Laporan Biologi Laut

December 18, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Biologi Laut...

Description

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG BIOLOGI LAUT

Diajukkan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata Kuliah Biologi Laut

OLEH : LA MARDIN I1A115083

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG BIOLOGI LAUT

OLEH : LA MARDIN I1A115083

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017

HALAMAN PENGESAHAN

Judul

: Laporan Lengkap Praktek Lapang Biologi Laut

Laporan Lengkap

: Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata Kuliah Biologi Laut

Nama

: La Mardin

Stambuk

: I1A115083

Kelompok

: III (Tiga)

Jurusan

: Manajemen Sumber Daya Perairan

Fakultas

: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Laporan Lengkap ini Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Mengetahui , Koordinator asisten pembimbing

Muh. Ihsan Hatma, S.Pi

Asisten Pembimbing

La Ode Muh. Ikhwan Guntur, S.Pi

Menyetujui, Koordinator dosen mata kuliah Biologi Laut Prof Ma’ruf Kasim, S.Pi., M.Si P.hD NIP. 197009 26199 903 1002

Kendari , Mei 2017 Tangga pengesahan

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunian-nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Lengkap praktek Lapang biologi laut Perairan. penulis sangat berterima kasih kepada dosen mata kuliah Prof Ma’ruf Kasim dan asisten pembimbing La Ode Muh. Ikhwan Guntur yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan praktek Lapang mata kuliah Biologi Laut. Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusunan laporan ini baik isi, materi, maupun pembahasan laporan praktek Lapng Biologi Laut masih belum sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis dalam penyusunan laporan lengkap Praktek Lapang Biologi Laut.

RIWAYAT HIDUP

La Mardin, lahir tanggal 06 November 1996 di Oihu (Binongko) penulis adalah anak pertama dari dua bersaudarah dari pasangan La Apu dan Wa Minjaena. Riwayat pendidikanya berawal dari SDN Oihu (Binongko) pada tahun 2004 kemudian tamat pada tahun 2009. Tahun 2012 tamat SMP Negeri Satu Atap Oihu, pada tahun 2015 tamat SMA Negeri 2 Binongko. kemudian

melanjutkan sekolahnya di Universitas Halu Oleo Kendari, dengan jalur

SLMPTN dengan jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, sekarang penulis masih melanjutkan SI studinya di program manajemen sumberdaya perairan, penulis sekarang sudah berada semester empat, sampai sekarang masih aktif melanjutkan bidang studinya.

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL............................................................................... i HALAMAN JUDUL................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii KATA PENGANTAR................................................................................ iv DAFTAR ISI................................................................................................ v DAFTAR TABEL....................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................................... 1 B. Tujuan dan Manfaat............................................................................. 2 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Makro Alga (seawead)....................................................................... 5 B. Lamun (seagrass)................................................................................ 7 III. METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat.............................................................................. 8 B. Alat dan Bahan................................................................................... 8 C. Prosedur Kerja.................................................................................... 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Lokasi................................................................................... 10 B. Hasil Pengamatan............................................................................... 18 C. Pembahasan........................................................................................ 24 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan............................................................................................. 25 B. Saran.................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Biologi laut merupakan ilmu yang mempelajari biota laut baik itu tumbuhan maupun hewan, Biologi laut menghuni hampir semua lapisan bagian laut dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut. Perairan pantai juga menentukan segala akan kehidupan biota laut baik perairan pantai berbatu keras, pantai berpasir maupun pantai belumpur. Pada Perairan pantai terdapat berbagai keanekaragaman tumbuhan yang ada salah satunya adalah tumbuhan laut yang memiliki peran yang sangat penting bagi ekosistem laut. Salah satu tumbuhan laut yang sangat perpengaruh pada organisme biota laut adalah lamun dan mangrove, mangrove merupakan salah satu ekosistem langka, karena luasnya hanya 2% permukaan bumi. ekosistem ini memiliki peranan ekologi, sosial-ekonomi, dan sosia-budaya yang sangat penting; misalnya menjaga stabilitas pantai dari abrasi, sumber ikan, udang dan keanekaragaman hayati lainnya, (Setyawan dan Winarno, 2006) padang lamun merupakan tumbuhan yang memiliki akar batang daun sejati. di perairan Indonesia umumnya termasuk padang vegetasi campuran. Ekosistem padang lamun di Indonesia sering di jumpai di daerah pasang surut bawah (inner intertidal) dan subtidal atas (upper subtidal). Dilihat dari pola zonasi lamun secara horizontal, ekosistem lamun terletak diantara dua ekosistem penting yaitu ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem lamun sangat berhubungan erat dan berinteraksi, serta sebagai mata rantai (link) dan sebagai penyangga (buffer) laju endapan sedimentasi dari ekosistem mangrove di pantai menuju ekosistem terumbu karang ke arah laut (Azkab (1999).

Oleh sebab itu, tumbuhan laut seperti lamun dan mangrove memiliki peran yang sangat pentng bagi ekosistem laut terutama pada organisme yang hidup di lingkungan tersebut.

B. Tujuan dan Manfaat Tujunya adalah untuk mengetahui struktur komunitas mangrove dan lamun, jenis mangrove dan lamun serta organisme mangrove dan lamun. Manfaatnya adalah untuk mengetahui jenis organisme apa saja yang berasosiasi di mangrove maupun lamun dan mengindentifikasi masing- masing jenis organisme tersebut.

II. METODE PRAKTEK LAPANG

A. Waktu dan Tempat Praktek lapang ini di laksanakan pada hari Minggu tanggal 7 Mei 2017. Jam 13.00 00. Wita. Bertempat di Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Alat dan Bahan Adapun Alat dan Bahan yang digunakan pada praktek lapang beserta kegunaanya sebagai berikut: Table 1. Alat dan Bahan beserta kegunaanya No Satuan kegunaan A. Alat: - Transek 1x1 Buah Mengambil sampel - Tali Rafia Gulung Membatasi lokasi praktek - Meteran Roll Buah Mengukur stasiun pada ekosistem - Pipa Paralon Buah Mengambil substrat - Kamera Buah Mengambil dokumentasi gambar - Alat Tulis Buah Mencatat hasil pengaamatan o - Termometer C Mengukur suhu perairan - Meteran Jahit cm Mengukur diameter ekosistem B. Bahan : - Lamun Objek yang diamati - Mangrove Objek yang diamati

C. Metode Praktek Adapun metode praktek lapang biologi laut adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan sampel pada ekosistem mangrove: -

menentukan stasiun untuk pengambilan data

-

membuat transek di daerah ekosistem mangrove dengan menggunakan tali rafia dengan ukuran yang telah ditentukan 10m x10m

-

mengamati dan mencatat jenis biota dan jumlah mangrove yang ada didalam stasiun

-

mengambil foto sebagai dokumntasi untuk mengidentifikasi jenisnya.

2. Pengambilan sampel pada ekosistem lamun: -

menentukan stasiun untuk mengambil data

-

dibentangkan stansek garis (meteran) di buat pengamatan (40 m)

-

melakukan pengamatan pada tiap bagian transek kuadrat dengan menghitung jumlah lamun yang berada dalam transek kuadrat.

-

menentukan jenis- jenis lamun, menghitung jumlah tegakan dan kepadatan lamun.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Lokasi Umum Praktek Perairan Tanjung Tiram secara administratif terletak di bagian wilayah Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan yang memiliki luas wilayah ± 23.00 km2 dengan panjang garis pantai ± 1 km. Secara geografi, Desa Tanjung Tiram terletak pada posisi 1220 43- 1220 44, 03, BT dan 40 626, 40, 6 ,46 LS.

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel, Desa Tanjung Tiram Secara administratif Desa Tanjung Tiram mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: 

Sebelah utara berbatasan dengan Desa lalowaru



Sebelah selatan berbatasan dengan Desa puwatu



Sebelah barat berbatasan dengan Laut Banda



Sebelah timur berbatasan dengan Hutan Rakyat Desa Tanjung Tiram

Desa Tanjung Tiram memiliki luas wilayah kurang lebih 23.00 km2 dengan panjang garis pantai kurang lebih 1 km. Daerah ini memiliki dua musim yaitu musim barat dan

musim timur. Musim barat terjadi pada bulan November- Maret dimana angin bertiup dari timur ke barat. Perairan pantai Desa Tanjung Tiram memiliki topografi pantai yang landai dengan substrat dasar perairan berpasir, pasir berlumpur dan pecahan karang.

B. Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan pada praktek lapang biologi laut adalah sebagai berikut: Tabel 3. jenis organisme yang terdapat di daerah mangrove No Jenis mangrove Jumlah individu (ind/m2) 1. Rhyzophora 86,25 2. Bluguera 32,55

Substrat Pasir berlumpur

Tabel 4. jenis organisme yang terdapat di daerah lamun No Jenis lamun Jumlah tegakan (ind/m2) 1. E. Acoroides 516 2. T. hemprichii 1.532 3. H. pinifolia 85,2 4. H. univernis 920 5. H. isoetifolium 785,2 6. H. minor 253,2

C. Pembahasan A. Mangrove Mangrove merupakan sumberdaya alam yang khas dan memiliki fungsi yang strategis di wilayah pesisir pantai tropis. Ekosistem ini paling produktif dan memiliki arti yang penting bagi kehidupan biota laut. Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis dalam mendukung lingkungan fisik dan lingkungan biota sebagai penahan intrusi air laut, penahan angin, penahan gempuran ombak, pengendali banjir dan tempat pembesaran serta perkembangbiakan berbagai macam biota akuatik yang tidak dapat dinilai dengan uang (Ernawati, 2013). Berdasarkan data pengamatan yang kami lakukan di mangrove, yang menggunakan transek 10m x10m Salah satu jenis mangrove yang paling didominasi adalah jenis mengrove Rhyzophora yang memiliki kepadatan yang sangat tinggi dibandigngkan dengan jenis mangrove Bluguera, hal ini sesuai pernyataan (Bismark, 2008), bahwa Jenis yang dominan adalah R. apiculata, di hutan mangrove bagian dalam dengan tanah berlumpur dan sedikit bergambut. Selain itu berdasarkan pernyataan (Zamroi dkk., 2008), bahwa kerapatan pohon mempengaruhi produksi serasah. Semakin tinggi kerapatan pohon, maka semakin tinggi pula produksi serasahnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah kerapatan pohon semakin rendah produksi serasahnya. Biota yang berasosiasi serta mendominasi di ekosistem mangrove biasanya orgnisme dari molusca dan crustacea akan tetapi yang paling mendominasi adalah gastropoda hal ini sesuai pernyataan (Budiman, 1991). Molusca yang penting di kawasan mangrove adalah gastropoda dan merupakan biota yang mendominasi kawasan tersebut.

B. Lamun Lamun merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) hidup dan berkembang baik pada lingkungan perairan laut dangkal, estuaria dengan kadar garam tinggi, daerah yang selalu mendapat genangan air laut ataupun terbuka saat air surut. Pada umumnya ditemukan pada substrat pasir, pasir berlumpur, lumpur lunak dan pecahan karang. Ekosistem padang lamun memberikan habitat bagi berbagai makorganisme dan mikroorganisme laut. Kelimpahan dan keanekaragaman Organisme yang hidup di padang lamun umumnya tinggi dibanding dengan dengan habitat lain. Salah satu faktor ketertarikan organisme untuk menetap di lingkungan tersebut adalah padang lamun tergolong habitat yang produktif, sehingga mampu menyediakan makanan untuk kelangsungan hidup organisme yang berasosiasi. selain itu sangat baik sebagai tempat berlindung dan sebagai daerah asuhan dalam siklus hidup kelompok hewan maupun tumbuhan tersebut (Tomasciket al. 1997). Biota yang berasosiasi pada ekosistem lamun dan paling mendominasi biasanya dari filum echinodermata dan molusca hal ini sesuai pernyataan (indrawan dkk., 2016), bahwa biota asosiasi padang lamun adalah jenis molusca dan echinodermata.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A . Kesimpulan Adapun kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. mangrove memiliki struktur komunitas sangat besar pengaruhnya pada perairan karena perananya sebagai tampat melindungi garis pantai dari hembuasan ombak serta sebagai tempat habitat, perkembangbiakan, mencari makanan bagi organisme, 2. jenis mangrove yang paling dominan adalah rhyzophora 3. kemudian organisme yang berasosiasi adalah jenis organisme gastropoda. Sedangkan untuk lamun adalah sebagai berikut: 1. lamun memiliki struktur komunitas yang sangat besar pengaruhnya pada perairan karena sebagai tempat habitat bagi organisme baik mikroorganisme maupun makroorganisme serta menyediakan makanan untuk kelangsungan hidupnya, 2. jenis lamun yang paling dominan adalah enhalus acoroides, 3. kemudian jeni organisme yang berasosiasi adalah jenis organisme molusca dan echinodermata.

B. Saran Saran saya adalah di perairan tanjung tiram memiliki banyak keanekaragaman jenis ekosistem terutama mangrove dan lamun yang sangat penting bagi kehidupan, maka dari itu mari kita jaga dan lindungi ekosistem tersebut dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, M. dan Nimatuzahroh., 2000. Perubahan suksesif biota decomposer dalam proses dekomposisi serasah mangrove. Jurnal Penelitian Medika Eksakta 1 (1): 33-44. Bismark M, Subindonoe, Heriyanto N M., 2008. Keragaman dan potensi jenis serta dengan karbe hutan mangrove di sungai sebela siberut, Sumatera barat. Jurnal penelitian hutan dan konservasi alam, Vol V No.3 : 279-306. Budiman., 1991. Ekologi Perairan Delta Wulan Jawa Tengah, Kolerasi Sebaran Gastropoda dan Bahan Organik Dasar Di Kawasan Mangrove. Ilmu kelautan. Vol.11(4): 216220. Ernawati, SK, Niartiningsih A, Nessa M N, Omar S B A., 2013. Suksesi makrozoobentos di hutan mangeove alami dan rehabilitas di kabupaten sinjai sulawesi selatan. Indrawani G S.Yusup D S. Ulinuhad., 2016. Asosiasi Makrozoobentos pada lamun dipantai merta segera sanur, bali. jurnal: 11-16. Priosambodo D., 2007. Sebaran jenis – jenis lamun di Sulawesi selatan. Published in Jurnal Bionature Vol. 8 No. 1 (8-17). Sediadi A. 1991. Pengaruh hutan bakau terhadap sedimentasi di Pantai Teluk Jakarta. Prosiding Seminar IV Ekosisitem Mangrove. Jakarta, Panitia Nasional Program MAB-LIPI. Tomascik T M A J. Nontji A. Moosa M K. 1997. The Ecology of the Indonesian Seas. Part Two. The Ecology of Indonesia Series. Volume VIII. Zamroni Y, Rohyani I S., 2008. Produksi Serasah Hutan Mangrove di Perairan Pantai Teluk Sepi, Lombok Barat. Biodiversitas Vol 9, No. 4 Hal :284- 287.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF