LAPORAN DETERMINASI

April 12, 2019 | Author: patrisia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

DETERMINASI DAN PENCANDRAAN TUMBUHAN

Disusun Oleh : KELOMPOK 2

1. 2. 3. 4. 5.

Rosyidatul Putri Munawaroh Agung Bima Perwira Dwi Ichsan F M. Khusnul Maab Mahmud Bagus

(A41140733) (A41140980) (A41140767) (A41141102) (A41141160)

PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK PRODUKSI BENIH JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER  2016

KATA PENGANTAR  Puji syukur penyusun atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu tidak salah pada kesempatan ini, penyusunan mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ibu Sri Sudarwati Sp,Mp selaku Dosen Pembimbing 2. Ibu Yuliatiningsih selaku teknisi Laboratorium Teknik Produksi Benih 3. Seluruh pihak yang telah membantu sehingga dapat diselesaikannya diselesaikannya laporan ini . Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu  penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap penyempurnaan laporan ini agar lebih baik kedepannya. Semoga laporan ini berguna bagi semua pembaca. Jember, 08 Desember 2014

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan tumbuhan di sekeliling kita, ada  beberapa tumbuhan yang kita ketahui nama daerah d aerah maupun nama ilmiahnya namun n amun tidak sedikit  pula tumbuhan yang tidak kita ketahui namanya. Setiap tumbuhan memiliki nama yang berbeda beda walaupun dalam satu genus, memiliki bentuk dan warna yang sama. Hal ini dikarenakan oleh perbedaan spesies pada suatu tumbuhan tersebut. Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan perbedaan,  baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya. Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua  benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan(Anonim, 2008) Klasifikasi tumbuhan pada dasarnya merupakan pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun ke dalam takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi  berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson

yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu. Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu dilakukan adalah adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Cirri-ciri morfologis yang digunakan dalam klasifikasi ialah bagian vegetatif atau bagian yang ada kaitannya dengan reproduksi. Contoh  bagian vegetatif antara lain yaitu ada tidaknya jaringan pembuluh, macam serta kedudukan daun, dn cirri-ciri organ lainnya. Pada umumnya, struktur reproduktif lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan struktur vegetatif. Banyak studi tentang morfologi tumbuhan memperlihatkan bahwa struktur yang berhubungan dengan alat reproduktif ternyata hanya sedikit yang mengalami perubahan selama evolusi dibandingkan dengan struktutr vegetatif(Tjitrosomo, 1984). Setelah dilakukan pengamatan terhadap cirri-ciri morfologi, langkah selanjutnya adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara berikut diantaranya yaitu ingatan, bantuan ahli, specimen acuan, pustaka, computer.(Anonimous, 2007): Biasanya, proses determinasi akan lebih mudah jika menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar pelaksanaan  pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau  beberapa sifat yang bertentangan,begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban  berupa identitas tumbuhan yang diinginkan(Anonimous, 2007). Salah satu buku yang dapat digunakan dalam identifikasi kunci determinasi butan dan  pencandraan adalah buku bu ku dari Steenis Van C. G. G. J terbitan 2002 yang dimiliki oleh Politeknik  Negeri Jember. Oleh sebab itu agar lebih jelasnya maka diadakan praktikum penentuan determinasi dan klasifikasi tanaman sehingga praktikan dapat memahami dan mengetahui langkah –  langkah – langkah langkah dalam pencarian suatu kunci determinasi suatu tanaman. 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum determinasi dan pencandraan koleksi tumbuhan Politeknik Negeri Jember adalah agar mahasiswa mampu: 1. Untuk menggunakan kunci buatan determinasi dan penyandraan tumbuhan, 2. Untuk melakukan pencandraan jenis-jenis tumbuhan, 3. Untuk menentukan ciri-ciri familia, genus dan spesies tumbuhan, 4. Untuk menentukan nama ilmiah suatu tumbuhan 5. Untuk membaca Tabel dikotomis. 1.3 Manfaat Tujuan dari praktikum determinasi dan pencandraan koleksi tumbuhan Politeknik Negeri Jember adalah agar mahasiswa mampu:

1. 2. 3. 4. 5.

Dapat menggunakan kunci buatan determinasi dan penyandraan tumbuhan, Dapat melakukan pencandraan jenis-jenis tumbuhan, Dapat menentukan ciri-ciri familia, genus dan spesies tumbuhan, Dapat menentukan nama ilmiah suatu tumbuhan Dapat membaca Tabel dikotomis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi dan sistem identifikasi Indentifikasi atau “pengenalan” merupakan kegiatan untuk menetapkan identitas (“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada “menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi”. Istilah identifikasi sering juga digunakan istilah “determinasi”. Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan harus tidak  boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti dimuat dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui cara-cara yang diatur pula oleh KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan oleh dan ke dunia ilmiah itu memerlukan bekal yang lazimnya hanya dimiliki oleh mereka yang berpendidikan ilmu hayat, khususnya taksonomi tumbuhan. Oleh karena itu pekerjaan identifikasi yang pertama kali itu hanya dilakukan oleh ahli-ahli yang bekerja dalam lembaga penelitian taksonomi tumbuhan (herbarium), jarang sekali oleh pihak-pihak lain di luar mereka. Adapun teknik identifkasi yaitu: 1. Bertanya langsung kepada ahlinya 2. Mencocokkan dengan herbarium 3. Mencocokkan dengan uraian dan gambar dalam buku flora atau monografi 4. Menggunakan kunci identifikasi Kunci determinasi merupakan suatu cara menentukan jenis, golongan dan nama suatu tumbuhan berdasarkan pengamatan terhadap morfologi tumbuhan. Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau  persis sama, maka istilah determinasi digunakan. Suku suatu tumbuhan dideterminasi  berdasarkan persamaan morfologi tumbuhan seperti bentuk tumbuhan, batang, daun, bunga dan  buah. Marga dan jenis tumbuhan dideterminasi berdasarkan morfologi tumbuhan secara spesifik seperti bentuk tumbuhan, batang, daun, bunga dan buah. Selain itu juga dapat dilakukan

1. 2. 3.

4.

5.

6. 7.

1.

 pengelompokan berdasarkan daerah penyebaran, sifat tumbuhan dan kegunaan menurut adat kebiasaan setempat. Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.  Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi. Salah satu kunci identifikasi identifikasi   ada yang disusun dengan menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan) sehingga disebut kunci dikotomi. dikotomi.  Cara menggunakan kunci determinasi antara lain sebagai berikut: Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada makhluk hidup yang diamati. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus beralih pada  pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya, pernyataan 1a tidak sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki organisme yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor yang sesuai dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang diamati, alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat pilihan: a. tumbuhan berupa herba, atau  b. tumbuhan berkayu. Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba), pilihan 1b gugur. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari makhluk hidup yang diamati. Pada umumnya, buku penuntun identifikasi makhluk hidup dilengkapi dengan kunci determinasi dan hanya berlaku setempat (lokal). Salah satu buku yang dapat digunakan dalam identifikasi kunci determinasi buatan dan  pencandraan adalah buku dari Steenis Van C. G. G. J terbitan 2002 Cara Mengidentifikasi Tumbuhan Dari tumbuhan yang ada di bumi ini, yang demikan beranekaragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah kita kenal dan ada pula yang tidak kita kenal. Yang kita kenal mungkin  juga dikenal orang lain tetapi mungkin juga tidak. Sebaliknya pun dapat terjadi, tetapi mungkin  pula tumbuhan yang tidak kita kenal itu belum pula dikenal oleh siapa pun, jadi juga belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Denagn demikian orang yang akan mengidentifikasikan suatu tumbuhan selalu menghadapi 2 kemungkinan, yaitu : Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan Manusia sebagian besar bergantung pada tumbuhan, tentulah sejak dahulu kala manusia telah melakukan pengenalan tumbuhan dan semakin banyak yang ia kenal semakin dirasakan  pula perlunya untuk mengadakan penggolongan atau k lasifikasinya. Oleh sebab itu masalah identifikasi ini bukan suatu yang baru. Yan g relatif baru adalah kesepakatan internasional menuju keseragaman dalam pemberian nama yang secara eksplisit kemudian disebut sebagai

nama ilmiah. Untuk kalsifikasinya pun diharapkan agar dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu dengan menerapkan sistem filogenetik. Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen (bahan) yang rill, baik spesimen yang masih hidup maupun yang telah diawetkan, biasanya dengan cara dikeringkan atau dalam  bejana yang berisi cairan pengawet, misalnya alcohol dan formalin. Oleh pelaku identifikasi spesimen yang belum dikenal itu melalui studi yang seksama kemudian dibuatkan candra atau deskripsinya disamping gambar-gambar terinci mengenai bagian-bagian tumbuhan yang memuat ciri-ciri diagnostiknya, yang atas dasar hasil studinya kemudian ditetapkan spesimen itu merupakan anggota populasi jenis apa, dan berturut-turut ke atas dimasukkan kategori yang mana (marga, suku, bangsa, dan kelas serta divisinya). Penentuan nama jenis dan tingkat-tingkat takson keatas berturut-turut tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti dimuat dalam KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui caracara yang diatur pula oleh KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan oleh dan ke dunia ilmiah itu memerlikan bekal yang lazimnya hanya dimiliki oleh mereka yang berpendidikan ilmu hayat, khususnya taksonomi tumbuhan. Oleh karena itu  pekerjaan identifikasi yang pertama kali itu hanya dilakukan oleh ahli-ahli yang bekerja dalam lembaga penelitian taksonomi tumbuhan (herbarium), jarang sekali oleh pihak-pihak lain di luar mereka. 2. Identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Publikasi ahli-ahli taksonomi yang memuat nama takson baru yang diperkenalkan kepada khalayak ramai, sekurang-kurangnya kepada khalayak ilmu pengetahuan disebut publikasi yang asli. Seperti telah disebut dimuka baik nama yang diberikan maupun cara mempublikasikannya harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam KITT. Nama yang diberikan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku disebut nama yang tidak sah sedang publikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku disebut sebagai publikasi yang tidak berlaku atau tidak shahih. Nama yang tidak sah dan dipublikasikan menyimpang dari ketentuan merupakan nama yang tidak dapat diterima dan tidak dibenarkan untuk dipakai.  Nama takson baru yang diperkenalkan seorang ahli lazimnya termuat dalam karya yang disebut Flora atau Monografi. Flora merupakan suatu bentuk karya taksonomi yang memuat  jenis- jenis  jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu, seperti misalnya “Flora  pulau Jawa”, “flora suku daerah pertanian di Jawa”, sedangkan Monografi Monografi memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu (jenis, marga, suku), baik yang terbatas pada suatu wilayah tetentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia, misalnya “jenis-jenis “jenis-jenis Annona di Jawa” atau “jenis-jenis “jenis-jenis Annona di selur uh uh dunia”. Flora dan monografi lazimnya memuat candra atau deskripsi setiap jenis yang disebut didalamnya, kadang-kadang bahkan disertai gambar-gambar lengkap (atlas) seluruh jenis yang dimuat. Dengan demikian, flora atau monografi oleh pembaca dapat digunakan sebagai sarana identifikasi untuk jenis-jenis tumbuhan yang tidak ia kenal, tetapi diperkirakan berasal dari wilayah yang sama atau tergolong dalam kategori yang sama dengan yang disebut dalam flora atau monografiitu. Bahkan sering kali  penulis flora ataupun monografi dengan sengaja menyertakan suatu sarana identifikasi khusus

1. 2. 3. 4. 5.

untuk jenis tumbuhan yang sama dengan yang dimuat dalam flora atau monografi itu yang  berupa “kunci identifikasi” atau “kunci determinasi”. Untuk identifikasi tumbuhan yang tidak kita ken al, tetapi dikenal oleh dunia ilmi  pengetahuan, pada waktu ini tersedia beberapa sarana, antara lain: Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli dan kita perkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan kita. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan. Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau monografi. Penggunaan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan. Penggunaan lembar identifikasi jenis (yaitu sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama dan klasifikasi jenis yang bersangkutan. 2.2 Pengertian Determinasi Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua  benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat d aripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan (Rifai,1976). Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lain- lainnya).

2.3 Macam-macam Kunci Determinasi Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilh maka dikenal 3 macam kunci determinasi yaitu: 1. Kunci perbandingan Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri utamanya dicantumkan sekaligus. Yang termasuk kuncin perbandingan antara lain :

a) Table Kunci perbandingan berbentuk tabel memuat memua t lajur dan kolom yang berisi b erisi sifat dan ciri yang dipunyai dalam lajur atu kolom lain, serta ada tidaknya sifat dan ciri yang dimiliki oleh taksontakson tersebut.  b) Kartu berlubang c) Kunci leenhouts Memuat sifat dan ciri nomor takson, dan digunakan untuk mengatasi permasalahan pada kunci tabel atau kunci berlubang. 2.4 Macam- macam Kunci analisis

Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci analisis sering disebut kunci dikotomi (dua ciri yang saling berlawanan), sebab pada dasarnya terdiri atas : a) Sederet bait/kuplet Dalam suatu kunci, sepasang pertanyaan yang saling bertentangan dinamakan kuplet (couplet  (couplet ), ), sedangkan masing-masing pertanyaan dinamakan bait (lead  (lead ). ).  b) Setiap bait terdiri atas dua atas beberapa baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang  bertentangan satu sama lain. Artinya, apabila suatu makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang satu, b erarti ciri yang lain pasti gugur. Untuk memudahkan pemakaiannya dan pengacuan maka setiap bait diberi nomor sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Seperti telah disinggung di atas pemakai kunci determinasi harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh  penuntun. Tapi dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun secukupnya akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita akan dituntun langsung pada nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci determinasi analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan  bait-baitnya yaitu kunci determinasi bertakik dan kunci paralel. a) Kunci determinasi bertakik Pada kunci determinasi bertakik penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak tertentu dari pin ggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua  penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari  pada takik awal atau pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama dari baik penuntun pertama maupun penuntun yang dipisahkan berjauhan. Dengan demikian maka unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Kunci bertakik ini efisien untuk bahan yang sedikit, tetapi apabila bahan (takson) yang digunakan sangat banyak dapat dibayangakan bahwa terlalu banyak memakan tempat, oleh karena itu ada alternatif kunci lain, yaitu kunci paralel.  b) Kunci paralel Berbeda dengan kunci bertakik, penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara  berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti dan da n demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat dibandingkan dengan kunci bertakik. Kunci ini lebih efisien untuk bahan takson yang banyak, sehingga banyak digunakan dalam buku-buku yang berjudul Flora. Buku Flora Buku Flora of Java yang Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulis dalam bentuk kunci paralel. Kerugiannya adalah kita tidak dapat melihat langsung sifat-sifat takson dalam satu deretan seperti pada kunci  bertakik. 3. Kunci sinopsis

Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan secara tertulis. Golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat dikelompokkan dan ciri umum utama yang diapakai sebagai dasar pengelompokkan dicantumkan. Jadi walaupun penyajian sinopsis itu kebanyakan menyerupaibentuk kunci bertakik, tetapi tujuan utama penyusunannya bukanlah dimaksudkan untuk mendeterminasikan takson tumbuhan. Jadi sinopsis merupakan bentuk kunci yang memperlihatkan gambaran sifat-sifat teknik yang umum atau secara keseluruhan dalam membedakan golongan tumbuhan.

2.5. Program Komputer (DELTA)

Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini: 1. Ingatan Pendeterminasian ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain. 2. Bantuan orang Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya. 3. Spesimen acuan Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanya diberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.

4. Pustaka Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciri- ciri tumbuhan yang akan dideterminasi dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang ada dalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian  botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya. 5. Komputer

Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan d an biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan bantuan komputer.

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Botani pada materi Determinasi dan Klasifikasi tanaman berbiji dilaksanakan  pada : Hari,tanggal : Senin, 19 Desember 2016 Pukul : 07.00 –  07.00 –  09.00  09.00 WIB Tempat : Laboratorium Teknik Produksi Benih,Politeknik Negeri Jember .

3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum determinasi antara lain: Alat: 1. Pensil 2. Pulpen 3. Penggaris 4. Buku kunci determinasi buatan dan pencandraan tumbuhan Bahan: 1. Koleksi tumbuhan Politeknik Negeri Jember (kopi, terong, pepaya, nangka, kedelai, kakao, padi, pare, jagung, karet, rambutan, mangga, lamtoro, srikaya, belimbing, pinus, kelapa, cabai, jambu monyet, jeruk, kelapa sawit, kacang hijau, kapas, sawo dan tebu) 2. Kertas HVS

3.3 Prosedur Kerja Adapun langkah- langkah kerja dalam menentukan determinan :

1. 2.

Mendengarkan penjelasan dari teknisi dan membagi kelompo Membawa alat tulis dan buku determininan buku kunci determinasi buatan dan  penyandraan dari Steenis Van C. G. G. J, dan menuju tempat pohon yang akan dideterminasi 3. Mengamati pohon yang akan diterminasi. 4. Membaaca dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a 5. Mencocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada makhluk hidup yang diamati. 6. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus  beralih pada pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya,  pernyataan 1a tidak sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b. 7. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki organisme yang diamati, mencatat nomornya. Melanjukan pembacaan kunci pada nomor yang sesuai dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci. 8. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang diamati, alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat  pilihan: a. tumbuhan berupa herba, atau  b. tumbuhan berkayu. 9. Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba), pilihan 1b gugur. 10. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari makhluk hidup yang diamati.Catatan Pada umumnya, buku penuntun identifikasi makhluk hidup dilengkapi dengan kunci determinasi dan hanya berlaku setempat (lokal). 11. Setelah mencatat dikertas HVS hasil pengamatan,mengumpulkan hasil tersebut ke teknisi untuk di acc

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahsan diatas maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Indentifikasi atau “pengenalan” merupakan kegiatan untuk menetapkan identitas (“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada “menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi”. Istilah identifikasi sering sering juga digunakan istilah “determinasi”. 2. Cara mengidentifikasi tumbuhan ada dua cara, yaitu: a. Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Identifikasi ini bukan suatu yang baru yang relatif baru adalah kesepakatan internasional menuju keseragaman dalam pemberian nama yang secara eksplisit kemudian disebut sebagai nama ilmiah.  b. Identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Langkah-langkahnya: 1. Ingatan 2. Bantuan orang 3. Spesimen acuan 4. Pustaka 5. Komputer 3. Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbu han lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). 4. Macam-macam kunci determinasi yaitu:

a. 1. 2. 3.  b. 1. 2. c. 3.

Kunci perbandingan Tabel Kartu berlubang Kunci leenhouts Kunci analisis Kunci bertakik Kunci paralel Kunci sinopsis Kunci determinasi merupakan suatu cara untuk mengetahui jenis, golongan, family dan nama ilmiah suatu tumbuhan. 4. Identifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan mencocokkan morfologi tumbuhan berupa akar,  batang, daun, bunga dan d an buah dengan kunci ku nci determinasi yang terdapat dalam buku kunci buatan dterminasi dan pencandraan tumbuhan. 5. Hasil dari identifikasi berupa kunci determinasi menggunakan buku kunci buatan determinasi dan pencandraan tumbuhan kemudian dapat dijadikan acuan untuk mengelompokkan tumbuhan  berdasarkan kesamaan ciri dan morfologi menjadi satu jenis atau satu golongan.

Dan dari hasil praktikum penentuan determinasi praktikan akan lebih ahli dalam  penggunaan buku determinasi . 5.2 Saran Sebaiknya praktikan lebih serius dan teliti dalam melakukan pembacaan buku determinasi agar didapatkan hasil yang akurat .

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan Hasil dari praktikum determinasi dan pencandraan tumbuhan telah terlampir di bagian  belakang laporan praktikum ini. Terlampir kunci determinasi tumbuahan koleksi Politeknik  Negeri Jember Jembe r yang telah tela h ditugaskan kepada kep ada kelompok 4 yaitu kakao (Theobroma cacao), cacao), padi (Oryza sativa), sativa), jagung ( Zea  Zea mays), mays), karet ( Hevea brasiliensis) brasiliensis) dan pare ( Momordica charantia) charantia) Berikut ini merupakan kunci determinasi koleksi tumbuhan Politeknik Negeri Jember: Nama Tumbuhan

Kakao

Karet

Kunci Determinasi 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 120b, 128b, 129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143a, 144b, 145b Family Sterculiacceae. 1b, 3b, 4b, 5b, 6b Genus Theobroma. Theobroma caco

1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120a, 121b, 124b, 125b Family  Euphorbiaceae.   Euphorbiaceae.  1b, 3a, 4a Genus  Hevea. Hevea brasiliensis

Nama Latin

Theobroma cacao

 Hevea brasiliensis

Jagung

Padi

Pare

Rambutan

Mangga

Lamtoro

Srikaya

Belimbing

1b, 2b, 3b, 4a, 5a Family Gramineae. 1b, 2a, 3a Genus  Zea.  Zea mays  Zea mays 1b, 2b, 3b, 4a, 5a Family Gramineae. 1b, 2c, 18b, 20a, 21b, Oryza sativa 22b Genus Oryza. Oryza sativa 2a, 27a, 28b, 29b, 30b, 3b Family Cucurbitaceae. 2b, 3b, Genus  Momordica charantia  Momordica. Momordica charantia 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15b, 197b, 208b,  Naphelium 219b, 220a, 221b, 222a Family lappaceum Sapindaceae. 1b, 5a Genus  Naphelium. Naphelium lappaceum 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b,129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b, 155b, 156b, 162b, 163b,  Mangifera indica 167b, 169b, 171b, 177a, 178a Family  Anacardiaceae. 1a, 2a Genus  Mangifera. Mangifera indica 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15b, 197a, 198b, 200b, 201a Family  Mimosaceae.  Leucaena glauca 1a, 2b, 3b, 4b, 5a Genus Leucaena. Genus Leucaena.  Leucaena glauca 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 120b, 128b, 129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b,  Annona aquamosa 155b, 156b, 162b, 163a, 164b, 165b, 166a Family Annonaceae. Family Annonaceae. 1b Genus  Annona.  Annona. 1b, 2b  Annona aquamosa. 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15b, 197a, 198b,  Averrhoa carambola 200b, 201b, 202b, 203b, 204a Family Oxalidaceae. 1a Genus

Pinus

Kelapa

Cabai

Jambu Monyet

Jeruk

Kapas

Sawo Kecik

Tebu

 Averrhoa. 1a Averrhoa 1a Averrhoa carambola. 1b, 2b, 3a Family Pinaceae. Family  Pinaceae. Pinus.  Pinus merkusii 6b, 7a, 8b Family  Palmae. 1b, 3b, 4b, 6a Genus Cocos. Cocos nucifera 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42a, 43b, 54a, 55b, 57b, 58a Family Solanaceae. 1b, 3b, 5b, 6b, 7a Genus Capsium. 1a Capsium annum 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b,129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b, 155b, 156b, 162b, 163b, 167b, 169b, 171b, 177a, 178a Family  Anacardiaceae. 1a, 2b Genus  Anacardiu. Anacardium occidentale 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15b, 197a, 198b, 200b, 201b, 202b, 203a Family  Rutaceae. 1a Genus Citrus. 1a, 2b Citrus sinensis 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b,129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143a, 144a Family  Malvaceae. 1a, 2b, 3a, 4b Genus Gossypium. Gossypium acuminatum 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120b, 128b,129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b, 155b, 156b, 162b, 163b, 167a, 168a Family Sapotaceae. 1b, 2a Genus  Manilkara. Manilkara kaula 1b, 2b, 3b, 4a, 5a Family

 Pinus merkusii

Cocos nucifera

Capsium annum

 Anacardium occidentale

Citrus sinensis

Gossypium acuminatum

 Manilkara kaula

Saccharum

Pepaya

 Nangka

Kedelai

Kopi

Terong

Gramineae. 1b, 2c, 18a, 19a Genus Saccharum. Saccharum officinarum 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120a, 121b, 124b, 125a, 126a Family Caricaceae. Genus Carica. Carica papaya 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a, 109b, 119b, 120a, 121b, 124a Family  Moraceae. 1b Genus Artocarpus Genus Artocarpus 1a Spesies Artocarpus Spesies Artocarpus heterophylla 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15b, 197a, 198b, 200b, 201b, 202a Family  Papilonaceae. 1b, 5a, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 15b Genus Soya. Spesies Glysin max 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b, 249b, 250b, 266b, 267b, 273b, 276b, 278a Family  Rubiaceae. 1b, 3b, 4b, 5b, 6b, 7a Genus Coffea. Spesies 1b Coffea  Arabica 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42a, 43b, 54a, 55b, 57b, 58a Family Solanaceae. 1b, 3b, 5b, 6b, 7b Genus Solanum. 1b, 2b, 3a Spesies Solanum melongena

officinarum

Carica papaya

 Artocarpus heterophylla

Glysin max

Coffea arabica

Solanum melongena

3.2 Pembahasan Berdasarkan praktikum yang telak dilakukan, yaitu identifikasi kunci determinasi buatan dan pencandraan koleksi tumbuhan Politeknik Negeri Jember dengan cara pengamatan,  perbandingan dan pencocokan morfologi tumbuhan dengan buku kunci buatan determinasi dan  pencandraan oleh Steenis Van C. G. G. J di dapatkan hasil berupa kunci determinasi dan nama tumbuhan yang terdapat pada kawasan kampus Politeknik Negeri Jember. Kelompok kami yaitu kelompok 4 mendapatkan tugas untuk mengidentifikasi tumbuhan  berupa kakao, karet, padi, jagung dan pare. Kami melakukan pengamatan dan identifikasi terhadap morfologi beberapa tumbuhan yang telah ditugaskan kepada kami, pengamatan tersebut

dilakukan pada daun, batang, bunga dan buah tumbuhan. Hasil pengamatan yang kami peroleh kemudian dicocokkan dengan buku kunci determinasi buatan dan pencandraan tumbuhan, maka didapatkan hasil kunci determinasi, family, genus dan spesies tumbuhan tersebut sehingga kami mendapatkan nama ilmiah dari tumbuhan yang kami amati. Tumbuhan yang kelompok 4 amati terdapat 5 jenis yang memiliki perbedaan pada masing-masing tumbuhan. Kelima tumbuhan tersebut adalah kakao, karet, padi, jagung dan pare. Berdasarkan identifikasi yang kami lakukan, memiliki kegunaan berupa pengetahuan tentang suatu tumbuhan yang kami amati. Kakao (Theobroma (Theobroma cacao) cacao) merupakan tumbuhan tumbuhan berwujud  berwujud pohon  pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Selatan.  Dari biji Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat cokelat.. Kakao merupakan tumbuhan tahunan  perennial   (perennial ) berbentuk  pohon,  pohon,  di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk  tajuk menyamping menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Bunga kakao merupakan famly Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang dari batang.. Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas. Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasan ya terjadi pada malam hari1. Bunga siap di diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari. Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji terdapat biji.. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning. Biji kakao terangkai pada plasenta pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian istilah pertanian disebut pulp. Endospermia Endospermia biji  biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di  bawah sinar matahari. matahari. Karet adalah polimer  adalah polimer hidrokarbon hidrokarbon yang terkandung pada lateks lateks beberapa  beberapa jenis tumbuhan. tumbuh an. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para adalah para atau Hevea atau Hevea brasiliensis (suku brasiliensis (suku Euphorbiaceae  Euphorbiaceae)). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin (misalnya beringin)), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila) manila), Euphorbiaceae lainnya serta dandelion dandelion.. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran  guttapercha),  (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk  permen  permen karet (chicle chicle)). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan. Jagung ( Zea  Zea mays) mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi dan padi..

Jagung merupakan tanaman semusim, Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun ada yang dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana pada sorgum dan tebu tebu..  Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset berbentuk roset.. Batangnya beruasruas. Ruas terbungkus pelepah terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung zat kayu (lignin lignin)). Daun jagung Daun  jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat lidah-lidah (ligula ligula)). Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang  berambut. Stoma Stoma pada  pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki Poaceae dimiliki Poaceae (suku rumputrumputan). Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis epidermis berbentuk  berbentuk kipas. Struktur ini berperan  penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jika tanaman mengalami kekeringan, sel-sel kipas akan mengerut, menutup lubang stomata, dan membuat daun melipat ke bawah sehingga mengurangi transpirasi transpirasi.. Susunan bunga jagung adalah diklin: memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman (berumah satu atau monoecious). Bunga tersusun majemuk, bunga  jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan betina dalam bentuk tongkol. Pada jagung, kuntum bunga (floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh o leh sepasang glumae (tunggal: gluma). Rangkaian bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman. Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma wangi yang khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tangkai tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina. Beberapa kultivar unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai jagung prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). Tumbuhan selanjutnya adalah padi, padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae atau poaceae.. Terna semusim, berakar serabut, batang sangat pe ndek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak, daun  berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3mm hingga 15mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu jenis enduspermium. Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma)  bercabang dua berbentuk sikat botol. bo tol. Kedua organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah

masak. Dari segi reproduksi,padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Tumbuhan terakhir yang kelompok 4 amati adalah pare, untuk lebih jelanya dapat dilihat  pada gambar berikut: Pare banyak di daerah tropis tropis.. Tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemui di tanah terlantar, tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar  di pagar untuk untuk diambil buahnya diambil buahnya.. Tanaman ini tidak perlu cahaya matahari matahariyang yang terlalu banyak sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Mengidentifikasi 2014. Mengidentifikasi dengan Kunci Determinasi Sederhana. http://www.materisma.com/2014/10/mengidentifikasi-dengan-kunci.html,, diakses pada senin, http://www.materisma.com/2014/10/mengidentifikasi-dengan-kunci.html 19 Desember 2016  Nimoel Anaam. 2013. Anaam. 2013. Penjelasan  Penjelasan Mengenai Kunci  Determinasi.  Determinasi.http://cupilupa.blogspot.com/2011/09/kunci-determinasi.html http://cupilupa.blogspot.com/2011/09/kunci-determinasi.html,, diakses pada senin, 19 Desember 2016 http://cookislands.bishopmuseum.org/species.asp?id=6182 http://database.prota.org/dbtw-wpd/exec/dbtwpub.dll?AC=QBE_QUERY&BU http://eol.org/pages/1148152/overview http://herbaria.plants.ox.ac.uk/vfh/image/index.php?item=124&project=7813 http://syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35822.html http://toptropicals.com/cgibin/garden_catalog/cat.cgi?uid=CAESALPINIA_PULCHERRIMA&comments=1 http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/penelitian-dalam-biologi/kuncideterminasi/ http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/penelitian-dalam-biologi/kuncideterminasi/

Steenis, Van C. G. G. J. 2002. Buku 2002. Buku Kunci Buatan Determinasi dan Penyandraan. Penyandraan. Politeknik  Negeri Jember Tim Dosen. 2016. Buku 2016. Buku Kerja Praktikum Mahasiswa. Politekni Negeri Jember Lumowa, Sonja V.T. 2012. Botani Tingkat Tinggi. Universitas Mulawarman : Samarinda. Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Taksonomi Tumbuhan Spermathopyhta. Gajah Mada University Press : Yogyakarta. Tjitrosoepomo, Gembong. 1998. Taksonomi Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta http://cookislands.bishopmuseum.org/species.asp?id=6182

http://database.prota.org/dbtw-wpd/exec/dbtwpub.dll?AC=QBE_QUERY&BU http://eol.org/pages/1148152/overview http://herbaria.plants.ox.ac.uk/vfh/image/index.php?item=124&project=7813 http://syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35822.html http://toptropicals.com/cgibin/garden_catalog/cat.cgi?uid=CAESALPINIA_PULCHERRIMA&comments=1 http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/penelitian-dalam-biologi/kuncideterminasi/ http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/penelitian-dalam-biologi/kuncideterminasi/

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF