Laporan Ebp Osteoarthritis
October 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Ebp Osteoarthritis...
Description
LAPORAN E VI DEN C E B A SED P RA RAC CT TII C E (EB P ) TERAPI KOMPRES JAHE MERAH PADA NY. S DENGAN OSTEOARTHRITIS DI PANTI USIA LANJUT AISYIYAH SURAKARTA
Disusun Oleh :
1.
Adi Sution
(SN182002)
2.
Andi Syahyani
(SN182007)
3.
Charisma Hesa R
(SN182022)
4.
Devi Sutra Mawar
(SN182024)
5.
Eleonora C.N Kahu
(SN182031)
6. 7.
Ervin Romyanti Farida Alfianti
(SN182037) (SN182039)
8.
Ikfanda Putra Romadona
(SN182048)
9.
Siti Cholimah
(SN182079)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasih dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Evidence Based Practice (EBP) ini tepat pada waktunya. EBP berjudul “Terapi Kompres Jahe Merah pada Ny. S dengan Osteoarthritis di Panti Usia Lanjut Aisyiyah Surakarta”
disusun
untuk
memenuhi
syarat
akademis
dalam
rangka
menyelesaikan pendidikan pada STIKES Kusuma Husada Surakarta. Dalam menjalani proses menyusun EBP ini, tidak sedikit halangan dan rintangan yang penulis hadapi. Menyadari bahwa dalam penulisan EBP ini ada begitu banyak tangan yang membantu untuk mengoreksi, memberikan bahan dan informasi yang di butuhkan.serta banyak pikiran dan kata-kata penyemangat yang diterima oleh penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada: 1 bc. Yeti Nurhayati, M.Kep. selaku pembimbing akademik dan Bu Inayah selaku pembimbing klinik/ CI yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan pen yusunan EBP. 2 Pihak Pusat Penyantunan Usia Lanjut Aisyiyah Surakarta yang telah memberikan
kesempatan
kepada
penulis
untuk
melakukan
praktik
keperawatan 3 Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan EBP ini.
4
Responden yang telah berpartisipasi dalam proses EBP ini. Penulis menyadari bahwa dalam keterbatasan pengetahuan, kemampuan
dan waktu yang dimiliki, masih banyak kekurangan dalam penulisan EBP ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap EBP ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, kalangan akademis dan masyarakat yang berminat terhadap ilmu keperawatan. Surakarta, 2019 Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................... .................................................................................................................................... .............................................. i Kata Pengantar ....................................................................... .................................................................................................................... ............................................. ii Daftar Isi.................................................................................................................................. iii 1.
Latar Belakang ................................................................... .................................................................................................... ................................. 1 2.
PICO
a. Problem
Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.
b. Intervention
3
c. Comparation
3
d. Outcome
3
3.
Tinjauan Kasus.................................................................................................... Kasus.................................................................................................... 6
4. 5.
Dasar Pemba Pembanding................................ nding........................................... ........... Error! Bookmark not defined.6 Impleme Implementasi ntasi....................................................................................................... ....................................................................................................... 8 6. 7.
8.
Diskusi
Hasil
9
Error! Bookmark not defined.
Kesimpulan dan Saran .................................... .................................... Error! Bookmark not defined.3 a. Kesimpulan............................................... Error! Bookmark not defined.3 b.
9.
Saran............. Saran.................................................. ............................................ ....... Error! Bookmark not defined.3
Daftar Pustaka ................................................. ................................................. Error! Bookmark not de defined. fined.3
iii
LAPORAN EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP) TERAPI KOMPRES JAHE PADA Ny. S
1.
Latar Belakang Osteoarthritis (OA) masih merupakan masalah kesehatan utama.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa OA merupakan salah satu penyebab utama kegagalan fungsi yang mengurangi kualitas hidup manusia di dunia. Masalah ini menjadi semakin besar karena peningkatan nilai harapan kualitas hidup. Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price dan Wilson, 2013). Osteoarthritis adalah suatu gangguan persendian dimana terjadi perubahan berkurangnya tulang rawan sendi (yuliana, 2009 dalam Nurarif dan kusuma, 2016). Berdasarkan angka kejadian osteoathritis di Negara Inggris 80% dari 5 juta penduduk yang tinggal, penderita osteoathritis adalah usia 70 tahun. Sedangkan penduduk Amerika penderita osteoathritis mencapai 70-90% dari 40 juta penduduk yang tinggal disana dan kebanyakan yaitu berusia 75 tahun. Di Indonesia sendiri kejadian osteoathritis secara umum mencapai 30,3% dari jumlah penduduk yang ada. Prevalensi di Indonesia pada penderita osteoathritis yaitu, 5% pada usia < 40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 60% pada usia > 61 tahun. Untuk osteoathritis lutut prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5 % pada pria dan 12,7% pada wanita (Koentjoro, 2010). Rasa nyeri yang ditimbulkan oleh penyakit ostoeathritis memerlukan pengobatan. Pengurangan rasa nyeri dapat dilakukan dengan pemberian terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Obat-obatan dari dokter dapat diberikan sebagai terapi farmakologis, seperti penggunaan opiate (narkotika), nonopiat/ obat AINS (Anti Inflamasi Nonsteroid). Obat-obatan analgesik sangat mudah diberikan, namun banyak penderita yang mendapatkan analgetik dengan jangka
panjang
untuk
mengurangi
nyeri.
Situasi
ini
mendorong
dikembangkannnya sejumlah metode nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (Price & Wilson, 2013).
1
Metode nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, salah satunya adalah dengan pemberian kompres jahe. Indonesia memiliki 3 macam jenis jahe, antara lain jahe gajah, jahe empirit, dan jahe merah. Jahe segar kadar airnya 94%, 17% nya mengandung gingerol mengandung gingerol 21,15 mg/g (Ali et al ., ., 2008 Kurniasari dan Hartati, 2019). Jahe merah memiliki kandungan air (81%), minyak atsiri (3.9%), ekstrak yang larut dalam alcohol (9.93%), aroma sangat tajam, dan mempunyai rasa yang sangat pedas dibanding jenis jahe lainnya dan jahe merah dipilih karena dari semua jenis jahe kandungan oleoresin jahe merahlah yang paling banyak (Hasim dan Ambar, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Safitri & Utami (2019) mendapatkan hasil bahwa ada pengaruh pemberian kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri osteoartritis pada lansia dengan p value 0,006 dan rata-rata penurunan skala nyeri 3,16. Hasil uji Mann-Whitney didapatkan p value 0,000 rata-rata penurunan nyeri n yeri pada kelompok intervensi 2,26 dan kelompok kontrol 1,16, artinya ada perbedaan pemberian kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri osteoartritis pada lansia. Berdasarkan alasan diatas Penulis ingin membuktikan khasiat jahe merah dalam menurunkan tingkat nyeri sendi penerima manfaat (PM) di panti usia lanjut Aisyiyah Surakarta. Sehingga hasil penerapan jurnal ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pemberian terapi nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri, terutama nyeri persendian. 2.
PICO a. Problem
Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan Safitri & Utami (2019) tentang pengaruh kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri osteoartritis pada lansia didapatkan data dari kader lansia di Dusun Pancuran didapatkan 11 orang mengalami nyeri sendi terutama di pagi hari. Dari 5 responden menyatakan nyeri sering dialami pada pagi hari terutama setelah melakukan aktivitas dan menghilangkan nyeri dengan cara meminum obat dari dokter ataupun warung, melakukan pijatan ringan, mandi air hangat, merebus jahe tetapi belum tahu tentang cara 2
konsumsinya dan hanya minum ketika nyeri dirasakan. dirasakan . Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sehingga sampel berjumlah 20 orang. Manifestasi klinis dari osteoartritis ini adalah keluhan pada persendian, gangguan linu-linu yang diakibatkan oleh penumpukan kristalmonosodium urat dalam sendi sehingga mengakibatkan nyeri sendi (Damayanti, 2012). Penyakit sendi yang dialami merupakan proses degeneratif dan menimbulkan nyeri sendi pada lansia. Angka insidensi nyeri sendi ini banyak terjadi pada wanita lansia karena perubahan hormonal secara signifikan (Smeltzer et al., 2010). Hasil pengkajian pada Ny. S usia 68 tahun didapatkan data pasien mengatakan nyeri pada persendian lutut, nyeri dirasakan saat duduk terlalu lama, lelah, nyeri bertambah di malam hari sampai pagi hari dan saat udara dingin, nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam, nyeri dirasakan pada pergelangan lutut, skala nyeri 7 (berat), nyeri dirasakan hilang timbul dan sering muncul pada malam hari. Nyeri sendi yang dirasakan pasien sudah berlangsung selama ±5 tahun. Ny. S selama ini berobat di klinik dokter dan untuk mengurangi nyeri pasien mengonsumsi obat meloxicam 7,5mg per 24 jam. b. Intervention
Metode nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, salah satunya adalah dengan pemberian kompres jahe. Indonesia memiliki 3 macam jenis jahe, antara lain jahe gajah, jahe empirit, dan jahe merah. Jahe merah mempunyai kandungan pati (52,9%), minyak atsiri (3,9%) dan ekstrak yang larut dalam alkohol (9,93%) lebih tinggi dibandingkan jahe emprit (41,48%; 3,5% dan 7,29%) dan jahe gajah (44,25 %; 2,5% dan 5,81%). Jahe segar kadar airnya 94%, 17% nya mengandung gingerol mengandung gingerol 21,15 mg/g (Ali et al ., ., 2008 Kurniasari dan Hartati, 2019). Jahe merah memiliki kandungan air (81%), minyak atsiri (3.9%), ekstrak yang larut dalam alcohol (9.93%), aroma sangat tajam, dan mempunyai rasa yang sangat pedas dibanding jenis jahe lainnya dan jahe merah dipilih karena dari 3
semua jenis jahe kandungan oleoresin jahe merahlah yang paling banyak (Hasim dan Ambar, 2017). Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan kompres jahe merah sebanyak 20 gr, dengan cara jahe segar dikupas dan dibersihkan kemudian diparut dan dikompres pada daerah sendi yang sakit selama 20 menit setiap hari sekali selama 1 minggu, lalu ukur intensitas nyeri setelah 20 menit intervensi. Jahe merah memiliki efek farmakologis dan fisiologi seperti
memberikan
efek
rasa
panas,
anti-inflamasi, anti-inflamasi,
analgesic,
antioksidan, antitumor, antidiabetik, antiobesitas, antimeatik. Selain dengan memberikan efek panas, jahe juga memberikan efek pedas dimana kandungan gingerol dan Shogaol telah didefi nisikan sebagai komponen antioksidan fenolik jahe (Setyaningrum dan Saparinto, 2013). Adapun cara untuk melakukan kompres jahe merah (Rahayu, 2016) yaitu sebagai berikut : 1) Persiapan alat : a) Jahe merah 20 gram b) Wadah Kecil c) Parut dan pisau 2) Tahap orientasi a) Beri salam dan panggil klien dengan namanya b) Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya laman ya tindakan pada klien
3) Tahap kerja a) Posisikan klien senyaman mugkin b) Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan c) Ukur skala nyeri klien dan caat di lembar observasi d) Jaga privasi klien e) Cuci jahe merah segar hingga bersih lalu dikupas f) Parut jahe tersebut g) Parutan jahe di tempel ke daerah sendi yang terasa nyeri selama 20 menit.
4
4) Terminasi a) Evaluasi hasil tindakan (kenyamanan klien) b) Simpulkan hasil tindakan
c) Akhiri tindakan dengan cara yang baik d) Bereskan alat-alat e) Cuci tangan f) Dokumentasi c. Comparation/ Co-intervention
Terapi pembanding pada kasus ini adalah melakukan olahraga senam
kebugaran
jasmani
(SKJ)
yang
sering
dilakukan
pasien
sebelumnya sacara rutin setiap hari jumat. d. Outcome
Hasil dari pemberian kompres hangat jahe merah selama 3 hari terhadap tingkat nyeri yang dialami Ny. S di persendian akibat osteoathritis terlampir dalam tabel berikut. Hasil Implementasi Kompres Hangat Jahe Hari/ Tanggal/
Skala Nyeri Sebelum
Skala Nyeri Setelah
Jam
Pemberian Kompres
Pemberian Kompres
7
6
6
4
4
2
Sabtu, 02 November 2019/ 08.30 WIB Minggu, 03 November 2019/ 18.00 WIB Senin, 04 November 2019/ 10.00 WIB
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Safitri dan Utami (2019) pada 20 responden diperoleh hasil Uji Paired Sample T Test menunjukkan ada pengaruh pemberian kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri osteoartritis pada lansia dengan p value 0,006 dan rata5
rata penurunan skala nyeri 3,16. Hasil Uji Mann-Whitney didapatkan p value 0,000 rata-rata penurunan nyeri pada kelompok intervensi 2,26 dan kelompok kontrol 1,16 artinya ada perbedaan pemberian kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri osteoartritis pada lansia. 3. Tinjauan Kasus Ny. S usia 68 tahun mengatakan nyeri pada persendian lutut, nyeri dirasakan saat duduk terlalu lama, lelah, nyeri bertambah di malam hari sampai pagi hari dan saat udara dingin, nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam, nyeri dirasakan pada pergelangan lutut, skala nyeri 7 (berat), nyeri dirasakan hilang timbul dan sering muncul pada malam hari. Hasil pemeriksaan TD 120/ 80 mmhg, Nadi 78x/ 78x/ menit, suhu 360 C, RR 20x /menit. Akral teraba hangat, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan dan kiri 5, tidak tampak adanya kontraktur. 4. Dasar Pembanding Beberapa penelitian lain yang digunakan sebagai pembanding antara lain: a.
Saifah (2018) dalam penelitiannya berjudul pengaruh kompres hangat air rebusan
jahe
merah
terhadap
keluhan
penyakit
sendi
melalui
pemberdayaan keluarga Hasil penelitian didapatkan semua ρ value 0,000, terdapat perbedaan bermakna intensitas, durasi dan kualitas nyeri sendi, rentak gerak sendi sebelum dan setelah pemberian kompres hangat air rebusan jahe merah oleh caregiver serta meningkatkan kualitas tidur 23 pasien (76,67%). Kesimpulan penelitian adalah kompres hangat air rebusan jahe merah oleh anggota keluarga berpengaruh dalam mengurangi atau menghilangkan keluhan penyakit sendi pasien. b.
Safitri dan Agustin (2018) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pemberian susu kedelai dan jahe terhadap penurunan kadar kolesterol warga ngargoyoso karanganyar di dapatkan hasil Data pre test kelompok intervensi mempunyai nilai rata-rata 230,50 mg/dl, dan post test ratarata 162,90 mg/dl, nilai thitung sebesar 22,211 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar kolesterol pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberi diberi perlakuan. Pada 6
penelitian ini diberikan intervensi berupa susu kedelai dan jahe. Pengolahan jahe merah sebanyak 50 gram dengan cara digeprek dan dimasukkan dalam susu kedelai setiap hari selama 21 hari. c.
Rahayu dan Nujula (2018) dalam penelitiannya tentang efektifitas pemberian ekstrak jahe terhadap intensitas dismenore pada mahasiswi akademi kebidanan sakinah pasuruan didapatkan hasil intensitas nyeri sebelum intervensi hampir seluruh responden dengan nyeri berat dan sesudah intervensi hampir seluruhnya dengan nyeri sedang. Hasil analisa didapatkan ada perbedaan antara intensitas nyeri sebelum intervensi dengan sesudah intervensi (p value 0,000). Pada penelitian ini ekstrak jahe merah diberikan saat hari ke tiga sebelum menstruasi sampai dengan hari pertama menstruasi, dengan takaran satu kapsul berisi 250 mg ekstrak jahe merah, diminum sehari tiga kali. Menurut Ozgoli et al (2009) bahwa Jahe merah terbukti memiliki kefektifan yang sama dengan asam mefenamat dan ibu profen dalam mengurangi nyeri dismenore primer. Khasiat jahe merah juga dibenarkan oleh Baktiar (2010) dalam penelitiannya disebutkan bahwa ektrak jahe merah terbukti dapat mengurangi nyeri akibat osteoarthritis dan nyeri dismenore.
d.
Suparmi dan Kusumadewi (2018) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh sirup jahe merah terhadap penurunan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di plupuh sragen didapatkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan pada frekuensi mual muntah sesudah 10 hari eksperimen antara kedua kelompok (p < 0,001) di mana frekuensi mual muntah kelompok perlakuan pada hari ke-10 lebih kecil dibandingkan frekuensi mual muntah sampel kelompok kontrol. Penelitian ini pada kelompok perlakuan diberikan Sirup jahe merah 2x sehari(3-4 sendok makan sirup diencerkan dengan air hangat 200ml) selama 10 hari. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Chiang Mai di Thailand juga membuktikan keefektivitasan khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi mual muntah. Dalam riset ini melibatkan 32 ibu hamil yang mengalami mual muntah yang diberikan suplemen dalam bentuk tablet yang mengandung 7
1 gram jahe setiap hari, ternyata hasilnya sangat memuaskan di mana terjadi penurunan gejala mual muntah yang signifikan pada ibu hamil tersebut penelitian yang peneliti adalah menggunakan ekstrak jahe
e.
(Booth, 2008). Tamrin, Retno & Muawanah (2017) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh ekstrak jahe terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di rw 03 kelurahan tambangan didapatkan hasil tingkat tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan ekstrak jahe menggunakan uji Wilcoxon dengan hasil p- value 0,007 (
View more...
Comments