LAPORAN DIAGNOSTIK STETOSKOP.pdf

April 1, 2019 | Author: Asti Juita | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN DIAGNOSTIK STETOSKOP.pdf...

Description

LAPORAN DIAGNOSTIK STETOSKOP

Dosen Pembimbing:

Muhammad Ridha Makruf, ST Sumber, MT Disusun oleh :

1. Skolastika Yunarni Juita (P27838113022) (P27838113022) 2. Frendy Prasetio

( P27838113030) P27838113030)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA 2014-2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latarbelakang Penggunaan stetoskop di dunia keokteran semakin meningkat daru

waktu ke waktu untuk menanggani pasien yang seiring semakin meningkat juga. Stetoskop pasti digunakan oleh seorang dokter untuk mendeteksi kondisi pasien lewat detak jantung yang didengar . Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa suatu penyakit tertentu. Karena dengan stetoskop dokter, bidan atatu perawat bisa untuk memeriksa tekana darah pasien, gangguan perut, paru  –   paru, prenatal dan terutama jantung. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Sebelum stetoskop ditemukan dokter menaruh telinganya kedekat badan pasien dengan harap untuk mendengar sesuatu. Mungkin itu satu cara agar dokter bisa mendengar suara detak jantung pasien. Dari jaman ke zaman stetoskop selalu digunakan oleh dokter untuk mendiagnosa penyakit

BAB II PEMBAHASAN 2.1.

Pengertian Stetoskop

Stetoskop (bahasa

Yunani: stethos,

dada

dan skopeein,

memeriksa)

adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia  banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernapasan, meskipun dia  juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan “vein”. Mungkin tidak ada simbol kedokteran yang paling terkenal selain stetoskop. "Alat bantu pendengaran" yang sederhana ini memungkinkan dokter mendengar suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung dan paru selain persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial. Mendengarkan suarasuara ini dengan stetoskop disebut auskultasi berjarak (mediate auscultation), atau  biasanya hanya auskultasi. Banyak suara dari daerah dada dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosis penyakit. Sebelum tahun 1818, satu-satunya metode yang ada untuk memeriksa dada adalah perabaan dengan tangan, perkusi, dan kadangkadang, auskultasi dekat dengan telinga menempel ke dada. 2.2.

Sejarah dan Perkembangan Stetoskop

Sebelum  stetoskop  ditemukan, para dokter memeriksa dada kliennya dengan cara menempelkan telinganya secara langsung ke dada klien. Cara seperti ini tentu mengganggu klien. Selain itu, suara yang terdengar juga kurang jelas karena hanya menggunakan salah satu telinga. Stetoskop  ditemukan di Perancis pada 1816 oleh  René-Théophile Hyacinthe Laennec, Stetoskop awalnya tercipta dari sebuah kesulitan,  Rene Theophile Hyacinthe Laennec marasa sulit mendeteksi detak jantung pasien tanpa alat bantu. Untuk itu, ia menggulung kertas yang kemudian ditempelkan pada tubuh pasien untuk memperbesar suara denyut nadi. Suatiu ketika , Rene teringat  pernyataan  Leonardo da Vinci.  Leonardo  mengatakan bahwa kayu dapat dijadikan media untuk memperbesar suara yang lirih. Dari pernyataan itu, ia kemudian mencoba menggunakan kayu untuk memecahkan kesulitan nya mendengar denyut nadi pasien. Melalui berbagai percobaan, Pada tahun 1819,

Rene berhasil menciptakan stetoskop pertama yang diberi nama Baton, Bentuknya berupa pipa silinder berlubang yang terbuat dari kayu dengan panjang 5,9 inchi atau 15 cm. Alat itu ditempelkan pada tubuh pasien dan bagian ujungnya didengarkanpada telinga sang dokter. Bentuk Baton kemudian  berkembang menjadi gelas berbentuk pipa atau jam pasir dengan panjang 15-22,5 cm. Berkat kemajuan teknologi, pada abad 19 stetoskop dikembangkan dengan  bahan karet dan alumunium. Kemudian, penemuan Rene disempurnakan oleh  Nicholas

P

Cominspada

tahun

1829,

Ia

menciptakan

stetoskop

yang

memungkinkan seseorang mendengar denyut nadi dengan kedua telinga. Inilah stetoskop yang kita kenal bentuknya saaat ini. Penemuan Rene dan Nicholas ini  bisa dikatakan sebagai penemuan yang mengubah dunia. Sebab, stetoskop ini menjadi semacam alat wajib untuk menganalisis penyakit pasien. Waktu itu stetoskop

terdiri dari tabung kayu. Tahun 1851, Arthur Binaural Leared

menciptakan stetoskop dari karet dan pada tahun 1852 George Cammann menyempurnakan

desain

stetoskop

dan

mulai

diproduksi

untuk

tujuan

komersial.Rappaport dan Sprague merancang stetoskop baru di tahun 1940-an, yang merupakan cikal bakal standar ukuran stetoskop masa kini, terdiri dari dua sisi, salah satunya adalah digunakan untuk sistem pernapasan, dan yang lainnya digunakan untuk sistem kardiovaskular. Pada awal tahun 1960 Dr David Littmann, seorang profesor Harvard Medical School, menciptakan stetoskop baru yang lebih ringan dibandingkan model-model sebelumnya hingga akhir tahun 1970 ditemukan sistem diafragma yang meningkatkan hasil pendengaran.

2.3.

Bagian  –  Bagian Stetoskop

Gbr 2.1. bagian  –  bagian stetoskop

Fungsi bagian stetoskop : 1. Ear tips fungsinya :untuk mendengar bunyi dari dalam 2. Diafragman fungsinya : untuk mendengar bunyi jantung 3. Chestpiece sebuah silinder ( media rambat ) yang diletakkan dipermukaan kulit pasien yang akan didengar suara dalam tubuhnya 2.4.

Jenis  –  Jenis Stetoskop

2.4.1.

Stetoskop Janin

Sebuah stetoskop janin atau fetoscope adalah stetoskop akustik  berbentuk seperti terompet. Ia ditempatkan pada perut wanita hamil untuk mendengarkan bunyi jantung janin. Stetoskop janin juga dikenal sebagai Pinard’s stetoskop atau pinard.

Gbr 2.2 bentuk fetoscope

2.4.2.

Stetoskop Akustik

Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian “chestpiece” biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau “bell” (mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila “bell” diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar. Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke20. Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.

Gbr 2.3 bentuk akustik stetoskop

2.4.3.

Stetoskop Elektronik

Stetoskop elektronik memerlukan konversi gelombang suara akustik untuk sinyal-sinyal listrik. Tidak seperti stetoskop akustik, yang semuanya didasarkan pada metoda fisika. Stetoskop elektronik terdiri dari bagian membran biasa disebut chest  piece, selang/tubing, mik kondensor, dan jack penghubung ke soundcard. Stetoskop biasa dipotong pada earpiece-nya kemudian dipasang mik kondensor sebagai transducer untuk mengubah suara menjadi getaran listrik. Selanjutnya dipasang jack yang sesuai dengan soundcard. Stetoskop elektronik dapat digunakan dengan menggunakan teknologi melalui bluetooth. Kalau dilihat dari modelnya memang terlihat sama dengan stetoskop biasa. Dengan adanya bluetooth ini tentu akan memberikan kemudahan  bagi pemeriksa untuk dapat menganalisa tanpa dibatasi jarak terlalu pendek dengan kliennya. Tidak hanya itu saja, stetoskop canggih ini memiliki kemampuan untuk menolak suara berisik dari luar, selain itu Anda juga dapat merekam dan mendokumentasikan irama detak jantung klien.

Gbr 2.4 bentuk digital stetoskop

2.5.

Fungsi Stetoskop

Stetoskop memiliki banyak fungsi di bidang kesehatan dan merupakan alat yang sangat berguna untuk

2.6.

a.

Memeriksa Tekanan Darah

 b.

Paru-paru

c.

Jantung

d.

Pemeriksaan prenatal

e.

Gangguan Perut

Pengoperasian Stetoskop

1. Pastikan posisi pasien tidak tegang 2. Pasang stetoskop pada telinga pemeriksa 3. Letakkan stetoskop diatas kulit, pada area interkostal ( otot antar tulang rusuk ) 4. Gunakan diafragma untuk dewasa dan bell untuk anak anak 5. Intruksikan pada pasien untuk bernapas perlahan dengan mulut sedikt tertutp 6. Dengarkan inspirasi dan ekspirasi pasien 7. Catat hasil auskultasi

( auskultasi adalah sebuah istilah kedokteran dimana seorang dokter mendengar suara didalam tubuh pasien untuk mendapatkan informasi fungsinya ) 2.7.

Perawatan Stetoskop

1. Setiap stetoskop telah dirancang untuk di kenakan pada sudut yang  benar dan sesuai secara anatomis dan pas digunakan di lubang telinga pengguna. Awalnya, renggangkan dulu kedua eartip, arahkan ke telinga. 2. Kemudian masukkan ke lubang telinga. Pastikan nyaman saat dipakai, biasanya dokter atau perawat yang memakai kerudung agak kesulitan memasukkan eartip dari luar, karena mungkin terhalang ciput kerudung sehingga eartip terlalu menekan telinga dan jadi tidak nyaman. Kemudian rambut-rambut kecil juga kemungkinan  bisa keluar dan terlihat. Agar tidak

mengurangi performa

akustiknya, yang pasti eartip masuk sempurna ke lubang telinga. Agar nyaman saat dipakai, bisa disiasati dengan memasukan eartip dari dalam kerudung. Dengan posisi yang benar pula tentunya 3. Sesuaikan eartip dengan lubang telinga kita. Apalagi bila jenisnya yang soft. Bila terlalu besar, tekanan yang terjadi di lubang telinga akan menghasilkan suara yang buruk. Begitu juga bila terlalu kecil. Maka, saat membeli, harus benar-benar dicoba agar ukurannya  benar dan suara yang terdengar pun jelas. 4. Periksa, apakah ada sesuatu yang menghambat. Bila stetoskop sering dibawa di dalam saku jas, atau tidak rutin di bersihkan, ada kemungkinan kotoran dan serat kain bisa masuk lewat sela-sela pipa dan menghalangi jalur suara. Perawatan dan pemeliharaan rutin dapat mencegah hal ini terjadi 5. Periksa segel, Stetoskop mengandalkan segel kedap udara untuk mengirimkan sura tubuh pasien ke telinga pemeriksa. Jika pipa longgar, retak, atau lepas, maka suara yang terdengar pun tidak akan optimal. 6. Periksa bell/diafragma, Bell dan diafragma itu bagian paling depan, yang ditempelkan ke tubuh pasien. Nah, jika kita mengguanakan

stetoskop yang 2 sisi, lehernya kan bisa diputar-putar, tergantung kita mau memakai bell atau diafragma. Jika mau menggunakan diafragma, maka bell harus ditutup, agar kedap udara dan suara bisa terdengar, begitu sebaliknya. 7. Copot eartip dan bersihkan. Kalau sulit, bisa tanya ke petugas toko saat kita membeli stetoskop. Atau saat membeli, kita harus tahu juga cara

mencopot

dan

memasang

setoskop

dengan

baik

dan

 benar.Untuk perawatan dan pembersihan, yang harus diperhatikan adalah melakukannya dengan rutin 1 bulan sekali, jika memang dipakai setiap hari. Agar performa akustik tetap baik. Untuk  pembersihan, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah pembersih untuk vinil, plastik dan karet, pembersih logam, pelumas, tisu. 8. Usap seluruh permukaan diafragma dan bell dengan alcohol isopropyl 70%. Cuma diagfragma dan bell yaa… Hal ini bisa mengurangi jumlah bakteri hingga 94%. Lalu beri sedikit pelumas khusus di lubang suara, putar-putar agar pelumas tersebar, di lubang suara ya, bukan di batangnya… 9. Untuk pipa karet, bersihkan dengan pembersih vinil, plastic, dan karet. Kayaknya ada tuh di toko alat kesehatannya.. 2.8.

Keuntungan dan Kerugian Stetoskop

2.8.1.

Keuntungan

Keuntungan stetoskop adalah memungkinkan para profesional medis untuk mendengarkan suara yang dihasilkan oleh jantung, paru-paru dan usus fungsi yang abnormal dapat segera terlihat dengan penggunaan yang tepat dari stetoskop Beberapa stetoskop sangat sensitif dan bahkan bisa bekerja melalui  pakaian. 2.8.2.

Kerugian

Kerugian stetoskop memperbesar suara, suara yang disengaja yang terlalu keras berpotensi dapat merusak telinga pendengar.Stetoskop harus selalu dibersihkan karena kemampuan mereka untuk menyebarkan kuman dan virus.Karenabiasanya digunakan pada kulit yang telanjang dan kadang-kadang  pada pasien yang sangat sakit, pembersihan tepat sangat penting.

BAB III PENUTUP 3.1.

Kesimpulan

Stetoskop adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan  pernapasan, meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan “vein”.  Stetoskop memiliki tiga jenis dan sesuai dengan fungsinya masing masing yaitu stetoskop janin ( fotoskop ), stetoskop akustik, dan stetoskop elektronik. 3.2.

Saran

Mungkin dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih  baik.

DAFTAR ISI

https://id.wikipedia.org/wiki/Stetoskop http://smarandhana.blogspot.com/2011/07/stetoskop.html http://andyrezkysulfajri.blogspot.com/2015/01/makalah-stetoskop.html http://sahunie.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-fungsi-stetoskop.html http://annisawahyuningsih.blogspot.com/2012/10/stetoskop.html http://www.kamusq.com/2013/10/stetoskop-adalah-pengertian-dandefinisi.html http://djokosoeprijanto.blogspot.com/2015/04/pengertian-stetoskop.html

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF