LAPORAN DBT MULSA DAN PEMULSAAN
May 5, 2017 | Author: Fridia Arintya | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN DBT MULSA DAN PEMULSAAN...
Description
LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN MULSA DAN PEMULSAAN
Oleh : Nama
: Fridia Arintya Ayunintyas
NIM
: 155040201111100
Kelas
:Q
Asisten
: Edi Murjani
Prodi
: Agroekoteknologi
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agaris dimana merupakan salah satu sumber pertanian yang cukup banyak. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang dan budaya masyarakat Indonesia yang condong dalam pertanian. Berbicara mengenai pertanian, keberhasilan dan kesuksesan dalam budidaya selama bercocok tanam tidak terlepas dari pengaturan, pemeliharaan dan perawatan yang optimal. Dalam hal ini proses usaha pertanian yang efektif adalah memadukan penggunaan sumber daya alam terutama iklim dan tanah dalam sistem bercocok tanam yang juga perlu dipertimbangkan dan diperhatikan. Selain itu pemilihan pemulsaan yang tepat juga menjadi salah satu pendukung tingginya produktifitas hasil pertanian. Pemberian mulsa juga perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuha dan perkembangan tanaman secara optimal yang nantinya mampu meningatka kualitas dan kuantitas pada lahan dan tanaman yang dibudidayakan. Mulsa adalah proses atau praktek yang meliputi tanah / tanah untuk membuat lebih pada kondisi yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, perkembanngan. Tujuan dari pemberian mulsa ini adalah melindungi agregat tanah dari percikan air hujan, menekan pertubuhan gilma pada sekitar tanaman budidaya, mengurangi dan masih banyak lagi tujun dari mulsa ini. Oleh karena itu, dalam membudidayakan tanaman budidaya perlu diperhatikan tanam, pola tanam dan pemerian mulsa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari tanaman budidaya nya. Dalam penanaman suatu komoditas, diperlukan adanya mulsa. Mulsa adalah bahan atau material penutup tanah pada tanaman budidaya yang bermanfaat untuk menghambat
pertumbuhan
gulma.
Penggunaan
mulsa
biasanya
sangat
menguntungkan karena dapat membantu menghambat pertumbuhan gulma. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum pemulsaan adalah untuk mengetahui untuk mengetahui perbandingan penggunaan mulsa pada tanaman ubi jalar dengan perlakuan yang tanpa mulsa.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mulsa Mulsa adalah bahan yang dihamparkan sebagian atau selirih permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut (Tambunan,
2011) Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik (Mubyarto, 1989). A mulch is a layer of material applied to the surface of an area of soil. “Mulsa adalah lapisan bahan diterapkan pada permukaan daerah tanah”(Farlex, 2010) 2.2 Fungsi Mulsa
Berikut merupakan fungsi-fungsi mulsa menurut Setjanata (1983) :
Terhadap tanaman Dengan adanya mulsa diatas permukaan tanah , benih gulma akan sangat terhalan. Akibatnya tanaman akan bebas tumbuh tanpa kompetisi ddengan
gulma dalam peyerapan hara mineral tanah. Terhadap kestabilan agregat tanah Dengan adanya bahan mulsa diatas permukaan tanah, energi air hujan akan ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk
tujuan mengendalikan erosi. Terhadap kimia tanah Fungsi langsung mulsa terhadap sifat kimia tanah terjadi melalui pelapukan bahan-bahan mulsa. Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang mudah
lapuk seperti jerami padi, alang-alang , rumput-rumputan. Manfaat terhadap ketersediaan air tanah Pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa yang jatuh kembali ketanah. Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke
udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Terhadap pemeliharaan tanaman Pemulsaan dapat memperkecil perlakuan pemupukan katrena hanya dilakukan sekali saja yaitu sebelum saat panen. Demikian juga dengan penyiraman perlakuannya hanya dilakukan sekali saja , dan kegiatan penyiangan tidak
perlu dilakukan pada keseluruhan lahan, melainkan hanya pada lubang tanam satu sekitar batang tanaman. 2.3 Macam-Macam Jenis Mulsa 2.3.1 Secara umum, terdapat dua jenis mulsa yaitu mulsa organik dan mulsa
anorganik: Mulsa Organik Mulsa yang berasal dari sisa panen, tanaman pupuk hijau atau limbah hasil kegiatan pertanian, yang dapat menutupi permukaan tanah. Seperti jerami, eceng gondok, sekam bakar dan batang jagung yang dapat melestarikan produktivitas lahan untuk jangka waktu yang lama. Mulsa organik berupa semua bahan sisa pertanian yang secara ekonomis kurang bermanfaat seperti jerami padi, batang jagung, batang kacang tanah, daun dan pelepah daun pisang, daun tebu, alang-alang dan serbuk gergaji. Keuntungan dari mulsa organik lebih mudah didapatkan, dan dapat terurai sehingga
menambah kandungan bahan organik dalam tanah. Contoh: a. Mulsa Jerami Dapat dimanfaatkan untuk semua jenis tanah dan tanaman.Karena sifatnya mudah lapuk cocok digunakan untuk tanah yang dieksploitasi berat, sehingga kesuburan tanah dalam jangka waktu tertentu dapat dikembalikan. Mulsa jerami sesuai digunakan untuk tanaman semusim atau non semusim yang tidak terlalu tinggi dan memiliki struktur tajuk berdaun lebat dengan perakaran dangkal.Tanam-tanaman berikut ini yang sukses diberi mulsa jerami adalah kentang, kedelai, bawang merah, bawang putih dataran rendah, semangka dan melon (Setjanata, 1983).
(Anonymous1, 2013) b. Mulsa Serpihan Kayu
Serpihan kayu yang diperoleh dari pemotongan pohon besar yang digunakan sebagai pekerjaan sampingan yang dijadikan sebagai mulsa. Pohon cabang dan batang besar agak kasar setelah chipping dan cenderung digunakan sebagai mulsa setidaknya tiga inci tebal, Serpihan kayu yang paling sering digunakan di bawah pohon dan semak belukar. Ketika digunakan di sekitar tanaman berasal lunak, zona unmulched yang tersisa di sekitar tanaman untuk mencegah batang busuk batang atau penyakit lain yang mungkin muncul. sering digunakan untuk jalur mulsa, karena mereka dapat segera diproduksi dengan sedikit tambahan biaya di luar biaya pembuangan normal pemeliharaan pohon (Setjanata, 1983).
(Anonymous2, 2013) c. Mulsa Potongan Rumput Potongan rumput, dari memotong rumput kadang-kadang dikumpulkan dan digunakan di tempat lain sebagai mulsa. Potongan rumput yang padat dan cenderung tikar ke bawah, sehingga dicampur dengan daun pohon atau kompos kasar untuk memberikan aerasi dan untuk memfasilitasi dekomposisi mereka tanpa pembusukan bau. Potongan rumput sering dikeringkan secara menyeluruh sebelum aplikasi, yang menengahi terhadap dekomposisi yang cepat dan panas yang berlebihan. Rumput segar yang membusuk akan mengikat panas yang ad pada dalam tanah, Potongan rumput hijau relatif tinggi kadar nitrat, dan ketika digunakan sebagai mulsa, banyak nitrat dikembalikan ke tanah, tetapi penghapusan rutin potongan rumput dari hasil rumput defisiensi nitrogen untuk rumput (Setjanata, 1983).
(Anonymous3, 2013) d. Mulsa Kardus dan Koran Kardus dan koran juga dapat digunakan sebagai mulsa, Dengan menggabungkan lapisan karton / koran ke mulsa, jumlah pupuk yang lebih berat
dapat
dikurangi,
sementara
meningkatkan
sifat
gulma
mempertahankan penekan dan kelembaban dari pupuk itu. Namun, tenaga kerja tambahan yang dikeluarkan saat penanaman melalui mulsa yang berisi karton / lapisan koran, sebagai lubang harus dipotong untuk setiap tanaman. Penerapan mulsa koran dalam cuaca berangin dapat difasilitasi dengan singkat pra-merendam koran dalam air untuk meningkatkan berat (Setjanata, 1983).
(Anonymous4, 2013)
(Anonymous5, 2013) Mulsa Anorganik Mulsa yang meliputi semua bahan yang bernilai ekonomis tinggi seperti plastik dan batuan dalam bentuk ukuran 2-10 cm. Mulsa ini meliputi bahan – bahan plastic dan bahan – bahan kimia lainnya. Bahan- bahan plastik berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar matahari yang beragam. Bahan plastik yang saat ini sering digunakan yang sering digunakan sebagai bahan mulsa adalah plastik transparan, plastik hitam, plastic hitam perak, dan plastik perak hitam. Contoh: a. Mulsa plastik Mulsa plastik sesuai digunakan untuk pembudidayaan tanaman yang struktur perakarannya dangkal dengan tajuk tanaman tidak terlalu lebat, dan tinggi tanaman di atas 0,5 meter. Berdasarkan efeknya terhadap suhu tanah maka mulsa plastik disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan suhu. Mulsa plastik putih dan perak cocok digunakan untuk tanaman dataran tinggi yang ingin dibudidayakan pada dataran medium sampai rendah. Mulsa plastik transparan dan hitam cocok digunakan untuk tanaman dataran rendah yang ingin dibudidayakan di dataran tinggi. Tinggi tanaman dan kelebatan daun menjadi syarat bagi penggunaan mulsa plastik. Hal ini dimaksudkan agar efek mulsa plastik yaitu pemantulan cahaya matahari dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, khususnya mulsa plastik putih dan perak hitam.Kedua mulsa ini baik digunakan pada semangka, melon berbagai cabai hibrida dan terungterungan.Suatu hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan mulsa plastik adalah nilai ekonomis tanaman, karena harga mulsa relatif mahal.Karakteristik dari berbagai jenis mulsa plastik adalah sebagai berikut. - Mulsa plastik putih (MPP) Berdasarkan penelitian mulsa plastik putih memantulkan cahaya sekitar 45-55% cahaya matahari.Tanah yang tidak diberi mulsa hanya memantulkan cahaya sekitar 12% sedangkan 88% diteruskan atau diserap.Hal ini menyebabkan MPP memberi efek menurunkan suhu tanah.Oleh karena itu MPP cocok digunakan untuk tanaman dataran tinggi yang dibudidayakan di dataran rendah sampai medium.Selain
dapat menurunkan suhu tanah, MPP dapat menambah jumlah cahaya matahari yang diterima tajuk tanaman karena cahaya yang dipantulkan cukup besar.Hal ini membantu tanaman berfotosintesis.Oleh karena itu cocok diterapkan pada budidaya semangka, melon, cabai dan terung (Setjanata, 1983).
-
(Anonymous6, 2013) Mulsa plastik transparan (MPT) Dengan mulsa ini cahaya matahari yang dipantulkan sangat sedikit.Cahaya yang diteruskan banyak, sehingga efeknya menaikkan suhu tanah.Oleh karena itu MPT sangat cocok diterapkan pada tanaman dataran rendah yang dibudidayakan di dataran tinggi.Namun tanaman harus memiliki struktur tajuk yang tidak terlalu tinggi seperti pada bawang merah (Setjanata, 1983).
-
(Anonymous7, 2013) Mulsa plastik hitam (MPH) Cahaya matahari yang dipantulkan sangat sedikit. Hampir semua cahaya matahari diserap
oleh
bahan
mulsa,
yaitu
90,5%
dari jumlah cahaya matahari yang datang. Cahaya matahari yang diserap akan dipantulkan dalam bentuk panas ke segala arah. Suhu tanah yang diberi mulsa 3o C lebih tinggi dari yang tidak diberi mulsa. MPH cocok diterapkan pada tanaman dataran rendah yang struktur tajuknya tidak terlalu tinggi yang akan dibudidayakan di dataran tinggi yang suhu tanahnya cenderung lebih rendah. Contoh bawang merah, -
asparagus (Setjanata, 1983). Mulsa plastik hitam perak (MPHP) Permukaan perak dari MPPH akan menyebabkan cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar, bahkan lebih tinggi dari MPP, sehingga cahaya matahari yang tersedia cukup besar untuk fotosintesis. Permukaan hitam menyebabkan cahaya matahari yang diteruskan sedikit, sehingga suhu tanah rendah, penguapan air tanah berkurang sehingga menguntungkan tanaman.MPPH mulai diterapkan secara luas dan sangat cocok untuk pembudidayaan semangka hibrida, melon, cabai hibrida, terung-terungan, kentang, bawang putih, strawberry dataran rendah (Setjanata, 1983).
2.3.2
(Anonymous9, 2013) Kelebihan dan Kekurangan Jenis Bahan Mulsa Adapun beberapa kelemahan dan kelebihan dari mulsa menurut
Suryantono (2013), yaitu : a. Mulsa Organik Kelebihannya meliputi : - Dapat diperoleh secara bebas/ gratis - Memiliki efek menurunkan suhu tanah - Mengonservasi tanah dengan menekan erosi - Dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu - Menambah bahan organic tanah karena mudah lapuk setelah rentang waktu tertentu
Kekurangannya meliputi: -
Tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen
-
tadi. Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari pusat budidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk
transportasi - Tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam bberikutnya. b. Mulsa Anorganik Kelebihannya adalah : Dapat di peroleh setiap saat Memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik Dapat menekan erosi Mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat Menekan pertumbuhan tanaman pengganggu Dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa Kekurangannya adalah : Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar
lapuk Harganya relatif mahal
2.4 Teknik Budidaya Ubi Jalar Menurut Budiadi dkk (2012) terdapat beberapa teknik budidaya ubi jalar yaitu : 1. Pemilihan Varietas dan Penyiapan Bahan Tanam Pemilihan varietas dan penyiapan bahan tanam merupakan penentu hasil panen tinggi. Varietas yang ditanam dapat berupa varietas unggul nasional atau varietas lokal yang adaptif pada lingkungan yang spesifik. Bahan tanam untuk budidaya ubi jalar ialah stek tanaman dengan panjang sekitar 20-30 cm. Stek dapat diperoleh dari pucuk tanaman yang telah berumur dari 2 bulan, tanaman sehat dan normal. Stek bisa juga diperoleh dari tunas-tunas yang tumbuh dari ubi. 2. Penyiapan Lahan Lahan untuk penanaman ubi dibersihkan dari gulma, kemudian diolah dengan cara dicangkul atau dibajak dan dikeringkan selama 1 minggu. Pemberian pupuk kandang dilakukan bersama dengan pengolahan tanah dengan dosis 15-22 t/ha. Hal ini dilakukan untuk membuat lingkungan tumbuh yang gembur, subur, dan mengedalikan beberapa hama dan penyakit tanaman.
Setelah itu dibuat guludan-guludan memanjang diantara tanaman tahunan. Lebar dasar guludan 70 cm, tinggi guludan 30-40 cm. Jarak antar guludan disesuaikan dengan jarak tanaman pohon yang ditanam. 3. Penanaman dan Jarak Tanam Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, atau jika tersedia sumber air maka dapat dilakukan setiap saat. Penanaman dilakukan pada guludan dengan jarak tanam 20-30 cm. Pembuatan lubang tanam pada guludan dapat dilakukan dengan cara ditugal atau tanah dibuka dengan cangkul. Posisi penanaman stek ialah dengan cara membenamkan 2-4 ruas ke dalam tanah. Posisi stek yang dibenambkan membentuk huruf “L” atau miring. - Pemupukan Pupuk yang digunakan ialah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan ialah pupuk kotoran ayamdengan dosis 15-22 t/ha yang diberikan pada saat pengolahan tanah. Pupuk anorganik terdiri dari Urea 100 kg/ha, KCl 100 kg/ha, SP-36 75-100 kg/ha atau rekomendasi setempat. KCl dan SP-36 diberikan semuanya pada saat tanam sedangkan urea diberikan 1/3 pada saat tanam dan sisanya diberikan pada saat tanaman berumur
30-45 hari setelah tanam bersamaan
dengan
pembumbunan, pengendalian gulma dan pengembalian tanah pada sisi guludan. Pemberian pupuk dilakukan dengan membuat larikan atau lubang dengan tugal 7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam. Tutup lubang setelah dimasukkan pupuk. Penyulaman dilakukan untuk mengganti stek yang tidak tumbuh. 4. Penyulaman Penyulaman dstek yang tidak tumbuh. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada umur 2-3 setalah tanam, dan dilakukan pagi atau sore hari. 5. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan jika tanaman sangat rimbun atau banyak sulursulur yang keluar dari guludan, atau posisi tanaman dirapihkan dengan mengembalikan tanaman kembali pada guludanya. Pemangkasan dan pembalikan tanaman bertujauan agar sinar matahari dapat mencapai permukaan tanah guludan sehingga tanah tempat berkembangnya ubi tetap hangat. 6. Pengairan
Pengairan sangat diperlukan terutama pada saat awal musim tanam. Pemberian air dilakukan jika tanah/guludan kering. Untuk mengetahui tanah kering atau tidak dilakukan dengan cara menanjapkan bambu ke dalam guludan kemudian dicabut. Jika permukaan bamboo basah berarti di dalam guludan masih cukup lembab dan air tersedia bagi tanaman. 7. Pengandalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan pda saat 3 minggu setelah tanam dengan mengepras rumput pada sisi guludan, dan mengembalikan tanah ke atas guludan. Pengendalian kedua dilakukan pada minggu ke 8 setelah tanam, bersamaan dengan pembaikan tanaman dan memutus akar-akar yang tumbuh dari sulur yang tumbuh pada buku-buku tanaman. 8. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman diantaranya boleng atau lanas, tikus, cacing, dan larva kumbang. Pengendalian sebaiknya dilakukan secara kultur teknis yaitu dengan memilih bibit bermutu, menjaga kebersihan lahan, merapihkan tanaman, menjaga tanaman tidak terlalu rimbun, dan memotong bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit untuk mencegah menularkan pada tanaman lain. Atau bisa juga mengunakan fungisida dan insekisida alami jika diperlukan. 9. Pemanenan Umur panen digolongkan menjadi umur genjah dan dalam. Panen genjah biasanya dilakukan pada umur 3-4.5 bulan, dan panen umur dalam biasanya dilakukan pada 5-8 bulan setelah tanam. Umur panen ini ditentukan oleh jenis varietas. Perlu diperhatikan pada saat panen, apakah ubi langsung digunakan atau disimpan. Sebaiknya jika akan disimpan, pada saat panen tanaman dipotong dengan menyisakan tangkai ubinya. Panen dilakukan dengan cara membuka guludan menggunakan cangkul, garpu tanah, atau sekop. Pembukaan tanah harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak ubi yang dipanen sehingga terjaga kualitasnya. 10. Pasca Panen Penyimpanan ubi sebaiknya dilakukan pada wadah dan ruangan yang mempunyai aerasi baik untuk mencegah berkembangnya hama atau penyakit ubi pasca panen. 2.5 Pengunaan Mulsa Plastik Hitam Perak pada Ubi Jalar
Penggunaan mulsa plastik merupakan salah satu cara budidaya yang telah terbukti dapat meningkatkan hasil tanaman. Warna mulsa plastik yang umumnya digunakan di Amerika Utara dan Eropa secara komersial adalah warna hitam, transparan (bening), hijau dan warna perak. Plastik berwarna hitam dapat menghambat pertumbuhan gulma dan dapat menyerap panas matahari lebih banyak. Mulsa plastik bening dapat menciptakan efek rumah kaca, sementara mulsa plastik perak dapat memantulkan kembali sebagian panas yang diserap sehingga mengurangi serangan kutu daun (aphid) pada tanaman (Mawardi, 2000 dalam P, Kusumasiwi, 2011). Tanaman yang tidak menggunakan MPHP pertumbuhannya sangat kurang optimal dan banyak gulmanya yang dapat mengakibatkan persaingan dan pengambilan unsur hara serta rentan terhadap hama penyakit tanaman (Leni, 2012).
3. BAHAN DAN METODE 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Cangkul Cetok Tugal Penggaris Rol meter Tali rafia Bambu Gembor 3.1.2. Bahan Bibit ubi jalar Pupuk urea Pupuk SP-36 Pupuk KCl Air
: untuk mengolah lahan : untuk mengolah lahan : untuk melubangi tanah : untuk mengukur tinggi tanaman : untuk mengukur lahan : untuk membuat simpul penanda jarak tanam : untuk pembatas lahan : untuk menyiram tanaman : sebagai bahan tanam : sebagai bahan untuk pemupukan : sebagai bahan untuk pemupukan : sebagai bahan untuk pemupukan : sebagai bahan penyiram tanaman
3.2 Cara Kerja Menyiapkan alat dan bahan Melakukan pengelolaan lahan dengan dicangkul
Membuat garis imaginer jarak tanam dengan membuat patok tanda dan membuat simpul penanda dengan tali rafia dengan jarak tanam 70 x 50 cm Membuat lubang tanam dengan tugal
Menanam biji jagung dengan 3 biji per lubang dan menanam ubi jalar dengan stek batang 20-30 cm Untuk penanaman tumpang sari, kangkung dan kacang hijau ditanam dalam barisan, diantara 2 lubang tanam tanaman jangung atau ubi jalar Memberi pupuk dasar Urea, KCl dan SP-36
Setelah 7 hari hst, melakukan penyulaman jika ada tanaman yang tidak tumbuh Melakukan perawatan tanaman dengan disiram, disiangai, melakukan pembumbunan serta pengendalian hama dan penyakit Melakukan pengamatan dengan pengukuran parameternya tinggi tanaman dan jumlah daun untuk jagung, jumlah cabang dan panjang tanaman untuk ubu jalar
Mencatat hasil pengamatan dan didokumentasikan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1
4.1 Hasil Pengamatan Panjang Tanaman Ubi Jalar Berikut adalah table hasil data hasil pengamatan panjang tanaman ubi jalar pada usia 2 samapi 5 minggu setelah tanam (mst) , pengaruh berbagai jenis media tanam Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Panjang Tanaman Ubi Jalar dengan Perlakuan Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak Pola Tanam Tanpa Mulsa MPHP
Tinggi Tanaman (cm) 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst 20,25 24,75 29 58,75 18 19,125 35,25 61 70 60 50 40
Tinggi Tanaman (cm) 30
Tanpa Mulsa MPHP
20 10 0 2
3
4
5
Umur Tanaman (mst)
Dari data diatas terlihat tinggi tanaman ubi jalar terus meningkat pada pengunan mulsa maupun yang tidak mengunakan mulsa, perubahan yang sangat signifikan dapat dilihat diantara 4 mst dengan 5 mst, dapat dilihat dari adanya selisih yang sangat jauh. Pada data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata panjang tanamna ubi jalar tertinggi pada pengunan mulsa plastic hitam perak yaitu 65cm. berikut adalah grafik tinggi tanaman ubi jalar.
Gambar 1. Perbandingan Rata-Rata Panjang Tanaman Ubi Jalar dengan Perlakuan Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak 4.1.2
Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar
Berikut adalah table hasil data hasil pengamatan jumlah daun tanaman ubi jalar pada usia 2 samapi 5 minggu setelah tanam (mst) , pengaruh berbagai jenis pemulsaan Tabel 2. Perbandingan Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar dengan Perlakuan Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak Pola Tanam Tanpa Mulsa MPHP
Jumlah Daun 3 mst 4 mst 36,75 54,75 30,5 57
2 mst 21,5 18,25
Jumlah Daun Tanaman
5 mst 137,5 148
160 140 120 100 80 60 40 20 0
Tanpa Mulsa MPHP 2
3
4
5
Umur Tanaman (mst)
Dari data diatas terlihat jumlah daun tanaman ubi jalar terus meningkat pada pengunan mulsa maupun yang tidak mengunakan mulsa, perubahan yang sangat signifikan dapat dilihat diantara 4 mst dengan 5 mst, dapat dilihat dari adanya selisih yang sangat jauh. Pada data diatas dapat
diketahui bahwa rata-rata jumlah daun tanaman ubi jalar yang menghasilkan jumlah daun terbanyak pada pengunan mulsa plastic hitam perak yaitu dengan sebanyak 148 daun pada 5 mst. berikut adalah grafik jumlah daun tanaman ubi jalar.
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung 4.2 Pembahasan Pemulsaan dilakukan dengan 2 perlakuan yang berbeda, yaitu perlakuan pertama pada gulutan 1 dan 2 dengan tanpa diberi mulsa, perlakuan kedua pada gulutan 3 dan 4 diberikan mulsa hitam plastic perak. Kedua perlakuan tersebut memberikan efek yang berbeda pada tanaman ubi jalar. Perlakuan dengan tanpa mulsa akan menyebabkan gulma tumbuh lebih banyak dari pada yang diberi mulsa. Pada mulsa hitam plastic perak, gulma yang ditemukan tidak banyak tumbuh. Hal tersebut terjadi karena pada MHPP terlindungi dari gulma yang akan menyari inangnya, sehingga akan lebih sulit ditumbuhi oleh gulma. Sehingga pada tanaman ubi jalar yang paling efektif adalah dengan pemberian mulsa. Penggunaan mulsa plastik merupakan salah satu cara budidaya yang telah terbukti dapat meningkatkan hasil tanaman. Warna mulsa plastik yang umumnya digunakan di Amerika Utara dan Eropa secara komersial adalah warna hitam, transparan (bening), hijau dan warna perak. Plastik berwarna hitam dapat menghambat pertumbuhan gulma dan dapat menyerap panas matahari lebih banyak. Mulsa plastik bening dapat menciptakan efek rumah kaca, sementara mulsa plastik perak dapat memantulkan kembali sebagian panas yang diserap sehingga mengurangi serangan kutu daun (aphid) pada tanaman (Mawardi, 2000 dalam P, Kusumasiwi, 2011).
Tanaman yang tidak menggunakan MPHP pertumbuhannya sangat kurang optimal dan banyak gulmanya yang dapat mengakibatkan persaingan dan pengambilan unsur hara serta rentan terhadap hama penyakit tanaman (Leni, 2012). Dari
hasil
tersebut,
menunjukkan
bahwa
pemberian
mulsa
akan
menghambat pertumbuhan gulma. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase gulma pada perlakuan tampa mulsa akan lebih besar dari pada yang diberi mulsa. Menurut Mabasya (1985) pemakaian mulsa akan mengurangi gulma yang tumbuh, mengembalikan hara tanaman, clan mempertahankan kandungan bahan organik tanah. Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai mulsa adalah jerami padi. (Bangun, 1989). Pemberian mulsa akan sangat mempengaruhi infiltrasi yang ada dalam tanah. Menurut Arsyad (2006) semakin tinggi penutupan tanah oleh mulsa, semakin efektif dalam mencegah penutupan pori dan menghindari pembentukan lapisan kerak sehingga kapasitas infiltrasi tanah dapat dipertahankan atau ditingkatkan.
5. KESIMPULAN Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa pada praktikum pemberian mulsa, mulsa yang paling efektif untuk menghambat gumla pada tanaman ubi jalar adalah pengunan mulsa plastic hitam perak . Penggunaan mulsa membantu dan mendukung proses budidaya tanaman karena dapat menekan pertumbuhan gulma hal ini dibuktikan dari data hasil pengamatan bahwa pada tanaman ubi jalar yang diberikan perlakuan diberi MPHP tumbuh lebih subur disbanding yang tidak, karena pada gulutan yang diberikan mulsa pertumbuhan gulma yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan yang tidak diberikan perlakuan mulsa jadi pada tanaman ubi jalar tidak ada persaingan dengan gulma sehingga tanaman pada yang diberi perlakuan MPHP lebih subur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous1,
2013.
Mulsa
Jerami
(Online).
http://3.bp.blogspot.com/_
qKNq6hPWd2o/TLnkVeMaA1I/AAAAAAAAAEM/v8_NK1VPhNw/s16 00/DSC00639.jpg. Diakses 4 Juni 2013 Anonymous2, 2013. Mulsa Serpihan Kayu (Online). http://ibubercahaya.com /assets/
js/tinymce/plugins/moxiemanager/data/files/kemarau2.jpg.
Diakses 4 Juni 2013 Anonymous3,
2013.
Mulsa
Potongan
Rumput
(Online).
http://tinyfarmblog.com/wpcontent/uploads/2007/11/fal2007_spreading_grass_mulch.jpg. Diakses 4 Juni 2013. Anonymous4,
2013.
Mulsa
Koran
(Online).
http://produkkelapa.files.
wordpress.com /2010/12/coirmulchmat.jpg. Diakses 4 Juni 2013 Anonymous5,
2013.
Mulsa
Kardus
(Online).
http://thegardenhound.com
/Portals/0/ SheetMulch_step5a_28apr10.jpg. Diakses 4 Juni 2013 Anonymous6,
2013.
Mulsa
Plastik
Putih
(Online).
http://sarananiagaplastik.com/wp-content/uploads/2012/10/mulsaudang1500x375.jpg. Diakses 4 Juni 2013. Anonymous7,
2013.
Mulsa
Plastik
Transparan
(Online).
http://1.bp.blogspot.com/-AborNJVU6A/Tvsr0OCFWSI/AAAAAAAAAec/xo4HulyENok/s1600/album-931l.jpg. Diakses 4 Juni 2013. Anonymous8, 2013. Mulsa Plastik Hitam (Online). http://202.67.224.132/ pdimage/27/ 2310827plastik-mulsa.jpg, Diakses 4 Juni 2013. Anonymous9,
2013.
Mulsa
Plastik
Hitam
Perak
(Online).
http://2.bp.blogspot.com/KAt9txpzD8U/TkaDeXSR8PI/AAAAAAAAADs/5uBSzct2cLc/s1600/25 08129_mulsahitamperak.jpg. Diakses 4 Juni 2013.
Bangun, P dan M.Syam, 1989. Pengendalian gulma pada padi. Hlm. 579 – 600, dalam Padi, buku 2, M. Ismunadji et al (penyunting). Puslitbangtan Bogor. Juanda, Dede dan Bambang Cahyono. 2000. Ubi Jalar Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius Jumin, Hasan Basri. 1998. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: Agronomi. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta: LP3ES. Paryo. 2011. Pertanian Tumpang Sari, Pelosok Pedesaan. Jakarta: Rajawali Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha Intensifikasi (Proyek Bimas). Lokakarya Teknologi dan Dampak Penelitian Pola Tanam dan Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanam Suryantono, Agus, dkk. 2013. Modul Praktikum Budidaya Tanaman. Malang: Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Suwarto, dkk. 2005. Kompetisi Tanaman Jagung dan Ubikayu dalam Sistem Tumpang Sari. Dalam jurnal Bul. Agron. (33) (2) 1 – 7 (2005) Tambunan, Sonia, dkk. 2011. Tanam dan Pola Tanam. http://www.tanam-danpola-tanam.pdf.html. Diakses 4 Juni 2013. Wirosoedarmo. 1985. Dasar-Dasar Irigasi Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengamatan Panjang Tanaman Ubi Jalar Tanpa Mulsa Sampel
Panjang Tanaman ( cm ) 2 mst 3mst 4mst 5mst Tanaman 1 22 26 26.5 Tanaman 2 22 25 33.5 Tanaman 3 21 23 24 Tanaman 4 16 25 32 Tabel 1. Panjang Tanaman Ubi Jalar Tanpa Mulsa
58 87 44 46
Lampiran 2. Data Pengamatan Jumah Daun Tanaman Ubi Jalar Tanpa Mulsa Sampel
Jumlah Daun 2mst 3mst 4mst 5mst Tanaman 1 25 53 59 153 Tanaman 2 21 32 68 210 Tanaman 3 19 31 43 121 Tanaman 4 21 31 49 66 Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar Tanpa Mulsa Lampiran 3. Data Pengamatan Panjang Tanaman Ubi Jalar Dengan Mulsa Panjang Tanaman ( cm ) 2 mst 3mst 4mst 5mst Tanaman 1 20 21 35 53 Tanaman 2 18 16 34.5 82 Tanaman 3 13 17.5 39 60 Tanaman 4 21 22 32.5 49 Tabel 3. Panjang Tanaman Panjang Tanaman Ubi Jalur Dengan Mulsa Sampel
Lampiran 4. Data Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar Dengan Mulsa Jumlah Daun 2mst 3mst 4mst 5mst Tanaman 1 10 25 40 137 Tanaman 2 15 30 55 152 Tanaman 3 22 36 63 143 Tanaman 4 26 31 70 160 Tabel 4. Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalur Dengan Mulsa Sampel
Lampiran 6. Dokumentasi Lahan
View more...
Comments