Laporan ECG

March 10, 2019 | Author: Kesa Camelya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan praktikum Instrumentasi Biomedis, Elektrokardiogram...

Description

MODUL 1 ELEKTROKARDIOGRAM Kesa Camelya (081211732008) (081211732008) Dosen: Fadli Ama, ST, MT. TME304-Praktikum Instrumentasi Biomedis

Laboratorium Instrumentasi Medik Universitas Airlangga  Abstrak

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik rekaman konduksi listrik jantung. Pada EKG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut sebagai gelombang P, QRS dan T, sesuai dengan penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran dan miokardium. Rekaman ini dapat diambil dengan menggunakan perangkat EKG multipurpose dan EKG single channel. Kedua perangkat ini mengambil konduksi lisrik jantung melalui 12 sadapan elektroda, yang dibagi dalam 6 sadapan pada bidang horizontal (unipolar prekordial), dan 6 sadapan pada bidang frontal (bipolar dan ekstremitas unipolar) Kata kunci: EKG, jantung, sadapan, konduksi listrik 1.

PENDAHULUAN

Elektrokardiografi sesuai namanya adalah pemeriksaan atau pencatatan (= grafi) aktivitas listrik (= elektro) jantung (= kardio). Pemeriksaan aktivitas listrik jantung. Kerja jantung yang utama adalah memompa darah. Kontraksi dapat terjadi karena adanya aktivitas listrik jantung. Aktivitas listrik inilah yang direkam oleh EKG. Jantung yang normal akan memberikan gambaran rekaman dengan pola tertentu. Pola rekaman yang tidak normal memberi petunjuk adanya kelainan  jantung. 2. S TUDI PUSTAKA  2.1

ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

relatif yang dapat mengindikasikan kondisi sakit pada pasien. 2.2

Elektroda yang dipasang di tempat tertentu padfa tubuh, merupakan suatu sandapan. Garis hipotetis yang menghubungkan kedua elektroda ini disebut poros sandapan. Terdapat tiga macam sandapan, yaitu: 1. Sandapan bipolar/standar Melalui sandapan ini diukur perbedaan potensial antara dua elektroda pada permukaan tubuh. Sandapan ini pertama kali digunakan oleh Einthoven untuk mengetahui perbedaan potensial listrik pada bidang frontal (Sandapan Einthoven). Sandapan disebut juga sandapan standar yang ditandai dengan I,II dan III. Sandapan I : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LA dan elektroda negatif dengan RA. { menunjukkan keadan jantung kiri lateral } Sandapan II : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LL dan elektroda negatif dengan RA. { Berjalan paralel dengan arah vektor yang normal } Sandapan III : Elektroda positif yang dihubungkan dengan LA dan elektroda negatif dengan LL. { Menunjukkan keadaan jantung kanan dan bawah } 2.

Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman konduksi listrik jantung EKG digunakan secara luas sebagai instrument medis yang mengukur perbedaan biopotensial yang muncul dari aktivitas listrik otot jantung. Bentuk sinyal listrik pada EKG sebesar 1 mV pada elektroda permukaan dan merupakan proses sinyal yang memiliki cirri kekhususan data berupa durasi, besar, dan polaritas EKG memberikan manfaat dalam menentukan kenormalan otot jantung atau sebaliknya, seperti gejala aritmia, pembesaran ventrikel atau atrium dan sebagainya, sehingga pertimbangan variable klinis dari gelombang EKG adalah penting, diantaranya besar dan polaritas serta durasi waktu

S ADAPAN PENGUKURAN EKG

Sandapan unipolar extremitas

Sandapan ini mengukur potensial listrik pada satu titik. Sandapan ini pertama kali diguanakan oleh Wilson. Selanjutnya Goldberg memperbaharui teknik perekaman dengan sandapan ekstremitas yang diperbesar. Terdiri dari aVR, aVL, aVF. Sandapan aVR : Sandapan unipolar lengan kanan yang diperkuat {menunjukkan jantung kanan Sandapan aVL aVL : Sandapan Sandapan unipolar unipolar lengan kiri yang diperkuat {menunjukkan jantung kiri dan lateral} Sandapan aVF : Sandapan Sandapan unipolar unipolar tungkai kiri yang diperkuat {menunjukkan jantung bawah}

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

1

3.

Sandapan unipolar precordial

-

Sandapan Unipolar Prekordial Sandapan unipolar dada ditandai dengan huruf V Penempatan elektroda sebagai berikut : V1 : Ruang iga keempat pada garis sternal kanan

Selalu positif di lead II dan selalu negatif di lead aVF

Karena arah impuls gelombang P adalah sejajar dengan sumbu sadapan II dan karena elektroda V1 terletak paling dekat dengan atrium kanan maka gelombang P dan perubahan-perubahannya paling jelas terlihat di sadapan II dan V1.

V2 : Ruang iga keempat pada garis sternal kiri V3 : Terletak antara V2 dan V6

2.

V4: Ruang iga kelima pada garis midclavicularis kiri. V5 : Garis axilla depan V6 : Garis axilla tengah.

Gelombang Ta

Gelombang Ta menggambarkan proses repolarisasi atrium, gelombang ini biasanya tidak nampak karena terlalu kecil dan tertutup oleh kompleks QRS.

V7 : Garis axilla belakang 3.

V8 : Garis scapula belakang

Gelombang QRS

V3R : Lokasinya sama dengan V3 tetapi di sebelah kanan.

Merupakan gambaran dari proses depolarisasi ventrikel. Gelombang QRS adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang S.

2.3

Gelombang QRS normal:

V9 : Batas kiri columna vertebralis

SINYAL EKG

Sinyal EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel. Proses listrik ini terdiri dari :

- Lebar 0,06 – 0,12 detik - Tinggi tergantung lead

1.

Depolarisasi atrium

- Interval QRS > 0,12 detik terdapat pada blok cabang berkas (Bundle Branch Blok)

2.

Repolarisasi atrium

4.

3.

Depolarisasi ventrikel

4.

Repolarisasi ventrikel

Merupakan defleksi negative pertama pada gelombang QRS. Gelombang Q menggambarkan awal dari depolarisasi ventrikel.

Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal memperlihatkan 3 proses listrik yaitu ; depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel dan repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG, karena disamping intensitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan depolarisasi ventrikel yang mempunyai intensitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q, R, S, dan T serta kadang terlihat gelombang U. selain itu juga ada beberapa interval dan segmen EKG. Pada sebuah EKG normal yang perlu diketahui adalah sebagai berikut ; 1.

Gelombang P

Gelombang P menggambarkan depolarisasi atrium.

Gelombang Q yang normal: - Lebar kurang dari 0,04 - Tingginya/ dalamnya kurang 1/3 tinggi R (25% amplitude gelombang R) 5.

Gelombang R

Adalah defleksi positif pertama dari kompleks QRS. Gelombang R menggambarkan fase depolarisasi ventrikel. Gelombang R umumnya positif di lead I,II, V5 dan V6. Di lead AVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali. 6.

aktivitas

Gelombang Q

Gelombang S

-

Lebar kurang dari 3 mm ( 0,12 detik)

Adalah defleksi negative sesudah gelombang R. gelombang S menggambarkan fase depolarisasi ventrikel. Di lead aVR dan V1 gelombang S terlihat dalam, dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin menghilang atau berkurag dalamnya.

-

Tinggi kurang dari 3 mm (0,3 mV)

7.

Gelombang P yang normal :

Gelombang T

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

2

Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel. Umumnya gelombang T positif di lead I,II, V3-V6 dan terbalik di aVR



Satu set EKG single channel

Amplitudo normal : - Kurang dari 10 mm di sadapan dada - Kurang dari 5 mm di sadapan ektremitas - Minimum 1 mm 8.

Gelombang U

Gelombang U adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas terlihat di sadapan V1-V4, dan daiduga akibat repolarisasi lambat system konduksi interventrikel. 9.

Gambar 8. EKG Singlechannel 

Satu set kabel elektroda EKG

Interval PR

Interval PR merupakan penjumlahan dari waktu depolarisasi atria dan waktu perlambatan dari simpul AV (AV node delay), dengan kata lain merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi ventrikel. Adalah jarak antara permulaan gelombang P sampai dengan permulaan kompleks QRS. Nilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensi  jantung, bila denyut jantung lambat maka interval PR akan menjadi lebih panjang.

Gambar 9. Kabel elektroda EKG 3.2

PROSEDUR K ERJA 

3.2.1

EKG multipurpose

Batas normal : 0,12-0,20 detik

1) Menghubungkan EKG unit ke PLN

3.

2) Membersihkan permukaan kulit pasien dengan menggunakan tisu, kemudian memasang elektroda ke pasien dengan menggunakan gel EKG

3.1 

METODOLOGI  A LAT DAN B AHAN

Satu set EKG multipurpose

3) Menyalakan EKG unit dengan menekan tombol switch ON 4) Menekan tombol display/enter patient data, dan memasukkan data dari pasien (nama, patient ID, berat badan, usia, jenis kelamin, dan tekanan darah)

Gambar 7. EKG multipurpose

5) Menekan tombol display/enter data lagi, menunggu beberapa saat dan mengamati trace sinyal EKG-nya stabil (untuk merubah display lead group menggunakan angka 1 atau 2) 6) Apabila sinyalnya tidak noise dan trace sinyal EKG-nya stabil, lalu menekan tombol auto key 7) Mematikan EKG unit dengan menekan tombol switch OFF

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

3

8) Apabila semua perekaman telah selesai dilakukan, lalu membersikan elektroda dengan menggunakan tisu. 3.2.2

EKG multipurpose

2) Apabila sinyalnya tidak noise dan trace sinyal EKG-nya stabil, menekan tombol manual key 3) Untuk merubah display lead group, menekan tombol angka 1 atau 2 4) Menekan tombol stop menghentikan print/cetakan.

untuk

H ASIL DAN A NALISIS

4.1

1. Kondisi tubuh normal > Elektrode di Kiri Tubuh

T 260

90 ms 346 ms 402 ms

- Heart rate : 89/menit

- Axis P 370

- Kondisi : Kelainan konduksi intraventrikular, abnormal pada QRS (T) dengan kerusakan otot  jantung anterior dan inferolateral.

- Interval : RR 671 ms P 78 ms PR 84 ms

QRS QT QTc

- Axis P 00 QRS -920

T -220

142 ms 382 ms 472 ms

EKG SINGLE CHANNEL

EKG single channel tidak memiliki fungsi sebagai monitoring, karena grafik tidak dapat ditampilkan secara real time pada display alat. Selain itu, data seberti interval, axis, dan prediksi normal tidaknya tidak ditampilkan, sehingga dokter harus menghitung secara manual. Pada EKG single channel, satu kotak besar di kertas EKG menunjukkan nilai 0,2 detik, sehingga setiap kotak kecilnya bernilai 0,04 detik. Sehingga, perhitungan untuk frekuensi, panjang interval PR, panjang durasi P, dan panjang durasi QRS harus dihitung.

> Elektrode di Kanan Tubuh

QRS QT QTc

T -190

4.2

- Kondisi : Abnormal pada segmen T lead anterior

- Interval : RR 667 ms P 66 ms PR 144 ms

- Axis P 900 QRS 460

88 ms 374 ms 473 ms

- Kondisi : abnormal pada segmen T lead anterior dan inferior, interval QT terlalu panjang.

- Heart rate : 80/menit

- Axis P 00 QRS 410

QRS QT QTc

- Heart rate : 89/menit

EKG multipurpose memiliki kelebihan dalam fungsi monitoring, yaitu dapat memperlihatkan tampilan grafik sinyal EKG secara realtime dalam monitornya. Data yang ditampilkan berupa sinyal EKG, panjang durasi interval tiap tiap gelombang, heart rate, axis, dan prediksi kondisi jantung.

QRS QT QTc

- Interval : RR 629 ms P 84 ms PR 142 ms

> Elektrode di Kanan Tubuh

EKG MULTIPURPOSE

- Interval : RR 752 ms P 70 ms PR 150 ms

> Elektrode di Kiri Tubuh

- Heart rate : 95/menit

1) Mengulangi langkah 1-4 sesuai dengan perekaman EKG multipurpose

4.

2. Kondisi tubuh bergerak

82 ms 336 ms 410 ms

DALAM KEADAAN TENANG a. Elektrode di Kiri Tubuh

- Frekuensi

QRS 380

 Jumlah kotak kecil R-R (V2)=19 Frekuensi=1500 : 19=79 detik

T 190

- Kondisi : Abnormal pada segmen T lead anterior - Panjang interval PR  Jumlah kotak kecil P-R (V1)=4 PR interval=0,04 x 4=0,16 detik

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

4

- Panjang durasi QRS  Jumlah kotak kecil Q-R-S (V1)=2 QRS duration=0,04 x 2=0,08 detik

2. Elektroda Dipasang di Kiri Tubuh Heart rate 80/menit Axis jantung praktikan normal

- Panjang durasi P  Jumlah kotak kecil P (V1)=1 P duration=0,04 x 1=0,04 detik

>Kondisi tubuh normal : 1. Elektroda Dipasang di Kanan Tubuh Heart rate 89/menit.

b. Elektrode di Kanan Tubuh

Gelombang gelombang T

- Frekuensi

 Jumlah kotak kecil R-R (V2)=25 Frekuensi=1500 : 25=60 detik

normal

kecuali

pada

2. Elektroda Dipasang di Kiri Tubuh Heart rate 79/menit

- Panjang interval PR  Jumlah kotak kecil P-R (V1)=3 PR interval=0,04 x 3=0,12 detik

Gelombang gelombang T

normal

kecuali

pada

D AFTAR PUSTAKA 

- Panjang durasi QRS  Jumlah kotak kecil Q-R-S (V1)=2 QRS duration=0,04 x 2=0,08 detik - Panjang durasi P  Jumlah kotak kecil P (V1)=2 P duration=0,04 x 2=0,08 detik

[1]

http://seputarjantung.com/apa-itu-ekg/

[2]

http://mankdhe29.blogspot.com/2011/11/belajar-ekgelektrokardiografi-1-konsep.html

[3]

http://hscfkunsoed.blogspot.com/2011/0 5/sadapan-dan-gelombang-padaekg.html

DALAM KEADAAN BERGERAK

a. Elektrode di Kiri Tubuh Tidak dapat diamati b. Elektrode di Kanan Tubuh Tidak dapat diamati 5.

K ESIMPULAN

1) Selisih perbedaan antara EKG multipurpose dan EKG single channel adalah pada keluaran grafik yang dihasilkan, dimana EKG multipurpose berfungsi ganda selain fungsi diagnostik, namun juga sebagai fungsi monitoring 2) Penempatan elektroda dilakukan sebannyak 12 sadapan yaitu 6 sadapan pada unipolar prekordial, 3 sadapan pada bipolar standart, dan 3 sadapan ekstremitas unipolar 3) Keluaran pada EKG multipurpose adalah sebagai berikut: > Kondisi tubuh bergerak : 1. Elektroda Dipasang di Kanan Tubuh Heart rate 89/menit. Axis jantung tidak normal Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

5

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF