February 8, 2019 | Author: Fadelun Heryanto | Category: N/A
LAPORAN HASIL MAGANG PELAKSANAAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN DI BP4K KABUPATEN BUNGO TAHUN 2016 Oleh : PITRIA MATUZZAHARA D1B012017
JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, berkat karunia Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul
“
pelaksanaan
programa penyuluhan pertanian di BP4K kabupaten bungo tahun 2016 , laporan ”
ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian magang pada fakultas pertanian universitas jambi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rendra, S.P, M.Si selaku dosen pembimbing magang dan bapak Darsis, S.PKP selaku pembimbing lapangan yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan laporan magang ini. Serta kepada pihak-pihak yang sudah terlibat dalam penyusunan laporan magang ini, sehingga laporan magang ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan laporan magang ini. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih. Jambi,
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii DAFTAR TABEL...................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. v I. 1.1 1.2
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................................. 1 Tujuan ............................................................................................................... 3
II.
METODE PELAKSANAAN MAGANG
2.1. Ruang Lingkup........................................................................................4 2.2. Metode Pelaksanaan Magang.................................................................5 2.3. Rencana Waktu dan Tempat Magang ..................................................... 5 III. 3.1 3.2
KEADAAN PERUSAHAAN Gambaran Umum Instansi ................................................................................ 6 Kegiatan Instansi............................................................................................... 8
IV. 4.1. 4.2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ..................................................................................................................11 Pembahasan....................................................................................................... 20
V. 5.1. 5.2.
PENUTUP Kesimpulan ....................................................................................................... 28 Saran ................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Padi Dan Palawija Dirinci Per Komoditi Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ....... Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Padi (Sawah Dan Ladang) Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 .................................................................................................... Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Padi Sawah Dan Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ........ Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Padi Gogo/Ladang Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 .... Ketersediaan Bahan Makanan Utama Untuk Dikonsumsi Dari Hasil Produksi Sendiri Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ............ Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Jagung Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ........................... Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Kedelai Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ........................... Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Kacang Tanah Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015............................. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Kacang Hijau Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015.............................. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Ubi Kayu Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 .............................. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Ubi Jalar Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ........................ Produksi, Luas Areal Dan Produktivitas Komoditas Utama Perkebunan Tahun 2015 .................................................................................................... Luas Dan Produksi Tanaman Karet Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015 .................................................................................................... Luas Dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015 .................................................................................................... Produksi Dan Produktivitas Komoditas Utama Peternakan Tahun 2015 .................................................................................................... Populasi Ternak Periode Tahun 2015 ...........................................................
iii
84
85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 98
DAFTAR GAMBAR
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pembuatan Trichodarma................................................................................ Pemberian materi tentang gulma, hama, dan penyakit pada tanaman padi ... Pembentukan KTNA ..................................................................................... Pelatihan Pakan Ikan Dan Pakan Ayam ........................................................ Pelatihan Kelapa Sawit Dan Karet ................................................................ Pelatihan Penyuluhan Dengan Pembuatan Media ......................................... Pembuatan Film Mars Pertanian ................................................................... Gotong Royong ............................................................................................. Wawancara Dengan Bidang Programa .......................................................... Presentasi Kerangka Acuan Magang Dan Laporan Hasil Magang ...............
iv
99 100 100 100 101 101 101 102 102 102
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Kerangka Acuan Magang...............................................................................
31
2.
Jurnal HarianMagang .....................................................................................
40
3.
Matrik Programa ............................................................................................
65
4.
Bukti Kunjungan Tatap Muka/ Anjangsana...................................................
71
5.
Informasi Pertanian Melalui Media Cetak .....................................................
80
6.
Daftar Luas Pengguanaan Wilayah ................................................................
84
7.
Daftar Gambar ................................................................................................
99
v
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), Pasal 8 ayat (2) huruf d dan Pasal 15 memberi makna bahwa Balai Penyuluhan di tingkat kecamatan atau Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian dalam arti luas. Balai Penyuluhan sebagai tempat satuan administrasi pangkal (satminkal) bagi penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan ini berperan mengkoordinasikan, mensinergikan dan menyelaraskan kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan di wilayah kerja balai (Anonimus, 2013). Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan / atau masayarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan (peraturan presiden no 154, 2014). Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Pertanian, Penyuluhan, Perikanan, Dan Kehutanan (SP3K) juga mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi, dan programa penyuluhan nasional. Agar programa penyuluhan ini dapat merespon secara lebih baik aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha pedesaan, penyusunan programa penyuluhan diawali dari tingkat desa/kelurahan (Menurut peraturan pertanian, 2009). Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk
meningkatkan
produktivitas,
efisiensi
usaha,
pendapatan,
dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Permentan 25, 2009). Menurut peraturan pertanian (2009), programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendalian pencapaian tujuan penyuluhan. Program penyuluhan pertanian disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan 1
memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan (Permentan 25, 2009). Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh penyuluh berdasarkan programa penyuluhan setempat yang dilengkapi dengan hal-hal yang dianggap perlu untuk berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha. Tujuan dari pembuatan programa adalah : 1.
Menyediakan
acuan
dalam
penyelenggaraan
penyuluhan
pertanian
bagi
penyelenggara, 2.
Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana kegiatan penyuluhan pertanian,
3.
Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan dalam forum musrenbangtan tahun berikutnya. Macam-macam programa penyuluhan, yaitu:
1.
Programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan,
2.
Programa penyuluhan kecamatan (BPP),
3.
Programa penyuluhan kabupaten/kota,
4.
Programa penyuluhan provinsi. Evaluasi adalah suatu proses untuk menetukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dan
dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan obyektif. Terwujudnya Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menuju Masyarakat Mandiri Berbasis Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Memantapkan dan Mengembangkan system Penyuluhan untuk mendukung Kebijakan Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan – Memantapkan dan Mengembangkan
Jaringan
Kerja
dan
Kemitraan
Penyuluh
– Meningkatkan
Pemberdayaan Masyarakat dalam Memanfaatkan dan Melestarikan Sumberdaya Pertanian, Perikanan dan kehutanan – Meningkatkan kualitas sumberdaya Manusia dalam Menghasilkan Produk yang
berdaya saing melalui Peningkatan Kinerja
Penyuluh.
2
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan magang ini adalah: 1.
Untuk mengetahui programa penyuluhan pertanian di BP4K Kabupaten Bungo Tahun 2016.
2.
Untuk mengetahui dan mengamati pelaksanaan programa di BP4K Kabupaten Bungo Tahun 2016.
3
II. METODE PELAKSANAAN MAGANG
2.1. Ruang Lingkup
Kegiatan magang ini dilakukan di BP4K kabupaten bungo. Ruang lingkup kegiatan magang merupakan batasan pembahasan yang ditentukan agar lebih terarah dan spesifik yang mengarah Pada kegiatan magang berdasarkan tujuan dari kerangka acuan magang. Adapun ruang lingkup yang ingin saya bahas adalah 1) alokasi SDM atau pembagian tugas (operasional) dari programa, 2) alokasi dana dalam pelakasanaan programa (sumber dana, jumlah dana, dan untuk apa dana digunakan), 3) target dan sasaran yang ingin dicapai, 4) efektifitas pelaksanaan programa, 5) realisasi programa seperti apa, 6) bagaimana kegiatan programa dilakukan, dan berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan programa penyuluhan penyuluhan di BP4K Kabupaten Bungo. Bungo. Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendalian pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan. Badan Pelaksana Penyuluhan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penyuluhan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. kehutanan.
2.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pelaksanaan magang meliputi kegiatan: 1.
Diskusi, yaitu metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada nara sumber yang bekerja di BP4K Kabupaten Bungo seputar kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dalam melaksanakan programa programa maupun dalam pembuatan programa.
2.
Observasi, yaitu metode ini dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan untuk melihat langsung kegiatan yang dilakukan di BP4K Kabupaten Bungo. Kegiatan ini kelakakan dilakukan dengan didampingi oleh pembimbing lapangan.
4
3.
Studi literatur, yaitu pengumpulan data guna mendukung metode observasi dan diskusi dengan cara mempelajari data yang diperoleh dari BP4K, seperti data mengenai programa penyuluhan dan data-data lain yang mendukung.
4.
Dokumentasi, yaitu metode ini adalah salah satu metode yang ikut berpengaruh dalam penguatan data ataupun informasi dilapangan. Metode ini biasanya melalui gambar, foto, rekaman dan sebagainya.
2.3. Rencana Waktu dan Tempat Magang
Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan selama 8 minggu (selama 2 bulan), yang dilakukan pada tanggal 03 oktober 2016 hingga tanggal 03 desember 2016. Bertempat di Badan Pelaksanaan, Penyuluhan, Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bungo.
5
III. KEADAAN INSTANSI
3.1 3.1.1.
Gambaran Umum Instansi Pembentukan BP4K
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Bungo
Nomor
13
Tahun
2010
Tentang
Pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bupati Bungo Bahwa Sesuai Ketentuan Pas al 8 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Serta Pasal 45 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, Maka Untuk Melaksanakan Tugas dan Fungsi Pemerintah di Bidang Penyuluhan Pertanian, dan Kehutanan di Tingakat kabupaten/Kota Perlu dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Sebagai bagian dari Perangkat daerah. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolagun, Kabupaten Tebo Kabupaten Muara Bungo Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903), Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolagun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muara Bungo Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bungo dan Bupati Bungo Memutuskan Peraturan Daerah Tentang Pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Pembentukan Dengan Peraturan Daerah ini Dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan . 3.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dibentuk agar instansi berjalan dengan efisien, efektif, dan optimal.Instansi yang telah memperkerjakan sejumlah tenaga kerja membagi sumber daya manusia tersebut berdasarkan keahliannya, sehingga masing-masing memiliki posisi, fungsi, dan haknya.Struktur Staf BP4K Kabupaten Bungo. BP4K Kabupaten Bungo dipimpin oleh kepala badan dengan beberapa departemen, yaitu: bidang 6
pengembangan sumberdaya manusia, bidang kelembagaan sarana dan prasar ana, bidang programa dan penyebaran informasi. Masing-masing departemen terbagi dari seksi dan subbid.
3.1.3. Visi dan Misi BP4K Kabupaten Bungo
a. Visi dari BP4K Kabupaten Bungo adalah : Terwujudnya penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan menuju masyarakat mandiri berbasis pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan. b. Misidari BP4K Kabupaten Bungo adalah : 1.
Memantapkan dan mengembangkan sistem penyuluhan untuk mendukung kebijakan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.
2.
Memantapkan dan mengembangkan jaringan kerja dan kemitra an penyuluh.
3.
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan dan melestarikan sumberdaya pertanian sumberdaya pertanian, perikanan dan kehutanan.
4.
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam menghasilkan produk yang berdaya saing melalui peningkatan kinerja penyuluh.
7
3.1.3. Luas Wilayah Kerja BP4K
BP4K yang berlokasi di Jln M. Saidi Kecamatan Pasar Muara Bungo mempunyai luas wilayah kerja di seluruh kabupaten bungo dengan luas wilayah sekitar 4.659 km. 17 kecamatan yaitu Pasar Muara Bungo, Rimbo Tengah, Bungo Dani, Bathin III, Tanah Tumbuh, Rantau Pandan, Jujuhan, Tanah Sepenggal, Limbur Lubuk Mengkuang, Pelepat Ilir, Muko muko Bathin VII, Pelepat, Bathin II Babeko, Tanah Sepenggal Lintas, Jujuhan Ilir, Bathin III Ulu dan Bathin III Pela yang. Keadaan letak geografis BP4K Kabupaten Bungo yang memiliki batasan di antaranya: Sebelah Timur
: Kabupaten Tebo
Sebelah Barat
: Kabupaten Kerinci
Sebelah Selatan
: Kabupaten Merangin
Sebelah Utara
: Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dhamasraya
3.2 Kegiatan Instasi
Badan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam hal melaksanakan kewenangan di bidang penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan.Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Badan mempunyai fungsi: a) Perumusan kebijakan, program dan programa penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. b) Pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan mekanisme, tata kerja dan metode serta pelaksanaan penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan. c) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, pengemasan dan penyebaran materi penyuluhan bagi para pelaku utama dan pelaku usaha. d) Pelaksanaan pembinaan pengembangan kerja sama, kemitraan, pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasarana serta pembiayaan penyuluhan. e) Pelaksanaan penumbuh kembangkan dan pelaksanaan fasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan pelaku utama dan pelaku usaha. f) Pelaksanaan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya dan swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan. g) Pelaksanaan pembinaan terhadap Balai Penyuluhan dan Pos Penyuluhan Perdesaan. h) Pengelolaan urusan kesekretariatan Badan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama magang di badan pelaksanaan penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 8
Tanggal (Per/Minggu) Minggu ke – 1
Minggu ke – 2
Minggu ke – 3
Minggu ke – 4
Minggu ke - 5
Minggu ke – 6
Minggu ke – 7
Jenis Kegiatan 1. Perkenalan dengan para staff kantor 2. Mengenali lingkungan tempat magang 3. Presentasi kerangka acuan magang untuk menetukan pendamping lapangan. 1. Membuat film 2. Pembagian pembimbing lapangan 3. Menyusun berkas 4. Gotong royong 5. Pengarahan oleh KABID Fungsional 6. Konsultasi dengan pendamping lapangan 7. Pengambilan data programa kebagian programa 1. Pemotretan untuk pembuatan film 2. Membantu persiapan pameran HUT Kabupaten Bungo 3. Membuat materi strategi penyuluhan dalam power point 4. Penyuluhan di Ds. Pulau pekan Kec. Bungo Dani bersama dengan PPL Dan dinas BPP Bungo dani 1. Pembentukan KTNA (kontak tani nelayan andalan) kecamatan tanah Tumbuh 2. Pembentukan KTNA Kecamatan limbur 1. Diskusi dengan pak wahono bidang programa 2. Pelatihan dan praktek pembuatan pakan ikan sederhana dan pakan ternak (ayam) di BP3K sungai binjai. 3. Pembentukan KTNA BPP Kecamatan pelayang 1. Presentasi laporan hasil magang 2. Pengambilan data yang belum lengkap 3. Kunjungan ke BPP kecamatan jujuhan 4. Pelatihan cara menyuluh 5. Pelatihan menggunakan peta singkap 6. Penilaian P2WKSS di desa muara kuamang kecamatan pelepat ilir. 1. Membuat peta singkap 2. Membuat power point untuk penyuluhan 3. Penyuluhan tentang media film kepada PPL kecamatan jujuhan 9
Minggu ke – 8 8
4. Pelatihan pembuatan pakan ikan dan ternak di Ds. Jaya setia kecamatan pasar muara bungo 5. Menyusun materi padi gogo 6. Membuat materi penyuluhan dalam folder 7. Membuat materi penyuluhan dalam bentuk buklet 1. Pelatihan pambuatan pakan ikan di kcamatan tanah sepenggal lintas. 2. Kursus tani tentang kelapa sawit di desa tebing tinggi kecamatan muko-muko Batin VII
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Gambaran Umum Programa
Programa merupakan rencana berupa kegiatan yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman dalam mencapai suatu tujuan penyuluhan.Selain itu programa programa penyuluhan
bertujuan untuk untuk terstrukturnya terstrukturnya suatu kegiatan yang akan
dikerjakan oleh seorang penyuluh. Secara umum programa penyuluhan dibuat setiap tahun, dengan memperhatikan keadaan wilayahnya.Penyuluh berperan penting dalam pembuatan programa, karena penyuluh yang melakukan pendekatan secara partisipatif dengan pelaku utama dan pelaku usaha. Penyusunan programa penyuluhan pertanian dilakukan dengan memaduserasikan petani dan masyarakat pertanian yang memuat keadaan (sumber ( sumber daya alam dan sumber daya manusia), tujuan, masalah dan kegiatan penyuluhan pertanian serta cara mencapai tujuan. Tujuan dan kegunaan kegunaan pembuaatan programa penyuluh pertanian adalah untuk dijadikan pegangan dan pedoman bagi kegiatan penyuluh pertanian ditingkat kabupaten bungo, juga dapat dijadikan dasar penetapan kebijakan dibidang penyuluhan dimasa mendatang. Penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kegiatan penyuluhan adalah salah satu kegiatan yang penting dalam upaya pemberdayaan sumber daya manusia. Untuk lancarnya kegiatan penyuluhan, maka keberadaan programa penyuluhan sangatlah penting. Penyelenggaraan penyuluhan tidak hanya dilakukan karena proyek atau program tahunan, namun harus secara profesional dengan melibatkan semua aspek manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan) melalui kelembagaan ditingkat pedesaan sehingga dapat diwujudkan pemberdayaan sumberdaya manusia berkualitas yang mampu mengakses teknologi, permodalan dan
11
pasar. Pada akhirnya akan didapatkan kegiatan yang bermuara pada pensejahteraan petani dan keluarganya. Di kabupaten bungo, penegembangan pertanian merupakan bagian terpenting dari pembangunan daerah, karena ± 70% penduduk kabupaten bungo menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Untuk membangun pertanian yang tangguh dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selanjutnya agar pelaksanaan penyuluh lebih terarah dan terkendali maka diperlukan adanya perencanaan penyuluhan disetiap tingkatan yang tersusun secara sistematis dalam bentuk programa penyuluhan pertanian. Kabupaten bungo terletak dibagian barat provinsi jambi dengan luas wilayah sekitar 4.659 km 2.
4.1.2. Maksud dan Tujuan programa penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan
Tujuan dan kegunaan programa penyuluh pertanian adalah untuk dijadikan pegangan dan pedoman bagi kegiatan penyuluhan pertanian, untuk memberikan arah kebijakan bagi programa penyuluhan pada badan pelaksana penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan tahun 2016 dalam pemberdayaan pembudidaya dan pengolah ikan. Untuk menghimpun dan mengoptimalkan potensi sumberdaya manusia, sumber daya alam yang dimiliki sehingga tujuan penyelenggaraan penyuluhan kehutanan oleh aparatur badan pelaksana penyuluhan kabupaten bungo. 4.1.3. Masalah
Dari masalah secara umum permasalahan yang dihadapi para pelaku utama, pelaku usaha dan petugas adalah sebagai berikut: 4.
Tanaman pangan dan holtikultura a. Padi sawah Petani belum semuanya menggunakan bibit unggul b. Padi gogo/ladang Petani tidak melaksanakan pemupukan padi gogo c. Jagung Petani belum menggunakan bibit unggul d. Kedelai 12
Pelaksanaan panen belum baik e. Kacang tanah Pengelolaan tanah sesuai anjuran f. Kacang hijau Petani tidak melakukan pemupukan g. Ubi kayu -
Petani tidak menggunakan bibit unggul
-
Petani tidak melalukan pemupukan tanaman ubi kayu
h. Ubi jalar
5.
-
Pengelolaan tanah tidak sempurna
-
Petani tidak melakukan pemupukan
Bidang tanaman perkebunan 1. Pengolahan bahan olah karet (bokar) yang dilaksanakan oleh petani sesuai dengan petunjuk baru 45% 2. Pengamatan dan pengendalian hama penyakit tanaman karet yang dilaksanakan petani baru 50% 3. Pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan/kebun yang dilaksanakan petani baru 45% 4. Penggunaan bibit unggul tanaman kelapa sawit baru 55% 5. Jumlah petani menjadi penangkar benih karet baru 35% 6. Pandampingan program revitalisasi perkebunan karet baru 45% 7. Jumlah kelompok tani yang berminat menanam karet baru 85%
6.
Bidang peternakan (masalah) 1. Rendahnya pengetahuan petani tentang budidaya ayam buras terutama tentang pengendalian penyakit menular dan pemberian pakan 2. Rendahnya pengetahuan petani tentang pengendalian penyakit sapi dan kerbau 3. Rendahnya pengetahuan petani tentang reproduksi inseminasi buatan sapi 4. Petani belum mengetahui tentang pemeliharaan anak kerbau terutama sebelum usia sapi.
7.
Bidang penyuluhan pertanian (masalah) 13
1. Kelembagaan a
Pembinaan kelompok tani
b
Penyusunan RDKK
c
Pembinaan gapoktan
d
Pembinaan P4
2. Kerjasama kemitraan antara kelembagaan penyuluhan pertanian 3. Pemerintah dan swaday masyarakat 8.
Bidang sumber daya manusia (SDM) a.
Pengembangan penyuluh 1)
Meningkatkan kualitas penyuluh dengan pelatihan fungsional penyuluh dan teknis penyuluh
2)
Peningkatan mutu materi pelatihan di UPTB-BPEK dengan materi yang sesuai dengan potensi wilayah masing-masing.
3)
Peningkatan kemampuan penyuluh dalah rangka membina kelompok dengan terus menerus penyuluh dilapangan.
4)
Peningkatan kemampuan petani dalam rangka penerapan teknologi yang sedang dibutuhkan.
4.1.4. Keragaan Penyuluhan Pertanian
1. Kelembagaan petani a. Kelompok tani Jumlah kelompok tani dari semua sub sektor yang ada dikabupaten bungo sampai dengan bulan desember 2015 adalah sebanyak kelompok dengan perincian :
Kelas pemula sebanyak
: 1,003 kelompok
Kelas lanjut sebanyak
:
116 kelompok
Kelas madya sebanyak
:
15 kelompok
Kelas utama sebanyak
:
1 kelompok
Jumlah
1.246 kelompok
b. Gapoktan
14
Jumlah gapoktan sampai dengan bulan 2015 adalah sebanyak 128 gapoktan. Kelompok tani maupun gapoktan tersebut di atas masih ada yang berfungsi secara optimal. Sesuai peraturan menteri pertanian n0. 82/permentan/OT.104/2014 maka penumbuhan kelompok tani/gapoktan di harapkan secara partisipatif dengan memperhatikan aspirasi petani itu sendiri,
sehingga
terbentuk
rasa
memiliki,
sikap
kepemimpinan,
kemampuan managemen dan kewirausahaan yang tinggi dikalangan anggotanya. Dengan demikian keberadaan kelompok tani/gapoktan dapat dapat di pertahankan dan dikembangkan kearah organisasi/lembaga ekonomi mandiri yang berorientasi agribisnis. 2. Kelembagaan penyuluh Sesuai dengan UU No. 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan, kelembagaan penyuluhan di kabupaten bungo telah terbentuk badan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Sedangkan dari 17 kecamatan telah berdiri balai penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, sedangkan pos penyuluh sebagian besar belum berfungsi sebagaimana mestinya. 3. Ketenagaan penyuluhan pertanian Data jumlah penyuluhan pertanian sampai bulan desember 2015 adalah : a. Penyuluhan pertanian ahli
: 81 orang
b. Penyuluh pertanian terampil
: 44 orang
c. THL – TBPP
: 15 orang
Jumlah
140 orang
4.1.5. Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Sebagai upaya untuk memecahkan masalah masalah tersebut diatas, maka pada Tahun 2016 akan diselenggarakan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian ditingkat kabupaten dalam bentuk : 1. Pengawalan dan pendampingan penyelenggaraan penyuluhan pertanian 2. Penyebaran
informasi
pertanian
melalui
media
cetak
(brosur/leaflet/folder/poster, serta pedoman/petunjuk teknis penyelenggaraan penyuluhan ), dan media elektronik maupun media lainnya. 15
3. Mempersiapkan dan memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan 4. Sosialisasi
kebijakan
penyuluhan
pertanian
dan
informasi
program
pembangunan pertanian melalui pertemuan penyuluh pertanian di tingkat BP3K dan BP4K. 5. Pembinaan
dan
pengembangan
kelembagaan,
ketenagaan
dan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian. 6. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Adapun kegiatan dinas instansi lingkup pertanian, perikanan dan kehutanan yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Dinas tanaman pangan dan holtikultura No
Keadaan produktivitas padi sawah baru 60 kw/ha
produktivitas padi gogo/ ladang baru 32 kw/ha
produktivitas jagung baru 69 kw/ha produktivitas kedelai baru 11 kw/ha produktivitas kacang tanah baru 14 kw/ha. produktivitas kacang hijau baru 11 kw/ha
Tujuan meningkatkan produktivitas padi sawah dari 60 kw/ha menjadi 63 kw/ha meningkatkan produktivitas padi gogo/ladang dari 32 kw/ha menjadi 33,6 kw/ha meningkatkan produktivitas jagung dari 69 kw/ha menjadi 72,5 kw/ha meningkatkan produktivitas kedelai dari 11 kw/ha menjadi 11,6 kw/ha meningkatkan produktivitas kacang tanah dari 14 kw/ha menjadi 14,7 kw/ha. meningkatkan produktivitas kacang hijau dari 11 kw/ha menjadi 11,6 kw/ha
16
Masalah petani belum semuanya menggunakan bibit unggul (40%)
petani tidak melaksanakan pemupukan padi gogo (75%)
petani belum menggunakan bibit unggul
pelaksanaan panen belum baik
pengelolaan tanah tidak sesuai anjuran
Petani tidak melakukan pemupukan
produktivitas ubi kayu baru 71 kw/ha
meningkatkan produktivitas ubi kayu dari 71 kw/ha menjadi 74,5 kw/ha
produktivitas ubi jalar baru 68 kw/ha
menigkatkan prodktivitas ubi jalar dari 68 kw/ha menjadi 71,4 kw/ha
- Petani tidak menggunakan bibit unggul - Petani tidak melakukan pemupukan tanaman ubi kayu - Pengolahan tanah tidak sempurna - Petani tidak melakukan pemupukan -
2. Dinas perkebunan dan kehutanan ( rencana tahun 2016 ) No
Keadaan
Tujuan
Masalah
Pengolahan
Pengolahan bahan olah
Pengolahan bahan olah karet
bahan olah karet
karet (bokar) yang
(bokar) yang dilaksanakan oleh
( bokar ) yang
dilaksanakan oleh petani
petani sesuai dengan petunjuk
dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk
baru 45%
oleh petani
meningkat dari 45%
sesuai dengan
menjadi 50%
petunjuk baru 45% Keadaan jalan
Keadaan jalan produksi
Keadaan jalan produksi
produksi
perkebunan rakyat yang
perkebunan rakyat yang baik
perkebunan
baik meningkat dari 50% baru 50%
rakyat yang baik
menjadi 55%
baru 50% Jalan produksi
Jalan produksi
Jalan perkebunan rakyat yang
perkebunan
perkebunan rakyat yang
sudah dibuka baru 60%
rakyat yang
sudah dibuka meningkat
sudah dibuka
dari 60% menjadi 65%
baru 60% Pengamatan dan
Pengamatan dan
17
Pengamatan dan pengendalian
pengendalian
pengendalian hama
hama penyakit tanaman karet
hama penyakit
penyakit tanaman karet
yang dilaksanakan petani baru
tanaman karet
yang dilaksanakan petani
50%
yang
meningkat dari 50%
dilaksanakan
menjadi 55%
petani baru 50%
3. Dinas peternakan ( rencana kegiatan tahun 2016 ) No
Keadaan
Tujuan
Masalah
Populasi ayam buras
Meningkatkan
Petani belum mengetahui
pertumbuhannya
pengetahuan petani
teknik budidaya, terutama
masih dibawah
tentang budidaya ayam
pengendalian penyakit
angka 5% karena
buras terutama tentang
menular dan pakan
serangan penyakit
penyakit menular dan pakan
Petani yang
Meningkatkan
Rendahnya pengetahuan petani
mengatur
pengetahuan petani
tentang reproduksi inseminasi
perkawinan/reprodu
tentang reproduksi
buatan sapi
ksi dan inseminasi
inseminasi buatan sapi
buatan pada sapi
dari 5% menjadi 10%
baru 5% di dusun non transmigrasi Petani yang
Meningkatkan
Rendahnya pengetahuan petani
melaksanakan
pengetahuan petani
tentang penyakit kerbau dan
vaksinasi SE secara
tentang penyakit kerbau
sapi
teratur pada sapi dan
dan sapi dari 20%
kerbau baru
menjadi 255
mencapai 20% Tinggi angka
Meningkatkan
Rendanhya pengetahuan petani
kematian pada
pengetahuan petani
tentang pemeliharaan anak
18
ternak kerbau yang
tentang pemeliharaan
berumur dibawah 6
anak kerbau sebelum
bulan yang
usia sapih dari 30%
disebabkan
menjadi 35%
kerbau sebelum usia sapih
kurangnya pemeliharaan sebelum usia sapih
4. Kantor ketahanan pangan ( rencana kegiatan tahun 2016 ) a. Pemanfaatan perkarangan dan bantuan bibit pupuk b. Sosialisasi keamanan pangan segar c. Sosialisasi atau pelatihan makanan bergizi, beragam, seimbang dan aman d. Monitoring harga pangan dan distribusi pangan e. Lumbung padi desa f. Optimalisasi pemanfaatan perkarangan melalui konsep KRPL 5. Rencana kegiatan badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016 a. Pengadaan sarana kegiatan penyuluhan ( laptop, modem, printer, kamera digital ). b. Renovasi gedung perkantoran dan aula serta rumah jaga dan pagar. c. Demplot dan pembinaan kelompok tani d. Penyususnan RDK, RDKK. e. Pembinaan gapoktan f. Penilaian kemampuan kelompok tani g. Penilaian klasifikasi BP3K h. Peningkatan kualitas penyuluh, kemampuan penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha. i.
Pembinaan P4S dan pembinaan kelompok tani nelayan andalan ( KTNA )
j.
Penilaian penyuluh, petani, kelompok tani, gapoktan dan BP3K.
k. Penerapan teknologi tepat guna, pengairan dan pompa hydran.
19
4.2. Pembahasan 4.2.1. Pelaksanaan Programa di BP4K Kabupaten Bungo
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa penyelenggaraan penyuluhan menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggungjawab pemerintah tersebut diwujudkan antara lain dengan menyelenggarakan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian yang meliputi aspek-aspek penataan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan. Agar Revitalisasi Penyuluhan Pertanian dapat berjalan secara produktif, efektif dan efisien, perlu dilakukan identifikasi sumberdaya dan program program pembangunan pertanian, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Hal tersebut diperlukan dalam rangka penyusunan rencana penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang komprehensif dengan memadukan seluruh sumberdaya yang tersedia. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) juga mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi dan programa penyuluhan nasional. Agar programa penyuluhan ini dapat merespon secara lebih baik aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha di perdesaan, penyusunan programa penyuluhan diawali dari tingkat desa/kelurahan. Programa penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan. Keterpaduan mengandung maksud bahwa programa penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan programa pertanian penyuluhan tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi dan tingkat nasional, dengan berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. Sedangkan yang dimaksudkan dengan kesinergian yaitu bahwa programa penyuluhan pertanian pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan demikian semua programa penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan antara programa penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan. Berbagai
20
permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan programa penyuluhan pertanian antara lain sebagai berikut: 1. Belum tertibnya penyusunan programa penyuluhan pertanian di semua tingkatan; 2. Naskah programa penyuluhan pertanian belum sepenuhnya dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian; 3. Keberadaaan penyuluh pertanian tersebar pada beberapa dinas/instansi, baik di provinsi maupun kabupaten/kota; 4. Programa penyuluhan pertanian kurang mendapat dukungan dari dinas/instansi terkait; 5. Penyusunan programa penyuluhan pertanian masih didominasi oleh petugas (kurang partisipatif). Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), maka programa penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam programa penyuluhan pertanian ini akan mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan memberikan dukungan terhadap program-program prioritas dinas/instansi terkait. Pelaksanaan programa penyuluhan pertanian di BP4K kabupaten bungo telah terlaksana dengan baik hal ini dapat dilihat dari beberapa data dan dari kegiatan yang diikuti selama magang di BP4K kabupaten bungo. Pelaksanaan programa diambil contoh dari 3 programa kecamatan yang diwakili satu desa setiap 1 programa, hal ini dilakukan karena untuk melihat keterlaksananya programa tersebut dilihat dari data rekapitulasi/bukti kunjungan tatap muka/anjang sama pada kelompok tani. A.
Bidang tanaman pangan dan holtikultura
Kegiatan penyuluhan untuk bidang tanaman pangan dan holtikultura sudah terlaksana karena mengingat jadwal panen petani sudah melewati masa panen dan hal tersebut juga terdapat dalam bukti kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian.
21
Dari program kegiatan diatas yang telah terealisasi sebesar 90% karena dari kegiatan diatas ada beberapa program yang telah terlaksana jauh sebelum saya magang di Badan pelaksana penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan kabupaten bungo seperti Dalam upaya meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya padi, jagung dan kedelai, pemerintah BP4K bungo melakukan pemberdayaan penangkar benih agar petani bungo mampu menyediakan benih sendiri sesuai dengan kebutuhan petani sesuai azas 6 tepat ( varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi, dan harga yang tepat ). Peranan penangkar / kelompok penangkar benih dalam penyediaan benih varietas unggul bersertifikat sangat penting, tetapi disisi lain mereka masih memiliki keterbatasan seperti luas areal produksi, SDM, prasarana dan sarana serta modal. Oleh karena itu pemerintah berupaya melakukan pembinaan dan memberikan dukungan terhadap penangkar/ kelompok penangkar benih baik aspek teknis maupun manajemen. Selain itu pemerintah juga melakukan pengembangan kawasan pertumbuhan padi dengan mengaktifkan kembali lahan tidur untuk digunakan sebagai areal penanaman padi sawah maupun padi ladang. Pemerintah juga melakukan perkenalan dan pengembangan kawasan padi gogo dalam upaya peningkatan produksi padi, hal ini dibantu dengan pengembangan jaringan irigasi agar memperlancar kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani. Selain itu pemerintah juga menyediakan bantuan biaya pengadaan sarana produksi ( benih sumber, pupuk, pestisida ) dan bantuan sarana alat dan mesin pengolahan untuk kegiatan budidaya dalam tanaman pangan dan holtikultura. Adapun kendala yang dihadapi dalam kegiatan program ini, meskipin pemerintah telah gencar-gencarnya melakukan dan memperkenalkan produk pertanian untuk meningkatkan produksi petani hal ini tidak akan tercapai apabila tidak adanya respon dan minat dari petani sendiri untuk memajukan dan meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Karena kita tidak bisa jauh dari tahapan adopsi petani itu sendiri yaitu : 1.
Awwareness, atau kesadaran, yaitu penerima mulai sadar mengenai adanya inovasi yang ditawarkn oleh penyuluh.
2.
Interest, atau tumbuhnya minat atau keinginannya untuk bertanya, mengetahui lebih jauh tentang inovasi yang ditawarkan.
3.
Evaluation, atau penilaian terhadap baik atau buruk mengenai manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap. 22
4.
Trial, atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebalum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
5.
Adoption, yaitu menerima atau menerapkan dengankeyakinn berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah diamatinya sendiri. karena apabila kita melupakan tahapan adopsi tersebut maka akan sulit untuk
mengubah perilaku petani itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan kepada petani agar petani mau dan mampu untuk meningkatkan produksi pertanian untuk kesejahteraan mereka sendiri dan menjadi petani mandiri. Apabila hal tersebut sudah berjalan dengan baik maka baru bisa dikatakan kegiatan ters ebut sudah berjalan dengan baik. Selain itu ada kegiatan lain yang saya ikuti selama magang yang kegiatan tidak tertera di rencana kegiatan matrik programa seper pembuatan pupuk tricodharma cair dan padat, kegiatan ini dalam bentuk kursus tani yang dilaksanakan di desa pulau pekan kecamatan bungo dani. Pupuk tricodharma ini bermanfaat untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman pangan.
Gambar 1. Pembuatan pupuk trichodarma padat dan cair
B.
Bidang perkebunan
Adapun program rencana kegiatan bidang perkebunan yaitu : a. Pembinaan pengelolaan dan mutu hasil produksi perkebunan lokasi muara bungo dengan jumlah kelompok tani sebanyak 5 kelompok.
23
b. Pembukaan jalan usahatani perkebunan dana DAK lokasi kabupaten bungo dengan panjang jalan 1,40 KM c. Pengamatan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman lokasi kabupaten bungo dengan jumlah kelompok sebanyak 10 kelompok tani d. Pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan/kebun lokasi kabupaten bungo dengan jumlah kelompok sebanyak 14 kelompok e. Pengembangan bibit unggul pertanian/ perkebunan lokasi kabupaten bungo 3.800 batang f. Pembinaan penangkar bibit karet lokasi kabupaten bungo dengan luasan sebanyak 2 Ha g. Pendampingan program revitalisasi perkebunan lokasi kabupaten bungo dengan jumlah kelompok sebanyak 14 kelompok h. Pengembangan karet rakyat lokasi kabupaten bungo dengan jumlah bibit sebanyak 100.000 batang. Dari program kegiatan yang telah terlaksana adalah sebagai ber ikut 1. Pembinaan dan pengelolaan dan mutu hasil produksi melalui pertemuan dengan kelompok tani dengan pemberian materi mengenai cara mengelola hasil produksi yang baik dan benar. 2. Pembukaan jalan usahatani perkebunan dari dana DAK. kegiatan ini telah dilaksanakan sebelum saya mulai magang di BP4K kabupaten bungo. 3. Pengamatan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pertemuan dengan kelompok tani melalui pemberiaan materi. 4. Pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan/ kebun. Dilakukan dengan sosialisasi kepada kelompok tani. 5. Pendampingan program revitalisasi perkebunan. Program kegiatan yang belum terlaksana adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan bibit unggul pertanian/ perkebunan lokasi Kabupaten Bungo 3.800 batang 2. Pembinaan penangkar bibit karet lokasi kabupaten bungo dengan luasan sebanyak 2 Ha 24
3. Pengembangan karet rakyat lokasi kabupaten bungo dengan jumlah bibit sebanyak 100.000 batang. Untuk bidang perkebunan ketercapaian pelaksanaan programa memiliki tingkat ketercapaian sebesar 75% karena berdasarkan hasil konsultasi dengan penyuluh poknal bahwa mengapa 25% belum tercapai karena anggaran dana untuk bidang perkebunan telah habis. Sehingga hal tersebut menjadi kendala untuk berlangsungnya kegiatan tersebut karena membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk mengatasi kendala tersebut
penyuluh
mensiasati
dengan
memperkenalkan
bibit
unggul
yang
direkomendasikan dari pemerintah, selain itu penyuluh juga melakukan pembinaan penangkar bibit dalam skala kecil sehingga petani dapat membuat benih/ bibit sendiri. Kegiatan yang saya ikuti pada bidang perkebunan adalah pengamatan dan pengendalian hama penyakit pada tanaman karet. Kegiatan ini dilaksanakan di desa tebing tinggi kecamatan muko-muko batin VII, yang dilaksanakan dengan metode kursus tani, kegiatan ini berlangsung selama 1 hari mulai pukul 8.00 – 16.00 wib. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pemberian materi mengenai hama dan penyakit tanaman serta pengenalan bibit unggul kepada petani, materi yang diberikan bukan hanya mengenai tanaman karet tapi juga kelapa sawit.
25
Gambar 2. Pelatihan Pengendalian Hama Penyakit Pada Tanaman Karet Dan Kelapa Sawit
C.
Bidang peternakan
Adapun program kegiatan bidang peternakan adalah sebagai berikut : a. Insiminasi buatan ternak sapi b. Pengembangan ternak sapi melalui sentra peternakan rakyat dan sapi gaduan c. Vaksinasi ED SE, Rabies. Untuk pelaksanaan di bidang peternakan juga sudah terlaksana hal ini juga dilihat dari bukti kunjungan tatap muka pada kelompok tani. Untuk kegiatan dibidang peternakan tidak semua diikuti karena kegiatan telah berjalan sebelum dilaksanakannya magang di BP4K kabupaten bungo. Selain itu juga memperkenalkan penbuatan pakan ikan sederhana sekaligus pembuatan pakan ayam. Selain kegiatan yang terdapat di matrik kegiatan lain yang diikuti yaitu pelatihan pembuatan pakan ternak dan pakan ikan yang dilakukan pada tiap-tiap kecamatan yang ada di kabupaten bungo, pelatihan inibertujuan untuk membuat petani mandiri agar dapat mengolah sendiri pakan ayam atau pakan ikan dirumah dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar dan dengan harga yang terjangkau.
Gambar 3. Pembuatan pakan ayam dan pakan ikan sederhana.
26
Adapun kegiatan badan yang diikuti yaitu pembentukan KTNA (kontak tani nelayan andalan), kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keeratan hubungan petani dan untuk menjadikan petani lebih mandiri pada bidangnya masing-masing.
Gambar 4. Pembentukan KTNA (kontak tani nelayan andalan) oleh BP4K bungo. Pelaksanaan dilihat dari rencana kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan sebagai upaya untuk pemecahan masalah yang dilaksanakan kegiatan ditingkat kabupaten ditingkat badan juga telah terlaksana dilihat dari terpenuhinya pengadaan sarana kegiatan yang dubutuhkan penyuluh, pembuatan demplot dan pembinaan kelompok tani, dan kegiatan lain yang masuk dalam rencana kegiatan badan pelaksana penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016. Dari berbagai pelaksanaan kegiatan yang diikuti, petani cukup aktif dalam mengikuti kegiatan seperti petani mau bertanya kepada penyuluh, petani menceritakan pengalaman bertani mereka dan petani meminta solusi kepada penyuluh apa yang harus mereka lakukan terhadap tanaman mereka. Dari hal tersebut terlihat bahwa petani mau bertanya, mereka mau melakukan apa yang disarankan oleh penyuluh. sasaran yang ingin dicapai meliputi wanita tani, taruna tani, dan petani dewasa. Dari semua kegiatan pencapaian lebih mengedepankan untuk petani dewasa sebagai sasaran utama.
27
. PENUTUP 5.1. kesimpulan
Dari kegiatan magang yang dilakukan di Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan di Kabupaten Bungo (BP4K) tentang Pelaksanaan Programa Penyuluhan pertanian Perikanan, Dan Kehutanan di Kabupaten Bungo disimpulkan bahwa: 1.
Pelaksanaan programa penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan yang dilaksanan berdasarkan Programa di BP4K Kabupaten Bungo yang dibuat setiap tahun untuk melaksanakan program yang akan dilaksanakan oleh BP4K tesebut sudah terlakasana meski belum sepenuhnya dilaksanakan 100% dikarenakan berdasarkan waktu pelaksanaan dari programa belum berakhir. Pembuatan programa penyuluhan pertanian telah mengikuti peraturan menteri pertanian yang berdasarkan permentan no 25 tahun 2009. Namun keberhasilan dari programa belum terlihat secara jelas karena pengevaluasian hanya dilakukan akhir tahun.
2.
Kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam programa dapat terlaksana dengan baik serta mengarahkan segala kemampuan dari sumber daya yang ada, namun untuk mendapatkan hasil yang baik dan sempurna memerlukan dukungan dari semua pihak yang terletak pada pelaku utama, pelaku usaha dilapangan , dan dari pemerintahan. Karena dana dari pemerintah juga sangat menentukan kesuksesan segala yang direncanakan.
5.2. Saran
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk perbaikan dalam pelaksanaan programa, yaitu : a.
Perlu dilakukan identifikasi yang lebih mendalam tentang kegiatan yang dilakukan terutama terhadap petani, apakah kegiatan programa tersebut dapat dirasakan ke semua kalangan petani atau tidak. Bahwa ternyata dalam kegiatan yang dilakukan tidak semua petani dapat mengikuti kegiatan penyuluhan, hal tersebut terjadi entah itu karena petani tidak mengetahui ataukah memang dibatasi.
b.
Sebaiknya dalam pembuatan programa perlu dilakukan identifikasi keakuratan data berdasarkan keadaan wilayah setempat sehingga ketercapaian dari pelaksanaan programa akan tercapai dengan baik dan dapat dirasakan semua kalangan petani. 28
Karena dari yang terlihat programa yang dibuat dari tahun ketahun tidak jauh berbeda dari yang sebelumnya, untuk itu hal tersebut perlu diperhatikan.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pertanian.go.id/assets/upload/doc/Perpres_No154_2014_P3K.pdf https://rapniantoanto.files.wordpress.com/2011/06/juknis-penyusunan-programa penyuluh.pdf http://www.pertanian.go.id/assets/upload/doc/Perpres_No154_2014_P3K.pdf http://bp4kbungo.com/unit_profil_front/index/4# Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 154 Tahun 2014 Tentang Kelembagaan Penyuluhan, Pertanian, Perikana Dan Kehutanan http://www.pertanian.go.id/assets/upload/doc/Perpres_No154_2014_P3K.pdf (Diaksespadatanggal 29 september 2016) Pertauran Menteri Pertanian No.25/Permentan/OT.140/5/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Badan pelaksana pentuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. 2016. Programa penyuluhan pertanian kabupaten bungo.
30
Lampiran 1
KERANGKA ACUAN MAGANG PELAKSANAAN PROGRAMA PENYULUHAN DI BADAN PELAKSANAAN, PENYULUHAN, PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN BUNGO
Oleh: PITRIA MATUZZAHARA D1B012017
PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2016
31
Lembar Pengesahan
Judul
: Pelaksanaan Programa Penyuluhan Di Balai Pelaksanaan, Penyuluhan, Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Kabupaten Bungo
Nama Mahasiswa
: Pitria Matuzzahara
NIM
: D1B012017
Telp./Fax/E-mail
: 085268894917/-/
[email protected]
NamaDosenPembimbing
: Rendra, S.P, M.Si
Telp/Fax/E-mail
:
Nama Instasi
: Balai Pelaksanaan, Penyuluhan, pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Bungo
Alamat Magang
: Bungo
Waktu Pelaksanaan
: 8 minggu ( 2016 s/d 2016)
Menyetujui,
Mahasiswa,
Pembimbing Magang
Rendra, S.P, M.Si
Pitria matuzzahara
NIP.
NIM. D1B012017 Mengetahui, Wakil Ketua Komisi Magang
Ardiyan Saputra, S.P, M.P NIP. 197910092006041001
32
A. Latar Belakang
Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan / atau masayarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan (peraturan presiden no 154, 2014). Menurut peraturan pertanian (2009), programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendalian pencapaian tujuan penyuluhan. Program penyuluhan pertanian disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan. Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Pertanian, Penyuluhan, Perikanan, Dan Kehutanan (SP3K) jugan mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi, dan programa penyuluhan nasional. Agar programa penyuluhan ini dapat merespon secara lebih baik aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha pedesaan, penyusunan programa penyuluhan diawali dari tingkat desa/kelurahan (Menurut peraturan pertanian, 2009). Tujuan dari pembuatan programa adalah : 4. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi penyelenggara, 5. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana kegiatan penyuluhan pertanian, 6. Menyediakan
bahan
penyusunan
perencanaan
penyuluhan
disampaikan dalam forum musrembangtan tahun berikutnya. Macam-macam programa penyuluhan, yaitu: 5. Programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, 6. Programa penyuluhan kecamatan (BPP), 7. Programa penyuluhan kabupaten/kota, 8. Programa penyuluhan provinsi.
33
untuk
Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bupati Bungo Bahwa Sesuai Ketentuan Pasal 8 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Serta Pasal 45 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, Maka Untuk Melaksanakan Tugas dan Fungsi Pemerintah di Bidanag Penyuluhan Pertanian, dan Kehutanan di Tingakat kabupaten/Kota Perlu dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Sebagai bagian dari Perangkat daerah. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolagun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muara Bungo, Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903), Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolagun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muara Bungo Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969. Terwujudnya Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menuju Masyarakat Mandiri Berbasis Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Memantapkan dan Mengembangkan system Penyuluhan untuk mendukung Kebijakan Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan – Memantapkan dan Mengembangkan
Jaringan
Kerja
dan
Kemitraan
Penyuluh – Meningkatkan
Pemberdayaan Masyarakat dalam Memanfaatkan dan Melestarikan Sumberdaya Pertanian, Perikanan dan kehutanan – Meningkatkan kualitas sumberdaya Manusia dalam Menghasilkan Produk yang
berdaya saing melalui Peningkatan Kinerja
Penyuluh.
B. Tujuan
Adapuntujuandarikegiatanmaganginiadalah: 3. Untuk mengetahui keadaan programa penyuluhan pertanian di BP4K Muaro Bungo. 34
4. Untuk mengetahui dan mengamati pembuatan programa di BP4K Muaro Bungo. C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan magang merupakan batasan pembahasan yang ditentukan agar lebih terarah dan spesifik. Pada kegiatan magang ini dilakukan di BP4K (Badan Pelaksanaan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan) di Kabupaten Bungo. Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendalian pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan.
D. Metode Pelaksanaan Magang
Metode pelaksanaan magang meliputi kegiatan: 5. Diskusi Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada nara sumber yang bekerja di BP4K Muaro Bungo seputar kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dalam melaksanakan programa maupun dalam pembuatan programa. 6. Observasi Metode ini dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan untuk melihat langsung kegiatan yang dilakukan di BP4K Muaro Bungo. Kegiatan ini kelakakan dilakukan dengan didampingi oleh pembimbing lapangan.
E. Rencana Waktu dan Tempat Magang
Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan selama 8 minggu (selama 2 bulan), yang dilakukan pada tanggal 4 april 2016 hingga tanggal 29 mei 2016. Bertempat di Balai
35
Pelaksanaan, Penyuluhan, Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bungo. F.
Jadwal Rencana Kerja
Adapun kegiatan magang di BP4K Muaro Bungo dirincikan pelaksanaannya perminggu dengan uraian jenis-jenis kegiatan. Secara garis besar jenis kegiatan mempelajari
tentang
kegiatan
penyuluh
dalam
membuat,
programanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1
36
dan
melaksanakan
Jadwal Rencana Kerja No.
MingguKe-
JenisKegiatan 1
1.
2
3
4
5
6
7
8
Orientasi pada kantor dengan mempelajari beberapa aspek
2.
Mempelajari tugas dan wewenang seluruh pegawai di kantor
3.
Mempelajari dan mengamati kinerja penyuluh dalam pembuatan programa
4.
Mempelajari dan mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan programa
5.
Pengamatan langsung dan pengambilan data tentang programa penyuluhan
6.
Evaluasi data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan
7.
Penyusunan laporan kegiatan
8.
Perpisahan dan kembali ke Universitas
* Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu ** Jadwal pelaksanaan kegiatan ditentukan sesuaikan di kantor/di lapangan
37
Form Penilaian Lapangan Alternatif 1 (Soft Skill dan Hard Skill) No.
Aktivitas yang dinilai
Nilai (Range 70-90)
Jumlah
A.
Soft Skill
1.
Budi pekerti
-
2.
Kedisiplinan
-
3.
Kesungguhan
-
4.
Kemampuan kerjamandiri
-
5.
Kemampuan kerjasama
-
6.
Ketelitian
-
7.
Kemampuan mengemukakan
-
pendapat 8.
Kemampuan menyerap hal baru
-
9.
Inisiatif dan kreatifitas
-
10.
Kepuasan pemberi praktek
-
11.
Jumlah A
-
12.
Rerata komponen A
-
13.
Nilai komponen A (70% dari
-
rerata)
B.
Hard skill (persentasi)
1.
Penyampaian materi
-
2.
Penguasaan materi
-
3.
Jumlah B
-
4.
Rerata komponen B
-
5.
Nilai komponen B (30% dari
-
rerata)
Jumlah nilai komponen A dan B
38
-
Form Penilaian Lapangan Alternatif 2 (Soft Skill dan Hard Skill) No.
Aktivitas yang dinilai (soft skill)
Nilai (Range 70-90)
1.
Budi pekerti
2.
Kedisiplinan
3.
Kesungguhan
4.
Kemampuan kerjamandiri
5.
Kemampuan kerjasama
6.
Ketelitian
7.
Kemampuan mengemukakan pendapat
8.
Kemampuan menyerap hal baru
9.
Inisiatif dan kreatifitas
10.
Kepuasan pemberi praktek
11.
Jumlah
12.
Rerata komponen
39
Lampiran 2. Jurnal Harian Magang
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
Lampiran 3. MATRIK PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BUNGO TAHUN 2016
Bidang : TPH
No
1
Keadaan
2 produktivitas padi sawah baru 60 kw/ha
produktivitas padi gogo/ ladang baru 32 kw/ha
produktivitas jagung baru 69 kw/ha
produktivitas
Tujuan
3 meningkatkan produktivitas padi sawah dari 60 kw/ha menjadi 63 kw/ha meningkatkan produktivitas padi gogo/ladang dari 32 kw/ha menjadi 33,6 kw/ha meningkatkan produktivitas jagung dari 69 kw/ha menjadi 72,5 kw/ha meningkatkan
Masalah
4 petani belum semuanya menggunakan bibit unggul (40%) petani tidak melaksanakan pemupukan padi gogo (75%)
Sasaran Pelak Pelaku utama u usaha Wan Taru Petani ita na dewa L P tani tani Sa 5 6 7 8 9 √ √ √
√
√
√
√
√
√
Kegiatan/ metode
Waktu
14 17 kali
15 Kel.Ta ni/ BP
16 Jan-Des 2016
17 APBD
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
Pengguna an bibit unggul
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
Cara
Demplot
17 kali
Kel.ta
Jan-Des
APBD
UPTB.
Penyuluh
ni/ BP
2016
P
Materi
10 √
11 √
12 Pengguna an bibit unggul
13 Demplot
√
√
Pemupuk an tan. Padi gogo
√
√
Vol
Sumber biaya
Penangg ung jawab 18 UPTB. BP3K
Lokas i
L
petani belum menggunakan bibit unggul
pelaksanaan
Kegiatan penyuluh
Petugas
Pelaksan a 19 Penyuluh
Keter anga n
20
65
kedelai baru 11 kw/ha
produktivitas kedelai dari 11 kw/ha menjadi 11,6 kw/ha produktivitas meningkatkan kacang tanah produktivitas baru 14 kw/ha. kacang tanah dari 14 kw/ha menjadi 14,7 kw/ha. produktivitas meningkatkan kacang hijau produktivitas baru 11 kw/ha kacang hijau dari 11 kw/ha menjadi 11,6 kw/ha produktivitas meningkatkan ubi kayu baru 71 produktivitas kw/ha ubi kayu dari 71 kw/ha menjadi 74,5 kw/ha
produktivitas ubi jalar baru 68 kw/ha
menigkatkan prodktivitas ubi jalar dari 68 kw/ha menjadi 71,4 kw/ha
panen belum baik
pengelolaan tanah tidak sesuai anjuran
panen kedelai yang baik
√
√
√
√
√
Petani tidak melakukan pemupukan
- Petani tidak menggunaka n bibit unggul - Petani tidak melakukan pemupukan tanaman ubi kayu - Pengolahan tanah tidak sempurna - Petani tidak melakukan pemupukan -
BP3K
Budidaya tanaman kacang tanah
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
Pemupuk an kacang hijau
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
√
√
√
√
√
Budidaya tanaman ubi kayu
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
√
√
√
√
√
Budidaya tanaman ubi jalar
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
66
Bidang : Perkebunan
No
1
Keadaan
Tujuan
Masalah
2 3 4 Pengolahan Pengolahan Pengolahan bahan olah karet bahan olah karet bahan olah
Sasaran Pelak Pelaku utama u usaha Wan Taru Petani ita na dewa L P tani tani Sa 5 6 7 8 9 15 20 200 10 5
Kegiatan penyuluh
Petugas
L
P
Materi
10
11
12 Pengolaha n bokar
Kegiatan/ metode 13 Kursus tani
Vol 14 5 klp
Lokas i
Waktu
15 Muaro bungo
16 Jan-Des 2016
Sumber biaya 17 APBD
Penangg ung jawab 18 Dinas hutbun
Pelaksan a 19 Penyuluh dan
Keter anga n
20
kedelai baru 11 kw/ha
produktivitas kedelai dari 11 kw/ha menjadi 11,6 kw/ha produktivitas meningkatkan kacang tanah produktivitas baru 14 kw/ha. kacang tanah dari 14 kw/ha menjadi 14,7 kw/ha. produktivitas meningkatkan kacang hijau produktivitas baru 11 kw/ha kacang hijau dari 11 kw/ha menjadi 11,6 kw/ha produktivitas meningkatkan ubi kayu baru 71 produktivitas kw/ha ubi kayu dari 71 kw/ha menjadi 74,5 kw/ha
produktivitas ubi jalar baru 68 kw/ha
menigkatkan prodktivitas ubi jalar dari 68 kw/ha menjadi 71,4 kw/ha
panen belum baik
panen kedelai yang baik
√
pengelolaan tanah tidak sesuai anjuran
√
√
√
√
Petani tidak melakukan pemupukan
- Petani tidak menggunaka n bibit unggul - Petani tidak melakukan pemupukan tanaman ubi kayu - Pengolahan tanah tidak sempurna - Petani tidak melakukan pemupukan -
ni/ BP
2016
BP3K
Budidaya tanaman kacang tanah
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
Pemupuk an kacang hijau
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
√
√
√
√
√
Budidaya tanaman ubi kayu
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
√
√
√
√
√
Budidaya tanaman ubi jalar
Demplot
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
APBD
UPTB. BP3K
Penyuluh
66
Bidang : Perkebunan
No
1
Keadaan
Tujuan
2 3 Pengolahan Pengolahan bahan olah karet bahan olah karet ( bokar ) yang (bokar) yang dilaksanakan dilaksanakan oleh petani oleh petani sesuai dengan sesuai dengan petunjuk baru petunjuk 45% meningkat dari 45% menjadi 50% Keadaan jalan Keadaan jalan produksi produksi perkebunan perkebunan rakyat yang baik rakyat yang baik baru 50% meningkat dari 50% menjadi 55% Jalan produksi Jalan produksi perkebunan perkebunan rakyat yang rakyat yang sudah dibuka sudah dibuka baru 60% meningkat dari 60% menjadi 65% Pengamatan dan Pengamatan dan pengendalian pengendalian hama penyakit hama penyakit tanaman karet tanaman karet
Masalah
4 Pengolahan bahan olah karet (bokar) yang dilaksanakan oleh petani sesuai dengan petunjuk baru 45%
Sasaran Pelak Pelaku utama u usaha Wan Taru Petani ita na dewa L P tani tani Sa 5 6 7 8 9 15 20 200 10 5
Kegiatan penyuluh
Petugas
L
P
Materi
10
11
12 Pengolaha n bokar yang baik
Kegiatan/ metode 13 Kursus tani
Lokas i
Waktu
14 5 klp
15 Muaro bungo
16 Jan-Des 2016
17 APBD
Vol
Sumber biaya
Penangg ung jawab 18 Dinas hutbun
Pelaksan a 19 Penyuluh dan petugas perkebuna n
Keadaan jalan produksi perkebunan rakyat yang baik baru 50%
15
20
200
5
Manfaat pertemua jalan n produksi perkebuna n
50,42 km
Dalam kabup aten bungo
Jan-Des 2016
APBD
Dinas hutbun
Penyuluh dan petugas perkebuna n
Jalan perkebunan rakyat yang sudah dibuka baru 60%
20
20
200
5
Manfaat pertemua jalan n produksi perkebuna n
48,42 km
Dalam kabup aten bungo
Jan-Des 2016
APBD
Dinas hutbun
Penyuluh dan petugas perkebuna n
Pengamatan dan pengendalian hama penyakit
10
20
200
1
Pengendal ian hama/pen yakit
10 klp
Dalam kabup aten bungo
Jan-Des 2016
APBD
Dinas hutbun
Penyuluh dan petugas perkebuna
Kursus tani
67
yang yang dilaksanakan dilaksanakan petani baru 50% petani meningkat dari 50% menjadi 55%
tanaman karet yang dilaksanakan petani baru 50%
n
Keter anga n
20
Bidang : Perkebunan
No
1
Keadaan
Tujuan
2 3 Pengolahan Pengolahan bahan olah karet bahan olah karet ( bokar ) yang (bokar) yang dilaksanakan dilaksanakan oleh petani oleh petani sesuai dengan sesuai dengan petunjuk baru petunjuk 45% meningkat dari 45% menjadi 50% Keadaan jalan Keadaan jalan produksi produksi perkebunan perkebunan rakyat yang baik rakyat yang baik baru 50% meningkat dari 50% menjadi 55% Jalan produksi Jalan produksi perkebunan perkebunan rakyat yang rakyat yang sudah dibuka sudah dibuka baru 60% meningkat dari 60% menjadi 65% Pengamatan dan Pengamatan dan pengendalian pengendalian hama penyakit hama penyakit tanaman karet tanaman karet
Masalah
4 Pengolahan bahan olah karet (bokar) yang dilaksanakan oleh petani sesuai dengan petunjuk baru 45%
Sasaran Pelak Pelaku utama u usaha Wan Taru Petani ita na dewa L P tani tani Sa 5 6 7 8 9 15 20 200 10 5
Kegiatan penyuluh
Petugas
L
P
Materi
10
11
12 Pengolaha n bokar yang baik
Kegiatan/ metode 13 Kursus tani
Lokas i
Waktu
14 5 klp
15 Muaro bungo
16 Jan-Des 2016
17 APBD
Vol
Sumber biaya
Penangg ung jawab 18 Dinas hutbun
Pelaksan a 19 Penyuluh dan petugas perkebuna n
Keadaan jalan produksi perkebunan rakyat yang baik baru 50%
15
20
200
5
Manfaat pertemua jalan n produksi perkebuna n
50,42 km
Dalam kabup aten bungo
Jan-Des 2016
APBD
Dinas hutbun
Penyuluh dan petugas perkebuna n
Jalan perkebunan rakyat yang sudah dibuka baru 60%
20
20
200
5
Manfaat pertemua jalan n produksi perkebuna n
48,42 km
Dalam kabup aten bungo
Jan-Des 2016
APBD
Dinas hutbun
Penyuluh dan petugas perkebuna n
Pengamatan dan pengendalian hama penyakit
10
20
200
1
Pengendal ian hama/pen yakit
10 klp
Dalam kabup aten bungo
Jan-Des 2016
APBD
Dinas hutbun
Penyuluh dan petugas perkebuna
Kursus tani
Keter anga n
20
67
yang yang dilaksanakan dilaksanakan petani baru 50% petani meningkat dari 50% menjadi 55%
tanaman karet yang dilaksanakan petani baru 50%
n
68
MATRIK PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BUNGO TAHUN 2016 Bidang : Peternakan Sasaran Pelak Pelaku utama u usaha No
Keadaan
Tujuan
Kegiatan penyuluh
Petugas
Masalah Wan ita
Taru na
Petani dewa
L
P
L
P
Materi
Kegiatan/ metode
Vol
Lokas i
Waktu
Sumber biaya
Penangg ung
Pelaksan
Keter anga n
yang yang dilaksanakan dilaksanakan petani baru 50% petani meningkat dari 50% menjadi 55%
tanaman karet yang dilaksanakan petani baru 50%
n
68
MATRIK PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BUNGO TAHUN 2016 Bidang : Peternakan Sasaran Pelak Pelaku utama u usaha No
1
Keadaan
2
Tujuan
3
Kegiatan penyuluh
Petugas
Masalah
4
Wan ita tani
Taru na tani
Petani dewa Sa
L
P
L
P
Materi
Kegiatan/ metode
Vol
Lokas i
Waktu
Sumber biaya
Penangg ung jawab
Pelaksan a
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Populasi ayam buras pertumbuhannya masih dibawah angka 5% karena serangan penyakit
Meningkatkan Petani belum pengetahuan mengetahui petani tentang teknik budidaya ayam budidaya, buras terutama terutama tentang penyakit pengendalian menular dan penyakit pakan menular dan pakan
√
√
√
√
Teknik pengendal ian penyakit dan pakan ayam buras
Ceramah/ diskusi, demonstra si cara
17 kali
Kel.Ta ni/ BP
Jan-Des 2016
Petani yang mengatur perkawinan/repr oduksi dan inseminasi buatan pada sapi baru 5% di dusun non transmigrasi
Meningkatkan pengetahuan petani tentang reproduksi inseminasi buatan sapi dari 5% menjadi 10%
Rendahnya pengetahuan petani tentang reproduksi inseminasi buatan sapi
√
√
√
√
Teknis pengatura n reproduks i inseminas i buatan sapi
Ceramah/ diskusi
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Petani yang melaksanakan
Meningkatkan pengetahuan
Rendahnya pengetahuan
Teknis pengendal
Ceramah/
17 kali
ian penyakit kerbau dan pengendal iannya
diskusi
BP
BP
Kel. Tani
Jan-Des 2016
BP
Kel. Tani
Kel.ta
Jan-Des
BP
Kel. Tani
ni/ BP
2016
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
BP
Kel. Tani
69
vaksinasi SE secara teratur pada sapi dan kerbau baru mencapai 20%
petani tentang penyakit kerbau dan sapi dari 20% menjadi 255
petani tentang penyakit kerbau dan sapi
Tinggi angka kematian pada ternak kerbau yang berumur dibawah 6 bulan
Meningkatkan pengetahuan petani tentang pemeliharaan anak kerbau
Rendanhya pengetahuan petani tentang pemeliharaan anak kerbau
√
√
√
√
Teknis Ceramah/ tentang diskusi pemelihar aan intensif
17 kali
Keter anga n
20
MATRIK PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BUNGO TAHUN 2016 Bidang : Peternakan Sasaran Pelak Pelaku utama u usaha No
1
Keadaan
2
Tujuan
3
Kegiatan penyuluh
Petugas
Masalah
4
Wan ita tani
Taru na tani
Petani dewa Sa
L
P
L
P
Materi
Kegiatan/ metode
Vol
Lokas i
Waktu
Sumber biaya
Penangg ung jawab
Pelaksan a
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Populasi ayam buras pertumbuhannya masih dibawah angka 5% karena serangan penyakit
Meningkatkan Petani belum pengetahuan mengetahui petani tentang teknik budidaya ayam budidaya, buras terutama terutama tentang penyakit pengendalian menular dan penyakit pakan menular dan pakan
√
√
√
√
Teknik pengendal ian penyakit dan pakan ayam buras
Ceramah/ diskusi, demonstra si cara
17 kali
Kel.Ta ni/ BP
Jan-Des 2016
Petani yang mengatur perkawinan/repr oduksi dan inseminasi buatan pada sapi baru 5% di dusun non transmigrasi
Meningkatkan pengetahuan petani tentang reproduksi inseminasi buatan sapi dari 5% menjadi 10%
Rendahnya pengetahuan petani tentang reproduksi inseminasi buatan sapi
√
√
√
√
Teknis pengatura n reproduks i inseminas i buatan sapi
Ceramah/ diskusi
17 kali
Kel.ta ni/ BP
Petani yang melaksanakan
Meningkatkan pengetahuan
Rendahnya pengetahuan
Teknis pengendal
Ceramah/
17 kali
ian penyakit kerbau dan pengendal iannya
diskusi
BP
BP
Kel. Tani
Jan-Des 2016
BP
Kel. Tani
Kel.ta
Jan-Des
BP
Kel. Tani
ni/ BP
2016
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
BP
Kel. Tani
69
vaksinasi SE secara teratur pada sapi dan kerbau baru mencapai 20%
petani tentang penyakit kerbau dan sapi dari 20% menjadi 255
Tinggi angka Meningkatkan kematian pada pengetahuan ternak kerbau petani tentang yang berumur pemeliharaan dibawah 6 bulan anak kerbau yang disebabkan sebelum usia kurangnya sapih dari 30% pemeliharaan menjadi 35% sebelum usia sapih
petani tentang penyakit kerbau dan sapi
Rendanhya pengetahuan petani tentang pemeliharaan anak kerbau sebelum usia sapih
√
√
√
√
Teknis Ceramah/ tentang diskusi pemelihar aan intensif anak kerbau
70
Lampiran 4. Bukti Kunjungan Tatap Muka/ Anjangsana
17 kali
Keter anga n
20
vaksinasi SE secara teratur pada sapi dan kerbau baru mencapai 20%
petani tentang penyakit kerbau dan sapi dari 20% menjadi 255
Tinggi angka Meningkatkan kematian pada pengetahuan ternak kerbau petani tentang yang berumur pemeliharaan dibawah 6 bulan anak kerbau yang disebabkan sebelum usia kurangnya sapih dari 30% pemeliharaan menjadi 35% sebelum usia sapih
petani tentang penyakit kerbau dan sapi
Rendanhya pengetahuan petani tentang pemeliharaan anak kerbau sebelum usia sapih
ian penyakit kerbau dan pengendal iannya
√
√
√
√
diskusi
Teknis Ceramah/ tentang diskusi pemelihar aan intensif anak kerbau
70
Lampiran 4. Bukti Kunjungan Tatap Muka/ Anjangsana
71
17 kali
ni/ BP
2016
Kel.ta ni/ BP
Jan-Des 2016
BP
Kel. Tani
Lampiran 4. Bukti Kunjungan Tatap Muka/ Anjangsana
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
Lampiran 5. Informasi Pertanian Melalui Media Cetak
79
Lampiran 5. Informasi Pertanian Melalui Media Cetak
Lampiran 5. Informasi Pertanian Melalui Media Cetak
80
81
82
83
Lampiran 6
Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Padi Dan Palawija Dirinci Per Komoditi Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No A 1 2 B 1 2 3 4 5 6
Komoditi Padi Padi sawah Padi ladang Jumlah padi Palawija Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar
Luas tanam (ha)
Luas panen (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (ku/ha)
5.796 5.081 10.877
5.796 5.081 10.877
35.935,2 17.783,5 53.718,7
62 35 49
1.076 740 208 70 319 202
1.076 740 208 70 319 202
6.994 888 2.912 77 22.469 13.837
65 12 14 11 71 68
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
84
Tabel 2. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Padi (Sawah Dan Ladang) Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Pasar Muara Bungo Bungo Dani Bathin III Rimbo Tengah Bathin II Babeko Pelepat Pelepat Ilir Tanah Tumbuh Bathin II Pelayang Limbur Lbk Mengkuang Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Rantau Pandan Bathin III Ulu Muko-Muko Bathin VII Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
-
-
-
-
180 320 176 751 61 768
180 320 176 751 61 768
770 1.440 809,6 3.154,2 262,3 3.532,8
40 45 46 42 43 46
152
152
668,8
44
1.250
1.250
4.375
35
1.934
1.934
9.283
48
675
675
3.519
46
610 1.525
610 1.525
2.745 7.320
45 48
220
220
1.056
48
920 800 18.699,6
920 800 18.699,6
3.312 4.000 82.527,5
36 50
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
85
Tabel 3. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Padi Sawah Dan Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Pasar Muara Bungo Bungo Dani Bathin Iii Rimbo Tengah Bathin II Babeko Pelepat Pelepat Ilir Tanah Tumbuh Bathin II Pelayang Limbur Lbk Mengkuang Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Rantau Pandan Bathin III Ulu Muko-Muko Bathin VII Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
155 295 176 16 755 90
155 295 176 16 755 90
821,5 2.694 1.091,2 80 5.681 522
53 60 62 50 62 58
-
-
-
-
1.434
2.370
15.168
64
545
777
4.662
60
460 1.165
735 1.165
4.530 6.990
60 60
140
140
812
58
725 5.796
1.325 8.173
8.215 49.038
62 60
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
86
Tabel 4. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Padi Gogo/Ladang Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Pasar Muara Bungo Bungo Dani Bathin III Rimbo Tengah Bathin II Babeko Pelepat Pelepat Ilir Tanah Tumbuh Bathin II Pelayang Limbur Lbk Mengkuang Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Rantau Pandan Bathin III Ulu Muko-Muko Bathin VII Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
25 25 176 575 45 13 62
25 25 176 575 45 13 62
72 70 2.328 1.782,5 157,5 39 186
28 30 30 31 35 30 30
1.250
1.250
4.375
35
500
500
1.600
32
220
220
704
32
150 360
150 360
450 1.260
30 35
80
80
304
38
920 75 4.481
920 75 4.481
3.312 285 14.339,2
36 38 32
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
87
Tabel 5. Ketersediaan Bahan Makanan Utama Untuk Dikonsumsi Dari Hasil Produksi Sendiri Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17
Kecamatan
Pelepat Pelepat ilir Bathin II babeko Rimbo Tengah Bungo dani Pasar muara bungo Bathin III Rantau pandan Muko-muko bathin VII Bathin III Ulu Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Tanah tumbuh Limbur lbk mengkuang Bathin II pelayang Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Jumlah Penduduk
Produksi Padi Bibit/ Waste
Tersedia Dikonsu msi
Kebutuhan Dikonsumsi (Ton)
Plus Minus (Ton)
37.146 55.643 15.521 34.261 32.048 30.717 27.632 11.392 15.911 10.250 26.765 26.969 18.241 18.755 10.173 21.304 12.378 405.097
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
88
Tabel 6. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Jagung Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Pelepat Pelepat ilir Bathin II babeko Rimbo Tengah Pasar muara bungo Bungo dani Bathin III Rantau pandan Muko-muko bathin VII Bathin III Ulu Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Tanah tumbuh Limbur lbk mengkuang Bathin II pelayang Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Luas Tanam (Ha) 300 123 27 2 2 10 50 36
Luas Panen (Ha) 278 155 40 2 2 10 50 40
26
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
1.807 1.085 272 140 14,4 70 360 280
65 70 68 70 72 70 72 70
30
204
68
95 70
95 114
646 798
68 70
25
30
204
68
10
20
136
68
15
25
175
70
13 20 252 1.076
15 20 525 1.168
102 140 1.764 8.059
68 70 70 69
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
89
Tabel 7. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Kedelai Dirimci Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Pelepat Pelepat ilir Bathin II Babeko Rimbo Tengah Pasar muara bungo Bungo dani Bathin III Rantau pandan Muko-muko bathin VII Bathin III Ulu Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Tanah tumbuh Limbur lbk mengkuang Bathin II pelayang Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Luas Tanam (Ha) 90 40 5 15 150
Luas Panen (Ha) 90 40 5 15 150
40
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
108 48 6 1,8 180
12 12 12 12 12
40
44
11
120 40
120 40
132 44
11 11
50
50
50
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10 40 120 740
10 40 120 740
12 56 144 814
12 10 12 11
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
90
Tabel 8. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Kacang Tanah Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Pelepat Pelepat Ilir Bathin II Babeko Rimbo Tengah Pasar Muara Bungo Bungo Dani Bathin III Rantau Pandan Muko-Muko Bathin VII Bathiniii Ulu Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Tanah Tumbuh Limbur Lbk Mengkuang Bathin II Pelayang Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Luas Tanam (Ha) 12 5 4 5 12 19
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
12 5 4 5 12 19
18 6,5 5,2 7,5 18 28,5
15 13 1,3 1,5 15 15
4
4
6
15
11 -
11 -
15,4 -
14 -
20
20
30
15
30
30
45
15
10
10
13
13
8 3 65 208
8 3 65 208
12 4,2 84,5 2.912
15 14 13 14
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
91
Tabel 9. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Kacang Hijau Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Pelepat Pelepat ilir Bathin II Babeko Rimbo tengah Pasar muara bungo Bungo dani Bathin III Rantau pandan Muko-muko bathin VII BathinIII Ulu Tanah sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Tanah tumbuh Limbur lbk mengkuang Bathin II Pelayang Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Luas Tanam (Ha) 12 5 4 3 5 2 6
Luas Panen (Ha) 12 5 4 3 5 2 6
2
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
14,4 5,5 4,8 3,6 6 2,4 6
12 11 12 12 12 12 10
2
2,4
12
6 -
6 -
6,6 -
11 -
3
3
3,6
12
4
4
4,6
12
2
2
2,4
11
3 13 70
3 13 70
3,3 15,6 77
11 12 11
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
92
Tabel 10. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Ubi Kayu Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan
Pelepat Pelepat Ilir Bathin II Babeko Rimbo Tengah Pasar Muara Bungo Bungo Dani Bathin III Rantau Pandan Muko-Muko Bathin VII Bathiniii Ulu Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Tanah Tumbuh Limbur Lbk Mengkuang Bathin II Pelayang Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
Luas Tanam (Ha) 22 82 4 12 4 15 29 -
Luas Panen (Ha) 22 82 4 12 4 15 29 -
10
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
165 656 3,8 90 31,2 112,5 217,5 -
75 70 70 75 70 75 75 -
10
80
72
20 -
20 -
160 -
70 -
7
7
53,2
70
22
22
167
70
-
-
-
-
9 18 35 319
9 18 35 319
70,2 135 262,5 22.469
70 75 75 71
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
93
Tabel 11. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Tanaman Ubi Jalar Per Kecamatan Di Kabupaten Bungo Tahun 2015 No
Kecamatan
1 2 3 4 5
Pelepat Pelepat ilir Bathin II Babeko Rimbo tengah Pasar muara bungo
6
Bungo dani
7 8
Bathin III Rantau pandan Muko-muko bathin VII BathinIII Ulu Tanah sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Tanah tumbuh Limbur lbk mengkuang Bathin II Pelayang Jujuhan Jujuhan Ilir Jumlah
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Luas Tanam (Ha) 15 47 4 1
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
15 47 4 1
105 329 26 7,2
70 70 65 72
25
25
170
68
4
4
-
70
15
15
28
68
20 -
20 -
130 -
65 -
7
7
47,6
68
3
3
21
70
-
-
-
-
9 52 202
9 52 202
61,2 353,6 13.837
68 68 68
Sumber : badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten bungo tahun 2016
94
Tabel 12. Produksi, Luas Areal Dan Produktivitas Komoditas Utama Perkebunan Tahun 2015 No 1
2
3
Jenis Komditi Karet Produksi (ton) Luas areal (ha) Produktivitas (kg/ha/th) Jumlah petani (kk) Kelapa sawit Produksi (ton) Luas areal (ha) Produktivitas (kg/ha/th) Jumlah petani (kk) Kelapa dalam Produksi (ton) Luas areal (ha) Produktivitas (kg/ha/th) Jumlah petani (kk)
Tahun 2015
Keterangan
45.037 100.114 1.043 45.394 102.113 53.173 3.232 17.993 476 219 818 13.470
Sumber : Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Bungo (Data Tahun 2015)
95
Tabel 13. Luas Dan Produksi Tanaman Karet Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015 Luas areal (ha) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17
Kecama tan
TBM
TM
TR
JLH
Produk si (ton)
Produ ktivita s (kg/ha )
Jlh petani (kk)
Tanah 3.949 1.988 2.004 7.041 2.386 1.200 3.244 Tumbuh Bathin II 2.262 1.079 891 4.232 863 800 2.929 Pelayang Rantau 1.419 1.485 1.339 4.243 1.173 790 1.768 pandan Bathin III 2.058 1.619 1.499 5.176 1.308 808 3.191 Ulu Pasar muara 63 24 39 126 28 1.167 32 bungo Bathin III 1.400 1.284 1.944 4.628 1.541 1.200 2.016 Rimbo 495 2.667 127 3.289 3.200 1.200 852 tengah Bungo dani 571 1.479 635 2.685 1.035 700 601 Jujuhan 4.088 6.343 1.741 12.172 5.150 812 4.800 Jujuhan ilir 3.012 2.391 164 5.567 1.916 801 2.576 Tanah 4.004 3.107 444 7.555 2.403 773 4.187 Sepenggal Tanah Sepenggal 2.637 2.036 788 5.461 1.631 801 3.271 Lintas Pelepat 3.760 4.290 2.235 10.285 3.861 900 3.703 Pelepat Ilir 1.629 2.934 108 4.671 2.352 802 2.226 Limbur Lbk 1.852 1.639 5.105 8.596 2.622 1.600 3.568 Mengkuang MukoMuko 1.811 2.672 650 5.133 3.793 1.399 2.675 bathin VII Bathin II 612 6.143 2.499 9.254 9.829 1.600 3.755 Babeko Jumlah 34.722 43.180 22.212 100.114 45.037 1.043 45.394 Sumber: Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Bungo (Data Tahun 2015)
96
Tabel 14. Luas Dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015 Luas areal (ha) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17
Kecama Tan
TBM
TM
TR
JLH
Produk si (ton)
Produ ktivita s (kg/ha )
Jlh petani (kk)
Tanah 89 762 851 864 1.134 348 Tumbuh Bathin II 17 60 77 300 5.000 19 Pelayang Rantau 4.247 832 5.079 1.169 1.405 1.611 Pandan Bathin III 29 26 55 130 5.000 25 Ulu Pasar Muara 7 2 9 10 5.000 11 Bungo Bathin III 74 75 149 375 5.000 57 Rimbo 206 484 35 726 1791 3.700 177 Tengah Bungo 23 26 18 67 130 5.000 15 Dani Jujuhan 251 309 560 1.545 5.000 340 Jujuhan Ilir 160 204 364 519 2.544 140 Tanah 155 1.067 1.222 3.862 3.619 401 Sepenggal Tanah Sepenggal 35 37 72 185 5.000 107 Lintas Pelepat 11.349 6.389 17.788 19.564 3.062 5.936 Pelepat Ilir 956 13.365 7 14.328 58.404 4.370 4.330 Limbur Lbk 2.489 3.413 5.902 5.351 1.568 2.684 Mengkuang MukoMuko 615 925 1.540 1.485 1.605 441 Bathin VII Bathin II 768 3.618 49 4.435 6.429 1.777 1.350 Babeko Jumlah 21.470 31.594 109 53.173 102.113 3.232 17.993 Sumber: Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Bungo (Data Tahun 2015)
97
Tabel 15. Produksi Dan Produktivitas Komoditas Utama Peternakan Tahun 2015 No I. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II. 1 2 3
Produksi (Kg) Tahun 2015
Jenis Komoditi
Keterangan
Daging Sapi Potong 172.049 Kerbau 58.104 Kambing 22.492 Domba 7.615 Babi 4.988 Kuda Ayam Buras 24.796 Ayam Ras Petelur 22.745 Ayam Ras Pedaging 3.236.549 Itik 2.378 Telur Ayam Buras 319.912 Ayam Ras Petelur 131.064 Itik 514.047 Sumber : Dinas Peternakan Dan Perikanan Kab. Bungo
Tabel 16. Populasi Ternak Periode Tahun 2015 No I.
1. 2. 3. 4. 5. II. 1. III 1. 2. 3. 4.
Populasi (Ekor Tahun 2015
Jenis
Ruminansia Sapi 24.226 Kerbau 5.280 Kambing 42.636 Domba 9.305 Babi 863 Non Ruminansia Kuda 15 Unggas Ayam Buras 153.359 Ayam Ras Petelur 3.989 Ayam Ras Pedaging 2.716.636 Itik 22.279 Sumber : Dinas Peternakan Dan Perikanan Kab. Bungo
98
Keterangan
Lampiran 7 DAFTAR GAMBAR
Pembuatan Trichodarma
Pembuatan trichodarma padat
Pembuatan trichopodarma pupuk kandang
Pembuata trichodarma cair 99
Pemberian materi tentang gulma, hama, dan penyakit pada tanaman padi
Pembentukan KTNA
Pelatihan Pakan Ikan Dan Pakan Ayam 100
Pelatihan Kelapa Sawit Dan Karet
Pelatihan Penyuluhan Dengan Pembuatan Media
Pembuatan Film Mars Pertanian
101