LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

March 20, 2018 | Author: Indah Kesuma Dewi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

vibrio...

Description

LAPORAN BAKTERIOLOGI PEMERIKSAAN Vibrio cholerae

OLEH KELOMPOK 1 MADE INDAH KESUMA DEWI

(PO7134011001)

A.A.PT SINTYA DARMAYANI

(PO7134011017)

KOMANG BAYU HENDRAWAN (PO7134011019) NI WAYAN NENIK PRAYANTI

(PO7134011021)

NI KETUT SUTARIASIH

(PO7134011041)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, 21 Juni 2012

Praktikan

Made Indah Kesuma Dewi

P07134011001 (

)

A.A. Pt. Sintya Darmayani

P07134011017 (

)

Komang Bayu Hendrawan

P07134011019 (

)

Ni Wayan Nenik Prayanti

P07134011021 (

)

Ni Ketut Sutariasih

P07134011041 (

)

Pembimbing Praktikum

(

)

Penanggung Jawab Mata Kuliah Bakteriologi

( Nyoman Mastra, SKM., S.Pd., M.Si)

BAB I PENDAHULUAN Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik . Bakteri terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran pernafasan dan pada seluruh permukaan yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal. Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air laut, dan tanah. Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang relatif tinggi. Sebagian besar juga bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰.

Terdapatnya bakteri pathogen Vibrio di perairan laut menandakan adanya kontak dengan buangan limbah industri dan rumah tangga seperti tinja manusia atau sisa bahan makanan lainnya, di mana bakteri tersebut secara langsung akan tumbuh dan berkembang bila kondisi perairan tersebut memungkinkan. Selanjutnya dari keadaan ini kemudian akan berpengaruh terhadap biota perairan dan akhirnya pada manusia. Penyakit saluran pencernaan akut yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai gejala dalam bentuknya yang berat dengan onset yang tiba-tiba, diare terus menerus, cair seperti air cucian beras, tanpa sakit perut, disertai muntah dan mual di awal timbulnya penyakit. Pada kasus-kasus yang tidak diobati dengan cepat dan tepat dapat terjadi dehidrasi, asidosis, kolaps, hipoglikemi pada anak serta gagal ginjal. Infeksi tanpa gejala biasanya lebih sering terjadi daripada infeksi dengan gejala. Gejala ringan dengan hanya diare, umum terjadi, terutama dikalangan anak-anak. Pada kasus berat yang tidak diobati (kolera gravis), kematian bisa terjadi dalam beberapa jam, dan CFR-nya bisa mencapai 50 %. Dengan pengobatan tepat, angka ini kurang dari 1 %. Berdasarkan uraian diatas maka pada praktikum ini dilakukanlah pemeriksaan Vibrio cholera yang dimana bakteri tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyakit cholera pada manusia. Kolera adalah penyakit yang menyerang saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman vibrio cholerae.. Diagnosa ditegakkan dengan mengisolasi Vibrio cholera dari serogrup O1 atau O139 dari tinja. Jika pemeriksaan ditunda dapat digunakan media Cary Blairt untuk membawa atau menyimpan spesimen apus dubur (Rectal Swab). 1.1 Rumusan Masalah 1.1.1 Bagaimana teknik pemeriksaan Vibrio cholerae ? 1.1.2 Bagaimanakah hasil pemeriksaan Vibrio cholerae?

1.2 Tujuan 1.2.1 Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Vibrio cholerae sampel rectal swab

1.2.2 Untuk mengetahui hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan Vibrio cholerae pada sampel rectal swab.

1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat teoritis Agar dapat menambah wawasan mahasiswa dan pembaca dalam bidang mikrobiologi serta mahasiswa dapat menggunakannya sebagai referensi metode perhitungan bakteri.

1.3.2 Manfaat praktis Mahasiswa dapat melaksanakan teknik pemeriksaan kuman patogen pada saluran pencernaan dengan menggunakan metode pemeriksaan rektal swab pada pasien.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyakit Kolera Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai

muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. (Tjaniadi,2003) Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.(Tjaniadi,2003) Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami. (Tjaniadi,2003) Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah : •

Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.



Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.



Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.



Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.



Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.



Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.



Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tandatandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung,

hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian. (Tjaniadi,2003) 2.2 Bakteri Vibrio sp. • Bakteri Vibrio Klasifikasi Vibrio Kingdom

: Eubacteria

Divisi

: Bacteri

Class

: Schizomycetes

Ordo

: Eubacteriales

family

: Vibrionaceae

Genus

: Vibrio

Spesies

: Vibro anguillarum, Vibrio vulnificus, Vibrio salmonicida, Vibrio

hollisae, Vibrio alginolyticus, Vibrio damsel, Vibrio cholera Vibrio fluvialis, V. parahaemolyticus , dan Vibrio mimicus (Thompson,2004) •

Vibrio sp dalam TCBS agar (Thompson,2004) Contoh bakteri yang dapt tumbuh pada agar TCBS beserta karakteristiknya : V. cholerae

: Kuning koloni.

V. parahaemolyticus

: Blue berpusat hijau koloni.

V. mimicus, V. damsela : hijau koloni. V. vulnificus

: Hijau (85%) atau kuning (15%).

V. hollisae

: Hijau (pertumbuhan yang sangat miskin).

• Morfologi dan Identifikasi Ciri khas organisme Vibrio Secara umum, morfologi atau struktur tubuh dari bakteri Vibrio bila diisolir dari faeces penderita atau dari biakkan yang masih muda adalah batang bengkok seperti koma, tetapi akan berbentuk batang lurus bila diambil atau didapat dari biakan yang sudah tua. (Melnick,1996)

Mempunyai sifat Gram negatif dengan ukuran 1 – 3 x 0,4 – 0,6 µm tetapi ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa Vibrio berukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3 – 1,3) µm. (Melnick,1996)

Gambar bakteri Vibrio cholera

Biakan Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies Vibrio, maka bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni yang tumbuh pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada suhu kamar (30°C). TCBS adalah media yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja, dimana sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-hijau (sukrosa negatif). (Jawetz, dkk. 2005). Dari hasil penelitian terhadap isolat bakteri Vibrio sp, ditemukan enam spesies bakteri patogen Vibrio sp, yaitu : a. Vibrio Anguillarum Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan H2S negatif. (Jawetz, dkk. 2005). b. Vibrio alginolyticus. Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa,

laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif. (Jawetz, dkk. 2005). c. Vibrio cholera Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif. (Jawetz, dkk. 2005). d. Vibrio salmonicida Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif. (Jawetz, dkk. 2005). e. Vibrio vulnificus. Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif. (Jawetz, dkk. 2005). f. Vibrio parahaemolyticus. Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni berwarna hijau tua. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif. Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri halofilik Gram negatif.Bakteri ini tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw 0.94 – 0.99.Pertumbuhan berlangsung cepat pada kondisi suhu optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10 menit.Seafood yang merupakan produk hasil laut, memberikan semua kondisi yang dibutuhkan oleh Vp untuk tumbuh dan berkembang biak: keberadaan garam, nutrien yang baik serta pH dan aw yang cocok sehingga Vp sering terdapat sebagai flora normal di dalam seafood. Mereka terkonsentrasi dalam saluran pencernaan moluska, seperti kerang, tiram dan mussel yang mendapatkan makanannya dengan cara mengambil dan menyaring air laut .Strain Vp patogen merupakan penyebab penyakit gastroenteritis yang disebabkan oleh produk hasil

laut ( seafood ), terutama yang dimakan mentah, dimasak tidak sempurna atau terkontaminasi dengan seafood mentah setelah pemasakan. Gastroenteritis berlangsung akut, diare tiba-tiba dan kejang perut yang berlangsung selama 48 – 72 jam dengan masa inkubasi 8 – 72 jam. Gejala lain adalah mual, muntah, sakit kepala, badan agak panas dan dingin. Pada sebagian kecil kasus, bakteri juga menyebabkan septisemia. Sejak tahun 1997, jumlah kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) yang disebabkan oleh Vp meningkat secara tajam di berbagai kawasan dunia.Terjadinya KLB ini telah teridentifikasi disebabkan oleh konsumsi seafood terutama tiram ( oyster ) mentah yang terkontaminasi oleh Vp.Sejak tahun 1997 tersebut, maka seafood terutama tiram dianggap sebagai jenis pangan yang penting diwaspadai dari aspek keamanan pangan.Strain Vp patogen penyebab gastroenteritis sangat beragam.Strain Vp patogen dengan serotype O3:K6 sejak tahun 1996 muncul menjadi sumber patogen baru penyebab keracunan pangan. Kasus keracunan karena Vp lebih banyak terjadi pada musim panas.Kondisi ini berkorelasi positif dengan prevalensi dan jumlah kontaminasi Vp pada sampel seafood lingkungan yang juga meningkat dengan meningkatnya suhu perairan.Tingkat salinitas air laut juga berpengaruh pada tingkat kontaminasi. Teknik analisis berpengaruh pada tingkat prevalensi dan tingkat isolasi Vp dari seafood. Untuk pengendalian tingkat kontaminasi didalam seafood, diperlukan pemilihan metode analisis yang lebih sensitifitas dengan waktu deteksi yang lebih cepat.Teknik analisis berdasarkan deteksi gen (tlh, tdh dan/atau trh) memberikan hasil yang lebih akurat untuk mendeteksi strain patogen dibandingkan dengan teknik MPN-konvensional yang berdasarkan pada reaksi biokimiawi. Pada sampel seafood dari lingkungan dan pasar ritel, Vp patogen hanya terdeteksi dalam jumlah rendah (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF