Laporan Fotosintesis Dan Respirasi

November 18, 2017 | Author: Singgih Adz-Dzaki Ghassan Al-Farabi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

semoga bermanfaat...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI

OLEH : NAMA

: SINGGIH TRI WIDODO

NIM

: J1E111040

KELOMPOK

: IV (EMPAT)

ASISTEN

: NATALINA

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya, kebanyakan tumbuhan tidak berpindah-pindah, memproduksi makanan

sendiri,

menggantungkan

diri

pada

apa

yang

didapat

dari

lingkungannnya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar dapat bergerak dan harus mencari makanannya sendiri, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekanisnya untuk dapat hidup dan tumbuh terus (Kimball,1992). Tenaga eksitasi yang diperoleh klorofil digunakan untuk memecah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen kemudian oksigen ini dibebaskan ke atmosfer sehingga peristiwa ini disebut fotolisis air. Cahaya matahari berfungsi melepaskan klorofil dan melepaskan H2 yang berfungsi sebagai aseptor H. Ini dinamakan reaksi terang karena menggunakan energi cahaya matahari, namun pada proses fotosintesis tidak terdapat pada setiap sel, tetapi pada sel yang mengandung pigmen (Salisbury,1995). Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Selain itu, fotosintesis dapat diartikan sebagai proses sintesis karbohidrat tertentu dari karbon dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dibantu dengan bantuan sinar matahari dan melepaskan oksigen (Slamet, 1997). Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawasenyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H 2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang

secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi (Champbell,1983). 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis dihasilkan oksigen (O2), mengamati pengaruh cahaya dan CO2 terhadap pembentukkan oksigen pada proses fotosintesis, mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya matahari berbeda, dan mengukur jumlah CO2 yang dibebaskan selama respirasi dan menghitung repiratory quotient (RQ) NYA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fotosintesis Reaksi fotosintesis dapat dituliskan dalam bentuk : 6CO2 + 6H2O + 48 HV → C6H12O6 + 6O2 Dalam reaksi ini dihasilkan HV sebagai foton cahaya tampak dan C 6H12O6 adalah glukosa. Persamaan reaksi dalam fotosintesis menunjukkan hubungan antara zat-zat yang digunakan selama proses tersebut berlangsung dan dihasilkan oleh proses tersebut. Laju fotosintesis tidak meningkat terus secara tidak terbatas dengan meningkatnya penyinaran. Maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa tidak ada proses berlawanan yang terlibat, suatu reaksi yang memerlukan cahaya dan yang lain tidak memerlukannya. Yang terakhir ini dinamakan reaksi gelap. Pada intensitas cahaya sedang reaksi terang membatasi atau melanjutkan seluruh proses. Dengan kata lain, pada intensitas ini reaksi gelap mampu menangani semua substansi intermediet yang dihasilkan oleh cahaya. Akan tetapi, dengan meningkatnya intensitas cahaya pada akhirnya akan mencapai suatu titik yang pada saat itu reaksi gelap berlangsung pada kapasitas maksimum penyinaran lebih lanjut

efektif

lagi

dan

proses

tersebut

mencapai

laju

yang

mantap

(Champbell,1983). Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau (Mader, 2001). Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hydrogen (Syamsuri, 2002 ).

Saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH. Pada reaksi gelap ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya) (Syamsuri, 2002 ). Tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum. Hick dan Blackman berhasil menemukan bahwa sinar matahari yang diterima digunakan untuk memecah molekul air menjadi H+ dan O2 Peristiwa ini dikenal dengan istilah fotolisis. Fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar matahari sehingga disebut reaksi terang. Pada reaksi terang, molekul air terurai menjadi molekul oksigen dan proton. Dalam reaksi tersebut dihasilkan energi dalam bentuk ATP dan NADP+. Kemudian H+ yang dihasilkan dalam reaksi penguraian air tersebut ditangkap oleh NADP sehingga terbentuk NADPH. Persamaan reaksiya adalah sebagai berikut : 12H2O + ATP + 24NADP → 6O2 + ATP + 24NADPH Reaksi terang ini biasa terjadi pada bagian grana ( Kimball, 1992). Blackman mengemukakan reaksi gelap yang terjadi di stroma. Dalam reaksi gelap, ATP dan NADPH yang terbentuk digunakan untuk pembentukan sukrosa dari karbondioksida, dengan persamaan reaksinya sebagai berikut : 6CO2 + 12H2O + energi + NADPH

→ (CH2O)6 + 6H2O

Jika dua reaksi di atas digabungkan, maka akan menghasilkan persamaan reaksi fotosintesis sebagai berikut : 6CO2 + 12H2O + energi → C6H12O6 + 6H2O + 6O2 Jadi, reaksi gelap hanya berlangsung jika tersedia energi kimia dan proton yang dihasilkan oleh reaksi terang. Tanpa didahului oleh reaksi terang, reaksi gelap tidak akan berlangsung (Syamsuri, 2002 ). Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis ada yang berasal dari luar dan dari dalam. Faktor yang berasal dari dalam yang mempengaruhi fotosintesis

adalah umur daun, struktur dan susunan daun, distribusi dan sifat stomata serta jumlah klorofil dan akumulasi karbohidrat. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi fotosintesis adalah suplai air, cahaya, pengaruh kadar CO 2, kadar air, pengaruh senyawa tertentu dan pengaruh kadar O2 (Tjitrosoepomo, 1981). 2.2. Respirasi Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawasenyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H 2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi (Champbell,1983). Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan proses respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O 2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi. Proses fermentasi ini umumnya dijumpai pada sistem perakaran tumbuhan jika mengalami penggenangan (Champbell,1983). Faktor selanjutnya yaitu tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan (Syamsuri, 2002).

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1

Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, pukul 16.00 - 18.00 WITA,

tanggal 15 November 2011. Bertempat di Laboratorium Ekologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum yang telah dilakukan meliputi beaker glass, corong kaca, tabung reaksi, erlenmeyer, cutter, cawan petri, hot plate, penjepit, respirometer ganong dan statif, corong gelas dan penunjuk waktu. Bahan yang digunakan dalam praktikum yang telah dilakukan yaitu hydrilla verticillata, air kolam, larutan 0,25 % NaHCO3, daun bougenville, daun filisium, larutan JKJ, alkohol 95%, air, kertas karbon/aluminium foil, kecambah kacang hijau (segar), larutan KOH 10% dan aquadest, dan vaselin. 3.3 Prosedur Kerja 3.3.1

Fotosintesis

1. Dimasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca. 2. Dimasukkan corong kaca (1) ke dalam beaker glas yang berisi medium, dimana setiap 100 mL air ditambahkan 2 mL NaHCO3 0,25%, dengan posisi corong menghadap ke bawah. 3. Ditutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang mengusahakan corong berisi sebagian besar medium, dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang berisis air). 4. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, D, E dan F dimana A = medium air dan meletakkannya di tempat terang dalam ruangan (intensitas cahaya I)

B = medium air dan meletakkannya di luar ruangan di bawah pohon (intensitas cahaya II) C = medium air dan meletakkannya di luar ruangan, di tempat terbuka (intensitas cahaya III) D = medium air + larutan NaHCO3 meletakkan di tempat terang dalam ruangan (intensitas cahaya I). E = medium air +

larutan NaHCO3, meletakannya di luar ruangan

dibawah pohon (intensitas cahaya II) F = medium air = larutan NaHCO3, meletakannya di luar ruangan terbuka (intensitas cahaya III) 5. Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang/ranting yang terjadi selama 15’, 30’, dan 45’. Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis. Perhitungan dilakukan 3 kali dan mengambil rata-ratanya. 6. Hasil pengamatan/data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik. Dibuat pembahasan dan kesimpulan saudara. 3.3.2

Pembentukkan karbohidrat pada fotosintesis

1. Ditutup sebagian daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari dengan aluminium foil/kertas karbon dan menjepitnya selama 2 X 24 jam (sore hari I s.d pagi hari III). 2. Direbus air dalam beaker glas sampai mendidih pada lampu spritus atau panci berisi air mendidih di atas kompor. 3. Dipanaskan alcohol di dalam beaker glass kecil pada air mendidih (2) 4. Dimasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam ke dalam air panas (5 menit) sampai layu, kemudian kedalam alkohol (5 menit). 5. Diulang percobaan ini dengan menggunakan daun lain yang tidak diberi perlakuan air panas. 6. Dicuci daun (4) tersebut dengan air panas dan memasukkan ke dalam larutan JKJ selama beberapa menit.

7. Dicuci dengan air kemudian membentangkan dan mengamati perubahan yang terjadi (Ingat Amilum + JKJ memberikan warna biru sampai kehitam-hitaman). 3.3.3

Pengukuran Respirasi kecambah

1. Disiapkan alat dan bahan, menimbang 10 gr kecambah kacang hijau. 2. Dimasukkan akuadest ke dalam pipa respirometer, dan memasukkan kecambah (No. 1) ke dalam tabung respirometer dan memutar sumbatnya sampai kedua lubang berhadapan. 3. Diatur permukaan air dalam pipa pada skala 20 dengan jalan menaikkan dan menurunkan pipa. 4. Dioleskan sumbat dengan vaselin, kemudian memutar sehingga udara di dalam tabung respirometer terpisah dari udara luar. Membiarkan selama 30 menit. 5. Diamati perubahan permukaan air dalam pipa. Jika permukaan airnya turun maka nilainya positif dan jika permukaan airnya naik maka nilainya negative. 6. Diulang kembali kegiatan (1-5) dengan menggunakan KOH 10%.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Tabel 1. Pengamatan pembentukan oksigen Hydrilla verticillata pada fotosintesis. No Perlakuan 1 A: medium air diletakkan di tempat terang dalam 2

luar

ruangan

pada

di

tempat

4

4

0

12

23

5

12

197

0

2

2

0

25

34

0

1

248

terang dalam ruangan. E: medium air+NaHCO3 diletakkan di luar ruangan

6

0

tempat terbuka. D: medium air+NaHCO3 diletakkan

5

15 menit

pohon. C: medium air diletakkan di

4

10 menit

ruangan. B: medium air diletakkan di luar ruangan di bawah

3

5 menit

di bawah pohon. F: medium air+NaHCO3 diletakkan di luar ruangan pada tempat terbuka.

Grafik 1. Grafik hubungan antara jumlah gelembung dan waktu

Tabel 2. Pengamatan pembentukan karbohidrat pada fotosintesis No

Perlakuan

1

Daun sebelum didihkan

2

Sesudah dimasukkan dalam air panas

Gambar Daun Bougenvil

Daun Filisium sp

Keterangan Gambar Daun Daun Bougenvil Filisium sp Jaringan Jaringan daun masih daun masih keras, keras, berwarna berwarna hijau hijau

Layu karena jaringan daun melunak, masih berwarna hijau

Layu karena jaringan daun melunak, masih berwarna hijau

3

Sesudah dimasukkan dalam alkohol

Warnanya kekuningan

Warnanya kekuningan

4

Sesudah dimasukkan dalam JKJ

Bagian yang tidak ditutup alumunium foil berwarna hitam

Bagian yang tidak ditutup alumunium foil berwarna hitam

5

Daun tanpa perlakuan air panas

Jaringan daun masih keras, warna masih hijau

Jaringan daun masih keras, warna masih hijau

6

Sesudah direndam JKJ tanpa air panas

Terdapat bercak berwarna hitam, tidak terlalu tampak

Terdapat bercak berwarna hitam, tidak terlalu tampak

Keterangan : 1.

Kecambah

2.

Eosin

3.

Air atau KOH

Gambar 1. Rangkaian alat respirometer Perhitungan • Kecambah + akuades: Volume gas yang akan digunakan Waktu (T) = 0 menit Volume gas dalam 1 jam

= 280 mm3 = 2,8 x 10-7 m3 = 2,8 x 10-7 x

(m3 jam)

= 2,8 x 10-7 x = 0 m3 jam

(m3 jam)

Massa = 10 gram = 0,01 kg Laju respirasi = volume gas dalam 1 jam x =0x = 0 m3 jam/kg

• Kecambah + KOH: Volume gas yang akan digunakan Waktu (T) = 15 menit Volume gas dalam 1 jam

= 280 mm3 = 2,8 x 10-7 m3 = 2,8 x 10-7 x = 2,8 x 10-7 x

(m3 jam)

= 11,2 x 10-7 m3 jam Massa = 10 gram = 0,01 kg

Laju respirasi

= volume gas dalam 1 jam x = 11,2 x 10-7 x = 11,2 x 10-5 m3 jam/kg

4.2 Pembahasan

Laju fotosintesis dapat bertambah dan juga dapat berkurang. Pengurangan kecepatan fotosintesis ini salah satunya disebabkan karena adanya pengaruh kadar air dalam daun, banyaknya daun, dan cahaya matahari. Laju fotosintesis dalam praktikum bisa dilihat dari banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu. Reaksi fotosintesis menghasilkan oksigen, hal ini terlihat dari reaksi di atas, yang mana CO2 dan H2O bereaksi dengan bantuan cahaya matahari diubah oleh klorofil menjadi oksigen dan energi. Dari percobaan fotosindesis pada daun Hydrilla verticillata, pada grafik, medium yang diletakkan di luar ruangan akan memiliki gelembung udara yang lebih banyak dari medium yang diletakkan di bawah pohon, dan medium yang diletakkan di bawah pohon memiliki gelembung udara yang lebih banyak dari medium yang berada di dalam ruangan. Hal ini jelas diakibatkan dari intensitas cahaya matahari yang ada pada tempat tersebut. Di luar ruangan intensitas cahaya mataharinya akan lebih banyak daripada di dalam ruangan, sehingga proses fotosintesis yang terjadi pada Hydrilla yang ada di luar lebih tinggi dibandingkan yang di dalam. Selain itu juga daun pada Hydrilla verticillata juga sedikit, sehingga gelembung yang dikeluarkan hanya sedikit dan sangat kecil. Percobaan ini juga terdapat medium yang bercampur dengan NaHCO 3. Pada medium ini proses fotosintesis yang terjadi seharusnya akan semakin cepat, karena senyawa NaHCO3 di dalam air akan terurai menjadi NaOH dan CO2. Salah satu faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah jumlah CO2, penambahan NaHCO3 akan berfungsi sebagai katalis, karena dengan adanya penguraian unsur NaHCO3 menjadi NaOH dan CO2, maka konsentrasi CO2 dalam medium tersebut secara otomatis akan bertambah, dan laju proses fotosintesis juga akan semakin cepat. Percobaan kedua yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan amilum dalam daun. Adanya amilum dalam suatu daun tanaman menunjukkan bahwa tanaman tersebut melakukan fotosintesis. Percobaan ini menggunakan sampel daun kertas (Bougenvil) dan daun kiara payung (Filisium sp.). Pertama-tama kedua daun ditutup dengan aluminium foil selama 2x24 jam. Setelah dibuka bagian yang tertutup oleh kertas aluminium foil dengan bagian yang tetap terbuka terlihat batas, namun tetap berwarna hijau tua. Tujuan dari perlakuan ini adalah

untuk menghalangi sinar matahari masuk, sehingga menghalangi proses fotosintesis pada bagian daun yang tertutup. Setelah alumunium foil dibuka, daun kertas dan daun kiara payung diberi perlakuan dengan merendam dalam air panas, alkohol panas, dan larutan JKJ. Pertama, kedua daun direndam dalam air panas selama 5 menit. Setelah perendaman daun menjadi layu. Air panas pada percobaan ini berfungsi untuk melemahkan jaringan daun sehingga daun menjadi layu. Kemudian direndam dalam alkohol panas selama 5 menit dan warna daun menjadi kekuningan. Fungsi alkohol ini adalah untuk meluruhkan klorofil pada daun. Meluruhnya klorofil akan mempermudah untuk mengamati ada tidaknya amilum pada daun. Selanjutnya kedua daun direndam dalam larutan JKJ. Larutan JKJ berfungsi sebagai indikator ada tidaknya amilum. Apabila terdapat amilum maka akan memberikan warna biru kehitaman pada daun. Setelah direndam, terlihat bagian yang tidak ditutup alumunium foil berwarna hitam menunjukkan bahwa pada bagian daun tersebut terdapat amilum sebagai hasil fotosintesis. Sedangkan pada bagian daun yang tertutup alumunium foil warnanya tidak menghitam. Hal ini berarti tidak dihasilkan amilum pada bagian daun tersebut karena proses fotosintesisnya terganggu akibat bagian daun tersebut tidak mendapat sinar matahari. Keadaan daun kertas dan daun kiara payung setelah diberi perlakuan seperti di atas adalah daun menjadi layu karena jaringan daun telah melunak dan warna daun menjadi kekuningan karena klorofilnya telah meluruh. Pada bagian yang tidak ditutup dengan alumunium foil berwarna hitam sedangkan bagian yang ditutup tidak berwarna hitam. Warna hitam pada daun ini menunjukkan bahwa pada bagian daun tersebut terjadi pembentukkan amilum Perlakuan kedua adalah daun kertas dan daun kiara payung direndam dalam alkohol dan larutan JKJ. Setelah perendaman dalam alkohol, terlihat warna hijau daun sedikit berkurang. Hal ini terjadi karena alkohol meluruhkan klorofil daun. Namun, klorofil tidak meluruh sempurna disebabkan jaringan daun dengan perlakuan ini masih keras karena sebelumnya tidak direndam dengan air panas. Kemudian perendaman JKJ menghasilkan bintik-bintik berwarna hitam pada daun yang tidak ditutup alumunium foil. Bintik-bintik hitam disini menunjukkan dalam

proses fotosintesis dihasilkan amilum. Warna hitam pada perlakuan ini tidak terlalu tampak dibandingkan dengan perlakuan pertama disebabkan klorofil pada daun belum meluruh sempurna sehingga menyulitkan untuk mengamati amilum yang terbentuk. Keadaan daun kertas dan daun kiara payung yang diberi perlakuan kedua cukup berbeda dengan dibandingkan dengan keadaan daun dengan perlakuan pertama. Daun kertas dan daun kiara payung pada perlakuan ini tidak layu karena jaringan daunnya masih keras dan warnanya masih hijau karena klorofil tidak meluruh sempurna. Pada kedua daun ini juga terdapat warna hitam yang menunjukkan pembentukkan amilum pada daun tetapi hanya berupa bercak kehitaman. Klorofil yang belum meluruh sempurna menyebabkan bercak hitam tidak terlalu tampak. Pada percobaan ketiga mengenai respirasi digunakan kecambah kacang hijau. Penggunaan kecambah kacang hijau ini didasarkan karena kecambah kacang hijau masih aktif dalam pertumbuhan, sehingga intensitas respirasinya walaupun belum besar tetapi dapat mewakili pengamatan kali ini. Selain itu kecambah ukurannya kecil, sehingga sesuai dengan medium yang digunakan. Percobaan ini menggunakan dua perlakuan berbeda yaitu dengan menggunakan akuades dan dengan menggunakan larutan KOH. Perlakuan pertama dengan menggunakan akuades. Kecambah dan akuades dimasukkan dalam tabung respirometer, kemudian sumbatnya diolesi dengan vaselin. Fungsi dari vaselin ini adalah untuk memisahkan udara di dalam tabung respirometer dengan udara dari luar. Pada perlakuan ini didapat waktu yang diperlukan eosin untuk bergerak sama dengan nol karena permukaan air dalam pipa tidak berubah. Sehingga volume gas yang dihasilkan dan laju respirasi juga tidak ada. Hal ini terjadi karena faktor kecambah yang sudah tidak segar lagi dan kerusakan pada alat. Perlakuan kedua dengan menggunakan larutan KOH. Lamanya waktu yang diperlukan eosin untuk bergerak adalah 15 menit. Volume gas yang digunakan adalah 2,8x10-7 m3. Melalui perhitungan, volume gas dalam 1 jam adalah 11,2x10 7

m3/jam. Laju respirasi 0,01 kg kecambah diperoleh sebesar 11,2x10 -5 m3/jam kg.

Pada keadaan yang normal bila dibandingkan pada respirometer yang

menggunakan akuades dengan larutan KOH, respirometer yang menggunakan KOH proses respirasinya lebih cepat. Hal ini lebih disebabkan karena larutan KOH adalah basa yang dapat merangsang keluarnya CO2 sehingga KOH merupakan zat yang dapat mempengaruhi terjadinya respirasi pada kecambah sedangkan akuades tidak dapat bereaksi dengan O2 sehingga tidak berpengaruh terhadap proses respirasi.

BAB V PENUTUP

5.1 1.

Kesimpulan Melalui

percobaan

menggunakan

Hydrilla

verticillata menunjukkan bahwa fotosintesis menghasilkan O2. 2.

Proses

fotosintesis

sangat

intensitas cahaya matahari yang diserap oleh tumbuhan.

dipengaruhi

oleh

3.

Secara teoritis, penambahan NaHCO3 bertujuan untuk mempercepat terjadinya proses fotosintesis, karena NaHCO3 di air akan terurai menjadi NaOH dan CO2.

4.

Pada

percobaan

daun

yang

ditutupi

dengan

aluminium foil, bagian daun yang tidak ditutupi dengan aluminium foil berwarna lebih cerah yang membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum 5.2

Saran Praktikan berharap agar disiplin dalam melakukan segala kegiatan

praktikum lebih ditingkatkan lagi baik itu untuk praktikan sendiri maupun asisten pembimbing.

DAFTAR PUSTAKA Champbell, James G. 1983. Micro Biology a Laboratory Manual. Addison Wesley. New York Kimball, J.W. 1992. Biologi. Erlangga. Jakarta. Mader, S. 2001. Biologi sevent edition. New York. Mcgraw-Hill Companies Salisbury, F.B & Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB. Bandung.

Slamet, 1997. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta. Syamsuri. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta. Tjitrosoepomo. 1981. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF