Laporan FMEA

September 15, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan FMEA...

Description

 

I.

LATAR BELAKANG

Instalasi rawat inap merupakan unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997 yang dikutip dari Suryanti (2002).  Adapun tujuan pelayanan pelayanan rawat inap inap yaitu: yaitu: 1. Membantu penderita memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehari -hari sehubungan dengan penyembuhan penyakitnya. 2. Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif antara unit pelayanan. 3. Melaksanakan pelayanan yang terintegrasi pada 4 PPA (Profesional Pemberi Asuhan) yaitu Dokter, Perawat, Farmasi dan Gizi dalam menangani pasien untuk keperluan observasi, menegakkan diagnosa, membuat terapi, menjalankan rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. 4. Menyediakan tempat/ latihan/ praktek bagi siswa perawat. 5. Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan keterampilannya dalam hal keperawatan. 6. Meningkatkan

suasana

yang

memungkinkan

timbul

dan

berkembangnya gagasan yang kreatif. 7.

Mengandalkan evaluasi yang terus menerus mengenai keperawatan yang dipergunakan untuk usaha peningkatan.

metode

8. Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau perbaikan praktek keperawatan dipergunakan. Dalam melaksankana fungsinya dan untuk mencapai tujuannya, IRI harus memperhatikan masalah-masalah yang muncul selama perawatan pasien. Dalam pengenalan risiko terhadap rawat inap ternyata yang paling tinggi keluhan adalah pelayanan gizi terhadap pasien. Pelayanan gizi pasien di ruang rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang memiliki peran sangat penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bersama dengan pelayanan yang lain, pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu

1

 

penunjang sebuah rumah sakit dalam penilaian standar akreditasi yang mengacu pada Standar Akreditasi Versi 2012. Oleh karena itu diharapkan dengan semakin baiknya pelayanan gizi yang ada di Instalasi Rawat Inap (IRI) diharapkan tidak ada lagi komplain pasien atau keluarga terhadap pelayanan gizi yang diberikan oleh sebuah rumah sakit, maka akan semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi masalah kurang gizi pasien di ruang rawat inap diantaranya adalah perkiraan kebutuhan gizi pasien yang tidak akurat, koordinasi yang kurang antar tim kesehatan, seperti monitoring dan pencatatan berat badan dan tinggi badan yang tidak dilaksanakan, asupan diet yang kurang oleh pasien, tingkat beratnya penyakit dan status gizi awal pasien masuk rumah sakit merupakan penyebab yang dapat menurunnya keadaan gizi pasien di rawat inap. Pelayanan gizi pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan perlu dilakukan perbaikan berhubung indikator risiko yang didapat dari distribusi makanan hampir terlambat, adanya komplain pasien terhadap makanan yang disajikan yang berkaitan dengan rasa, bentuk dan suhu makanan serta waktu penyajian makanan pasien di ruang rawat inap. Masih

adanya

kesalahan dalam menyusun jenis dan nilai gizi diet pasien serta makanan yang tidak habis. Status gizi akan menjadi optimal bila tubuh memperoleh cukup zat gizi dan digunakan secara efisien. Asupan zat gizi yang tepat bagi pasien yang dirawat inap di rumah sakit sangat diperlukan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat,

mencegah

timbulnya

komplikasi,

menurunkan

mortalitas

dan

morbiditas, yang pada akhirnya dapat menghemat biaya pengobatan. Peran pelayanan gizi rawat jalan juga merupakan hal yang penting dilaksanakan. Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara

langsung

maupun

tidak

langsung

mempengaruhi

proses

penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related disease) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang optimal untuk mempercepat penyembuhan. Risiko kurang gizi dapat timbul pada keadaan sakit, terutama pada pasien dengan anoreksia, kondisi mulut dan gigi geligi yang buruk, gangguan menelan, penyakit saluran cerna disertai mual, muntah dan diare,

2

 

infeksi berat, lansia dengan penurunan kesadaran dalam waktu yang lama dan yang menjalani kemoterapi. Asupan Energi yang tidak adekuat, lama hari rawat, penyakit non infeksi dan diet khusus merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi di Rumah Sakit. (Kusumayanti, JICN 2004). Pelayanan gizi di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan terutama perlu dilakukan perbaikan dalam hal penyiapan dan pengolahan agar faktor higienitas dan asupan gizi dapat terpenuhi sehingga dapat membantu lebih cepatnya proses penyembuhan pasien dan menghindari terjadinya penurunan status gizi pasien. Penilaian ini sesuai hasil telusur internal rumah sakit secara bersama yang dilaksanakan pada bulan juli 2015.

II. TUJUAN

Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai laporan tentang hasil kerja analisis FMEA serta tindakan antisipasi yang telah dilakukan. III. DEFENISI

Definisi dari FMEA (Failure Mode and Effect Analysis ) adalah : a. 

Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan sebelum terjadi.

 b.  c. 

Proses proaktif dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi. Mengantisipasi kesalahan dan meminimalkan dampak buruk. Secara umum definisinya adalah : metode perbaikan kinerja dengan

mengidentifikasi dan mencegah Potensi Kegagalan sebelum terjadi. Hal tersebut didesain untuk meningkatkan keselamatan pasien. IV. TAHAPAN FMEA 1. Menetapkan topik FMEA (Failure Mode and E ffect Anal Analys ys is )

Instalasi Rawat Inap (IRI) merupakan area prioritas yang akan dilakukan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Berdasarkan hasil grading yang dilakukan untuk semua unit kerja yang ada di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, masalah terbesar dampak terjadinya kegagalan adalah masalah pelayanan gizi yang ada di Instalasi Rawat Inap (IRI). ( Hasil grading risiko semua unit kerja lampiran 1).

3

 

Berdasarkan Brainstorming   ditetapkan topik FMEA ( Failure Mode and Effect Analysis) Analysis) adalah : “Mengenali kemungkinan kegagalan atau kesalahan

alur proses pada pelayanan Instalasi Gizi”.  ( Tabel Analisis FMEA Instalasi Rawat Inap lampiran 2). Topik ini dipilih karena data komplain dari Instalasi Gizi bulan Januari s/d April berjumlah 18533 (49 %) yang terdiri dari diet tidak habis, diet tidak enak, diet terlambat datang, diet tidak sesuai, troli makanan kotor dan penyajian tidak menarik dari jumlah seluruh diet yang terlayani 38174, dimana tidak ada pemisahan ruangan makanan jadi dan bahan makanan mentah, masih bercampurnya area basah dan kering, area kotor dan bersih, sehingga kemungkinan terjadinnya kurangnya hygienitas terhadap makanan cukup tinggi, hal ini berpengaruh terhadap pelayanan pasien yang di rawat inap dan berdampak

pada

kemungkinan

terjadinya

infeksi

pada

pasien

serta

ketidakpuasan pasien yang akhirnya dapat menurunkan jumlah pasien di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

2. Susunan tim FMEA Gizi pada Komite Mutu dan Keselamatan Keselamatan Pasien (KMKP) RSUD Dr. pirngadi kota medan

FASILITATOR

: Dr. Tapisari Tambunan,Sp.PK (K)

KETUA TIM

: Drg. Iskandar Muda Siregar, Sp.Orth.

SEKRETARIS

: Dewi Lindayani, Skep. Ners.

 ANGGOTA  ANGGO TA

: 1. Dra. Theodora Theodora Marbun, Apt 2. Mailisah, AMG.SE 3. Nurma Adriani, S.Gz 4. Agustina Sidabutar, AMG

4

 

RENCANA KEGIATAN NO PERTEMUAN 1

Pra

BAHASAN

WAKTU

Identifikasi topik dan motivasi tim

pertemuan

Minggu III  April 2016 2016

2

Pertemuan 1

Gambarkan proses, identifikasi sub Minggu III

3

Pertemuan 2

proses, verifikasi ruang lingkup Gizi.  April 2016 2016 Kunjungi unit kerja Gizi untuk Minggu IV observasi proses, verifikasi semua  April 2016 2016 langkah dan sub proses apakah sudah benar

4

Pertemuan 3

Identifikasi

modus

kegagalan, Minggu IV

penyebab kegagalan, buat analisis  April 2016 2016 rencana tindak lanjut dan penanggung  jawab 5

Pertemuan 4

Tindakan

6

Pertemuan 5

balik, uji perubahan yang diajukan  April 2016 2016 Pertemuan konsultasi dengan Minggu I

perbaikan berbasis umpan Minggu IV

pimpinan untuk persetujuan semua Mei 2016 tindakan sampai perbaikan lengkap

5

 

3. GAMBARAN ALUR PROSES DAN SUB PROSES PROSES PROSES

(1) REGISTRASI RAWAT INAP

(6) (7) TIM P2B TIM (Penerimaan Persiapan dan dan Pemeriksaan Pengolahan Bahan Bahan Makanan) Makanan 1. Menyerahka 1. Memeriksa 1. Mengisi Form 1.  Pengisian 1. Rekapitulasi 1.  Memeriksa 1. Menerima n berkas kelengkapa order bahan bahan semua Fooding status n berkas makanan. makanan makanan yang permintaan List. pasien. tentang dari Tim diserahkan  jumlah diagnosa P2B. oleh Tim pasien dan penyakit, Pengadaan  jumlah jenis instruksi Bahan diet. diet pasien

S U B

(2) MASUK RAWAT INAP

(3) PETUGAS RAWAT INAP

(4) AHLI GIZI

(5) ADMINISTRA SI GIZI

P R O S E S

2. Bila berkas 2. Melaporkan 2. Merubah belum adanya pasien Fooding baru dengan lengkap, list jika akan instruksi diet terjadi oleh DPJP dilengkapi perubahan terkait. setelah setelah visite DPJP dokter terkait. melakukan visite.

2. 

1. Mempersia

pkan Packing makanan di ruang pengolahan dan pendistribu sian makanan.

Makanan.

oleh terkait,DPJP status gizi, TB dan BB pasien.

(8) Packing dan Pendistribu sian Makanan

2. Menyusun 2. Menerima 2. Melakukan makanan bahan Mempersiapk Konversi an yang sudah makanan jika bahan pengolahan di packing telah sesuai makanan ke dalam bahan dengan dengan nilai troly di makanan di permintaan. gizi yang ruangan ruang sama jika pengolahan pencucian dan dan bahan distribusi persiapan makanan bahan makanan. 6

 

makanan.

yang dibutuhkan tidak tersedia.

3. Jika tidak 3. Mengolah Melakukan 3. Petugas Bahan gizi sesuai dengan perubahan makanan mengantark permintaan, rekapitulasi sesuai an maka pasien dan dengan makanan dilakukan diet pasien instruksi ke ruang pengembalian  jika terjadi Fooding List   rawat inap. ke bagian perubahan yang diterima di ruangan pengadaan. setelah pengolahan dokter dan ruang melakukan distribusi visite. makanan. 4.  Menyerahka 4. Melakukan n bahan pemesanan makanan terhadap yang telah di bahan masak untuk makanan di sesuai distribusikan. dengan rekapitulasi pasien.

3. 

7

 

4. MODUS KEGAGALAN PROSES M O D U S

(1) 1. Berkas tidak lengkap.

(2) 1. Instruksi diet kurang lengkap terkait dengan

(3)

(4)

1.Keterlambata 1. Pengisian n pengisian Fooding List form order sering makanan. terlambat.

(5)

(6)

(7)

(8)

1. Rekapitula 1. Ada bahan 1. Keterlambat 1. Bergabungny si semua makanan an dalam a ruangan permintaa tidak sesuai penerimaan Packing n jumlah dengan bahan makanan di pasien permintaan makanan ruang dan yang pengolahan

K E G A G A L A N 

BB dan TB serta diagnosa penyakit.

 jumlah  jenis diet terlambat

2. Pelaporan instruksi diet 2. Fooding list 2. Ada yang sering terjadi dilakukan berulang, perubahan Konversi terutama bahan setelah dokter pada pasien makanan melakukan baru. dengan karena visite. nilai gizi menunggu yang visite sama. DPJP terkait.

2. Kurang efektifnya pengisian berkas instruksi diet

disediakan oleh pengadaan/ pemasok.

dan pendistribusia n makanan.

2. Proses 2. Ruang pengolahan persiapan bahan makanan makanan bergabung menjadi dengan terlambat. ruang pencucian dan persiapan bahan makanan.

3. Kurang efektifnya hasil rekapitulas i karena dilakukan berulang.

2. Kondisi Troly yang kurang baik sehingga dapat dimasuki oleh binatang pengerat.

3. Bahan 3. Keterlambata makanan n dalam yang belum pendistribusia dibersihaka n makanan. n, dan yang akan di 8

 

masak berada dalam satu ruangan. 4. Terjadi perubahan pemesana n bahan makanan.

D A M P A K

1. Keterlambat anpenyerah an berkas status pasien.

1.  Instruksi

diet pasien menjadi tidak tepat.

2.  Instruksi

diet pasien

1. Order makanan menjadi terlambat.

2. Selalu

1. Terlambat mengisi fooding list.

2. Tidak didapatnya

4. Ruangan pengolahan makanan kurang nyaman, peralatan kurang memadai, belum adanya atribut K3RS bagi petugas sehingga rawan kecelakaan kerja.

1. Higienitas 1. Terlambat 1. Kualitas nya bahan makanan pendistrib makanan pasien usian diet tidak sesuai kurang pasien. permintaan. terjamin.

1. Higienitas makanan kurang terjamin.

2. Penyiapan diet pasien 9

 

K E G A G A L A N

menjadi terlambat.

terjadi perubahan instruksi diet pasien.

ketepatan diet pasien.

terlambat.

2. Higienitas

persiapan pengolaha n bahan makanan kurang terjamin. 3. Resiko

terjadi kecelakaan kerja bagi petugas.

10

 

5.

MENETAPKAN KEMUNGKINAN PE PENYEBAB NYEBAB DAN TING TINGKAT KAT KEPARAHAN DARI EFEK KEGAGALAN KEGAGALAN DENGAN MENG MENGHITUNG HITUNG RISK PRIORITY NUMBER (RPN)

NO

1.

SUB PROSES

POTENSIAL EFEECT FAILURE

K

P

D

RPN

Keterlambatan pengisian form order makanan.

2

10

2

40

Instruksi diet pasien menjadi tidak tepat.

2

10

2

40

Instruksi diet pasien menjadi terlambat.

2

10

2

40

Petugas mengisi Form order Keterlambatan pengisian makanan. form order makanan. Dokter Lama Visite akibat  jarak antara ruangan perawatan berpencar. Melaporkan adanya pasien baru Pelaporan instruksi diet dengan instruksi diet oleh DPJP yang berulang, terutama terkait. pada pasien baru.

Order makanan menjadi terlambat.

6

6

2

72

Selalu terjadi perubahan instruksi diet pasien.

6

6

2

72

Pengisian Fooding List.

Terlambat mengisi fooding list.

6

6

2

72

Tidak didapatnya ketepatan diet pasien.

6

6

2

72

Menyerahkan

berkas

pasien. 2.

POTENSIAL FAILURE MODE status Risiko lengkap.

Memeriksa kelengkapan berkas tentang diagnosa penyakit, instruksi diet pasien oleh DPJP terkait, status gizi, TB dan BB

berkas

POTENSIAL CAUSE FAILURE tidak Tidak terisinya lembar instruksi diet pasien.

Instruksi diet kurang lengkap terkait dengan BB dan TB serta diagnosa Ketidak penyakit. pemahaman

pasien. kelengkapan diet. Bila berkas belum lengkap, Kurang efektifnya akan dilengkapi setelah visite pengisian berkas instruksi DPJP terkait. diet karena menunggu visite DPJP terkait 3.

4.

Pengisian Fooding sering terlambat.

seragaman terhadap instruksi

List Dokter lama Visite.

Merubah Fooding list jika terjadi Fooding list sering terjadi perubahan setelah dokter perubahan setelah dokter melakukan visite. melakukan visite.

11

 

Rekapitulasi semua permintaan Rekapitulasi semua  jumlah pasien dan jumlah jenis permintaan jumlah pasien diet. dan jumlah jenis diet terlambat. Melakukan Konversi bahan  Ada dilakukan Konversi makanan dengan nilai gizi yang bahan makanan dengan sama jika bahan makanan yang nilai gizi yang sama. dibutuhkan dibutuhka n tidak tersedia. Melakukan perubahan Kurang efektifnya hasil rekapitulasi pasien dan diet rekapitulasi karena pasien jika terjadi perubahan dilakukan berulang. setelah dokter melakukan visite. Melakukan pemesanan Terjadi perubahan terhadap bahan makanan pemesanan bahan sesuai dengan rekapitulasi makanan. pasien. 6. Memeriksa bahan makanan  Ada bahan makanan tidak yang diserahkan oleh Tim sesuai dengan permintaan Pengadaan Bahan Makanan. yang disediakan oleh Menerima bahan makanan jika pengadaan/pemasok. telah sesuai dengan Proses pengolahan bahan permintaan. makanan menjadi Jika tidak sesuai dengan terlambat. permintaan, maka dilakukan pengembalian ke bagian pengadaan. dalam 7. Menerima bahan makanan dari Keterlambatan Tim P2B. penerimaan bahan makanan 5.

Mempersiapkan bahan makanan

Keterlambatan dan perubahan fooding list.

6

6

3

108

Terlambatnya pendistribusian diet  Adanya permintaan pendistribusian pasien. perubahan diet

Pemasok bahan makanan kurang teliti terhadap permintaan yang diajukan

Kualitas bahan makanan tidak sesuai permintaan.

4

6

3

72

Perencanaan bahan makanan tidak sesuai kebutuhan.

Penyiapan diet pasien terlambat.

4

6

3

72

Higienitas pasien terjamin.

makanan kurang

7

6

5

210

Higienitas persiapan pengolahan bahan

7

6

5

210

pengolahan Ruang persiapan makanan Sempitnya ruangan dan di ruangan bergabung dengan ruang tempatnya tidak memadai

12

 

pencucian dan persiapan bahan makanan. Mengolah Bahan makanan sesuai dengan instruksi Fooding List   yang diterima di ruangan pengolahan dan ruang distribusi makanan. Menyerahkan bahan makanan yang telah di masak untuk di distribusikan.

8.

pencucian dan persiapan bahan makanan. Bahan makanan yang belum dibersihakan, dan yang akan di masak berada dalam satu ruangan. Ruangan pengolahan makanan kurang nyaman, peralatan kurang memadai, belum adanya atribut K3RS bagi petugas sehingga rawan kecelakaan kerja. Mempersiapkan Packing Bergabungnya ruangan makanan di ruang pengolahan Packing makanan di ruang dan pendistribusian makanan. pengolahan dan

makanan terjamin.

kurang

 Alat keselamata keselamatan n kerja Resiko terjadi dan pelindung tidak ada kecelakaan kerja bagi dan petugas belum petugas. menyadari keselamatan dirinya.

7

6

5

210

Sempitnya ruangan dan Higienitas makanan tempatnya tidak kurang terjamin memadai.

7

6

4

168

pendistribusian makanan. Kondisi Troly yang kurang Troly tidak sesuai baik sehingga dapat standar dimasuki oleh binatang pengerat.  Akibat ruangan ruangan yang berpencar sehingga pendistribusian makanan terlambat. FMEA : Failure Mode Effect Analysis; K= Keparahan, P = Probabilita Probabilitas, s, D = Detektabilitas. RPN : Risk Priority Number. Menyusun makanan yang sudah di packing ke dalam troly di ruang pengolahan dan distribusi makanan. Petugas gizi mengantarkan makanan ke ruang rawat inap.

13

 

Analisis Penyebab (Root-Cause-Anaysis)

MATERIAL 

SDM   SDM

Ketersediaan

MANAJEMEN   MANAJEMEN

Ruang Inap yg masih

Ahli gizi kurang

Kondisi &  jumlah troly yg kurang

Keterbatasan peralatan, pengolahan bahan makanana Ruangan sempit (masih bergabung ruang persiapan, pengolahan & distribus distr ibusii

GIZI BERPOTENSI MENYEDIAKAN MAKANAN TAK HIGIENIS

Suhu ruangan panas

Ruangan gizi sangat kotor & tdk ada pemisahan ruangan

Peralatan makanan tdk higienitas Tempat cuci peralatan tidak memenuhi

SARANA & PRASARANA  PRASARANA 

MR

Tidak dilakukan stok bahan

Dokter gizi klinik tidak ada

Keterlambatan distribusi makanan

berkas terbatas

Pelatihan kurang

Pintu masih di masuki oleh binatang pengerat dan lainnya

LINGKUNGAN   LINGKUNGAN

14

 

5. DAFTAR ROOT CAUSE ANALY ANALYSIS SIS DARI SETIAP KEGAGALAN DENGA DENGAN N RPN YANG TERMASUK PRIORITAS NO 1.

CAUSE FAILURE

RCA

RTL

Keterlambatan dalam Tidak dilakukan penerimaan bahan makanan. makanan.   bahan makanan.

Bila

bahan

OUTCOME

stok Dilakukan stok bahan makanan.

makanan  Ada

SPO

PJ

Tidak ada keterlambatan Nursianna Purba, dalam penerimaan bahan  AMG makanan.

untuk Bahan

makanan

yang

terlambat petugas gizi pemesanan bahan dapat memesan langsung makanan dan kepada pemasok. menyediakan tempat penyimpanan bahan makanan (Freezer  (Freezer ). ).

dipesan sesuai dengan permintaan. Kesegaran bahan makanan masih tetap terjamin dengan adanya tempat penyimpanan (Freezer ).  ).  Ruang persiapan bahan makanan dan ruang pencucian sudah terpisah.

Ruang persiapan makanan Menambah luas ruang bergabung dengan ruang Instalasi Gizi. pencucian dan persiapan Keterbatasan ruang bahan makanan.  makanan.  persiapan bahan makanan Memisahkan tempat Hygienitas bahan makanan Bahan makanan yang belum (sempit). pembersihan bahan dan makanan yang akan di dibersihkan, dan yang akan di masak berada ruangan.   ruangan.

dalam

satu

Ruangan pengolahan makanan kurang nyaman, peralatan kurang memadai, belum adanya atribut K3RS bagi petugas sehingga rawan kecelakaan kerja.  kerja. 

makanan dan tempat pengolahan bahan makanan. Masih bergabung tempat Menyediakan peralatan pengolahan bahan persiapan dan makanan dan persiapan. pengolahan bahan makanan sesuai dengan standar.   Keterbatasan peralatan standar. pengolahan bahan makanan.

masak terjamin. Bahan makanan yang di persiapkan dan yang diolah tidak mengalami kerusakan.

15

 

Keterbatasan kesehatan keselamatan ruangan.

2.

Bergabungnya Packing makanan

ruangan Keterbatasan di ruang Packing

pengolahan pendistribusian pendistribusia n makanan. dan Kondisi Troly yang kurang baik sehingga dapat dimasuki oleh binatang pengerat. Keterlambatan dalam pendistribusian makanan terlambat.

alat Menyediakan dan kesehatan kerja di keselamatan ruangan.

alat Kesehatan dan keselamatan petugas di ruang dan kerja kerja di persiapan dan pengolahan terjamin. Kenyamanan bekerja petugas terjamin.

ruang Memperluas ruang Hygienitas makanan Instalasi Gizi sehingga makanan

(sempit).   (sempit).

tersedia ruang Packing.

Troly makanan kurang dilakukan perawatan dan peremajaan. Ruang rawat inap masih terpencar.

 Ada SPO untuk Perawatan dan peremajaan kebersihan troly makanan troly makanan terjamin untuk  jangka panjang. panjang. Menambah petugas dan Pendistribusian makanan ke melatih untuk distribusi ruang rawat inap tepat waktu. makanan untuk ruangan rawat inap.

Kondisi dan jumlah troly Rehabilitasi troly yang makanan yang kurang masih layak dan baik. mengganti troly yang rusak dan tidak memenuhi standar. Petugas distribusi Melakukan pelatihan makanan yang belum petugas gizi. terlatih dengan kondisi  Ada SPO Pendistribusia Pendistribusian n ruangan. makanan. 3.

dan tampilan Reni Magdalena terjamin dan H, AMG

Rekapitulasi semua Terlambatnya Terlambatnya instruksi diet permintaan jumlah pasien dan pasien oleh DPJP dan  jumlah jenis diet diet terlambat.  jumlah pasien dari ruangan.

menarik.

Hygienitas makanan di dalam troly tetap terjamin.

Pendistribusian makanan ke ruang rawat inap tepat waktu.

Mengaktifkan sistem Ketepatan waktu rekapitulasi Melati yuda putri, komunikasi via telepon  jumlah pasien dan jumlah  AMG untuk informasi pasien  jenis diet. serta nilai gizi antar 16

 

Petugas DPJP.

4.

5.

6.

 Ada dilakukan Konversi bahan makanan dengan nilai gizi yang sama. Kurang efektifnya hasil rekapitulasi karena dilakukan berulang. Keterlambatan pengisian form order makanan. Pelaporan instruksi diet yang berulang, terutama pada pasien baru.

ruangan

dan

Ketidaksesuaian bahan Menyesuaikan bahan Mengurangi pergantian makanan yang disediakan makanan yang sudah (konversi) terhadap diet dengan diet yang di minta. ada dengan diet pasien pasien . yang di minta.

Mengaktifkan sistem Petugas ruangan terlambat komunikasi via telepon menerima instruksi diet untuk informasi pasien pasien oleh DPJP. serta nilai gizi antar Petugas ruangan dan DPJP.   DPJP. Pengisian Fooding List sering Petugas gizi terlambat Petugas gizi proaktif terlambat. menerima instruksi order menghubungi ruangan makanan dari ruangan. untuk menerima fooding list. Fooding list sering terjadi Konversi jenis diet pasien Petugas ruangan proaktif perubahan setelah dokter tidak sesuai dengan menghubungi DPJP melakukan visite. instruksi DPJP. untuk instruksi diet pasien.  Ada bahan makanan tidak

Karu Ruangan Mengurangi kesalahan jenis diet pasien.

Utari Herliani S, Fooding list tidak terlambat  AMG dan mengurangi konversi terhadap diet pasien.

Yuniarti

7.

sesuai dengan permintaan yang disediakan oleh pengadaan/pemasok. Proses pengolahan bahan makanan menjadi terlambat. Berkas tidak lengkap.

komitmen pemasok bahan Penyediaan bahan makanan bahan Meminta untuk sesuai dengan permintaan. pemasok makanan memenuhi prosedur kontrak yang ada. Ketersediaan berkas Menyediakan stok Kabid MR terbatas. berkas untuk kebutuhan selanjutnya Berkas untuk MR selalu tersedia dan lengkap. Petugas kurang teliti dalam Ketersediaan makanan oleh terbatas.

17

 

menyusun berkas status Dilakukan sistem check MR list kelengkapan berkas untuk MR. 8.

Instruksi diet kurang lengkap terkait dengan BB dan TB  Adanya kebiasaan DPJP serta diagnosa penyakit. tidak menyesuaikan terhadap instruksi diet pasien. Kurang efektifnya pengisia pengisian n berkas instruksi diet karena menunggu menungg u visite DPJP terkait

Kepala Ruangan Petugas mengingatkan Berkas status MR lengkap DPJP untuk mengisi dengan instruksi diet pasien. lembar instruksi diet terkait BB,TB serta diagnosa penyakit.

18

 

6. REDESAIN PROS PROSES ES PELAYA PELAYANAN NAN INSTALASI GIZI NO

PROSES LAMA

NO

PROSES BARU

1. 2.

Ketersediaan Ketersediaan berkas terbatas. Belum ada form check list kelengkapa kelengkapan n berkas untuk MR.

1. 2.

Menyediakan stok berkas untuk kebutuha kebutuhan n selanjutnya selanjutnya.. Sudah ada form check list kelengkapan kelengkapan berkas untuk MR.

3.

Belum ada Dr Spesialis Gizi Klinik.

3.

Sudah ada Dr Spesialis Gizi KLinik.

4.

Ruangan gizi masih sempit, terdiri dari :

4.

Area Instalas Instalasii Gizi menjadi lebih luas dengan penambahan



Pintu masuk masuk d dan an pin pintu tu kelu keluar ar sama.

ruangan kantin koperasi menjadi bagian dari ruang Instalasi



Bahan makanan masuk melalui pintu masuk.

Gizi, terdiri dari :



Penyimpanan bahan makanan yang masih bersatu.



Pintu masuk dan pintu keluar berbeda.



Persiapan bahan makanan ( di ruangan yang sama).



Bahan makanan masuk dari pintu masuk.



Pengolahan bahan makanan masih bergabung yaitu



Penyimpanan bahan makanan sudah tertata rapih.

antara pengolahan bahan makanan biasa dan yang



Persiapan bahan makanan di ruang persiapan (persia (persiapan pan lauk hewani, sayur, buah, bumbu dan sonde).

berdiit / sonde. - 



Distribusi Distrib usi

( ruangan

bergabung

dengan

ruan ruangan gan



Pengolahan bahan makanan di olah di ruang yang terpisah

pengolahan dan ruang distribusi makanan pasien).

(pengolahan makanan berdiit dan

Ruang Pencucian Alat dan bahan makanan masih

makanan sonde dan M 1 (makanan cair).

bercampur.

biasa, pegolahan



Distribusi maka makan n an pa pasien sien sudah melalui pit pitu u tersendiri.



Ruang Pencucian Alat dan bahan makanan sudah rapih.

19

 

7. RENCANA TINDAK LANJ LANJUT UT YANG TELAH DISUSUN DAN WAKTU PELAKSANAAN PELAKSANAAN NO 1. 2.

3.

4.

5.

6. 7.

RTL

OUTCOME

PJ

Tidak ada keterlambatan dalam Setiap saat Nursianna purba, AMG penerimaan bahan makanan.  Ada SPO untuk pemesanan pemesanan bahan Bahan makanan yang dipesan sesuai November 2016 Nurma Adriani, S.Gz makanan dan SPO penyimpanan bahan dengan permintaan. makanan (Freezer  (Freezer )).  .  Kesegaran bahan makanan masih tetap terjamin dengan adanya tempat penyimpanan (Freezer  (Freezer ).  ).  Ruang persiapan bahan makanan dan Mei s/d Sep Ka Instalasi Menambah luas ruang Instalasi Instalas i Gizi. Gizi.   ruang pencucian sudah terpisah. 2016 Dilakukan Dilakuka n stok bahan makanan. makanan.  

Memisahkan tempat pembersihan bahan makanan dan tempat pengolahan bahan makanan.   makanan. Menyediakan peralatan persiapan dan pengolahan bahan makanan sesuai dengan standar.  standar.  Menyediakan alat kesehatan dan keselamatan kerja di ruangan. Memperluas ruang Instalasi Gizi sehingga tersedia ruang Packing.

untuk

kebersihan

Hygienitas bahan makanan dan makanan yang akan di masak terjamin.

Ada SPO makanan

9.

Menambah petugas dan melatih untuk distribusi makanan untuk ruangan rawat inap. Rehabilitasi troly yang masih layak dan mengganti troly yang rusak dan tidak

Mei

s/d

Sep Ka Instalasi

2016

Bahan makanan yang di persiapkan dan Juli 2016 yang diolah tidak mengalam mengalamii kerusakan.

Tidak ada keterlambatan dalam penerimaan bahan makanan. Kesehatan dan keselamatan kerja petugas di ruang persiapan dan pengolahan terjamin. Kenyamanan Kenyamana n bekerja petugas terjamin. troly Hygienitas dan tampilan makanan terjamin dan menarik.

8.

10.

WAKTU

Ria Sri astuti AMG

Juli 2016 Mei

s/d

Ria Sri astuti AMG Sep Ka Instalasi

2016 November 2016

Pendistribusian makanan ke ruang rawat Setiap saat inap tepat waktu. Perawatan dan peremajaan troly  Agustus makanan terjamin untuk jangka panjang.

Nurma Adriani, S.Gz

Reni Magdalena H, AMG

s/d Ka Instalasi

20

 

memenuhi standar.

Oktober 2016

Melakukan pelatihan hygienitas makanan Hygienitas makanan di dalam troly tetap kepada petugas gizi. terjamin. 12.  Ada SPO Pendistribusian Pendistribusian ma makanan. kanan. Pendistribusian makanan ke ruang rawat inap tepat waktu. 13. Mengaktifkan sistem komunikasi via Ketepatan waktu rekapitulasi jumlah telepon untuk informasi pasien serta nilai pasien dan jumlah jenis diet. gizi antar Petugas ruangan dan DPJP. pergantian (konversi) 14. Menyesuaikan bahan makanan yang Mengurangi sudah ada dengan diet pasien yang di terhadap diet pasien . minta. 15. Mengaktifkan sistem komunikasi via telepon untuk informasi pasien serta nilai Mengurangi kesalahan jenis diet pasien. gizi antar Petugas ruangan dan DPJP.  DPJP.  16. Petugas gizi proak proaktif tif mengh menghubungi ubungi ruangan untuk menerima fooding list. Fooding list tidak terlambat dan 17. Petugas ruangan proaktif menghubungi mengurangi konversi terhadap diet pasien. DPJP untuk instruksi diet pasien. 18. Meminta komitmen pemasok bahan Penyediaan bahan makanan sesuai makanan untuk memenuhi spesifikasi dengan permintaan. bahan makanan yang telah disepakati. stok berkas untuk 19. Menyediakan kebutuhan selanjutnya selanjutnya.. Berkas untuk MR selalu tersedia dan 20. Dilakukan sistem check check list kelengkapan lengkap. berkas untuk MR. 21. Petugas mengingatkan DPJP untuk Berkas untuk MR selalu tersedia dan mengisi lembar instruksi diet terkait lengkap. BB,TB serta diagnosa penyaki penyakit. t. 11.

Setiap saat

Reni Magdalena H, AMG

November 2016

Nurma Adriani, S.Gz

Setiap saat

Melati yuda putri, AMG

Setiap saat

Melati yuda putri, AMG

Setiap saat

Ka Ruangan

Setiap saat

Utari Herliani S, AMG Ka Ruangan

Setiap saat

Tim P2B  Agustina Sidabutar Sidabutar AMG

 Agustus 2016

Ka Bidang MR

Mei 2016

Ka Ruangan

21

 

8. IMPLEMENTASI DAN MONITOR PROSES YANG DIREDESAIN A. 

Dokumentasi Implementas Implementasii PROSES LAMA

1. Belum ada lembar form Asuhan Gizi pasien. pasien.  

PROSES BARU 1. 

Sudah ada lembar form asuhan gizi pasien.

2.

Belum ada ada form check list kelengkapan kelengkapan berkas untuk MR.

2. 

Sudah ada form che check ck list kelengkapan kelengkapan be berkas rkas untu untuk k MR.

3.

Belum ada Dr Sp Spesialis esialis Gizi Klinik.

3. 

Sudah ada Dr S Spesialis pesialis Gizi Klinik.

4. 

Pintu masuk d dan an pintu keluar masih sama pintu masuk dan 4.  4.  Pintu masuk dan keluar sudah terpisah dan sudah ada ruangan pintu keluar sama dan bahan makanan masuk melalui pintu penerimaan bahan makanan. masuk. 22

 

Ruangan Penerimaan Bahan Makanan

Pintu masuk Instalasi Gizi

23

 

Pintu Keluar Instalasi Gizi 5. 

Penyimpanan bahan makanan yang belum tertata dengan 5. baik.

Penyimpanan bahan makanan sudah tertata rapih.

24

 

6. 

Persiapan bahan makanan masih bercampur antara ruang 6. persiapan lauk hewani, sayur, buah, bumbu dan sonde ( di

Persiapan bahan makanan di ruang persiapan sudah terpisah (persiapan lauk hewani, sayur, buah, bumbu dan sonde).

ruangan yang sama).

Ruang Persiapan Sonde

Ruang Persiapan Hewani 25

 

Ruang Persiapan Bumbu

Ruang Persiapan Sayur dan Buah 26

 

7. 

Ruang

pengolahan

bahan makanan

masih

bergabung 7. Ruang pengolahan bahan makanan sudah terpisah antara ruang

dengan ruang distribusi makanan dan ruang pencucian ( alat

distribusi makanan dan ruang pencucian alat dan bahan makanan.

danbahanmakanan).

Ruang distribusi makanan sudah tersendiri ( terpisah dengan ruang pengolahan makanan).

27

 

Ruang Pencucian Alat dan bahan makanan masih bercampur.

28

 

B. 

Monitoring

Objektif yang digunakan sebagai monitoring adalah indikator mutu yang

ada di Instalasi Gizi yaitu ketepatan waktu pemberian makanan, tidak adanya kejadian kesalahan dalam pemberiaan diit pasien dan makanan pasien bersisa. Indikator

ini

dapat

menggambarkan

pelayanan

pasien

dengan

memberikan asupan gizi, pelayanan gizi yang efektif dan efesien melalui Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Indikator sebelum redesain dilaksanakan bulan Juni s/d Agustus 2016.

Tabel 1. Grafik Target Ketepatan Waktu Pemberian Makanan

Bulan

Juni s/d Agustus 2016.

Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Pada Pasien Juni - Ag Agustus ustus 2 2016 016 100 90 80      e      s      a       t      n      e      s      r      e       P

70 60 50 40 30 20

10 0 TARGET HASIL

JUNI ≥

90

62.5

JULI  



90

71.47

AGUSTUS  



90

80.69

29

 

Tabel 2. Grafik Target Tidak Adanya Kejadian Kesalahan dalam Pemberian Diit Pasien Bulan Juni s/d Agustus 2016.

Tidak Ada Kejadian Kesalahan Dalam Pemberian Diet Juni - Agustus Agustus 2016 2016

100 90 80      e      s      a       t      n      e      s      r      e       P

70 60 50 40 30 20 10 0

JUNI

JULI

AGUSTUS

100

100

100

98.19

98.25

98. 87

TARGET HASIL

Tabel 3. Grafik Target Makanan Pasien Bersisa Bulan Juni s/d Agustus 2016. Makanan Pasien Bersisa Juni - Agustus Agustus 2016 2016 100 90 80 70      e      s      a       t      n      e      s      r      e       P

60 50 40 30 20 10 0

TARGET HASIL

JUNI ≤

20

71.88

JULI   ≤

20

54.84

AGUSTUS ≤

20 34.15

30

 

Indikator sesudah redesain dilaksanakan bulan September s/d November 2016.

Tabel 1. Grafik Target Ketepatan Waktu Pemberian Makanan

Bulan

September s/d November 2016. Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Pada Pasien September Septem ber - November November 2016 2016 100 90

80      e      s      a       t      n      e      s      r      e       P

70 60 50 40 30 20 10 0 TARGET

HASIL

SEPTEMBER ≥

90 80.71

OKTOBER ≥

90 85.53

NOVEMBER ≥

90 86.75

Tabel 2. Grafik Target Tidak Adanya Kejadian Kesalahan dalam Pemberian Diet Pasien Bulan September s/d November 2016. Kejadian Kesalahan dalam Pemberian Diet Pasien Bulan September September - November November 2016 100 90

80 70      e      s      a       t      n      e      s      r      e       P

60 50 40 30 20 10 0

SEPTEMBER

OKTOBER

NOVEMBER

TARGET

100

100

100

HASIL

98.9

99. 41

99.49

31

 

Tabel 3. Grafik Target Makanan Pasien Bersisa Bulan September s/d November 2016.

Makanan Pasien Bersisa September Septemb er - November November 2016 2016 100 90 80      e      s      a       t      n      e      s      r      e       P

70 60 50 40 30 20 10 0

TARGET

SEPTEMBER ≤

HASIL

C. 

Proses

OKTOBER ≤ 

20

33.87

NOVEMBER ≤

20 25. 53

20 24.61

Analisis FMEA ulang ulang setelah action plan Sebelum F ailure Mode K P D RPN

K

Sesudah P D RPN

Registrasi rawat

Risiko berkas lengkap.

tidak

2

10

2

40

2

2

2

8

Masuk Rawat Inap

Instruksi diet kurang lengkap terkait dengan BB dan TB serta diagnosa penyakit.

2

10

2

40

2

2

2

8

6

6

2

72

6

3

2

36

6

6

2

72

6

3

2

36

6

6

3

108

6

1

3

18

Kurang efektifnya pengisian berkas instruksi diet karena menunggu visite DPJP terkait Kepala Ruangan Rawat Inap.  Ahli Gizi Gizi

 ADM Gizi Gizi

Keterlambatan visite dokter sehingga permintaan diit selalu terlambat. Pengisian Pengisian Fooding Fooding List sering terlambat. Fooding list sering terjadi perubahan setelah dokter melakukan visite. Rekapitulasi Rekapitulasi semua semua permintaan jumlah pasien dan jumlah  jenis diet terlambat

32

 

 Ada dilakukan dilakukan Konversi bahan

Tim P2B ( Penerimaan dan Pemeriksaan Bahan

makanan dengan nilai gizi yang sama  Ada bahan bahan makanan makanan tidak sesuai dengan permintaan yang disediakan oleh pengadaan/pemasok.

makanan Persiapan dan Pengolahan Bahan Makanan

Bercampurnya tempat cucian bahan makanan dengan alat masak

4

6

3

72

4

3

3

36

7

6

5

210

7

3

5

105

7

6

4

168

7

3

4

84

Bahan makanan yang belum dibersihakan, dan yang akan di masak berada dalam satu ruangan Ruangan pengolahan makanan kurang nyaman bagi petugas Keselamatan kerja petugas diruangan pengolahan rawan kecelakan kerja. Belum ada atribut K3RS.  Alat –alat utk mempersiapan bahan makanan tidak memadai Packing dan

Troly makanan dapat

pendistribusian makanan ke Ruang Perawatan Pasien

dimasuki pengerat oleh binatang

TOTAL

782

331

33

 

9. EVALUASI HASIL

Berdasarkan hasil yang di peroleh setelah dilakukan redisign di

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF