February 21, 2017 | Author: Nur Sadrina Ghaisani Rahayu | Category: N/A
FRAKSINASI SEL NUR SADRINA GHAISANI RAHAYU 1147020047 KELOMPOK 2 Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
[email protected] ABSTRAK Fraksinasi sel merupakan metode yang dilakukan untuk memisahkan komponen sel agar dapat membedakan komponen-komponen sel dari daun bayam (Amaranthus sp.) mengamati sel hasil fraksinasi menggunakan mikroskop. Alat yang digunakan adalah mikroskop cahaya, centrifuge, tabung sentrifus, mortar dan pesttle, objek dan cover glass. Bahan yang digunakan adalah daun bayam (Amaranthus sp.), larutan Phospat Buffer Saline, dan methylen blue. Metode yang digunakan antara lain homogenasi bahan uji (daun bayam), pemberian larutan PBS, sentrifugasi 1000x gravitasi, dan pengamatan menggunakan mikroskop perbesaran 40 x 10. Hasil yang diperoleh adalah pelet sentrifugasi tidak terlihat tanda adanya nukleus yang memisah, yang terlihat hanyalah kumpulan sel yang menyerupai pasir saja. Kata kunci: sel, fraksinasi, sentrifugasi, memisah, komponen, daun, bayam,
1.
LATAR BELAKANG
yang lebih ringan akan berada diatas. Fraksinasi sel ialah pemisahan sel
Fraksinasi adalah proses pemisahan suatu kuantitas tertentu dari campuran (padat, cair, terlarut, suspensi atau isotop) dibagi dalam beberapa jumlah kecil
(fraksi)
komposisi
perubahan
menurut kelandaian. Pembagian atau pemisahan ini didasarkan pada bobot dari tiap fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar sedang fraksi
menjadi organel dan molekul, biasa dilakukan
dengan
sentrifugasi
Sentrifugasi sendiri diartikan sebagai proses pengendapan organel sel dengan cara memberikan suatu gaya sentrifugal pada organel sel yang disentrfugasi.. Sentifugasi merupakan tahap pertama dalam fraksinasi, memisahkan organel berdasarkan ukuran dan densitasnya.
Prinsip sentrifugasi ialah bahwa untuk
Teknik
memperoleh
gradien-densitas
organel
yang
besar,
sentrifugasi
keseimbangan
dapat
memisahkan
diperlukan kecepatan sentrifugasi yang
molekul-molekul dengan perbedaan
rendah, sedangkan untuk memperoleh
densitas sampai 0.02 g/ml
organel yang kecil maka diperlukan sentrifugasi yang tinggi (Gupta, 2009).
Teknik
sentrifugasi
Artika yang
(2010), biasa
disebut prinsip
sentrifus,
bekerja
dengan
pemberian
gaya
sentrifugal
memutar
bahan
dengan
alat
yaitu dengan
kecepatan tertentu dan selang waktu tertentu, sehingga terjadi pemisahan berdasarkan bobot. Terdapat dua macam prinsip
sentrifugasi
sentrifugasi
yang
pertama
yaitu
didasarkan
pada
massa, ukuran atau panjang partikel dan densitas, contohnya adalah sentifugasi zona. Pada sentrifugasi ini, partikel yang berbeda ukuran akan terpisah pada lapisan-lapisan atau zona yang berbeda. Kedua
adalah
berdasarkan
pada
sentrifugasi
yang
keadaan
yang
setimbang, sentrifugasi keseimbangan gradien-densitas
adalah
merupakan
contoh dari sentrifugasi ini. Sentrifugasi jenis ini bekerja berdasarkan prinsip partikel dan cairan yang berada pada level keseimbangan densitas atau biasa disebut
dengan
keadaan
isopiknik.
sentrifugasi
merupakan teknik yang berdasarkan perilaku
Menurut
pemisahan
partikel
(massa
molekul,
density, dan bentuk partikel), yang mana sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Larutan yang terdiri atas partikel tersebut
berukuran akan
besar,
larutan
cenderung
untuk
membentuk sedimentasi jika ada gaya gravitasi yang mempengaruhinya. Pada dasarnya,
sentrifugasi
mendesak
partikel agar mempunyai gaya yang lebih besar daripada gaya gravitasi bumi, sehingga partikel tersebut dapat lebih cepat untuk membentuk sedimen atu endapan. Rotor merupakan sesuatu yang berada di lubang tengah sentrifus (Behike et al., 2010). Teknik sentrifugasi dibedakan ke dalam 2 tipe, persiapan dan analsis sentrifugasi.
Persiapan
ini
ditandai
dengan mengisolasi dan memurnikan larutan. Pada tahap analisis, lebih mengarah kepada makromolekul yang akan
cenderung
cepat
membentuk
sedimentasi. Persamaan dari G (medan
centrifugasi)
adalah
(Wilson
dan
Walker, 2000).
praktikum
kali
ini
digunakan beberap alat dan bahan. Alat-
Bayam (Amaranthus spp. L.) adalah tanaman
Dalam
yang
memiliki
alat yang digunakan dalam praktikum
proses
ini diantaranya satu buah homogenizer
fotositesis tipe C4, sehingga memiliki
(blender), satu buah sentrifuge, satu
proses fisiologi yang efisien khususnya dalam mengikat gas asam arang (CO2) dari
udara
senyawa
untuk
diolah
menjadi
metabolit
primer
maupun
buah mikro pipet dan tip, satu buah tabung mikrofuge, satu buah mikroskop cahaya, serta satu pasang kaca obyek dan gelas penutup. Sedangkan bahanbahannya adalah beberapa gram daun
sekunder. Tanaman C4 tersebut masih
bayam, beberapa mili sukrosa 2%, 300
mampu mengikat CO2 dalam keadaan
mikro liter PBS (Phospat Buffer Saline),
sebagian lubang mulut daun tertutup akibat suhu udara tinggi, kelembaban
dan
beberapa
mili
metylen
blue
(pewarna nukleus).
rendah maupun cekaman lingkungan lainnya. Tertutupnya lubang stomata ditambah dengan kemampuan fisiologis menyesuaikan tekanan otomatis cairan dalam sel menyebabkan tanaman bayam tetap
mampu
mempertahankan
kecepatan laju proses fotositesis pada kondisi lingkungan mencekam seperti suhu udara tinggi (Dowton, 1973). Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memisahkan komponen sel untuk membedakan komponenkomponen sel tersebut.
2.2 Cara Kerja Hal pertama yang dilakukan dalam praktikum
kali
ini
yaitu
dibuat
homogenat daun bayam dengan cara menghancurkan beberapa gram daun bayam menggunakan homogenizer yang sebelumnya telah diberi larutan sukrosa sebanyak 27 ml. Kemudian diambil 1,5ml homogenat pada tabung mikrofuge, dan diputar dengan sentrifugasi pada 1000x gravitasi selama 15 menit. Setelah itu dipisahkan supernatan dan pindahkan ke tabung mikrofuge yang baru. Diencerkan
II. METODE
endapan/pellet dengan menambahkan 200 μl PBS lalu dikocok-kocok, kemudian
2.1 Alat dan Bahan
ditambahkan
metylen
blue
dengan
perbandingan 1:1. Diteteskan pada kaca
dengan perbesaran 40x10, diperhatikan
obyek dan diperiksa dibawah mikroskop
dan diamati komponen sel yang di dapat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar Hasil
Literatur
Kompoen Sel Bayam Amaranthus sp. 10x10 (Dok. Pribadi, 2015)
Dalam praktikum kali ini dilakukan pemisahan
komponen
sel
untuk
didalam sel tidak rusak dan dapat damati dibawah mikroskop. Sukrosa
membedakan komponen komponen sel
berfungsi untuk
tersebut. Bahan utama yang digunakan
bayam supaya tidak rusak. Sedangkan
dalam praktikum ini yaitu daun bayam
methylen
(Amaranthus
bayam
pewarna nukleus. Dalam praktikum ini
digunakan sebagai bahan utama yang
menggunakan alat yaitu mikropipet
diamati komponen selnya. Daun bayam
yang berfungsi untuk memindahkan
dinilai mempunyai kandungan klorofil
cairan yang bervolume cukup kecil,
yang banyak dibanding dengan daun-
biasanya kurang dari 1000 µl, dalam
daun
penggunaannya,mikropipet memerlukan
yang
sp.)
lainnya.
Daun
Larutan
PBS
berfungsi untuk menjaga kestabilan PH di dalam sel, sehingga komponen
tip.
blue
menjaga berfungsi
sel
daun sebagai
Homogenate
yang
didapat
Berdasarkan pada pengamatan pada
dimasukkan pada tabung mikrofuge
perbesaran 40 X 10 terhadap pelet yang
kemudian
telah diberi larutan PBS dan metylen
disentifugasi.
merupakan
tahap
fraksinasi,
Sentrifugasi
pertama
memisahkan
dalam organel
blue,
diketahui
berpisah
Prinsip sentrifugasi ialah bahwa untuk
sangat kecil.
organel
yang
hasil
yang
didapatkan bahwa terdapat sel sel yang
berdasarkan ukuran dan densitasnya. memperoleh
bahwa
berwarna
hijau
berukuran
besar,
diperlukan kecepatan sentrifugasi yang rendah, dan sebaliknya.
V. KESIMPULAN
Menurut (Behike et al (2010), Teknik pemisahan teknik
sentrifugasi
yang
berdasarkan
merupakan
DAFTAR PUSTAKA
perilaku
partikel (massa molekul, density, dan
Artika, I.M. 2010. Struktur dan Fungsi
bentuk partikel), yang mana sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Larutan
Subseluler. IPB. Bogor.
yang terdiri atas partikel berukuran besar, larutan tersebut akan cenderung untuk membentuk sedimentasi jika ada gaya gravitasi yang mempengaruhinya. Pada dasarnya, sentrifugasi mendesak partikel agar mempunyai gaya yang lebih besar daripada gaya gravitasi bumi, sehingga partikel tersebut dapat lebih cepat untuk membentuk sedimen atu endapan. Dalam sentrifugasi
Behike et al., 2010. Enhanced Resolution of Sedimentation Coefficient Distribution Profiles by Extrapolation to Infinite Time. Biophysics Journal. 39 (1): 449455. Dowton, W.J.S. 1973. Amaranthus edulis : A high lysine grain amaranth. World Crops. 25 (1) : 20-22. Gupta, P.K. 2009. Cell and molecular
praktikum pada
ini
dilakukan
1000x
kecepatan
gravitasi karena bisa meningkatkan
Biology. Rastogi Publications. New Delhi.
kecepatan pengendapan hingga 30 kali. Wilson, Keith dan John walker. 2000.
Principles and Technique of Practical Biochemistry. Cambrige University
Press. Cambridge.