Laporan Hasil Observasi Dan Wawancara Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di SMK Negeri 2 Pekalongan

January 10, 2017 | Author: Alfian Faiz | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Hasil Observasi Dan Wawancara Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di SMK Negeri 2 Pekalongan...

Description

Laporan Hasil Observasi dan Wawancara Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 2 Pekalongan

Disusun oleh : Alfian Faiz 5302413039 Pendidikan Teknik Informatika & Komputer

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Desember 2014 1

Halaman Pengesahan

i

Daftar Isi

Halaman Pengesahan ................................................................................................................... i Daftar Isi .................................................................................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. iii Kata Pengantar ...................................................................................................................... iv BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Penugasan .......................................................................................... 1 1.2 Profil Sekolah ............................................................................................................. 1 1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2 BAB 2 TEMUAN HASIL PENDATAAN DAN INFORMASI............................................ 3 2.1 Hasil Pengamatan ....................................................................................................... 3 2.2 Hasil Wawancara ........................................................................................................ 4 BAB 3 KAJIAN TEORI ........................................................................................................ 8 3.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ......................................................................... 8 3.2. Urgensi BK ................................................................................................................ 4 3.3. Program 17 Plus Sebagai Pola Bimbingan Kepada Remaja ...................................... 11 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 12 BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................ 16 Simpulan ........................................................................................................................... 16 Rekomendasi ..................................................................................................................... 16 DAFAR KEPUSTAKAAN .................................................................................................. 18 LAMPIRAN ......................................................................................................................... 19

ii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Struktur koordinator, waka, dan tim pengelola PIK SMK 2

Pekalongan 2. Lampiran 2 : Jadwal Guru Piket 3. Lampiran 3 : Kegiatan Bimbingan Bakat Difasilitasi Guru BK 4. Lampiran 4 : Kolom Informasi dan Bursa Kerja Khusus 5. Lampiran 5 : Instrumen IKMS 6. Lampiran 6 : Foto Dokumentasi

iii

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini. Tak lupa pula penulis berterima kasih kepada segenap jajaran Guru BK dan jajaran kependidikan di SMK N 2 Pekalongan yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Laporan observasi ini penulis susun berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di SMK N 2 Pekalongan dengan objek Guru BK dan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah tersebut. Laporan ini akan membahas sedikit mengenai beberapa teori bimbingan dan konseling, temuan hasil observasi, serta analisa temuan yang ada. Target daripada laporan ini adalah menganalisa pelaksanaan bimbingan dan konseling mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan program yang ada. Pada bagian akhir dari laporan, penulis sertakan beberapa foto mengenai perangkat bimbingan dan beberapa foto program bimbingan yang saya temui. Semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri dan pada pembaca yang budiman.

Penulis

iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENUGASAN Laporan Observasi ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah Bimbingan dan Konseling dengan dosen pengampu Moh. Iqbal Mabruri S.Psi., M.Si. Latar belakang Observasi ini juga dalam rangka mendalami pengetahuan mahasiswa tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah-sekolah. Dengan ini mahasiswa dapat menyadari urgensi dari BK sendiri, bagaimana tahap perencanaannya, hingga bagaimana metode pelaksanaannya. 1.2 PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah

: SMK N 2 Pekalongan

Visi Sekolah

:

Menghasilkan Tamatan Yang Bertaqwa, Mandiri dan Profesional. Misi Sekolah

:

Melalui kemitraan, keterbukaan dan pelayanan prima, SMK Negeri 2 Pekalongan : 1.

Menyiapakan tenaga terampil yang memiliki akhlak mulia, berkepribadian dan beretos kerja yang baik.

2.

Meningkatkan kualitas tamatan yang siap kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3.

Menyiapkan calon wirausahawan yang handal dan memiliki keunggulan kompetitif

Alamat

: Jl. Perintis Kemerdekaan No. 29 Pekalongan 51118

Kepala Sekolah

: Drs. Nurhayatno, M.Si

Bidang Studi

:



Teknik Komputer & Jaringan



Akuntansi



Manajemen Bisnis



Administrasi Perkantoran 1



Teknik Produksi & Penyiaran Program Pertelevisian

1.3 RUMUSAN MASALAH 

Bagaimana proses penyusunan program Bimbingan dan Konseling di SMK 2 Pekalongan ?



Perankat apa saja yang digunakan oleh guru BK sebagai alat bantunya?



Apa saja kandala yang sering muncul dalam pelaksanaan BK ?



Apa prinsip utama dalam pelaksanaan BK di SMK N 2 Pekalongan ?

2

BAB 2 TEMUAN HASIL PENDATAAN DAN INFORMASI

2.1. Hasil Pengamatan Dari kegiatan pengamatan yang saya lakukan di SMK 2 Pekalongan, sempat pada waktu saya mengamati ketika itu ada kegiatan pembinaan bakat 3 orang siswa yang memiliki potensi menyanyi dan menjadi MC, di saat itu guru BK yang saya temui sedang menemani latihan menyanyi ketiga siswa itu dengan salah satu guru seni budaya. Ini merupakan salah satu bentuk pembinaan bakat siswa yang dilakukan oleh guru BK di SMK N 2 Pekalongan. Di waktu yang berbeda ada salah satu guru kelas yang datang ke ruang BK melaporkan 2 orang anak yang mengikui ujian remidial tidak menggunakan seragam yang semestinya, bahkan tidak mengenakan baju yang sopan. Langsung guru kelas itu ditemani dengan guru BK mendatangi kedua murid itu untuk memberikan teguran. Ketika guru BK bahwa benar kedua anak itu tidak mengenakan seragam yang semestinya, kedua anak itu langsung disuruh maju untuk diperlihatkan ke teman-temannya. Lalu guru BK menanyakan kepada keduanya mengenai perbuatannya itu di depan teman-temannya. Kedua anak itu juga diberi kesempatan untuk menjelaskan perbuatannya. Inti dari teguran ini adalah agar siswa dapat menyadari sendiri apa kesalahan yang telah ia perbuat, forum kelaspun menjadi saksi dari pengakuan kedua orang murid tersebut. Dari sini diharapkan murid dapat belajar secara akif mengenai nilai norma yang ada di lingkungannya. Perangkat Penaksanaan Bimbingan dan Konseling Ada beberapa perangkat bantu yang digunakan guru BK dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK N 2 Pekalongan. 1. Lembar Izin Siswa Lembar izin ini digunakan untuk mendata siswa yang masuk atau keluar kelas yang seharusnya pada hari itu. Setiap siswa yang terlamba masuk pelajaran diwajibkan membawa lembar izin ini agar bisa mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Tentunya ini bertujuan untuk mengawasi para siswa yang terlambat atau membolos. 2. Data Presensi Siswa Daftar hadir dikelola oleh bagian Bimbingan dan Konseling. Kontrol dijalankan oleh para guru BK atas kehadiran siswa di sekolah. Ketidakhadiran siswa yang melampaui batas akan dikenai tindakan yang sesuai, misalkan dengan tidak masuk sekolah 3 hari berturut-turut maka akan dilakukan pemanggilan orang tua murid untuk dimintai keterangan dan perhatiannya. 3. Instrumen Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Siswa Instrumen ini merupakan alat untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan para siswa guna menyusun strategi bimbingan kepada para siswa. Instrumen ini berupa angket yang disertai pertanyaanpertanyaan yang menjadi pokok-pokok pembahasan bimbingan dan konseling. Segala aspirasi para murid akan dipertimbangkan melalui instrumen ini. Berbagai macam saran dan kebutuhan para siswa akan 3

disampaikan melalui angket, dari angket ini akan direkapitulasi menurut banyaknya peserta didik yang mengusulkannya. Hasil dari instrumen ini adalah tersusunnya program bulanan, program persemester, program tahunan, hingga program bimbingan pribadi. 4. Media Pembelajaran Media Pembelajaran yang digunakan berupa video-video motivasi, slide presentasi mengenai penyuluhan tentang topik-topik maslah remaja, dan beberapa permainan sederhana. 2.2. Hasil Wawancara Saya : Yang pertama, boleh bapak berkenalan diri dulu? Pak Jasno : Ya, nama saya Jasno. Saya sebagai Bendahara di tim pengelola PIK Remaja, sekaligus bendahara umum di smk 2 pekalongan ini. Saya : motivasi bapak menjadi guru BK apa ya pak? Pak Jasno : hmm, motivasi awalnya dari jiwa sosial ya, dulu saya lulusan SMA, lanjut kuliah di jurusan BK. Memang saya merasa senang di bidang ini mungkin karena jiwa sosial saya. Saya : wah merasa terpanggil mungkin ya pak. Untuk jumlah guru BK di sini ada berapa ya pak? Pak Jasno : ada 4 guru BK di sini, ada saya, pak rudi, pak mul, sama bu margaret Saya : jumlah 4 guru ini apakah efektif pak? Pak Jasno : seharusnya guru BK rasionya 1 banding 150 siswa, tapi di sini rasionya sekitar 1 banding 250 siswa lebih. Jadi ya tidak efektif. Saya : Guru BK bertugas mengembangkan potensi-potensi siswa di sekolah, bagaimana peran BK dalam menjaring bakat-bakat diluar akademik yang dimiliki siswa? Pak Jasno : Untuk penyaluran bakat siswa, BK bekerja sama dengan pengampu ekstrakulikuler. Sebagian besar bakat-bakat siswa lebih bebas tersalurkan lewat ekstra, kami dari guru BK ya terkadang juga memfasilitasi jika siswa memerlukan bantuan, pernah juga BK menyalurkan bakat menyanyi siswa di acara-acara tertentu, entah nanti suaranya bagus atau tidak yang penting kami support potensinya itu, yang penting mental mereka terbangun dulu. Kaya yang barusan itu, murid ada yang saya suruh tampil di hajatan keluarga saya, mereka bisa tampil, saya juga beri upah mereka. Saya : Mengenai sarana dan prasarana sekolah, apakah dapat mendukung terselenggaranya bimbingan dan konseling dengan efektif? Pak Jasno : Sangat mendukung, di sini asal kita (BK) punya program, sekolah tetap mendukung secara penuh. Saya : Apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan BK di sekolah ini? Pak Jasno : Untuk kendala, sepertinya sedikit kendala yang ada. Beberapa kendala bisa teratasi, yang lainnya ya masih dapat ditolelir lah. Saya : Permasalahan siswa yang paling sering terjadi di smk ini apa pak? Pak Jasno : kalau di smk 2 ini kan rata-rata dari masyarakat golongan menengah ke bawah. Biasanya banyak permasalahan ekonomi yang muncul, ada juga beberapa siswa yang nunggak pembayaran hingga 2 tahun. Jika seperti ini kan mau tidak mau menjadi 4

Saya

:

Pak jasno :

Saya

:

Pak Jasno :

masalah. Tapi sebenarnya sekolah tidak memiliki peraturan yang melarang siswa untuk mengikuti ujian dan lulus hanya karena ketidakmampuan ekonomi mereka. Urusan siswa adalah belajar. SMK 2 sadar bahwa kita tidak boleh membatasi siswa yang mau berkembang. Biasanya jika ada yang seperti ini BK akan mencarikan jalur beasiswa, tapi hanya untuk beberapa orang saja. Sekolah sebenarnya tidak ingin mempermasalahkan hal ini, tapi semua orang tua di sini kan tidak sama, ada yang mampu ternyata juga minta keringanan. Jadi terpaksa sekolah tetap menagih pembayaran uang spp perbulannya ke siswa, setiap tahunnya penarikan semakin ketat. Pemberian keringanan juga semakin ketat, kebijakan ini untuk mengantisipasi keluarga yang mampu tapi ingin keringanan juga. Kasihan kan yang sebenarnya tidak mampu. Mengenai kurikulum 2013 pak, menurut bapak kurikulum ini memudahkan siswa atau menambah masalah pak? nah ini, ada beberapa masalah yang muncul dari kurikulum 2013 ini. jam belajar anak itu sampai jam ke 9, itu jam 3 sore. Saya terkadan kasihan sama murid-murid. Mereka lebih lelah dari pada pekerja. Mereka sekolah 8 jam sehari, mikir terus. Belum lagi tugas yang diberikan guru. Kurikulum 2013 ini kan siswa dituntut lebih aktif belajar mandiri, terkadang agar siswa dapat aktif di kelas guru memberikan tugas unyuk muridnya. Siswa sudah dipaksa belajar 8 jam sehari, ditambah pula tugas dari guru. Iya kalau yang memberikan tugas hanya satu guru, bagaimana jika 4 5 guru yang memberikan tugas. Sementara siswa kan juga manusia yang butuh waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Jika mereka dituntut mengerjakan tugas terus, kapan mereka bermain? Kapan mereka bersosialisasi? Dari sini kemarin ada beberapa murid yang mengaku kelelahan dengan kurikulum baru, ada yang mengundurkan diri karena merasa terbebani secara ekonomi juga. Ada yang jatuh sakit gara-gara pelajaran. Ya intinya banyak problem baru muncul. Di masa SMK para siswa pasti melewati usia remaja maksimal ya bu di mana pasti memiliki banyak masalah baik dari perkembangan biologis maupun psikologis. Bagaimana pola bimbingan 17 plus di smk 2 pekalongan ini? ya masalah yang sering jadi topik utama tentang pacaran, beberapa guru memang ada yang benci jika ada anak yang berpacaran, kadang kalau ketahuan ya langsung dimarahi. Tapi saya punya prinsip, BK tidak boleh memarahi siswa. BK di sekolah ini bukan hanya sebagai guru, tapi juga sebagai orang tua, sebagai teman siswa juga. Jadi guru BK harus bisa menjaga hubungan dengan siswanya. Kalau guru BK marah-marahin siswa, ujung-ujungnya mereka malah benci sama guru BK. Jadi kami lebih suka menggunakan cara diskusi untuk menemukan solusi atau menyadarkan para siswa. Siswa harusnya diajak berfikir, bukannya langsung dimarahi. Kalau saya biasanya suka langsung menanyakan, apa sih pacaran itu? Tujuannya apa? Manfaatnya apa ? dampak negatifnya apa?. Nanti mereka akan sadar dengan 5

Saya

:

Pak Jasno :

Saya

:

Pak Jasno :

Saya

:

Pak Jasno :

Saya

:

Pak Jasno :

sendirinya. Pendekatan seperti ini yang kami tekankan kepada para siswa. Siswa jadi diajak berfikir ya pak, jadi mereka tidak merasa dimarahi secara langsung. Lalu, siswa SMK kan ditargetkan akan bekerja ketika sudah lulus ya pak. Lalu bagaimana dukungan BK terhadap program Bursa Kerja Khusus pak? di SMK ini, banyak tawaran kerja yang masuk ke BKK, tapi kebanyakan tawarannya nantinya menjadi tenaga produksi di pabrik-pabrik, atau bekerja di departemen store. Tapi kan sekarang model nya kebanyakan outsourcing 2 tahun kontrak, setelah itu mereka akan cari kerja lagi. Sebenarnya saya tidak sepenuhnya menyarankan mereka (siswa) kerja seperti itu, kan kasian mereka setelah lulus langsung bekerja, tapi setelah 2 tahun mereka akan bingung lagi mau kerja apa. BKK tetap memfasilitasi lowonganlowongan ini, tapi tetap masalah siswa mau masuk atau tidak kembali pada merekanya sendiri, kalau mereka mau ya kita mau giamana lagi. Beberapa permasalahan siswa pasti memerlukan kerjasama banyak pihak terutama guru BK, guru kelas, dan orang tua siswa. Jadi sudah sewajarnya guru BK bekerja sama dengan para orang tua siswa. Bagaimana bentuk kerjasama yang guru BK lakukan dalam pencegahan maupun penanganan masalah siswa di sekolah ini? kerjasama dengan orang tua siswa biasanya dalam bentuk home visit, ataupun pemanggilan orang tua. Beberapa masalah yang merupakan tanggung jawab orang tua pasti kami undang mereka untuk diselesaikan bersama. Kalau masalah dengan teman sendiri biasanya kita terapkan diskusi aktif secara internal di kelas, kita pakai kotak saran dan kotak masalah. Tujuannya supaya mereka belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri. Tapi apabila level masalahnya sudah tinggi, kami coba bantu selesaikan, jika perlu juga bersama orang tua. Apakah ada batasan permasalahan yang dapat ditangani oleh konselor? Sebenarnya tidak ada batasan masalah yang dapat ditangani konselor, semua permasalahan kami terima, kami coba selesaikan menurut porsinya. Namun ketika permasalahan sudah harus diselesaikan dengan pihak lain, misal dengan pihak masyarakat, pihak berwenang terkait, guru BK tetap terus menjadi mediator. Guru BK sebagai orang tua siswa di sekolah akan terus mendampingi siswa bagaimanapun masalahnya. Guru BK terkadang dianggap sebagai Polisi Sekolah, menurut anda benarkah pendapat ini disandang oleh guru BK? Jika tidak bagaimanakah Guru BK seharusnya mengambil posisi di antara siswa-siswa? ya kalo tidak ada polisi sekolah, siapa yang akan menegur mereka (siswa). Terkadang para siswa jika terus menerus diberikan toleransi ya akan kebal. Sebenarnya dilematis juga, kalau untuk saya teguran yang berupa hukuman itu sebagai efek kejut saja untuk mereka. Guru BK tetap memegang prinsip bahwa guru BK sebagai orang tua siswa di sekolah, juga sebagai teman mereka. 6

Saya

: Apa harapan bapak ibu BK untuk para siswa, jajaran guru, dan staff kependidikan dalam rangka suksesnya penyelenggaraan BK di sekolah ini? Pak Jasno : Ya saya berharap semua pihak dapat bekerja sama, baik dari siswa agar bisa saling menasihati teman sendiri, kita berharap kan semua siswa baik, tapi kan itu tidak bisa. Tidak semua siswa kan bisa baik, bisa tertib. Dukungan dari guru untuk mencegah penyimpangan juga sangat penting, yang ketemu terus kan guru kelas.

7

BAB 3 KAJIAN TEORI

3.1.Pengertian Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depannya. (Depdikbud,1994) Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya.(Rocman Natawidjaja,1987:31) 3.2.Urgensi BK 3.2.1. Fungsi bimbingan dan konseling 3.2.1.1. Pencegahan (preventif) Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatannya dapat berupa program orientasi, bimbingan karir, inventaris data. 3.2.1.2. Pemahaman Maksudnya

yaitu

fungsi

bimbingan

dan

konseling

yang

akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa dan agar siswa dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Dalam fungsi pemahaman disini mencakup: 

Pemahaman tentang diri siswa



Pemahaman tentang lingkungan siswa



Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas.

3.2.1.3. Perbaikan (penyembuhan) Fungsi bimbingan yang kuratif yaitu yang berkaitan erat dengan fungsi bimbingan dan konseling yang akan mengahasilkan terpecahkannya atau 8

teratasinya berbagai permasalahan siswa baik aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang digunakan adalah konseling danremidial teaching. 3.2.1.4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan Yang berarti layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu siswa dalam memelihara dan mengembangkan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. Yaitu konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memfasilitasi perkembangan siswa. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. 3.2.1.5. Fungsi penyaluran (distributif) Yaitu fungsi bimbingan memberi bantuan kepada siswa dalam memilih kemungkinan kesempatan yang ada dalam lingkungan sekolah. Misalnya kegiatan ekstrakurikuler jurusan, program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. 3.2.1.6. Fungsi adaptasi (adative) Yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan para pelaksana pendidikan khususnya konselor guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, bakat, kebutuhan serta kemampuan siswa dan memperhatikan dinamika kelompok. 3.2.1.7. Fungsi penyesuaian (adjuditive) Fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah atau norma agama. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan bimbingan dan pendukung bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana yang terkandung dalam masing-masing fungsi. Setiap

layanan

dan

kegiatan

bimbingan

dan

konseling

harus

dilaksanakan secara langsung mengacu pada salah satu atau beberapa fungsi tersebut, agar hasil yang hendak dicapai secara jelas dapat diidentifikasikan dan dievakuasi.

9

3.2.2. Tujuan bimbingan dan konseling 1.2.2.1 Tujuan umum Tujuan umumnya adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 (UU No. 2/1989) yaituterwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 1.2.2.2 Tujuan khusus Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, perkembangan belajar (akademik), dan perkembangan karir. 1.2.3

Faktor yang melatarbelakangi bimbingan dan penyuluhan dibutukan dalam lapangan pendidikan.

1.2.3.1 Faktor perkembangan pendidikan 

Demokrasi pendidikan



Perubahan sistem



Perluasan peraturan pendidikan.

1.2.3.2 Faktor sosial kultural Faktor ini muncul sebagai akibat dari perubahan sosial dan budaya yang menimbulkan kesenjangan antara satu golongan dengan golongan lain. 1.2.3.3 Faktor psikologi Dari segi psikologis anak adalah pribadi yang sedang berkembang yang menuju kearah kedewasaan, perubahan tersebut menyebabkan berada dalam keadaan yang sulit. Untuk itu, mereka perlu mempersiapkan diri dari segala intelektual emosional. 3.2.2. Peran bimbingan dan penyuluhan dalam pendidikan Peranan bimbingan dan penyuluhan disekolah ialah mempelancar usahausaha sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Usaha untuk mencapai tujuan ini sering mengalami hambatan, dan ini terlihat pada anak-anak didik.

10

Mereka tidak bisa mengikuti program pendidikan disekolah karena mereka mengalami masalah, kesulitan ataupun ketidakpastian. Disinilah letak peranan bimbingan dan penyuluhan, yaitu untuk memberikan bantuan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga anak-anak dapat belajar lebih berhasil. Dengan begitu, pencapaian tujuan pendidikan lebih dapat diperlancar. 3.3 Program 17 Plus Sebagai Pola Bimbingan Kepada Remaja Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi warna tersendiri bagi arah bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah. Pada Abad ke-21, BK Pola 17 itu berkembang menjadi BK Pola-17 Plus. Kegiatan BK ini mengacu pada sasaran pelayanan yang lebih luas, diantaranya mencakup semua masyarakat. Menurut Prayitno (2004: i-ii) butir-butir pokok BK Pola-17 Plus adalah sebagai berikut: Bidang Pelayanan BK, meliputi: a) Bidang pengembangan pribadi b) Bidang pengembangan social c) Bidang pengembangan kegiatan belajar d) Bidang pengembangan karir e) Bidang pengembangan kehidupan berkarya f) Bidang pengembangan kehidupan keberagamaan Jenis layanan BK, meliputi: a) Layanan Orientasi

g) Layanan Konseling Kelompok

b) Layanan Informasi

h) Layanan Konsultasi

c) Layanan Penempatan dan

i)

Layanan Mediasi

j)

Kegiatan pendukung BK, meliputi:

Penyaluran d) Layanan Penguasaan Konten

k) Aplikasi Instrumentasi

e) Layanan Konseling

l)

f)

Himpunan Data

Perorangan

m) Konferensi Kasus

Layanan Bimbingan

n) Kunjungan Rumah

Kelompok

o) Alih Tangan Kasus

11

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah saya laksanakan, pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK 2 Pekalongan sudah memenuhi tahap-tahap yang meliputi : 1.

Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan dengan mengadopsi sistem Instrumen IKMS (identifikasi kebutuhan dan masalah siswa). Program layanan dan kegiatan pendukung disaring dari aspirasi siswa berdasarkan topik-topik masalah yang telah umum diketahui. Dari instrumen ini didapat intisari kebutuhan siswa yang berupa program-program pelaksanaan yang akan disusun berdasarkan skala priorias yang didapatkan. Program-program disusun dengan alokasi waktu dan dikategorikan menjadi program harian, program mingguan, program bulanan, program per semeser, dan program tahunan.

2.

Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya. Memanfaatkan berbagai macam perangkat pendukung seperti sarana dan prasarana, media pembelajaran, dan metode bimbingan khusus oleh guru BK.

3.

Tahap penilaian dilaksanakan dengan penilaian indikator-indikator masalah yang telah direncanakan dalam tahap perencanaan. Setiap program memiliki indikator keberhasilannya masing-masing, seperti tercapainya jadwal, tersampaikannya materi pembelajaran, dan tingkat partisipasi siswa dalam proses bimbingan dan konseling di sekolah.

4.

Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspekaspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.

5.

Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan. Jenis Program a) Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan bulanan

yaitu

program

yang

akan

dilaksanakan

selama

satu

12

tahun pelajaran

dalam

unit

semesteran

dan

bulanan.

Program

ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masingmasing kelas. Program tahunan dipecah menjadi program semesteran dan program semesteran dipecah menjadi program bulanan. b) Program bulanan yang didalamnya meliputi program mingguan dan harian, yatiu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dengantahun-tahun sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Program bulanan merupakan jabaran dari program semesteran, sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari program bulanan. c) Program mingguan mingguan menggambarkan seluruh aktivias dan target yang harus di capai dalam skala mingguan. Program ini penjabaran dari program bulanan. d) Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada harihari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara teretulis pada satuan layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling.

Unsur-Unsur Program Bimbingan dan Konseling Program bimbingan dan konseling di SMK 2 pekalongan untuk setiap periode disusun dengan memperhatikan unsur-unsur : a) Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam himpunan data. b) Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang (minimal); Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40 orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 75 orang c) Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir)

13

d) Jenis-jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok. e) Kegitan pendukung : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Pada dasarnya sekolah telah melakukan beberapa fungsi bimbingan konseling yang dimanifestasikan dalam beberapa layanan, diantaranya : 1. Fungsi Penyesuaian, diwujudkan dengan layanan orientasi pada awal tahun ajaran. 2. Fungsi Penyaluran dan Informasi Fungsi ini telah dilakukan melalui layanan individual yang diperkuat dengan layanan kelompok dengan tujuan agar siswa lebih memahami diri dan lingkungannya serta dapat mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya. 3. Fungsi Preventif Fungsi ini dilakukan melalui layanan bimbingan kelompok dengan memanfaatkan kelompok di dalam kelas. Setiap kelas diberikan kotak saran yang nantinya akan dibuka oleh ketua dan jajaran pengurus kelas. Isinya tentang masalah-masalah yang muncul di dalam kelas untuk nantinya diselesaikan dalam forumnya sendiri. Tindakan ini akan melatih kedewasaan peserta didik secara efektif. Namun dalam hal ini guru BK tetap melakukan pengawasan terhadap pelaksanaannya dan pendampinganpun terus dilakukan 4. Fungsi Penyembuhan dan perbaikan Fungsi ini telah dilakukan dengan penanganan terhadap siswa yang memiliki masalah khusus dan mengarahkan mereka untuk memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Guru BK di SMK 2 Pekalongan lebih menekankan pada penyadaran siswa secara mandiri, guru BK memberikan stimulus pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan para siswa untuk sadar akan kesalahan yang dibuatnya sendiri.

14

5. Fungsi Pemeliharaan Fungsi ini bertujuan untuk menjaga kondisi kondusif yang telah tercapai, dilakukan dengan sosialisasi tata tertib sekolah dan pentingnya kedisiplinan bagi masa depan siswa Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK 2 Pekalongan juga menerapkan Asas Bimbingan dan Konseling menjadi dasar dalam pelaksanaan programnya , diantara asas tersebut : 1. Asas kerahasiaan, data siswa terjaga kerahasiaannya, kecuali bagi yang berkepentingan

untuk

membantu

siswa

dalam

mencapai

tugas

perkembangannya. 2. Asas Keterbukaan dan Kesukarealaan, siswa selalu terbuka dan suka rela dalam memberikan informasi kepada guru BK demi untuk mencapai penyelesaian dari permasalahan yang dihadapi. 3. Asas Kemandirian, bimbingan diarahkan untuk mencapai kemandirian pada individu siswa. 4. Asas Keterpaduan, seluruh kegiatan bimbingan didasarkan kepada tujuan yang

sama

yakni

mefasilitasi

anak

untuk

mencapai

tugas

perkembangannyan dengan baik dan mencapai kemandirian. 5. Asas Keharmonisan, bimbingan dilakukan sesuai dengan norma agama, susila dan norma lain yang berlaku di masyarakat. 6. Asas Keahlian, walaupun guru BK hanya satu orang, tetapi bimbingan diupayakan dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah profesional. 7. Asas Alih Tangan Kasus, kasus yang tidak tertangani diserahkan kepada pihak yang lebih ahli.

15

BAB 5 PENUTUP

Simpulan Berdasarkan analisis hasil temuan yang ada, proses penyusunan program bimbingan dan konseling di SMK 2 Pekalongan didukung oleh sistem Instrumen IKMS atau Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Siswa yang akan menghasilkan daftar program bimbingan sesuai dengan skala prioritas dan jangka waktunya. Ada beberapa kelengkapan yang digunakan oleh tim BK SMK 2 Pekalongan seperti sistem presensi, sistematika izin peserta didik, Insrumen IKMS, dan Media Pembelajaran. Prinsip utama dalam pelaksanaan BK di SMKN 2 Pekalongan adalah Tim BK harus menjadi “orang tua” siswa di sekolah sekaligus sebagai “teman” siswa yang baik guna tercapainya perkembangan potensi anak didik yang optimal. Rekomendasi a. Kepada Kepala Sekolah Kinerja Guru BK sangatlah dibutuhkan di sekolah, dalam mengembangkan potensi siswa baik secara akademis maupun non akademis perlu adanya bimbingan secara menyeluruh yang memandang siswa sebagaimana manusia dengan kompleksitas problematikanya. Maka hendaknya kepala sekolah konsisten dalam membuat kebijakan yang mendukung seluruh program yang telah disusun oleh guru BK, baik itu secara langsung maupun tidak langsung dengan membangun suasana sekolah yang kondusif dan nyaman bagi siswa. b. Kepada Guru BK Memang dilematis ketika Guru BK telah masuk zona julukan “polisi sekolah”, karena mau tidak mau Guru BK yang langsung berhadapan ketika siswa melakukan hal yang menyimpang. Namun citra positif guru BK juga harus tetap dijaga karena hal ini akan berpengaruh terhadap

16

partisipasi siswa dalam proses bimbingan yang dijalankan. Mungkin seharusnya Guru BK mengatur pembagian gurunya agar teguran tetap bisa dilakukan, ada pula guru BK yang mengimbanginya dengan akrab secara totalitas dengan siswa. c. Kepada Guru Mata Pelajaran Kedudukan guru sebagai ujung tombak pendidikan siswa sangat dibutuhkan dalam pengontrol sikap siswa di garis depan. Guru mata pelajaran yang paling sering berinteraksi dengan siswa. Diharapkan guru mata pelajaran bisa menjadi tauladan yang positif bagi para siswanya. Terkadang ada beberapa guru yang dipanggil guru killer di antara para siswa, perilaku guru yang tidak nyaman akan mengundang masalah dalam diri siswa. Maka kerja sama yang baik antara guru Mata Pelajaran dan guru BK sangatlah diperlukan

17

DAFAR KEPUSTAKAAN Kartadinata, Sunaryo.2007.TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING.Bandung : UPI Cahyani, Yeni.2011. ANALISIS KETERLAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR NEGERI CILANGKAP II KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG. Tersedia di . http://yenicahyani.blogspot.com/2011/12/analisis-keterlaksanaanprogram.html. Diakses pada 14 Desember 2014 21.56WIB.

18

LAMPIRAN

lampiran 1 Struktur koordinator, waka, dan tim pengelola PIK SMK 2 Pekalongan

19

20

Lampiran 2 Jadwal Guru Piket

21

Lampiran 3 : Kegiatan Bimbingan Bakat Difasilitasi Guru BK

22

Lampiran 4 : Kolom Informasi dan Bursa Kerja Khusus

23

Lampiran 5 : Instrumen IKMS

24

25

Lampiran 6 Foto Dokumentasi

26

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF