Laporan Fissure Sealant

July 14, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Fissure Sealant...

Description

 

LAPORAN KASUS KEPANITRAAN UMUM PERAWATAN FISSURE SEALANT PADA GIGI 36

NANDA NAILUL FARIH J520150062

KEPANITRAAN UMUM PERIODE 12 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

 

I. 

PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Fissure sealant merupakan suatu tindakan preventif

untuk pencegahan

karies pada gigi yang secara antomis memiliki kondisi pit dan fissure yang dalam sehingga rentan terkena karies. Pit dan fisur dibentuk kembali dan diisi dengan  bahan sealant agar gigi tersebut menjadi lebih le bih tahan terhadap serangan karies gigi. Hal ini sering ditemui pada gigi geraham yang mempunyai peranan sangat penting untuk melakukan pengunyahan. Permukaannya yang lebar untuk menghaluskan  partikel makanan yang sudah dipotong dengan gigi depan. Gigi geraham mempunyai peranan dan bentuk istimewa yang merupakan kelebihannya, tetapi ada kendala yang harus diatasi dengan bijaksana agar fungsi dan keberadaannya dapat terjaga dengan baik. Posisi gigi geraham dalam rongga mulut yang sulit terjangkau juga menyulitkan pembersihan dengan sikat gigi. Beberapa karakteristik gigi geraham yang perlu dipahami antara lain;  permukaan kunyahnya kunyahnya luas dan tidak rata, terdapat pit (titik) dan fisur (garis) yang dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi tempat persembunyian kuman yang nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam yang  berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisur. Fisur adalah garis berupa celah yang dalam pada  permukaan gigi. Morfologi permukaan oklusal gigi bervariasi bervari asi pada tiap t iap individu. Macam pit dan fisur bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe U (terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka, namun sempit); tipe I (bentuk seperti leher  botol). Bentuk pit dan fisur bentuk U cenderung dangkal, lebar sehingga

 

mudahdibersihkan dan lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisur bentuk V atau I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris. Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisur adalah sebagai berikut: 1.  Pit dan fisur dalam 2.  Pit dan fisur dengan dekalsifikasi minimal 3.  Tidak adanya karies interproximal 4.  Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva 5.  Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun. Kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisur adalah sebagai  berikut: 1.  Self cleansing yang baik pada pit dan fisur 2.  Terdapat

tanda

klinis

maupun

radiografis

adanya

karies

interproximal yang memerlukan perawatan dan restorasi 3.  Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi saliva

II. 

LAPORAN KASUS

A.  Identitas Pasien

 Nama Lengkap

: Muhammad Arfan Zunul Mustofa Mustofa

 

Tempat / Tanggal Lahir

: Surakarta,17 Mei 2009

Usia

: 10 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat Pekerjaan

: Jln. Ceplok No 18 Purwosari laweyan Surakarta : Pelajar

Agama

: Islam

B.  Data Medik Umum

Golongan Darah

:-

Alergi

: Tidak Ada

Penyakit Sistemik

: Tidak Ada

Operator

: Briaudy Sonda

C.  Pemeriksaan Subjektif KELUHAN UTAMA (CC) Wali pasien datang ingin merawat gigi anaknya D.  RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT (PI)

Wali pasien mengaku keluhan tersebut diketahui sejak ada gigi pasien yang goyah RIWAYAT KESEHATAN UMUM (PMH)

Pasien mengaku pernah dirawat inap di rumah sakit karena operasi tangan yang patah RIWAYAT KESEHATAN GIGI (PDH)

Pasien pernah dating ke klinik FKG untuk dilakukan pencabutan gigi dan  penambalan kurang lebih 4 tahun yang yang lalu RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Umum: Ayah

: Ayah pasien mengalami gagal ginjal

Ibu

: ibu pasien sehat

Gigi: Ayah

: Ayah pasien tidak memiliki keluhan pada gigi

Ibu

: Ibu pasien tidak memiliki keluhan pada gigi

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI (SH)

 

Pasien menggosok gigi 2x sehari saat mandi pagi dan sebelum tidur Pasien tinggal dilingkungan yang bersih Pasien mengaku mengkonsumsi makanan/minuman yang manis

D.  Kesan Umum Kesehatan Penderita: Penderita:

Jasmani : Sehat Mental : Sehat, kooperatif, komunikatif

E.  Vital Sign

Tekanan darah

: 110/80mmHg

 Nadi

: 68x/menit

Pernapasan

: 18x/menit

Suhu Berat badan

:(afebris) : 25 kg

Tinggi Badan

: 120 cm

F.  Kesehatan Umum Berdasarkan Sistem Tubuh

System endokrin

: tidak ada

Sistem gastrointestinal

: tidak ada

System hematopoetik

: tidak ada

System kardiovaskular

: tidak ada

System musculoskeletal : tidak ada System neurologic : tidak ada System respirasi

: tidak ada

System urogenital

: tidak ada

G.  Pemeriksaan Ekstra Oral Fasial

Neuromuskular

Kelenjar Ludah

Kelenjar Limfe

Tulang Rahang

TMJ

 

Deformitas

TAK

TAK  

TAK  

TAK  

TAK  

TAK  

Nyeri

TAK   TAK  

TAK  

TAK  

TAK  

TAK  

Tumor

TAK   TAK  

TAK  

TAK  

TAK  

TAK  

Gangguan Fungsi

TAK   TAK  

TAK  

TAK  

TAK  

TAK  

H.  Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa Bibir  bawah

: Terdapat lesi ulseratif pada mukosa bibir kiri

Mukosa Pipi : Terdapat jejas gigitan setinggi oklusal sewarna mukosa sepanjang M1 bilateral asimptomatik Dasar Mulut : TAK Gingiva : Terdapat bercak kehitaman irregular sepanjang gigi C ke C atas dan bawah asimptomatik Orofaring

: TAK

Oklusi

: Normal Bite

Torus Palatinus

: ada, Normal

Torus Mandibula

: Tidak ada

Bentuk palatum

: V, Tinggi

Frenulum Labialis RA

: sedang

Frenulum Labialis RB

: sedang

Frenulum Lingualis

: sedang

Frenulum Bukalis RA

: sedang

Frenulum Bukalis RB

: sedang

Lidah

: ukuran normal, aktivitas normal

Alveolus RA

: tinggi

Alveolus RB

: tinggi

Supernumerary Teeth

: Tidak ada

 

Diastema

: Tidak ada

Gigi Anomali

: Tidak ada

Gigi Tiruan

: Tidak ada

Oral Hygiene

:-

Lain-lain

:-

Hasil Pemeriksaan Jaringan Lunak

2,4: terdapat garis sewarna mukosa, bilateral setinggi setin ggi oklusal gigi M1 Asimptomatik D/ Morsicatio buccarum 36,37: terdapat penonjolan tulang pada bagian palatum D/ torus palatinus 14,17 : terdapat bercak kehitaman irregular asimptomatik sepanjang gigi C ke C atas dan bawah D/ Hiperpigmentasi

 

I.  Odontogram

Jumlah

: 22

RA:11

Warna

: putih kekuningan

Bentuk

: Squere

Onklusi

: Normal Bite 

RB:11

J.  Diagnosis dan Rencana Perawatan

Elemen

Ringkasan Hasil Pemeriksaan

11

Terdapat gigi patah  pada bagian mesio incisal dengan kedalaman dentin mendekati pulpa Sondasi (-) Perkusi (-) Palpasi (-) Vitalitas (-)

21

Terdapat gigi  patah pada bagian mesioincisal dengan kedalaman dentin mendekati  pulpa Sondasi (-) Perkusi (-)

Diagnosis

D/ Fraktur elis klas II

D/ Fraktur elis klas II

Kode Diagnosis (ICD-10)

Rencana Perawatan

S02.50

TP/ Restorasi Klas IV GV Black dengan RK

S02.50

TP/ Restorasi Klas IV GV Black dengan RK

 

Palpasi (-) Vitalitas (+)

11

Terdapat kavitas  pada bagian mesial kedalaman email

D/ Karies Email

K02.0

TP/ Restorasi Klas I GV Black dengan RK

21

Terdapat kavitas  pada bagian mesial kedalaman email

D/ Karies Email

K02.0

TP/ Restorasi Klas I GV Black dengan RK

75

Terdapat kegoyahan gigi derajat 2 disertai kavitas pada distooklusal dengan kedalaman  pulpa

D/ Nekrosis Pulpa

K04.1

TP/ Ekstraksi

84

Terdapat kegoyahan gigi derajat 3 disertai kavitas pada  bagian distooklusal

D/ Nekrosis  pulpa

K04.1

TP/ Ekstraksi

D/ pit dan fissure yang dalam

K02.5

TP/ Fissure sealant

kedalaman pulpa 36

Terdapat pit dan fissure yang dalam

Lembar tindakan Diagnosis: D/ gigi 36 pit dan fissure yang dalam Rencana Perawatan: TP/ Fissure sealant

 

  K.  TAHAPAN PERAWATAN Alat

:

1.  Alat Diagnostik Alat diagnostik terdiri dari: -  Sonde: Berfungsi mencari karies dan mengukur kedalamannya serta memeriksa adanya debris dan kalkulus. -  Kaca mulut :Berfungsi untuk melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata dan membantu memperluas daerah pekerjaanya itu dengan menahan pipi, lidah dan,bibir. -  Pinset: Berfunsi untuk menjepit kapas  -  Excavator: Berfungsi untuk membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran-kotorannya atau sisa-sisa makanan yang terdapat dalam kavitas. 2.  Bengkok : Berfungsi sebagai tempat alat. 3.  Gelas kumur : Berfungsi sebagai tempat air yang digunakan pasien untuk  berkumur-kumur setelah dilakukan pemeriksaan. 4.  Brush: Digunakan untuk membersihkan gigi. 5.  Handpiece high speed : Tempat pemasangan brush. 6.  Light Cure : polimerisasi bahan bonding dan fissure sealant. Bahan

:

1.  Handscoon : Digunakan sebagai sarung tangan ta ngan yang berfungsi sebagai  pelindung diri bagi petugas kesehatan dari penularan penularan penyakit 2.  Masker

: Berfungsi sebagai pelindung diri bagi petugas kesehatan dari

 penularan penyakit

 

3.  Tisu kering : Untuk membersihkan dan mengeringkan mulut pasien setelah  berkumur-kumur. 4.  Pumice

: Untuk membersihkan gigi

5.  Alkohol

: Berfungsi untuk membersihkan alat

6.  Cotton roll : Berfungsi untuk isolasi area kerja 7.  Resin Komposit Flowable A2 : Bahan untuk fissure sealant 8.  Etsa

: bahan kimia yang bersifat asam untuk menghilangkan permukaan

mineral gigi dan membentuk mikroporus sehingga permukaan gigi menjadi kasar dan resin komposit dapat berikatan dengan struktur gigi serta membentuk resin tag. 9.  Bonding : bahan yang digunakan untuk melekatkan bahan restorasi pada  permukaan enamel dan dentin sehingga restorasi memiliki retensi pada  permukaan gigi. 10. Microbrush : mengaplikasikan bahan bonding 11. Articulating Paper : untuk mengkoreksi oklusi Tahapan Perawatan

1.  Persiapan alat dan bahan 2.  Persiapa posisi pasien dan operator 3.  Melakukan anamnesis, pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif 4.  Profilaksis gigi dengan pumice yang tidak mengandung flour menggunakan  brush putaran pelan 5.  Bersihkan debris pada pit dan fissure dengan ekskafator

 

6. Gigi dicuci dan di keringkan

 

7.  Gigi di isolasi dengan catton rol setelah itu aplikasi etsa selama 20 detik 8.  Gigi dicuci dan di semprot dengan air mengalir untuk menghilangkan asam kemudian catton rol diganti 9.  Pengaplikasian bonding selama 20 detik selanjutnya di lakukan penyinaran dengan light cure 10. Aplikasi bahan resin komposit flowable pada daerah pit dan fissure 11. Penyinaran dengan light cure 20 detik 12. Pemeriksaan seluruh pi dan fissure dengan sonde untuk melihat apakah ada  bagian yang terlewat 13. Lakukan control oklusi dengan articulating paper 14. Finishing dan poloshing

NO

FOTO

KETERANGAN

1

Persiapan alat dan bahan

 

3

Profilaksis gigi dengan  pumice yang tidak mengandung flour menggunakan brush putaran  pelan

4 aplikasi etsa selama 20 detik

5

Aplikasi bonding selama 20 detik selanjutnya di lakukan  penyinaran dengan light cure

6

Aplikasi bahan resin komposit flowable pada daerah pit dan fissure

 

  Penyinaran dengan light 7

8

cure 20 detik

Finishing dan poloshing

 

III. HASIL PERAWATAN

Kondisi gigi sebelum dilakukan perawatan fissure sealant

Hasil perawatan setelah dilakukan Fissure sealant

 

  PEMBAHASAN

Pemeriksaan subjektif dan objektif pada pasien penunjukkan bahwa pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan/minuman yang manis sehingga  pasien rentan untuk terkena karies. .Melihat dari kebiasaan pasien yang dapat mengakibatkan resiko karies menjadi lebih tinggi maka diperlukannya tindakan  preventif untuk mencegah terjadinya karies yaitu dilakukannya perawatan fissure sealant 

Pengaplikasian bahan fisure sealant pada gigi telah terbukti memiliki keefektifan tinggi dalam pencegahan karies yang didasarkan penutupan pit dan fisur sehingga tidak lagi menjadi tempat perlekatan plak dan sisa makanan dan gigi menjadi lebih mudah dibersihkan. Keberhasilan dari teknik sealant sangat tergantung pada dicapainya dan terjaganya adaptasi yang erat antara sealant dengan permukaan gigi. Oleh karena itu, sealant harus memiliki viskositas yang relatif rendah sehingga dapat bertahan lebih lama dan kuat karena memiliki kemampuan penetrasi yang lebih bagus. Teknik sealant yang paling popular adalah menggunakan material resin yang diaplikasikan ke permukaan oklusal gigi. Material resin berpenetrasi ke dalam pit dan fisur dari gigi, kemudian berpolimerisasi dan menutup terhadap flora oral dan debris. Secara umum resin memiliki sifat mekanis yang baik sehingga dapat digunakan pada gigi dengan beban kunyah besar, kelarutan bahan resin yang sangat rendah, sifat termis bahan resin sebagai isolator termis yang

 

 baik, koefisien termal yang tinggi, dan kebanyakan resin bersifat radioopak sehingga warna lebih estetis. 

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Tujuan utama fissure sealant yaitu agar terjadi penetrasi bahan ke dalam  pit dan fisur dan menutup daerah tersebut dari bakteri dan debris. Sealant  berbasis resin r esin memiliki memili ki kemampuan retensi yang lebih baik daripada ionomer kaca selain itu bahan sealant berbasis resin juga digunakan pada gigi dengan  beban kunyah besar, dan mahkota mahkota gigi telah erupsi sempurna.  Saran

Komunikasi yang baik dengan pasien anak dapat dilakukan dengan bantuan orang tua.

 

 DAFTAR PUSTAKA Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi. Maj. Ked. Gigi.(Dent. J.), Vol. 38. No. 3. Bachtiar, Z. A. (2018). Penatalaksanaan Fissure Sealent Pada Gigi Anak. Talenta, 1(1), 1(1), 207-213. Ministry of Health. 2013. Pit and fissure sealants: use of oral health services NSW. Health Policy Statement. 25: 1-10. Mitchel, L. (2009). Handbook of Clinical Dentistry. Oxford Dentistry. Oxford University Press. Parwati, & Fathia. (2017). Topical fluoride application dan fissure sealant untuk mencegah karies. Jurnal karies. Jurnal Vokasi Kesehatan, (2), 98-102. Kesehatan, 3 3(2), Soeprapto, A. (2017). Pedoman dan Tata Laksana Praktik Kedokteran Gigi. Yogyakarta: Gigi. Yogyakarta: STPI Bina Insan Mulia. Zettira, N. Z., Probosari, N., & Lestari, E. P. (2017). Perlekatan streptococcus mutans pada aplikasi fissure sealant berbahan resin dibandingkan ionomer kacafuji VII. Pustaka Kesehatan, 8(3), 8(3), 441-448.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF