanan yang ada. Adapun diagram aktivitas dari keluarga pedagang yang menjadi sampel seperti pada Gambar 6.62. 24
1
23
2
22
Tidur te le vi si
21
tv Me non ton
Tid u 15
Be ker
5
Me ngo
r
6
7
lah ape l
ola h Sek
r
Bermain
16
lah ape l
Mengaji
Istira hat
Me ngo
tele vis Ma i k dan an, sh bel olat aja r
ton
M en o ajian Peng
Me non
n iapka Meny an mak
Diagram Aktivitas Keluarga Pedagang
du Ti
hat Istira
Tidur
iap siap-s lah ko ke se
18
17
4
rapan an sa olat d un , s h Bang n, ngu an Ba iapk n ny me arapa un, s Bang
19
Tidur
nt on
20
3
8
Istirahat dan makan ja d
i sa wa h
9
Istirahat, sholat dan makan
14
10 13 12
11
Gambar 6.62 Diagram Aktivitas Keluarga Pedagang Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-106
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Keterangan : Ayah Ibu Anak
a. Ayah Ayah merupakan pemimpin dari usaha perdagangan hasil olahan apel dan wortel. Setiap pagi ayah bangun jam 3.30, kemudian sholat subuh berjamaah di mushola yang terdekat dengan rumahnya. Setelah bersiap diri dan sarapan, sekitar pukul 06.30 ayah mengantarkan anak ke sekolah. Kegiatan produksi
dimulai pukul 07.00. Ayah ikut
berkecimpung dalam proses pengolahan apel dan wortel pada bagian pengangkutan bahan baku, pengelupasan, hingga penggorengan apel dan wortel. Pada pukul 10.00 ayah makan siang bersama dengan para pekerja disitu. Lalu pekerjaan dilanjutkan hingga pukul 13.00. Setelah itu, ayah sholat dhuhur dan pergi ke sawah karena ayah juga bekrja sampingan sebagai petani apel, hal itu dilakukan hingga pukul 15.00. Setelah itu, ayah pulang ke rumah. Setelah berbenah diri, mandi dan istirahat sejenak, ayah pergi sholat magrib di mushola terdekat. Setelah itu, ayah mengikuti acara pengajian rutin bapak-bapak. Sekitar pukul 19.30 ayah maka malam bersama keluarga. Jika kebetulan ada acara rapat dengan warga desa, ayah akan tidur lebih malam sekitar pukul 22.00 sampai 23.00. b. Ibu Ibu dalam keluarga ini juga merupakan pedagang hasil pengolahan apel dan wortel. Ibu bangun jam 3.30, kemudian sholat subuh berjamaah di mushola
yang
terdekat
dengan
rumahnya.
Pukul
05.00
ibu
membangunkan anak untuk sholat subuh dan bersiap ke sekolah. Hingga pukul 06.30 ibu mempersiapkan sarapan untuk anak dan suaminya. Setelah itu ibu mempersiapkan membersihkan tempat Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-107
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG bekerja untuk pengolahan apel dan wortel. Pukul 07.00 ibu bekerja dengan ayah. Ibu melakukan pengolahan apel dan wortel hingga pada tahap pengemasan dengan para pekerja wanita hingga pukul 10.00, setelah itu mereka makan siang bersama. Pekerjaan dilanjutkan hingga pukul 13.00. Begitu selesai bekerja, ibu kembali ke rumah dan mempersiapkan makan siang untuk anak, kemudian sholat dhuhur. Sekitar pukul 14.00 ibu tidur siang hingga pukul 15.00 atau hingga ayah datang. Pada pukul 16.00 setelah sholat ashar, ibu mengantarkan anak mengaji kemudian kembali ke rumah. Setelah sholat magrib ibu mempersiapka makan malam, lalu makan malam bersama keluarga. Ibu tidur sekitar pukul 21.00. c. Anak Anak bangun pukul 05.00 untuk sholat subuh dan bersiap untuk berangkat sekolah. Pukul 06.30 anak berangkat ke sekolah dan pulang pukul 12.00. Sesampainya di rumah, anak sholat dhuhur dan bermain dengan teman-temannya. Sekitar pukul 13.00 hingga 13.30 anak pulang, makan, kemudian tidur siang. Pukul 15.30 anak bangun, lalu pukul 16.00 anak berangkat mengaji hingga magrib dan sholat berjamaah bersama teman-temannya, kemudian pulang ke rumah. Pukul 18.30 hingga 19.30 anak belajar dan mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. Pukul 19.30 anak makan malam bersama keluarga, setelah itu menonton acara televisi hingga pukul 21.00, lalu tidur. 2. Keluarga Petani Keluarga petani ini terdiri dari ayah yang bekerja sebagai petani, ibu sebagai ibu rumah tangga, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang kami jadikan sampel ini adalah petani yang bekerja di beberapa jenis pertanian. Lahan yang digarap merupakan lahan milik pribadi dan juga lahan milik orang lain. Hasil pertanian ini nantinya akan didistribusikan ke berbagai daerah sekitar seperti Batu, Kediri, Surabaya, serta daerahdaerah lain sesuai dengan permintaan yang ada. Hasil pertanian ini Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-108
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG sebagian juga di jual di beberapa pasar lokal sehingga laba yang didapat bisa berlipat ganda. Beberapa jenis pertanian yang digarap oleh keluarga petani ini adalah pertanian apel, pertanian wortel, dan pertanian kentang. Adapun diagram aktivitas dari keluarga petani yang menjadi sampel seperti pada Gambar 6.63. 24
1
23
2
22
Tidur
21
Tidur
tv Istira hat
Be ker
h ola Sek
Ke g wa iatan r ga ja d
6
7
kt i da vita n sr be um rs ih ah Be -b ta ke er ng rja sih g a di sa w ah
16
15
Diagram Aktivitas Keluarga Petani
5
Istirahat
i sa wa h
8
A
17
Me no nto n
belaja an r
Tidur
ain rm Be
mput ari ru Menc
18
4
itas Aktiv , un pagi ng Ba at, l i s ho ndi mand ma olat, makan un, sh n Bang persiapka em dan m
I dan stirah ku at, mp ma k ul kel an Is t uar ah dan irah m ru ga a an k k t n ih a u , mp ma bers mak Mem nyiapkan k u a l e kel n dan m uar Meng ga aji d
20
19
3
9
Istira hat
14
10 13 12
11
Gambar 6.63 Diagram Aktivitas Keluarga Petani Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Keterangan : Ayah Ibu Anak
a. Ayah Ayah adalah kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani. Mata pencaharian yang ditekuni ayah tidak hanya pada satu bidang pertanian saja, melainkan dalam berbagai macam bidang pertanian. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-109
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Setiap hari ayah bangun pukul 03.30, dilanjutkan dengan sholat subuh, kemudian mandi. Kemudian pukul 05.00 hingga pukul 06.00 ayah melakukan rutinitas aktivitas pagi. Aktivitas pagi yang dilakukan ayah adalah menyiram tanaman di halaman rumah, sarapan bersama keluarga, lalu terkadang mengantarkan anak ke sekolah. Setelah melakukan aktivitas pagi, kemudian sekitar pukul 07.00 ayah berangkat untuk bertani. Ayah menjadi petani apel di kebun milik ayah sendiri hingga pukul 12.00, ayah pulang ke rumah untuk beristirahat sejenak seraya makan siang dan sholat dzuhur hingga pukul 13.00. Setelah beristirahat di rumah, sekitar pukul 13.00 hingga pukul 15.00 ayah kembali bekerja. Kali ini ayah tidak bekerja menjadi petani apel, melainkan sebagai petani wortel, sawi, dan lain-lain. Dalam hal ini ayah bekerja di lahan milik rekan kerjanya untuk menambah penghasilan. Sekitar pukul 15.00 hingga pukul 18.00 ayah melanjutkan kegiatannya dengan mencari rumput untuk memberi makan hewan ternaknya di rumah. Setelah itu, ayah pulang ke rumah. Aktivitas yang dilakukan ayah adalah mandi, sholat magrib, kemudian makan malam bersama keluarga, dilanjutkan dengan sholat isya lalu berkumpul bersama keluarga hingga pukul 21.00. Malam hari sekitar pukul 21.00 ayah tidur dan bangun pagi pada pukul 03.30. b. Ibu Ibu dalam keluarga petani adalah seorang ibu rumah tangga dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Setiap harinya ibu bangun pukul 03.30, lalu sholat subuh, kemudian mandi. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan rutin ibu yaitu mempersiapkan sarapan untuk ayah dan anak serta menyapu halaman rumah. Hingga pukul 07.00 ibu mempersiapkan keperluan anak untuk berangkat ke sekolah dan keperluan suami. Setelah itu, ibu melakukan kegiatan rumah tangga seperti mencuci baju, menyetrika, masak untuk makan siang, menonton televisi hingga pukul 12.00. Pada sekitar pukul 12.00 ayah datang untuk makan siang, Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-110
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG dan ibu menyiapkannya, setelah itu sholat dhuhur dan beristirahat. Setelah berisitirahat, biasanya sekitar pukul 13.00 ibu mengikuti kegiatan-kegiatan rutin warga, seperti arisan, kumpul PKK, dan sebagainya. Kemudian pada pukul 15.00 ibu membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk makan malam, kemudian mandi, dan sholat ashar. Sekitar pukul 18.00 ibu sholat magrib berjamaah dengan ayah dan anak. Pada pukul 19.00 ibu mempersiapkan makan malam, dan sholat isya. Setelah makan malan bersama, ibu bersantai bersama keluarga hingga pukul 21.00. Pada kurang lebih pukul 21.00 ibu tidur dan bangun pada pukul 03.30 pagi hari. c. Anak Anak dalam keluarga petani ini adalah seorang pelajar yang masih duduk di kelas 2 bangku Sekolah Dasar. Setiap hari anak bangun pukul 06.00, kemudian mandi, sarapan, dan mempersiapkan keperluannya untuk berangkat ke sekolah. Kemudian sekitar pukul 07.00 anak berangkat ke sekolah dengan diantar ayah atau terkadang berangkat sendiri bersama teman-temannya, anak bersekolah hingga pukul 14.00 lalu anak pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, anak makan siang, lalu tidur siang hingga pukul 15.30. Setelah itu, anak bangun kemudian mandi, dan dilanjutkan dengan kegiatan bermain dengan temantemannya hingga pukul 17.00. Sesampainya di rumah, sekitar pukul 18.00 anak sholat magrib bersama ayah dan ibu. Setelah sholat magrib berjamaah, sekitar pukul 18.30 anak pergi ke mushola dekat rumah untuk mengaji hingga pukul 19.00, lalu pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, anak makan malam dan berkumpul bersama keluarga. Biasanya anak tidur lebih awal setelah mengerjakan tugas dari sekolah dan lihat televisi. Anak tidur pada pukul 20.00 dan bangun sekitar pukul 06.00.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-111
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 3. Keluarga Peternak Keluarga peternak ini terdiri dari ayah sebagai peternak, ibu sebagai ibu rumah tangga, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang kami kaji ini adalah keluarga peternak sapi dan kambing. Beternak sapi dinilai berkembang oleh mereka karena mendapatkan keuntungan yang banyak dari hasil produksi susu sapi. Pemerahan susu sapi dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Susu sapi yang dihasilkan per ekor sapi biasanya 15-30 liter per hari. Susu-susu sapi tersebut kemudian dikirim ke tempat penampungan susu yang sudah ada di setiap dusun mereka masing-masing. Untuk ternak kambing bukan merupakan ternak yang mayoritas dikarenakan penghasilan yang dihasilkan hanya dapat diperoleh dalam waktu 6 bulan sekali. Adapun diagram aktivitas dari keluarga peternak yang menjadi sampel seperti pada Gambar 6.64. 24
1
23
2
22
Tidur 21
Tidur
rja ke Be
Tid ur
5
Me me me rah su mb su eri s ma api d kan an
6
7
8
ng da La
Menyiapkan makan, makan dan istirahat Istirahat, sholat dan makan
14
Be rs i h rum -bers ah ih
la h Maka n, dan b sholat erma in
di
15
Se ko
Shola dan m t akan
Belaja r
Istira hat
r
16
un, Bang p ia siap-s lah ko ke se
Diagram Aktivitas Keluarga Peternak
du Ti
kan iap ny n Me maka
an sapi d susu an erah k Mem mberi ma me
17
olat aji, sh Meng makan dan
18
. un rapan ng Ba an sa d
K dan ump m u
Tidur
t olat ola un , s h pan Bang pkan sara enyia dan m
19
4
Sh
eno l kel Shola t da nto uarg maka n Kum nt p n ele a dan ul k vis me elua i tel nont rga evi o si n
20
3
ker Be
ja d
ng ada iL 9
10 13 12
11
Gambar 6.64 Diagram Aktivitas Keluarga Peternak Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-112
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Keterangan : Ayah Ibu Anak
a. Ayah Ayah merupakan pemimpin dalam beternak sapi dan kambing. Pagipagi pukul 03.30 ayah bangun, kemudian sholat subuh di rumah. Setelah bersiap diri dan sarapan, kemudian ayah mengantarkan anak ke sekolah. Pukul 06.00 ayah melakukan kegiatan produksi susu yaitu memerah susu sapi dan memberi makan sapi dan kambingnya. Setelah kegiatan tersebut, ayah kemudian ke ladang karena ayah juga merupakan seorang buruh tani. Sekitar pukul 12.00 ayah pulang kerumah untuk makan siang, shalat dan beristirahat sejenak. Kemudian sekitar pukul 13.00 ayah kembali ke ladang. Pukul 16.00 ayah sudah selesai bekerja di ladang dan pulang kerumah. Sesampainya di rumah, ayah memerah susu sapi kembali dan memberi makan kembali sapi dan kambingnya. Pukul 18.00 ayah berbenah diri dan mandi untuk melakukan ibadah sholat maghrib di musholla dekat rumahnya. Kemudian ayah makan malam bersama keluarga. Jika tidak ada kegiatan atau acara kemudian ayah tidur pukul 21.00. b. Ibu Ibu dalam keluarga ini tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Ibu bangun pagi-pagi pukul 03.30 untuk sholat subuh. Kemudian ibu memasak dan menyiapkan sarapan untuk ayah dan anak. Sekitar pukul 07.00 ibu membersihkan seisi rumah, kemudian pukul 09.00 ibu mencuci piring, gelas, dan pakaian kotor. Pukul 10 ibu beristirahat sejenak sambil menunggu datangnya waktu dzuhur. Sekitar pukul 11.00 ibu memasak untuk makan siang ayah dan anak. Setelah itu pukul 12.00 ibu makan siang bersama ayah dan anak. Setelah selesai makan siang Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-113
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG dan ayah pergi kembali ke ladang, ibu kemudian tidur siang hingga pukul 15.00. Pukul 16.00 ibu menunggu ayah pulang dari ladang dan sehabis maghrib ibu menyiapkan makan malam. Pukul 18.00 ibu makan malam bersama keluarga, kemudian menonton televisi besama anak hingga pukul 21.00. Dan setelah itu tidur. c. Anak Anak bangun pukul 05.00 untuk sholat subuh dan mandi lalu bersiap – siap untuk berangkat sekolah. Kemudian anak sarapan dan pukul 06.30 anak berangkat ke sekolah sampai dengan selesai kegiatan belajar mengajar di sekolah yaitu pukul 12.00. Sesampainya dirumah, anak makan, sholat dzuhur lalu pergi bermain dengan teman-temannya. Sekitar pukul 13.30 anak pulang kerumah dan istirahat tidur siang hingga sekitar pukul 15.30. Setelah itu, anak sholat ashar, mandi dan bersiap-siap untuk berangkat mengaji hingga selesai maghrib, kemudian
pulang kerumah.
Pukul
18.30
hingga
19.30
anak
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah, kemudian makan bersama keluarga. Pukul 20.00 anak tidur. 4. Keluarga PNS Keluarga PNS ini terdiri dari seorang ayah yang berprofesi sebagai PNS, ibu sebagai ibu rumah tangga dan anak sebagai seorang pelajar. Keluarga yang dijadikan sebagai sampel keluarga PNS merupakan salah satu aparat di Desa Madiredo. Adapun diagram aktivitas dari keluarga pedagang yang menjadi sampel seperti pada Gambar 6.65.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-114
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 24
1
23
2
22
Tidur Tidur
4
Tidur
Be laj ar
um ah
Diagram Aktivitas Keluarga PNS
la h
Be rs i h-b
8
ja er 15
9
Istirahat, sholat dan makan
14
7
er ja
K
Menyiapkan makan, makan dan istirahat
6
K
Tid ur
5
ers ih r
Istira hat
Ma ka dan n, sh tid olat ur
Se ko
ih rs h Be ma ru
16
dan makan
hat Istira
17
un, Bang p ia siap-s lah ko ke se
18
n iapka Meny an mak
19
olat un, sh Bang nyiapkan e dan m rapan sa
me
Shola dan m t akan K dan ump u
lk
20
3
Bangun. Sholat dan sarapan
e no Shola nto luarg t da K nt maka n ump ele a n vis dan ul k i me elua n r tel ont ga evi on si Mengaji, sholat
21
10 13 12
11
Gambar 6.65 Diagram Aktivitas Keluarga PNS Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Keterangan : Ayah Ibu Anak
a. Ayah Ayah disini bangun pagi pada pukul 05.00, kemudian sholat subuh dan mandi. Kemudian pada pukul 06.00 ayah sarapan dan bersiap-siap untuk berangkat kerja. pukul 07.00 ayah bekerja sampai pukul 12.00. Setelah itu ayah istirahat, makan siang dan sholat dzuhur sampai pukul 13.00 dan kembali bekerja. Ayah pulang ke rumah pada pukul 16.00. Setelah sampai di rumah, ayah kemudian mandi dan beristirahat sampai pukul 18.00. Kemudian ayah sholat maghrib dan makan malam sampai
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-115
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG pukul 19.00. Setelah itu ayah kumpul bersama keluarga sambil menonton televisi dan tidur pada pukul 21.00. b. Ibu Ibu dalam keluarga PNS ini tidak bekerja melainkan menjadi seorang ibu rumah tangga. Ibu bangun pada pukul 03.30, kemudian dilanjutkan dengan sholat subuh sampai pukul 05.00. Setelah itu ibu menyiapkan sarapan untuk anak dan ayah serta mengantarkan anak ke sekolah pada pukul 07.00. Kemudian ibu membersihkan rumah, istirahat dan menyiapkan makan siang hingga pukul 12.00. Setelah itu ibu makan siang sampai pukul 13.00 lalu tidur hingga pukul 15.00. Kemudian ibu membersihkan rumah hingga pukul 16.00. Pada pukul 16.00 sampai pukul 19.00 ibu menyiapkan makan, sholat serta makan malam bersama dengan keluarga sampai pukul 19.00. Kemudian dilanjutkan dengan kumpul dan menonton televisi bersama keluarga hingga pukul 21.00 dan tidur pada pukul 22.00. c. Anak Anak dalam keluarga PNS ini adalah seorang pelajar, dimana setiap harinya bangun pada pukul 05.00. Lalu dilanjutkan dengan sholat subuh, bersiap berangkat sekolah serta sarapan hingga pukul 07.00. Kemudian anak berangkat sekolah dan pulang pada pukul 13.00. Setelah itu, anak makan siang, sholat dzuhur dan tidur hingga pukul 16.00. Anak bangun tidur lalu siap-siap pergi mengaji dan sholat maghrib, serta makan hingga pukul 19.00. Setelah itu anak belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah sampai pukul 21.00 dan kemudian tidur. 6.3.5 Karakteristik Perekonomian A.
Kajian Mata Pencaharian Kajian mata pencaharian merupakan teknik yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek dari mata pencaharian masyarakat yang dilakukan di dalam maupun di luar Desa Madiredo khususnya dalam bidang ekonomi. Hasil dari kajian ini dapat bermanfaat
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-116
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG untuk mengetahui kelayakan mata pencaharian dan memunculkan ide guna mengembangkan berbagai macam mata pencaharian. Berikut adalah kajian mata pencaharian Desa Madiredo. Tabel 6.30 Kajian Mata Pencaharian No.
Sumber Daya
Tenaga kerja L P 5 20
1
Petani Apel
2
Petani Wortel
3
3
Petani Sawi
4
Pemasaran
Bahan Baku/ Hasil
Bagaimana Memulai
Batu, Blitar hingga luar pulau Jawa
Bunga tidak mekar saat musim hujan
Ingin hasil yang melimpah namun kenyataannya hasil masih kurang maksimal
10
Pasar Agrobisnis Desa Mantung
Melihat kecocokan lahan untuk menanam wortel
3
4
Pasar Agrobisnis Desa Mantung
Jika musim hujan tanaman bagus dan harganya murah namun jika kemarau tanaman kurang bagus dan harganya mahal Hasil tidak maksimal pada musim hujan
Peternak Sapi
1
1
Pengepul Koperasi Susu SAE Pujon
Hasil susu maksimal saat baru melahirkan
Peternak Ayam Bangkok
1
1
Penjualan Bali dan Madura
6
Petani Padi
4
10
Persediaan Makan
7
Peternak Kambing
1
1
Pengepul
Hasil juga bagus jika perawatannya bagus Bila perawatan bagus, hasilnya juga bagus Bila perawatannya baik, hasilnya juga baik
Karena Desa Madiredo cocok di bidang komoditas Peternakan selain itu hasilnya bisa dinikmati secara langsung Karena hasilnya lebih banyak dari ayam kampung
5
Terpengaruh dengan harga yang mahal dikala petani mengalami keberhasilan
Masalah Susah perawatannya karena tergantung pada musim dan ada penyakit lalat atau kutu buah Jika hujan terus menerus, wortel bisa rusak. Jika musim kemarau pertumbuhannya kurang maksimal. Bila panen raya harga komoditas kadang anjlok Tanaman terkadang terkena kanker akar, bila panen raya harga sering turun atau kurang maksimal Limbah yang belum bisa dimanfaatkan karena tempat yang terbatas
-
Karena Musim untuk tanam Padi
Hama
Perkembangan anaknya cepat, bila hari raya idul adha harganya tinggi, perawatannya mudah
Terbatasnya tempat bila terjepit atau jatuh dari tangga
Sumber : Hasil PRA, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-117
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Apel merupakan salah satu komoditas utama yang dihasilkan di Desa Madiredo. Satu kebun apel dimiliki oleh satu orang / keluarga yang memiliki wewenang dalam mengelola kebun tersebut. Setiap bagian kebun telah dibagi rata kepada masing-masing anggota keluarganya. Cara pengelolaan kebun tersebut telah diatur oleh setiap orang yang telah diberi hak waris. Pekerja yang ada di masing-masing kebun terdiri dari 5 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Hasil dari pertanian apel ini biasanya dipasarkan ke Batu, Blitar hingga luar Pulau Jawa. Para petani memulai usahanya pada awalnya karena ingin hasil yang melimpah dari hasil pertanian apel tersebut, namun kenyataannya hasilnya masih kurang maksimal. Salah satunya dikarenakan oleh bunga tidak bisa mekar saat musim hujan. Masalah lain dari mata pencaharian ini adalah susahnya perawatan karena tergantung pada musim dan adanya penyakit buah seperti lalat atau kutu buah yang menyerang hasil komoditas mereka. Wortel adalah salah satu komoditas yang dihasilkan di Desa Madiredo. Kurang lebih luas kebun wortel secara keseluruhan di Desa Madiredo adalah 100 hektar. Pekerja yang ada di masing-masing kebun wortel terdiri dari 3 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Awal memulai pertanian ini adalah para petani terlebih dahulu melihat kecocokan lahan untuk ditanami wortel. Hasil dari pertanian wortel ini biasanya dipasarkan di pasar Agrobisnis yang ada di daerah Desa Mantung. Masalah utama pertanian wortel ini adalah masalah musim. Jika hujan terus menerus wortel yang dihasilkan bisa rusak. Jika musim kemarau pertumbuhan wortelnya kurang maksimal, kadang harga komoditas juga anjlok saat panen raya. Sawi juga termasuk salah satu komoditas yang dihasilkan oleh Desa Madiredo. Pekerja yang ada di masing-masing kebun sawi terdiri dari 3 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Para petani tertarik menanam tanaman ini awalnya karena terpengaruh dengan harga jualnya yang mahal. Hasil dari pertanian sawi ini biasanya dipasarkan di pasar Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-118
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Agrobisnis yang ada di desa Mantung. Masalah utama pertanian sawi adalah juga masalah musim, terutama pada musim hujan. Terkadang tanaman sawi juga terkena kanker akar. Selain itu harga jual juga sering menurun saat panen raya. Susu termasuk salah satu komoditas utama yang dihasilkan para peternak sapi di Desa Madiredo. Warga Desa Madiredo sebagian besar adalah peternak sapi. Setiap usaha ternak sapi memiliki pekerja yang terdiri dari satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Warga memilih beternak sapi karena menurut mereka Desa Madiredo cocok di bidang komoditas peternakan. Selain itu hasilnya juga bisa dinikmati secara langsung. Susu yang bagus adalah hasil yang didapatkan ketika sapi baru melahirkan. Hasil susu tersebut kemudian dikumpulkan di pengepul untuk kemudian dibawa ke Koperasi Susu SAE yang berada di Pujon. Masalah untuk peternakan sapi adalah masih banyaknya limbah yang belum bisa dimanfaatkan dikarenakan tempat yang terbatas. Ayam bangkok merupakan salah satu ternak yang cukup menjajikan di Desa Madiredo. Masih sekitar beberapa orang saja yang memilih menjadi peternak ayam Bangkok. Namun mereka mengaku hasil ternak ayam Bangkok lebih banyak daripada ternak ayam kampung. Pekerja ternak ayam Bangkok kebanyakan terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki. Untuk hasil pemasaran, biasanya hasil ternak ayam Bangkok dikirim ke Bali atau Madura. Saat ini, para peternak ayam Bangkok masih belum menemukan suatu kendala dalam mengelola usahanya. Sedangkan untuk hasil dari ternak ayam Bangkok itu tergantung dari perawatannya juga. Jika perawatannya semakin bagus maka hasil yang didapat juga ikut bagus. Petani yang menanami sawahnya dengan pada Desa Madiredo padi masih sangat sedikit. Biasanya para petani menggunakan hasil pertaniannya sebagai persediaan makan untuk pribadi. Para pekerjanya sendiri terdiri dari empat orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Menurut para petani, Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-119
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG hasil taninya akan bagus apabila perawatan padinya juga bagus. Sedangkan salah satu masalah yang paling umum dihadapi para petani adalah adanya serangan hama. Kambing merupakan salah satu komoditas yang dihasilkan para peternak kambing di Desa Madiredo. Setiap usaha ternak kambing memiliki pekerja yang terdiri dari satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Warga memilih beternak kambing karena menurut mereka perkembangan anak kambing lebih cepat. Selain itu perawatannya juga mudah. Hasil ternak kambing biasanya dipasarkan pada pengepul untuk dijual kembali. Untuk Masalah untuk peternakan kambing adalah masih terbatasnya tempat kandang kambing. Jika perawatannya semakin bagus maka hasil yang didapat juga ikut bagus. B.
Hasil Sektor Hasil sektor Desa Madiredo Kecamatan Pujon meliputi sektor pertanian,
peternakan dan industri. 1.
Pertanian Salah satu hasil sektor di Desa Madiredo adalah sektor pertanian. Hal ini dipengaruhi juga oleh kondisi tanah di Desa Madiredo yang tergolong subur dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Selain itu juga didukung oleh topografi yang tinggi dan iklim yang dingin. Adapun hasil sektor pertanian di Desa Madiredo meliputi sektor pertanian apel, wortel, sawi dan andewe/letus.
a. Apel Apel merupakan komoditi utama dan terbesar di Desa Madiredo, sebagian besar masyarakat Desa Madiredo menjadikan apel ini sebagai mata pencaharian utama. Selain itu juga tidak sedikit penduduk yang menjadikan apel ini sebagai mata pencaharian sampingan. Hal ini dikarenakan wilayah Desa Madiredo memiliki jenis tanah dan iklim yang sangat sesuai untuk ditanami apel. Berikut merupakan bagan masukan keluaran dari produksi petani apel. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-120
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Penyiapan bibit dan lahan
Proses
Pemberian obat
Proses
penanaman
anti hama
perawatan tanaman
Pendistribusian
Pemeliharaan
Perawatan
Pengguguran
hasil panen
Buah
bunga
daun
Gambar 6.66 Arus Masukan Keluaran Petani Apel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
b. Wortel Selain apel, wortel juga termasuk dalam komoditi utama di Desa Madiredo. Masyarakat lebih cenderung menanam wortel dibanding apel, hal ini dikarenakan menurut pengakuan masyarakat setempat menanam wortel lebih gampang dalam hal merawatnya. Meskipun wortel terkadang sering mengalami kerugian akibat cuaca yang tidak menentu. Petani wortel biasanya melakukan panen setiap 3 bulan sekali. Dalam setiap panennya, 1 kg wortel dihargai sebesar Rp. 5.500,00 dan biasanya wortel setelah panen ini diborong ke tengkulak. Berikut merupakan skema produksi wortel. Penggarapan tanah
Proses
Pemberian obat
Proses
(pengolahan)
penaburan bibit
anti hama
perawatan tanaman
Pendistribusian
Setelah 3 bulan,
Pemberian obat
hasil panen
wortel siap panen
(setelah 50 hari)
Gambar 6.67 Arus Masukan dan Keluaran Petani Wortel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
c. Sawi Sawi merupakan salah satu komoditas sektor pertanian di Desa Madiredo. Petani sawi ini biasanya melakukan panen setiap 2 bulan sekali. Untuk penjualan hasil panen jika tidak dijual ke pasar, biasanya dijual ke tengkulak. Harga penjualannya adalah sebesar Rp. 2.500,00/kg. Adapun Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-121
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG proses
produksi
sawi
mulai
dari
penggarapan
tanah
sampai
pendistribusiannya adalah sebagai berikut: Penggarapan
Proses
Proses
Pemberian obat
tanah
penaburan bibit
perawatan sayur
anti hama
Pendistribusian
Setelah 2 bulan,
hasil panen
sawi siap panen
(pengolahan)
Gambar 6.68 Arus Masukan dan Keluaran Petani Sawi Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
d. Andewe/letus Hasil produksi dalam sektor pertanian yang selanjutnya adalah sayur andewe/letus. Petani sayur andewe/ letus ini panen setiap 2,5 bulan sekali. Untuk pemasaran hasil panen/produksi adalah dijual ke tengkulak atau jika tidak langsung dijual ke pasar. Harga penjualan produksi petani andewe ini jika dijual ke tengkulak adalah Rp. 3.500,00/kg. Sedangkan jika dijual ke pasar adalah Rp. 4.000,00/kg. Berikut merupakan arus masukan keluaran dalam sektor pertanian khususnya petani andewe/letus. Penggarapan tanah
Proses
Proses perawatan
(pengolahan)
penyemaian bibit
tanaman
Pendistribusian
Setelah 2,5
hasil panen
bulan, panen
Pemupukan
Gambar 6.69 Arus Masukan dan Keluaran Petani Andewe Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
2.
Peternakan Selain komoditas dalam sektor pertanian, di Desa Madiredo juga terdapat hasil dalam sektor peternakan, yang terdiri dari peternakan sapi, kambing dan ayam. Tetapi komoditas yang lebih utama adalah peternak sapi. Hal ini dikarenakan, di Desa Madiredo pengolahan dari susu perah sapi telah
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-122
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG mampu menghasilkan barang-barang produksi lainnya seperti kerupuk susu, stik susu dan dodol susu. Sedangkan untuk peternak kambing di Desa Madiredo cenderung mengalami impas bahkan tidak jarang juga mengalami kerugian. 3.
Industri Pengolahan Apel Industri pengolahan apel yang menjadi sampel disini baru berjalan selama 1 tahun. Awalnya pembentukan industri pengolahan apel ini secara tidak sengaja, karena pada awalnya tujuan pengolahan apel ini hanya untuk konsumsi keluarga. Akan tetapi karena adanya potensi yang cukup menjanjikan, industri pengolahan apel ini mulai terbentuk. Bahan baku utama yang dibutuhkan adalah apel, gula, minyak goreng dan lainnya. Untuk pemasokan apel biasanya diperoleh dari kebun apel milik pribadi. Akan tetapi ketika tidak ada produksi apel dari kebun milik pribadi, pemilik industri biasanya membeli dari pedagang apel lainnya. Dalam waktu sehari jika tenaga kerja lengkap, dapat memproduksi Carang Mas Apel sebanyak 500 bungkus dengan harga Rp. 9.000,00 per bungkus. Untuk pemasarannya, hasil produksi berupa Carang Mas Apel ini didistribusikan ke Batu, Surabaya bahkan Kalimantan dan beberapa kota lainnya. Bahan Baku (Apel) dari kebun Proses Pengolahan Bahan Baku
Apel
Pendistribusian Hasil Olahan Rp. 9.000,00/ bungkus
(Minyak, gula dsb) dari pasar Gambar 6.70 Arus Masukan dan Keluaran Industri Pengolahan Apel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-123
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.20 Peta Persebaran Komoditas Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-124
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.71 Foto Mapping Komoditas Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-125
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG C.
Kajian Gender Kajian gender untuk setiap mata pencaharian dalam setiap sektor yang
terdapat di Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang adalah seperti pada Tabel 6.31 berikut. Tabel 6.31 Kajian Gender Desa Madiredo Komoditas Petani Wortel
Proses Penggarapan tanah
Kajian Gender
Penaburan bibit Pemberian obat Perawatan tanaman Pemberian obat setelah 50 hari Panen setelah 3 bulan Petani Sawi
Pengolahan lahan Penaburan bibit Perawatan sayuran Pemberian obat pembasmi hama Panen setelah 2 bulan
Petani Sayur Andewe (Letus)
Pengolahan tanah Penyemaian bibit Perawatan tanaman Pemupukan Panen setelah 2,5 bulan
Perdagangan dan jasa
Toko Counter Pulsa Bengkel Warung makan
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-126
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Komoditas
Proses Penjahit
Peternakan Sapi Perah
Pemberian makan
Kajian Gender
Pembersihan kandang Pemerasan susu Pengantaran susu ke KUD Sumber : Hasil PRA, 2012
Keterangan:
= Perempuan = Laki-laki
Berdasarkan Tabel 6.31 diatas dapat diketahui bahwa peran antara laki-laki dan perempuan dalam kajian mata pencaharian adalah lebih didominasi oleh lakilaki walaupun peran dari kaum perempuan juga berpengaruh. Peran laki-laki lebih dominan daripada peran perempuan adalah pada jenis mata pencaharian petani wortel dan peternakan sapi perah. Untuk jenis mata pencaharian dimana perempuan lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki yaitu petani sawi serta perdagangan dan jasa. Sedangkan mata pencaharian petani sayur andewe/letus perbandingan antara peran laki-laki dan perempuannya seimbang. D.
Sketsa Kebun Sketsa kebun merupakan gambaran mengenai bagaimana pola tanam
petani penduduk Desa Madiredo. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa pola tanam petani Desa Madiredo adalah 25% pola tanam tumpang sari dan 75% pola tanam tunggal. Gambaran pola tanam kebun sebagian besar petani Desa Madiredo dapat dilihat pada Gambar 6.72 hingga Gambar 6.74 berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-127
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.72 Sketsa Kebun Kubis Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Berdasarkan sketsa kebun kubis di atas, dapat diketahui cara penanaman kubis yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Desa Madiredo. Jarak penanam antar tanaman yaitu 30 cm, hal ini dilakukan agar apabila kubis sudah tumbuh besar tidak akan mempengaruhi atau memakan tempat tumbuh kubis lainnya.
Gambar 6.73 Sketsa Kebun Apel Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Berdasarkan sketsa kebun apel di atas dapat diketahui cara penanaman apel yang ada di Desa Madiredo. Pohon apel yang ditanam memiliki jarak 1m dari pohon apel yang lain, hal ini ditujukan agar pada saat apel sudah tumbuh besar tidak akan memakan tempat tumbuh pohon apel lainnya serta memberikkan ruang pada tanaman.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-128
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.74 Sketsa Kebun Wortel Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Berdasarkan sketsa kebun wortel di atas dapat diketahui cara penanaman wortel yang ada di Desa Madiredo. Pohon wortel yang ditanam memiliki jarak 1m dari pohon wortel yang lain, hal ini ditujukan agar pada saat wortel sudah tumbuh besar tidak akan memakan tempat tumbuh pohon apel lainnya serta memberikkan ruang pada tanaman. E.
Kalender Musim Kalender musim merupakan salah satu metode yang memfasilitasi
pengkajian kegiatan-kegiatan masyarakat desa khususnya pada pola persebaran dan waktu pertumbuhan komoditas-komoditas pertanian.
Kalender musim
digunakan untuk mendeskripsikan periode-periode pertumbuhan komoditas pertanian, mulai dari tahap pembibitan, perawatan hingga panen. Berikut adalah kalender musim Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-129
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Tabel 6.32 Kalender Musim No.
Komoditas
Bulan (musim)
1
2
3
Pengguguran Daun
Perawatan Bunga
Pemeliharaan Buah
2
Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur Benih
Penyiangan 2x (pemberantasan Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)
Pembuahan dan pemberian nutrisi fase generatif
3
Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur Benih
Penyiangan 2x (pemberantasan Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur Benih
Penyiangan 2x (pemberantasa n Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)
Pembuahan dan pemberian nutrisi fase generatif
Panen
Apel 1
Wortel
Jagung
Kubis 4
Sawi 5
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Perawatan Daun
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Panen
Panen
Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur Benih
Penyiangan 2x (pemberantasan Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)
Pembuahan dan pemberian nutrisi fase generatif
Pembuahan dan pemberian nutrisi fase generatif
Panen
Pengelolaan Tanah dan Tabur Benih
Perawatan dan Pemupukan
Panen untuk Pakan ternak
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
VI-130
Panen
Ditanami komoditas lain
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG No.
Komoditas
Bulan (musim)
1
Brokoli 6
Kol Bunga 7
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
2
Perawatan Daun
Perawatan Daun
3
Panen
Panen
Kentang 8
Tomat 9
Cabe 10
Perawatan Vegetatif
Perawatan Generatif
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Panen
4
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman bibit + Starter Nutrisi Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
5
Perawatan Daun
Perawatan Daun
6
7
8
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Perawatan Vegetatif
Perawatan Vegetatif
Perawatan Generatif
Panen
Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman bibit + Starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Perawatan Daun
VI-131
9
10
11
12
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Perawatan Generatif
Panen
Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman bibit + Starter Nutrisi
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG No.
Komoditas
Bulan (musim)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Sapi 11
Sumber: Hasil PRA, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-132
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Berdasarkan kalender musim pada Tabel 6.32, dapat diketahui bahwa Desa Madiredo lebih lama mengalami musim kemarau daripada musim hujan. Musim hujan seharusnya terjadi mulai bulan Juli hingga bulan Desember, namun pada kenyataannya pada bulan September dan Oktober di Desa Madiredo terjadi musim pancaroba. Musim ini berpengaruh pada pada sektor pertanian yaitu wortel, kentang, kubis, dan lain-lain. Hasil komoditas pertanian tersebut menjadi kurang maksimal karena banyak hasil panen yang rusak. Dalam kalender musim ini terdapat sebelas komoditas yang menjadi mata pencaharian penduduk Desa Madiredo. Komoditas itu antara lain adalah apel, wortel, kubis, sawi, brokoli, bunga kol, kentang, tomat, cabai dan susu sapi. Siklus pertanian apel dimulai dari pembibitan hingga menjadi pohon dan berbuah apel yang siap petik dibutuhkan waktu selama 6 tahun. Kemudian proses pemanenan apel dapat dilakukan setiap hari. Untuk susu sapi dihasilkan setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari. Hasil susu tersebut ditampung ke penampungan susu yang berada di setiap dusun, kemudian disalurkan ke koperasi susu pusat, selanjutnya dari koperasi susu pusat dikirim ke PT. Nestle untuk dijadikan susu kemasan. F.
Bagan Peringkat Bagan peringkat digunakan untuk mengetahui komoditas unggulan di Desa
Madiredo dengan memberikan peringkat pada masing-masing komoditas. Terdapat 5 kriteria yang digunakan dalam menilai dan menentukan komoditas yang utama di Desa Madiredo adalah sebagai berikut: 1.
Luas lahan Luas lahan dijadikan sebagai salah satu indikator dalam penentuan komoditas utama dikarenakan semakin luas suatu lahan pertanian maka hasil produksi diperkirakan juga semakin besar. a. Apabila luas lahan pertanian > 100 Ha, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++. b. Apabila luas lahan pertanian berkisar antara (51-100) Ha, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-133
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG c. Apabila luas lahan pertanian berkisar antara (0-50) Ha, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +. 2.
Hasil produksi Indikator yang kedua adalah hasil produksi yang dapat dilihat dari jumlah hasil produksi komoditas setiap panennya. a. Apabila hasil produksi > 200 kg/panen, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++. b. Apabila hasil produksi untuk komoditas tanaman berkisar antara (101200) kg/panen dan hasil produksi susu (101-175) l/hari, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++. c. Apabila hasil produksi komoditas tanaman berkisar antara (0-100) kg/panen dan hasil produksi susu (25-100) l/hari, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +.
3.
Kualitas Indikator yang ketiga adalah kualitas yang dilihat dari hasil produksi komoditas tanaman yang dihasilkan. a. Apabila kualitas tanaman hasil produksi baik, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++. b. Apabila kualitas tanaman hasil produksi sedang, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++. c. Apabila kualitas tanaman hasil produksi buruk atau tidak baik, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +.
4.
Wilayah Pemasaran Indikator wilayah pemasaran komoditas dinilai dari jumlah dan radius tempat pemasarannya. Hal ini dikarenakan semakin jauh wilayah pemasaran hasil produksi menandakan bahwa hasil produksi semakin baik. a. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius > 60 km, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++. b. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius (31-60) km, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-134
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG c. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius (0-30) km, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +. 5.
Keuntungan Harga Jual Keuntungan harga jual merupakan indikator terakhir yang dapat dilihat berdasarkan laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil pemasaran. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: a. Apabila keuntungan harga jual > Rp.60 juta, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++. b. Apabila keuntungan harga jual berkisar antara (Rp.41-Rp.60) juta, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++. c. Apabila keuntungan harga jual < Rp.40 juta, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +. Apabila diantara beberapa komoditas yang jumlah terakhirnya sama, maka
untuk menentukan komoditas yang paling tinggi rankingnya adalah dilihat dari jenis komoditi yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Berikut merupakan bagan peringkat komoditas Desa Madiredo. Tabel 6.33 Bagan Peringkat Komoditas Desa Madiredo Luas Komoditas Lahan Apel +++ Wortel ++ Kol + Kubis + Susu ++ Sumber : Hasil PRA 2012
Hasil Produksi +++ +++ +++ +++ +++
Kualitas +++ +++ +++ +++ +++
Wilayah Pemasaran +++ +++ +++ +++ +++
Keuntungan
Jumlah
Peringkat
++ ++ ++ ++ +
14 13 12 12 12
I II V IV III
Berdasarkan Tabel 6.33 mengenai bagan peringkat, diketahui bahwa komoditas pertanian apel merupakan komoditi utama yang terdapat di Desa Madiredo. Hal ini dikarenakan berdasarkan lima indikator penentu, jumlah akumulatif dari komoditas apel adalah yang tertinggi. Komoditas yang berada pada peringkat kedua adalah wortel. Hal ini dikarenakan hasil produksinya tinggi, selain itu kualitasnya juga baik dan dengan wilayah pemasaran yang jauh serta dengan keuntungan yang tidak sedikit juga.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-135
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Kemudian yang berikutnya adalah kol, kubis dan susu dengan jumlah akumulatif yang sama. Akan tetapi setelah memperhatikan juga kebutuhan dan komoditas yang lebih sering dibudidayakan masyarakat, komoditas dengan peringkat ketiga, keempat dan kelima adalah produksi susu, kubis dan kol. G.
Pariwisata Desa Madiredo adalah salah satu desa di Kecamatan Pujon Kabupaten
Malang yang memiliki potensi wisata. Desa wisata sendiri adalah suatu desa yang memiliki potensi wisata dengan didukung oleh adanya koonsep dasar suatu desa wisata yaitu akomodasi dan sektor wisata itu sendiri. Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Desa Madiredo merupakan desa dengan beberapa potensi wisata yang belum dikembangkan secara maksimal atau bahkan belum terjamah oleh sebagian besar masyarakat desa itu sendiri. Beberapa potensi wisata di Desa Madiredo antara lain adalah: 1.
Air Terjun Coban Sriti
a. Atraksi Air terjun ini berada di Dusun Sumbermulyo. Wisata ini belum dikembangkan sama sekali, masyrakat hanya memanfaatkan air terjun ini untuk mengairi sawah dan kebun-kebun mereka sehingga di lokasi air terjun itu sendiri aliran airnya sudah semakin sedikit. Sebenarnya, di pusat lokasi air terjun coban sriti ini sendiri sudah tidak terdapat pancuran airnya lagi karena sudah digunakan untuk mengairi sawah dan kebun-kebun sekitar. Namun uniknya, pemandangan alam yang disuguhkan di tempat wisata ini maupun selama perjalanan menuju tempat ini sangatlah menakjubkan. Nuansa alam yang masih sejuk dan asri dengan pepohonan yang sangat tinggi dan bebatuan alam yang menghiasi sungai-sungai di sekitarnya, di samping itu masih sangat banyak lahan hijau berupa sawah maupun perkebunan yang amat luas meliputi perkebunan tomat, cabai, apel, sayur kol, wortel, seledri, kentang, stroberi, dan masih banyak lagi kebun-kebun yang menambah keindahan lokasi ini. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-136
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG b. Transportasi Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, dalam hal transportasi yang digunakan untuk menuju lokasi air terjun coban sriti sebenarnya harus ditempuh dengan jalan kaki. Medan yang sulit dan masih banyaknya jalan sempit yang tertutupi oleh berbagai macam tumbuhan menyebabkan tidak dapatnya kendaraan mengakses lokasi air terjun ini. Namun, terkadang orang-orang sekitar jika ingin menuju lokasi sekitar menggunakan sepeda motor khusus yang bisa digunakan sampai tingkat tanjakan tertentu. Hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh lelaki melihat resiko yang cukup besar dan medan yang cukup sulit. Walaupun dapat dilalui dengan menggunakan sepeda motor khusus, pada kondisi tertentu bisa saja diharuskan untuk berjalan kaki dan memarkir kendaraan untuk sementara. Air terjun ini yang berada 5 km dari pusat Dusun Sumberlyo, berkaitan juga dengan transportasi menuju lokasi yang berpotensi wisata yakni Air Terjun Coban Sriti, aksesibilitas menuju lokasi ini juga dapat dikatakan masih rendah. Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan menuju Coban Sriti dari dusun terdekat adalah 4 jam dengan berjalan kaki. Jalan terbaik yang dapat dilalui adalah jalan setapak. Selebihnya jalan yang masih tertutupi oleh rimbunnya tanaman hutan. Lokasinya yang berada di puncak gunung menyebabkan jalan yang harus dilalui sangat curam naik dan turunnya. Dikarenakan Coban sriti ini merupakan kawasan yang masih jarang terjamah oleh masyarakat umum, sering kali terlihat dan melintas hewanhewan hutan seperti ular, kucing hutan, dan sejenisnya yang juga menjadi salah satu kendala untuk menuju lokasi Air Terjun Coban Sriti. c. Promosi Air Terjun Coban Sriti memang merupakan tempat yang berpotensi untuk dijadikan tempat wisata karena keindahan alamnya yang sangat memukau. Namun
sayangnya
masih
sangat
minim
masyarakat
luas
yang
mengetahuinya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya promosi dan pengenalan potensi wisata ini. Masyarakat sekitar hanya sering Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-137
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG mengantarkan tamu-tamu atau pejabat pemerintah yang berkunjung kesana. Pemerintah setempat juga sering mengunjungi tempat ini namun sepertinya kurang adanya kepekaan terhadap potensi yang dimiliki oleh Coban Sriti itu sendiri. d. Informasi Coban Sriti memanglah air terjun yang berada di Desa Madiredo tepatnya masih masuk dalam kawasan Dusun Sumbermulyo. Berdasarkan hasil survei primer yang didapat, masyarakat Desa Madiredo sendiri masih banyak yang belum pernah sama sekali mengunjungi lokasi tersebut terkecuali bagi mereka yang berladang, berkebun, dan mencari kayu bakar di sekitar lokasi Coban Sriti. Tak heran jika yang sudah pernah mengunjungi tempat tersebut didominasi oleh bapak-bapak. Hal itu pun mereka lakukan jarang atau bahkan juga tidak pernah sampai ke puncak Coban Sriti. Sedangkan ibu-ibu dan anggota masyarakat yang lain hanya mengerti Coban Sriti berdasarkan informasi yang mereka dapat dari mulut ke mulut saja. e. Servis Dikarenakan
tempat-tempat
yang menjadi
potensi
wisata
belum
dikembangkan di Desa Madiredo, maka belum ada servis atau pelayanan terkait dengan Air Terjun Coban Sriti. Tidak ada pelayanan yang spesifik seperti tempat penginapan, tour guide atau yang sejenisnya karena memang belum ada pengembangan sama sekali. Jika ada tamu desa atau sejenisnya yang ingin berkunjung ke Coban Srit, maka biasanya warga yang bersedia dan memang hafal dengan medan akan menjadi petunjuk menuju Coban Sriti.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-138
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.75 Kondisi Air Terjun Coban Sriti Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
2.
Air Terjun Watu Gedek
a. Atraksi Sama seperti Coban Sriti, air terjun ini juga belum terjamah sama sekali. Namun terdapat perbedaan dengan Coban Sriti, Air Terjun Watu Gedek ini airnya masih mengalir sangat deras dan sangat dingin. Air terjun ini berada di atas Air Terjun Coban Sriti. Tak berbeda jauh dengan Coban Sriti, pemandangan alam yang disuguhkan selama menempuh perjalanan dan ketika berada di lokasi Watu Gedek sangatlah menakjubkan. Air terjun yang dikelilingi oleh hutan lindung dan berada di antara tebing-tebing yang tinggi mebuat Watu Gedek semakin indah. Masyarakat Madiredo dengan difasilitasi pemerintah daerah memanfaatkan derasnya Air Terjun Watu Gedek sebagai sumber air bersih yang mereka gunakan sehari-hari melalui sistem perpipaan dan tergabung dalam satuan HIPAM yakni Himpunan Masyarakat Pemakai Air Minum dengan biaya abonemen yang relatif rendah dan terjangkau setiap bulannya. b. Transportasi Lokasi Watu Gedek yang memang berdekatan dengan Coban Sriti menyebabkan sarana mengenai transportasi untuk mencapai lokasi tidak jauh berbeda. Tidak dapat dilalui oleh kendaraan kecuali sepeda motor khusus dan itu pun tidak menjamin sepeda dapat mencapai pusat lokasi Watu Gedek, apalagi jika hujan turun, kendaraan sama sekali tidak dapat Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-139
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG menjangkau lokasi Watu Gedek. Begitupun dengan pejalan kaki harus sangar berhati-hati karena medan yang dilalui banyak bebatuan gunung yang tinggi dan tajam karena lokasinya lebih puncak lagi daripada Coban Sriti. Air Terjun Watu Gedek ini juga berada di Dusun Sumbermulyo, sama seperti Coban Sriti, air terjun ini juga belum terjamah sama sekali. Berada sekitar 7 km dari Coban Sriti dan untuk mencapai lokasi ini tingkat aksesibilitasnya juga masih sangat rendah. Jalan yang harus ditempuh lebih menanjak dan harus melalui tanaman-tanaman semak yang cukup tinggi. Bebatuan gunung yang besar dan tajam membuat perjalanan yang kita tempuh untuk mencapai pusat lokasi cukup beresiko. Jika melakukan perjalanan di saat hujan turun, harus lebih ekstra berhati-hati karena medan yang ditempuh menjadi sangat licin dan sebagian tanahnya menjadi mudah longsor. c. Promosi Mayoritas potensi wisata yang ada di Desa Madiredo memang belum pernah dipromosikan dengan baik kepada masyarakat luas. Masyarakat Madiredo sendiri masih banyak yang belum mengetahui tentang lokasi yang berpotensi menjadi tempat wisata di daerah mereka. Masyarakat memang mengalami kesulitan untuk mempromosikan daerah mereka karena memang potensi wisata yang ada belum dikembangkan. Sebagian warga Desa Madiredo terkadang menjadi penunjuk jalan jika ada tamu luar seperti mahasiswa yang sedang praktek atau pemerintah setempat yang ingin melakukan penelitian sambil memperkenalkan Air Terjun Watu Gedek yang juga menjadi sumber HIPAM di desa mereka. d. Informasi Informasi mengenai keberadaan Air Terjun Watu Gedek sudah cukup tersebar luas di kalangan masyarakat Madiredo, hanya saja mayoritas dari mereka belum ada yang pernah mengunjungi lokasi tersebut dikarenakan memang medannya yang sangat susah. Hanya orang-orang yang berladang
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-140
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG dan berkebun yang sering melewati jalan menuju Watu Gedek, dan hanya beberapa saja yang pernah sampai pada puncak Watu Gedek. e. Servis Sama seperti Coban Sriti dan lokasinya pun juga berdekatan, belum ada servis yang spesifik untuk melayani wisatawan yang mungkin ingin mengunjungi Air Terjun Watu Gedek. Namun sejauh ini masih belum ada wisatawan khusus yang berkunjung ke Watu Gedek, selain pemerintah setempat atau kelompok-kelompok yang ingin melakukan observasi atau penelitian.
Gambar 6.76 Kondisi Air Terjun Watu Gedek Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
3.
Telaga Madiredo
a. Atraksi Telaga Madiredo ini merupakan telaga alami kecil yang berukuran 25m x 15m dengan kedalaman kurang lebih 1 m. Telaga ini memang berpotensi menjadi lokasi wisata karena memang lingkungannya yang masih alami dan dikelilingi oleh hutan serta sawah yang membentang luas. Dikarenakan lokasi telaga ini dekat dengan permukiman penduduk dan belum ada pengembangan, maka masyrakat sekitar sering memanfaatkan aliran air telaga ini untuk mencuci pakaian. Sedangkan anak-anak kecil sering memanfaatkan telaga ini untuk bermain dan berenang bersama di pagi dan siang hari. Belum ada sarana penunjang yang berada di sekitar telag ini, hanya sebuah ruang ganti sederhana yang biasa digunakan oleh anak-anak setelah bermain di telaga. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-141
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG b. Transportasi Telaga yang berada di Dusun Leboh ini sebenarnya sudah bisa dilalui akses kendaraan untuk menuju lokasinya. Hanya saja, sekitar 800m sebelum lokasi, kita harus berjalan kaki karena lebar jalan yang sangat minim dan licin. Berada di tengah-tengah Dusun Leboh membuat telaga ini memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup mudah karena memang untuk mencapai lokasi ini jalan di sekitarnya sudah berupa aspal. Mobil pun dapat melewati jalan menuju Telaga Madiredo ini. Namun sekitar 800m dari telaga kita harus berjalan kaki karena lebar jalan yang sangat sempit dan licin. c. Promosi Karena telaga ini sudah merupakan bagian dari masyarakat dan sering dimanfaatkan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari, maka mereka tidak begitu peka bahwa sebenarnya Telaga Madiredo berpotensi untuk dijadikan tempat wisata sehingga mereka tidak pernah memperkenalkan telaga ini kepada para tamu desa atau pengunjung Desa Madiredo. d. Informasi Dapat dikatakan bahwa Telaga Madiredo ini sudah dekat dengan masyarakat, sudah sering dilalui oleh masyarakat. Sehingga secara otomatis, informasi mengenai keberadaan Telaga Madiredo ini sudah menyebar ke seluruh pelosok Desa Madiredo dan mereka pun sebagian besar sudah pernah bahkan sering mengunjungi telaga ini. e. Servis Telaga Madiredo juga sama seperti Coban Sriti dan Watu Gedek, belum ada pelayanan khusus. Hanya ada satu ruang ganti dan kondisinya pun tidak layak digunakan sebagai tempat ganti. Masyarakat sekitar biasanya yang menunjukkan jalan dan arah untuk menuju lokasi ini.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-142
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.77 Kondisi Telaga Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
4.
Petik Apel
a. Atraksi Potensi wisata petik apel ini sebenarnya merupakan potensi wisata yang berada di hampir semua dusun di Desa Madiredo karena mayoritas masyarakatnya memiliki kebun apel dan juga bekerja sebagai petani apel. Lokasi petik apel yang paling mendominasi berada di Dusun Bengkaras. Hanya
saja
belum
ada
fasilitator
yang
bekerja
sama
untuk
mengembangkan wisata petik apel yang merupakan ciri khas Desa Madiredo tersebut. Jika dapat dikembangkan dengan baik, wisata petik apel ini menyuguhkan wahana petik apel langsung dari kebun oleh para pengunjungnya sendiri dan dapat langsung dinikmati. Kita juga dapat menyaksikan bagaimana petani apel memanen hasil berupa apel, menimbang, serta mengangkutnya ke truk untuk didistribusikan ke berbagai kota dan daerah sekitar. b. Transportasi Berbicara mengenai tranportasi yang menunjang untuk menuju lokasi petik apel ini sangatlah mudah dibandingkan dengan lokasi-lokasi lain yang sudah dijelaskan di atas. Kebun apel yang berada di hampir seluruh wilayah Desa Madiredo dan lokasi yang mudah dijangkau membuat semua kendaraan bisa menuju lokasi. Akan tetapi untuk menuju kebunnya, mayoritas kita harus berjalan kaki sedikit kurang lebih 100m. Dengan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-143
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG adanya kemudahan transportasi yang dapat menjangkau lokasi petik apel, maka sudah dapat dipastikan bahwa tingkat aksesibiltasnya mudah. Jalan menuju lokasi petik apel sudah dengan menggunakan perkerasan aspal, kecuali jalan setapak menuju pusat lokasi yang harus dengan berjalan kaki masih menggunakan perkerasan tanah dan sebagiannya menggunakan perkerasan makadam. c. Promosi Pada tahun 2010-2011 diadakan pembangunan akses jalan aspal di Dusun Leboh sekaligus peresmian agrowisata petik apel. Namun, karena kurangnya strategi pengembangan yang baik, wisata petik apel ini menjadi kurang optimal, tidak ada pengunjung yang datang. d. Informasi Kebun apel yang mendominasi wilayah perkebunan Desa Madiredo mayoritas status kepemilikannya adalah milik mereka pribadi, tidak ada yang milik pemerintah. Petik apel juga merupakan ciri khas yang dimiliki oleh Desa Madiredo, sehingga sudah dapat dipastikan bahwa 100% masyarakat Madiredo mengetahui tentang potensi petik apel ini. e. Servis Komoditas apel yang menjadi ciri khas pertanian Desa Madiredo membuat kebun apel yang ada menjadi perhatian bagi sebagian besar masyarakat luas. Sudah lumayan banyak pengunjung baik itu pemerintah maupun wisatawan yang memang bertujuan untuk berlibur, memilih wisata petik apel. Biasanya pemilik kebun akan menjadi tour guide atau pemandu wisata di dalam kebun apel. Mereka akan menjelaskan pada pengunjung mengenai proses penanaman hingga distribusi hasil panen apel.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-144
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
Gambar 6.78 Hasil Produksi Kebun Apel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-145
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Peta 6.21
Peta Eksisting Persebaran Wisata Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-146
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.79 Foto Mapping Persebaran Wisata Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-147
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 6.3.6 Karakteristik Kelembagaan Kelembagaan di Desa Madiredo terdiri dari lembaga formal dan lembaga non formal. Lembaga formal merupakan lembaga yang berperan aktif dalam aktivitas masyarakat secara langsung. Lembaga formal di Desa Madiredo terdiri dari Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Kemasyarakatan (PKK,LPMD,dan BPD). Lembaga Non Formal di Desa Madiredo terdiri dari
Lembaga
Kemasyarakatan (Karang taruna, PKK, Gapoktan, dan Ormas). Penjelasan dari masing-masing lembaga sebagai berikut: A.
Lembaga Formal Lembaga formal yang terdapat di Desa Madiredo salah satunya adalah
perangkat desa. Perangkat desa atau aparatur desa adalah badan penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dengan berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Badan Perwakilan Desa merupakan lembaga yang berposisi sebagai perwakilan masyarakat desa. Adapun struktur organisasi dari Desa Madiredo adalah seperti pada Gambar 6.80. BPD
Kepala Desa Sekretaris
Kasi Umum
Kasun Bengkaras
Kasi Pemerintahan
Kasun Lebo
Kasi Pembangunan
Kasun Ndelik
Kasi Kesejahteraan Rakyat
Kasun Sobo
Kasun Sumbermulyo
Gambar 6.80 Struktur Organisasi Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-148
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 1. Perangkat Desa Perangkat desa di Desa Madiredo berjumlah 10 orang dengan masa jabatan 5 tahun sedangkan Kepala desa menjabat 5 tahun (1 periode) dengan dipilih langsung oleh masyarakat. a. Kepala Desa Memimpin dan menjalan kan pemerintahan desa yang merupakan tugas dari kepala pemerintahan dalam struktur pemerintahan desa. Dipilih langsung oleh masyarakat selama 5 tahun dan hanya dapat menjabat selama 2 periode. b. Kepala Seksi Pemerintahan Menjalankan dan Mengawasi aktivitas Pemerintahan sesuai aturan yang berlaku. c. Kepala Seksi Pembangunan Menjalankan dan Mengawasi aktivitas Pembangunan yang sedang atau sudah berjalan. d. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Mengurusi tentang kesejahteraan masyarakat yang ada di Desa Madiredo. Masyarakat yang menerima Raskin diatur oleh seksi kesejahteraan Rakyat. e. Kepala Seksi Umum Mengurusi dan menjalankan administrasi Pemerintahan desa. f. Staf Pemerintahan Desa Menjalankan aktivitas Pemerintahan desa sesuai dengan bagian masingmasing bidang. 2. BPD Merupakan lembaga perwakilan desa yang diangkat/diusulkan. BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-149
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 3. PKK Membantu Pemerintah Desa/Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. 4. LPMD Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan. 5. BUMD Merupakan lembaga yang mengurusi kegiatan air bersih. BUMD milik Desa Madiredo bernama TIRTA NIRWANA. B.
Lembaga Non Formal 1. Karang Taruna Menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya. 2. PKK Menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. 3. Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Peran dari gapoktan ini adalah dalam hal mengambil keputusan untuk menentukan pengembangan produksi usaha tani yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia. 4. Lembaga Adat Lembaga adat ini bertugas dalam hal mengawasi atau menjalankan adat istiadat yang ada di Desa Madiredo.
C.
Keterkaitan Antar Lembaga Keterkaitan antar lemabaga disini menggambarkan seperti apa hubungan
antara setiap lemabaga yang ada di Desa Madiredo. Keterkaitan antar lembaga ini juga berfungsi untuk mengetahui lembaga apa yang paling berperan dalam Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-150
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG kehidupan masyarakat sekitar. Adapun bentuk keterkaitan antar setiap lembaga digambarkan pada Gambar 6.81 berikut.
Karang Taruna
Gapoktan
HIPPAM Masyarakat
BPD PKK PERANGKAT DESA
Gambar 6.81 Diagram Venn Sumber : Hasil PRA, 2012
Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa masyarakat merupakan subyek yang paling berpengaruh terhadap lembaga-lembaga yang ada di Desa Madiredo. Seperti contoh gapoktan merupakan lembaga kelompok tani yang merupakan sumber informasi tentang pertanian. Masyarakat Desa Madiredo yang sebagian besar merupakan petani pasti sangat membutuhkan informasi tentang bagaimana cara menanam, mengolah dan seperti apa harga di pasaran. Keberadaan sebuah lembaga seperti gapoktan ini sangat membantu masyarakat untuk meningkatkan hasil produksi dan perekonomian. Selain itu, kelembagaan BPD merupakan wadah untuk masyarakat yang ada di Desa Madiredo untuk menuangkan semua aspirasi dan pendapatnya sehingga permasalahan kemasyarakatan akan disalurkan kepada pemerintah desa melalui BPD. BPD dapat mengusulkan pemberhentian kepala desa apabila mayoritas masyarakat meminta. Oleh karena itu keberadaan BPD ditengah masyarakat menjadi wadah atau wakil masyarakat dalam Pemerintahan Desa. PKK mempunyai hubungan langsung dengan masyrakat karena PKK mampu memberdayakan masyarakat perempuan. Interaksi PKK dengan ibu-ibu Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-151
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG disalurkan melalui kegiatan rutin seperti pertemuan yang diadakan setiap bulan sekali, penyuluhan kesehatan, posyandu,dan penyuluhan keterampilan. HIPPAM mempunyai interaksi langsung dengan masyrakat mengenai pembagian air bersih. Pengelolaan air bersih dilakukan secara mandiri. Hal ini tentu saja membutuhkan aspirasi masyrakat. Interaksi inilah yang sangat berpengaruh kepada masyarakat. Karang taruna yang berada di Desa Madiredo mampu menampung pemuda-pemuda untuk ikut andil dalam pembangunan desa tetapi belum sepenuhnya karang taruna yang berada di Desa Madiredo berpengaruh dan berjalan sesuai dengan tujuan. Perangkat atau aparatur desa memegang peran yang sangat besar bagi masyarakat setempat. Berbagai urusan warga secara otomatis akan berkaitan dengan perangkat desa, khususnya seperti untuk kepentingan administrasi, pengurusan KTP, akta kelahiran, surat-menyurat dan lain sebagainya. 6.3.7 Potensi dan Masalah A.
Potensi Potensi merupakan suatu keadaan yang terdapat pada suatu daerah dimana
keadaan tersebut dapat dikembangkan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan terhadap daerah itu sendiri. Desa Madiredo memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan, baik potensi fisik maupun non fisik. Potensipotensi tersebut dapat dikembangkan dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Madiredo. Potensi yang ada di Desa Madiredo antara lain berupa potensi alam, potensi ekonomi, potensi sosial budaya, dan potensi kelembagaan. 1.
Potensi Alam Potensi alam merupakan suatu potensi fisik dasar yang dimiliki suatu wilayah atau kawasan. Potensi-potensi alam yang dimiliki Desa Madiredo, antara lain:
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-152
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG a. Kondisi tanah yang subur Kondisi tanah di Desa Madiredo termasuk tanah yang subur sehingga baik digunakan untuk lahan pertanian. Sebagian besar tanah di Desa Madiredo digunakan sebagai lahan pertanian, sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian yang ada. Tanaman-tanaman pertanian seperti apel, kubis, wortel, kentang, salad dan besai dapat berkembang dengan baik sehingga sebagian besar pendapatan masyarakat desa diperoleh dari sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tanah yang subur di Desa Madiredo dapat membuka peluang sebagai salah satu kawasan sentra produksi pertanian. b. Perkebunan apel Kekayaan alam yang dimiliki oleh Desa Madiredo sebagian besar adalah tanaman apel. Sebagian besar luas wilayah Desa Madiredo terdiri dari lahan pertanian, sehingga mayoritas lahan pertanian ditanami tanaman apel. Tanaman apel yang ada di Desa Madiredo memiliki kualitas yang baik. c. Mata Air Desa Madiredo memiliki sumber mata air yang tidak pernah kering meskipun saat musim kemarau dan dimanfaatkan warga Desa Madiredo untuk pengairan sawah di seluruh desa Madiredo. Namun masyarakat Desa Madiredo juga memafaatkan mata air tersebut sebagai kebutuhan rumah mereka dengan sistem pipanisasi dari sumber air terjun coban sriti dan coban sehingga sumber mata air tersebut dapat menjadi potensi sumber air bersih bagi masyarakat Desa Kunglumpang. 2.
Potensi ekonomi Potensi ekonomi merupakan potensi yang dimiliki penduduk desa dari hasil sektor matapencaharian. Potensi ekonomi yang terdapat di Desa Madiredo yaitu sebagai berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-153
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG a. Komoditas pertanian Sebagai desa yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa hasil pertanian, Desa Madiredo dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta mengurangi pengangguran yang ada. Komoditas pertanian yang ada di Desa Madiredo meliputi apel, kubis, wortel, kentang, salad dan besai. Komoditas-komoditas tersebut dipasarkan di pasar-pasar terdekat sehingga untuk penyaluran hasil-hasil produksi pertanian tidak membutuhkan biaya yang lebih untuk transportasi. Dari hasil penjualan komoditas tersebut sebagian digunakan sebagai kebutuhan pangan rumah tangga dan sebagian dikonsumsi sendiri oleh masyarakat. b. Komoditas peternakan Desa Madiredo yang memiliki kekayaan alam melimpah juga memiliki berupa jasa peternakan, Desa Madiredo dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta mengurangi pengangguran yang ada. Komoditas peternakan yang ada di Desa Madiredo berfungsi sebagai jasa pemerah susu sapi dan pengumpul susu. Komoditas-komoditas tersebut juga dipasarakan di pasar-pasar terdekat dan jauh. Dari hasil penjualan komoditas tersebut sebagian digunakan sebagai kebutuhan pangan rumah tangga dan sebagian dikonsumsi sendiri ole h masyarakat. 3.
Potensi pariwisata Potensi pariwisata yang terdapat di Desa Madiredo yaitu sebagai berikut:
a. Coban Watugedek Lokasi air terjun Coban Watugedek berada di atas perbukitan dan dikelilingi areal persawahan dan perhutanan dan juga bisa berpotensi sebagai wisata tracking menuju lokasi CobanWatugedek. b. Telaga Madiredo Lokasi pariwisata telaga Madiredo berada di Dusun Lebo. Telaga Madiredo berada di atas perbukitan dan dikelilingi area persawahan.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-154
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 4.
Potensi Kelembagaan Potensi kelembagaan yang terdapat di Desa Madiredo yaitu sebagai berikut:
a. Pemerintahan yang periodik Sistem pemerintahan di Desa Madiredo merupakan sistem Kades (Kepala Desa) dimana yang memimpin sistem pemerintahan desa ini adalah seorang kepala Desa. Sistem pemerintahan yang sekarang telah menganut sistem periodik, dimana setiap 6 tahun sekali kepengurusan akan dipilih lagi kepala Desa dan perangkat desa yang baru. Hal ini menimbulkan stabilitas politik di tatanan kelembagaan desa, sebab kepala desa yang menjabat sampai jangka waktu 6 tahun. B.
Masalah 1.
Tanah Kondisi tanah di Desa Madiredo tergolong baik, namun menjadi rusak jika para petani menggunakan pupuk kimia yang berlebihan, yang otomatis dapat merusak kondisi dari tanah tersebut.
2.
Perkebunan Apel
a. Pada musim hujan bunga sulit menjadi buah, namun di musim kemarau pun tidak bisa menjadi jaminan bunga bisa menjadi buah karena ada cabuk drip (hama yang menghisap putik bunga) yang bersarang didalam bunga. b. Selain faktor cuaca, ada juga masalah lain yang mempengaruhi hasil dari perkebunan apel, yaitu masalah hama yang hingga sekarang para petani apel tersebut masih belum menemukan obat apa yang cocok untuk membasmi hama tersebut. 3.
Pertanian
a. Sebagian lahan pertanian yang ada di Desa Madiredo ialah milik masyarakat Kota Batu. Sebagian masyarakat Desa Madiredo ialah menjadi buruh tani. b. Tidak adanya koordinasi dalam penjualan hasil panen
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-155
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG c. Alat penunjang pertanian yang kurang lengkap, sehingga petani harus menyewa alat-alat pertanian. 4.
Kelembagaan
a. Kontrol lembaga pemerintahan Suatu lembaga pemerintahan haruslah memiliki system control yang baik agar selalu seimbang serta sesuai dengan hak, fungsi serta tugas dari seperangkat system kelembagaan. Kontrol yang baik akan dapat memberikan stabilitas kelembagaan yang baik. Desa Madiredo memiliki struktur pemerintahan yang sudah baik. Desa Madiredo di pimpin oleh seorang Kepala Desa yang memiliki masa jabatan seusai periode yang telah ditentukan. Untuk mengontrol kinerja Kepala Desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD). BPD ini mempunyai fungsi kontrol terhadap kelembagaan Desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Hubungan antar BPD dan struktur pemerintahan desa adalah kordinatif, hal ini yang menjadi kelemahan dalam mengontrol kinerja perangkat desa. Hubungan kordinatif menyebabkan BPD hanya berwenang memberikan masukan serta pertimbangan bagi perangkat desa dan tidak berwenang untuk menindak tegas perangkat desa jika dinilai tidak lagi sesuai dengan hak, fungsi, serta kewajiban perangkat desa. Fungsi kontrol dari BPD melemah karena kewenangannya, yang hanya bisa memberikan masukan dan pertimbangan kepada perangkat desa system kontrol yang lemah ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam pemerintahan desa. b. Kepekaan pemerintah desa Pemerintah merupakan payung masyarakat, yang mengayomi, mewadahi serta memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Pemerintah harus peka terhadap kebutuhan-kebutuhan yang masyarakat inginkan. Pemerintah Desa Pujon belum begitu peka terhadap permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, seperti keterbelakangan pendidikan, ekonomi dan sosial. Pemerintah haruslah peka terhadap masyarakat agar dapat mengayomi segala kepentingan dan dapat Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-156
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Pemerintah Desa Madiredo belum peka terhadap permasalahan yang timbul dan bekembang dimasyarakat, seperti prasarana jalan yang masih buruk dan pembangunan yang belum merata. Untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi desa perlu adanya pemerintah yang tanggap dan peka terhadap aspirasi serta kebutuhan masyarakat. Pemerinah Desa harus menjadi pelayanan masyakarat bukan sebagai penguasa masyarakat. c. Kelompok tani kurang berkoordinasi dan berfungsi secara optimal d. Karang taruna hanya berfungsi saat hari-hari penting saja 5.
Pemerintahan Periodik
a. Calonnya bukan berasal dari aspirasi masyarakat, melainkan berasal dari kerabat pejabat yang sudah menjabat, sehingga tidak ada terobosan baru dalam pembangunan desa, melainkan hanya meneruskan proyek pembangunan yang telah ada (yang lama). b. Masyarakat malas untuk berfikir dalam mencari calon-calon baru, hanya memilih calon yang sudah ada. Padahal calon lain mungkin lebih berpotensi.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-157
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.82 Foto Mapping Potensi dan Masalah Dusun Bengkaras
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-158
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.83 Foto Mapping Potensi dan Masalah Dusun Sobo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-159
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.84 Potensi dan Masalah Dusun Lebo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-160
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.85 Potensi dan Masalah Dusun Delik
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-161
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Gambar 6.86 Potensi dan Masalah Dusun Sumbermulyo
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-162
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 6.4
Kegiatan PRA
6.4.1 Stakeholder dalam PRA Kegiatan Participatory Rural Appraisal atau yang biasanya disingkat PRA ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat dan melakukan diskusi bersama dengan warga desa yang bersangkutan dengan harapan dalam proses diskusi dapat terbentuk suatu komunikasi yang baik sehingga masyarakat dapat memberikan bentuk partisipasinya dalam bentuk aspirasi dan pendapat. Kegiatan PRA ini melibatkan beberapa stakeholder, diantaranya yaitu: 1. Perangkat desa 2. Kelompok tani 3. Tokoh masyarakat 4. Kelompok PKK 6.4.2 Pelaksanaan Kegiatan PRA Untuk memperoleh data primer yang lebih lengkap, selain melalui survei lapangan juga dilakukan dengan cara pendekatan langsung kepada masyarakat desa melalui kegiatan PRA secara semiformal. Kegiatan PRA Desa Madiredo ini mengundang beberapa tokoh masyarakat, perangkat desa, serta kelompok masyarakat yang dilaksanakan Balai Desa Madiredo yang terletak di Dusun Bengkaras. Pemilihan lokasi di Balai Desa selain dikarenakan lokasinya yang mudah diakses dan strategis, masyarakat juga biasanya melakukan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan desa di Balai Desa. Kegiatan PRA ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2012 dengan tujuan untuk mengetahui aspirasi masyarakat, serta dengan harapan mampu mendapatkan suatu hasil yang dapat menyatukan pendapat dari setiap kalangan masyarakat untuk mengkaji potensi dan masalah yang ada di Desa Madiredo. Sumber data yang diperoleh dari kegiatan PRA ini berasal dari beberapa tokoh masyarakat, perangkat desa, serta kelompok masyarakat yang diundang pada kegiatan PRA tersebut. Pada kegiatan PRA di Desa Madiredo tersebut, dilakukan penyusunan mengenai beberapa alat-alat PRA seperti penyusunan peta
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-163
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG administrasi, bagan kecenderungan, akar masalah, arus masukan keluaran, kajian mata pencaharian, kalender musim, bagan peringkat dan diagram venn 6.4.3 Hasil PRA A.
Peta Administrasi Peta adminstratif merupakan salah satu alat yang digunakan dalam PRA
Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Peta adminstratif digunakan untuk menggambarkan kondisi Desa Madiredo. Dari peta administratif tersebut,dapat diketahui persebaran beberapa jaringan, seperti jaringan jalan dan irigasi. Batas-batas administratif Desa Madiredo seperti batas desa dan batas dusun, penambahan jalan, penambahan persil dan aliran sungai juga dapat digambarkan melalui peta adminstratif ini. B.
Bagan Kecenderungan Bagan Kecenderungan merupakan suatu alat yang digunakan saat PRA
dengan tujuan untuk menggambarkan perubahan berbagai keadaan, kejadian serta kegiatan masyarakat Desa Madiredo dari waktu ke waktu. Melalui bagan kecenderungan ini, didapat informasi mengenai perkembangan ketersediaan sarana-prasarana,perubahan kondisi fisik sosial, ekonomi, dan kelembagaan desa dari tahun ke tahun, serta mengenai berbagai macam sejarah mengenai Desa Madiredo.
Gambar 6.87 Bagan Kecenderungan Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-164
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG C.
Akar Masalah Akar masalah ini digunakan bertujuan untuk mengetahui masalah pokok
yang terdapat di Desa Madiredo yang belum dapat terselesaikan sehingga nantinya dengan mengetahui masalah pokok tersebut, akan muncul solusi agar dapat menyelesaikan masalah pokok di Desa Madiredo. Berikut merupakan hasil PRA mengenai pencarian akar masalah di Desa Madiredo.
Gambar 6.88 Akar Masalah Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA, 2012
D.
Arus Pemasukan dan Pengeluaran Bagan arus masukan dan keluaran merupakan salah satu teknik PRA yang
digunakan untuk mengkaji sistem-sistem yang ada di masyarakat Desa Madiredo yang dari bagan itu sendiri akan terihat kebih rinci bagaimana setiap bagian itu saling mempengaruhi. Sistem itu digambarkan ke dalam bagan yang memperlihatkan bagian-bagian dalam sistem, yaitu: masukan (input) dan keluaran (output) serta hubungan antara bagian-bagian dalam sistem itu. Input meliputi sumber daya yang membuat sistem berjalan dengan baik. Sedangkan output adalah manfaat atau hasil yang diperoleh dari pengolahan sumber daya tersebut. Sistem masukan dan keluaran sektor pertanian maupun sektor peternakan yang terdapat di desa Madiredo seperti pada Gambar 6.89 berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-165
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG
(a)
(b)
Gambar 6.89 Arus Masukan Keluaran Desa Madiredo di Bidang Pertanian (a) dan Peternakan (b) Sumber : Hasil PRA, 2012
E.
Kajian Mata Pencaharian Kajian mata pencaharian dalam PRA digunakan untuk menjadi alat diskusi
mengenai berbagai macam mata pencaharian masyarakat di Desa Madiredo. Dari kajian mata pencaharian ini, dapat diketahui bahwa penghasilan masyarakat Desa Madiredo paling banyak berasal dari apel, ternak sapi dan sayuran. Selain itu juga ada masyarakat yang berpenghasilan berasal dari ternak kambing akan tetapi masih minoritas dan tidak terlalu signifikan bagi Desa Madiredo.
Gambar 6.90 Kajian Mata Pencaharian Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA, 2012
F.
Kalender Musim Alat PRA kalender musim ini digunakan untuk mengetahui proses-proses
penananaman, waktu penanaman hingga panen dari hasil sektor pertanian di Desa Madiredo. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-166
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Jika dilihat dari hasil panen, komoditas utama yang ada di Desa Madiredo adalah apel dan sayuran. Masa panen apel di desa ini yaitu setiap hari dan untuk masa panen sayuran seperti wortel dan kubis di desa ini yaitu 3 kali panen dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari, Mei, dan September.
Gambar 6.91 Kalender Musim Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA, 2012
G.
Bagan Peringkat Bagan peringkat merupakan salah satu alat yang dilakukan dalam kegiatan
PRA. Bagan peringkat ini dibuat untuk mengetahui komoditas utama terkait mata pencaharian di Desa Madiredo. Komoditas yang dimasukkan adalah apel, kol, wortel, kubis, peternakan sapi perah. Variabel yang dimasukkan adalah hasil produksi, luas lahan, kualitas, wilayah pemasaran, keuntungan dan jumlah serta peringkat apabila sudah diketahui hasil analisis setiap variabel.
Gambar 6.92 Bagan Peringkat Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA 2012
H.
Diagram Venn Diagram venn adalah salah satu alat yang dilaksanakan dalam kegiatan
PRA. Diagram venn merupakan alat untuk mendeskripsikan tentang analisis kelembagaan, baik formal maupun informal yang berada di Desa Madiredo. Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-167
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG Lembaga formal yang ada adalah Pemerintahan Desa, BPD, LPMD, PKK, sedangkan untuk lembaga informal adalah pengajian masyarakat desa.
Gambar 6.93 Diagram Venn Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA 2012
Setelah dilakukan PRA mengenai diagram venn dapat diketahui keterkaitan antara lembaga formal dan non formal di Desa Madiredo. Selain dapat diketahui anggotanya yang berperan terdiri dari laki-laki atau perempuan saja atau terdiri dari kedua-duanya. Dari hasil pemaparan warga di Desa Madiredo tidak terjadi konflik antar lembaga baik formal maupun non formal. Kerjasama antar lembaga berjalan dengan baik dan antar lembaga saling bekerja sama. 6.4.4 Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan PRA PRA merupakan suatu motode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan. Pendekatan PRA bercitacita menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana program pembangunan bukan sebagai objek pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada masyarakat. Dalam kegiatan PRA diperlukan partisipasi dari masyarakat Desa Madiredo dalam keseluruhan kegiatan. Kontribusi masyarakat Desa Madiredo dalam kegiatan PRA tergolong minim. Dari 70 undangan yang tersebar, hanya 30 orang yang datang atau sekitar 45%. Masyarakat yang hadir sangat aktif dalam berpartisipasi kegiatan PRA tersebut, termasuk dalam mengisi form seperti kalender musim, bagan kecenderungan, transek desa dan lain-lain.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-168
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG 6.5
Kebijakan Terkait Kebijakan terkait merupakan patokan atau acuan yang dipergunakan untuk
tata ruang dan kesesuaian pemanfaatan ruang. Kebijakan terkait terbagi menjadi dua, yaitu lingkup internal dan eksternal. 6.5.1 Kebijakan Internal Kebijakan internal merupakan acuan tata ruang yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) tahun 2008 s.d 2012. Kebijakan internal yang menyangkut Desa Madiredo sebagai desa pengembangan wisata memiliki strategi dan arah kebijakan yang didasarkan pada Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa (RPJMD) tahun 2008 s.d 2012 yang meliputi hal-hal sebagai berikut: A.
Bidang Pelayanan Masyarakat 1. Meningkatkan efisiensi pelayanan kepada masyarakat yang mudah, cepat dan menyeluruh. 2. Mewujudkan ketertiban dalam manajemen, administrasi dan keuangan.
B.
Bidang Pemberdayaan 1. Meningkatkan kualitas Aparatur Pemerintah Desa untuk mewujudkan ketertiban dalam manajemen, administrasi dan keuangan. 2. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui lembaga, organisasi kemasyarakatan atau kelompok lain untuk bersama melaksanakan proses pembangunan. 3. Pemberdayaan pengelolaan produk petanian. 4. Mewujudkan peningkatan kemampuan kewirausahaan. 5. Mewujudkan kemampuan menumbuhkan ekonomi produktif masyarakat miskin. 6. Mewujudkan suasana kehidupan ekonomi dan sosial yang mantap dalam suasana keagamaan yang aman, tertib dan berkualitas sehingga siap menghadapi tantangan zaman informasi yang serba cepat, global dan instant.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-169
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG C.
Bidang Pembangunan 1. Membangun sarana dan prasarana serta infrastruktur desa untuk membantu kelancaran produksi dan pemasaran hasil pertanian. 2. Membangun sarana kesehatan masyarakat yang bisa dijangkau oleh seluruh masyarakat serta memberikan pelayanan purna perawatan yang memadai. 3. Mewujudkan adanya sarana dan prasarana pendidikan formal maupun non formal yang representative sehingga seluruh penduduk usia sekolah bisa menuntaskan wajib belajar sesuai dengan program pemerintah secara nasional. 4. Membangun kehidupan sosial, ekonomi masyarakat yang lebih baik dan sejahtera. 5. Mewujudkan kewirausahaan yang dapat menopang kebutuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
6.5.2 Kebijakan Eksternal Menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten. Pada UU No. 26 tahun 2007 menyebutkan bahwa: 1. Penataan ruang kawasan perdesaan dalam 1 (satu) wilayah kabupaten dapat dilakukan pada tingkat wilayah kecamatan atau beberapa wilayah desa atau nama lain yang disamakan dengan desa yang merupakan bentuk detail dari penataan ruang wilayah kabupaten. 2. Rencana tata ruang kawasan perdesaan yang mencangkup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah. Dengan demikian sebuah perencanaan wilayah diperlukan untuk meningkatkan sebuah tata kelola yang terpadu antar wilayah. Sebuah perencanaan juga dibutuhkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki suatu wilayah. Kebijakan harus mengedepakankan sebuah integritas secara vertikal dan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-170
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG horizontal sehingga ada kesinambungan pembangunannya. Pembangunan harus memperhatikan karakteristik daerah studi yang nantinya akan berdampak pada peningkatan atau pengembangan potesi yang dimiliki suatu desa. Selain potensi pertanian, pengembangan potensi tempat wisata juga diperlukan sebagai upaya meningkatkan perekonomian.
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-171
View more...
Comments