Laporan Booster Rem

March 17, 2019 | Author: Faztha Aula | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

booster rem...

Description

LAPORAN PRAKTIK SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI “SILINDER  MASTER,  MASTER,

SILINDER RODA DAN BOOSTER REM”

Disusun Oleh: Abdurrazaq Ghafari

(14504241016) (14504241016)

Anggit Wahyu Nugroho

(14504241017) (14504241017)

Muhammad Rizki

(14504241019) (14504241019)

Prianto

(14504241020)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK  UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

A. Tujuan:

Setelah selesai praktikum diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengidentifikasi tipe-tipe silinder master, silinder roda dan booster rem 2. Menjelaskan cara kerja silinder master, silinder roda dan booster rem 3. Membongkar dan memasang silinder master, silinder roda dan booster rem 4. Mengidentifikasi gangguan dalam sistem dan cara mengatasinya

B. Alat dan Bahan:

1. Berbagai macam silinder master, silinder roda dan booster rem 2. Alat-alat tangan/kunci yang diperlukan 3. Alat-alat yang diperlukan

C. Keselamatan Kerja:

1. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya 2. Bekerja dengan hati-hati dan teliti

D. Dasar Teori :

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan yang aman. Mesin mengubah energy panas menjadi energy kinetic (energy kinetic (energy gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sedangkan prinsip rem merupakan kebalikannya yaitu mengubah energy kinetic kembali menjadi energy panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya system gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek  pengereman

(breaking

effect) effect)

ditimbulkan antara dua objek.

diperoleh

dari

adanya

gesekan

yang

Penggunaan rem dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung  pada penggunaanya. Rem kaki digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Rem parkir digunakan untuk memarkir kendaraan. Sedangkan rem tambahan digunakan pada kombinasi rem biasa (rem kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat. System rem terdiri atas mekanisme penggerak (master silinder, booster rem dan katup proporsi ) dan mekanisme rem (tipe tromol dan tipe piringan).

a.

M aster Sil in der :

Berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis. Master silinder terdiri dari resevoir tank yang beri minyak rem, demikian  juga piston dan siliner yang membangkitkan tekanan hidrolis. Master silinder ada 2 type yaitu : 1. Tipe Tunggal : Tipe plunger, Tipe konvensional dan tipe portles; 2. Tipe Ganda

: Tipe

ganda konvensional

dan tipe

double

konvensional.

Gambar 1. Tipe master silinder

b.

Si li nder Roda

Silinder roda terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar di bawah. Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada system yang menggunakan dua pisto untuk menggerakkan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder roda,

sedangkan system yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakkan hanya satu sepatu rem.

Gambar 2. Silinder roda

c.

Booster Rem

Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga yang diperlukan pengemudi dalam pengereman. Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol. Komponen –  komponen boster rem : 1. Piston; 2. Diaphragm spring; 3. Push rod; 4. Diaphragm; 5. Air cleaner element; 6. Vacuum.

Gambar 3. Booster rem

E. Langkah Kerja : 1. Pembongkaran

a) Langkah pembongkaran master silinder yaitu sebagai berikut: 1) Melepas reservoir tank.

2) Melepas body.

3) Melepas piston.

4) Melepas return spring.

 b) Langkah pembongkaran silinder roda yaitu sebagai berikut: 1) Melepas bleeder plug.

2) Melepas piston cup.

3) Melepas piston.

4) Melepas compression spring

c) Langkah pembongkaran booster rem yaitu sebagai berikut: 1) Melepas rear body.

2) Melepas diapraghm.

3) Melepas diaphragm spring.

4) Melepas push rod.

2. Cara Kerja :

a) Cara kerja master silinder : 1) Keadaan normal. Pedal rem belum ditekan Pada posisi ini, piston cup dari piston no 1 berada sedemikian rupa sehingga inlet port dan compression spring selalu  berhubungan dengan tangki master silinder. Piston no 2 berada  pada posisi baut penyetop (stopper bolt) dan posisi cupnya sama dengan posisi piston no 1. 2) Pedal rem diekan Pada saat pedal rem ditekan, piston no 1 bergerak ke depan kemudian cupnya menutup compression spring port. Ini berarti hubungan antara tangki dengan silinder terputus.

Bila piston ditekan terus akan menyebabkan naiknya tekanan di depan piston no 1 yang mana tekanan ini akan menggerakkan piston no 2. Selanjutnya bila pedal rem ditekan terus, kejadian pada piston no 1 juga terjadi pada piston no 2, sehingga di depanya akan timbul tekanan fluida. Kedua tekanan fluida selanjutnya disalurkan ke masing-masing silinder roda. 3) Pedal rem dibebaskan Pada saat pedal rem dibebaskan dengan adanya tenaga  pegas, piston didorong kembali ke belakang. Bersamaan dengan itu minyak rem terdorong mulai dari silinder roda sampai ke tangki melalui inlate port, piston cup spaser, piston cup sebelah luar ke silinder. Apabila minyak sudah penuh didalam silinder maka minyak mengalir ke tangki melalui compensating port.

 b) Cara kerja silinder roda : Bila tekanan hidrolik menekan piston kap, maka piston akan tertekan ke arah luar dikarenakan ujung yang lain dari piston ini  berhubungan dengan sepatu rem, maka sepatu rem akan tertekan ke luar sehingga dapat menekan tombol tromol rem. Jika tekanan pedal rem dilepaskan, piston akan kembali ke posisi semula karena adanya tekanan pegas pada sepatu rem. Pegas yang berada di depan piston kap akan menekan piston kap agar rapat pada pistonnya. Pada tiaptiap silinder roda dilengkapi dengan sebuah baut pembuang angin (bleeder plug) yang berfungsi untuk membuang angin yang berada  pada system rem (saluran-saluran minyak rem).

c) Cara kerja booster rem : 1) Rem tidak dipergunakan Katup udara dihubungkan ke batang operasi katup, dan ditarik ke kanan oleh pegas pembalik katup udara. Katup  pengontrol didorong ke kiri oleh pegas katup pengontrol,

Ini menyebabkan katup udara bersentuhan dengan katup  pengontrol. Karenanya, udara atmosfer yang mengalir melalui elemen pembersih udara dicegah memasuki ruang tekanan variable. Pada kondisi ini katup hampa udara dari badan katup dipisahkan dari katup pengontrol untuk membuka jalan antara saluran A dan saluran B. Karena akan selalu ada hampa udara di ruang tekanan konstan, aka nada pula hampa udara di ruang tekanan variable pada saat ini. Sebagai akibatnya, piston didorong ke kanan oleh pegas diafragma.

Gambar 4. Posisi rem tidak bekerja

2) Rem digunakan Ketika pedal rem ditekan, batang pengoperasian katup mendorong katup udara, sehingga menyebabkan katup udara  bergerak ke kiri. Katup pengontrol, yang didorong melawan katup udara oleh pegas katup pengontrol, juga bergerak ke kiri sampai ia  berhubungan dengan katup hampa udara. Ini menutup bukaan antara saluran A dan B. ketika katup udara bergerak lebih jauh ke kiri, ia bergerak menjauhi katup pengontrol. Kondisi ini membuat udara atmosfer memasuki ruang tekanan variable melalui saluran B (setelah melewati elemen pembersih udara). Perbedaan tekanan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variable membuat  piston bergerak ke kiri, hal ini menyebabkan cakram reaksi (reaction disc) menggerakkan batang pendorong booster ke kiri dan menambah tenaga pengereman.

Gambar 5. Posisi rem bekerja

3) Kondisi menahan Bila pedal rem ditekan setengah, batang pengoperasian katup dan katup udara akan berhenti bergerak tapi piston akan tetap bergerak ke kiri karena ada perbedaan tekanan. Katup pengontrol tetap dihubungkan dengan katup hampa udara oleh pegas katup  pengontrol, tapi ia bergerak bersama dengan piston. Karena katup  pengontrol bergerak ke kiri dan berhubungan dengan katup udara, udara atmosfer dicegah untuk memasuki ruangan tekanan variable, sehingga tekanan pada ruang tekanan variable stabil. Akibatnya ada perbedaan tekanan yang konstan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variable. Karenanya, piston akan berhenti  bergerak dan mempertahankan tenaga pengereman yang sedang  berlangsung.

Gambar 6. Kondisi menahan

4) Kondisi pada dorongan maksimum Bila pedal rem ditekan seluruhnya, katup udara akan bergerak seluruhnya menjauh dari katup pengontrol. Pada kondisi ini, ruang tekanan variable diisi seluruhnya dengan udara atmosfer, dan  perbedaan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variable dibuat maksimum, hal ini membuat efek dorong maksimum bekerja pada piston. Bahkan apabila tenaga tambahan diberikan pada pedal rem, efek dorong pada piston akan tetap tidak berubah, dan tenaga tambahan akan diberikan hanya pada tongkat pendorong booster dan akan dikirimkan sebagaimana adanya ke silinder utama.

Gambar 7. Kondisi dorongan maksimum

5) Kondisi tidak hampa udara Bila sebuah vacuum gagal diberikan pada booster rem atas sebab apapun, maka tidak ada perbedaan tekanan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variable (karena keduanya akan diisi dengan udara atmosfer). Saat booster rem dalam keadaan “off” ,  piston dikembalikak ke kanan oleh pegas diafragma. Namun saat  pedal rem ditekan, batang pengoperasi bergerak ke kiri dan mendorong katup udara, cakram reaksi (reaction disc) dan tongkat  pendorong booster. Ini menyebabkan silinder utama piston memberikan tenaga pengereman pada rem. Pada saat yang sama, katup udara mendorong kunci stopper katup yang dimasukkan ke  badan katup. Sehingga, piston juga akan mengatasi pegas diafragma dan bergerak ke kiri. Maka dengan itu, rem akan tetap fungsional bahkan saat tidak ada hampa udara yang diberikan pada  booster rem. Namun karena booster rem tidak bekerja, pedal rem terasa akan “berat”.

Gambar 8. Kondisi tidak hampa udara

F. Data Praktik : 1. Pemeriksaan master silinder :

a. Pemeriksaan bodi

Keterangan : kondisi bodi master silinder jelek karena terdapat karat pada beberapa bagian.  b. Pemeriksaan seal piston

Keterangan : Masih baik, karena tidak ada kerusakan atau sobek  pada seal piston. c. Pemeriksaan piston

Keterangan : Masih baik, tidak terdapat kerusakan atau keausan.

d. Pemeriksaan return spring

Keterangan : masih baik karena masih dapat memegas.

2. Pemeriksaan silinder roda :

a. Pemeriksaan silinder cup

Keterangan : masih baik, karena tidak ada kerusakan atau sobekan  pada silinder cup.  b. Pemeriksaan piston

Keterangan : Masih baik, tidak terdapat kerusakan atau keausan.

c. Pemeriksaan compression spring

Keterangan : masih baik, karena masih dapat memegas d. Pemeriksaan bodi

Keterangan : Masih baik, tidak ada kerusakan atau karat.

3. Pemeriksaan booster rem :

a. Pemeriksaan rear bodi

Keterangan : kondisi bodi jelek karena terdapat karat di  beberapa bagian.

 b. Pemeriksaan diafragma spring

Keterangan : Masih baik, karena masih dapat memegas. c. Pemeriksaan diafragma

Keterangan : Masih baik, karena tidak ada kerusakan atau sobek pada diafragma. d. Pemeriksaan boot pelindung push rod

Keterangan : Masih baik, tidak ada kerusakan atau sobek  pada boot.

4. Pengukuran : a. Pengukuran komponen master silinder :

1. Pengukuran diameter silinder piston

Hasil : 25,50 mm 2. Pengukuran diameter piston

Hasil : 25,35 mm 3. Pengukuran panjang return spring

Hasil : 52,50 mm

b. Pengukuran komponen silinder roda :

1. Pengukuran diameter silinder piston

Hasil : 19,10 mm 2. Pengukuran diameter piston

Hasil : 19 mm 3. Pengukuran panjang compression spring

Hasil : 34,60 mm

G. Pembahasan : 1. Booster rem

a.  Diaphragma spring Cara kerja : Komponen ini bekerja saat pedal rem mulai dilepaskan, sebagai

pengembali

membran

atau

diafragma

yang

melawan

kevakumann dari selang yang terhubung ke intake manifold. Kondisi dalam keadaan baik. Kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah pegas sudah lemah sehingga daya pengembaliannya berkurang. Jika terjadi hal tersebut maka dilakukan penggantian pegas. b.  Push rod Cara kerja : Push rod bekerja menerima tekanan dari gaya tekan dari  pedal rem. Komponen ini berfungsi menekan booster piston  lalu diteruskan ke diafragma untuk memperkuat tekanan pengereman yang akan diteruskan ke master silinder. Komponen dalam kondisi baik. Kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah push rod sudah aus atau bengkok yang dikarenakan  pengereman penuh secara tiba-tiba. Solusinya adalah penggantian  push rod. c.  Membran Diaphragma Cara kerja : Menerima hisapan kevakuman dari selang yang dihubungkan dengan intake manifold untuk membantu penekanan  pengereman yang dilakukan oleh booster piston yang diteruskan ke master silinder. Kondisi dalam keadaan baik. Kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah membran sobek sehingga kevakuman berkurang dan kekuatan  penekanan akan berkurang. Harus dilakukan penggantian. d. Operating Rod Cara kerja : Menerima tekanan dari tuas pedal rem saat bekerja dan meneruskan tenaganya ke control valve mechanism, booster rem dan master silinder.

Kondisi baik, kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah ulir pengait yang dihubungkan pedal sudah aus. Jika ini terjadi, operating rod harus dilakukan penggantian baru. e.  Brake Booster Body Cara kerja : Menutup komponen yang ada di dalamnya bersih dari kotoran dan debu. Kondisi baik, kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah bodi  booster telah terbuka tepinya, akibatnya komponen yang ada di dalamnya macet tersumbat oleh debu dan mengurangi kinerja  pengereman.  f.

Control Valve Mechanism

Cara kerja : Mencegah udara luar yang masuk ke dalam booster rem, menjaga kebersihan komponen-komponen yang ada di dalam bodi  booster rem. Kondisi baik, jika terjadi kerusakan, udara luar akan masuk dan terjadi masuk angin dan komponen yang ada di dalamnya menjadi kotor dan memperpendek usia komponen  pada sistem pengereman. Jika terjadi kerusakan harus dilakukan penggantian control mechanism valve.

2. Master silinder :

a.  Master Cylinder Piston Cara kerja : Piston bekerja saat pedal rem ditekan, ia menerima tekanan fluida menutup inlet valve yang menuju tangki reservoir sehingga fluida bertekanan diteruskan selang rem roda depan atau roda belakang. Kondisi piston dalam keadaan baik. Kemungkinan kerusakan yang terjadi adalah saat kekurangan fluida rem pada master silinder, akibatnya terjadi baret pada sisi luar piston. Penanganannya adalah dengan selalu memeriksa dan merawat secara rutin sistem rem serta  jumlah pelumas pada tangki reservoir.

b.  Reservoir tanks Cara kerja : Menampung fluida pelumas rem, menyimpan sementara fluida saat inlet valve tertutup pada saat pengereman dilakukan. c.

 Master Cylinder Double Conventional  Cara kerja : Sebagai jalur fluida rem bertekanan dari booster rem. Kondisi

kurang

baik,

piston

kering

sehingga

macet,

karena

kekurangan fluida rem. Bisa disebabkan kurangnya pemeriksaan dan  perawatan sistem rem sehinnga oli rem di tangki reservoir tidak ada.

3. Wheel Cylinder :

a.  Piston. Cara kerja : sebagai akhir langkah pada sistem rem fluida yang  bertekanan menekan piston kemudian piston akan mendorong sepatu rem (brake shoes) sehigga sepatu rem akan menekan drum brake. b. Seal. Cara kerja : menjaga supaya fluida tetap berada di dalam sistem dan menjaga supaya tidak ada udara luar yang masuk ke dalam sistem hidrolik. c. Spring . Cara kerja : membantu mengembalikan posisi piston ke tempat semula.

H. Pemasangan :

a) Langkah pemasangan master silinder yaitu sebagai berikut: 1) Memasang return spring.

2) Memasang piston.

3) Memasang body.

4) Memasang reservoir tank.

 b) Langkah pemasangan silinder roda yaitu sebagai berikut: 1) Memasang compression spring.

2) Memasang piston.

3) Memasang piston cup.

4) Memasang bleeder plug.

c) Langkah pemasangan booster rem yaitu sebagai berikut: 1) Memasang push rod.

2) Memasang diaphragm spring.

3) Memasang diapraghm.

4) Memasang rear body.

I. Kesimpulan :

Setelah selesai praktikum diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengidentifikasi tipe-tipe silinder master, silinder roda dan booster rem 2. Menjelaskan cara kerja silinder master, silinder roda dan booster rem 3. Membongkar dan memasang silinder master, silinder roda dan booster rem 4. Dari hasil praktik yang didapatka dapat diketahui

semua komponen

wheel silinder, master silinder dan booster rem masih baik dan bisa digunakan dan sebaiknya dilakukan perawatan dan pengecekan secara  berkala terutama pada bagian seal karena seal pada master dan wheel silinder merupakan komponen yang sangat penting karena apa bila terjadi kebocoran kerja rem akan terganggu.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF